• Tauhid adalah amalan yang paling Allah cintai, sebaliknya syirik, yaitu
menyekutukan الل َّ َهdalam beribadah, adalah amalan yang sangat الل ّ َ َهmurkai. الل ّ َ َهtidak
mengampuni dosa syirik besar, sehingga apabila seseorang meninggal membawa syirik
besar akan kekal di neraka dan tidak ada harapan masuk ke surga الل ّ َ َهdan ini adalah
kerugian sebesar-besarnya.
• الل َّ َهberfirman:
Sesungguhnya الل َّ َهtidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain bagi
siapa yang dikehendaki (QS. An-Nisa: 48)
• Allah juga berfirman:
Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan الل ّ َ َهmaka الل ّ َ َهmengharamkan baginya surga
dan tempat kembalinya adalah neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang
dzolim (QS. Al-Maidah: 72)
Maka berhati-hatilah terhadap dosa yang satu ini ini terkadang seseorang terjerumus
ke dalamnya sedangkan dia tidak menyadarinya. Bentengilah diri dengan perisai ilmu
agama, belajarlah, dan berdoalah kepada الل ّ َ َهdengan sejujur-jujurnya.
• Syirik adalah dosa besar yang dapat membatalkan amal seseorang. الل ّ َ َه
berfirman:
ِ ع َمل َُك َولَتَك ُْون َ ّ َن ِم َن ال
)65( ْخٰس ِريْ َن َ حبَ َط ّ َن َ َولَقَ ْد ا ُ ْو ِح َي اِل َي ْ َك َواِل َى ال ّ َ ِذي ْ َن ِم ْن قَبْلِ َكۚ لَىِٕ ْن ا َْش َرك
ْ َْت ل َي
)66( الش ِك ِريْ َن
ٰ ّ َاعبُ ْد َوك ُْن ِ ّم َن ْ ف ه ٰ
َّ ل ال لِ َ ب
"Dan sungguh-sungguh telah diwahyukan kepadamu wahai Muhammad dan orang-orang
sebelummu bahwa apabila kamu berbuat syirik maka sungguh akan batal amalanmu dan
jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi, maka sembahlah الل ّ َ َهsaja dan jadilah
kamu termasuk orang-orang yang bersyukur (QS. Az-Zumar: 65-66)
Dalam ayat ini, disebutkan seorang Nabi pun akan batal amalannya apabila Ia berbuat
syirik.
• Oleh karena itu jagalah amalan-amalan yang sudah kita tabung bertahun-
tahun, jangan biarkan amalan hilang begitu saja karena kejahilan terhadap tauhid &
syirik, terkadang sebuah perbuatan yang kita anggap biasa saja bisa menghancurkan
amalan sebesar gunung dan belum tentu ada waktu untuk menabung kembali.
• Orang yang berbuat syirik & meninggal dunia tanpa bertaubat terlebih
dahulu maka dosa syirik tidak akan diampuni. Namun, apabila dia bertaubat sebelum
meninggal, maka Allah akan mengampuni sebesar apapun dosanya.
• Taubat nasuha mencakup 3 syarat berikut:
1. Menyesal
2. Meninggalkan perbuatan tersebut
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi
• Allah ﷻberfirman:
Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri
dengan berbuat dosa! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha
Penyayang” (QS Az-Zumar: 53)
• Rasulullah ﷺbersabda:
Sesungguhnya الل َّ َهmenerima taubat seorang hamba selama ruh belum sampai di
tenggorokan (HR. At-Tirmidzi & Ibnu Majah dari Abdullah Ibnu Umar dan di hasankan
oleh Syeikh Al Albani rahimahullah)
• Para sahabat Nabi ﷺtidak semua lahir dalam keadaan islam bahkan
banyak di antara mereka yang masuk islam setelah sudah besar. Supaya tidak
terjerumus kembali ke dalam kesyirikan maka seseorang harus mempelajari tauhid dan
jenis-jenis kesyirikan serta memahaminya dengan baik sehingga dapat menjauhi
perbuatan syirik.
• Makna tauhid:
Secara bahasa: mengesakan.
Secara istilah: mengesakan الل َّ َهdi dalam beribadah.
Seseorang tidak disebut bertauhid sebelum ia meninggalkan peribadatan kepada selain
الل ّ َ َهseperti berdoa, bernadzar, menyembelih untuk selain kepada الل ّ َ َه.
Apabila seseorang beribadah kepada الل ّ َ َهdan menyerahkan sebagian ibadah kepada selain
الل ّ َ َهsiapapun dia baik kepada seorang Nabi, malaikat, atau selainnya, maka ini yg
dinamakan syirik, yaitu menyekutukan الل ّ َ َهdalam beribadah.
• Allah berfirman:
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali Dzat yang telah menciptakanku”
(Az Zukhruf: 26-27)
• Rasulullah صلى الله عليه وسلمbersabda:
Barangsiapa yang mengatakan Laa Illaha Ilallah dan mengingkari segala sesuatu yg
disembah selain Allah, maka haram harta & darahnya (artinya tidak boleh diganggu),
dan perhitungannya (hisabnya) adalah atas ( الل ّ َ َهHR. Muslim)
• Rukun kalimat tauhid Laa Ilaha Ilallah:
1. Nafi/pengingkaran
Pada kalimat ‘Laa Ilaha’ artinya tidak ada Tuhan yang berhak disembah, maknanya
mengingkari tuhan-tuhan selain الل َّ َه.
2. Itsbat/Penetapan
Itsbat pada kalimat ‘Ilallah’ artinya kecuali الل ّ َ َه, maksudnya adalah menetapkan الل َّ َه
sebagai satu-satunya sesembahan.
• Allah adalah Dzat yang memberikan manfaat & mudhorot. Disaat Allah
mengehendaki untuk memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak akan ada yg bisa
mencegahnya, dan sebaliknya ketika Allah menghendaki untuk menimpakan musibah
kepada seseorang maka tidak akan ada yg bisa menolaknya.
• Keyakinan tersebut melazimkan kita sbg seorang muslim untuk hanya
bergantung & merasa cukup dengan Allah semata dalam usaha mencari manfaat &
menghindari mudharat seperti dalam mencari rejeki, keselamatan, kesembuhan dari
penyakit serta sekali-kali tidak bergantung kepada benda-benda yang dikeramatkan
seperti jimat, wafak, susuk, dan sejenisnya
• Rasulullah ﷺbersabda:
“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat) dan semisalnya maka ia telah
berbuat syirik” (HR. Ahmad bin Hambal dishahihkan Syeikh Al-Albani)
• Apabila seseorang meyakini bahwa suatu barang sebagai sebab maka ia
telah berbuat syirik kecil karena dia telah menjadikan sesuatu yg bukan sebab
sebagai sebab padahal yang berhak menentukan sesuatu sebagai sebab adalah Dzat yang
menciptakannya yaitu الل ّ َ َه سبحانه و تعالى
• Dosa syirik kecil tetap lebih besar daripada dosa-dosa besar seperti
dosa zina membunuh dll
• Kemudian apabila seseorang meyakini bahwa suatu barang memberikan
manfaat & mudharat maka ini adalah termasuk perbuatan syirik besar yang
mengeluarkan seseorang dari Islam
• Ar-Ruqyah adalah bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya
sembuh. Bacaan ini diperbolehkan selama tidak ada kesyirikannya.
• Diriwayatkan dari auf bin malik radiyallahuanhu:
Kami dahulu meruqyah di zaman jahiliyah, maka kami bertanya kepada Rasulullah, "ya
Rasulullah apa pendapatmu mengenai ruqyah ini?"
Rasulullah bersabda, "Perlihatkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, sesungguhnya
ruqyah tidak mengapa selama tidak ada kesyirikan (HR. Muslim)
• Ruqyah yang tidak ada kesyirikan adalah seperti ruqyah dari ayat-ayat
Al-Qur'an, dari doa-doa yang diajarkan Nabi, dan ini lebih utama, atau dengan doa-
doa yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa arab atau selain
bahasa arab.
• Hendaknya yang meruqyah atau yang di ruqyah meyakini bahwa ruqyah hanya
sebab semata tidak berpengaruh dengan sendirinya dan tidak boleh seseorang
bertawakal kepada sebab tersebut.
Seorang muslim mengambil sebab dan bertawakal kepada Dzat yang menciptakan sebab
tersebut yaitu Allah.
• Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah jampi-jampi/bacaan yang
mengandung permohonan kepada selain Allah, baik kepada jin, wali atau selainnya.
Biasanya disebutkan disitu nama-nama mereka, tidak jarang jampi-jampi seperti ini
dicampur dengan ayat-ayat Al Quran atau dengan nama-nama Allah سبحانه و تعالىatau
dengan kalimat yang berasal dari bahasa Arab dengan tujuan mengelabui orang-orang
yang jahil & tidak tau
• Ruqyah yang mengandung kesyirikan telah dijelaskan oleh Rasulullah
dalam sabda beliau:
Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat dan pelet adalah syirik (HR. Abu Daud dan
Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syeikh Al Albani Rahimahullah)
Halaqah 12 - Berdoa kepada selain الل َّ َه سبحانه و تعالىadalah syirik besar (18/1/22)
Syafaat adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat
• Allah سبحانه و تعالىdan Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang
adanya syafaat pada hari kiamat di antara bentuknya adalah bahwasanya Allah ﷻ
mengampuni seorang muslim dengan perantara doa orang yang telah Allah ﷻizinkan
untuk memberikan syafaat
• Syafaat akhirat harus kita imani & kita berusaha untuk meraihnya.
Adapun modal utama untuk meraih syafaat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang
dari kesyirikan
• Rasulullah bersabda ketika beliau mengabarkan tentang bahwasanya beliau
memiliki syafaat pada hari kiamat:
Syafaat itu akan didapatkan InsyaAllah oleh setiap orang yang mati dari umatku yang
tidak menyekutukan Allah سبحانه و تعالىsedikitpun (HR. Muslim)
• Merekalah orang-orang yang Allah ridhoi karena ketauhidan yang mereka
miliki. Allah سبحانه و تعالىberfirman:
Dan mereka (yaitu para Nabi, para malaikat dan juga yang lain) tidak memberikan
syafaat kecuali bagi orang-orang yang Allah ridhoi (QS. Al Anbiya: 28)
• Syafaat di akhirat berbeda dengan syafaat di dunia, karena seseorang
pada hari kiamat tidak bisa memberi syafaat bagi orang lain kecuali setelah
diizinkan oleh Allah, meskipun ia adalah seorang Nabi atau seorang malaikat
sekalipun. Sebagaimana firman Allah:
Tidaklah ada yang memberikan syafaat di sisi Allah kecuali dengan izin-Nya (QS. Al
Baqarah: 255)
• Oleh karena itu permintaan syafaat hanya ditujukan kepada Allah, Dzat
yang memilikinya. Seperti seseorang mengatakan di dalam doanya "Ya Allah aku
meminta syafaat Nabi-Mu" inilah cara meminta syafaat yang diperbolehkan bukan
dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad seperti mengatakan "Ya Rasulullah
berilah aku syafaatMu" atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada makhluk
dengan maksud meraih syafaaatnya, cara seperti ini adalah cara yang dilakukan oleh
orang-orang musyirikin zaman dahulu. Allah berfirman:
Dan mereka menyembah kepada selain Allah sesuatu yang tidak memudharati mereka dan
tidak pula memberikan manfaat dan mereka berkata mereka adalah pemberi syafaat bagi
kami di sisi Allah. Katakanlah, apakah kalian akan mengabarkan kepada Allah sesuatu
yang Allah tidak ketahui di langit maupun di bumi Maha Suci Allah dan Maha Tinggi
dari yang mereka sekutukan (QS. Yunus: 18)
Orang shalih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allah baik dalam hal
akidah, ibadah maupun muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi
Allah.
• Sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk mencintai mereka, kita
juga diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka di dalam berbuat kebaikan. Berteman
dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan. Membaca perjalanan hidup
mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati, menghormati mereka adalah
diperintahkan selama masih dalam batas-batas yang diizinkan agama. Namun berlebih-
lebihan terhadap orang shalih seperti mendudukkan mereka di atas kedudukannya
sebagai manusia, atau menyifati mereka dengan sifat-sifat yang tidak pantas kecuali
untuk Allah, maka ini hukumnya haram dan tidak diperbolehkan menurut agama karena
hal ini dapat menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah
kepada selain Allah.
• Mencintai Rasulullah melebihi cinta kita kepada kedua orang tua, anak
dan semua manusia adalah sebuah kewajiban dalam beragama, sebagaimana disebutkan di
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al Bukhori dan Muslim:
Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih dia cintai daripada
orang tuanya anaknya dan seluruh manusia (HR. Bukhori Muslim)
• Namun Beliau ﷺmelarang kita berlebih-lebihan terhadap beliau yaitu
dengan mendudukkan beliau diatas kedudukan beliau yang sebenarnya sebagai seorang
hamba Allah ﷻdan seorang Rasul-Nya. Beliau bersabda:
Janganlah kalian berlebih-lebihan terhadapku, sebagaimana orang-orang Nasrani
berlebih-lebihan terhadap Isa bin Maryam, sesungguhnya aku adalah hamba-Nya maka
katakanlah hamba Allah dan Rasul-Nya (HR. Bukhori)
• Beliau adalah seorang hamba maka tidak boleh disembah dan beliau adalah
seorang Rasul maka tidak boleh dicela dan diselisihi. Apabila berlebih-lebihan
terhadap sebaik-baik manusia, yaitu Rasulullah, saja tidak diperbolehkan maka
bagaimana dengan yang lain. Di antara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan terhadap
orang shalih) adalah meyakini bahwa mereka mengetahui ilmu ghoib atau membangun
diatas kuburan mereka atau beribadah kepada Allah di samping kuburan mereka dan
yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka.
Sihir bermacam-macam jenisnya. Sihir yang merupakan kesyirikan adalah sihir yang
terjadi dengan meminta pertolongan kepada setan padahal setan tidak akan menolong
seseorang kecuali setelah melakukan perkara yang dia ridhoi yaitu kufur kepada الل ّ َ َه
سبحانه و تعالىdengan menyerahkan sebagian ibadah kepada setan tersebut atau dengan
menghina Al Quran atau dengan mencela agama dan sebagainya. الل َّ َه سبحانه و تعالى
berfirman:
Dan bukanlah Sulaiman yang kafir akan tetapi setan-setanlah yang kafir mereka
mengajarkan sihir kepada manusia (QS. Al Baqarah: 102)
Rasulullah ﷺbersabda:
Jauhilah 7 perkara yang membinasakan, para sahabat bertanya, ya Rasulullah apakah 7
perkara tersebut? Maka beliau ﷺmenyebutkan 7 perkara yang pertama adalah syirik
kepada الل َّ َهkemudian yang kedua adalah sihir (HR. Al Bukhori & Muslim)
• Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati bila
dia tidak bertaubat sebagaimana telah dicontohkan para sahabat Nabi ﷺ. Adapun yang
berhak melakukan hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah bukan individu-
individu.
• Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan bahkan sebagian
ulama menghukumi pelakunya keluar dari islam demikian pula meminta supaya
disihirkan juga perbuatan yang haram karena Rasulullah ﷺmengabarkan bahwa bukan
termasuk pengikut Beliau ﷺorang yang melakukan sihir dan yang minta disihirkan
sebagaimana dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Al Bazar di dalam musnadnya
dan dishahihkan oleh Syeikh Al Albani Rahimahullah.
• Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari
sihir diantaranya adalah dengan menjaga dzikir dzikir yang disyariatkan seperti
dzikir pagi & petang, dzikir dzikir setelah sholat 5 waktu, dzikir akan tidur, mau
makan, masuk rumah, keluar rumah, masuk kamar kecil, keluar dari kamar kecil, dan
lain sebagainya.
• Selain itu juga membersihkan diri dan rumah dari perkara-perkara yang
membuat setan ridho seperti jimat-jimat, musik, gambar-gambar makhluk bernyawa dan
lain-lain. Apabila qodarullah terkena sihir maka hendaknya bersabar merendahkan
diri kepada الل ّ َ َه سبحانه و تعالىmemohon darinya kesembuhan dan berpegang dengan rukyah-
rukyah yang disyariatkan. Serta jangan sekali-kali berusaha menghilangkan sihir
dengan meminta bantuan jin, baik secara langsung maupun lewat dukun paranormal dan
yang semisal dengan mereka.
Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghoib, yang tidak diketahui
oleh kebanyakan manusia, seperti mengetahui barang yang hilang dan pencurinya,
mengetahui ramalan nasib, dan lain lain. Dia mengaku mengetahui hal-hal tersebut
dengan cara-cara tertentu seperti dengan melihat bintang, menggaris di tanah,
melihat air di mangkok, dan lain-lain. Dengan cara ini para dukun memakan harta
manusia.
• Perdukunan dengan namanya yang macam-macam adalah perkara yang
diharamkan dalam agama Islam. Ilmu ghoib yang mereka akui pada hakikatnya adalah
kabar dari jin yang mereka mintai bantuan, sedangkan cara-cara tersebut hanya untuk
menutupi kedoknya sebagai seorang yang meminta bantuan jin & setan. Iblis sudah
berjanji akan menyesatkan manusia dan menyeret mereka bersamanya ke dalam neraka.
Iblis dan keturunannya tidak akan membantu sang dukun kecuali apabila dukun
tersebut kafir kepada الل َّ َه سبحانه و تعالى. Oleh karena itu para ulama menghukumi dukun
sebagai orang yang kafir dengan sebab ini. Adapun harta yang ia dapatkan dari
pekerjaan ini adalah harta haram. Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar, maka
sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi ﷺdi dalam hadits yang shahih bahwa para jin
bekerja sama untuk mencuri kabar dari langit, apabila mendengar sesuatu maka jin
yang diatas akan mengabarkan kepada jin yang dibawahnya dan seterusnya sehingga
sampai ke telinga dukun (HR. Bukhari No. 4800)
Terkadang jin terkena lemparan bintang sebelum ia sempat menyampaikan kabar yang ia
dengar dan terkadang sempat menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang.
Kabar sedikit yang sampai ini, akan ditambah-tambahi oleh dukun tersebut dengan
kedustaaan yang banyak, apa yang benar terjadi sesuai dengan yang ia kabarkan akan
dijadikan alat mencari pembenaran dan kepercayaan dari manusia.
• Orang Islam dilarang sekali-kali datang ke dukun dengan maksud meminta
bantuan kepada dukun tersebut bagaimanapun susahnya keadaan dia. Rasulullah صلى الله
عليه وسلمbersabda:
Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun kemudian membenarkan apa yang dia ucapkan
maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad ( ﷺHR. Abu Daud,
At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syeikh Al Albani Rahimahullah)
• Di dalam hadits lain, beliau صلى الله عليه وسلمmengatakan:
Barangsiapa mendatangi dukun kemudian bertanya kepadanya tentang sesuatu maka tidak
diterima darinya shalat selama 40 hari (HR. Muslim)
Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendatangi dukun tidak sampai
mengeluarkan seseorang dari Islam, namun kedua hadits tersebut cukup menunjukkan
besarnya dosa orang yang mendatangi dukun.
At Tathayyur atau merasa sial dengan sesuatu adalah merasa akan bernasib sial
karena melihat atau mendengar kejadian tertentu seperti melihat tabrakan atau orang
berkelahi atau yang semisalnya. Kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi
mengerjakan hajatnya seperti bepergian, berdagang dan lain lain.
• At Tathayyur termasuk syirik kecil, apabila perasaan tersebut diikuti
Rasulullah صلى الله عليه وسلمbersabda:
Barangsiapa yang at thiyarah menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka
dia telah berbuat syirik (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syeikh Al Albani
Rahimahullah)
• Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal
ini dinafikkan dan diingkari oleh Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:
Dan tidak ada thiyarah (HR. Al Bukhori & Muslim)
maksudnya, thiyarah ini adalah hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan
berpengaruh terhadap takdir الل َّ َه سبحانه و تعالى. Oleh karena itu, seorang muslim tidak
boleh mengikuti was was setan ini dan hendaknya dia memiliki keyakinan yang kuat
bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan dan keburukan adalah
dengan takdir الل ّ َ َه سبحانه و تعالىsemata.
Seorang mukmin hendaknya yakin bahwa tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali
الل ّ َ َه سبحانه و تعالىdan tidak melindungi dari keburukan kecuali الل ّ َ َه سبحانه و تعالى, hanya
bertawakal kepada الل َّ َهsemata dan berbaik sangka hanya kepada الل ّ َ َه. Apabila datang
perasaan was was tersebut maka hendaknya segera dihilangkan dengan tawakal dan
tetaplah dia melaksanakan hajatnya, apa yang terjadi setelah itu adalah takdir الل ّ َ َه
سبحانه و تعالىsemata.
• Adapun at tafa’ul, maka diperbolehkan dalam agama kita, tafa’ul artinya
adalah berbaik sangka kepada الل َّ َهkarena mendengar atau melihat sesuatu. Dahulu Nabi
ﷺsering bertafa’ul seperti ketika terjadi perjanjian hudaibiyah utusan Quraisy
saat itu bernama suhail, suhail adalah bentuk tashghir atau pengecilan dari sahl
yang artinya adalah mudah, maka beliau pun berbaik sangka kepada الل ّ َ َهbahwa
perjanjian ini akan membawa kemudahan dan kebaikan bagi umat Islam, maka benarlah
persangkaan beliau ﷺ, Allah سبحانه و تعالىsetelah itu, yaitu setelah perjanjian
hudaibiyah, membuka pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.
Halaqah 18 - Meramal nasib dengan bintang (26/1/22)
Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan baik
oleh yang berbicara maupun yang diajak bicara. Kalau bahasa Arab maka menggunakan
huruf و ب ت, adapun bahasa Indonesia maka menggunakan kata demi.
• Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama الل ّ َ َهsemata misalnya dengan
mengatakan Wallahi/demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi/demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya dan lain-lain. Adapun makhluk bagaimanapun agungnya dimata
manusia maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya misalnya dengan mengatakan
demi Rasulullah, demi ka’bah, demi jibril, demi langit dan bumi, demi bulan dan
bintang dan lain-lain ini semua termasuk jenis pegagungan terhadap makhluk yang
terlarang. Rasulullah ﷺbersabda:
Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama الل ّ َ َهmaka sungguh ia telah berbuat
syirik (HR. Abu Daud & At Tirmidzi dishahihkan Syeikh Al Albani)
• Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak
mengeluarkan seseorang dari islam namun bisa sampe kepada syirik besar apabila dia
mengucapkan sumpah dengan makhluk disertai pengagungan seperti kalau ia
mengagungkan الل َّ َهseperti sumpah yang dilakukan oleh kaum musyirikin dengan
mengatakan demi dewa Wisnu atau demi dewa fulan dan lain-lain
Riya adalah seseorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karna ingin pahala dari
Allah سبحانه و تعالىakan tetapi ingin dilihat oleh manusia dan dipuji. Riya hukumnya
haram dan termasuk syirik kecil yang samar yang tidak mengeluarkan seseorang dari
agama islam.
• Riya adalah diantara sebab tidak diterimanya amal ibadah seseorang
bagaimanapun besar amalan tersebut. Rasulullah ﷺbersabda:
Allah سبحانه و تعالىberfirman, “Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan
syirik. Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan aku bersama
yang lain di dalam amalan tersebut maka aku akan meninggalkannya dan juga
kesyirikannya (HR. Muslim)
• Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik kecil tidak ada harapan untuk
diampuni oleh الل ّ َ َه سبحانه و تعالىartinya dia harus di azab supaya bersih dari dosa riya
tersebut berbeda dengan dosa besar yang ada dibawah kehendak Allah yang kalau الل ّ َ َه
menghendaki maka diampuni langsung dan kalau الل ّ َ َهmenghendaki maka akan di azab
terlebih dahulu. Mereka berdalil dengan keumuman ayat:
Sesungguhnya الل َّ َهtidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain bagi
siapa yang dikehendaki (QS. An Nisa: 48)
• Taukah kita siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api
neraka dengan mereka? Mereka bukanlah preman-preman atau pembunuh yang kejam tetapi
mereka justru adalah orang-orang yang beramal sholeh. Mereka adalah orang yang
mengajarkan Al Quran supaya dikatakan seorang Qori yaitu seorang yang suka membaca
Al Quran atau seorang yang mahir membaca Al Quran dan juga orang berinfak supaya
dikatakan dermawan dan berjihad supaya dikatakan pemberani mereka beramal bukan
karna الل َّ َهsebagaimana hal ini dikabarkan oleh Nabi ﷺdidalam hadits yang shahih
yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi. Maka ikhlaslah dalam beramal dan ikhlas adalah
barang yang sangat berharga, para salaf pun merasa berat memperbaiki hati mereka.
Hanya kepada الل َّ َهkita meminta keikhlasan didalam beramal menjauhkan kita dari riya,
sumah, ujub dan berbagai penyakit hati. Mari biasakan untuk menyembunyikan amal
kecuali kalau memang ada maslahat yang lebih kuat.
• Ulama adalah orang - orang yang memiliki ilmu tentang الل َّ َه سبحانه و تعالىdan
juga agamanya yaitu ilmu yang membawa dirinya untuk bertakwa kepada الل َّ َه سبحانه و تعالى.
Para ulama adalah pewaris para nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam
adalah sangat tinggi. الل َّ َه سبحانه و تعالىtelah mengangkat derajat para ulama dan
memerintahkan kita untuk taat kepada mereka selama mereka menyeru dan mengajak
kepada kebenaran dan juga kebaikan. الل َّ َه سبحانه و تعالىberfirman:
Wahai orang orang yang beriman taatlah kepada الل ّ َ َه, dan taatlah kepada Rasul dan ulil
amri kalian (QS. An Nisa: 59)
Ulil amri disini mencakup ulama dan juga umaro/pemerintah.
• Menghormati para ulama bukan berarti menaati mereka di dalam segala hal
sampai kepada kemaksiatan. Ulama seperti manusia yang lain ijtihad mereka terkadang
salah dan terkadang benar. Kalau benar, mereka mendapatkan 2 pahala dan kalau salah
mereka mendapatkan 1 pahala. Apabila telah jelas kebenaran bagi seorang muslim dan
jelas bahwasanya seorang ulama menyelisihi kebenaran tersebut dalam sebuah
permasalahan maka tidak boleh seseorang menaati ulama tersebut dan kemudian dia
meninggalkan kebenaran. Rasulullah ﷺbersabda:
Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan kepada الل ّ َ َهsesungguhnya ketaatan hanya di dalam
kebenaran (HR. Bukhori & Muslim)
Apabila seseorang menaati ulama dalam kemaksiatan kepada الل َّ َه سبحانه و تعالىmaka dia
telah menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat
ini seperti yang dilakukan oleh orang orang Yahudi dan Nasrani sebagaimana
disebutkan oleh الل َّ َهdi dalam firmannya:
Mereka, yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani, menjadikan ulama dan ahli ibadah
mereka sebagai sesembahan selain Allah (QS. At Taubah: 31)
Ketika menjelaskan ayat ini Rasulullah ﷺbersabda:
Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah tersebut.
Akan tetapi, mereka apabila menghalalkan apa yang Allah haramkan maka mereka ikut
menghalalkan dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan apa yang Allah
halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan. (HR. At Tirmidzi dari ‘Adhi bin Hatim,
di hasankan oleh Syaikh al-Albani).
Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap muslim bahwa
kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari
الل ّ َ َه سبحانه و تعالى. Allaah berfirman:
Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya dari Allaah (QS. An Nahl: 53)
Adalah termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari
Allaah سبحانه و تعالىkemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allaah,
misalnya seperti ungkapan kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka, kalau
tidak ada angsa niscaya uang kita sudah dicuri, kalau bukan karena dokter niscaya
saya tidak sembuh dan sebagainya. Ini semua adalah contoh bentuk menyandarkan
kenikmatan kepada sebab. Allaah berfirman:
Mereka mengenal nikmat Allaah kemudian mereka mengingkarinya (QS. An Nahl: 83)
Seharusnya kenikmatan tersebut disandarkan kepada Allaah سبحانه و تعالىDzat yang
menciptakan sebab yang seharusnya dikatakan adalah kalau bukan karena Allaah
niscaya kita sudah celaka, atau kalau bukan karena Allaah niscaya uang kita sudah
hilang atau kalau bukan karena Allaah niscaya saya tidak akan sembuh dan
sebagainya. Yang demikian karena Allaah lah yang memberikan nikmat keselamatan,
nikmat keamanan, nikmat kesembuhan, dan sebagainya. Sedangkan makhluk hanyalah
sebagai alat sampainya kenikmatan tersebut kepada kita. Kalau Allaah سبحانه و تعالى
menghendaki niscaya Allaah tidak akan menggerakkan makhluk-makhluk tersebut untuk
menolong kita. Ini semua bukan berarti seorang muslim tidak boleh berterima kasih
kepada orang lain, seorang muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima
kasih kepada seseorang yang berbuat baik kepadanya karena mereka telah menjadi
sebab kenikmatan tersebut. Bahkan diperintahkan pula untuk membalas kebaikan
tersebut dengan kebaikan atau dengan doa yang baik, namun pujian dan penyandaran
kenikmatan tetap hanya kepada Allaah سبحانه و تعالىsemata.