Anda di halaman 1dari 75

 

TugasP

endidikand an

Latihan

Kemandirian

Hukum

Dosen Pengasuh : Tjondro


Tirtamulia, S.H.,C.N., M.Hum

Nama Kelompok

 JohanS udantaC handra( Nrp:


2 120 04)/

Maryo Yuvens
(Nrp : Imannuel
2120 08)/ Donda
Christian
Putera Iskandar (Nrp : 2120
12) /
Bebeto Ardyo

(Nrp 212 040) /

Kelompok Bangku
: 1

Fakultas Hukum Universitas


Surabaya
 Tahun Ajaran 2014– 2 015
 NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN
PERATURAN DAERAH NOMOR … TAHUN ….

TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS

 PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA

 NOMOR 7 TAHUN

2009 TENTANG

BANGUNAN

2
KATA PENGANTAR

Kami pnjatkan puji syukur atas

hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

Berkat dan Rahmat- Nya kelompok 1 dapat

menyelesaikan pembuatan Naskah akademik

berkaitan tentang perubahan kedua atas

Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2 09

sebagaimana diubah oleh Peraturan

daerah Nomor 6 tahun 2013. Terima kasih

atas Dosen pengasuh Mata kuliah

Pendidikan Latihan dan Kemandirian Hukum

yaitu Bapak Tjondro Tirtamulia,

S.H.,C.N., M.Hum yang yang telah

memberikan tugas pembuatan Naskah

akademik kepada Kelompok 1 mengenai

Peraturan daerah nomor 7 tahun 2 09

tentang Bangunan. Semoga Naskah Akademik

yang kelompok 1 buat dapat memberikan

manfat kepada pihak yang akan membacanya

dan sekiranya m afkan kelompok 1 apabila

dalam hal pengerjan Naksah akademik

masih terdapat kekurangan yang dialami

Pembaca pada s at membaca Naskah akademik

Tersebut. Sekian dan Terima Kasih

3
Surabaya, 25 Mei2 015

Penyusun

4
DAFTAR ISI
Halaman
CoverN askah Akademik .....................................................................2
Kata Pengantar .................................................................................................3
DaftarI si ..................................................................................................................4
Bab I Pendahuluan
1.1. L atarB elakang .................................................................................5
1.2. R umusan Masalah ..............................................................................6
1.3. T ujuan Pembentukan Naskah Akademik
7
Bab I Kajian Teoritis dan Praktik
Empiris
2.1. K ajian Teoritis ..............................................................................8
2.2. P raktik Empiris ............................................................................12
Bab II Evaluasi dan Analisis Peraturan
perundang – undangan .....................................................................14
Bab IV Landasan Filosofis, Landasan
Yuridis, Landasan sosiologis
4.1. L andasan filosofis .......................................................................21
4.2. L andasan Yuridis .......................................................................2
4.3. L andasan Sosiologis ...........................................................23
Bab V Jangkauan,A rah peraturan
Perundang – undangan ......................................................................25
Bab VI Penutup
6.1.K esimpulan ...........................................................................................27
Lampiran : Rancangan Peraturan Daerah
Kota Surabaya Nomor …. Tahun ….
tentang perubahan kedua atas Peraturan
Daerah Kota Surabaya Nomor 7 tahun 20 9
tentang Bangunan
........................................................................................................................................................
29

5
BAB I

PENDAHULUA

1.1. Latar Belakang

Pada era pembangunan sat ini, dunia

bisnis Indonesia mendapat tempat dan

peluang yang cukup penting bagi

perkembangan ekonomi, peningkatan bisnis

di bidang properti, perumahan

transportasi, komunikasi, dan lain-lain

serta kehadiran berbagai investor

bisnis asing akan memberikan dampak

positif dalam proses pembangunan

nasional.

 Agar di dalam pelaksana nnya tidak

menimbulkan masalah atau hambatan perlu

adanya sarana perangkat perizinan dan

rencana tata ruang

 yang baik.Rencana tata ruang yang baik

merupakan sarana pengendali

perkembangan fisik di dalam pelaksan an

pembangunan, yang berarti bahwa rencana

tersebut sudah diberikan landasan hukum

6
pelaksan annya berupa Peraturan Daerah.

Sebagai syarat untuk menjamin


berfungsinya rencana tata ruang
 wilayah tersebut maka di dalam proses

penyiapan, penyusunan dan pelaksan annya

perlu dukungan dan peranan instansi-

instansi vertikal atau dinas-dinas

Pemerintahan Daerah Kota Surabaya

maupun partisipasi masyarakat.

Sejalan dengan laju pertumbuhan kota

Surabaya yang menunju kan adanya kemajuan

yang sangat pesat baik di bidang

teknologi maupun di

 bidang pembangunan,m aka secara langsung


akan berpengaruh pula pada

7
tatanan dan wajah kota mendatang, sehin

ga perlu adanya peningkatan kegiatan

pemerintah untuk mengatur dan menata

bangunan.

Salah satu kegiatan yang sudah

dilakukan pemerintah untuk mencapai

tujuan tersebut adalah mengesahkan

Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor

7 Tahun 2 09 Tentang Bangunan yang mana


telah diubah menjadi Peraturan

Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2 09. Izin

mendirikan

 bangunan yangk emudian disingkatd engan

IMB adalah izin yang digunakan untuk

mendirikan bangunan yang dikeluarkan

oleh kepala daerah atau pejabat yang

ditunjuk dalam wilayah Kota Surabaya,

dalam hal ini adalah Dinas Pekerjan

Umum Cipta Karya dan Tata Ruang

Pemerintah Kota Surabaya. Dinas

Pekerjan Umum Cipta Karya dan Tata

Ruang Pemerintah Kota Surabaya

merupakan unsur pelaksana pemerintah

daerah di bidang perizinan.Dinas ini

dipimpin oleh Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertan gung

8
jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

Dalam pelaksan an perizinan,

pemerintah senantiasa berusaha

semaksimal mungkin untuk menghilangkan

angapan bahwa pengurusan segala macam

izin sangat rumit dan memakan banyak

waktu maupun biaya. Namun, di sisi lain

masih banyak sekali permasalahan-

permasalahan yang timbul baik dari

Pemerintah Kota, maupun dari

masyarakat.

Permasalahan yang timbul dari

masyarakat antara lain yaitu mengenai

dampak terhadap lingkungan yang timbul

sebagai akibat dari pemberian izin

tersebut, selain itu juga masyarakat

masih kurang memahami mengenai prosedur

untuk mengajukan permohonan perizinan

tertentu. Hal itu dikarenakan kurangnya

sosialisasi Pemerintah Kota di dalam

memberikan keterangan, pengetahuan, dan

pendampingan mengenai IMB dan

prosedurnya.

9
Oleh karena itu, mengingat semakin

meningkatnya kegiatan pembangunan baik

di Surabaya sendiri maupun di Indonesia,

maka perlu juga untuk selalu

memperhatikan kead an lingkungan

sekitar, agar pembangunan tersebut tidak

malah merusak lingkungan sekitar. Sehin

ga, atas dasar hal ini maka dalam

Peraturan Daerah ini perlu juga

ditambahkan ketentuan- ketentuan

mengenai Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup (AMDAL) dan juga

menjadikan hal ini sebagai syarat pada


s at penerbitan izin oleh pemerintah.

1.2. R UMUSAN MASALAH

Bercermin pada latar belakang yang


ada, maka timbul masalah yakni :
1.Apakah perlu adanya penegasan
mengenai pengecualian dalam

kepemilikan analisis dampak

lingkungan pada bangunan rumah tan

ga yang telah memiliki daerah

resapan pembuangan limbah


 yangd isertakanb ersamad engani
zinp endirianb angunan?
1.3. T UJUAN PEMBUATAN NASKAH AKADEMIK

Pada dasa dibentuknya naskah akademik

atas perubahan perubahan kedua atas

10
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7

Tahun 2 09 Tentang

Bangunan ini memiliki 4 tujuan pokok


yang ingin diwujudkan :

1. Mengatur agar setiap bangunan yang


akan dibangun aman, sehat,

nyaman, mudah dijangkau serta ada

keseimbangan dan keserasian dengan

lingkungan.
2. Mengatur agar setiap bangunan

dibangun sesuai dengan Rencana Tata

Ruang dan Rencana Tata Bangunan /

Rencana Detail Tata Ruang.

11
3. Mendapatkan Pengesahan atas bangunan

yang didirikan. Dengan adanya Izin

Mendirikan Bangunan dan juga

analisis mengenai dampak lingkungan ,

bangunan tersebut sudah sah dengan

sahnya bangunan tersebut melekat

pula hak dan kewajiban Pemilik

bangunan, pemerintah

sesuai dengan peraturan perundang –


undangan yang berlaku.
4. Meningkatkan pendapatan asli daerah
walaupun hal ini bukan menjadi

tujuan utama
BAB I

LANDASAN
TEORITIS DAN
PRAKTIK EMPIRIS

2.1. LANDASAN TEORITIS

 A.P engertianI zin

Pengertian izin menurut pendapat


para ahli antara lain sebagai
berikut:

1. N.M Spelt (Terjemahan oleh Prop Dr


Philipus Hadjon, S.H)

12
Izin adalah suatu persetujuan dari

penguasa berdasarkan Undang- Undang

untuk dalam keadaan tertentu

menyimpang dari ketentuan larangan

perundangan.

2. SF Marbun dan Moh Mahfud.

Izin adalah apabila pembuat peraturan

secara umum tidak melarang suatu

perbuatan, asal saja dilakukan sesuai

dengan ketentuan yg

13
berlaku.Perbuatan AN yg

memperkenankan perbuatan tersebut

bersifat suatu izin.

3. Prajudi Admosudirdjo.

Izin adalah suatu penetapan yang


merupakan dispensasi dari suatu
larangan oleh Undang-Undang.

B. Bentuk-Bentuk Perizinan

Menurut SF. Marbun dan Moh. Mahfud MD

bentuk-bentuk perizinan dibagi atas 4

(empat) yaitu :

a. Dispensasi atau Bebas Syarat

 yaitu apabila pembuatp araturan

secara umum tidak melarang

sesuatu Peraturan Perundang-

Undangan menjadi tidak berlaku

karena sesuau hal yang sangat

istimewa. Adapun tujuan

diberikannya dispensasi itu

adalah agar seseorang dapat

melakukan suatu perbuatan hukum

yang menyimpang atau menerobos

Peraturan Perundang-Undangan

yang

 berlaku.Pemberian dispensasi itu

14
umumnya harus memenuhi syarat-

syarat tertentu yang ditetapkan

dalam undang-undang
 yangb ersangkutan.

 b.V erguininga tau Izin

 yaitu apabila pembuatp eraturan

secara umum tidak melarang sesuatu

perbuatan asal saja dilakukan

sesuai dengan ketentuan-

ketentuan yang berlaku. Perbuatan

administrasi negara yang

memperkenankan perbuatan tersebut


bersifat suatu izin.

15
c. Lisensi (Licentie)

menurut Prins nama lisensi lebih

tepat untuk digunakan dalam hal

menjalankan suatu perusah an

dengan leluasa (suatu macam izin

yang istimewa). Sehin ga tidak ada

ganguan lainnya termasuk dari

pemerintah sendiri.

d. Konsensi

 yaitu apabila pihak swasta

memperoleh delegasik ekuasa n dari

pemerintah untuk melakukan

sebagian pekerjan/tugas yang

seharusnya dikerjakan oleh

pemerintah. Adapun tugas dari

pemerintah atau bestur adalah

menyelen garakan kesajahtaran

umum.Jadi kesejahtaran atau

kepentingan umum harus selalu

menjadi syarat utama, bukan untuk

mencari keuntungan semata-

mata.Pendelegasian wewenang itu

diberikan karna pemerintah tidak

mempunyai cukup tenaga maupun

fasilitas untuk melakukan

sendiri.konsensi ini hampir dapat

16
diberikan dalam segala bidang.

Prajudi Atmosudirjo menyatakan

perizinan merupakan penetapan yang

memberikan keuntungan yaitu :

1. Dispensasi

pernyatan dari penjabat yang

berwenang bahwa sesuatu ketentuan

Undang-Undang tertentu memang

tidak berlaku terhadap kasus yang

diajukan seseorang dalam surat

permintannya.

2. Izin atau Verguinning

17
tidak melarang suatu perbuatan

tetapi untuk dapat melakukannya

disyaratkan prosedur tertentu

harus dilalui.

3. Lisensi

izin yang bersifat komersial dan


mendatangkan laba.

4. Konsensi

penetapan yang memungkinkan

konsesionaris mendapat

dispensasi, izin, lisensi dan

juga semacam wewenang

pemerintahan yang memungkinnya

untuk memindahkan kampung, dan

sebagainya. Oleh karna itu

pemberian konsensi

haruslah dengan kewaspad an,


kebijaksan an dan perhitungan
 yangs ematang-matangnya.

C. Pengertian Lingkungan Hidup

Menurut Pasal 1 butir (1) Undang-

undang No 32 Tahun 2 09 tentang

Perlindungan dan Pengelolan Lingkungan

Hidup, bahwa lingkungan hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, kead an, dan makhluk hidup,

18
termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri,

kelangsungan perikehidupan, dan

kesejahteran manusia serta makhluk hidup

lain. Lingkungan hidup adalah semua

benda, daya dan kondisi

 yangt erdapatd alam suatu tempata tau

ruangt empatm anusiaa tau makhluk hidup

berada dan dapat mempengaruhi hidupnya

(Siah an, 2004).

D. Pengertian Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan Hidup (AMDAL)

 Analisis MengenaiD ampak Lingkungan

Hidup (AMDAL)a dalah kajian mengenai

dampak besar dan penting suatu usaha dan

atau kegiatan yang

19
direncanakan pada lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan tentang penyelen garan usaha

dan atau kegiatan.

 Analisis MengenaiD ampak Lingkungan

Hidup (AMDAL)a dalah hasils tudi

mengenai dampak suatu kegiatan yang

direncanakan terhadap lingkungan hidup

yang diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan. Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup atau AMDAL dirumuskan

sebagai suatu analisis mengenai dampak

lingkungan hidup dari suatu proyek yang

meliputi pekerjan evaluasi dan pendug an

dampak proyek dari pembangunannya

(Suratmo, 20 2).

E. Pengertian Penatan Ruang

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang


No. 26 Tahun 2 07 tentang Penatan Ruang,
yang dimaksud dengan ruang adalah:

“Wadah yang meliputi ruang darat,

ruang laut, dan ruang udara,

termasuk ruang di dalam bumi sebagai

satu kesatuan wilayah, tempat

manusia dan makhluk lain hidup,

melakukan kegiatan, dan memelihara

kelangsungan hidupnya.”

20
Sedangkan menurut D.A.Tisn amidjaja,

yang dimaksud dengan pengertian ruang

adalah

“wujud fisik wilayah dalam dimensi

geografis dan geometris yang

merupakan wadah bagi manusia dalam

melaksanakan kegiatan kehidupannya

dalam suatu kualitas hidup yang

layak”.

Ruang sebagai salah satu tempat untuk

melangsungkan kehidupan manusia, juga

sebagai sumber daya alam merupakan

salah satu karunia

 Tuhank epadab angsaI ndonesia.

21
Dengan demikian ruang wilayah

Indonesia merupakan suatu aset yang

harus dapat dimanfatkan oleh masyarakat

dan bangsa Indonesia secara terko

rdinasi, terpadu dan sefektif mungkin

dengan memperhatikan faktor- faktor lain

seperti, ekonomi, sosial, budaya,

hankam, serta kelestarian lingkungan

untuk mendorong terciptanya pembangunan

nasional yang serasi dan seimbang.

Selanjutnya, dalam Keputusan Menteri


Pemukiman dan Prasarana

 Wilayah No. 327/KPTS/20 2 tentang

Penetapan Enam Pedoman Bidang Penatan

Ruang, yang dimaksud dengan ruang

adalah:

“Wadah yang meliputi ruang daratan,


ruang lautan, ruang udara sebagai

satu kesatuan wilayah tempat manusia


dan makhluk hidup lainnya dan
melakukan serta memelihara
kelangsungan hidupnya.”

2.2. PRAKTIK EMPIRIS

Pencemaran lingkungan merupakan

proses masuknya bahan atau energi dalam

lingkungan hidup yang dapat menyebabkan

22
timbulnya perubahan yang tidak

dikehendaki baik dari segi fisik, kimia

maupun biologis sehin ga akan

menimbulkan dampak negatif bagi

kesehatan. Hal yang

 berkaitan dengan analisis fampak

lingkungan inis endiris angate ratd

engan perbuhana yang diakibatkan oleh

suatu kegiatan. Dalam hal ini kegiatan

tentu melibatkan aktivitas, baik yang

berkaitan dengan ekonomi, politik, dan

social

 budaya. Setiap aktivitas seharusnya di


dasarkan pada perencana n yang

 benar dan dilanjutkan dengan


implementasis esuaid engan peraturan
yang

23
 berlaku dan dikutip ulad engan
monitorings ertae valuasi.A spek
perncana n

 berkaitd engan pemikiran manusiad alam

membuatk erangkab erpikirt entang apa

yang layak dan apa yang tidak untuk

dapat dikembangkan.

Dengan berkembangnya industri di

sekitar pemukiman penduduk tentu akan

menghasilkan limbah industri yang

dihasilkan darinkegiatan usaha industry

tersebut. Limbah rumah tan ga berkaitan

dengan kegiatan orang atau rumah tan ga

bagi pengelola industry atau penduduk

sekitar.

Meskipun setiap perubahan akan

selalu dikuti dengan peningkatan

kemampuan adaptasi dari mahkluk hidup

termasuk manusia, namun batas –

 batas kemampuan dan daya dukung

lingkungan untuk mewadahia ktivitas

24
tersebut perlu mendapat perhatian.

BAB II

25
EVALUASI DAN ANALISIS PERTURAN
PERUNDANG – UNDANGAN

 TERKAIT

Dalam Peraturan daerah Kota Surabaya

Nomor 7 tahun 2 09 tentang Bangunan

sebagaimana telah diubah oleh Peraturan

daerah Kota Surabaya Nomor 6 tahun 2013

sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a

perlu melakukan aevaluasi dan analisis

terhadap beberapa Peraturan Perundang –

undangan yang terkait baik secara

vertikal maupun horizontal. Analisis

peraturan perundang – undangan juga

dilakukan terhadap peraturan daerah dan

peraturan mentri, khususnya yang berlaku

sebagai dasar hukum dilakukan poerubahan

terhadap Peraturan Daerah Nomor 7 tahun

2 09

mengenai bangunan di kota Surabaya


sebagai mana telah diubah oleh Peraturan
Daerah Kots Surabaya Nomor 6 tahun 2013.
Dengan demikian

dalam mengubah peraturan daerah kota

Surabaya mengenai Bangunan, maka

peraturan perundang – undangan yang

dievaluasi dan dianalisis meliputi :

1. Undang – Undang Nomor 32 tahun

26
2009 tentang

Lingkungan Hidup
Menyadari potensi dampak negatif
yang ditimbulkan sebagai

konsekuensi dari pembangunan,


terus dikembangkan upaya
pengendalian dampak secara dini.
Analisis mengenai dampak
lingkungan (amdal) adalah salah
satu perangkat premtif

pengelolan lingkungan hidup yang

terus diperkuat melalui

peningkatkan akuntabilitas dalam

pelaksan an penyusunan amdal dengan

mempersyaratkan lisensi bagi

penilai amdal dan diterapkannya

sertifikasi bagi penyusun dokumen

amdal, serta

27
dengan memperjelas sanksi hukum
bagi pelan gar di bidang

amdal.
 Amdal juga menjadi salah satu

persyaratan utama dalam memperoleh

izin lingkungan yang mutlak

dimiliki sebelum

diperoleh izin usaha. Upaya


preventif dalam rangka
pengendalian dampak lingkungan
hidup perlu dilaksanakan dengan

mendayagunakan secara maksimal

instrumen pengawasan dan

perizinan. Dalam hal pencemaran

dan kerusakan lingkungan hidup

sudah terjadi, perlu dilakukan

upaya represif berupa penegakan

hukum yang efektif, konsekuen,

dan konsisten terhadap pencemaran

dan kerusakan lingkungan hidup

yang sudah terjadi Sehubungan

dengan hal tersebut, perlu

dikembangkan satu sistem hukum

perlindungan dan pengelolan

lingkungan hidup yang jelas,

tegas, dan menyeluruh guna

menjamin kepastian hukum sebagai

landasan bagi perlindungan dan

pengelolan sumber daya alam serta

28
kegiatan pembangunan lain. Dengan

demikian berdasarkan Undang –

Undang Nomor 32 tahun 2009

sebagian besar menentukan apabila

ingin melakukan kegiatan Usaha

harus memperhatikan mengenai

dampak
lingkungan.
2. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27
TAHUN 2012

 TENTANG IZIN LINGKUNGAN


 Aktivitas pembangunan yang

dilakukan dalam berbagaib entuk

Usaha dan/atau Kegiatan pada

dasarnya akan menimbulkan dampak

terhadap lingkungan. Dengan

diterapkannya prinsip

 berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan dalam proses pelaksan

an pembangunan, dampak terhadap

lingkungan yang

29
diakibatkan oleh berbagai

aktivitas pembangunan tersebut

dianalisis sejak awal perencan a

nya, sehin ga langkah pengendalian

dampak negatif dan pengembangan

dampak positif dapat disiapkan

sedini mungkin.

 Tujuan diterbitkannya Izin


Lingkungan antara lain untuk
memberikan perlindungan terhadap
lingkungan hidup yang lestari

dan berkelanjutan, meningkatkan

upaya pengendalian Usaha dan/atau

Kegiatan yang berdampak negatif

pada lingkungan hidup, memberikan

kejelasan prosedur, mekanisme

dan ko rdinasi antarinstansi dalam

penyelen garan perizinan untuk

Usaha dan/atau Kegiatan, dan

memberikan kepastian hukum


dalam Usaha dan/atau Kegiatan.
3. PERATURAN MENTERI DALAM
NEGERI REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2010


Dalam pasal 6 ayat 2 dan 7 ayat 2

serta Peraturan Mentri Dalam

Negeri Republik Indonesia Nomor 32

tahun 2010 menentukan


 bahwa:

30
Pasal 6 ayat (2) Permohonan IMB
sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi:


a. bangunan gedung; atau

b.bangunan bukan gedung.


Pasal 7 ayat (1) Bangunan gedung

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

ayat (2) huruf a berfungsi

sebagai:

a. hunian;

b. k

keagam

an; c.

usaha;

d. sosial dan budaya; dan

31
e.g anda/campuran.

(2) Fungsi hunian sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a

terdiri atas bangunan gedung

hunian rumah tin gal sederhana dan

rumah tin gal tidak sederhana.

Dalam Pasal 9 ayat 2 menentukan


bahwa apabila Seseorang atau

 badan hukum perdata ingin

menerbitkan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) yang berhubungan

dengan kegiatan usaha harus

membuat Analisis Dampak

Lingkungan yang biasanya disebut

dengan AMDAL, dimana untuk para

Pemakrasa Kegiatan usaha

pembuatan AMDAL merupakan

Kewajiban yang harus dilakukan

tetapi untuk bangunan yang bukan


difungsikan untuk Kegiatan usaha
dalam Peraturan Mentri dalam
Negeri tidak mengatur sama

sekali tetapi secara garis besar

apabila seseorang ingin

menerbitkan Izin Mendirikan

Bangunan harus memenuhi

persyaratan sebagaimana tercantum

dalam pasal 9 Peraturan Menteri

32
Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2010

Pasal 9 ayat (1) Pemohon

mengajukan permohonan IMB

sebagaimana dimaksud dalam Pasal

6 melengkapi persyaratan dokumen:

a. administ

rasi; dan

b. rencana

teknis.

Pasal 9 (2) Persyaratan dokumen

administrasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a meliputi:

a.tanda bukti status


kepemilikan hak atas tanah atau

 perjanjianp emanfa tant anah;

33
b.data kondisi/situasi tanah
(letak/lokasi dan topografi);
c.data pemilik bangunan;
d.surat pernyatan bahwa tanah
tidak dalam status

sengketa;
e.surat pemberitahuan pajak
terhutang bumi dan bangunan

(S PT-PBB) tahun berkena n; dan


 f. dokumen analisis mengenai

dampak dan gang uan terhadap

lingkungan, atau upaya

pemantauan lingkungan

(UPL)/upaya pengelolan

lingkungan (UKL) bagi yang

terkena kewajiban.

Berkaitan dengan Huruf f dalam

pasal 9 ayat 2 yang berkaitan

dengan “Dokumen analisis mengenai

dampak dan gang uan terhadap

Lingkungan, atau upaya pemnatauan

lingkungan (UPL) / upaya pengelola

n lingkungan (UKL) bagi yang

terkena kewajiban. Dalam hal

tersebut terdapat kata “Bagi yang

terkena kewajiban” terdapat makna

bahwa yang mendapatkan kewajiban

tersebut adalah Pemakrasa Kegiatan

Usaha.

Dengan kata lain, Kegiatan Usaha

34
yang mempunyai dampak negatif

harus membuat syarat penting

dalam Pendirian Kegiatan Usaha

yaitu Analisis dampak Lingkungan

yang sering disebut

 AMDAL,t etapiu ntuk Bangunan

gedung yang mempunyaif ungsi

sebagai Hunian seperti rumah yang

bertaraf sederhana atau sebaliknya

tidak diperlukan adanya Analisis

dari dampak Lingkungan (AMDAL),

selain itu ada rencana twknis yang

terdapat dalam Pasal 9 ayat 3

Peraturan menteri dalam Negeri

tahun 32 tahun 2010 yang

menentukan bahwa :
Pasal 9 ayat (3) Persyaratan

dokumen rencana teknis

sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b meliputi:

35
a.gambar
rencana/arsitektur
bangunan; b.gambar
sistem struktur;
c.gambar sistem utilitas;
d. perhitungan struktur

dan/atau bentang struktur

bangunan disertai hasil

penyelidikan tanah bagi

bangunan 2 (dua) lantai


atau lebih;
e. perhitungan utilitas bagi
bangunan gedung bukan

hunian rumah tin gal; dan


 f. datap enyediaj asap erencana
n

4. Peraturan Daerah kota


Surabaya Nomor 7 tahun 2009

 TentangB angunan

Bahwa bangunan sebagait empat

manusia melakukan kegiata nya

mempunyai peranan yang sangat

strategis dalam pembentukan

 watak, perwujudan produktivitas

dan jati diri manusia, oleh

karena itu penyelen garan bangunan

perlu diatur dan dibina demi

kelangsungan dan peningkatan

kehidupan serta penghidupan

36
masyarakat, sekaligus untuk

mewujudkan
 bangunan yang fungsional,a ndal,b
erjatid iri,s eimbang,s erasi

dan selaras dengan lingkungannya.


Bahwa pengaturan penyelengaran
bangunan dimaksud

 bertujuan untuk mewujudkan

bangunan yang fungsionals esuai

dengan tata bangunan yang serasi

dan selaras dengan lingkunga nya

dan mewujudkan tertib penyelen

garan bangunan

 yangm enjamink eandalant eknisb

angunand aris egik eselamatan,

kesehatan, kenyamanan dan

kemudahan, serta mewujudkan

kepastian hukum dalam penyelen

garan bangunan.

37
Dalam Pasal 21 Peraturan daerah
Kota Suarabaya Nomor 7 tahun

2 09 tentang Bangunan sebagaimana

telah diubah oleh Peraturan daerah

Nomor 6 tahun 2013 yang menentukan

bahwa :
Pasal 21 ayat (1) Penerapan
persyaratan pengendalian dampak

lingkungan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 10 hanya berlaku bagi
bangunan yang dapat menimbulkan
dampak penting terhadap

lingkungan.
Pasal 21 ayat (2) Setiap

mendirikan bangunan yang

menimbulkan dampak penting, wajib

didahului dengan menyertakan

analisis mengenai dampak

lingkungan sesuai dengan peraturan

perundang-

undangan.
Dimana dalam pasal 21 ayat 2 itu
mempunyai arti bahwa setiap

orang atau badan hukum yang ingin


mendirikan bangunan yang
menimbulkan dampak penting,
wajib didahului dengan

menyertakan analisis mengenai


dampak lingkungan. Berdasarkan
pemamparan pasal diatas itu tidak
semua banguna

38
 yangd idirikan oleh seseoranga

tau badan hukum itu tidak selalu

akan menimbulkan dampak

lingkungan secara langsung maupun

tidak langsung atau dampak

lingkungan yang ditimbulkan itu

 bersifat negatif,d idasarkan pada

Undang – undang Nomor 32 tahun

2009 tentang Lingkungan Hidup,

Peraturan Pemerintah Nomor 27

tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan maupun Peraturan Mentri

dalam negeri Nomor 32 tahun 2010

tentang Izin mendirikan bngunan

dimana persyaratan yang harus

dipenuhi

 bila ingin mendirikan usaha harus

menerbitkan dokumen mengenai

Analisis dampak Lingkungan.

Bagaimana kalau misalnya yang

didirikan itu merupakan bangunan

gedung yang

39
mempunyai fungsi hunian seperti

contoh Pembangunan Perumahan yang

dijadikan sebagai tempat tin gal.


Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

pembangunan rumah tersebut tidak akan

menimbulkan dampak lingkungan sehin ga

tidak diperlukan

 Analisis dampak Lingkungan, sehinga


perlu ada pengecualian terhadap
pendirian yang tidak menimbulkan dampak
lingkungan seperti contoh

pendirian bangunan berupa rumah yang

mempunyai fungsi sebagai Hunian tempat

tin gal selain itu tempat tin gal yang

dijadikan hunian harus mempunyai

resapan limbah rumah tanga untuk

mencegah timbulnya dampak lingkungan

yang bersifat negatif atau destruktif,

dengan kata lain dapat menimbulkan

kerusakan atau tidak lestarinya

lingkungan hidup tersebut.

BAB IV

40
LANDASAN FILOSOFIS, LANDASAN
YURIDIS, dan LANDASAN
SOSIOLOGIS

4.1. LANDASAN FILOSOFIS

Hak atas lingkungan hidup yang baik

dan sehat, berdasar pada ketentuan

Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, dengan

ditempatkannya hak lingkungan ini

diharapkan semua lapisan

masyarakat semakin menjaga kualitas


lingkungan hidup dengan perlu

41
dilakukan suatu perlindungan dan

pengelolan yang terpadu, intragrasi dan

seksama untuk mengantisipasi penurunan

akibat pemanasan global.

 Undang-undang nomor 32 tahun 2 09,

juga memasu kan landasan filosofi tentang

konsep pembangunan berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan dalam rangka

pembangunan ekonomi .seperti yang telah

dijelaskan pada latar belakang dari

penulisan ini. Pada penjelasan atas

undang-undang Republik Indonesia nomor

32 tahun 2 09 tentang perlindungan dan

pengelolan lingkungan hidup tercantum

bahwa :

Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa

lingkungan hidup yang baik dan sehat

merupakan

hak asasi dan hak konstitusional


bagi setiap warga negara Indonesia.
Oleh karena itu, negara,
pemerintah, dan seluruh pemangku

kepentingan berkewajiban untuk

melakukan perlindungan dan

pengelolan lingkungan hidup dalam

pelaksan an pembangunan

 berkelanjutan agarl ingkungan hidup


42
Indonesia dapatt etap menjadi

sumber dan penunjang hidup bagi

rakyat Indonesia serta makhluk hidup

lain

Pentingnya pengelolan lingkungan


hidup dengan men gunakan AMDAL dalam
setiap kegiatan pemberian izin oleh
pemerintah menjadi alasan

mengapa perubahan terhadap Perda ini


perlu dilakukan.

2.2. LANDASAN YURIDIS

Dalam permasalahan terkait diatas,

dimana ada beberapa aturan yang dapat

dijadikan landasan yuridis atau aturan

yang dapat dijadikan dasar.

43
Di dalam Pasal 35 ayat (1) Undang -

Undang nomor 32 tahun 2 09 tentang

Perlindungan dan Pengelolan Lingkungan

Hidup mengatur:

“Izin lingkungan adalah izin yang


diberikan kepada setiap orang

 yangm elakukan usahad an/atau


kegiatan yangw ajib amdala tau
UKL-UPL dalam rangka perlindungan
dan pengelolan lingkungan

hidup sebagai prasyarat untuk

memperoleh izin usaha dan/atau

kegiatan”.

Di dalam pasal 23 ayat (1) Undang –

Undang nomor 32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolan Lingkungan

Hidup mengatur:

“Kriteria usaha dan/atau kegiatan


yang berdampak penting yang

 wajibd ilengkapid engana


mdalte rdiria tas:
a)pengubahan bentuk lahan
dan bentang alam;
 b)eksploitasi sumber daya
alam, baik yang terbarukan

maupun yang tidak terbarukan;


c) proses dan kegiatan yang

secara potensial dapat

menimbulkan pencemaran

dan/atau kerusakan

44
lingkungan hidup serta

pemborosan dan kemerosotan


sumber daya alam dalam
pemanfatannya;
d) proses dan kegiatan yang

hasilnya dapat mempengaruhi

lingkungan alam, lingkungan

buatan, serta lingkungan

sosial dan budaya;


e) proses dan kegiatan yang
hasilnya akan mempengaruhi

pelestarian kawasan

konservasi sumber daya alam

dan/atau perlindungan cagar

budaya;
f) introduksi jenis tumbuh-
tumbuhan, hewan, dan jasad

renik;
g) pembuatan dan pengunaan

bahan hayati dan nonhayati;

45
h) kegiatan yang mempunyai
risiko tin gi dan/atau

mempengaruhi pertahanan
negara; dan/atau
i) penerapan teknologi yang

diperkirakan mempunyai

potensi besar untuk

mempengaruhi

lingkungan

hidup.

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 27

tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, dalam

pasal 1 angka 1, mengatur:

“Izin Lingkungan adalah izin yang


diberikan kepada setiap orang

 yang melakukan Usaha dan/atau

Kegiatan yang wajib Amdal atau

UKL-UPL dalam rangka perlindungan

dan pengelolan lingkungan hidup

sebagai prasyarat memperoleh izin

Usaha dan/atau Kegiatan”.

2.3. LANDASAN SOSIOLOGIS

Sangat penting mengingat budaya

masyarakta Indonesia yang kurang

menyadari arti dari sebuah kelestarian


46
lingkungan. Dalam hal peraturan daerah

tentang bangunan ini dirasa akan sangat

memberikan dampak yang

 baik bagip erkembangan masyarakatk

hususnya masyarakatk ota Surabaya

sendiri.

 Adanya persyaratan dalam mendirikan

bangunanan dengan menyertakan analisis

dampak lingkungan ini memang dewasa ini

dipandang sangat vital keberad annya

agara dapat menunjang perwujudan dari

jalanya

47
pembangunan yang berkelanjutan dengan

tidak melupakan dalam memperhatikan

lingkungan hidup.

Meskipun setiap perubahan akan

selalu dikuti dengan peningkatan

kemampuan adaptasi dari mahkluk hidup

termasuk manusia, namun batas –

 batas kemampuan dan daya dukung

lingkungan untuk mewadahia ktivitas

tersebut perlu mendapat perhatian yang

lebih.

48
BAB V

 Jangkauan,A rah Pengaturan,d

an RuangL ingkup Materi

Undang-Undang
Di dalam Rancangan Peraturan Daerah
Surabaya Nomor 7 Tahun 2 09

tentang bangunan, terdapat beberapa

aturan yang dirasa jan gal dan tidak

sesuai dengan keperluan dan kebutuhan

masyarakat,oleh karena itu perlu

dilakukan perubahan pada beberapa

bagian aturan.

Ketentuan Pasal 21 ayat (1) dalam

Peraturan Daerah Kota Surabaya nomor 7

tahun 2 09 tentang Bangunan yang

sebelumnya berbunyi sebagai Berikut :

Pasal 21

(1) Penerapan persyaratan pengendalian

dampak lingkungan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10 hanya berlaku bagi

bangunan yang dapat menimbulkan dampak

penting terhadap lingkungan. 

(2) Setiap mendirikan bangunan yang

menimbulkan dampak penting, wajib

didahului dengan menyertakan analisis

49
mengenai dampak lingkungan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Dirubah Menjadi :

Pasal 21

(1) Penerapan persyaratan pengendalian

dampak lingkungan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10 hanya berlaku bagi

bangunan yang dapat menimbulkan dampak

penting terhadap lingkungan. 

50
(2) Setiap mendirikan bangunan yang

menimbulkan dampak penting, wajib

didahului dengan menyertakan analisis

mengenai dampak lingkungan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Ketentuan yang dimaksud dalam ayat


(2) dikecualikan bagi bangunan rumah
tan ga yang telah memiliki resapan
buangan limbah rumah tan ga.

Diharapkan dengan adanya tambahan dan

beberapa perbaikan dalam aturan ini,

dapat mengembalikan dan memberikan

kesejahteran bagi masyarakat tanpa

menimbulkan ketimpangan dan

diskriminasi di masyarakat. Karena

aturan itu dibuat untuk memberi

kepastian hukum dan memberikan dan

menjamin kesejahteran masyarakat.

51
BAB

VI

PENUTU

4.1. KESIMPULAN

• Pencemaran lingkungan merupakan

proses masuknya bahan atau energi

dalam lingkungan hidup yang dapat

menyebabkan timbulnya perubahan yang

tidak dikehendaki baik dari segi

fisik, kimia maupun

 biologiss ehingaa kanm enimbulkand


ampakn egatifb agik esehatan;
•  bahwap embangunan rumah tersebutt
idaka kan menimbulkan dampak

lingkungan sehin ga tidak diperlukan


Analisis dampak Lingkungan, sehin ga
52
perlu ada pengecualian terhadap
pendirian yang tidak

menimbulkan dampak lingkungan ;


•  Adanya persyaratan dalam mendirikan

bangunanan dengan menyertakan

analisis dampak lingkungan ini memang

dewasa ini dipandang sangat vital

keberad a nya agara dapat menunjang

perwujudan dari jalanya pembangunan

yang berkelanjutan dengan tidak

melupakan dalam memperhatikan

lingkungan hidup ;

53
• Kegiatan Usaha yang mempunyai dampak

negatif harus membuat syarat penting

dalam Pendirian Kegiatan Usaha yaitu

Analisis dampak Lingkungan yang

sering disebut AMDAL, tetapi untuk

Bangunan gedung

 yang mempunyaif ungsis ebagaiH unian


sepertir umah yang bertaraf

sederhana atau sebaliknya tidak

diperlukan adanya Analisis dari

dampak Lingkungan (AMDAL) ;


•  Amdalj uga menjadis alah satu
persyaratan utama dalam memperoleh

izin lingkungan yang mutlak dimiliki


sebelum diperoleh izin usaha ;
• Upaya preventif dalam rangka

pengendalian dampak lingkungan hidup

perlu dilaksanakan dengan

mendayagunakan secara maksimal

instrumen pengawasan dan perizinan.

Dalam hal pencemaran dan kerusakan

lingkungan hidup sudah terjadi,

perlu dilakukan upaya represif

berupa penegakan hukum yang efektif,

konsekuen, dan konsisten terhadap

pencemaran dan kerusakan lingkungan

hidup yang sudah terjadi Sehubungan

dengan hal tersebut, perlu

dikembangkan satu sistem hukum

54
perlindungan dan pengelolan

lingkungan hidup
 yang jelas,t egas,d an menyeluruh
guna menjamin kepastian hukum

sebagai landasan bagi perlindungan dan


pengelolan sumber daya alam;
• Meskipun setiap perubahan akan selalu
dikuti dengan peningkatan

kemampuan adaptasi dari mahkluk hidup


termasuk manusia, namun
 batas – batas kemampuan dan daya dukung
lingkungan untuk

mewadahi aktivitas tersebut perlu


mendapat perhatian.
• Dalam pelaksan an perizinan,

pemerintah senantiasa berusaha

semaksimal mungkin untuk

menghilangkan angapan bahwa

pengurusan segala macam izin sangat

rumit dan memakan banyak

 waktu maupun biaya. Namun, di sisi

lain masih banyak sekali

permasalahan-permasalahan yang

timbul baik dari Pemerintah Kota,

maupun dari masyarakat.

55
• Permasalahan yang timbul dari

masyarakat antara lain yaitu

mengenai dampak terhadap lingkungan

yang timbul sebagai akibat dari

pemberian izin tersebut, selain itu

juga masyarakat masih kurang

memahami mengenai prosedur untuk

mengajukan permohonan perizinan

tertentu. Hal itu dikarenakan

kurangnya sosialisasi Pemerintah

Kota di dalam memberikan keterangan,

pengetahuan, dan pendampingan

mengenai IMB dan prosedurnya.

Lampiran

RANCANGAN PERATURAN DAERAH


KOTA SURABAYA NOMOR …
TAHUN….

 TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 20

9 TENTANG BANGUNAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


56
 WALIKOTA SURABAYA,

Menimbang : a. bahwa guna lebih

mewujudkan penatan terpadu

pembangunan agar sesuai

dengan pembangunan yang

 berwawasan lingkungan kota

yang asris erta terjamin

kesehatan, keselamatan, dan

keamanan, serta ketertiban

masyarakat, telah ditetapkan

Peraturan

57
Daerah Kota Surabaya Nomor 7

tahu 2 09 tentang Bangunan

sebagaiman telah diubah oleh

Peraturan Daerah Kota

Suarabaya Nomor 6 tahun 2013

tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kota

Surabaya Nomor
7 tahun 2 09
  b. bahwa perlu penyempurn

an ketentuan Peraturan

daerah Kota Surabaya Nomor 7

tahun 2 09 tentang

 bangunan, sesuai dengan

Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 32 tahun 2010

tentang Pedoman Pemberian

Izin Mendirikan Bangunan

serta memperhatikan surat

Mentri Dalam negeri Nomor :

1 8.34/5102/SJ tangal 10

Desember 2012 hal Klarifikasi

Peraturan Daerah, surat

Gubernur Jawa Tim ur Nomor :

1 8/1536/013/2013 tan gal 5

Februari 2013 perihal

Klarifikasi Peraturan Daerah

dan penambahan pengaturan


58
mengenai sanski baik

administrative maupun pidana

dalam hal pelan garan terhadap

ketentuan mengenai penatan

ruang dalam Daerah Kota

Surabaya Nomor 7 tahun 20 9

sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Daerah Kota

Surabaya Nomor 6 tahun 2013

dimaksud dalam
huruf a perlu ditinjau
kembali ;
  c. bahwa berdasrkan

pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan

huruf b perlu ditetapkan

kembali Peraturan Daerah

tentang Bangunan sesuai

dengan kebutuhan dan

perkembangan masyarakat

59
Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6)

Undang – Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun

1945;

2. Undang – Undang Nomor 16 Tahun

1950 tentang Pembentukan

Daerah Kota Besar Dalam

Lingkungan Provinsi Jawa

Timur/Jawa Tengah/Jawa Barat

dan Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagaimana telah

diubah oleh Undang – undang

Nomor 2 tahun 1965(Lembaran

Negara Tahun 1965 Nomor 19

Tambahan Lembaran Negara

Nomor 2730);

3. Undang – undang nomor 1 tahun

1970 tentang keselamatan

kerja (lembaran Negara tahun

1970 nomor 1

tambahan lembaran Negara


2918);
4. Undang – undang nomor 18 tahun

1 9 tentang jasa konstruksi

(lembaran Negara tahun 1 9

nomor 54 tambahan lembaran

Negara 38 3);

5. Undang – Undang nomor 28 tahun


60
20 2 tentang Bangunan Gedung

(lembaran Negara tahun 2 02

nomor 134 tambahan lembaran

Negara 4247);

6. Undang – Undang nomor 23 tahun

2014 tentang Pemerintahan

Daerah (lembaran Negara tahun

2014 nomor 24 tambahan

lembaran Negara 5 87)

sebagaimana telah diubah

dengan peraturan pemrintah

penganti Undang – Undang

Nomor 2 tahun 2014 (lembaran

Negara tahun 2014 nomor 246

tambahan lembaran Negara

589);

61
7. Undang – Undang Nomor 38

tahun 2 04 tentang Jalan

(lembaran Negara tahun 2 04

nomor 132 tambahan lembaran

Negara 4 4);

8. Undang – undang Nomor 26

tahun 2007 tentang Penatan

ruang (lembaran Negara tahun

2 07 nomor 68 tambahan

lembaran Negara 4725);

9. Undang – undang Nomor 2 tahun

2 09 tentang lalu lintas dan

angkutan jalan (lembaran

Negara tahun 2009 nomor 96

tambahan lembaran Negara

5025);

10. Undang – undang nomor 36 tahun

20 9 tentang kesehatan

(lembaran Negara tahun 2 09

nomor 14

tambahan lembaran Negara


5063);
11. Undang – undang nomor 12 tahun

2011 tentang pembentukan

peraturan perundang –

undangan (lembaran Negara

tahun 201 nomor 82 tambahan

lembaran Negara 5234);

62
12. Undang – Undang nomor 20

tahun 20 1 tentang rumah susun

(lembaran Negara tahun 2011

nomor 108

tambahan lembaran Negara


5252);
13. Undang – undang nomor 32 tahun
2012 tentang

perlindungan dan pengelolan

lingkungan hidup (lembaran

Negara tahun 2012 nomor 140

tambahan lembaran Negara

5059);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 36

tahun 2 05 tentang peraturan

pelaksana Undang – undang

nomor 28 tahun 2002 tentang

bangunan gedung (lembaran

Negara tahun

2 05 nomor 83 tambahan lembaran


Negara 4532);

63
15. Peraturan Pemrintah Nomor 79

tahun 2 05 tentang Pedoman

Pembin an dan Pengawasan

Penyelen garan Pemerintahan

Daerah (lembaran Negara tahun

2 05 nomor 165 tambahan

lembaran Negara 4593);


16. Peraturan Pemerintah Nomor 34
tahun 2 06 tentang

 jalan (lembaran Negara tahun

20 6 nomor8 6 tambahan lembaran

Negara 46 5);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38

tahun 2 07 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintahan

Daerah Provinsi, dan

Pemrintahan Daerah

Kabupaten/Kota (lembaran

Negara tahun 2 07 nomor 82

tambahan lembaran Negara


4737);
18. Peraturan pemerintah Nomor 32

tahun 2011 tentang Manajemen

dan rekayasa , analisis

dampak, serta manajemen

kebutuhan lalu lintas

(lembaran Negara tahun

64
20 1 nomor 61 tambahan
lembaran Negara 5 21);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 27

tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan (lembaran Negara

tahun 2012 nomor 48

tambahan lembaran Negara


5285);
20. Keputusan Mentri
Pekerja n Umum Nomor

10/KPTS/2 0 tentang Ketentuan

Teknis Pengamanan terhadap

bahaya kebakaran pada

bangunan gedung dan

lingkungan;

21. Peraturan Menteri Pekerja n

Umum Nomor 29/PRT/M/2 06

tentang Pedoman Persyaratan

Teknis Bangunan Gedung;

65
2. Peraturan Menteri

Pekerja n Umum

Nomor 30/PRT/M/2007

tentang Pedoman Teknis

Fasilitas dan

 Aksesbilitasp adaB angunang

edungd anL ingkungan; 23.

Peraturan Mentri Pekerja n

Umum Nomor

24/PRT/M/2 07 tentang Pedoman

Teknis Izin mendirikan

Bangunan Gedung;

24. Peraturan Menteri Pekerja n

Umum Nomor 25/PRT/M/2007

tentang Pedoman Sertifikat

Laik Fungsi Bangunan Gedung;

25. Peraturan Menteri Pekerja n

Umum Nomor 26/PRT/M/2 07

tentang Pedoman Tim Ahli

Bangunan

Gedung;
26. Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 32 tahun 2010

tentang Pedoman Pemberian

Izin Mendirikan Bangunan

27. Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 53 tahun 20 1

tentang Pembentukan Produk


66
Hukum daerah (Berita Negara

Tahun 2011 Nomor 694);

28. Peraturan Mentri Negara


Lingkungan Hidup Nomor 16

tahuin 2012 tentang Pedoman


Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup (Berita Negara Tahun
2012 Nomor

9 0);

29. Peraturan Daerah Kota Surabay

Nomor 4 tahun 2 04 tentang

Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Daerah (Lemabaran Daerah Kota

Surabaya Tahun 2 04 Nomor

2/E);

30. Peraturan Daerah Kota

Surabaya Nomor 5 tahun 2 05

tentang Pelestarian Bangunan

dan/atau Lingkungan

67
Cagar Budaya (Lembaran Daerah
Kota Surabaya Tahun

2 05 Nomor 2/E);

31. Peraturan Daerah Kota

Surabaya Nomor 12 tahun 2 06

tentang analisis dampak Lalu

Lintas di Jalan (Lembaran

Daerah Kota Surabaya tahun 2

06 Nomor 12);

32. Peraturan Daerah Kota

Surabaya Nomor 8 tahun 2 08

tentang Oragnisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Daerah Kota

Surabaya Tahun 2008 Nomor 8

Tambahan Lembaran Daerah Kota

Surabaya Nomor 8) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan

Daerah Kota Surabaya Nomor 12

tahun 2 09 (Lembaran Daerah

Kota Surabaya Tahun

20 9 Nomor 12 Tambahan
Lembaran Daerah Kota Surabaya
Nomor 1);

3. Peraturan Daerah Kota

Surabaya Nomor 1 tahun 2 08

tentang Urusan Pemerintahan

yang Menjadi Kewenangan

Daerah (Lembaran Daerah kota

68
Surabaya tahun 2 08 Nomor 1

Tambahan Lembaran Daerah kota

Surabaya Nomor 1);

34. Peraturan
Daerah kota
Surabaya Nomor 7 tahun 2 09
tenatng Bangunan (Lembaran
daerah Kota Surabaya

 Tahun 20 9 Nomor7 Tambahan

Lembaran Daerah Kota Surabaya

Nomor 7).

Dengan Persetujuan

Bersama DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAERAH KOTA

SURABAYA

Dan

69
 WALIKOTAS URABAYA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERUBAHAN KEDUA ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA

NOMOR 7 TAHUN 20 9

Pasal 1

Ketentuan pasal 21 ayat (1)

dalam Peraturan Daerah Kota

Surabaya Nomor 7 tahun 2 09

tentang Bangunan (Lembaran

daerah Kota Surabaya Tahun 2 09

Nomor 7 Tambahan

Lembaran Daerah Kota Surabaya


Nomor 7) diubah, dan
ditambahkan 1 (satu) ayat,
yaitu ayat (3), sehin ga Pasal
21

 berbunyis ebagaib erikut:

Pasal 21

(1) Penerapan persyaratan


pengendalian dampak

lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10
berlaku bagi semua
70
jenis bangunan

 yangm empengaruhid
ampakL ingkungan

(2) Setiap mendirikan

bangunan yang

menimbulkan dampak

penting, wajib didahului

dengan meyertakan

analisis mengenai dampak

lingkungan sesuai dengan

peraturan perundang –

undangan

71
(3) Ketentuan dimaksud

dalam ayat (2)

dikecualikan bagi

bangunan rumah tan ga

 yangt elahm emilikir

esapanb angunanl imbah

rumah tan ga

Pasal I

Peraturan Daerah ini mulai berlaku


pada tan gal diundangkan.

 Agars etiapo rangm engetahuinya,m

emerintahkanp engundangan

Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran

Daerah Kota Surabaya

Ditetapkan
di Surabaya
Pada tan gal

 WALIKOTA
SURABAYA

 Ttd

……

Diundangkan
di Surabaya
Pada tan gal
72
SEKRETARIS DAERAH KOTA SURABAYA,

 Ttd

….

LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR….T


AHUN 2015

73
74

Anda mungkin juga menyukai