PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN PENULISAN
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Gabungan dari dua kata: poli atau polus yang berarti banyak dan
gamein dan gamos yang berarti perkawinan. Dengan demikian poligami
berarti perkawinan yang banyak (Nasution, 1996: 84). Secara terminologis
poligami adalah sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau
mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan (KBBI,
2001: 885). Jika yang memiliki pasangan lebih dari satu itu seorang suami
maka perkawinannya disebut poligini, sedang jika yang memiliki
pasangan lebih dari satu itu seorang isteri maka perkawinannya disebut
poliandri. Namun dalam bahasa sehari-hari istilah poligami lebih populer
untuk menunjuk perkawinan seorang suami dengan lebih dari seorang
isteri. Lawan dari poligami adalah monogami, yakni sistem perkawinan
yang hanya membolehkan seorang suami memiliki seorang isteri dalam
satu waktu.
”Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih
dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
3
Dari ayat itu ada juga sebagian ulama yang memahami bahwa
batasan poligami itu boleh lebih dari empat orang isteri bahkan lebih dari
sembilan isteri. Namun batasan maksimal empat isterilah yang paling
banyak diikuti oleh para ulama dan dipraktikkan dalam sejarah dan Nabi
Muhammad Saw. melarang melakukan poligami lebih dari empat isteri (al
Syaukani, 1973, I: 420)
2.2 DALIL DISYARIATKANNYA POLIGAMI
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, Maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (Q.S. Annisa’ [4:3])
Pasal 4
(1) Dalam hal seorang suami akan beristri lebih dari seorang, sebagaimana
tersebut dalam Pasal 3 ayat (2) undang-undang ini, maka ia wajib
mengajukan permohonan kepada Pengadilan di daerah tempat tinggalnya.
(2) Pengadilan dimaksud dalam ayat (1) pasal ini hanya memberikan izin
kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari seorang apabila:
1
Mardani, Hukum Keluarga Islam Di Indonesia (Jakarta:Prenadamedia Group , 2016), hlm. 96
4
c. istri tidak dapat melahirkan keturunan.
5
Prosedur poligami menurut ketentuan PP No. 9 Tahun 1975 sebagai
berikut;
d. Ada atau tidaknya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap
istri-istri dan anak-anak mereka dengan pernyataan atau janji dari
suami yang dibuat dalam bentuk yang ditetapkan untuk itu.
6
2.6 POLIGAMI DALAM KHI
Kedua syarat di atas terdapat dalam QS. An-Nisaa’ [4]: 3: “Dan jika
kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan
yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika
kamu takut tidak akan dpaat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja,
atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat
kepada tidak berbuat aniaya”.
Dan QS. An-Nisaa’ [4]:129 : “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat
berlaku adil di antara istri-istrimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat
demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang
kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung/ dan jika
kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan),
maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
3. Suami yang hendak beristeri lebih dari satu orang harus mendapat izin
dari Pengadilan Agama. Penfajuan permohonan izin tersebut dilakukan
menurut tata cara sebagaimana siatur dalam Bab VIII PP No. 9 Tahun
1975. Perkawinan yang dilakukan dengan istri kedua, ketiga, keempat
tanpa izin dari Pengadilan Agama, tidak mempunyai kekuatan hukum.
7
b. Istri mendapat cacat badan dan penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
7. Dalam hal istri tidak mau memberikan persetujuan dan permohonan izin
untuk beristri lebih dari satu orang berdasarkan atas salah satu alasan yang
tersebut diatas. Pengadilan Agama dapat menetapkan tentang pemberian
izin setelah memeriksa dan mendengar istri yang bersangkutan di
persidangan Pengadilan Agama, dan terhadap penetapam ini istri atau
suami dapat mengajukan banding atau kasasi.
8
MUASIB, umur 47 tahun, agama Islam, pekerjaan Tani, tempat tinggal di Dusun
Curahwungkal RT.01 RW. 05 Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember,
sebagai "Pemohon", Melawan ----- SUR HAINA Binti P. MUR umur 44 tahun,
agama Islam, pekerjaan Tani, tempat tinggal di Dusun Curahwungkal RT.01 RW.
05 Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember, sebagai "Termohon";
Pengadilan Agama tersebut; Setelah membaca dan mempelajari surat-surat
perkara; Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara dan para saksi;
TENTANG DUDUK PERKARA
9
5. Bahwa Pemohon mampu memenuhi kebutuhan hidup istri-istri Pemohon
beserta anak-anaknya, karena Pemohon bekerja sebagai Tani dengan penghasilan
setiap bulannya rata-rata Rp. 3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah);
7. Bahwa, Termohon telah menyatakan rela dan sangat tidak keberatan apabila
Pemohon menikah lagi dengan calon istrinya tersebut;
8. Bahwa, calon isteri kedua Pemohon menyatakan tidak akan mengganggu gugat
harta benda yang ada selama ini, melainkan tetap utuh dan berkembang, sebagai
harta bersama antara Pemohon dengan Termohon;
9. Bahwa, orangtua dan para keluarga Termohon dan calon istri Pemohon
menyatakan rela dan tidak keberatan apabila Pemohon menikah lagi dengan calon
isterinya;
10. Bahwa, antara Pemohon dan calon istri kedua Pemohon tidak ada larangan
untuk melakukan perkawinan baik menurut syari’at Islam maupun
perundangundangan yang berlaku, yakni : Calon istri kedua Pemohon dengan
Termohon bukan saudara tidak ada hubungan kekeluargaan, sesusuan, begitupun
antara Pemohon dengan calon istri kedua Pemohon; ⇒ Calon istri kedua Pemohon
berstatus janda cerai dan tidak terikat dengan laki-laki lain; ⇒ Wali nikah calon
istri kedua Pemohon (MUHAMMAD SAFARI) bersedia menikahkan Pemohon
dengan calon istri kedua Pemohon; ⇒ Bahwa selama menikah Pemohon dengan
Termohon mempunyai harta bersama berupa sebuah rumah dan sebuah mobil
sedan merk BMW tahun 1994 warna hijau Nopol N 805 GN;
10
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
• Sebuah rumah luas 617 M2 kelas 086 atas nama SUR HAENA yang terletak di
Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember dengan batas-batas : Utara : Jalan
umum; Timur : Rumah P. Yus; Selatan : Rumah P. Sumukri; Barat : Sungai;
• Sebuah mobil sedan merk BMW tahun 1994 warna hijau Nopol N 805 GN;
Adalah harta bersama milik Pemohon dan Termohon;
Bahwa, pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon
telah hadir sendiri, dan oleh Ketua Majelis telah diusahakan perdamaian namun
tidak berhasil, begitupun upaya hakim mediator Drs. H. ACH. ZAYYADI, SH
yang berusaha agar Pemohon dan Termohon serta calon istri kedua Pemohon
untuk berpikir ulang tentang niat untuk poligami, namun usaha tersebut tetap
tidak berhasil, lalu pemeriksaan dilanjutkan dengan membacakan surat
permohonan tersebut yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;
11
Bahwa, Pemohon atas perintah Majelis Hakim juga siap menghadirkan calon istri
keduanya, dan atas pertanyaan Majelis, calon istri kedua Pemohon mengaku
bernama: NURUL AKHIRIYAH ROMADHONA, umur 31 tahun, Islam,
pekerjaan tidak kerja, tinggal di Dusun Krajan Selatan RT. 01 RW. 04 Desa
Patemon Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember dengan status janda cerai, dan
bersedia menjadi istri kedua Pemohon;
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama NIKMAT, yang dikeluarkan oleh
Kantor Dispenduk dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jember (P.1);
2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama SUR HAINA, yang dikeluarkan
oleh Kantor Dispenduk dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jember (P.2);
3. Fotokopi Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Sempolan Kabupaten Jember tanggal 20 Juni 1992 Nomor
204/109/VI/1992 (P.3);
6. Asli Surat Pernyataan tidak keberatan untuk dimadu tertanggal 16 Juli 2012
(P.6);
7. Asli Surat Pernyataan berlaku adil dari Pemohon tertanggal 16 Juli 2012 (P.7);
12
9. Asli Surat Pernyataan Penghasilan Pemohon tertanggal 16 Juli 2012 (P.9);
10.Asli Surat Pernyataan Tentang Harta Bersama tertanggal 16 Juli 2012 (P.10);
Semua alat bukti yang berupa fotokopi telah dicocokkan dengan asli, dan semua
alat bukti di atas telah bermeterai cukup;
- Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena ia adalah tetangga
dan juga perangkat desa Pemohon;
- Bahwa, saksi mengetahui Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri
yang telah lama hidup bersama namun belum dikaruniai anak hingga saat ini;
- Bahwa, saksi Pemohon berniat akan menikah lagi dengan seorang perempuan
bernama NURUL AKHIRIYAH ROMADHONA;
- Bahwa, Termohon tidak keberatan Pemohon nikah untuk yang kedua kalinya
dengan NURUL AKHIRIYAH ROMADHONA;
- Bahwa, saksi tahu alasan Pemohon nikah lagi karena khawatir akan melakukan
perbuatan yang dilarang oleh norma agama maupun undang-undang dan ingin
memperoleh keturunan, sementara istrinya tidak mampu memberikan keturunan;
- Bahwa, antara Pemohon dan calon istri keduanya tidak ada larangan perkawinan
baik menurut syara’ maupun aturan hukum;
13
- Bahwa, Pemohon bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang cukup untuk
menghidupi keluarga dan anak-anaknya kelak;
- Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena ia adalah teman
Pemohon;
- Bahwa, saksi mengetahui Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri
yang telah lama hidup bersama namun belum dikaruniai anak hingga saat ini;
- Bahwa, saksi Pemohon berniat akan menikah lagi dengan seorang perempuan
bernama NURUL AKHIRIYAH ROMADHONA;
- Bahwa, Termohon tidak keberatan Pemohon nikah untuk yang kedua kalinya
dengan NURUL AKHIRIYAH ROMADHONA;
- Bahwa, saksi tahu alasan Pemohon nikah lagi karena khawatir akan melakukan
perbuatan yang dilarang oleh norma agama maupun undang-undang dan ingin
memperoleh keturunan, sementara istrinya tidak mampu memberikan keturunan;
- Bahwa, antara Pemohon dan calon istri keduanya tidak ada larangan perkawinan
baik menurut syara’ maupun aturan hukum;
- Bahwa, Pemohon bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang cukup untuk
menghidupi keluarga dan anak-anaknya kelak;
14
- Bahwa, selama perkawinan Pemohon dengan Termohon telah memiliki harta
bersama berupa sebuah rumah seluas 617 M2 dan sebuah mobil sedan merk
BMW tahun 1994 warna hijau Nopol N 805 GN;
Bahwa, selanjutnya untuk mempersingkat uraian putusan ini ditunjuk kepada hal-
hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan perkara ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
15
Menimbang, bahwa atas permohonan pemohon tersebut di atas, Termohon telah
memberikan jawaban yang pada pokoknya terurai sebagaimana di atas;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.5, telah nyata bahwa status NURUL
AKHIRIYAH ROMADHONA; adalah janda cerai, sehingga tidak ada halangan
untuk melakukan pernikahan dengan Pemohon;
16
(a) Undang Undang No. 1 tahun tahun 1974 jo. Pasal 41 huruf (b) Peraturan
Pemerintah Nomor 9 tahun 1975;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan izin poligami pemohon telah cukup
beralasan dan pemohon terbukti telah memenuhi syarat-syarat untuk mengajukan
permohonan poligami sedangkan calon istri kedua Pemohon tidak ada halangan
untuk menikah dengan Pemohon sebagai isteri keduanya sehingga mengabulkan
Permohonan Poligami Pemohon adalah hal yang sangat bermanfaat karena kan
terhindarnya hal-hal yang yang negatif sejalan dengan kaidah fiqhiyah : �ﺢﻠﺍﺼﻣﻠﺍ
�ﺐﻠﺟ��ﻰﻟﻋ��ﻢﺩﻗﻤ��ﺩﺳﺎﻔﻤﻠﺍ���ﺃﺮﺩArtinya : “Mencegah hal-hal yang
negatif lebih didahulukan daripada mengejar halhal yang positif”;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta di atas dan setelah Majelis Hakim
mengupayakan damai (agar Pemohon berfikir kembali tentang niatnya untuk
berpoligami), namun Pemohon tetap bersikeras dengan permohonannya, maka
17
majelis hakim berkesimpulan bahwa permohonan ijin poligami Pemohon patut
untuk dikabulkan;
MENGADILI
• Sebuah rumah seluas 617 M2 kelas 086 atas nama SUR HAENA yang terletak
di Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember dengan batas-batas : Utara :
Jalan umum; Timur : Rumah P. Yus; Selatan : Rumah P. Sumukri; Barat :
Sungai;;
• Sebuah mobil sedan merk BMW tahun 1994 warna hijau Nopol N 805 GN;
Adalah harta bersama milik Pemohon dan Termohon;
4. Membebankan biaya perkara ini kepada Pemohon yang hingga kini dihitung
sebesar Rp. 451.000,- (empat ratus lima puluh satu ribu rupiah) ;
18
2.8 ANALISIS PUTUSAN NOMOR 0765/Pdt.G/2014/PA.Jr
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Syarat poligami menurut Pasal 5 ayat (1) UU Perkawinan, yaitu:
a. Adanya persetujuan dari istri/istri-istri.
b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup
istri-istri dan anak-anak mereka.
c. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri dan
anak-anak mereka.
Untuk memebedakan persyaratan yang ada di Pasal 4 dan 5 adalah; pada
Pasal 4 disebut dengan persyaratan alternatif yang artinya salah satu harus ada dan
dapat mengajukan permohonan poligami. Adapun Pasal 5 adalah persyaratan
kumulatif di mana seluruhnya harus dapat dipenuhi suami yang akan melakukan
poligami.
Penerapan poligami di Indonesia penuh dengan kontroversi namun pada
dasarnya poligami di Indonesia dibolehkan oleh negara karena sudah di atur
dalam UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Di dalamnya ada beberapa pasal
yang sifatnya tidak mutlak artinya seseorang dapat melaksanakan poligami
dengan cara meminta permohonan kepada pengadilan agama. Sehingga pemohon
atau seseorang yang ingin berpoligami sudah mempunyai kepastian hukum yang
kuat. Serta hakim sendiri lah yang memberikan permohonan sesuai atau
terpenuhinya semua syarat-syarat melakukan poligami.
3.2 SARAN
20
Diharapkan dalam pelaksanaan izin poligami di Pengadilan Agama alasan-
alasan yang diajukan para Pemohon sesuai dengan ketentuan undang-undang yang
berlaku yaitu Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan. Diharapkan dalam
memberikan pertimbangan hukum dalam putusan perkara perdata Nomor :
0765/Pdt.G/2014/PA.Jr Hakim juga mempertimbangkan perasaan istri pertama
Pemohon tentu saja juga dengan melihat kondisi calon istri kedua pemohon. Juga
sesuai dengan ketentuan undang-undang yang digunakan.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kajianpustaka.com/2018/01/sejarah-dasar-hukum-dan-syarat-
poligami.html
22