Anda di halaman 1dari 6

Apakah Moms familiar dengan kata poligami?

Dalam Kamus Besar Bahasa


Indonesia (KBBI) , poligami adalah sistem perkawinan yang salah satu pihak
memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang
bersamaan.

Meski terdengar tidak biasa, nyatanya banyak yang melakukan praktik


pernikahan seperti ini. Khususnya bagi kaum wanita, kata tersebut dianggap
menakutkan karena kerapkali dianggap merugikan pihak wanita dan
menguntungkan bagi pria dalam pelaksanaanya.

World Journal of Psychiatry  mencatat, hasil paling baik terkait poligami harus
dipahami melalui pertimbangan realitas sosial-budaya dan ekonomi. Sebab,
akan berkaitan dengan praktik kesehatan mental.

Namun sebenarnya, bagaimana Islam memandang poligami? Bagaimana


praktiknya dalam hukum pernikahan di Indonesia? Beberapa penjelasan di
bawah ini akan menjawab keingintahuan Moms akan praktik pernikahan
tersebut.

Baca Juga: Agar Pernikahan Langgeng, Ikuti 5 Tips Komunikasi dengan


Pasangan Seperti Ini

Poligami Dalam Hukum Indonesia

Foto: Time.com
Setiap negara memiliki aturan sendiri terkait praktik poligami, termasuk di
Indonesia. Dilansir Hukum Online , terdapat prosedur poligami yang sah
dilakukan dari segi hukum negara.

Sebenarnya, terdapat asas Monogami dalam UU Perkawinan, seperti tertuang


dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU
Perkawinan). Ini menunjukkan bahwa hukum Indonesia hanya membolehkan
satu kali pernikahan untuk setiap orang.

Asas itu ditegaskan kembali dalam Pasal 3 ayat (1) dan penjelasannya UU
Perkawinan yang berbunyi bahwa dalam perkawinan, seorang pria hanya
boleh mempunyai seorang istri dan seorang wanita hanya boleh mempunyai
seorang suami (asas monogami).

Meski begitu, UU Perkawinan juga memberikan pengecualian bahwa


pengadilan dapat memberi izin kepada suami untuk beristri lebih dari seorang
(poligami), dengan beberapa ketentuan seperti:

1. Suami wajib mengajukan permohonan ke Pengadilan di daerah tempat


tinggalnya, dengan syarat ada persetujuan dari istri/istri-istri, dengan catatan
persetujuan ini tidak diperlukan jika:

2. Adanya kepastian suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan


anak-anak;

3. Adanya jaminan suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak.

Selain itu, pengadilan hanya memberikan izin poligami jika:

Baca Juga: Rahasia Pernikahan Sukses: Saling Menghormati

Poligami dalam Hukum Islam


ADVERTISEMENT
Foto: Qrius.com

Berkaitan dengan praktik pernikahan tersebut, Allah SWT berfirman: “Dan jika


kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang
yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang
kamu senangi:

dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka
(nikahilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian
itu adalah lebih dekat   kepada tidak berbuat aniaya.” (QS An Nisaa: 3).

Dalam ayat tersebut, Allah SWT membolehkan laki-laki untuk melakukan


poligami. Ini juga diperkuat dengan adanya praktik poligami yang dilakukan
oleh Rasulullah SAW. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hukum
poligami adalah Islam adalah diperbolehkan.

Akan tetapi, poligami tidak boleh dilakukan secara sembarangan dan


mengandung aturan yang ketat. Ada beberapa aturan sesuai syariat yang
mengikat dalam praktik pernikahan tersebut. Berikut ini adalah beberapa
syarat poligami dalam Islam beserta dalilnya.
1. Bersikap Adil

Ini adalah suatu kewajiban yang berlaku bagi setiap suami yang memilih untuk
melakukan poligami. Tidak boleh sama sekali memiliki keberpihakan kepada
salah satu istri, karena termasuk kezaliman bagi yang lainnya.

Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja orangnya yang memiliki dua istri lalu
lebih cenderung kepada salah satunya, pada hari kiamat kelak ia akan datang
dalam keadaan sebagian tubuhnya miring.” (HR Abu Dawud, An-Nasa-i, At-
Tirmidzi).

Salah satu bentuk adil adalah mampu bersikap tegas  dalam mengambil


keputusan. Misalnya saat menentukan kapan harus menginap sesuai jadwal,
seorang suami harus tegas dan tidak boleh tergoda rayuan salah satu istrinya.

Jika hal seperti itu saja berat untuk dilakukan, alangkah lebih baik untuk hanya
memiliki satu istri saja. Dalam Alquran Allah berfirman: “…Kemudian jika kamu
khawatir tidak mampu berbuat adil, maka nikahilah satu orang saja…” (QS An-
Nisa: 3).
ADVERTISEMENT

Ini memang tidak mudah, karena Allah SWT juga telah menjelaskan bahwa
berlaku adil itu sulit. Jadi, jika seorang laki-laki merasa tidak mampu  berlaku
adil , sebaiknya hindari poligami. Sebab sikap ketidakadilan bisa memicu
datangnya siksa dari Allah SWT.

2. Tidak Boleh Lalai dalam Beribadah

Seorang yang hendak melakukan poligami, mestinya ia bertambah


ketakwaannya kepada Allah SWT yang terlihat saat semakin rajin beribadah.
Namun jika yang terjadi sebaliknya, maka poligami hanya akan menjadi fitnah.

Dalam Alquran Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman,


sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi
musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…” (QS At-
Taghabun: 14).

Sebab terkadang ketika pria memiliki banyak istri dan keturunan, dia akan
melupakan ibadahnya. Karena terlalu sibuk bekerja menafkahi keluarga atau
terlalu sibuk bersenang-senang dengan istri dan anak-anaknya, hingga
melalaikan Allah SWT.

Padahal, Allah SWT telah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman,


janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat
Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang
yang rugi.” (QS Al-Munafiqun: 9).

Baca Juga: Pernikahan Tidak Bahagia? Ini 7 Cara Menghadapinya!


3. Menjaga Kehormatan Para Istri

Poligami dalam Islam juga mewajibkan suami agar dapat melindungi agama
serta kehormatan para istrinya. Salah satu hal yang harus dilakukan untuk
melakukannya adalah dengan tekun mengajarkan ilmu agama dan
membimbing para istri.

Shalihahnya istri menjadi tanggung jawab suami yang akan mengangkat atau
menurunkan kehormatannya. Selain itu, suami juga harus memperhatikan
kebutuhan biologis para istri. Semua harus sama rata, tanpa ada yang dibeda-
bedakan agar tidak melakukan kezhaliman.
ADVERTISEMENT

Suami adalah pemimpin keluarga, apabila ia membiarkan bersikap bebas dan


bermaksiat, maka suami pun juga ikut berdosa. Tak peduli seberapa banyak
istrinya, semuanya harus bisa dididik secara benar. Sebagaimana firman Allah
SWT dalam Alquran:

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At-Tahrim:
6).

Dalam ayat yang lain, Allah SWT menegaskan kembali kewajiban laki-


laki  pemimpin keluarga dalam menjaga aqidah dan ibadah
keluarganya. “Perintahakanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan
bersabarlah dalam menegakkannya.” (QS Thaha: 132).

4. Siap Menafkahi Lahir dan Batin

Ini adalah syarat poligami dalam Islam sudah jadi aturan mutlak dan tidak bisa
ditoleransi. Sebagai pemimpin dalam rumah tangga, memberikan nafkah lahir
dan batin bagi istri adalah kewajiban utama seorang suami.

Haram hukumnya jika seseorang yang belum mampu mencukupi nafkah


seorang istri, tapi ingin memiliki istri baru. Allah SWT berfirman:  “Dan orang-
orang yang tidak mampu menikah, hendaklah menjaga kesucian (dirinya),
sampai Allah memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-
Nya…” (QS An-Nur: 33).

4. Dilarang Memilih Wanita yang Bersaudara

Dalam Islam, hal ini tidak diperbolehkan. Salah satu pertimbangannya karena
adanya hubungan darah yang jika dilanjutkan maka akan berpengaruh pada
sistem bagi waris. Selain itu, ditakutnya akan timbul permasalahan terkait
statusnya tersebut di kemudian hari.

Allah SWT berfirman: “(Diharamkan atas kamu) menghimpunkan (dalam


pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada
masa lampau. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS An-Nisaa’: 23).

Kemudian ada juga hadis dari Imam Bukhari bahwa larangan menikahi dua
wanita yang bersaudara diperkuat oleh hadist Rasulullah SAW, bahwa Urnmu
Habibah (isteri Rasulullah) mengusulkan agar baginda menikahi adiknya. Maka
beliau menjawab; “Sesungguhnya dia tidak halal untukku.” (HR Imam Bukhari,
An Nasa’i).
ADVERTISEMENT

5. Maksimal 4 Orang Istri

Hal ini telah diketahui oleh masyarakat yang ingin berpoligami. Batas maksimal
yang diperbolehkankan bagi orang yang ingin poligami adalah empat orang
istri sesuai dengan aturan yang pernah diberikan oleh Rasulullah SAW:

“Dari Qais Ibnu Al-Harits ia berkata: Ketika masuk Islam saya memiliki delapan
istri, saya menemui Rasulullah dan menceritakan keadaan saya, lalu beliau
bersabda: “Pilih empat diantara mereka.” (HR Ibnu Majah).

Banyak pria yang menjadikan dalil poligami agar bisa menikah lagi dan hanya
sebagai pemuas nafsu. Padahal, tujuan poligami adalah semata-mata untuk
membantu wanita-wanita yang belum menikah , wanita tak mampu, atau janda
agar ada seseorang yang menafkahi.

Sebab, menikah bisa menaikkan kedudukan wanita. Menikah juga


mempermudah wanita untuk masuk surga. Maka itu, Allah SWT
memperbolehkan berpoligami. Namun Allah membantasi jumlahnya, karena
Allah tahu bahwa poligami itu sulit bagi pria.

Perlu diingat, dalam poligami sedikit saja laki-laki berlaku tak adil terhadap
istri-istrinya, maka perbuatannya tersebut dapat menjerumuskannya ke dalam
neraka . Subhanallah.

Anda mungkin juga menyukai