Anda di halaman 1dari 8

MATERI HSI

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.


Sumber : http://www.abdullahroy.com

Halaqah ke 06 – Apa Itu Tauhid


Senen, 22 Jumadil Awal 1440 H / 28 Januari 2019 M

Assalaamu’alaykum WarahmatulLaahi Wabarakaatuh.


AlhamdulilLaah wasshalawatu wassalaamu ‘alaa RasulilLaah wa’alaa Alihi
washahbihi ‘ajmain.

Halaqoh yang keenam dari Silsilah Ilmiyyah – Belajar Tauhid adalah tentang
apa itu tauhid.

Saudara sekalian, semoga Allah Subhanahu Wata’alaa memberikan


pemahaman kepada kita semua. Sebelum jauh melangkah didalam silsilah
ini, tentunya kita harus benar-benar memahami apa makna tauhid yang wajib
kita pelajari dan kita amalkan.

Tauhid secara bahasa adalah mengesakan, adapun secara istilah maka


tauhid adalah mengesakan Allah didalam beribadah. Seseorang tidak
dinamakan bertauhid sehingga meninggalkan peribadatan kepada selain
Allah Subhanahu Wata’alaa seperti berdoa kepada selain Allah, bernadzar
untuk selain Allah, menyembelih untuk selain Allah dan lain-lain.

Apabila seseorang beribadah kepada Allah dan menyerahkan sebagian


ibadah kepada selain Allah, siapapun dia, baik kepada seorang nabi,
malaikat atau selainnya maka inilah yang dinamakan dengan syirik yaitu
menyekutukan Allah didalam beribadah. Allah Subhanahu Wata’alaa
berfirman :
o‫ِين‬
ِ ‫س َي ْهد‬ َ َ‫ ِإ اَّل الاذِي ف‬o َ‫َو ِإ ْذ قَا َل ِإب َْراهِي ُم ِِل َ ِبي ِه َوقَ ْو ِم ِه ِإنا ِني َب َرا ٌء ِم اما تَ ْعبُدُون‬
َ ُ‫ط َر ِني فَإِناه‬

“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya,


“Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah kecuali Dzat
yang telah menciptakanku.” (QS. Az-Zukhruf : 26-27)

RasululLaah shallalLaahu ‘alaihi wasallam bersabda :


“Barangsiapa yang mengatakan ‘Laa ilaha illalLaah’ dan mengingkari segala
sesuatu yang disembah selain Allah, maka haram harta dan darahnya yaitu
tidak boleh diganggu dan perhitungannya atas Allah.” (HR. Muslim)
Oleh karena itu, rukun kalimat tauhid “Laa ilaha illalLaah” ada 2 yaitu sebagai
berikut :

1. Nafi atau pengingkaran yaitu pada kalimat “Laa ilaha” yang artinya
tidak ada tuhan yang berhak disembah. Ini adalah kalimat
pengingkaran yakni mengingkari tuhan-tuhan selain Allah Subhanahu
Wata’alaa.
2. Itsbaat yaitu penetapan pada kalimat “illalLaah” yang artinya kecuali
Allah. Ini adalah kalimat penetapan yakni menetapkan Allah
Subhanahu Wata’alaa sebagai satu-satunya sesembahan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqah selanjutnya.

Wassalaamu’alaykum warahmatulLaahi wabarakaatuh.

Halaqah 07 | Termasuk Syirik Memakai Jimat


Selasa, 23 Jumadil Awal 1440 H / 29 Januari 2019 M

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Belajar Tauhid “Termasuk Syirik


Memakai Jimat”
Saudaraku sekalian, Allāh Azza wa Jalla adalah Dzat yang memberi
manfaat dan mudharat.
Kalau Allāh menghendaki memberikan manfaat kepada seseorang
maka tidak akan ada yang bisa mencegahnya.
Demikian pula sebaliknya, ketika Allāh menghendaki untuk
menimpakan musibah kepada seseorang maka tidak akan ada yang
bisa menolaknya.
Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang Muslim untuk
hanya bergantung kepada Allāh semata. Dan merasa cukup dengan
Allāh dalam usaha mendapatkan manfaat dan menghindari
mudharat, seperti dalam mencari rejeki, mencari keselamatan,
mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain.
Serta tidak bergantung sekali-kali kepada benda-benda yang
dikeramatkan seperti jimat, wafaq, susuk dan berbagai jenisnya
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

‫َم ْن َعلَّقَ ت َ ِمي َمةً فَقَ ْد أ َ ْش َر َك‬


’’Barangsiapa yang menggantungkan tamīmah (yaitu jimat dan yang
semisalnya) maka sungguh dia telah berbuat syirik”. (HR. Imām Ahmad
dan shahīhkan oleh Syaikh Al-Albani)
TERMASUK SYIRIK MEMAKAI JIMAT

‫الر ِحي ِْم‬


َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ‫بِ ْس ِم هللا‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمدهلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
َ‫علاقَ ت َِمي َمة فَقَ ْد أ َ ْش َرك‬
َ ‫َم ْن‬
’’Barangsiapa yang menggantungkan tamīmah (yaitu jimat dan
yang semisalnya) maka sungguh dia telah berbuat syirik”.
(HR. Imām Ahmad dan dishahīhkan oleh Syaikh Al-Albani)
Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab (perantara)
maka ini termasuk syirik kecil, karena dia telah menjadikan sesuatu
yang bukan sebab sebagai sebab.
Padahal yang berhak untuk menentukan sesuatu itu sebab atau
tidak adalah Dzat yang menciptakan yaitu Allāh Subhānahu wa
Ta’āla.
Kemudian apabila dia meyakini bahwa barang tersebut dengan
sendirinya memberikan manfaat dan memberikan mudharat maka
ini termasuk syirik besar, yang bisa mengeluarkan seseorang dari
Islam.
Semoga Allāh Subhānahu Abdullā Ta’āla memudahkan kita dan
saudara-saudara kita untuk meninggalkan perbuatan syirik yang
sudah tersebar ini dan menjadikan ketergantungan hati kita dan
mereka hanya kepada Allāh.
Hasbunallāhu wa ni’mal wakīl.
Itulah halaqah yang ke-7 dan sampai bertemu kembali pada
halaqah yang selanjutnya.
Halaqah 08 Silsilah Belajar Tauhid
Bertabarruk (Mencari Berkah)
Rabu, 24 Jumadil Awal 1440 H / 30 Januari 2019 M

BERTABARRUK (MENCARI BERKAH)


‫الر ِحي ِْم‬
‫الرحْ َم ِن ا‬
‫ِبس ِْم هللا ا‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمدهلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
Ini adalah halaqah yang ke-8 dari “Silsilah Belajar Tauhid berjudul
“Bertabarruk (Mencari Barakah).”
Kaum Muslimīn,
Barakah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Dzat yang berbarakah, artinya
banyak kebaikannya.
Allāh berfirman:

َ‫تَﺒَارَكَ هللاُ رَﺏُّ الْعَالَﻤِﻴﻦ‬


(Al-A’rāf 54)
Dan Allāh adalah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan
kepada sebagian makhluqNya, sehingga makhluq tersebut menjadi
makhluq yang berbarakah dan banyak kebaikannya.

Allāh berfirman :

َ‫اركا َو ُهدى ِل ْلعَالَ ِمين‬


َ َ‫اس لَلاذِي بِبَ اكةَ ُمب‬
ِ ‫ض َع ِللنا‬ ٍ ‫إِ ان أ َ او َل بَ ْي‬
ِ ‫ت ُو‬
’’Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allāh letakkan bagi manusia
untuk beribadah adalah yang ada di Makkah yang berbarakah dan
petunjuk bagi seluruh alam‘’. (Āli ‘Imrān 96)
Ka’bah diberikan barakah oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan cara
mendapatkan barakahnya (kebaikannya) adalah dengan melakukan
ibadah disana.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman :

َ َ‫ِإناا أَ ْنزَ ْلنَاهُ فِي َل ْيلَ ٍة ُمب‬


َ‫ار َك ٍة ۚ ِإناا ُكناا ُم ْنذ ِِرين‬
’’Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qurān pada malam yang berbarakah,
sesungguhnya Kami memberikan peringatan’’. (Ad-Dukhān 3)

Malam Laylatul Qadr adalah malam yang berbarakah dan cara


mendapatkan barakahnya dan juga kebaikannya adalah dengan
melakukan ibadah di malam tersebut.
Seorang ulama berbarakah dengan ilmunya dan dakwahnya, cara
mencari keberkahannya dan juga kebaikannya adalah dengan menimba
ilmu dari ulama tersebut.
Disana ada barakah yang sifatnya dzatiyah, yaitu dzat yang berbarakah,
dimana barokah seperti ini bisa berpindah. Barokah jenis ini hanya Allāh
berikan kepada para Nabi dan juga Rasūl.
Oleh karena itu, dahulu para shahābat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam
bertabarruk dengan:
• Bekas wudhū’ Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam
• Rambut Beliau
• Keringat Beliau
• Dan lain-lain.
Sepeninggal Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mereka tidak
melakukan hal ini kepada Abū Bakr dan ‘Umar dan para shahābat yang
lain. Dan ini menunjukan bahwasanya inilah kekhususan para Nabi dan
juga para Rasul. Meminta barakah hanya kepada Allāh dan dengan cara
yang disyari’atkan.
Adapun meminta barakah dari Allāh dengan sebab yang tidak
disyari’atkan seperti dengan:
• Mengusap dinding masjid tertentu
• Mengambil tanah kuburan tertentu
• Dan lain-lain
Maka ini termasuk dalam syirik kecil.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberkahi kita dan keluarga kita.
Inilah halaqah yang ke-8 dan sampai berjumpa kembali pada halaqah
selanjutnya.
‫وصلى هللا على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين‬
Halaqah 09 Silsilah Belajar Tauhid | Termasuk
Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain Allāh
Kamis, 25 Jumadil Awal 1440 H / 31 Januari 2019 M

TERMASUK SYIRIK BESAR MENYEMBELIH UNTUK SELAIN ALLĀH


‫الر ِحي ِْم‬
َّ ‫الرحْ َم ِن‬
َّ ‫ِبس ِْم هللا‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمدهلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
Ini adalah halaqah yang ke-9 dari Silsilah Belajar Tauhid berjudul
“Menyembelih Untuk Selain Allāh Termasuk Syirik Besar”.
Menyembelih termasuk ibadah yang agung di dalam agama Islam ini.
Didalamnya ada pengagungan terhadap Allāh, Rabb semesta alam dan
merupakan wujud cinta kepada Allah dengan mengorbankan sebagian
harta kita untuk Nya, seperti:
• Ibadah kurban di hari raya
• Aqiqah
• Dan juga hadyu bagi sebagian jama’ah haji.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah memerintahkan kita menyerahkan
ibadah yang mulia ini hanya untuk Nya semata, sebagaimana firman
Allāh Subhānahu wa Ta’āla :

‫ف‬ ْ‫فَﺼَﻞِّ لِﺮَبِّﻚَ وَانْﺤَﺮ‬


’’Maka shalatlah dan menyembelihlah untuk Tuhanmu”.(Al-Kautsar 2).

Barang siapa yang menyerahkan ibadah meyembelih ini untuk selain


Allāh dalam rangka mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain
Allāh, sama saja kepada seorang Nabi atau kepada seorang wali atau
kepada jin dan lain-lain, maka dia:
• Telah terjatuh kedalam syirik besar yang mengeluarkan seseorang
dari Islam
• Membatalkan amalannya, dan
• Terkena ancaman laknat dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Sebagaimana sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

ََ‫لَعَﻦَ هللا مَﻦْ ذَبَﺢَ لِﻐَﻴْﺮِ هللا‬


’’Allāh melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allāh”.
(Hadits ini shāhih, diriwayatkan dari Imām Muslim).
Dan makna laknat adalah dijauhkan dari rahmat Allāh Subhānahu wa
Ta’āla.
Oleh karenanya, janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim
berkurban dan menyembelih untuk selain Allāh, sedikitpun, meskipun
dengan seekor lalat, dengan harapan untuk mendapatkan manfaat atau
terhindar dari mudharat.
Kita harus yakin sebagai seorang Muslim bahwa manfaat dan juga
mudharat ditangan Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata dan hanya
kepadaNya-lah seorang muslim bertawakal.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-9 ini dan sampai
berjumpa kembali pada halaqah selanjutnya.
‫وصلى هللا على نبيّنا مح ّمد و على آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah 10 Silsilah Belajar Tauhid | Termasuk Syirik


Bernadzar Untuk Selain Allāh
Jumat, 26 Jumadil Awal 1440 H / 01 Februari 2019 M

‫ّللا الرحمن الرحيم‬


ّ ‫بسم‬
‫ّللا وبركاته‬
ّ ‫السالم عليكم ورحمة‬
‫الحمد هلل والصالة و السالم على رسول هللا‬
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Belajar Tauhid berjudul “Termasuk Syirik Bernadzar
Untuk Selain Allāh”
Bernadzar untuk Allāh adalah seseorang mengatakan, misalnya: “Wajib bagi saya
melakukan ibadah ini dan itu yaitu untuk Allāh” atau dengan mengatakan: “Saya
bernadzar untuk Allāh bila terlaksana hajat saya”.
Bernadzar, kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, adalah
ibadah dan suatu bentuk pengagungan. Karenanya bernadzar ini tidak diperkenankan
kecuali untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata, seperti:
• Seseorang bernadzar untuk Allāh akan berpuasa 1 hari bila lulus ujian, atau
• Bernadzar untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan mengadakan umroh bila
sembuh dari penyakit,
• Dan lain-lain.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

‫ار‬
ٍ ‫ص‬ ‫ّللا َي ْعلَ ُمهُ ۗ َو َما ِل ا‬
َ ‫لظا ِل ِمينَ ِم ْن أَ ْن‬ َ ‫َو َما أَ ْنفَ ْقت ُ ْم ِم ْن نَفَقَ ٍة أَ ْو نَذَ ْرت ُ ْم ِم ْن نَ ْذ ٍر فَإِ ان ا‬
’’Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan maka sesungguhnya Allāh
Subhānahu wa Ta’āla mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada
seorang penolongpun baginya.’’ (Al-Baqarah 270)
Allāh Ta’āla mengabarkan bahwasanya Allāh mengetahui nadzar para hambaNya di
dalam ayat ini dan akan membalas dengan balasan yang baik. Ini menunjukan
bahwasanya nadzar adalah ibadah yang seorang Muslim akan diberikan pahala atas
nadzar tersebut.
Menunaikan nadzar apabila dalam keta’atan hukumnya adalah wajib, berdasarkan
firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

َ ُ‫َو ْليُوفُوا نُذ‬


‫ور ُهم‬
’’Dan supaya mereka menunaikan nadzar-nadzar mereka‘’. (Al-Hajj 29)

Dan sabda Nabi Shallallāhu ‘ ‘alayhi wasallam:

‫ﻦمَو ُ ْهعِﻄُﻴْلَف َ َهّلال َعﻴِﻄُي ْنَأ َرَﺬَن ْﻦَم‬


َ ْ ‫ﺼعَي ْنَأ َ َرﺬَن‬
ْ ِ‫ﺼعَي َالَف ُهَﻴ‬
ْ ِ‫ِ ه‬
’’Barangsiapa yang bernadzar untuk menta’ati Allāh Subhānahu wa Ta’āla maka
hendaknya menta’atinya dan barang siapa yang bernadzar untuk memaksiati Allāh
maka janganlah dia memaksiatiNya”. (HR. Al-Bukhāri)
Bernadzar untuk selain Allāh adalah termasuk syirik besar yang
mengeluarkan seseorang dari Islam, seperti seseorang bernadzar apabila
seseorang sembuh dari penyakit maka akan menyembelih untuk wali fulan
atau berpuasa untuk syaikh fulan dan lain-lain. Semoga Allāh Subhānahu
wa Ta’āla melindungi kita dan keturunan kita dari perbuatan syirik.
Itulah halaqah yang ke-10 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

‫وصلى هللا على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين‬

Anda mungkin juga menyukai