World Journal of Psychiatry mencatat, hasil paling baik terkait poligami harus
dipahami melalui pertimbangan realitas sosial-budaya dan ekonomi. Sebab,
akan berkaitan dengan praktik kesehatan mental.
Foto: Time.com
Setiap negara memiliki aturan sendiri terkait praktik poligami, termasuk di
Indonesia. Dilansir Hukum Online , terdapat prosedur poligami yang sah
dilakukan dari segi hukum negara.
Asas itu ditegaskan kembali dalam Pasal 3 ayat (1) dan penjelasannya UU
Perkawinan yang berbunyi bahwa dalam perkawinan, seorang pria hanya
boleh mempunyai seorang istri dan seorang wanita hanya boleh mempunyai
seorang suami (asas monogami).
3. Adanya jaminan suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak.
dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka
(nikahilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian
itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS An Nisaa: 3).
Ini adalah suatu kewajiban yang berlaku bagi setiap suami yang memilih untuk
melakukan poligami. Tidak boleh sama sekali memiliki keberpihakan kepada
salah satu istri, karena termasuk kezaliman bagi yang lainnya.
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja orangnya yang memiliki dua istri lalu
lebih cenderung kepada salah satunya, pada hari kiamat kelak ia akan datang
dalam keadaan sebagian tubuhnya miring.” (HR Abu Dawud, An-Nasa-i, At-
Tirmidzi).
Jika hal seperti itu saja berat untuk dilakukan, alangkah lebih baik untuk hanya
memiliki satu istri saja. Dalam Alquran Allah berfirman: “…Kemudian jika kamu
khawatir tidak mampu berbuat adil, maka nikahilah satu orang saja…” (QS An-
Nisa: 3).
ADVERTISEMENT
Ini memang tidak mudah, karena Allah SWT juga telah menjelaskan bahwa
berlaku adil itu sulit. Jadi, jika seorang laki-laki merasa tidak mampu berlaku
adil , sebaiknya hindari poligami. Sebab sikap ketidakadilan bisa memicu
datangnya siksa dari Allah SWT.
Sebab terkadang ketika pria memiliki banyak istri dan keturunan, dia akan
melupakan ibadahnya. Karena terlalu sibuk bekerja menafkahi keluarga atau
terlalu sibuk bersenang-senang dengan istri dan anak-anaknya, hingga
melalaikan Allah SWT.
Poligami dalam Islam juga mewajibkan suami agar dapat melindungi agama
serta kehormatan para istrinya. Salah satu hal yang harus dilakukan untuk
melakukannya adalah dengan tekun mengajarkan ilmu agama dan
membimbing para istri.
Shalihahnya istri menjadi tanggung jawab suami yang akan mengangkat atau
menurunkan kehormatannya. Selain itu, suami juga harus memperhatikan
kebutuhan biologis para istri. Semua harus sama rata, tanpa ada yang dibeda-
bedakan agar tidak melakukan kezhaliman.
ADVERTISEMENT
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At-Tahrim:
6).
Ini adalah syarat poligami dalam Islam sudah jadi aturan mutlak dan tidak bisa
ditoleransi. Sebagai pemimpin dalam rumah tangga, memberikan nafkah lahir
dan batin bagi istri adalah kewajiban utama seorang suami.
Dalam Islam, hal ini tidak diperbolehkan. Salah satu pertimbangannya karena
adanya hubungan darah yang jika dilanjutkan maka akan berpengaruh pada
sistem bagi waris. Selain itu, ditakutnya akan timbul permasalahan terkait
statusnya tersebut di kemudian hari.
Kemudian ada juga hadis dari Imam Bukhari bahwa larangan menikahi dua
wanita yang bersaudara diperkuat oleh hadist Rasulullah SAW, bahwa Urnmu
Habibah (isteri Rasulullah) mengusulkan agar baginda menikahi adiknya. Maka
beliau menjawab; “Sesungguhnya dia tidak halal untukku.” (HR Imam Bukhari,
An Nasa’i).
ADVERTISEMENT
Hal ini telah diketahui oleh masyarakat yang ingin berpoligami. Batas maksimal
yang diperbolehkankan bagi orang yang ingin poligami adalah empat orang
istri sesuai dengan aturan yang pernah diberikan oleh Rasulullah SAW:
“Dari Qais Ibnu Al-Harits ia berkata: Ketika masuk Islam saya memiliki delapan
istri, saya menemui Rasulullah dan menceritakan keadaan saya, lalu beliau
bersabda: “Pilih empat diantara mereka.” (HR Ibnu Majah).
Banyak pria yang menjadikan dalil poligami agar bisa menikah lagi dan hanya
sebagai pemuas nafsu. Padahal, tujuan poligami adalah semata-mata untuk
membantu wanita-wanita yang belum menikah , wanita tak mampu, atau janda
agar ada seseorang yang menafkahi.
Perlu diingat, dalam poligami sedikit saja laki-laki berlaku tak adil terhadap
istri-istrinya, maka perbuatannya tersebut dapat menjerumuskannya ke dalam
neraka . Subhanallah.