Lian,
Zihar dan ILa’
Poli Banyak
Gami Istri
Poligami ialah seorang laki-laki
mempunyai istri yang lebih dari satu.
tetapi dibatasi jangan lebih dari empat.
Pengertian, prosedur,
hikmah Poligami, Lian,
Zihar dan ILa’
Allah SWT membolehkan berpoligami sampai
empat orang istri dengan syarat berlaku adil
kepada mereka. Yaitu adil dalan melayani istri,
seperti urusan naskah, tempat tinggal, pakaian,
giliran dan segala hal yang bersifat lahiriah
Artinya : Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu
mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan
dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya. ( An-Nissa : 3)
Prosedur Poligami
Mengenai prosedur atau tata cara yang resmi diatur oleh islam memang tidak ada ketentuan
secara pasti, namun di Indonesia, dengan Kompilasi Hukum Islamnya telah mengatur hal
tersebut.
Suami dapat hendak beristri lebih dari satu orang harus mendapat izin dari pengadilan
agama, yang penagjuannya telah diatur dengan peraturan pemerintah
Perkawinan yang dilakukan dengan istri kedua, ketiga, atau keempat tanpa izin dari
penagdilan agam tidak mempunyai kekuatan hukum.
Pengadilan agama hanya memberi izin kepada seorang suami yang akan beristri lebih
dari satu orang apabila.
Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri
Istri mendpat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan
Istri tidak dapat menlahirkan keturunan
Disamping syarat-syarat tersebut diatas, maka untuk memperoleh izin penagdilan agama
hatus memnuhi syarat-syarat sebagai berikut
Adanya persetujaun istri
Adanya kepastian bawa suami mempu menajmin keperluan hidup istri-istri
dan anak-anaka mereka
suami dilarang memadu istrinya dengan seorang wanita yang
memilki hubungan nasab atau susunan denga istrinya:
Saudara kandung seayah atau seibu serta keturunannya
Wanita dengan bibinya atau lemenakannya
- Pasal 56
- Pasal 57
- Pasal 58
- Pasal 59
Pasal 56
1) Suami yang hendak beristri lebih dari satu orang harus mendapat izin dari pengadilan agama
2) Pengajuan permohonan izin dimaksud pada ayat 1 dilakukan menurut tata cara sebagaimana diatur dalam
Bab VIII Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975
3) Perkawianan yang dilakukan dengan istri kedua, ketiga, keempat tanpa izin dari Pengadilan Agama , tidak
mempunyai kekuatan hukum.
Pasal 57
Pengadilan agama hanya membrikan izin kepada suami yang akan berpologami apabila
1) Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri
2) Istri mendapat cacat badab atau penyakit pada suami yang tidak bisa disembuhkan
3) Istri tidak dapat melahirkan
Pasal 58
1) Selain syarat utama yang disebut pada pasa 55 ayat 2 maka untuk memperoleh izin pengadilan agama, harus pula dipenuhi syarat-
syarat yang ditentukan pada pasal 5 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 yaitu
a. Adanya persetujuan istri
b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menajmin keperluan hidup istri-istri dan anak-anaknya.
1) Dengan tidak mengurangi ketentuan pasal 41 huruf b Peraturan Pemerintah No.9 Tahum 1975, persetujuan istri atau istri-istrinya
dapat diberikan secara tertulis atau dengan lisan, tetapi seklaipun telah ada persetujuan tertulis, persetujuan ini dipertegas dengan
persetujuan istri pada siding Pengadilan Agama
2) Persetujuan dimaksud pada ayat 1 huruf a tidak diperlukan bagi seorang suami apabila istri atau istri-istrinya tidak dapatmenjadi
puhak dalam perjanjian atau apabila tidak ada kabar dari istri atau istri-istrinya sekuarangnya 2 tahun atau karena sebab lain yang
perlu mendapat penilain hakim
Pasal 59
Dalam hal istri tidak mau memberikan perseyujaun, dan permohonan izin untuk bersitri lebih dari satu orang
berdasarkan atas salah satu alasan yang diatur dalam pasal 55 ayat 2 dan 57. Pengadilan agama dapat menetapkan
tentang pemberian izin yang bersangkutan di persidangan pengadilan agama, dan terhadap penetapan ini istri atau
suami dapat menagjukan banding atau kasasi.
Hikmah Poligami
Hikmah diizinkan berpoligami dalam keadaan
darurat dengan syarat berlaku adil Antara lain :
a) Batas maksimal bagi manusia biasa adalah empat istri. Jika lebih darii empat istri, baik dari
kemapuan fisik, mental maupun tanggung jawab, sehingga nantinya akan repot sendiri, bingung
b) Karena melampaui batas kemampuan, maka ia akan tersesat malakukan kezaliman, baik
c) Manusia biasa pada umumnya disominasi oleh nafsu syahwatnya, yang cenderung melakukan
Artinya :” dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina) padahal mereka tidak mempunyai
saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah
dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar, dan (sumpah)
yang k elima : bahwa laknat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta” (AN-
NUR :6-7).
PENGERTIAN ZIHAR
Artinya “sumpah si suami tidak akan mencampuri isterinya dalam masa yang lebih dari empat bulan atau dengan
tidak menyebutkan jangka waktunya”
Apabila seorang suami bersumpah sebagaimana sumpahnya tersebut hendaklah ditunggu samapi empat bulan.
Kalau dia kembali baik kepada istrinya sebelum sampai empat bulan, dia diwajibkan membayar denda sumpah
(kafarat) saja. Tetapi kalo sampai empat bulan dia tidak kembali kepada istrinya hakim berhak menyuruhnya
memilih diantara dua perkara. Membayar kafarat sumpah serta kembali baik kepada istrinya, atau menalak
istrinya. Kalau suami itu tidak mau menjalankan salah satu dari keduanya hakim berhak mencerai mereka dengan
paksa.
Firman Allah SWT :
ٌ ُ َّلل َ غَف
ور َر ِح ي ٌم َّ ش ُه ٍر ۖ ف َإ ِ ْن ف َا ُء وا ف َإ ِ َّن ُ ِلَ َّ ِذ ي َن يُؤْ ل ُو َن ِم ْن نِسَ ائ ِ ِه ْم ت َ َر ب
ْ َ ُّص أ َ ْر ب َْ َ ِة أ
Artinya: Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya diberi tangguh empat bulan
(lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jika mereka berazam (bertetap hati untuk) talak,
maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S Al-Baqarah 226-
227) .
cara kembali dari sumpah ila’ yang kesebut dalam ayat diatas ada 3 pendapat
1. Kembali dengan mencampuri istrinya itu, berarti mencabut sumpah dengan melarang berbuat
sesuatu yang menuntut sumpahnya tidak akan diperbuatnya
2. Kembali dengan campur jika tidak ada halangan. Tetapi jika ada halangan, boleh dengan lisan
atau dengan niat saja.
3. Cukup kembali dengan lisan baik ketika berhalangan ataupun tidak.