Penulis
Majestic-55
Desain Cover
Reza Meitry Akbary
Penata Letak
Muhammad Kholil Najih
Percetakan
Pasamma
PRAKATA
Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA....................................................................................................... i
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 2
B. Maksud dan Tujuan.................................................................................. 4
II PEMBAHASAN
A. Mekanisme Perizinan Pembangunan Bangunan Vertikal di
Kabupaten Sleman.................................................................................... 6
B. Analisis Prosedur Perizinan Pembangunan Apartemen Uttara
The Icon ..................................................................................................... 29
III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 41
B. Saran ....................................................................................................... 42
ii
I. Pendahuluan
1
A. Latar Belakang dan Permasalahan
JOGJA ORA DI DOL, spanduk maupun reklame berupa poster
dan seni lukis di dinding bangunan banyak bertebaran disekitar
wilayah provinsi D.I. Yogyakarta, dimana para seniman yang
menyuarakan slogan ini meminta untuk di berhentikannya
pembangunan atau pengeksplorasian provinsi DIY untuk wilayah
pertambangan. Setiap hari kita dapat melihatnya disekitar ruas-
ruas jalan kota Sleman dan juga kota Yogyakarta. Propaganda ini
dilantangkan karena kota Yogyakarta dianggap telah melepas ciri
khas sebagai kota wisata yang menjunjung tinggi ke khasannya
dengan ornamen bangunan yang sederhana dan begitu romantis
serta klasik. Tata ruang wilayah kota–kota di Provinsi DIY
dikesampingkan untuk menunjukan perkembangan yang maju
dengan gedung-gedung tinggi bertingkat sehingga pemerintah
dapat dipuji bahwa telah menggunakan dana APBN dengan efektif
karena berhasil membangun kota – kota di provinsi DIY menuju
daerah metropolitan, tanpa melihat efek sosial yang terjadi
dimasyarakat tradisional Provinsi DIY, belum lagi jika kita
menyinggung efek lingkungannya. Tentu efek lingkungan adalah
efek utama dari dampak pembangunan yang meningkat, mulai dari
tata ruang wilayah kemudian kita lanjutkan ke kualitas air, daya
listrik juga yang harus dibagi serta ditingkatkan karena permintaan
akan listrik semakin besar.
Pertanyaannya apakah masyarakat siap? Mari kita temukan
bersama jawabannya. Kita khususkan kepada pembangunan
apartemen Uttara yang letaknya bisa dibilang sangat-sangat
strategis, kenapa demikian? Tentunya bisa kita lihat dari lokasi
2
pembangunan apartemen ini yang dekat dengan kampus UGM yang
notabenenya sebagai kampus terbaik di negeri agraris ini dimana
hampir seluruh siswa ingin masuk ke universitas tersohor ini
otomatis ini terkait dengan bagaimana siswa tersebut hendak
tinggal, dengan adanya apartemen Uttara ini membuat mahasiswa
baru UGM bakal meliriknya untuk tempat hunian selama berkuliah
di UGM. Namun ditengah manfaat dan lokasi yang strategis yang
dekat dengan lokasi-lokasi wisata maupun tempat makan dan
hanya 10 menit dari pusat kota Yogyakarta, apartemen ini
menyimpan sejuta masalah, dari mulai perizinan yang seakan-akan
dipaksakan buat ada, bentuk bangunan yang dikurang-kurangi agar
tidak terkena AMDAL, perseteruan dengan warga sekitar lokasi
apartemen Uttara ini. Selanjutnya akan dibahas lebih khusus
didalam makalah ini. Bisa kita lihat dari pertentangan –
pertentangan yang ada dan terdapat didalam masyarakat bahwa
ternyata rakyat DIY masih belum siap untuk menerima bangunan –
bangunan tinggi. Pemerintah daerah memanggul peranan penting
dalam kasus bangunan-bangunan ini dan tidak bisa arogan tanpa
memikirkan rakyat dengan asal mendukung dan memberikan izin
dengan gampang tanpa melihat efek yang terjadi. Karena dengan
pajak rakyat kecil dan menengahlah roda pemerintahan bisa
berjalan, maka dari itu perlu dipertimbangkan efek dari
pembangunan kepada lingkungan sekitar. Dalam makalah ini akan
membahas lebih khusus terkait pembangunan apartemen Uttara,
masalah apa saja yang terjadi sampai bagaimana penyelesaian dan
apa makna yang dapat kita ambil.
3
a. Bagaimanakah prosedur perizinan pembangunan bangunan
vertikal di Kabupaten Sleman?
b. Bagaimanakah prosedur perizinan pembangunan apartemen
Uttara The Icon?
4
II. Pembahasan
5
A. Mekanisme Perizinan Pembangunan Bangunan Vertikal
di Kabupaten Sleman
25 Ibid.
26 Ibid.
27 Pasal 11 ayat (1) Ibid.
28 Penjelasan Pasal 11 ayat (1) Ibid.
29 Pasal 12 ayat (1) Ibid.
30 Penjelasan Pasal 12 ayat (1) Ibid.
31 Ibid.
32 Ibid.
10
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.33
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.34 Struktur
ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.35 Penataan ruang adalah suatu sistem proses
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.36 Penyelenggaraan penataan ruang adalah
kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan
pengawasan penataan ruang.37 Rencana tata ruang adalah hasil
perencanaan tata ruang.38 Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk
mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana
tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.39 Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya
untuk mewujudkan tertib tata ruang.40
17
e. Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (getaran,
kebisingan, polusi udara, dan lain-lain).
f. KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB. (koefisien luas
bangunan)
g. Jumlah dan jenis pohon yang mungkin hilang.
h. Konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya berlokasi
dekat pusat kota yang memiliki kepadatan tinggi).
i. Struktur bangunan bertingkat tinggi dan basement
menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang-tiang
pancang terhadap akuifer sumber air sekitar.
j. Bangkitan pergerakan (traffic) dan kebutuhan permukiman
dari tenaga kerja yang besar.
k. Bangkitan pergerakan dan kebutuhan parkir pengunjung.
l. Produksi sampah, limbah domestik
m. Genangan/banjir lokal.
18
Gambar 1. Bagan Alir Tata Cara Penapisan Untuk Menentukan
Wajib Tidaknya Suatu Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.61
26
tidak sederhana atau khusus. Perhitungan konstruksi
dan gambar rencana struktur beton bertulang disertai
gambar detail penulangan yang meliputi rencana
pondasi, sloof, kolom, balok, plat lantai, tangga serta 49
balok atap dan plat atap jika ada, ditanda tangani
penanggung jawab konstruksi, untuk bangunan
bertingkat 2 (dua) atau lebih; c) perhitungan
konstruksi dan gambar rencana struktur baja disertai
gambar detail sambungan, ditanda tangani penanggung
jawab konstruksi, untuk bangunan bertingkat 2 (dua)
atau lebih; perhitungan konstruksi dan gambar detail
konstruksi reklame yang ditandatangani penanggung
jawab konstruksi wajib dimiliki: reklame dengan
ukuran luas bidang diatas 48 m2 (empat puluh delapan
meter persegi) kecuali videotron/megatron; dan 2),
videotron/megatron ukuran luas bidang diatas 20 m2
(dua puluh meter persegi), bando jalan. Rencana
anggaran pelaksanaan yang tertuang dalam dokumen
kontrak, jika pelaksanaan pekerjaan diborongkan;
dokumen laporan perencanaan yang meliputi antara
lain perencanaan kawasan (kapasitas, dimensi,
spesifikasi), rencana pelaksanaan pembangunan
apabila dilaksanakan bertahap.
27
persyaratan administrasi dinyatakan lengkap dan benar.
Pemeriksaan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk
menerima atau menolak permohonan.74 Dalam hal permohonan
IMB, RTB, dan/atau SKTBL belum memenuhi persyaratan
administrasi dan/atau persyaratan teknis pemohon wajib
melengkapi/memperbaiki permohonannya berdasarkan surat
pemberitahuan kekurangan berkas dari Kepala Dinas. Dalam hal
pemohon tidak melengkapi dan/atau memenuhi persyaratan
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak surat
pemberitahuan permohonan IMB dinyatakan ditolak. Dalam hal
pemohon tidak diketahui keberadaannya atau tidak mau menerima
surat penolakan permohonan, penyampaian surat penolakan
disampaikan kepada ketua Rukun Tetangga dan/atau Rukun Warga
tempat lokasi bangunan gedung pemohon.75
79 Ibid.
30
Lantai 2 - Ramps - Ruang 828
- Area parkir retail
- Jalan sirkulasi - Lift
- Ruang office - Tangga
Lantai 3 - unit aprtemen (8 unit) - ruang 450
- ruang office retail
- koridor - lift
- tangga
Lantai 4 - unit apartemen (8 unit) - lift 450
- koridor - tangga
Lantai 5 - unit apartemen (8 unit) - lift 450
- koridor - tangga
Lantai 6 - unit apartemen (8 unit) - lift 450
- koridor - tangga
Lantai 7 - unit apartemen (8 unit) - lift 450
- koridor - tangga
Lantai 8 - unit apartemen (8 unit) - lift 450
- koridor - tangga
Lantai 9 - unit apartemen (8 unit) - lift 450
- koridor - tangga
Lantai 10 - unit apartemen (8 unit) - lift 450
- koridor - tangga
Lantai 11 - unit apartemen (8 unit) - lift 450
- koridor - tangga
Lantai 12 - unit apartemen (8 unit) - lift 450
- koridor - tangga
Lantai 13 - unit apartemen (8 unit) - lift 450
- koridor - tangga
31
Lantai 14 - unit apartemen (8 unit) - lift 450
- koridor - tangga
Total luas lantai bangunan 9.661,2
81 Ibid, hlm. 19
33
Gambar 3. Ilustrasi batas luas 3rd floor83
82 Ibid
83 Op. Cit, hlm. 20.
84 Ibid, hlm. 20-21.
34
3rd 566,7277
4th 450
5th 450
6th 450
7th 450
8th 450
9th 450
10th 450
11th 450
12th 450
13th 450
14th 450
Roof Floor 72, 48
Total 10.444,0322
Berdasarkan hasil verifikasi tim dari FTSP UII dapat
dismpulkan bahwa total luasan bangunan adalah sejumlah 10.444,
0322 m2.
35
maka izin lingkungan dari Apartemen Uttara The Icon harus
dibatalkan sesuai dengan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup karena tidak sesuai dengan Pasal 22 Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup jo. Pasal 23 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 40 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup jo. Pasal 3 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
jo. Pasal 2 ayat (2) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
85 Http://Daerah.Sindonews.Com/Read/931206/151/Apartemen-Uttara-The-
Icon-Resmi-Diluncurkan-1417409510 Diakses Pada Tanggal 7 Februari 2016
86 Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman Nomor
660.2/037.3/Il/2015 tentang Izin Lingkungan Pt Bukit Alam Permata Untuk
Kegiatan Pembangunan Apartemen Uttara Icon di Padukuhan Karangwuni,
Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Seluas 1.660m2
36
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung.
dimaksud pada ayat (3) dalam bentuk persetujuan tertulis oleh pejabat
yang berwenang.
(8) pengesahan dokumen rencana teknis bangunan gedung dilakukan oleh
pemerintah daerah, kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh
pemerintah, berdasarkan rencana teknis beserta kelengkapan dokumen
lainnya dan diajukan oleh pemohon.
90 Pasal 36 Jo. Pasal 40 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Op.Cit.
91 Pasal 109, Ibid.
38
Bahwa kewenangan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten ialah
untuk Pemeriksaan UKL-UPL dan penerbitan Rekomendasi UKL-
UPL.92
40
A. Kesimpulan
41
dikeluarkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Sleman pada tanggal 15 Juli 2015.
B. Saran
Adapun saran yang dapat direkomendasikan dari hasil
penelitian ini adalah:
a. Kepada Pemerintah Kabupaten agar dapat segera
menerbitkan RDTR melalui Peraturan Daerah.
b. Kepada aparat pemerintah pemberi izin agar dapat
memberikan izin sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
42
DAFTAR PUSTAKA
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4247).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012
Tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5285).
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Amdal (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 408).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 20/Prt/M/2011
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
43
dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 953,).
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Daerah Kabupaten Sleman
Tahun 2011 Nomor 1 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 40).
Peraturan Bupati Sleman Nomor 49 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5
Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung (Berita Daerah
Kabupaten Sleman Tahun 2012 Nomor 11 Seri D).
44