Anda di halaman 1dari 14

Nama : Muhamad Rafi Muharrom

NIM : 1203050092
Kelas : 1B Ilmu Hukum
UJIAN TENGAH SEMESTER TAUHID

1. Definisi Tauhid, Aqidah, dan Ilmu Kalam


Tauhid
Tauhid berasal dari kata ‫ وحد – يوحد – توحيدا‬, yaitu mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala
dengan meyakini keesaan-Nya tanpa menyekutukan-Nya dalam rububiyah-Nya, nama-nama dan
sifat-Nya, dan uluhiyah serta dalam ibadah kepada-Nya.
Ada beberapa macam tauhid yaitu, tauhid rububiyah yaitu mengesakan Allah Subhanahu wa
Ta’ala dalam segala perbuatan-perbuatannya, tauhid uluhiyah yaitu mengesakan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan cara beribadah, dan ada juga tauhid Asma' dan Shifat yaitu
mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan nama dan sifat-Nya yang telah dijelaskan dalam
kitab suci-Nya maupun melalui lisan Rasul-Nya.
Ada beberapa tujuan mempelajari ilmu tauhid yaitu agar manusia mengetahui Allah Subhanahu
wa Ta’ala dengan segala hal yang wajib ada pada-Nya dan yang mustahid ada pada-Nya. Dan
mempelajari ilmu tauhid juga agar kita lebih mengenal Allah SWT.

Aqidah
‘Aqiidah (‫ )العقيدة‬menurut Bahasa Arab (Etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (‫ )العقد‬yang berarti
ikatan, at-tautsiiqu (‫ )التوثيق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (
‫ )اإلحكام‬yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquwwah (‫ )الربط بقوة‬yang berarti
mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi) yang umum, ‘aqidah adalah
iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Beberapa keistimewaan aqidah Islam adalah :
• Rahmatan lil alamin
• Terbukti akan kebenarannya melalui sejarah dan bukti-bukti lainnya
• Al-Quran terbukti secara ilmiah
• Ajaran agama Islam mudah, terang atau jelas dan tegas
• Menentramkan hati atau damai
• Membuat pengikutnya bermartabat
• Sepanjang zaman
Ilmu Kalam
Ilmu kalam dalam bahasa Arab biasa diartikan sebagai ilmu tentang perkara Allah dan sifat-sifat-
Nya. Oleh sebab itu ilmu kalam biasa disebut juga sebagai ilmu ushuluddin atau ilmu tauhid
ialah ilmu yang membahas tentang penetapan aqoid diniyah dengan dalil (petunjuk) yang
kongkrit.
Al-Farabi mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah
beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai
maslah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi
ilmu ketuhanan secara filosofis.
Sedangkan, Ibnu Kaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang mengandung
berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.
Manfaat Mempelajari Ilmu Kalam
• Memperkuat Dasar Pengetahuan tentang Islam
• Tidak Mudah Melenceng dari Ajaran Agama
• Dapat Menerapkan Secara Konsisten Amalan Islam

2. Syirik, fasik, munafik dan dzolim menurut pendekatan normatif etik dan ilmiah.
Syirik
Syirik adalah itikad ataupun perbuatan yang menyamakan sesuatu selain Allah dan disandarkan pada
Allah dalam hal rububiyyah dan uluhiyyah. Umumnya, menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah yaitu hal-
hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah, atau memalingkan suatu
bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selain-Nya.
Dampak Syirik diantaranya :
1. Perbuatan Zalim

‫ۡل ِظ‬ ‫ۡش ۡك ِب ّٰلِه ِا‬ ‫ُلۡق‬ ‫ۡذ‬


‫َو ِا َقاَل ٰم ُن اِل ۡب ِنٖه َو ُهَو َيِع ٗه ٰيُبَّىَن اَل ُت ِر ال ؕ‌ َّن الِّش ۡر َك َلـُظ ٌم َع ۡي ٌم‬
‫ُظ‬
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya,
"Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezhaliman yang besar." QS. Luqman : 13
2. Dosa tak diampuni

‫ِاَّن الّٰل َه اَل َيۡغ ِف ُر َاۡن ُّيۡش َر َك ِبهٖ َو َيۡغ ِف ُر َم ا ُدۡو َن ٰذ ِلَك ِلَم ۡن َّيَش ٓا ‌ُءۚ َو َم ۡن ُّيۡش ِر ۡك ِبالّٰلِه َفَق ِد اۡف َتـٰۤرى ِاۡث ًم ا َعِظ ۡي ًم ا‬
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia
mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa
mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar. QS. An-Nisa : 48
3. Tempatnya di Neraka

‫ِئ‬ ‫ِن‬ ‫ِس‬ ‫ِس‬ ‫ِذ‬


‫َلَقْد َك َف َر ا َّل ي َن َقا ُلوا ِإَّن ال َّل َه ُه َو ا ْل َم ي ُح ا ْبُن َمْر َيَم ۖ َو َقا َل ا ْل َم ي ُح َيا َب ي ِإْس َر ا ي َل ا ْع ُبُد وا ال َّل َه‬
‫ِل ِلِم ِم‬ ‫ِه‬ ‫ِب ِه‬ ‫ِإ‬
‫َر ِّبي َو َر َّبُك ْم ۖ َّنُه َمْن ُيْش ِر ْك ال َّل َفَقْد َح َّر َم ال َّل ُه َع َل ْي ا ْل َج َّن َة َو َم ْأ َو ا ُه الَّنا ُر ۖ َو َم ا ل َّظا ي َن ْن‬
‫َأْنَص ا ٍر‬
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera
Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun. QS. Al-Ma’idah : 72
4. Menghapus Pahala

‫َٰذ ِلَك ُه َد ى ٱلَّلِه َيْه ِدى ِبِهۦ َم ن َيَش ٓاُء ِم ْن ِعَباِدِهۦۚ َو َلْو َأْش َر ُك و۟ا َحَلِبَط َعْنُه م َّم ا َك اُنو۟ا َيْع َم ُلوَن‬
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka
amalan yang telah mereka kerjakan. QS. Al-An’am : 88

Jenis Syirik
Secara umum, syirik dimasukkan ke dalam dua kelompok, yaitu Syirik besar dan Syirik kecil
Syirik Besar
Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam
Neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat kepada Allah.
Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo'a
kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk
selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa
memberikan manfaat maupun mudharat.
Bentuk-bentuk syirik besar:

 Syirik Do'a, yaitu di samping dia berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, ia juga berdo'a
kepada selain-Nya.
 Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
 Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiyat kepada Allah.
 Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan.
Syirik Kecil
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan
merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.
Bentuk-bentuk syirik kecil:

 Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk
ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.
 Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji
orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lainnya.

Cara-Cara untuk Membentengi Diri dari Syirik

 Mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah ‘azza wa jalla dengan senantiasa berupaya memurnikan
tauhid.
 Menuntut ilmu syar’i.
 Mengenali dampak kesyirikan dan menyadari bahwasanya syirik itu akan menghantarkan
pelakunya kekal di dalam Jahanam dan menghapuskan amal kebaikan.
 Menyadari bahwasanya syirik akbar tidak akan diampuni oleh Allah kecuali bertaubat.
 Tidak berteman dengan orang-orang yang bodoh yang hanyut dalam berbagai bentuk kesyirikan.

Fasik
Fasik secara etimologi berarti "keluar dari sesuatu". Sedangkan secara terminologi berarti seseorang yang
menyaksikan, tetapi tidak meyakini dan melaksanakannya. Dalam agama Islam, pengertian dari fasik
adalah orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya.
Seseorang yang selalu melakukan dosa akan menganggap bahwa dosa adalah hal yang biasa dan sulit
untuk meninggalkannya. Dan, hal tersebut dapat membuat mereka keluar dari agama (murtad).
Fasiq dapat dibedakan menjadi 2 jenis:

 Fasiq kecil yakni, seseorang yang masih berbuat maksiat atau dosa namun masih memiliki iman
dalam hatinya. Seperti: menuduh perempuan baik berzina.
 Fasiq besar yakni, seseorang yang telah menyekutukan Tuhannya karena perbuatan atau
perkataan.

Munafiq
Munāfiq atau Munafik (kata benda, dari bahasa Arab: ‫منافق‬, plural munāfiqūn) adalah terminologi dalam
Islam untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama Islam, tetapi sebenarnya
hati mereka memungkirinya. Dalam Al Qur'an terminologi ini merujuk pada mereka yang tidak beriman
namun berpura-pura beriman.
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah", dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-
benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar
orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi
(manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang
demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi)
lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. (Surah Al-Munafiqun : 1-3)

Ciri – Ciri Munafik


Berdasarkan hadits, Nabi Muhammad mengatakan: “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu; jika
berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari dan jika dipercaya berkhianat”.
Kemudian ada hadits lain yang menjelaskan bahwa berdebat hingga melampaui batas termasuk dalam
kategori munafik.

Dzolim
Kata zalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf “dzho lam mim” (‫ ) ظ ل م‬yang bermaksud gelap. Di
dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama
dengan zalim yaitu melanggar hak orang lain. Namun pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang
baghyu, tergantung kalimat yang disandarkannya. Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya
adalah syirik.
Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan,
suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan,
kemusnahan harta benda, ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim
tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan
dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.
Kezaliman dibagi menjadi 2 kategori, menzalimi diri sendiri (dosa dan maksiat) dan orang lain (menyia-
nyiakan atau tidak menunaikan hak orang lain yang wajib ditunaikan). Kezaliman itu ada tiga macamnya
di antaranya adalah:

 Kezaliman yang tidak diampunkan Allah, yaitu syirik.


 Kezaliman yang dapat diampunkan Allah, perbuatan seseorang hamba terhadap dirinya sendiri di
dalam hubungan dia terhadap Allah.
 Kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah, perbuatan hamba-hamba-Nya di antara sesama
mereka, karena pasti dituntut pada Hari Akhir oleh mereka yang dizalimi.

3. Wilayah kajian Tauhid, Aqidah dan Kalam.


Kajian Ilmu Tauhid
 Tauhid Uluhiyyah
Tauhid yang membahas tentang ke-Esaan Allah dalam dzat-Nya tidak terdiri dari beberapa unsur
atau oknum, tidak sebagaimana teologi Yahudi dan Masehi.
Tauhid Uluhiyyah mencakup bahasan :
Tentang Dzat Allah, Tentang Nama-Nama Allah, Tentang Sifat-Sifat Allah, dan Tentang
Perbuatan Allah.
Tauhid Uluhiyyah juga memiliki lingkup kajian yaitu:
Tauhid Ulahiyyah, Tauhid Rububiyyah, Tauhid Malikiyyah.
 Tauhid An-Nubuwwah
Tauhid An-Nubuwwah adalah diambil dari kata Nabi. kedudukan dan peran serta sifat-sifat dan
keistimewaannya
Objek kajiannya, antara lain :
Tentang Rasul, Tentang Nama-Nama Rasul, Tentang Sifat Rasul.
 Tauhid Ar-Ruhaniyyah
Tauhid Ar-Ruhaniyyah berasal dari kata Ruhhun yang mana disini mengkaji akan segala hal
yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak kasat mata.
Maka dari itu disini dibahas akan beberapa hal yaitu:
Tentang Malaikat, Jin, Syaithon, dan Iblis
 Tauhid As-Sam’iyyat
secara bahasa berarti sesuatu yang ghaib yang bisa diketahui secara benar dengan cara ikhbari
(berita yang didengar), Atau dalam arti lain suatu perkara yang tertera dalam al-Qur’an dan
disebut dalam hadits Nabi saw sedangkan perkara itu tidak dapat diterima oleh akal manusia atau
sesuatu yang ghaib yang tidak bisa ditangkap oleh panca indra manusia, tetapi harus dipercayai
oleh setiap muslim akil dan baligh. Adanya perkara ini demi untuk meyakinkan kepastian adanya
risalah yang dibawa Rasulallah saw.
contohnya ialah : Malaikat, kitab, qadha dan qadar, mukjizat yang diberikan kepada para nabi.

Aqidah
Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam atau iman. Karena itulah, secara formal, ajaran
dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang enam. Oleh sebab itu, sebagian para ulama
dalam pembahasan atau kajian aqidah, mereka mengikuti sistematika rukun iman yaitu: iman
kepada Allah, iman kepada malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk ruhani seperti jin,
iblis, dan setan), iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan rasul Allah, iman kepada
hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar Allah swt.

Ilmu Kalam
Ilmu kalam adalah disiplin filsafat mencari prinsip-prinsip teologi Islam melalui dialektika.
Dalam bahasa Arab perkataan ini secara harfiah bermakna "kata-kata". Ilmu kalam dalam bahasa
Arab biasa diartikan sebagai ilmu tentang perkara Allah dan sifat-sifatNya.
Al-Farabi mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah
beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai
maslah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi
ilmu ketuhanan secara filosofis.
Sedangkan, Ibnu Kaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang mengandung
berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.
Ruang lingkup pembahasan ilmu kalam mencakup beberapa hal diantaranya adalah:
- Hal-hal yang bekaitan dengan Allah swt
- Hal-hal yang berkaitan dengan rasul
- Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan yang akan datang

4. Dzat, sifat, af'al dan asma' serta integrasi dan urgensinya.


Dzat
Dzat Allah merupakan perwujudan dari adanya Allah. Sama halnya manusia ada, karena Allah
dan dzat-Nya ada. Allah SWT merupakan zat pribadi dimana zat pribadi merupakan satu
perwujudan yang berdiri sendiri tanpa adanya ketergantungan pada dzat yang lain. Sangat
berbeda dengan manusia yang membutuhkan Allah untuk bisa hidup.
Adanya alam, malaikat, jin, dan manusia itu tercipta karena adanya akibat dari adanya dzat
Allah. Semua ada karena dzat yang maha qadim.
Dzat Allah SWT memiliki sifat-sifat yaitu sifat yang wajib, sifat yang mustahil bagi allah, dan
sifat yang ada pada dzat Allah.

Sifat
Tauhid sifat adalah meyakini bahwa sifat-sifat yang ada pada Allah seperti ilmu, kuasa, hidup,
dan sebagainya adalah merupakan hakikat Dzat-Nya, bahkan adalah Dzat-Nya sendiri. Dari sisi
lain, sifat ini bukanlah tambahan (zâ’id) dari luar Dzat-Nya, tidak memiliki sisi aksidental
(‘âridh) dan teraksiden (ma’rûdh), melainkan sifat ini adalah Dzat-Nya sendiri. Untuk
mengkajinya akan dijabarkan beberapa hal di bawah ini Jika zat dan sifat berbeda, maka Tuhan
akan terdiri dari rangkapan, Jika Zat dan sifat berbeda, maka akan terjadi saling membutuhkan,
Jika zat dan sifat berbeda, dan keduanya adalah mandiri

Af’al
Tauhid Af'ali (bahasa Arab: ‫ )التوحيد األفعالي‬adalah meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di
alam semesta, bahkan perbuatan-perbuatan entitas-entitas lain adalah perbuatan Allah. Sesuai
Tauhid Af'ali, setiap perbuatan/tindakan yang dilakukan oleh setiap entitas, terlaksana dengan
kekuatan dan kehendak Allah.

Asma
Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :
“Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul
husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan”.
Asmaaulhusna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai
dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan
yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah. Ia berkait dengan sifat dan af’al.
dimana secara umum kita mengenal 99 nama Allah.
Bahwa manusia hanya mampu dan hanya boleh mengenal sifat, af’al, dan Asma Allah saja. Dzat
Allah tidak akan pernah mampu dicapai oleh pemikiran manusia terpintar sekalipun.
“Fikirkanlah olehmu sifat ALLah dan jangan kamu memikirkan akan zatNya”.
Allah meliputi segala sesuatu (Al fushilat 54) adalah kesempurnaan .. dzat , sifat, asma, dan af’al

5. Sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz Bagi Allah san Rosulnya


Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang
dimiliki oleh manusia ataupun makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan
keimanan kita.
- Wujud
Wujud artinya ada. Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal
sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karena Allah yang menciptakannya.
- Qidam
Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai
Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.
- Baqa’
Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan makhluk lainnya selain
Allah akan mati dan hancur. Kita akan kembali kepadaNya dan itu pasti. Hanya Allah lah
yang kekal.
- Mukhalafatu lil hawadits
Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaan-Nya. Itulah keistimewaan dan
Keagungan Allah swt.
- Qiyamuhu binafsih
Sifat Allah selanjutnya yaitu Qiyamuhu binafsihi, yang artinya Allah berdiri sendiri.
- Wahdaniyyah
Sifat Allah Wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai dengan kalimat syahadat,
Asyhadu alaa ilaa ha illallah, Tiada Tuhan selain Allah.
- Qudrat
Qudrat adalah berkuasa.
- Iradat
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt memiliki
kehendak atas semua ciptaanNya.
- Ilmu
Ilmu artinya mengetahui. Apakah kamu akan memberitahukan kepada ALLAH tentang
agamamu (keyakinanmu), padahal ALLAH mengetahui apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi, dan ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hujurât: 16)
- Hayat
Sifat Allah Hayat atau Hidup. Manusia bisa mati, Allah tidak mati, Ia akan hidup terus
selama-lamanya.“Allah tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang
Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur.” (QS. Al-Baqarah: 255)
- Sam’un
Sifat Allah Sam’un atau mendengar. “Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. “ (QS. Al-Maidah: 76)
- Basar
Basar artinya melihat. “Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan
di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al-Hujurat: 18)
- Kalam
Kalam artinya berfirman. Al Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad saw.“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. “ (QS.
An-Nisa: 164)
- Qadirun
Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa.“Sesungguhnya Alllah
berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al Baqarah: 20).
- Muridun
Dzat Yang Maha Berkehendak. Ia berkehendak atas nasib dan takdir
manusia.“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki. “
(QS.Hud: 107).
- ‘Alimun
Allah mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun
dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu. “
(QS. An Nisa’: 176).
- Hayyun
Allah adalah Dzat Yang Hidup. “Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan
yang tidak mati. “ (QS. Al Furqon: 58).
- Sami’un
Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar..“Allah Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui. “ (QS. Al Baqoroh: 256).
- Basirun
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak terbatas seperti halnya
penglihatan manusia.
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al Hujurat: 18).
- Mutakallimun
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman
melalui ayat-ayat Al Quran.
Sifat Mustahil Bagi Allah
Adam : tiada
Huduts : bisa diperbaharui atau ada yang mendahului.
Fana’ : binasa dan kebalikan
Mumathalatuhu Lilhawadith : menyerupai makhluk
Qiyamuhu Bighayrih : Berdiri dengan yang lain
Ta’addud : Artinya lebih dari Saturda
Ajzun : Artinya lemah
Karahah : Terpaksa
Jahlun : Bodoh
Mautun : Sifat Maut
Syamamun : Tidak mendengar
Ama : Buta
Bakamum : tidak berbicara atau bisu
Kaunuhu ‘Ajizan : Lemah
Kaunuhu Karihan : Terpaksa
Kaunuhu Jahilan : Sifat mustahil bodoh
Kaunuhu Mayyitan : mungkin mati, karena Allah kekal dan Abadi
Kaunuhu Asamma : Tuli
Kaunuhu A’ma : Buta
Kaunuhu Abkama : Bisu

 Sifat Jaiz Allah


Artinya boleh bagi Allah SWT mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu atau
yang disebut juga dengan Mumkin.

 Sifat wajib Rasullah


1. As-Siddiq : Benar, Jujur.
2. Al-Amanah : Segala sesuatu yang diberikan kepada seseoprang yang dinilai memiliki
kemampuan untuk mengembannya.
3. At-Tablig : Menyampaikan wahyu
4. Al-Fatonah : Cerdas, rasul memeiliki kecerdasan yang tinggi

 Sifat mustahil Rasullah


Al-Kizzib ( bohong atau dusta )
Al-Khianah ( khianat )
Al-Kitman ( menyembunyikan kebenaran )
Al-Baladah ( bodoh )
 Sifat Jaiz Rasullah
Sifat jaiz bagi rasullah adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya rasul
memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti lapar, haus, sakit, tidur, sedih,
senang, berkeluarga dan lain sebagainya.

Beberapa sifat yang rasul juga memiliki:


Ishmaturrasul ( Orang yang mas’shum, terlindung dari dosa )
Iltizamurrasul ( Orang yang selalu komitmen dengan apapun yang mereka ajarkan )

6. Wujudiah Allah Dalam Diri Manusia Serta Makhluk/Alam Realita


Pemikiran Nuruddin Ar-Raniri
Konsep tasawuf wahdatul wujud sendiri, menurut canonsell muncul sekitar abad 9-10 oleh al
bayazid dari Bistam dan Al-junaid yang terkenal adalah al-Hallaj yang dikenal dengan “ana al-
haq”, yang kemudian dianggap sesat dan dibunuh. Wlaupun demikian, ajaran al-Hallaj tetap
diikuti dan dipelajari.
Sebagai Ulama’ yang sangat mendukung penafsiran mistiko-filosofis wahdatul wujud, ajaran
mereka misalnya menjelaskan bahwa alam raya dalam serangkaian emanasi-emanasi neo
platonis dan menggangap emanasi sebagai bagian dari Tuhan itu sendiri. Mereka juga
mengajarkan Bahwa Tuhan itu seolah-olah sama dengan makhluknya (ittihad) atau tuhan dapat
meinit dan menjelma kepada semua benda ciptaan-Nya. Jadi, bisa dikatakan bahwa dalam
konsep Wujudiyyah, semua benda adalah Tuhan atau sebaliknya Tuhan adalah semua benda.
Hal ini menjadi point kritik Ar-Raniri dalam konsep tasawufnya. Ada beberapa pendapat
mengenai konsep Wahdatul Wujud tersebut, diantaranya adalah mengenai bahwa “wujud Tuhan
dan Wujud Alam & Manusia adalah satu”, Ar-Raniri berpendapat bahwa jika makhluk dan alam
itu satu, maka semua hewan, tumbuhan dan hal-hal yang beruwujud adalah Allah, dengan
demikian apa yang dimakan, minum, dibakar adalah Allah, hal itu juga berarti bahwa segala
perbuatan manusia, termasuk perbuatan tercela juga perbuatan Allah.
Bahwa jika memang benar bahwa tuhan dan makhluk itu hakikatnya satu, maka manusia akan
mengetahui dan dapat berbuat segala sesuatu,baik itu yang ada di langit dan di bumi. Ar-Raniri
menjelaskan kedudukan Allah dan Makhluk yaitu Alam semesta merupakan ciptaan Allah dan
Allah adalah penciptanya.

Wujud Allah itu wujud mahkluk dan wujud mahkluk adalah wujud Allah” tidak terlepas dari
empat kemungkinan :
- Intiqal : wujud Allah erpindah kepada makhluk seperti seorang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain
- Ittihad : dua wujud menjadi satu, seperti menyatunya emas dengan tembaga
- Hulul : wujud allah masuk kedalam mahkluk, seperti air masuk kedalam botol
- Ittishal : wujud Allah berhubungan dengan makhluk, seperti manusia dengan anggotanya

2. Berikan analisis dan kritik serta komentar dari beberapa pemikiran Ulama
mutakalimuun

Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan definisi tauhid dalam istilah
syari’at secara umum adalah

‫ واأللوهية و األسماء و الصفات‬،‫إفراد هللا سبحانه بما َيْخ َتُص به من الربوبية‬

“Mengesakan Allah Subhanahu dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya, yaitu rububiyyah,
uluhiyyah, dan asma` was shifat”.

Analisis : Definisi tauhid menurut ulama mutakamilun diatas bahwa inti dari definisi tersebut
ialah mengesakan ALLAH SWT yang tertera pada Al – Quran Surat Al – Ikhlas Ayat 1 yang
berbunyi :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ۚ ُقْل ُهَو ُهّٰللا َاَح ٌد‬

qul huwallohu ahad

"Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa."

(QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 1)

Kritik : Definisi tauhid yang dijelaskan oleh para ulama mutakalimun ini tidak mencakup arti
secara universal atau keseluruhan atau istilah lain definisi tersebut dijelaskan seacara arti sempit
dan bukan luas.
Komentar : Pendapat ulama tersebut dapat dimengerti oleh segolongan orang – orang yang
sudah paham mengenai ilmu tauhid. Tapi beda halnya dengan beberapa orang yang belum
mengerti secara detail mengenai ilmu tauhid itu karena pada dasarnya segala sesuatu harus
ditelaah lebih terperinci.
3. Kesimpulan Dari Seluruh materi silabi
Dari seluruh materi silabi dapat disimpulkan bahwa Tauhid dapat membantu dalam pembentukan
kepribadian yang kokoh, arah hidup menjadi jelas, dan tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya
kepada Allah SWT. Kepada-Nya tempat menghadap, baik dalam kesendirian atau di tengah
keramaian orang, dan selalu memohon kepada-Nya dalam keadaan sempit maupun lapang.

Anda mungkin juga menyukai