Anda di halaman 1dari 2

STIS HIDAYATULLAH BALIKPAPAN

P O L I G A M I
Kontribusi basori
Wednesday, 04 April 2007
Update terakhir Wednesday, 04 April 2007

Dr. Ausgust Forel dalam bukunya Het Sexueele Vraag Stuk, yang dikutip oleh Nadimah Tanjung dalam bukunya Islam
dan perkawinan, mengatakan poligami ini telah dijalankan oleh bangsa-bangsa sejak zaman primitif, bahkan sampai
sekarang. Poligami yang sudah berlangsung sejak jauh sebelum datangnya Islam. orang-orang Eropa yang sekarang
kita sebut Rusia, Yugoslavia, cekoslavia, Jerman, Belgia, Belanda, Denmark, swedia dan Inggris semuannya adalah
bangsa-bangsa yang berpoligami, demikian juga dengan bangsa-bangsa Timur seperti bangsa Ibrani dan Arab, mereka
juga berpoligami.
Dalam islam sendiri masalah poligami mendapat perhatian serius, poligami menjadi bagian dari syariat dengan
ketentuan yang ketat bagi pemeluknya. walaupun dapat kita ketahui bahwa poligami itu bukan diciptakan oleh islam,
namun telah dilakukan oleh hampir seluruh bangsa dari berbagai agama dan kepercayaan dari hampir seluruh pelosok
benua.

A. Sejarah poligami
Dr. Ausgust Forel dalam bukunya Het Sexueele Vraag Stuk, yang dikutip oleh Nadimah Tanjung dalam bukunya Islam
dan perkawinan, mengatakan poligami ini telah dijalankan oleh bangsa-bangsa sejak zaman primitif, bahkan sampai
sekarang. Poligami yang sudah berlangsung sejak jauh sebelum datangnya Islam. orang-orang Eropa yang sekarang
kita sebut Rusia, Yugoslavia, cekoslavia, Jerman, Belgia, Belanda, Denmark, swedia dan Inggris semuannya adalah
bangsa-bangsa yang berpoligami, demikian juga dengan bangsa-bangsa Timur seperti bangsa Ibrani dan Arab, mereka
juga berpoligami.
Dalam islam sendiri masalah poligami mendapat perhatian serius, poligami menjadi bagian dari syariat dengan
ketentuan yang ketat bagi pemeluknya. walaupun dapat kita ketahui bahwa poligami itu bukan diciptakan oleh islam,
namun telah dilakukan oleh hampir seluruh bangsa dari berbagai agama dan kepercayaan dari hampir seluruh pelosok
benua.B. Pengertian poligami
Kata poligami berasal dari bahasa Yunani, polus yang artinya banyak dan gamein, yang artinya kawin. Jadi, poligami
adalah kawin banyak artinya seorang pria mempunyai beberapa orang istri pada saat yang sama. dalam bahasa Arab
poligami disebut ta’diiduz-zaujaat (berbilangnya pasangan). yaitu seorang laki-laki beristri lebih dari seorang,
tetapi dibatasi paling banyak adalah empat orang. Sedang dalam bahasa Indonesia poligami adalah sistem perkawinan
yang salah satu pihak mengawini dua orang lebih dalam satu kurun waktu; bermadu, sedang lebih definitif lagi kata
madu dalam pengertian ini yaitu; istri kedua dan seterusnya dalam perkawinan poligami.
Perkawinan yang diajarkan Islam harus menciptakan suasana yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. suasana yang
sulit dilaksanakan seandainya seorang laki-laki memiliki istri lebih dari seorang. Walaupun poligami diperbolehkan,
namun banyak sebagian ummat Islam yang menolak praktek penikahan ini dikarenakan dirasa berat syarat untuk
melaksanakannya, hal ini ditambah kenyataan banyak kasus yang menyebabkan traumatik.C. Dalil diperbolehkannya
poligami
Islam adalah agama rahmah bagi semesta dan terkhusus bagi pemeluknya, dalam ajaran islam seorang laki-laki
memiliki kelebihan dibandingkan wanita, dalam hal pernikahan seorang laki-laki diperkenankan untuk menikah lebih dari
seorang istri dengan beberapa ketentuan yang menjadi syarat dibolehkannya bagi pelaku, adapun dalil yang menjadi
sumber di sahaknnya poligami adalah.
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu
mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat”(Qs. An-nisa;
4;3).Syaikh Abdul Aziz bin Baz menerangkan ayat ini tentang anjuran untuk menikah lebih dari satu, baik dua, tiga atau
empat, hal ini lebih menjaga pandangan, kemaluan, kesucian dan memperbanyak keturunan serta melindungi
kehormatan hidup seorang wanita. Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah mengungkapkan, bahwa seorang laki-laki haram
memadu lebih dari empat orang perempuan. Sebab empat orang itu sudah cukup, dan melebihi dari empat berari
mengingkari kebaikan yang disyari’atkan oleh Allah bagi kemaslahatan suami-istri
Mengenai jumlah istri ini ada bebarapa riwayat yang dapat diketahui, Malik meriwayatkan dalam Al-Muwattha’,
Nasai dan Daruquthni dalam masing-masing Sunnanya. “Bahwa Nabi berkata kepada Ghilan bin Ummayyah At-
Tsaqafi yang masuk Islam, padahal ia punya sepuluh istri. beliau bersabda “Pilihlah empat orang diantara
mereka. dan ceraikanlah yang lainnya”. dalam hadits lain yang terdapat dalam Kitab Sunan Abu Daud dari Harits
bin Qais ia berkata “Saya masuk Islam bersama-sama dengan delapan istri saya, lalu saya ceritakan hal tersebut
kepada Nabi Saw. Maka bersabda beliau “Pilihlah empat orang diantara mereka”. Sedangkan dalam hal
pernikahan yang terjadi dengan para Ummul mukminin dianggap kekhususan bagi baliau dan tidak berlaku bagi
ummatnya kecuali seperti yang telah diterangkan diatas. D. Syarat diperbolehknya Poligami
Mengingat aturan-aturan Allah adalah untuk manusia, Syaik Muhammad Abduh memberikan penafsiran pada surah An-
Nisa ayat 3 dan 129, sebagai berikut “Meskipun Islam membolehkan poligami, tetapi jalan itu sangat sempit,
sehingga poligami itu hanya dapat dibenarkan untuk dikerjakan dalam keadaan darurat. oleh karena itu, poligami hanya
diperbolehkan bagi orang-orang yang terpaksa serta meyakini bahwa dia sanggup berlaku adil”. Dalam keadaan
tertentulah poligami diperbolehkan dilakukan, karena didalamnya terdapat kewajiban yang harus dipenuhi seorang
suami yang memiliki istri lebih dari satu.
Didalam Al-Qur’an ada penegasan bagi mereka yang berpoligami agar berlaku adil, yakni“Maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,
http://stishidayatullah.ac.id Powered by Joomla! Generated: 17 February, 2008, 11:40
STIS HIDAYATULLAH BALIKPAPAN

maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak
berbuat aniaya”. Qs. An-Nisa, 4;3)
Dalam Kompilasi Hukum Islam diterangkan tentang dibolehkannya menikah lebih dari seorang istri, Bab IX pasal 55 ayat
satu berbunyi “Beristri lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan, terbatas hanya sampai empat orang
istri”. Dengan syarat utama adalah mampu bertindak adil, pasal dua ini selengkapnya berbunyi “Syarat
utama lebih dari seorang, suami harus berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya”. dipasal ke 56
disyaratkan bahwa seorang suami yang akan menikah lagi diwajibkan mendapatkan izin dari pengadilan agama dan bila
itu tidak dilakukan maka ia tidak mempunyai kekuatan hukum. Hal inilah yang akan menjadi pertimbangan hakim untuk
memutuskan kelayakan seorang suami untuk menikah lagi, ketetapan ini menjadi pertimbangan bila pihak istri pertama;
Pasal 57 mengurai syarat bagi istri yang boleh dimadu adalah;
a. istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri
b. istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
c. istri tidak dapat melahikan keturunan.
selain syarat itu terdapat syarat yang menjadi jaminan bagi keberlangsungan hidup berumah tangga terkait dengan
masa depan kedua belah pihak dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, adapun pasal 58 ini menetapkan;
a. mendapat persetujuan istri
b. adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak-anak mereka..
Pada dasarnya pernikahan itu bersifat monogami (satu pasangan) akan tetapi ada kondisi yang kadang mengharuskan
seorang suami memadu istrinya, Rahmad hakim menerangkan, pengecualian ini bila terdapat kekurangan yang terdapat
pada istri disebabkan; pertama, Terhalangnya reproduksi generatif di sebabkan mandul atau lainnya. kedua, Istri tidak
berfungsi sebagai istri disebabkan oleh sakit berkepanjangan atau lainnya, ketiga, kondisi suami menuntut penyaluran
lebih dari seorang, keempat, persentase pria melebihi jumlah wanita. E. Hak istri yang dipoligami
Berkaitan dengan suami yang berpoligami ajaran islam sama sekali tidak menguragi hak istri kepada suami, menurut
kadar hak dan kewajiban istri-Suami, Rasulullah bersabda “Syarat yang paling berhak untuk dipenuhi adalah
syarat yang menjadikan kamu halal bersenggama dengan istrimu” (Hr. Bukhori-Muslim). tidak ada pengurangan
hak sedikitpun bagi istrinya, apa yang ia penuhi pada istri yang satu maka yang lain pun berhak atas itu. Menurut
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Wajib menyamakan bentuk nafkah dan pakaian diantara para istri, sesuai dengan
kemampuannya secara adil sebab menyamakan permbagian berarti telah berbuat zalim. Adapun sikap adil dalam kasih
sayang dan kecenderungan hati diluar kemampaun manusia. dalam sebuah hadits dari Aisyah Ra. bahwa Rasulullah
telah mengilir secara adil hak-kewajiban kepada para istrinya, maka beliau berdo’a “ Ya, Allah inilah
pembagian giliran yang mampu aku penuhi dan janganlah engkau mencela apa yang tidak mampu aku lakukan”
(Hr. Abu Daud, Taemidzi, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Ibnu Hiban dan hakim). Abdullah Bin Baz menerangkan
bahwa adil dalam pengertian sikap kasih sayang dan kecenderugan hati kepada para istri itu diluar kemampuan
manusia. akan tetapi hal fisik yang bersifat zahir wajib untuk dipenuhi suami. F. Hikmah Poligami
Sayyid sabiq menerangkan beberapa hikmah dari diperbolehkan poligami sebagai berikut;
1. Merupakan karunia Allah dan rahmat-Nya kepada manusia membolehkannya adanya poligami dan membataskan
sampai empat saja.
2. Bahwa kesangupan laki-laki untuk berketurunan lebih besar daipada perempuan, sebab laki-laki telah memiliki
persiapan kerja seksual sejak baliq sampai tua. yang ini membutuhkan penyaluran yang dibenarkan oleh syari’at.
3. Adakalanya karena istri mandul atau menderita sakit yang tidak ada harapan sembuh, padahal masih inggin menjalani
kehidupan suami-istri, dan ingin memiliki keturunan, bila keadaan ini maka apakah dipandang baik bila poligami
dilakukan suami. maka dengan poligami adalah jalan keluar yang terbaik.
4. Ada segolongan laki-laki yang memilki libido seksual yang besar, adalah wajar bila kemudian untuk menjaga dirinya
dan kehormatannya dengan berpoligami tanpa harus ada ketidak adil diantara mereka.G. Poligami yang berat
syaratnya!Sebagain besar ulama sangat ketat dalam ketentuan poligami dan sebagian menentang praktek ini,
perkembangan peradaban manusia menuntut pada perubahan yang radikal dalam hubungan laki-laki dan perempuan,
berpoligami menurut para penggiat kesetaraan gender menjadikan praktek poligami yang termasuk sederet daftar
pelangaran HAM. tidak menghormati hak-hak wanita dan merupakan bentuk pelecehan terhadap kaum wanita.
Seperti dipahami, banyaknya orang yang mempraktekkan poligami adalah mereka yang tidak paham dengan baik
konsep islam dalam mengatur poligami, hingga yang banyak dijumpai dimasyarakat terjadi kerugian dari pihak
perempuan dan anak-anaknya, kadang seorang suami yang beristri muda akan lebih sering diistri mudanya, jarang
memberi belanja pada istri tua dan pada tingkat jarang berkunjung dan meninggalkan beberapa kewajiban zahir yang
harus dipenuhinya, Rahmat Hakim mengungkapkan, pada dasarnya pernikahan itu bersifat monogami (satu pasangan)
dan bila itu terjadi maka akan ada beberapa kendala yang akan dihadapi, boleh jadi suami berlaku sewenang-wenang
pada istrinya, dalam kenyataannya seorang manusia hanya menyayagi satu diantara yang banyak, apalagi terhadap istri
yang cantik, muda dan lebih segar.
Dalam sebuah ayat dikatakan; Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun
kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga
kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan),
maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs. An-Nisa,4;129). Jadi, Poligami Adalah
Kemurahan Dari Allah Yang Bersyarat. adakah yang mampu?. Allah lebih tahu itu !.

http://stishidayatullah.ac.id Powered by Joomla! Generated: 17 February, 2008, 11:40

Anda mungkin juga menyukai