Anda di halaman 1dari 13

Silsisah 1 - Belajar Tauhid

Halaqah 1 - Mengapa Kita Wajib Belajar Tauhid? (3/1/22)

• Belajar tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik bagi laki-laki


maupun wanita. Karena ‫ الل َّ َه‬Subhanahu wa Ta'ala menciptakan manusia dan jin hanya
untuk bertauhid, yaitu mengesakan ibadah kepada ‫الل ّ َ َه‬. Allah ‫ ﷻ‬berfirman:
)51:56( ‫ت ال ْجِ ّ َن َوالْاِن ْ َس اِلَّا ِليَ ْعبُ ُد ْو ِن‬
ُ ْ‫َو َما َخلَق‬
“Tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku (QS. Ad
Dzariyat: 56)”
Oleh karena itu, Allah mengutus para rasul kepada setiap umat. Tujuannya adalah
untuk mengajak mereka kepada tauhid. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Dan sungguh-sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang berkata
kepada kaumnya “sembahlah ‫ الل َّ َه‬dan jauhilah thogut” (QS. An-Nahl: 36)
َّ
Makna at-Thogut adalah segala sesembahan selain ‫الل َه ﷻ‬.
Oleh karena itu, seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti
ajaran islam, maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun telah mengaku
mempelajari ilmu-ilmu yang banyak.

Halaqah 2 - Tauhid Syarat Mutlak Masuk Surga (4/1/22)

• Orang yang menginginkan kebahagiaan di surga harus memiliki modal


tauhid. Tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yg bertauhid. Orang yang
bertauhid pasti akan masuk surga meskipun mungkin dia di azab terlebih dahulu di
neraka. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:
Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali ‫الل ّ َ َه‬
saja, tidak ada sekutu baginya, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba & Rasul-
Nya, dan Isa adalah hamba ‫ الل َّ َه‬dan Rasul-Nya, dan kalimatNya yg Ia tiupkan kepada
Maryam dan ruh darinya, dan dia bersaksi bahwa surga & neraka benar adanya, maka ‫الل ّ َ َه‬
akan memasukkannya ke surga bagaimanapun amalan yg telah dia amalkan (HR. Bukhori &
Muslim)
• Di hadits yg lain Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:
Maka sesungguhnya ‫ الل َّ َه‬telah mengharamkan neraka bagi orang-orang yang mengatakan Laa
Illaha Ilallah yang mengharap dengannya wajah Allah (HR. Bukhori & Muslim)
Oleh karena itu, tidak heran jika prioritas dakwah para Rasul dan orang-orang yg
mengikuti mereka adalah tauhid.

Halaqah 3 - Bahaya Kesyirikan (5/1/22)

• Tauhid adalah amalan yang paling Allah cintai, sebaliknya syirik, yaitu
menyekutukan ‫ الل َّ َه‬dalam beribadah, adalah amalan yang sangat ‫ الل ّ َ َه‬murkai. ‫ الل ّ َ َه‬tidak
mengampuni dosa syirik besar, sehingga apabila seseorang meninggal membawa syirik
besar akan kekal di neraka dan tidak ada harapan masuk ke surga ‫ الل ّ َ َه‬dan ini adalah
kerugian sebesar-besarnya.
• ‫ الل َّ َه‬berfirman:
Sesungguhnya ‫ الل َّ َه‬tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain bagi
siapa yang dikehendaki (QS. An-Nisa: 48)
• Allah juga berfirman:
Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan ‫ الل ّ َ َه‬maka ‫ الل ّ َ َه‬mengharamkan baginya surga
dan tempat kembalinya adalah neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang
dzolim (QS. Al-Maidah: 72)
Maka berhati-hatilah terhadap dosa yang satu ini ini terkadang seseorang terjerumus
ke dalamnya sedangkan dia tidak menyadarinya. Bentengilah diri dengan perisai ilmu
agama, belajarlah, dan berdoalah kepada ‫ الل ّ َ َه‬dengan sejujur-jujurnya.

Halaqah 4 - Syirik Membatalkan Amal (6/1/22)

• Syirik adalah dosa besar yang dapat membatalkan amal seseorang. ‫الل ّ َ َه‬
berfirman:
ِ ‫ع َمل َُك َولَتَك ُْون َ ّ َن ِم َن ال‬
)65( ‫ْخٰس ِريْ َن‬ َ ‫حبَ َط ّ َن‬ َ ‫َولَقَ ْد ا ُ ْو ِح َي اِل َي ْ َك َواِل َى ال ّ َ ِذي ْ َن ِم ْن قَبْلِ َكۚ لَىِٕ ْن ا َْش َرك‬
ْ َ‫ْت ل َي‬
)66( ‫الش ِك ِريْ َن‬
ٰ ّ ‫َاعبُ ْد َوك ُْن ِ ّم َن‬ ْ ‫ف‬ ‫ه‬ ٰ
َّ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ل‬ِ َ ‫ب‬
"Dan sungguh-sungguh telah diwahyukan kepadamu wahai Muhammad dan orang-orang
sebelummu bahwa apabila kamu berbuat syirik maka sungguh akan batal amalanmu dan
jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi, maka sembahlah ‫ الل ّ َ َه‬saja dan jadilah
kamu termasuk orang-orang yang bersyukur (QS. Az-Zumar: 65-66)
Dalam ayat ini, disebutkan seorang Nabi pun akan batal amalannya apabila Ia berbuat
syirik.
• Oleh karena itu jagalah amalan-amalan yang sudah kita tabung bertahun-
tahun, jangan biarkan amalan hilang begitu saja karena kejahilan terhadap tauhid &
syirik, terkadang sebuah perbuatan yang kita anggap biasa saja bisa menghancurkan
amalan sebesar gunung dan belum tentu ada waktu untuk menabung kembali.

Halaqah 5 - Taubat dari Kesyirikan (7/1/22)

• Orang yang berbuat syirik & meninggal dunia tanpa bertaubat terlebih
dahulu maka dosa syirik tidak akan diampuni. Namun, apabila dia bertaubat sebelum
meninggal, maka Allah akan mengampuni sebesar apapun dosanya.
• Taubat nasuha mencakup 3 syarat berikut:
1. Menyesal
2. Meninggalkan perbuatan tersebut
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi
• Allah ‫ ﷻ‬berfirman:
Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri
dengan berbuat dosa! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha
Penyayang” (QS Az-Zumar: 53)
• Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
Sesungguhnya ‫ الل َّ َه‬menerima taubat seorang hamba selama ruh belum sampai di
tenggorokan (HR. At-Tirmidzi & Ibnu Majah dari Abdullah Ibnu Umar dan di hasankan
oleh Syeikh Al Albani rahimahullah)
• Para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬tidak semua lahir dalam keadaan islam bahkan
banyak di antara mereka yang masuk islam setelah sudah besar. Supaya tidak
terjerumus kembali ke dalam kesyirikan maka seseorang harus mempelajari tauhid dan
jenis-jenis kesyirikan serta memahaminya dengan baik sehingga dapat menjauhi
perbuatan syirik.

Halaqah 6 - Apa itu Tauhid? (10/1/22)

• Makna tauhid:
Secara bahasa: mengesakan.
Secara istilah: mengesakan ‫ الل َّ َه‬di dalam beribadah.
Seseorang tidak disebut bertauhid sebelum ia meninggalkan peribadatan kepada selain
‫ الل ّ َ َه‬seperti berdoa, bernadzar, menyembelih untuk selain kepada ‫الل ّ َ َه‬.
Apabila seseorang beribadah kepada ‫ الل ّ َ َه‬dan menyerahkan sebagian ibadah kepada selain
‫ الل ّ َ َه‬siapapun dia baik kepada seorang Nabi, malaikat, atau selainnya, maka ini yg
dinamakan syirik, yaitu menyekutukan ‫ الل ّ َ َه‬dalam beribadah.
• Allah berfirman:
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali Dzat yang telah menciptakanku”
(Az Zukhruf: 26-27)
• Rasulullah ‫ صلى الله عليه وسلم‬bersabda:
Barangsiapa yang mengatakan Laa Illaha Ilallah dan mengingkari segala sesuatu yg
disembah selain Allah, maka haram harta & darahnya (artinya tidak boleh diganggu),
dan perhitungannya (hisabnya) adalah atas ‫( الل ّ َ َه‬HR. Muslim)
• Rukun kalimat tauhid Laa Ilaha Ilallah:
1. Nafi/pengingkaran
Pada kalimat ‘Laa Ilaha’ artinya tidak ada Tuhan yang berhak disembah, maknanya
mengingkari tuhan-tuhan selain ‫الل َّ َه‬.
2. Itsbat/Penetapan
Itsbat pada kalimat ‘Ilallah’ artinya kecuali ‫الل ّ َ َه‬, maksudnya adalah menetapkan ‫الل َّ َه‬
sebagai satu-satunya sesembahan.

Halaqah 7 - Termasuk Syirik Memakai Jimat (11/1/22)

• Allah adalah Dzat yang memberikan manfaat & mudhorot. Disaat Allah
mengehendaki untuk memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak akan ada yg bisa
mencegahnya, dan sebaliknya ketika Allah menghendaki untuk menimpakan musibah
kepada seseorang maka tidak akan ada yg bisa menolaknya.
• Keyakinan tersebut melazimkan kita sbg seorang muslim untuk hanya
bergantung & merasa cukup dengan Allah semata dalam usaha mencari manfaat &
menghindari mudharat seperti dalam mencari rejeki, keselamatan, kesembuhan dari
penyakit serta sekali-kali tidak bergantung kepada benda-benda yang dikeramatkan
seperti jimat, wafak, susuk, dan sejenisnya
• Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat) dan semisalnya maka ia telah
berbuat syirik” (HR. Ahmad bin Hambal dishahihkan Syeikh Al-Albani)
• Apabila seseorang meyakini bahwa suatu barang sebagai sebab maka ia
telah berbuat syirik kecil karena dia telah menjadikan sesuatu yg bukan sebab
sebagai sebab padahal yang berhak menentukan sesuatu sebagai sebab adalah Dzat yang
menciptakannya yaitu ‫الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬
• Dosa syirik kecil tetap lebih besar daripada dosa-dosa besar seperti
dosa zina membunuh dll
• Kemudian apabila seseorang meyakini bahwa suatu barang memberikan
manfaat & mudharat maka ini adalah termasuk perbuatan syirik besar yang
mengeluarkan seseorang dari Islam

Halaqah 8 - Bertabarruk (mencari barokah) (12/1/22)

• Barokah = banyaknya kebaikan dan langgengnya


Allah ‫ سبحانه و تعالى‬adalah Dzat yang berbarokah artinya Dzat yang banyak kebaikannya.
Allah ‫ سبحانه و تعالى‬berfirman:
Dia lah Allah yang banyak barokahnya Rabb semesta alam (QS. Al Araf: 54)
• Allah ‫ سبحانه و تعالى‬adalah Dzat yang memberikan keberkahan/kebaikan pada
makhluknya, sehingga makhluk tersebut menjadi makhluk yg berbarokah dan banyak
kebaikannya. Allah ‫ سبحانه و تعالى‬berfirman:
Sesungguhnya rumah yang pertama yang diletakkan bagi manusia untuk beribadah adalah
rumah yang ada di Mekah yang berbarokah dan petunjuk bagi seluruh alam (QS. Ali
Imran: 96)
Ka'bah diberikan barokah oleh Allah ‫ سبحانه و تعالى‬dan cara mendapatkan barokahnya
adalah dengan melakukan ibadah disana.
• Allah ‫ سبحانه و تعالى‬berfirman:
Sesungguhnya kami telah menurunkannya, yaitu Al Quran, pada malam yang berbarokah
sesungguhnya kami memberi peringatan (QS. Ad dukhan: 3)
• Malam Lailatul Qadr adalah malam yang berbarokah. Cara mendapatkan
barokah dan kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di malam tersebut
• Seorang ulama berbarokah dengan ilmunya dan dakwahnya. Cara mendapatkan
berkah dan kebaikannya adalah dengan menimba ilmu darinya. Disana ada barokah yang
sifatnya dzatiyah, yaitu zatnya yang berbarokah, dan barokah jenis ini bisa
berpindah. Barokah jenis ini hanya Allah berikan kepada Nabi dan Rasul.
Oleh karena itu, para sahabat Nabi dahulu bertabaruk dengan bekas air wudhu beliau,
rambut beliau, keringat beliau, dll. Sepeninggal Rasulullah mereka tidak
melakukannya terhadap abu bakar, umar, dan para sahabat mulia yang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa ini hanya kekhususan bagi para Nabi dan Rasul. Meminta barokah
hanya kepada Allah dengan cara yang disyariatkan, adapun meminta barokah dari Allah
dgn sebab yang tidak disyariatkan seperti mengusap dinding masjid tertentu,
mengambil tanah kuburan tertentu, dll maka ini termasuk syirik kecil.
Halaqah 9 - Menyembelih untuk selain Allah termasuk syirik besar (13/1/22)
• Menyembelih dalam Islam termasuk ibadah yang agung, di dalamnya ada
pengagungan terhadap ‫الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬, Rabb semesta alam
• Di antara wujud cinta kepada ‫الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬, adalah dengan mengorbankan
sebagian harta kita untuk-Nya seperti ibadah kurban di hari raya Idul Adha, aqiqah
dan hadiu bagi sebagian jamaah haji
• Allah ‫ سبحانه و تعالى‬telah memerintahkan kita menyerahkan ibadah mulia
hanya untuk-Nya semata sebagaimana firman ‫الل ّ َ َه‬:
Maka sholatlah dan menyembelihlah untuk Tuhanmu (QS. Al kautsar: 2)
• Barangsiapa yang menyerahkan ibadah untuk selain Allah dalam rangka
mengagungkan & mendekatkan diri kepada selain Allah baik kepada Nabi, wali, jin
atau selainnya maka ia telah terjatuh dalam syirik besar, yang mengeluarkan
seseorang dari islam, membatalkan amalan, dan terkena ancaman laknat Allah ‫سبحانه و‬
‫تعالى‬. Hal ini sebagaimana sabda Nabi ‫ﷺ‬:
Allah melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allah (HR. Muslim)
Makna laknat: dijauhkan dari rahmat-Nya
• Maka jangan sekali2 sebagai muslim berkurban dan menyembelih untuk
selain Allah sedikitpun meskipun hanya dengan seekor lalat dengan mengharap
mendapatkan manfaat atau terhindar dari mudharat. Sebagai seorang muslim harus
yakin bahwa manfaat & mudharat ada di tangan ‫ الل ّ َ َه‬dan hanya kepada-Nya lah seorang
muslim bertawakal.

Halaqah 10 - Termasuk Syirik Bernadzar untuk Selain Allah (14/1/22)

• Bernadzar untuk ‫ الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬adalah seseorang mengatakan wajib bagi


saya melakukan ibadah ini dan itu untuk ‫ الل ّ َ َه‬/ saya bernadzar untuk ‫ الل ّ َ َه‬bila
terlaksana hajat saya
• Bernadzar adalah ibadah dan sebuah bentuk pengagungan karenanya
bernadzar tidak diperkenankan kecuali untuk ‫الل َّ َه سبحانه و تعالى‬
misal: akan berpuasa satu hari apabila lulus ujian / mengadakan umroh apabila
sembuh dari penyakit dll
• ‫ الل َّ َه‬berfirman:
Dan apa yang kalian infakkan/yang kalian nadzarkan maka sesungguhnya ‫الل ّ َ َه‬
mengetahuinya dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang dzolim (QS. Al Baqarah:
270)
Di dalam ayat ini ‫ الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬mengabarkan bahwa Allah mengetahui nadzar hamba-Nya
dan akan membalas dengan balasan yang baik. Ini menunjukkan bahwa nadzar adalah
ibadah yang seorang muslim akan diberikan pahala atas nadzar tersebut.
• Menunaikan nadzar apabila dalam ketaatan hukumnya adalah wajib.
Berdasarkan firman Allah ‫سبحانه و تعالى‬:
Dan supaya mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka (QS. Al Hajj: 29)
dan juga sabda Rasulullah ‫ﷺ‬:
Barangsiapa yang bernadzar untuk menaati ‫ الل ّ َ َه‬maka hendaknya menaatinya, dan
barangsiapa yang bernadzar untuk memaksiati Allah maka janganlah ia memaksiati-Nya
(HR. Bukhari)
• Bernadzar untuk selain Allah ‫ سبحانه و تعالى‬termasuk syirik besar yang
mengeluarkan seseorang dari Islam (Misal: Apabila sembuh akan menyembelih untuk
syeikh fulan dll)

Halaqah 11 - Ar-Ruqyah (Jampi-jampi) (17/1/22)

• Ar-Ruqyah adalah bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya
sembuh. Bacaan ini diperbolehkan selama tidak ada kesyirikannya.
• Diriwayatkan dari auf bin malik radiyallahuanhu:
Kami dahulu meruqyah di zaman jahiliyah, maka kami bertanya kepada Rasulullah, "ya
Rasulullah apa pendapatmu mengenai ruqyah ini?"
Rasulullah bersabda, "Perlihatkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, sesungguhnya
ruqyah tidak mengapa selama tidak ada kesyirikan (HR. Muslim)
• Ruqyah yang tidak ada kesyirikan adalah seperti ruqyah dari ayat-ayat
Al-Qur'an, dari doa-doa yang diajarkan Nabi, dan ini lebih utama, atau dengan doa-
doa yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa arab atau selain
bahasa arab.
• Hendaknya yang meruqyah atau yang di ruqyah meyakini bahwa ruqyah hanya
sebab semata tidak berpengaruh dengan sendirinya dan tidak boleh seseorang
bertawakal kepada sebab tersebut.
Seorang muslim mengambil sebab dan bertawakal kepada Dzat yang menciptakan sebab
tersebut yaitu Allah.
• Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah jampi-jampi/bacaan yang
mengandung permohonan kepada selain Allah, baik kepada jin, wali atau selainnya.
Biasanya disebutkan disitu nama-nama mereka, tidak jarang jampi-jampi seperti ini
dicampur dengan ayat-ayat Al Quran atau dengan nama-nama Allah ‫ سبحانه و تعالى‬atau
dengan kalimat yang berasal dari bahasa Arab dengan tujuan mengelabui orang-orang
yang jahil & tidak tau
• Ruqyah yang mengandung kesyirikan telah dijelaskan oleh Rasulullah
dalam sabda beliau:
Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat dan pelet adalah syirik (HR. Abu Daud dan
Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syeikh Al Albani Rahimahullah)

Halaqah 12 - Berdoa kepada selain ‫ الل َّ َه سبحانه و تعالى‬adalah syirik besar (18/1/22)

• Berdoa kepada Allah ‫ سبحانه و تعالى‬adalah seseorang menghadap Allah ‫سبحانه و‬


‫ تعالى‬dengan maksud supaya Allah ‫ سبحانه و تعالى‬mewujudkan keinginannya baik dengan
meminta atau merendahkan diri mengharap dan takut kepada Allah ‫سبحانه و تعالى‬.
• Berdoa dengan makna diatas adalah ibadah. Berkata an nukman ibnu
basyirin radiyallahuanhu:
Aku mendengar Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: "doa adalah ibadah" kemudian beliau membaca
ayat "dan Rabb kalian telah berkata, berdoalah kalian kepadaKu niscaya Aku akan
mengabulkan doa kalian, sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah
kepadaKu mereka akan masuk ke dalam neraka jahanam dalam keadaan terhina (QS.
Ghafir: 60)" (HR. Abu daud, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah dishahihkan oleh Syeikh Al
Albani)
• Dan makna beribadah kepadaKu pada ayat ini adalah berdoa kepadaKu.
Apabila doa adalah ibadah yang merupakan hak Allah ‫ سبحانه و تعالى‬semata, maka berdoa
kepada selain Allah ‫ سبحانه و تعالى‬dengan merendahkan diri dihadapannya, mengharap dan
juga takut kepadanya sebagaimana ketika ia mengharap dan takut kepada Allah ‫سبحانه و‬
‫ تعالى‬adalah termasuk syirik besar.
• Termasuk jenis doa adalah istighozah (yaitu meminta dilepaskan dari
kesusahahan), isti'adzah (meminta perlindungan), dan isti'anah (meminta
pertolongan). Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut maka
ini adalah ibadah yang hanya boleh diserahkan pada Allah ‫ سبحانه و تعالى‬semata.
• Namun, perlu diketahui bahwasanya boleh seseorang beristighozah,
beristi'adzah, beristi'anah kepada makhluk dengan 4 syarat:
1. Makhluk tersebut masih hidup
2. Dia berada di depan kita/bisa mendengar ucapan kita
3. Dia mampu sebagai makhluk untuk melakukannya
4. Makhluk tersebut diyakini hanya sebagai sebab, sehingga tidak boleh bertawakal
kepada sebab tersebut akan tetapi bertawakal kepada Allah yang menciptakan sebab
tersebut
• Orang yang beristighozah, beristi'adzah, beristi'anah kepada orang yang
sudah mati/kepada orang yang masih hidup akan tetapi tidak berada didepan
kita/tidak mendengar ucapan kita atau meminta kepada makhluk perkara yang tidak
mungkin bisa melakukannya kecuali Allah adalah termasuk syirik besar.

Halaqah 13 - Syafaat (19/1/22)

Syafaat adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat
• Allah ‫ سبحانه و تعالى‬dan Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang
adanya syafaat pada hari kiamat di antara bentuknya adalah bahwasanya Allah ‫ﷻ‬
mengampuni seorang muslim dengan perantara doa orang yang telah Allah ‫ ﷻ‬izinkan
untuk memberikan syafaat
• Syafaat akhirat harus kita imani & kita berusaha untuk meraihnya.
Adapun modal utama untuk meraih syafaat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang
dari kesyirikan
• Rasulullah bersabda ketika beliau mengabarkan tentang bahwasanya beliau
memiliki syafaat pada hari kiamat:
Syafaat itu akan didapatkan InsyaAllah oleh setiap orang yang mati dari umatku yang
tidak menyekutukan Allah ‫ سبحانه و تعالى‬sedikitpun (HR. Muslim)
• Merekalah orang-orang yang Allah ridhoi karena ketauhidan yang mereka
miliki. Allah ‫ سبحانه و تعالى‬berfirman:
Dan mereka (yaitu para Nabi, para malaikat dan juga yang lain) tidak memberikan
syafaat kecuali bagi orang-orang yang Allah ridhoi (QS. Al Anbiya: 28)
• Syafaat di akhirat berbeda dengan syafaat di dunia, karena seseorang
pada hari kiamat tidak bisa memberi syafaat bagi orang lain kecuali setelah
diizinkan oleh Allah, meskipun ia adalah seorang Nabi atau seorang malaikat
sekalipun. Sebagaimana firman Allah:
Tidaklah ada yang memberikan syafaat di sisi Allah kecuali dengan izin-Nya (QS. Al
Baqarah: 255)
• Oleh karena itu permintaan syafaat hanya ditujukan kepada Allah, Dzat
yang memilikinya. Seperti seseorang mengatakan di dalam doanya "Ya Allah aku
meminta syafaat Nabi-Mu" inilah cara meminta syafaat yang diperbolehkan bukan
dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad seperti mengatakan "Ya Rasulullah
berilah aku syafaatMu" atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada makhluk
dengan maksud meraih syafaaatnya, cara seperti ini adalah cara yang dilakukan oleh
orang-orang musyirikin zaman dahulu. Allah berfirman:
Dan mereka menyembah kepada selain Allah sesuatu yang tidak memudharati mereka dan
tidak pula memberikan manfaat dan mereka berkata mereka adalah pemberi syafaat bagi
kami di sisi Allah. Katakanlah, apakah kalian akan mengabarkan kepada Allah sesuatu
yang Allah tidak ketahui di langit maupun di bumi Maha Suci Allah dan Maha Tinggi
dari yang mereka sekutukan (QS. Yunus: 18)

Halaqah 14 - Berlebihan Terhadap Orang Shalih adalah Pintu Kesyirikan (20/1/22)

Orang shalih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allah baik dalam hal
akidah, ibadah maupun muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi
Allah.
• Sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk mencintai mereka, kita
juga diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka di dalam berbuat kebaikan. Berteman
dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan. Membaca perjalanan hidup
mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati, menghormati mereka adalah
diperintahkan selama masih dalam batas-batas yang diizinkan agama. Namun berlebih-
lebihan terhadap orang shalih seperti mendudukkan mereka di atas kedudukannya
sebagai manusia, atau menyifati mereka dengan sifat-sifat yang tidak pantas kecuali
untuk Allah, maka ini hukumnya haram dan tidak diperbolehkan menurut agama karena
hal ini dapat menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah
kepada selain Allah.
• Mencintai Rasulullah melebihi cinta kita kepada kedua orang tua, anak
dan semua manusia adalah sebuah kewajiban dalam beragama, sebagaimana disebutkan di
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al Bukhori dan Muslim:
Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih dia cintai daripada
orang tuanya anaknya dan seluruh manusia (HR. Bukhori Muslim)
• Namun Beliau ‫ ﷺ‬melarang kita berlebih-lebihan terhadap beliau yaitu
dengan mendudukkan beliau diatas kedudukan beliau yang sebenarnya sebagai seorang
hamba Allah ‫ ﷻ‬dan seorang Rasul-Nya. Beliau bersabda:
Janganlah kalian berlebih-lebihan terhadapku, sebagaimana orang-orang Nasrani
berlebih-lebihan terhadap Isa bin Maryam, sesungguhnya aku adalah hamba-Nya maka
katakanlah hamba Allah dan Rasul-Nya (HR. Bukhori)
• Beliau adalah seorang hamba maka tidak boleh disembah dan beliau adalah
seorang Rasul maka tidak boleh dicela dan diselisihi. Apabila berlebih-lebihan
terhadap sebaik-baik manusia, yaitu Rasulullah, saja tidak diperbolehkan maka
bagaimana dengan yang lain. Di antara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan terhadap
orang shalih) adalah meyakini bahwa mereka mengetahui ilmu ghoib atau membangun
diatas kuburan mereka atau beribadah kepada Allah di samping kuburan mereka dan
yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka.

Halaqah 15 - Sihir (21/1/22)

Sihir bermacam-macam jenisnya. Sihir yang merupakan kesyirikan adalah sihir yang
terjadi dengan meminta pertolongan kepada setan padahal setan tidak akan menolong
seseorang kecuali setelah melakukan perkara yang dia ridhoi yaitu kufur kepada ‫الل ّ َ َه‬
‫ سبحانه و تعالى‬dengan menyerahkan sebagian ibadah kepada setan tersebut atau dengan
menghina Al Quran atau dengan mencela agama dan sebagainya. ‫الل َّ َه سبحانه و تعالى‬
berfirman:
Dan bukanlah Sulaiman yang kafir akan tetapi setan-setanlah yang kafir mereka
mengajarkan sihir kepada manusia (QS. Al Baqarah: 102)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
Jauhilah 7 perkara yang membinasakan, para sahabat bertanya, ya Rasulullah apakah 7
perkara tersebut? Maka beliau ‫ ﷺ‬menyebutkan 7 perkara yang pertama adalah syirik
kepada ‫ الل َّ َه‬kemudian yang kedua adalah sihir (HR. Al Bukhori & Muslim)
• Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati bila
dia tidak bertaubat sebagaimana telah dicontohkan para sahabat Nabi ‫ﷺ‬. Adapun yang
berhak melakukan hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah bukan individu-
individu.
• Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan bahkan sebagian
ulama menghukumi pelakunya keluar dari islam demikian pula meminta supaya
disihirkan juga perbuatan yang haram karena Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwa bukan
termasuk pengikut Beliau ‫ ﷺ‬orang yang melakukan sihir dan yang minta disihirkan
sebagaimana dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Al Bazar di dalam musnadnya
dan dishahihkan oleh Syeikh Al Albani Rahimahullah.
• Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari
sihir diantaranya adalah dengan menjaga dzikir dzikir yang disyariatkan seperti
dzikir pagi & petang, dzikir dzikir setelah sholat 5 waktu, dzikir akan tidur, mau
makan, masuk rumah, keluar rumah, masuk kamar kecil, keluar dari kamar kecil, dan
lain sebagainya.
• Selain itu juga membersihkan diri dan rumah dari perkara-perkara yang
membuat setan ridho seperti jimat-jimat, musik, gambar-gambar makhluk bernyawa dan
lain-lain. Apabila qodarullah terkena sihir maka hendaknya bersabar merendahkan
diri kepada ‫ الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬memohon darinya kesembuhan dan berpegang dengan rukyah-
rukyah yang disyariatkan. Serta jangan sekali-kali berusaha menghilangkan sihir
dengan meminta bantuan jin, baik secara langsung maupun lewat dukun paranormal dan
yang semisal dengan mereka.

Halaqah 16 - Perdukunan (24/1/22)

Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghoib, yang tidak diketahui
oleh kebanyakan manusia, seperti mengetahui barang yang hilang dan pencurinya,
mengetahui ramalan nasib, dan lain lain. Dia mengaku mengetahui hal-hal tersebut
dengan cara-cara tertentu seperti dengan melihat bintang, menggaris di tanah,
melihat air di mangkok, dan lain-lain. Dengan cara ini para dukun memakan harta
manusia.
• Perdukunan dengan namanya yang macam-macam adalah perkara yang
diharamkan dalam agama Islam. Ilmu ghoib yang mereka akui pada hakikatnya adalah
kabar dari jin yang mereka mintai bantuan, sedangkan cara-cara tersebut hanya untuk
menutupi kedoknya sebagai seorang yang meminta bantuan jin & setan. Iblis sudah
berjanji akan menyesatkan manusia dan menyeret mereka bersamanya ke dalam neraka.
Iblis dan keturunannya tidak akan membantu sang dukun kecuali apabila dukun
tersebut kafir kepada ‫الل َّ َه سبحانه و تعالى‬. Oleh karena itu para ulama menghukumi dukun
sebagai orang yang kafir dengan sebab ini. Adapun harta yang ia dapatkan dari
pekerjaan ini adalah harta haram. Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar, maka
sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬di dalam hadits yang shahih bahwa para jin
bekerja sama untuk mencuri kabar dari langit, apabila mendengar sesuatu maka jin
yang diatas akan mengabarkan kepada jin yang dibawahnya dan seterusnya sehingga
sampai ke telinga dukun (HR. Bukhari No. 4800)
Terkadang jin terkena lemparan bintang sebelum ia sempat menyampaikan kabar yang ia
dengar dan terkadang sempat menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang.
Kabar sedikit yang sampai ini, akan ditambah-tambahi oleh dukun tersebut dengan
kedustaaan yang banyak, apa yang benar terjadi sesuai dengan yang ia kabarkan akan
dijadikan alat mencari pembenaran dan kepercayaan dari manusia.
• Orang Islam dilarang sekali-kali datang ke dukun dengan maksud meminta
bantuan kepada dukun tersebut bagaimanapun susahnya keadaan dia. Rasulullah ‫صلى الله‬
‫ عليه وسلم‬bersabda:
Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun kemudian membenarkan apa yang dia ucapkan
maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad ‫( ﷺ‬HR. Abu Daud,
At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syeikh Al Albani Rahimahullah)
• Di dalam hadits lain, beliau ‫ صلى الله عليه وسلم‬mengatakan:
Barangsiapa mendatangi dukun kemudian bertanya kepadanya tentang sesuatu maka tidak
diterima darinya shalat selama 40 hari (HR. Muslim)
Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendatangi dukun tidak sampai
mengeluarkan seseorang dari Islam, namun kedua hadits tersebut cukup menunjukkan
besarnya dosa orang yang mendatangi dukun.

Halaqah 17 - At Tathayyur (25/1/22)

At Tathayyur atau merasa sial dengan sesuatu adalah merasa akan bernasib sial
karena melihat atau mendengar kejadian tertentu seperti melihat tabrakan atau orang
berkelahi atau yang semisalnya. Kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi
mengerjakan hajatnya seperti bepergian, berdagang dan lain lain.
• At Tathayyur termasuk syirik kecil, apabila perasaan tersebut diikuti
Rasulullah ‫ صلى الله عليه وسلم‬bersabda:
Barangsiapa yang at thiyarah menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka
dia telah berbuat syirik (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syeikh Al Albani
Rahimahullah)
• Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal
ini dinafikkan dan diingkari oleh Rasulullah ‫ﷺ‬, beliau bersabda:
Dan tidak ada thiyarah (HR. Al Bukhori & Muslim)
maksudnya, thiyarah ini adalah hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan
berpengaruh terhadap takdir ‫الل َّ َه سبحانه و تعالى‬. Oleh karena itu, seorang muslim tidak
boleh mengikuti was was setan ini dan hendaknya dia memiliki keyakinan yang kuat
bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan dan keburukan adalah
dengan takdir ‫ الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬semata.
Seorang mukmin hendaknya yakin bahwa tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali
‫ الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬dan tidak melindungi dari keburukan kecuali ‫الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬, hanya
bertawakal kepada ‫ الل َّ َه‬semata dan berbaik sangka hanya kepada ‫الل ّ َ َه‬. Apabila datang
perasaan was was tersebut maka hendaknya segera dihilangkan dengan tawakal dan
tetaplah dia melaksanakan hajatnya, apa yang terjadi setelah itu adalah takdir ‫الل ّ َ َه‬
‫ سبحانه و تعالى‬semata.
• Adapun at tafa’ul, maka diperbolehkan dalam agama kita, tafa’ul artinya
adalah berbaik sangka kepada ‫ الل َّ َه‬karena mendengar atau melihat sesuatu. Dahulu Nabi
‫ ﷺ‬sering bertafa’ul seperti ketika terjadi perjanjian hudaibiyah utusan Quraisy
saat itu bernama suhail, suhail adalah bentuk tashghir atau pengecilan dari sahl
yang artinya adalah mudah, maka beliau pun berbaik sangka kepada ‫ الل ّ َ َه‬bahwa
perjanjian ini akan membawa kemudahan dan kebaikan bagi umat Islam, maka benarlah
persangkaan beliau ‫ﷺ‬, Allah ‫ سبحانه و تعالى‬setelah itu, yaitu setelah perjanjian
hudaibiyah, membuka pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.
Halaqah 18 - Meramal nasib dengan bintang (26/1/22)

• Bintang adalah makhluk yang menunjukkan kebesaran Allah penciptanya.


Allah ‫ سبحانه و تعالى‬telah mengabarkan di dalam Al Quran bahwa bintang memiliki 3
faedah sebagai berikut:
1. Sebagai perhiasan langit
2. Sebagai pelempar setan
3. Sebagai petunjuk manusia seperti untuk mengetahui arah utara/selatan, arah
daerah, arah kiblat, atau untuk mengetahui kapan datangnya musim menanam musim
hujan dan lain lain
Allah tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain 3 perkara diatas,
seorang salaf Qatadah bin diamah ad sadusi rahimahullah, seorang ulama yang
meninggal kurang lebih pada tahun 110 H, beliau menjelaskan bahwa:
Barangsiapa yang meyakini bintang memiliki faedah yang lain selain 3 hal diatas
maka dia telah bersalah dan berbicara tanpa ilmu
(Ucapan ini dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhori di dalam sahih beliau)
Contohnya adalah meyakini bahwasanya terbit dan tenggelamnya bintang atau berkumpul
dan berpisahnya beberapa bintang berpengaruh kepada keberuntungan seseorang di masa
yang akan datang baik dalam masalah rezeki, jodoh dan lain sebagaimana yang biasa
ditemukan di beberapa kolom koran dan juga majalah. Membaca dan mempercayai hal
seperti itu adalah perbuatan haram dan termasuk dosa besar. Sebagian ulama
mengatakan hukumnya sama seperti orang yang mendatangi dukun dan bertanya
kepadanya, ancamannya tidak diterima sholatnya selama 40 hari, hendaknya kita semua
takut kepada Allah dan jangan sekali-sekali mencoba membaca kolom-kolom tersebut
serta jangan memasukkan ke dalam rumah kita, tutup segala pintu yang bisa merusak
aqidah kita & keluarga sebab aqidah adalah modal kita memasuki surga Allah dengan
selamat.

Halaqah 19 - Bersumpah dengan selain nama Allah )28/1/22( ‫سبحانه و تعالى‬

Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan baik
oleh yang berbicara maupun yang diajak bicara. Kalau bahasa Arab maka menggunakan
huruf ‫و ب ت‬, adapun bahasa Indonesia maka menggunakan kata demi.
• Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama ‫ الل ّ َ َه‬semata misalnya dengan
mengatakan Wallahi/demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi/demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya dan lain-lain. Adapun makhluk bagaimanapun agungnya dimata
manusia maka tidak boleh kita bersumpah dengan namanya misalnya dengan mengatakan
demi Rasulullah, demi ka’bah, demi jibril, demi langit dan bumi, demi bulan dan
bintang dan lain-lain ini semua termasuk jenis pegagungan terhadap makhluk yang
terlarang. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama ‫ الل ّ َ َه‬maka sungguh ia telah berbuat
syirik (HR. Abu Daud & At Tirmidzi dishahihkan Syeikh Al Albani)
• Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak
mengeluarkan seseorang dari islam namun bisa sampe kepada syirik besar apabila dia
mengucapkan sumpah dengan makhluk disertai pengagungan seperti kalau ia
mengagungkan ‫ الل َّ َه‬seperti sumpah yang dilakukan oleh kaum musyirikin dengan
mengatakan demi dewa Wisnu atau demi dewa fulan dan lain-lain

Halaqah 20 - Riya (28/1/22)

Riya adalah seseorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karna ingin pahala dari
Allah ‫ سبحانه و تعالى‬akan tetapi ingin dilihat oleh manusia dan dipuji. Riya hukumnya
haram dan termasuk syirik kecil yang samar yang tidak mengeluarkan seseorang dari
agama islam.
• Riya adalah diantara sebab tidak diterimanya amal ibadah seseorang
bagaimanapun besar amalan tersebut. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
Allah ‫ سبحانه و تعالى‬berfirman, “Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan
syirik. Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan aku bersama
yang lain di dalam amalan tersebut maka aku akan meninggalkannya dan juga
kesyirikannya (HR. Muslim)
• Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik kecil tidak ada harapan untuk
diampuni oleh ‫ الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬artinya dia harus di azab supaya bersih dari dosa riya
tersebut berbeda dengan dosa besar yang ada dibawah kehendak Allah yang kalau ‫الل ّ َ َه‬
menghendaki maka diampuni langsung dan kalau ‫ الل ّ َ َه‬menghendaki maka akan di azab
terlebih dahulu. Mereka berdalil dengan keumuman ayat:
Sesungguhnya ‫ الل َّ َه‬tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain bagi
siapa yang dikehendaki (QS. An Nisa: 48)
• Taukah kita siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api
neraka dengan mereka? Mereka bukanlah preman-preman atau pembunuh yang kejam tetapi
mereka justru adalah orang-orang yang beramal sholeh. Mereka adalah orang yang
mengajarkan Al Quran supaya dikatakan seorang Qori yaitu seorang yang suka membaca
Al Quran atau seorang yang mahir membaca Al Quran dan juga orang berinfak supaya
dikatakan dermawan dan berjihad supaya dikatakan pemberani mereka beramal bukan
karna ‫ الل َّ َه‬sebagaimana hal ini dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬didalam hadits yang shahih
yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi. Maka ikhlaslah dalam beramal dan ikhlas adalah
barang yang sangat berharga, para salaf pun merasa berat memperbaiki hati mereka.
Hanya kepada ‫ الل َّ َه‬kita meminta keikhlasan didalam beramal menjauhkan kita dari riya,
sumah, ujub dan berbagai penyakit hati. Mari biasakan untuk menyembunyikan amal
kecuali kalau memang ada maslahat yang lebih kuat.

Halaqah 21 - Cinta Kepada Allah (31/1/22)

• Mencintai Allah ‫ سبحانه و تعالى‬merupakan ibadah yang agung. Cinta yang


merupakan ibadah ini mengharuskan seorang muslim merendahkan dirinya di hadapan
Allah ‫ ﷻ‬mengagungkan Allah dan akhirnya akan membawa seseorang melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi apa yang Allah larang. Inilah cinta yang merupakan
ibadah. Barangsiapa yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allah maka dia
telah berbuat syirik yang besar. Allah ‫ سبحانه و تعالى‬berfirman:
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai sekutu-
sekutu Allah mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah adapun orang-
orang yang beriman maka cinta mereka kepada Allah jauh lebih besar (QS. Al Baqarah:
165)
• Adapun cinta yang merupakan tabiat manusia seperti cinta keluarga,
harta, pekerjaan dan lain-lain maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi
cinta kita kepada Allah. Apabila seseorang mencintai perkara-perkara tersebut
melebihi cintanya kepada Allah maka dia telah melakukan dosa besar. Allah
berfirman:
Katakanlah jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian,
istri-istri kalian, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan,
perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang
kalian sukai, itu semua lebih kalian cintai daripada Allah dan RasulNya dan juga
yang berjihad di jalan Allah, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya
dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik (QS. At
Taubah: 24)
• Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan, maka akan nampak
siapa yang lebih dia cintai dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan siapa
yang cintanya hanya sebatas ucapan saja. Dan diantara cara memupuk rasa cinta kita
kepada Allah ‫ سبحانه و تعالى‬adalah dengan mentadabburi atau memperhatikan ayat-ayat Al
Quran dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta, demikian pula
dengan cara mengingat-ingat berbagai kenikmatan yang Allah berikan.

Halaqah 22 - Takut Kepada Allah (1/2/22)

• Di antara keyakinan seorang muslim bahwa manfaat dan mudharat adalah di


tangan ‫ الل َّ َه‬semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak
bertawakal kecuali hanya kepada Allah.
• Takut kepada ‫ الل َّ َه‬yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya
kepada merendahkan diri di hadapan ‫الل ّ َ َه‬, mengagungkannya dan membawanya untuk
menjauhi larangan ‫ الل َّ َه‬dan melaksanakan perintahnya bukan takut yang berlebihan yang
membawa kepada keputusasaan terhadap rahmat ‫ الل ّ َ َه‬dan juga bukan takut yang terlalu
tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada ‫الل ّ َ َه‬. Takut seperti ini
adalah ibadah, tidak boleh sekali-kali seorang muslim menyerahkan takut seperti ini
kepada selain ‫الل َّ َه‬. Barangsiapa menyerahkannya kepada selain ‫ الل ّ َ َه‬maka dia telah
terjerumus ke dalam syirik besar yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam.
Misalnya orang yang takut mudharat wali fulan yang sudah meninggal, kemudian takut
tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan kemudian
mengagungkannya. Hendaknya muslim meneladani Nabi Ibrahim As. ketika beliau
berkata:
Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian mereka tidak memudharatiku kecuali
apabila Rabb ku menghendaki (QS. Al An’am: 80)
• Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada
makhluk melebihi takutnya kepada Allah sehingga takut tersebut membuat dia
meninggalkan perintah Allah atau melanggar larangan Allah, seperti orang yang
meninggalkan jihad yang wajib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir, atau
tidak melarang kemungkaran karena takut celaan manusia padahal dia mampu. Allah
berfirman:
Sesungguhnya itu hanyalah setan-setan yang menakut-nakuti kalian dengan wali-
walinya karena itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kalian
kepadaku jika kalian benar-benar orang yang beriman (QS. Al Imran: 175)
• Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluk yang diharamkan
adalah berlindung kepada ‫ الل َّ َه سبحانه و تعالى‬dari bisikan setan dan mengingat sabda Nabi
‫ﷺ‬:
Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberi manfaat kepadamu
niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali dengan apa yang sudah ‫ الل ّ َ َه‬tulis
dan seandainya mereka berkumpul untuk memberi mudharat kepadamu niscaya mereka
tidak bisa memberi mudharat kecuali dengan apa yang sudah ‫ الل ّ َ َه‬tulis (HR. At Tirmidzi
dan dishahihkan oleh Syeikh Al Albani rahimahullah)
Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia seperti takut kepada panasnya
api, binatang buas, dan takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan
juga bukan takut yang membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar
larangan ‫ الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬ini adalah takut yang tabiat yang para nabi pun tidak
terlepas darinya.

Halaqah 23 - Taat Pada Ulama dalam Kebenaran (2/2/22)

• Ulama adalah orang - orang yang memiliki ilmu tentang ‫ الل َّ َه سبحانه و تعالى‬dan
juga agamanya yaitu ilmu yang membawa dirinya untuk bertakwa kepada ‫الل َّ َه سبحانه و تعالى‬.
Para ulama adalah pewaris para nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam
adalah sangat tinggi. ‫ الل َّ َه سبحانه و تعالى‬telah mengangkat derajat para ulama dan
memerintahkan kita untuk taat kepada mereka selama mereka menyeru dan mengajak
kepada kebenaran dan juga kebaikan. ‫ الل َّ َه سبحانه و تعالى‬berfirman:
Wahai orang orang yang beriman taatlah kepada ‫الل ّ َ َه‬, dan taatlah kepada Rasul dan ulil
amri kalian (QS. An Nisa: 59)
Ulil amri disini mencakup ulama dan juga umaro/pemerintah.
• Menghormati para ulama bukan berarti menaati mereka di dalam segala hal
sampai kepada kemaksiatan. Ulama seperti manusia yang lain ijtihad mereka terkadang
salah dan terkadang benar. Kalau benar, mereka mendapatkan 2 pahala dan kalau salah
mereka mendapatkan 1 pahala. Apabila telah jelas kebenaran bagi seorang muslim dan
jelas bahwasanya seorang ulama menyelisihi kebenaran tersebut dalam sebuah
permasalahan maka tidak boleh seseorang menaati ulama tersebut dan kemudian dia
meninggalkan kebenaran. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan kepada ‫ الل ّ َ َه‬sesungguhnya ketaatan hanya di dalam
kebenaran (HR. Bukhori & Muslim)
Apabila seseorang menaati ulama dalam kemaksiatan kepada ‫ الل َّ َه سبحانه و تعالى‬maka dia
telah menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat
ini seperti yang dilakukan oleh orang orang Yahudi dan Nasrani sebagaimana
disebutkan oleh ‫ الل َّ َه‬di dalam firmannya:
Mereka, yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani, menjadikan ulama dan ahli ibadah
mereka sebagai sesembahan selain Allah (QS. At Taubah: 31)
Ketika menjelaskan ayat ini Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah tersebut.
Akan tetapi, mereka apabila menghalalkan apa yang Allah haramkan maka mereka ikut
menghalalkan dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan apa yang Allah
halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan. (HR. At Tirmidzi dari ‘Adhi bin Hatim,
di hasankan oleh Syaikh al-Albani).

Halaqah 24 - Menyandarkan Nikmat kepada Allaah ‫سبحانه و تعالى‬


(3/2/22)

Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap muslim bahwa
kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari
‫الل ّ َ َه سبحانه و تعالى‬. Allaah berfirman:
Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya dari Allaah (QS. An Nahl: 53)
Adalah termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari
Allaah ‫ سبحانه و تعالى‬kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allaah,
misalnya seperti ungkapan kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka, kalau
tidak ada angsa niscaya uang kita sudah dicuri, kalau bukan karena dokter niscaya
saya tidak sembuh dan sebagainya. Ini semua adalah contoh bentuk menyandarkan
kenikmatan kepada sebab. Allaah berfirman:
Mereka mengenal nikmat Allaah kemudian mereka mengingkarinya (QS. An Nahl: 83)
Seharusnya kenikmatan tersebut disandarkan kepada Allaah ‫ سبحانه و تعالى‬Dzat yang
menciptakan sebab yang seharusnya dikatakan adalah kalau bukan karena Allaah
niscaya kita sudah celaka, atau kalau bukan karena Allaah niscaya uang kita sudah
hilang atau kalau bukan karena Allaah niscaya saya tidak akan sembuh dan
sebagainya. Yang demikian karena Allaah lah yang memberikan nikmat keselamatan,
nikmat keamanan, nikmat kesembuhan, dan sebagainya. Sedangkan makhluk hanyalah
sebagai alat sampainya kenikmatan tersebut kepada kita. Kalau Allaah ‫سبحانه و تعالى‬
menghendaki niscaya Allaah tidak akan menggerakkan makhluk-makhluk tersebut untuk
menolong kita. Ini semua bukan berarti seorang muslim tidak boleh berterima kasih
kepada orang lain, seorang muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima
kasih kepada seseorang yang berbuat baik kepadanya karena mereka telah menjadi
sebab kenikmatan tersebut. Bahkan diperintahkan pula untuk membalas kebaikan
tersebut dengan kebaikan atau dengan doa yang baik, namun pujian dan penyandaran
kenikmatan tetap hanya kepada Allaah ‫ سبحانه و تعالى‬semata.

Halaqah 25 - Ridha Dengan Hukum Allaah (4/2/22)

• Allaah ‫ سبحانه و تعالى‬sebagai pencipta manusia sangat menyayangi ciptaanNya


dialah Ar Rahman Ar Rahim diantara bentuk kasih sayang Allaah adalah menurunkan
syariat supaya manusia mendapatkan kebahagiaan dan terhindar dari kesusahan di
dunia maupun di akhirat. Dialah yang maha mengetahui dan maha bijaksana hukumnya
penuh dengan keadilan, hikmah dan juga kebaikan meskipun kadang samar atas sebagian
manusia. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seorang muslim dan juga muslimah
untuk ridha dengan hukum Allaah dan yakin bahwasanya kebaikan semuanya di dalam
hukum Allaah di dalam segala bidang kehidupan, akidah, akhlak, adab, muamalah,
ekonomi, kenegaraan dan lain lain.
• Mengesakan Allaah ‫ سبحانه و تعالى‬di dalam hukum-hukumnya adalah termasuk
konsekuensi tauhid. Allaah ‫ سبحانه و تعالى‬berfirman:
Dan tidaklah pantas bagi seorang laki laki yang mukmin dan wanita yang mukminah
apabila Allaah dan Rasulnya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka
pilihan yang lain di dalam urusan mereka. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allaah
dan Rasulnya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata (QS. Al
Ahzab: 36)
Belajar tauhid dan mengamalkannya tidak akan berhenti sampai ajal menjemput kita.
Ikuti majelis ilmu dan baca buku yang membahas tentang tauhid.

Anda mungkin juga menyukai