Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN HASIL ON THE JOB LEARNING

BIMBINGAN TEKNIS LPPKS

SUPERVISI AKADEMIK

05 Oktober s/d 12 Nopember 2020


SEKOLAH DASAR NEGERI 010 BABULU

Nama: Salmani,S.Pd.SD.M.MPd

NIP : 197510021998071001

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA


KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

2020
IDENTITAS

Nama : Salmani,S.Pd.SD

NIP : 197510021998071001

Pangkat/Gol : Pembina Tk.I/IVb

Jabatan : Kepala Sekolah

Unit Kerja : SD Negeri 010 Babulu

Alamat Kantor : Jl. Propinsi KM 45 Desa Babulu Darat

Telepon : 081254601776

Website : https://sdn010bbl.blogspot.com

email : sdn010.30401986@gmail.com

Kode Pos : 76285

Kecamatan : Babulu

Kabupaten : Penajam Paser Utara


KATA PENGANTAR
Sekolah merupakan sebuah sistem yang terdiri atas komponen-komponen penting yang kait-
mengait, berhubungan erat dan tidak mungkin terpisahkan. Komponen tersebut meliputi seluruh
ranah fisik dan non-fisik, stakeholder (pemangku kepentingan) terhadap keberadaan sekolah
yaitu siswa, guru, unsur pimpinan, karyawan, orang tua siswa/ komite sekolah, instansi terkait,
serta pihak-pihak yang secara langusung maupun tidak langsung berkepentingan terhadap
eksistensi sekolah. Komponen pembentuk sistem perikehidupan sekolah tersebut dapat
dipisahkan menjadi dua bagian yaitu komponen inti yang merupakan komponen langsung
terlibat dan berada di sekolah dan komponen luar yang secara tidak langsung berpengaruh
terhadap kemajuan kehidupan sekolah.

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah dalam hal ini SD Negeri 010 Babulu memiliki visi dan
misi yang jelas sehingga keduanya diharapkan dapat dicapai secara optimal. Salah satu faktor
penting dalam rangkaian upaya pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah tersebut adalah perlu
Supervisi untuk mencermati, memantau, serta evaluasi melekat terhadap beberapa titik vital
kehidupan sekolah anatara lain: supervisi KBM, supervisi perpustakaan, supervisi administrasi
sekolah, serta supervisi kegiatan kesiswaan/ ekstrakurikuler. Mengingat akan pentingya kegiatan
supervisi terhadap proses kehidupan sistem sekolah, dengan ini penulis melaksanakan Supervisi
SD Negeri 010 Babulu Tahun Pelajaran 2020/2021.
Supervisi ini tentu saja masih terlalu jauh dari sempurna mengingat keterbatasan berbagai aspek
dari penyusun. Namun demikian harapan tetap mengedepan, supervisi ini dapat membantu meski
hanya sedikit upaya pencapaian visi, misi, dan tujuan SD Negeri 010 Babulu
khusunya Tahun Pelajaran 2020/2021.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................... i


HALAMAN IDENTITAS ............................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
BAB II KERANGKA PIKIR .......................................................... 5
BAB III PENDEKATAN DAN METODE ...................................... 11
BAB IV HASIL SUPERVISI ....................................................... 16
BAB V KESIMPULAN/PENUTUP............................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 21
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terkait dengan pelaksanaan supervisi, pada Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 dijelaskan


bahwa seorang Kepala Sekolah harus menguasai lima Kompetensi

Standar sebagai Kepala Sekolah yakni: kompetensi kepribadian;

kompetensi manajerial; kompetensi supervisi; kompetensi


kewirausahaan; dan kompetensi sosial. Salah satu kompetensi yang

strategis didalam meningkatkan kualitas sekolah adalah kompetensi


supervisi. Supervisi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah supervisi

akademis.

Seorang Kepala Sekolah dalam hal ini dituntut untuk melaksanakan


supervisi akademis yang meliputi: (1) merencanakan program supervisi

akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme

guru; (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan


menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; dan (3)

menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka


peningkatan profesionalisme guru.

Sergiovanni, 1988, menegaskan supervisi pembelajaran (akademis)

diartikan sebagai usaha mendorong,mengkoordinir, dan menstimulir


serta menuntun pertumbuhan guru-gurusecara berkesinambungan di

suatu sekolah baik secara individual maupunkelompok agar lebih efektif


melaksanakan fungsi pembelajaran. Untuk itu, aspek-aspek penting
didalam supervisi akademik adalah: bersifat bantuan dan pelayanan

untuk Observasi kualitas diri guru, untuk Observasi profesional guru,


dan untuk memotivasi guru, melalui supervisi akademis guru akan

banyak dibantu untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya yang

berujung pada peningkatan kualitas siswa.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan


Birokrasi (Permenpan R &B) Nomor 16 Tahun 2009, pasal 6 ayat (a)

menegaskan kewajiban guru dalam melaksanakan tugas


adalahmerencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan

pembelajaran/ bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil

pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/perbaikan


dan pengayaan.

Pusat Observasi Tenaga Kependidikan Badan Observasi

Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan


Mutu Pendidikan (2014:6) mengetengahkan dalam supervisi akademik

pertama dilakukan identifikasi masalah untuk menyusun perencanaan


supervisi akademik yang meliputi indikator: (a) Penentuan tujuan

supervisi akademik, (b) Jadwal pelaksanaan supervisi akademik, (c)

Teknik supervisi akademik, (d) instrumen supervisi akademik, (e)


pelaksanaan supervisi akademik, (f) Pemberian umpan balik (feedback)

supervisi akademik, dan (g) Rencana Tindak Lanjut.

SD Negeri 010 Babulu pada tahun pelajaran 2020 / 2021 telah

menyelenggarakan Kurikulum 2013. Hasil refleksi Supervisi Akademik

Pendidik SD Negeri 010 Babulu pada semester genap Tahun Pelajaran


2019/ 2020 menunjukkan 80,5% pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) belum mengkaitkan Kompetensi Inti 2 (KI-2)

dengan ranah pengetahuan (KI-3) maupun keterampilan (KI-4) sehingga


pendidik ketika membelajarkan pengetahuan dan atau keterampilan tidak

mendidik sikap peserta didik. Hal ini terlihat juga dari pengamatan proses
pembelajaran. Disamping itu Permasalahan yang terjadi penggunaan

TIK dalam pembelajaran jarang dilakukan. ini menjadi Rencana Tindak


Lanjut (RTL), untuk diimplementasikan pada Supervisi Akademik

semester gajil pada Tahun Pelajaran 2020/2021.

Melalui supervisi akademik secara rutin dan berkelanjutan melalui

pemilihan cara-cara yang efektif maka kompetensi guru sebagai agen


perubahan akanmampu meningkatkan kualitas siswa yang diampunya.

Kepala Sekolah sebagai supevisor perlu merencanakan dan menyusun


laporan hasil supervisi akademik secara menyeluruh dan sistematis,

menjabarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan serta

merencanakan tindak lanjut hasil supervisi untuk perbaikan.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor


78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2015 tentang Perubahan


Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara);


3. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Kepala Sekolah / Madrasah


4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 22 Tahun 2016


tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 23 Tahun 2016

tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;


7. Permendikbud N0 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar

Pada Dikdasmen;
8. Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor :

253/KEP.D/KR/2017 Tentang Penetapan Satuan Pendidikan


Pelaksanaan Kurikulum 2013 Tahun 2017

9. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan

Karakter Satuan Pendidikan Formal


C. Tujuan dan Manfaat

a. Meningkatkan kompetensi guru dalam merencanakan dan


melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

b. Meningkatkan manajemen dan administrasi guru kelas maupun

guru mata pelajaran.


c. Meningkatkan layanan profesionalisme guru kepada peserta didik

d. Mengevaluasi kinerja guru dalam rangka pembinaan guru.

D. Ruang Lingkup
Yang menjadi sasaran ruang lingkup supervisi akademik mencakup 4

standar yaitu
1. Standar kelulusan; dibuat berdasarkan kebutuhan sekolah

2. Standar proses; yang menerapkan pendekatan tematik integrative,


pendekatan saintifik, problem solving dan discovery.
3. Standar Isi; membuat kompetensi Inti

4. Standar Penilaian: penilaian outentik


Supervisi dilakukan secara individual dan kelompok. Supervisi

individual dilakukan terhadap guru melalui KBM di kelas, supervisi


kelompok dilakukan melalui pertemuan secara periodik sebelum dan

setelah dilakukan supervisi individual terhadap pembinaan yang sifatnya

umum.
E. Sasaran

Sasaran supervisi akademik adalah semua guru dalam merencanakan


pembelajaran dan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran yang

berorientasi pada student center, kontekstual, dan PAIKEM . Subyek

supervisi adalah semua guru kelas dan guru mata pelajaran.


BAB II
KERANGKA BERPIKIR
A. Fungsi utama supervise
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas
pengajaran. Chester Harris dalam (sahertian, 2000:21) menyatakan bahwa fungsi utama supervisi
ialah membinaprogram pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha
perbaikan. Sedangkan Briggs dalam (sahertian 2000:21) mengungkapkan bahwa fungsi utama
supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk mengakomudasi, menstimulasi, dan
mendorong kearah pertumbuhan profesi guru. Menurut situasi belajar mengajar di sekolah dapat
diperbaiki bila supervisor atau pemimpin pendidikan memiliki lima keterampilan dasar, ada
analisis yang lebih luas seperti yang dibahas oleh Swearingan dalam bukunya Supervision of
intruktion – Fundation and dimension dalam (sahertian 2000:21) Ia mengemukakan 8 fungsi
supervisi : 1) Mengkoordinasi semua usaha sekolah. 2) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.
3) Memperluas pengalaman guru – guru. 4) Menstimulasi usaha – usaha kreatif. 5) Memberi
fasilitas dan penilaian yang terus menerus. 6) Menganalisis situasi belajar mengajar. 7) Memberi
pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf. 8) Memberi wawasan yang lebih luas
dan integrasi dalam merumuskan tujuan – tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan
mengajar guru – guru.

B. Supervisi Akademik
Seorang guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik selalu mengikuti aturan dan ketentuan
yang merupakan kompetensi yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
rangka menjadi guru yang ber kopetensi maka guru senantiasa meningkatkan kemampuan
pedagogik dan kemampuan profesional dalam rangka meningkatkan kemampuan guru ini maka
perlu diadakan pemantauan, pembinaan, dan penilaian terhadap kinerja guru. Pemantauan,
pembinaan, serta penilaian dalam dunia pendidikan ini yang disebut supervisi pendidikan. Dalam
rangka itulah maka supervisi pendidikan perlu diadakan dan yang mengadakan supervisi tersebut
adalah dilakukan oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah. Hal ini dikuatkan oleh Good Carter
dalam (Sahertian 2000:17) memberikan pengertian bahwa supervisi adalah usaha-usaha dari
petugas- petugas sekolah dalam memimpin guru – guru dan petugas – petugas lainnya dalam
memperbaiki pengajaran. Dan juga dijelaskan oleh Boardman dalam (Sahertian2000:17)
supervise adalah usaha menstimulusi, mengkoordinasidan membimbing secara kontinu
pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar

lebih mengerti dan efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi


pengajaran. Menurut Burton dan Bruckner dalam (Sahertian 2000:17)

mengartikan supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan


utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama- sama faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kimball Wiles dalam (Sahertian 2000:18) menjelaskan bahwa supervisi

adalah bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi belajar

mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung pada keterampilan


supervisor sebagai pemimpin. Seorang sopervisor yang baik memiliki

lima keterampilan dasar, yaitu 1) Keterampilan dalam hubungan-

hubungan kemanusian. 2) Keterampilan dalam proses kelompok. 3)


Keterampilan dalam kepemimpinan dalam pendidikan. 4) Keterampilan

dan mengatur personalia sekolah. 5) Keterampilan dalam evaluasi.


Semua difinisi yang diuraikan di depan bersifat umum, perkembangan konsep supervisi
pendidikan selanjutnya sudah menuju kepada sasaran
khusus. Seperti telah dijelaskan kata kunci dari supervisi ialah

memberikan layanan dan bantuan kepada guru – guru , maka tujuan

supervisi adalah memberikan layan dan bantuan untuk


mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.

Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan


layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di

kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.

Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk


Observasi potensi kualitas guru.

Kerangka pikir ini menggambarkan proses berlangsungnya kegiatan

penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti yang berawal dari input yaitu
peran pengawas sebagai pemantau. Melakukan proses seorang

pengawas dalam melakukan kegiatan awal terlebih dahulu melakukan


pemantauan apa saja yang telah dilakukan atau dibuat dalam rangka

persiapan guru dalam menghadapi tahun ajaran baru. Dalam


pemantauan ini pengawas melihat apa saja yang telah disiapkan yang

berupa perangkat guru untuk melaksanakan tugas sebagai guru yang


akan melakukan kegiatan pembelajaran. Setelah melakukan pemantauan pengawas
mengelompokkan apa yang menjadi temuan

dalam melakukan pemantauan.

Dari pengelompokan masalah yang di temukan itu maka pengawas


dapat merencanakan pembimbingan atau pembinaan. Sesuai dengan

pengertian supervisi adalah proses bantuan yang diberikan kepada

individu yang membutuhkan, sehingga seorang pengawas melakukan


supervisi hanya sebatas untuk mendampingi individu seorang guru

serta memberikan saran dan jalan alternatif untuk mengarahkan

sedangkan keputusan berada diserahkan kepada individu atau guru


tersebut tersebut. Supervisi diberikan kepada seorang guru dengan

maksud agar dapat memahami dirinya, dalam hal ini


mengimplentasikan kurikulum yaitu kurikulum 2013 dan membantu

memecahkan masalah sehingga dapat memaksimalkan

kemampuannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru yang sesuai

dengan kebutuhan atau tuntutan kurikulum.


Evaluasi memiliki arti lebih luas daripada penilaian. Dengan kata lain di

dalam evaluasi tercakup di dalamnya penilaian. Siapapun yang

melakukan tugas mengajar, perlu mengetahui akibat dari pekerjaan-


nya. Supervisor harus mengetahui sejauhmana peserta bimbingannya

telah menyerap dan menguasai materi atau bahan yang telah


disampaikan. Sebaliknya, peserta bimbingan atau binaan juga

membutuhkan informasi tentang hasil pekerjaannya. Hal ini hanya

dapat diketahui jika seorang supervisor (pengawas) melakukan


evaluasi.

Evalusi dilakukan setelah pengawas melakukan penilaian dan


pengukuran terhadap proses yang telah dilaksanakan. Pengukuran

hasil proses yang telah dilakukan seorang guru adalah dengan cara
pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk

angka yang disebut skor. Penilaian hasil proses ini adalah cara

menginterpretasikan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan


mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan

menggunakannya untuk

mengambil keputusan. Evaluasi hasil proses merupakan serangkaian


kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data

tentang proses dan hasil peserta binaan yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang


bermakna dalam pengambilan keputusan. Dengan melakukan

rangkaian kegiatan yang merupakan peran dan tugas pengawas di

sekolah maka diharapkan hasil yang baik ada kesenergian antara


pengawas dan warga sekolah dalam hal ini guru yang merupakan ujung

tombak dari ketercapaian kurikulum yang dilaksanakan. Dengan


demikian dapat menghasilkan efektifitas pengawas yang baik. Namun

untuk mencapai hal yang demikian tersebut tidaklah mudah karena


disekolah akan banyak kendala – kendala yang ditemui dalam

mencapai tujuan tersebut dalam hal ini akan dikemukakan juga apa

yang menjadi kendala dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.


Dengan demikian dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut :

Bagan Kerangka Pikir

Input Proses Output


Implementasi
Peran Kepala
Sekolah Efektifitas
1. Pemantauan
Kurikulum 2013 :
2. Pembimbingan Kepala Sekolah
a. Perencanaan (RPP)
3. Evaluasi b. Proses (pelaksanaan)
c. Penilaian

Bagan Kerangka Pikir

Peran Kepala Sekolah


Pembelajaran
1. Pemantauan
2. Supervisi
3. Evaluasi

FAKTA
IDEAL

Mengarahkan membuat Mengarahkan membuat K


media pembelajaran,
media pembelajaran,
perencanaan proses
perencanaan proses
pembelajaran,pelaksanaan
pembelajaran,pelaksanaan E
pembelajaran dan
pembelajaran dan
penyusunan bahan ajar
penyusunan bahan ajar
N
Memastikan kualitas Memastikan kualitas
pengelolaan pengelolaan
kelas,pelaksanaan kelas,pelaksanaan D
pembelajaran, penerapan pembelajaran, penerapan
strategi strategi
pembelajaran,pendekatan pembelajaran,pendekatan A
saintifik, penilaian otentik saintifik, penilaian otentik

Mengevaluasi pelaksanaan
Mengevaluasi pelaksanaan prosespembelajaran yang L
prosespembelajaran yang sesuai kurikulum 2013,
sesuai kurikulum 2013, melaksanakan penilaian
melaksanakan penilaian kinerja guru
A
kinerja guru

Tindak
Lanjut

BAB III

PENDEKATAN DAN METODE SUPERVISI

Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan-


kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran,

melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran,


menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan

sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi

pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat. Supervisi akademik


juga harus didukung oleh instrumen-instrumen yang sesuai.

Kepala sekolah yang akan melaksanakan kegiatan supervisi


harus menyiapkan perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai dengan

tujuan, sasaran, objek metode, teknik dan pendekatan yang


direncanakan, dan instrumen yang sesuai, berupa format-format

supervisi.

Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua


macam, yaitu: supervisi umum dan supervisi akademik. Supervisi umum

dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis administrasi sekolah, sedangkan


supervisi akademik lebih diarahkan pada peningkatan kualitas

pembelajaran. Berikut ini akan dibahas lebih mendalam mengenai

supervisi akademik.
Gwyn (1961) membagi teknik supervisi akademik menjadidua

macam yakni: (1) Individual dan (2) Kelompok. Secara rinci dijelaskan
di bawah ini.

1. SUPERVISI INDIVIDUAL
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi

perseorangan terhadap guru. Supervisor hanya berhadapan dengan


seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas

pembelajarannya. Teknik supervisi individual ada lima macam yaitu: (a)

Kunjungan kelas, (b) Observasi kelas, (c) Pertemuan individual, (d)

Kunjungan antarkelas, dan (e) menilai diri sendiri. Secara rinci dijelaskan
di bawah ini.

a. Kunjungan kelas

Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah

untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk


menolong guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas. Untuk
melaksanakan kunjungan kelas dapat dilakukan dengan atau tanpa

pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya


atas permintaan guru bersangkutan, supervisor sudah memiliki

instrumen atau catatan-catatan, dantujuan kunjungan yang jelas.


Terdapat empat tahapan dalam hal ini yaitu: (1) Tahap persiapan,

pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara


mengobservasi selama kunjungan kelas. (2) Tahap pengamatan selama

kunjungan. Tahapan ini, supervisor mengamati jalannya proses

pembelajaran berlangsung. (3) Tahap akhir kunjungan, yaitu supervisor


bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil

observasi. (4) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.


Kriteria Kunjungan kelas antara lain;memiliki tujuan-tujuan

tertentu; mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki

kemampuan guru; menggunakan instrumen observasi untuk


mendapatkan data yang obyektif; terjadi interaksi antara pembina dan

yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian; pelaksanaan


kunjungan kelas tidak menganggu proses pembelajaran;

danpelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

b. Observasi kelas

Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara


teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-

aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha

memperbaiki proses pembelajaran.


Aspek-aspek yang diobservasi antara lain;usaha-usaha dan

aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran,cara menggunakan


media pengajaran, variasi metode,ketepatan penggunaan media dengan
materi, ketepatan penggunaan metode dengan materi, danreaksi mental

para siswa dalam proses belajar mengajar.


Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap, persiapan,

pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi; dan tindak lanjut.

Dalam pelaksanaan observasi ini supervisor tentu sudah siap dengan


instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan

observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.

c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog,

dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya antara lain untuk

memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui


pemecahan kesulitan yang dihadapi;mengembangkan hal mengajar yang

lebih baik;memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri


guru; danmenghilangkan atau menghindari segala prasangka.

Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan

(percakapan) individual sebagai berikut: Classroom-conference, yaitu


percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-

murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).Office-conference, yaitu


percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau

ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat

digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.Causal-conference,


yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan

secara kebetulan bertemu dengan guru. Observational visitation, yaitu


percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan

kunjungan kelas atau observasi kelas.


Di dalam pelaksanaan pertemuan individual, supervisor harus

berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru


mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan

melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan.

d. Kunjungan antar kelas

Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas


yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi

pengalaman dalam pembelajaran.

Tata cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah: harus


direncanakan;guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi;tentukan

guru-guru yang akan mengunjungi;sediakan segala fasilitas yang


diperlukan;supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan

pengamatan yang cermat;adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar


kelas selesai, misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan,

dan pemberian tugas-tugas tertentu;segera aplikasikan ke sekolah atau

ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan


kondisi yang dihadapi;adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan

kunjungan antar kelas berikutnya.

e. Menilai diri sendiri

Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri
secara objektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran diri sendiri.

Tata cara menilai diri sendiri dijelaskan sebagai berikut: Suatu


daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid

untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam

bentuk pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak


perlu menyebut nama. Selanjutnya menganalisa tes-tes terhadap unit

kerja.Kegiatan terakhir adalah mencatat aktivitas murid-murid dalam


suatu catatan, baik mereka bekerja secara individu maupun secara

kelompok.

2. SUPERVISI KELOMPOK

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program

supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang
diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau

kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau

dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka


diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau

kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut Gwyn (1961), ada tiga belas

teknik supervisi kelompok yaitu: (a) kepanitiaan-kepanitiaan, (b) kerja


kelompok, (c) laboratorium dan kurikulum, (d) membaca terpimpin, (e)

demonstrasi pembelajaran, (f) darmawisata, (g) kuliah/studi, (h) diskusi


panel, (i) perpustakaan, (j) organisasi profesional, (k) buletin supervisi, (l)

pertemuan guru, dan (m) lokakarya atau konferensi kelompok.


Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau

kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua

pembinaan guru di sekolah.Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah


harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu

membina keterampilan pembelajaran seorang guru.


Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat

tidaklah mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang
keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui
karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru
sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang
sedang dibina melalui supervisi akademik.

Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979)

menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor


kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru,

temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru.


Lima langkah yang disarankan memberikan umpan balik yang

efektif yaitu: (1) Memberikan Penghargaan, (2) Melakukan sendiri

Refleksi Kritis, (3) Merencanakan sendiri perbaikan-perbaikan, (4)

Memberi usul, saran, atau mendiskusikan hal-hal yang dapat


meningkatkan kualitas pembelajaran, dan (5) Mengembangkan Rencana

Tindak Lanjut.

BAB IV

HASIL PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI

A. Perangkat Pembelajaran
Pada tahap observasi untuk mengembangkan perangkat yang

akan digunakan dalam pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang

dikumpulkan oleh guru yang akan di supervisi yaitu bahan perangkat


pembelajaran untuk guru berupa :

1. Kalender pendidikan.

2. Jadwal Pelajaran
3. Silabus

4. Program Tahunan
5. Program Semester.

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


7. Bahan Ajar
8. Kisi-kisi atau Instrumen Penilaian

9. Program Remedial
10. Program Pengayaan

11. Buku Nilai


12. Buku Guru dan Buku Siswa

Analisis Data Kelayakan Perangkat Pembelajaran yang telah


dikumpulkan oleh 2 ( dua ) guru yang di obsevasi yaitu Rina

Mardiana,S.Pd sebagai guru kelas mengajar di kelas IV A dan Rossy


Ipolasari, S.Pd. Sebagai guru kelas V B. Perangkat pembelajaran yang

dikumpulkan di telaah berpedoman pada :

1. Kalender Pendidkan mengacu kepada Surat Keputusan Kepala Dinas


Pendidkan Kabupaten Penajam Paser Utara

2. Jadwal Pelajaran dalam penyusunan jadwal pelajaran dalam satu


pekan memenuhi jam wajib mengajar

3. Silabus dalam penelaahan silabus minimal memuat : Indentias

Sekolah,Kelas / Semester, Tema, Sub Tema, KI,KD, Materi Pokok,


Pembelajaran, Penilaian, Alokasi Waktu, Sumber Belajar.

4. Program Tahunan Rencana alokasi waktu dalam satu tahun untuk


mencapai kompetensi. Kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum.

Penetuan alokasi waktu harus mempertimbangkan jumlah pelajaran,

struktur kurikulum, dan tingkat materi kedalaman yang harus dikuasai


peserta didik.

5. Program Semester Renacana kegiatan belajar mengajar secara garis

besar yang dibuat dalam jangka waktu satu semester dengan


memperhatikan program tahunan dan alokasi waktu tiap minggu.
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan


dasar dan menengah menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap

muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari


silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik

dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

7. Bahan Ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara

sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang


memungkinkan siswa untuk belajar.

8. Instrumen Penilaian alat yang digunakan untuk


melakukan penilaian. Instrumen penilaian dapat berupa tes atau non

tes

9. Program Remedial program pembelajaran yang diperuntukkan bagi


peserta didik yang belum mencapai KKM KD muatan

pelajaran. Program remedial dilakukan untuk memfasilitasi peserta


didik dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

10. Program Pengayaan upaya untuk membantu siswa yang sudah

mencapai ketuntasan belajar untuk memperluas pengetahuan dan


keterampilan yang telah dimilikinya

11. Buku Nilai kumpulan hasil pekerjaan siswa peserta didik, sebagai
hasil pelaksanaan tugas baik tertulis, wawancara, praktek, produk,

proyek dan portopolio yang ditentukan oleh guru atau oleh peserta

didik bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan


belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.
12. Buku Guru adalah panduan bagi guru dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas, - Buku Siswa adalah buku yang diperuntukkan


bagi siswa yang dipergunakan sebagai panduan aktivitas

pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam menguasai


kompetensi

Hasil analisis telaah perangkat pembelajaran untuk penilaian Instrumen


dijelaskan bahwa skor maksimal = 12 komponen perangkat yang dinilai
dengan ketentuan skor

Dari hasil kategori skor yang diperoleh masing-masing guru yang di


telaah perangkat pembelajaranya terlihat berdasarkan grafik berikut :

Hasil Analisis telaah perangkat pembelajaran :


Walaupun secara keseluruhan komponen masing-masing aspek sudah
memenuhi kriteria kelayakan, namun ada beberapa saran yang perlu
diperhatikan untuk kesempurnaan perangkat Pembelajaran terutama
pada :

1. Program semester benar-benar memperhatikan alokasi waktu tiap


minggu.
2. Jurnal harian bukan hanya mencatat batasan pembelajaran yang
terlah disampaikan tetapi memuat hasil refleksi dalam bidang
pembelajaran yang diperuntukan bagi peserta didik. Guru, kepala
sekolah dan pengawas sekolah dapat membacanya sebagai
bahan masukan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam
bidang yang dipelajarinya.

B. Observasi Pembelajaran

Observasi merupakan suatu kegiatan meninjau ke lapangan untuk


mencari informasi sedetail dan semaksimal mungkin tentang materi yang
sedang dipelajari. Bagaimana respon yang ditujukan siswa terhadap
hasil belajar yang telah ia capai. Dari telaah observasi yang digunakan
untuk membantu guru didalam permasalahan penyampaian materi
pembelajaran yang terdiri dari 3 Bagian yaitu :

1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup

Dari bagian bagian tersebut diatas mempunyai aspek pengamatan dan


penilaian yang terdiri dari Asep pengematan pendahuluan terdiri dari 5
pengamatan, aspek kegiatan inti terdiri dari 30 pengamatan dan bagian
penutup terdiri dari 5 pengamatan. Pada masing-masing pengamatan
menyatakan YA dan Tidak. l
Hasil analisis telaah pelaksanaan pembelajaran untuk penilaian
Instrumen asepek pengamatan terdiri dari 40 item dengan ketentuan
skor :

Dari hasil kategori skor yang diperoleh masing-masing guru yang di


telaah di Observasi saat pembelajaran terlihat berdasarkan grafik berikut

Hasil Analisis observasi pembelajaran :


secara keseluruhan aspek pengamatan observasi ada beberapa saran
yang perlu diperhatikan untuk pembelajaran berikutnya Pembelajaran
terutama pada proses pembelajaran teknologi multimedia dan TIK
dipergunakan semaksimal mungkin di dalam penyampaian materi

C. Prilaku Guru Dalam Pembelajaran

Perilaku guru merupakan sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh


guru dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan,
persuasi, dan/atau genetika. Perilaku guru dikelompokkan ke dalam
perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku
menyimpang. Dalam proses pembelajaran prilaku guru secara
langsung diamati berdasarkan instrumen yang ada pada tabel berikut
tampak sebagai beriku :
Namun ada beberapa hal yang perlu perhatian pada prilaku guru
tentang larangan yang tidak boleh dilakukan siswa walaupun itu
dianggap hal yang wajar. Guru yang baik janganlah melarang, sebab
biasanya perintahnya akan dianggap sebagai ancaman bagi anak

didik. Larangan yang terlalu banyak dapat menimbulkan


kemungkinan besar anak didik melanggar peraturan tanpa disadari
oleh murid-muridnya. Perilaku yang diamati secara lengkap terdapat
pada lampiran INSTRUMEN CATATAN PERILAKU

D. Prilaku Siswa dalam Pembelajaran

Perilaku belajar adalah suatu sikap yang muncul dari diri siswa
dalam menanggapi dan meresponi setiap kegiatan belajar mengajar
yang terjadi, menunjukkan sikapnya apakah antusias dan
bertanggung jawab atas kesempatan belajar yang diberikan
kepadanya pada saat proses pembelajaran prilaku siswa yang
tampak sebagai berikut :

1. Siswa berbicara sendiri di luar materi


2. Siswa bercanda dengan teman
3. Siswa diam, tidak menjawab pertanyaan
4. Siswa antusias mengikuti pelajaran
5. Siswa tampak percaya diri
6. Siswa menyimak Pelajaran
7. Siswa menjawab pertanyaan dari guru

Dari prilaku siswa tersebuat tindak lanjut yang harus diberikan oleh
guru yaitu : melakukan bimbingan oleh guru pembentukan peserta
didik melalui kebiasaan-kebiasaan belajar, misalnya mulai
membiasakan rajin belajar, rajin membaca buku, mengurangi
kebiasaan bermain yang berlebihan. pembentukan karakter melalui
meninggalkan kebiasaan buruk dan melaksanakan kebiasaan yang
patut dilestarikan untuk menunjang perkembangan belajar anak
menjadi optimal.

E. Angket siswa

Angket yang di berikan ke siswa dengan cara mengajukan


pertanyaan pilihan sering, kadang-kadang dan tidak pernah secara
online dipilih oleh siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dari hasil angket 74 siswa yang memberikan responden
diperoleh hasil :

F. Angket Orang Tua Siswa

Nampaknya para orangtua semakin menyadari pentingnya peran


guru dalam pendidikan formal putra-putrinya. Karena, sebanyak

44% orangtua atau 353 responden menjawab pembelajaran


daring dihetikan dan sedangkan 56 % 457 responden menjawab
sebaliknya. Dalam survei ini juga memuat jawaban terbuka
berupa saran dari orangtua kepada sekolah terkait pembelajaran
online ini.

Bagimana dengan kualitias pembelajaran daring yang selama

diterapkan oleh bapak/ibu guru terhadap pembelajaran Sangat


berkualitas 11 % ( 101 responden ), Cukup berkualitas 55 % ( 512
responden ) Terlalu banyak/padat membuat siswa kewalahan 26 % (
243 responden ) dan tidak variatif/monoton/hanya itu itu saja 7 % (
69 responden ) dalam hal ini memberikan masukan kepada guru dan
sekolah untuk lebih inovasi dan kreatif didalam proses belajar
mengajar pembelajaran online.

G. Analisis Hasil Observasi

Analisis dilakukan sebagai penelaahan pada bagian-bagian


observasi terkait pemaparan fakta-fakta tentang objek yang diamati.
Dari hasil pengamatan pada observasi akademik maka diperoleh
sebagai berikut :

Hasil Supervisi Akademik ini akan ditindak lanjuti pada semester

genap Tahun Pelajaran 2020 / 2021 sesuai dengan Rencana Tindak

Lanjut yang dibutuhkan guru. Dengan cara ini kelemahan-kelemahan


guru akan teratasi secara cermat diharapkan meningkatkan kompetensi guru

dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran di kelas,


Meningkatkan manajemen dan administrasi guru kelas maupun guru mata

pelajaran, Meningkatkan layanan profesionalisme guru kepada peserta didik,


Mengevaluasi kinerja guru dalam rangka pembinaan guru.

H. Menyusun Rencana Tindak Lanjut Supervisi Akademik

Hasil supervisi akademik dilakukan untuk mengidentifikasi

kompetensi pada tiga aspek yakni kemampuan dalam membuat


Perangkat Pembelajara, pelaksanaan Pembelajaram, Penilaian

Pembelajaran, interaksi PBM yang inspiratif dan variatif, menilai

hasil belajar oleh orang tua siswa dan selanjutnya memilih dan
menentukan BIMTEK dan bentuk tindak lanjut yang sesuai

dengan kebutukan guru. Tindak lanjut yang akan dilaksanakan


berdasarkan dari supervisi akademik yang telah dilaksankan

sebagai berikut :

I. Menyusun Dampak (Outcome) Supervisi Akademik

Dari hasil Tindak lanjut supervisi akademik dan implementasinya,

harus memberikan pengaruh dalam peningkatan mutu proses PBM


dan kinerja sekolah. Dampak dari Supervisi akademik pada

sekolah saat ini sebagai berikut

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Supervisi akademik yang dilakukan dengan berpegang apada
Rencana Tindak Lanjut hasil supervisi sebelumnya sangat efektif bagi
guru, karena guru mendapatkan gambaran awal sebelum disupervisi
melalaui pemantauan RPP maupun pengamatan di dalam kelas. Apalagi
guru bebas memilih cara dan teknik supervisi akademik yang diinginkan

mereka akan lebih senang sehingga hasil supervisi akademik dapat


menghasilkan informasi yang optimal. Dalam kesempatan ini guru dapat
melakukan konsultasi tentang pembelajaran yang akan dilakukan. Pada

saat pelaksanaan guru dan siswa merasa kondusif karena supervisor


juga bisa berperan sebagai guru apabila terdapat hal-hal yang belum
dikuasai guru. Pada akhir supervisi guru dapatmelakukan refleksi untuk

mengungkapkan kekuatan dan kelemahanya dan mampu menentukan


cara-caranya sendiri, sebagai supervisor dapat memberikan saran-saran
yang dibutuhkan sebagai Rencana Tindak Lanjut terhadap Supervisi

yang telah dilakukan.

B. Saran
Untuk melaksanakan supervisi akademik dengan cara ini disarankan

agar:
1. Supervisor memahami terlebih dahulu langkah-langkah pelaksanaannya.
2. Guru yang disupervisi dan didampingi perlu disosialisasikan agar mampu

mengubah mind set, sehingga pelaksanaannya dapat tercapai sesuai


harapan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahan Pengatar Supervisi Akademik 2019. Jakarta : Direktorat Jenderal


Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bahan Pembelajaran Supervisi Akademik 2013. Surakarta: Lembaga


Observasi dan Pemberdayaan Kepala Sekolah

Materi Penguatan Kepala Sekolah. 2011. Jakarta: Badan PSDMP dan


PMP, Kemdiknas.
Bahan Pembelajaran Supervisi Akademik. 2011. Surakarta: Lembaga
Observasi dan Pemberdayaan Kepala Sekolah.

Bahan Belajar Mandiri Kelompok Pengawas Sekolah. 2009. Jakarta:


Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional.

Foto Kegaiatn Supervisi Akademik

Telaah Perangkat Pembelajaran

Nama Sekolah : SD Negeri 010 Babulu


Nama Guru : Rina Mardiana,S.Pd.
Pangkat Golongan : Penata Muda, III A
Jenis Guru : Guru Kelas
Jumlah Jam Tatap Muka : 26 Jp
Semester/Kelas : I / IV A
Tahun Ajaran : 2020 / 2021

No Komponen Administrasi Kondisi Skor Keterangan


Pembelajaran ketercapaian
Ada Tidak 4 3 2 1

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Program Tahunan √ √ 4 = sangat


baik
2 Program Semester √ √
3 = baik
3 Silabus √ √
2 = cukup
4 RPP abad 21 √ √
1 = kurang
5 Kalender Pendidikan √ √
6 Jadwal Pelajaran √ √
7 Agenda Harian √ √

8 Daftar Nilai (sikap, pengetahuan, √


keterampilan) √

9 Dokumen KKM √ √
10 Daftar Hadir Peserta didik √ √

11 √ √
Buku Pedoman Guru
12 Buku Teks Pelajaran √ √
Jumlah 16 21 2

Jumlah skor perolehan 39

Nilai Akkir 81
Kreteria BAIK

Keterangan:

Nilai akhir =

Kriteria:
Amat baik (A) : 90 <A≤100
Baik (B) : 80 <A≤90
Cukup (C) : 70 <A≤80
Kurang :≤70

Guru Yang Disupervisi, Kepala Sekolah

Rina Mardiana,S.Pd Salmani,S.Pd.SD,M.MPd.


NIP. 19920805201903 2 008 NIP. 197510021998071001

Telaah Perangkat Pembelajaran

Nama Sekolah : SD Negeri 010 Babulu


Nama Guru : Rossy Ipolasari, S.Pd.
Pangkat Golongan : Penata Muda TK I, III B
Jenis Guru : Guru Kelas
Jumlah Jam Tatap Muka : 26 Jp
Semester/Kelas : I / V B
Tahun Ajaran : 2020 / 2021

No Komponen Administrasi Kondisi Skor Keterangan


Pembelajaran ketercapaian
Ada Tidak 4 3 2 1

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Program Tahunan √ √ 4 = sangat


baik
2 Program Semester √ √
3 = baik
3 Silabus √ √
2 = cukup
4 RPP abad 21 √ √
1 = kurang
5 Kalender Pendidikan √ √
6 Jadwal Pelajaran √ √

7 Agenda Harian √ √

8 Daftar Nilai (sikap, pengetahuan, √


keterampilan) √

9 Dokumen KKM √ √
10 Daftar Hadir Peserta didik √ √

11 √ √
Buku Pedoman Guru
12 Buku Teks Pelajaran √ √
Jumlah 24 18

Jumlah skor perolehan 42

Nilai Akkir 88
Kreteria BAIK

Keterangan:

Nilai akhir =

Kriteria:
Amat baik (A) : 90 <A≤100
Baik (B) : 80 <A≤90
Cukup (C) : 70 <A≤80
Kurang :≤70

Guru Yang Disupervisi, Kepala Sekolah

Rossy Ipolasari, S.Pd. Salmani,S.Pd.SD,M.MPd.


NIP. 19851104 201001 2 007 NIP. 197510021998071001

Telaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

INSTRUMEN TELAAH RPP

Nama Sekolah : SD Negeri 010 Babulu


Nama Guru : Rina Mardiana,S.Pd.
Pangkat Golongan : Penata Muda, III A
Jenis Guru : Guru Kelas
Jumlah Jam Tatap Muka : 26 Jp
Semester/Kelas : I / IV A
Tahun Ajaran : 2020 / 2021

Hasil Telaah
Tidak Ada/ Kurang Lengkap/
Lengkap/
No. Komponen/Aspek Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai Catatan
0 1 2
A Identitas RPP
1 Terdapat: nama satuan pendidikan,
kelas/semester, mata pelajaran, materi 
pokok, dan alokasi waktu
B Komponen Utama RPP
2 Minimal memuat 8 komponen utama dan
lampiran pendukung RPP, yaitu: (a) KI, (b)
KD dan IPK, (c) Tujuan pembelajaran, (d)
Materi pembelajaran, (e) Metode
pembelajaran, (f) Media pembelajaran dan
sumber belajar, (g) Langkah-langkah 
pembelajaran, (h) Penilaian hasil
pembelajaran, (i) Lampiran pendukung
RPP (materi pembelajaran, instrumen
penilaian, dan lain-lain)
C Kelengkapan Komponen RPP
C1 Rumusan KI, KD, dan IPK
3 Mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 sesuai
dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 
2016
4 Kompetensi Dasar (KD) mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (khusus
PPKn dan PABP) sedangkan mata 
pelajaran lain mencakup pengetahuan dan
keterampilan
5 Menjabarkan IPK berdasarkan KD dari KI-3,
KD dari KI-4, KD dari KI-1 dan KD dari KI-2
(khusus PPKn dan PABP) sedangkan mata 
pelajaran lain KD dari KI-3 dan KD dari KI-
4.
6 IPK disusun menggunakan kata kerja
opresional yang dapat diukur/dilakukan
penilaian sesuai dengan karakteristik mata 
pelajaran.

Hasil Telaah
Tidak Ada/ Kurang Lengkap/
Lengkap/
No. Komponen/Aspek Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai Catatan
0 1 2
7 IPK dari KD pengetahuan menggambarkan
dimensi proses kognitif dan dimensi
pengetahuan meliputi faktual, konseptual, 
prosedural, dan/atau metakognitif
8 IPK dari KD keterampilan memuat
keterampilan abstrak dan/atau keterampilan 
konkret
C2 Rumusan Tujuan Pembelajaran
9 Mencerminkan pencapaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan 
10 Memberikan gambaran proses
pembelajaran 
11 Memberikan gambaran pencapaian hasil
pembelajaran 
12 Dituangkan dalam bentuk deskripsi,
memuat kompetensi yang hendak dicapai 
oleh peserta didik
C3 Materi Pembelajaran
13 Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan cakupan materi yang termuat pada 
IPK atau KD pengetahuan
14 Memuat materi yang bersifat faktual,
konseptual, prosedural, dan/atau 
metakognitif
15 Cakupan materi sesuai dengan alokasi
waktu yang ditetapkan 
16 Mengakomodasi muatan lokal, dapat
berupa keunggulan lokal, kearifan lokal,
kekinian dan lain-lain yang sesuai dengan 
cakupan materi pada KD pengetahuan
C4 Metode Pembelajaran
17 Menggunakan pendekatan ilmiah dan/atau
pendekatan lain yang relevan dengan 
karakteristik mata pelajaran.
18 Menerapkan pembelajaran aktif yang
bermuara pada pengembangan HOTS 
19 Menggambarkan sintaks/tahapan yang jelas
(apabila menggunakan model pembelajaran 
tertentu)
20 Sesuai dengan tujuan pembelajaran 
21 Menggambarkan proses pencapaian
kompetensi 
C5 Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
22 Mendukung pencapaian kompetensi dan
pembelajaran aktif dengan pendekatan 
ilmiah
23 Sesuai dengan karakterisitik peserta didik 
24 Sumber belajar yang digunakan mencakup
antara lain bahan cetak, elektronik, alam, 
dan sumber belajar lainnya
25 Memanfaatan teknologi pembelajaran
sesuai dengan konsep dan prinsip tekno-
pedagogis/Techno-Pedagogical Content 
Knowledge (TPACK)

Hasil Telaah
Tidak Ada/ Kurang Lengkap/
Lengkap/
No. Komponen/Aspek Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai Catatan
0 1 2
C6 Langkah kegiatan pembelajaran
26 Memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup 
27 Kegiatan pendahuluan memuat :
pengkondisian peserta didik, kegiatan
religius, apersepsi, penyampaian tujuan 
pembelajaran, urutan kegiatan, dan
penilaian yang akan dilakukan
28 Kegiatan Inti
a. Bentuk kegiatan pembelajarannya berupa
pembelajaran aktif (active learning)
dengan menggunakan berbagai model 
dan/atau metode pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah maupun pendekatan
lain yang relevan.
b. Sesuai dengan model dan/atau metode
pembelajaran yang digunakan 
c. Menggambarkan proses pembelajaran
yang menimbulkan interaksi multi-arah,
antar peserta didik, interaksi peserta didik 
dengan guru, dan interaksi dengan
bahan/alat/lingkungan belajar
d. Menggambarkan proses pembelajaran
yang menyenangkan, menantang dan 
memotivasi peserta didik
e. Mengintegrasikan keterampilan hidup
abad ke-21 (PPK, literasi, 
kompetensi/4C)
29 Kegiatan penutup meliputi:
a. refleksi dan evaluasi terhadap seluruh
rangkaian aktivitas pembelajaran dan
hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama 
menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran
yang telah berlangsung
b. memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran 

c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam


bentuk pemberian tugas, baik tugas 
individual maupun kelompok

d. menginformasikan rencana kegiatan


pembelajaran untuk pertemuan 
berikutnya

C7 Penilaian Hasil Belajar


30 Memuat rancangan penilaian 
31 Memuat jenis/teknik penilaian, bentuk
penilaian, instrumen dan pedoman 
penskoran
32 Mencakup penilaian pengetahuan,
keterampilan, dan sikap (khusus pada mata 

Hasil Telaah
Tidak Ada/ Kurang Lengkap/
Lengkap/
No. Komponen/Aspek Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai Catatan
0 1 2
pelajaran PPKN dan PABP)

33 Sesuai dengan kompetensi (IPK dan atau


KD) 
34 Sesuai dengan kegiatan yang dilakukan
dalam pembelajaran 
35 Sesuai dengan materi pembelajaran 
36 Memuat soal HOTS 
Jumlah 7 29
Skor 81
Kreteria Baik

Keterangan:

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimum

Skor maksimum = 36 x 2 = 72

Kriteria

Amat baik (A) : 90 < A ≤ 100


Baik (B) : 80 < B ≤ 90
Cukup (C) : 70 < C ≤ 80
Kurang (K) : ≤ 70
......................., ........................... 2020
Guru yang disupervisi, Kepala Sekolah,

Rina Mardiana,S.Pd Salmani,S.Pd.SD,M.MPd.


NIP 19920805201903 2 008 NIP 197510021998071001

Telaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

INSTRUMEN TELAAH RPP

Nama Sekolah : SD Negeri 010 Babulu


Nama Guru : Rossy Ipolasari, S.Pd.

Pangkat Golongan : Penata Muda TK I, III B


Jenis Guru : Guru Kelas
Jumlah Jam Tatap Muka : 26 Jp
Semester/Kelas : I / V B
Tahun Ajaran : 2020 / 2021

Hasil Telaah
Tidak Ada/ Kurang Lengkap/
Lengkap/
No. Komponen/Aspek Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai Catatan
0 1 2
A Identitas RPP
1 Terdapat: nama satuan pendidikan,
kelas/semester, mata pelajaran, materi 
pokok, dan alokasi waktu
B Komponen Utama RPP
2 Minimal memuat 8 komponen utama dan
lampiran pendukung RPP, yaitu: (a) KI, (b)
KD dan IPK, (c) Tujuan pembelajaran, (d)
Materi pembelajaran, (e) Metode
pembelajaran, (f) Media pembelajaran dan
sumber belajar, (g) Langkah-langkah 
pembelajaran, (h) Penilaian hasil
pembelajaran, (i) Lampiran pendukung
RPP (materi pembelajaran, instrumen
penilaian, dan lain-lain)
C Kelengkapan Komponen RPP

C1 Rumusan KI, KD, dan IPK


3 Mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 sesuai
dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 
2016
4 Kompetensi Dasar (KD) mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (khusus
PPKn dan PABP) sedangkan mata 
pelajaran lain mencakup pengetahuan dan
keterampilan
5 Menjabarkan IPK berdasarkan KD dari KI-3,
KD dari KI-4, KD dari KI-1 dan KD dari KI-2
(khusus PPKn dan PABP) sedangkan mata 
pelajaran lain KD dari KI-3 dan KD dari KI-
4.
6 IPK disusun menggunakan kata kerja
opresional yang dapat diukur/dilakukan
penilaian sesuai dengan karakteristik mata 
pelajaran.

Hasil Telaah
Tidak Ada/ Kurang Lengkap/
Lengkap/
No. Komponen/Aspek Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai Catatan
0 1 2
7 IPK dari KD pengetahuan menggambarkan
dimensi proses kognitif dan dimensi
pengetahuan meliputi faktual, konseptual, 
prosedural, dan/atau metakognitif
8 IPK dari KD keterampilan memuat
keterampilan abstrak dan/atau keterampilan 
konkret
C2 Rumusan Tujuan Pembelajaran
9 Mencerminkan pencapaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan 
10 Memberikan gambaran proses
pembelajaran 
11 Memberikan gambaran pencapaian hasil
pembelajaran 
12 Dituangkan dalam bentuk deskripsi,
memuat kompetensi yang hendak dicapai 
oleh peserta didik
C3 Materi Pembelajaran
13 Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan cakupan materi yang termuat pada 
IPK atau KD pengetahuan
14 Memuat materi yang bersifat faktual,
konseptual, prosedural, dan/atau 
metakognitif
15 Cakupan materi sesuai dengan alokasi
waktu yang ditetapkan 
16 Mengakomodasi muatan lokal, dapat
berupa keunggulan lokal, kearifan lokal,
kekinian dan lain-lain yang sesuai dengan 
cakupan materi pada KD pengetahuan
C4 Metode Pembelajaran
17 Menggunakan pendekatan ilmiah dan/atau
pendekatan lain yang relevan dengan 
karakteristik mata pelajaran.
18 Menerapkan pembelajaran aktif yang
bermuara pada pengembangan HOTS 
19 Menggambarkan sintaks/tahapan yang jelas
(apabila menggunakan model pembelajaran 
tertentu)
20 Sesuai dengan tujuan pembelajaran 
21 Menggambarkan proses pencapaian
kompetensi 
C5 Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
22 Mendukung pencapaian kompetensi dan
pembelajaran aktif dengan pendekatan 
ilmiah
23 Sesuai dengan karakterisitik peserta didik 
24 Sumber belajar yang digunakan mencakup
antara lain bahan cetak, elektronik, alam, 
dan sumber belajar lainnya
25 Memanfaatan teknologi pembelajaran
sesuai dengan konsep dan prinsip tekno-
pedagogis/Techno-Pedagogical Content 
Knowledge (TPACK)

Anda mungkin juga menyukai