NIM : 1203050092
Kelas : 1B Ilmu Hukum
UJIAN TENGAH SEMESTER TAUHID
Aqidah
‘Aqiidah ( )العقيدةmenurut Bahasa Arab (Etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu ( )العقدyang berarti
ikatan, at-tautsiiqu ( )التوثيقyang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (
)اإلحكامyang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquwwah ( )الربط بقوةyang berarti
mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi) yang umum, ‘aqidah adalah
iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Beberapa keistimewaan aqidah Islam adalah :
• Rahmatan lil alamin
• Terbukti akan kebenarannya melalui sejarah dan bukti-bukti lainnya
• Al-Quran terbukti secara ilmiah
• Ajaran agama Islam mudah, terang atau jelas dan tegas
• Menentramkan hati atau damai
• Membuat pengikutnya bermartabat
• Sepanjang zaman
Ilmu Kalam
Ilmu kalam dalam bahasa Arab biasa diartikan sebagai ilmu tentang perkara Allah dan sifat-sifat-
Nya. Oleh sebab itu ilmu kalam biasa disebut juga sebagai ilmu ushuluddin atau ilmu tauhid
ialah ilmu yang membahas tentang penetapan aqoid diniyah dengan dalil (petunjuk) yang
kongkrit.
Al-Farabi mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah
beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai
maslah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi
ilmu ketuhanan secara filosofis.
Sedangkan, Ibnu Kaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang mengandung
berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.
Manfaat Mempelajari Ilmu Kalam
• Memperkuat Dasar Pengetahuan tentang Islam
• Tidak Mudah Melenceng dari Ajaran Agama
• Dapat Menerapkan Secara Konsisten Amalan Islam
2. Syirik, fasik, munafik dan dzolim menurut pendekatan normatif etik dan ilmiah.
Syirik
Syirik adalah itikad ataupun perbuatan yang menyamakan sesuatu selain Allah dan disandarkan pada
Allah dalam hal rububiyyah dan uluhiyyah. Umumnya, menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah yaitu hal-
hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah, atau memalingkan suatu
bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selain-Nya.
Dampak Syirik diantaranya :
1. Perbuatan Zalim
ِاَّن الّٰل َه اَل َيۡغ ِف ُر َاۡن ُّيۡش َر َك ِبهٖ َو َيۡغ ِف ُر َم ا ُدۡو َن ٰذ ِلَك ِلَم ۡن َّيَش ٓا ُءۚ َو َم ۡن ُّيۡش ِر ۡك ِبالّٰلِه َفَق ِد اۡف َتـٰۤرى ِاۡث ًم ا َعِظ ۡي ًم ا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia
mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa
mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar. QS. An-Nisa : 48
3. Tempatnya di Neraka
َٰذ ِلَك ُه َد ى ٱلَّلِه َيْه ِدى ِبِهۦ َم ن َيَش ٓاُء ِم ْن ِعَباِدِهۦۚ َو َلْو َأْش َر ُك و۟ا َحَلِبَط َعْنُه م َّم ا َك اُنو۟ا َيْع َم ُلوَن
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka
amalan yang telah mereka kerjakan. QS. Al-An’am : 88
Jenis Syirik
Secara umum, syirik dimasukkan ke dalam dua kelompok, yaitu Syirik besar dan Syirik kecil
Syirik Besar
Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam
Neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat kepada Allah.
Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo'a
kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk
selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa
memberikan manfaat maupun mudharat.
Bentuk-bentuk syirik besar:
Syirik Do'a, yaitu di samping dia berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, ia juga berdo'a
kepada selain-Nya.
Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiyat kepada Allah.
Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan.
Syirik Kecil
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan
merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.
Bentuk-bentuk syirik kecil:
Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk
ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.
Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji
orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lainnya.
Mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah ‘azza wa jalla dengan senantiasa berupaya memurnikan
tauhid.
Menuntut ilmu syar’i.
Mengenali dampak kesyirikan dan menyadari bahwasanya syirik itu akan menghantarkan
pelakunya kekal di dalam Jahanam dan menghapuskan amal kebaikan.
Menyadari bahwasanya syirik akbar tidak akan diampuni oleh Allah kecuali bertaubat.
Tidak berteman dengan orang-orang yang bodoh yang hanyut dalam berbagai bentuk kesyirikan.
Fasik
Fasik secara etimologi berarti "keluar dari sesuatu". Sedangkan secara terminologi berarti seseorang yang
menyaksikan, tetapi tidak meyakini dan melaksanakannya. Dalam agama Islam, pengertian dari fasik
adalah orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya.
Seseorang yang selalu melakukan dosa akan menganggap bahwa dosa adalah hal yang biasa dan sulit
untuk meninggalkannya. Dan, hal tersebut dapat membuat mereka keluar dari agama (murtad).
Fasiq dapat dibedakan menjadi 2 jenis:
Fasiq kecil yakni, seseorang yang masih berbuat maksiat atau dosa namun masih memiliki iman
dalam hatinya. Seperti: menuduh perempuan baik berzina.
Fasiq besar yakni, seseorang yang telah menyekutukan Tuhannya karena perbuatan atau
perkataan.
Munafiq
Munāfiq atau Munafik (kata benda, dari bahasa Arab: منافق, plural munāfiqūn) adalah terminologi dalam
Islam untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama Islam, tetapi sebenarnya
hati mereka memungkirinya. Dalam Al Qur'an terminologi ini merujuk pada mereka yang tidak beriman
namun berpura-pura beriman.
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah", dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-
benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar
orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi
(manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang
demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi)
lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. (Surah Al-Munafiqun : 1-3)
Dzolim
Kata zalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf “dzho lam mim” ( ) ظ ل مyang bermaksud gelap. Di
dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama
dengan zalim yaitu melanggar hak orang lain. Namun pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang
baghyu, tergantung kalimat yang disandarkannya. Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya
adalah syirik.
Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan,
suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan,
kemusnahan harta benda, ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim
tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan
dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.
Kezaliman dibagi menjadi 2 kategori, menzalimi diri sendiri (dosa dan maksiat) dan orang lain (menyia-
nyiakan atau tidak menunaikan hak orang lain yang wajib ditunaikan). Kezaliman itu ada tiga macamnya
di antaranya adalah:
Aqidah
Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam atau iman. Karena itulah, secara formal, ajaran
dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang enam. Oleh sebab itu, sebagian para ulama
dalam pembahasan atau kajian aqidah, mereka mengikuti sistematika rukun iman yaitu: iman
kepada Allah, iman kepada malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk ruhani seperti jin,
iblis, dan setan), iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan rasul Allah, iman kepada
hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar Allah swt.
Ilmu Kalam
Ilmu kalam adalah disiplin filsafat mencari prinsip-prinsip teologi Islam melalui dialektika.
Dalam bahasa Arab perkataan ini secara harfiah bermakna "kata-kata". Ilmu kalam dalam bahasa
Arab biasa diartikan sebagai ilmu tentang perkara Allah dan sifat-sifatNya.
Al-Farabi mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah
beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai
maslah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi
ilmu ketuhanan secara filosofis.
Sedangkan, Ibnu Kaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang mengandung
berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.
Ruang lingkup pembahasan ilmu kalam mencakup beberapa hal diantaranya adalah:
- Hal-hal yang bekaitan dengan Allah swt
- Hal-hal yang berkaitan dengan rasul
- Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan yang akan datang
Sifat
Tauhid sifat adalah meyakini bahwa sifat-sifat yang ada pada Allah seperti ilmu, kuasa, hidup,
dan sebagainya adalah merupakan hakikat Dzat-Nya, bahkan adalah Dzat-Nya sendiri. Dari sisi
lain, sifat ini bukanlah tambahan (zâ’id) dari luar Dzat-Nya, tidak memiliki sisi aksidental
(‘âridh) dan teraksiden (ma’rûdh), melainkan sifat ini adalah Dzat-Nya sendiri. Untuk
mengkajinya akan dijabarkan beberapa hal di bawah ini Jika zat dan sifat berbeda, maka Tuhan
akan terdiri dari rangkapan, Jika Zat dan sifat berbeda, maka akan terjadi saling membutuhkan,
Jika zat dan sifat berbeda, dan keduanya adalah mandiri
Af’al
Tauhid Af'ali (bahasa Arab: )التوحيد األفعاليadalah meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di
alam semesta, bahkan perbuatan-perbuatan entitas-entitas lain adalah perbuatan Allah. Sesuai
Tauhid Af'ali, setiap perbuatan/tindakan yang dilakukan oleh setiap entitas, terlaksana dengan
kekuatan dan kehendak Allah.
Asma
Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :
“Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul
husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan”.
Asmaaulhusna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai
dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan
yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah. Ia berkait dengan sifat dan af’al.
dimana secara umum kita mengenal 99 nama Allah.
Bahwa manusia hanya mampu dan hanya boleh mengenal sifat, af’al, dan Asma Allah saja. Dzat
Allah tidak akan pernah mampu dicapai oleh pemikiran manusia terpintar sekalipun.
“Fikirkanlah olehmu sifat ALLah dan jangan kamu memikirkan akan zatNya”.
Allah meliputi segala sesuatu (Al fushilat 54) adalah kesempurnaan .. dzat , sifat, asma, dan af’al
Wujud Allah itu wujud mahkluk dan wujud mahkluk adalah wujud Allah” tidak terlepas dari
empat kemungkinan :
- Intiqal : wujud Allah erpindah kepada makhluk seperti seorang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain
- Ittihad : dua wujud menjadi satu, seperti menyatunya emas dengan tembaga
- Hulul : wujud allah masuk kedalam mahkluk, seperti air masuk kedalam botol
- Ittishal : wujud Allah berhubungan dengan makhluk, seperti manusia dengan anggotanya
2. Berikan analisis dan kritik serta komentar dari beberapa pemikiran Ulama
mutakalimuun
Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan definisi tauhid dalam istilah
syari’at secara umum adalah
“Mengesakan Allah Subhanahu dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya, yaitu rububiyyah,
uluhiyyah, dan asma` was shifat”.
Analisis : Definisi tauhid menurut ulama mutakamilun diatas bahwa inti dari definisi tersebut
ialah mengesakan ALLAH SWT yang tertera pada Al – Quran Surat Al – Ikhlas Ayat 1 yang
berbunyi :
Kritik : Definisi tauhid yang dijelaskan oleh para ulama mutakalimun ini tidak mencakup arti
secara universal atau keseluruhan atau istilah lain definisi tersebut dijelaskan seacara arti sempit
dan bukan luas.
Komentar : Pendapat ulama tersebut dapat dimengerti oleh segolongan orang – orang yang
sudah paham mengenai ilmu tauhid. Tapi beda halnya dengan beberapa orang yang belum
mengerti secara detail mengenai ilmu tauhid itu karena pada dasarnya segala sesuatu harus
ditelaah lebih terperinci.
3. Kesimpulan Dari Seluruh materi silabi
Dari seluruh materi silabi dapat disimpulkan bahwa Tauhid dapat membantu dalam pembentukan
kepribadian yang kokoh, arah hidup menjadi jelas, dan tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya
kepada Allah SWT. Kepada-Nya tempat menghadap, baik dalam kesendirian atau di tengah
keramaian orang, dan selalu memohon kepada-Nya dalam keadaan sempit maupun lapang.