A. Pengertian,
poligami itu berasal dari bahasa Yunani, kata ini merupakan penggalan kata Poli atau Polus yang artinya banyak, dan kata Gamein atau Gamos yang berarti kawin atau perkawinan. Maka
jikalau kata ini digabungkan akan berarti kata ini menjadi sah untuk mengatakan bahwa arti poligami adalah perkawinan banyak dan bisa jadi dalam jumlah yang tidak terbatas.
Poligami adalah sistem perkawinan apabila salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan.
Terdapat dua bentuk poligami, yaitu:
1) Poligini merupakan sistem perkawinan yang membolehkan seorang pria memiliki beberapa wanita sebagai istrinya dalam waktu yang bersamaan.
2) Poliandri adalah sistem perkawinan yang membolehkan seorang wanita mempunyai suami lebih dari satu orang dalam waktu yang bersamaan.
B. Dasar Hukum,
Yaitu terletak dalam surat An-Nisa` ayat 3
احدَةْْأَوْْ َماْ َملَكَتْْأَي َمانُكُمْْذَ ِلكَْْأَدنَىْأ َ َّْلْتَعُولُوا
ِ عْفَ ِإنْْ ِخفتُمْْأ َ َّْلْتَع ِدلُواْفَ َو َْ اءْ َمثنَىْ َوث ُ ََل
َْ ثْ َو ُربَا ِْ س َْ ابْلَكُمْْ ِم
َ ِِّنْالن َ ْطواْفِيْاليَتَا َمىْفَان ِك ُحواْ َما
َْ ط ِ َوإِنْْ ِخفتُمْْأ َ َّْلْتُق
ُ س
Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah
lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
C. Syarat-syarat,
a) Jumlah istri yang boleh dipoligmi paling banyak empat orang wanita.
b) Lelaki itu dapat berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya. Bila sanggup dipenuhinya hanya tiga maka baginya haram menikah dengan empat orang. Jika ia hanya sanggup
memenuhi hak dua istrinya maka baginya haram menikahi tiga orang. Begitupun apabila khawatir berbuat zalim dengan mengawini dua orang perempuan, maka haram baginya
melakukan poligami. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi saw.
َ ُان فَلَ ْم َي ْعد ِْل َب ْينَ ُه َما َجا َء َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة َو ِشقُّه
ساقِط ِ َ الر ُج ِل ْام َرأَت
َّ َسلَّ َم قَا َل ِإذَا َكانَ ِع ْند َ ُصلَّى اللَّه
َ علَ ْي ِه َو َ َ ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة
َ ِ ع ْن النَّ ِبي َ
“Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seorang laki-laki memiliki dua istri, namun dia tidak berbuat adil, niscaya akan datang pada Hari
Kiamat dengan keadaan miring (tubuhnya)." (HR. At-Tirmidzi, no. 1060)
D. Hikmah,
Di antara hikmah-hikmahnya adalah :
1) Untuk mendapatkan keturunan bagi suami yang subur dan istri mandul.
2) Untuk menjaga keutuhan keluarga tanpa menceraikan istri, sekalipun istri tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai istri, atau ia mendapat cacat badan atau penyakit yang tak dapat
disembuhkan.
3) Untuk menyelamatkan suami dari yang hypersex dari perbuatan zina dan krisis akhlak lainnya.
4) Untuk menyelamatkan kaum wanita dari krisis akhlak yang tinggal di Negara/masyarakat yang jumlah wanitanya jauh lebih banyak dari kaum prianya, misalnya akibat peperangan.