Anda di halaman 1dari 29

COMMUNITY DEVELOPMENT

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MASYARAKAT

KAMPUNG KERAMIK DINOYO MALANG, JAWA TIMUR

Dosen Pembimbing :

Annisaa Hamidah Imaduddina, ST., MSc

Disusun Oleh :

Nabilah Kamaliyyah Saffanah (1924076)

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN SIPIL

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................5

1.3 Tujuan Pembahasan..................................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................5

1.5 Sistematika Pembahasan..........................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................7

KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................7

2.1 Community Development.........................................................................................7

2.2 Industri Kerajinan.....................................................................................................8

2.3 Pengembangan Ekonomi Lokal...............................................................................9

2.4 Strategi Pemerintah Dalam Pengembangan Industri Kecil................................10

2.5 Peran Industri Kecil Dalam Perekonomian..........................................................13

2.6 Partisipasi Masyarakat...........................................................................................14

BAB III....................................................................................................................................16

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.................................................................16

3.1 Gambaran Umum Kelurahan Dinoyo...................................................................16

3.2 Gambaran Umum Kampung Keramik Dinoyo....................................................16

BAB IV....................................................................................................................................18

METODE PENELITIAN......................................................................................................18

4.1 Jenis Penelitian........................................................................................................18

4.2 Data dan Sumber Data Penelitian..........................................................................18


4.3 Teknik Analisa Data................................................................................................19

BAB V......................................................................................................................................20

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN...........................................................................20

5.1 Verifikasi lingkup wilayah kawasan permukiman kumuh.................................20

5.2 Analisa kebutuhan penanganan.............................................................................20

5.3 Pola dan konsep penanganan.................................................................................20

BAB VI....................................................................................................................................21

PENUTUP...............................................................................................................................21

6.1 Kesimpulan..............................................................................................................21

6.2 Saran.........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas diucapkan kepada Allah
STW, yang karena bimbinganNyalah maka saya bisa menyelesaikan sebuah makalah dari
mata kuliah permukiman.
Laporan ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah community development.
Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Dosen pembimbing saya yang telah membantu saya menyelesaikan laporan.
2. Orang tua saya yang selalu memberi motivasi dan dukungan kepada saya.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Demikian pengantar ini, semoga laporan ini memberikan informasi bagi banyak pihak
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum industri dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan pengolahan
bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan baku dan/ atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan
barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Hasil dari industri tidak hanya berupa barang melainkan juga ada dalam bentuk jasa. Industri
kecil memiliki banyak definisi, sehingga topik industri kecil selalu menarik untuk
dibicarakan.
Kota Malang dikenal sebagai kota pendidikan nomor dua di Indonesia, selain sebagai
kota pendidikan Malang juga memiliki banyak potensi seperti kerajinan, pariwisata dan
perkebunan. Semua berkembang dari beberapa masa seiring dengan perkembangan
pendidikan di kota Malang sampai sekarang ini, Industri-industri di kota Malang yang ada
juga menjadi daya tarik pendatang, dan Malang memiliki banyak industri yang bisa
digunakan sebagai icon kota Malang. Hal tersebut menjadi pusat perhatian kerajinan keramik
dan selalu mewakili kota Malang dalam pameran-pameran kerajinan industri.
Industri keramik di Indonesia memiliki keunggulandan potensi yang cukup besar karena
memiliki ketersediaan bahan baku keramik yang cukup besar dan tersebar di beberapa daerah
juga diiringi oleh ketersediaan energi gas yang melimpah sebagi bahan bakar proses
produksinya. Hal ini terbukti selama 30 tahun terakhir perkembanganindustri keramik
nasional merupakan salah satu industri unggulan dalam negeri dan prospek industri keramik
nasional memiliki peluang yang cukup besar dalam jangka waktu panjang. Selain itu
pertumbuhan pasar dalam negeri juga terus meningkat, terutama untuk jenis tile karena
didukung oleh pertumbuhan pembangunan baik properti maupun perumahan. Sesuai dengan
perkembangan seni kriya apa lagi perkembangan Seni Keramik adalah cabang seni rupa yang
mengolah material keramik untuk membuat karya seni dari yang bersifat tradisional sampai
kontemporer. Selain itu dibedakan pula kegiatan kriya keramik berdasarkan prinsip
fungsionalitas dan produksinya. Sama halnya dengan sentra kampung keramik yang ada di
Malang yang berpusat di Dinoyo, yang juga sebagai tempat berkembangnya keramik dan
objek wisata di Malang.
Salah satu industri yang memiliki sejarah panjang adalah industri kerajinan keramik yang
terletak di daerah Dinoyo Kecamatan Lowokwaru kota Malang, dan Betek. Dua wilayah ini
yang menjadi pusat industri keramik di kota Malang, akan tetapi dilihat dari potensinya,
wilayah Dinoyo sangat setrategis dalam mengembangkan produk kerajinan keramik,
sehingga sampai sekarang Dinoyo memiliki tempat wisata keramik yang terletak di jalan MT.
Haryono XI.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana potensi dan permasalahan industri masyarakat kampung keramik?
2. Bagaimana strategi pemerintah untuk mengembangkan kampung keramik?
3. Bagaiamana peran masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam pengembangan kampung
keramik?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mendiskripsikan dan menjelaskan potensi dan permasalahan industri masyarakat
kampung keramik
2. Mendiskripsikan dan menjelaskan strategi yang dilakukan pemerintah untuk
mengembangkan kampung keramik
3. Mendiskripsikan dan menjelaskan peran yang dilakukan masyarakat sekitar untuk ikut
serta dalam pengembangan kampung keramik
1.4 Manfaat Penelitian
 Bagi Penulis
Dapat digunakan sebagai sumber informasi, pengetahuan, penambahan wawasan,
refrensi dan bahan perbandingan bagi pembaca lain yang berminat untuk mempelajari
permasalahan yang sama, sebagai bahan informasi bagi peneliti lebih lanjut, sehingga
penelitian ini bisa disempurnakan untuk penelitian yang akan datang.
 Bagi Masyarakat Penelitian
Penelitian ini semoga dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dalam
memperhatikan dan mengembangkan industri keramik yang akan datang sehingga
keramik Dinoyo akan lebih maju lagi khususnya perekonomian masyarakat setempat.
1.5 Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang berisis latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan sistematika pembahasan
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang teori-teori terkait pengembangan masyarakat atau isi
laporan
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bab ini membahas tentang gambaran umum lokasi studi
BAB IV METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas tentang metode yang digunakan untuk melakukan penelitian
sesuai studi yang diambil
BAB V HASIL DAN ANALISA PEMBAHASAN
Pada bab ini membahasan tetang hasil pengkajian dan analisa yang telah dilakukan
BAB VI PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup dari laporan ini yang berisi kesimpulan keseluruhan
laporan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Community Development


Communitty Development (pengembangan masyarakat) dapat didefinisikaan sebagai
“Kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat
untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan
kegiatan pembangunan sebelumnya” (Budimanta, 2003).
Secara umum visi community development adalah “Menciptakan lingkungan yang
kondusif dan harmonis antara perusahaan dengan masyarakat di sekitar wilayah kegiatan
perusahaan” (Budimanta, 2003) sedangkan misi dari aspek lingkungan sosial adalah
“Memberikan nilai tambah pada nilai sosial ekonomi pemerintah daerah dan khususnya
masyarakat sekitar” (Budimanta, 2003) selain itu misi yang lainnya adalah “Sebagai wahana
interaksi antara masyarakat, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait (stakeholders) dengan
perusahaan (Budimanta 2003). Dengan terbinanya interaksi yang baik antara pihak-pihak
tersebut, maka diharapkan dapat mencegah sedini mungkin konflik yang mungkin dapat
terjadi antara masyarakat dengan kegiatan perusahaan.
Adapun tujuan dari community development menurut Budimanta (2003) pada
perusahaan pertambangan dan migas adalah menitik beratkan pada lingkungan sekitarnya,
yaitu:
 Mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh PEMDA terutama pada tingkat
desa dan masyarakat untuk meningkatkan kondisi sosial-ekonomi-budaya yang
lebih baik di sekitar wilayah perusahaan.
 Memberikan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat
 Membantu pemerintah daerah dalam rangka pengentasaan kemiskinan dan
pengembangan ekonomi wilayah.
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari program community development ini adalah
sebagai berikut:
 Pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia bagi masyarakat
dan pihak-pihak terkait yang berada di sekitar wilayah perusahaan
 Pengembangan dan peningkatan sarana wilayah seperti kesehatan, transportasi,
pendidikan dan keagamaan yang didasarkan pada skala prioritas dan potensi
wilayah tersebut.
 Mendorong dan mengembangkan potensi-potensi kewirausahaan yang didasarkan
pada sumber daya local.
 Pengembangan kelembagaan lokal di sekitar wilayah operasi perusahaan.
(Budimanta, 2003)
Ruang lingkup community development meliputi tiga aspek, yaitu:
 Community Services : pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan
masyarakat, seperti pembangunan fasilitas umum…pengembangan kualitas
pendidikan…keagamaan dan lain sebaginya
 Community Empowering : program-program yang berkaitan dengan
memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang
kemandiriannya.
 Community Relations : kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan
komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait (Budimanta, 2003).

2.2 Industri Kerajinan


a. Pengertian Kerajinan Keramik
Kerajinan keramik merupakan jenis kerajinan yang dibuat dari pembentukan dan
pembakaran tanah liat sehingga mengalami perubahan sifat. Dalam hal ini, perubahan
sifat yang dimaksud ialah pada tanah liat itu sendiri. Contohnya, sebelum dibakar tanah
liat cenderung memiliki sifat yang masih mudah hancur. Namun, setelah mengalami
proses pembakaran, sifatnya menjadi lebih kuat.
Mengutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), kerajinan
keramik merupakan karya seni buatan tangan manusia yang menggunakan tanah liat
sebagai bahan pembuatannya. Kata keramik berasal dari Bahasa Yunani, yakni keramos.
Artinya benda pecah belah dibuat dari tanah liat yang telah melalui proses pembakaran.
Jadi, bahan baku utama dalam pembuatan karya kerajinan keramik adalah tanah liat.
Selain tanah liat, pembuatan keramik juga membutuhkan bahan seperti pasir, kaolin atau
tanah liat putih, bahan pengikat, dan bahan lain yang diperluka
b. Bahan Keramik
Bahan yang diperlukan bermacam-macam tergantung jenis keramik, yakni:
 Tanah liat atau Clay.
 Pasir, umumnya sebagai bahan pengisi.
 Feldspar, sebagai bahan pengikat.
 Kaolin, merupakan tanah liat putih.
 Kuarsa, adalah mineral dari bebatuan beku.
c. Alat Pembuatan Keramik
Alat yang dibutuhkan dalam pembuatan keramik adalah:
 Kayu bulat atau penggiling. Digunakan membuat lempengan.
 Meja putar.
 Tali pemotong.
 Cetakan.
 Pisau pahat.
 Butsir.
 Sudip.
 Tungku pembakaran.
2.3 Pengembangan Ekonomi Lokal
Pengembangan Ekonomi Lokal adalah sebuah proses dari pemerintah pusat maupun
lokal dan beberapa organsisasi masyarakat yang terkait untuk mendorong, merangsang
aktivitas usaha untuk dapat membuka lapangan pekerjaan baru (Blakely, 2014).
Pengembangan Ekonomi Lokal adalah sebuah proses pemerintah pusat maupun lokal
dan ormas yang terlibat untuk lebih meningkatkan, merangsang, memelihara, aktivitas-
aktivitas usaha yang menciptakan lapangan pekerjaan baru. Disamping itu, penerapan
Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) merupakan sebuah proses menyusun beberapa
kelembagaan pembangunan di daerah, peningkatan SDM untuk memperoleh produk-produk
yang semakin baik, juga pembinaan industri dan kegiatan usaha pada skala lokal. Jadi,
pengembangan wilayah adalah upaya pemerintah daerah bersama masyarakat daerah untuk
membangun ekonomi yang sebanding dengan Sumber Daya Manusia, dan memaksimalkan
manfaat sumber daya alam dan kelembagaan (Munir, 2017) .
Tujuan utama dikembangkannya ekonomi lokal tidak lain yaitu terciptanya pertumbuhan
ekonomi yang akan semakin maksimal dan berkelanjutan, serta juga kesempatan kerja
melalui peningkatan aktivitas investasi di daerah. Pengembangan ekonomi lokal bukan hanya
menekan pada segi pertumbuhan ekonomi, melainkan kerjasama dari beberapa pihak baik
dari pemerintah, pengusaha, maupun organisasi masyarakat lokal sekitar. Maka dari itu
semua pihak pelaksana pembangunan diharapkan terlibat di dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian sebuah kegiatan melalui pengembangan ekonomi lokal.
Dalam kegiatan pengoptimalan sebuah pembangunan ekonomi lokal di era otonomi dan
mengacu pada UU No. 32 Tahun 2004 yaitu “Pemerintah daerah berwenang untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan”.
Yang berarti pemerintah secara langsung menuntut pemerintah daerah agar berkiblat secara
nasional maupun global. Hal tersebut karena kondisi persaingan satu negara dengan negara
lain yang semakin tinggi dan sudah pasti akan berdampak terhadap perekonomian di
Indonesia. Oleh sebab itu, rintangan yang harus dilalui pemerintah daerah bukan lagi pada
otonomi daerah, akan tetapi daerah dituntut untuk meningkatkan daya saingnya.
2.4 Strategi Pemerintah Dalam Pengembangan Industri Kecil
 Pengertian Strategi
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya
dengan tujuan jangka panjang program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya
dalam hubungannya dengan perencanaan strategis mempunyai tujuan agar perusahaan
dapat melihat secara objektif kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan internal. Dasar-dasar yang digunakan untuk
menyediakan pelayanan publik kepada masyarakat, salah satunya melalui pembangunan.
Untuk itulah terdapat beberapa strategi yang harus digunakan. Strategi dapat didefinisikan
sebagai bentuk dari tujuan-tujuan, kebijakan utama, dan rencana untuk mencapai tujuan
tersebut, yang dipaparkan sedemikian rupa sehingga dapat menerangkan dalam usaha apa
organisasi tersebut bergerak atau seharusnya bergerak, dan apa jenis perusahaan tersebut
atau semacamnya.
Suatu perencanaan atau seperangkat panduan eksplisit yang disusun sebelum
organisasi mengambil tindakan (planning mode) disebut sebagai strategi. Strategi dapat
didefinisikan sebagai penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang bersifat
mendasar bagi sebuah organisasi, yang selanjutnya dikembangkan melalui perencanaan
aktivitas dan pengalokasian sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran
tersebut. Strategi dapat berupa perencanaan yang detail dan sistematis di awal kegiatan,
tetapi dapat pula berupa proses evolusioner secara bertahap sesuai dengan kondisi dan
situasi yang dihadapi organisasi.
Strategi memiliki dimensi-dimensi pokok dalam pelaksanaannya. Menurut
Robbins dalam Kusdi (1990:125) bahwa terdapat empat dimensi pokok yang terkandung
dalam strategi, meliputi : inovasi, diferensiasi pasar, jangkauan, dan pengendalian biaya.
Dalam strategi berinovasi maka dilakukan strategi khusus yang digunakan oleh
perusahaan yang mengutamakan inovasi sebagai sumber keunggulan bersaing. Inovasi
dapat berupa menambah daya guna suatu barang atau dengan menggunakan warna-warna
yang dapat menarik minat konsumen. Strategi diferensiasi pasar ditujukan untuk
menciptakan loyalitas konsumen melalui suatu produk atau jasa yang bersifat unik, dalam
arti berbeda dari yang telah ada di pasar. Strategi ini biasanya diperkuat dengan iklan,
segmentasi pasar, dan permainan harga (pricing).
 Strategi Pengembangan Industri Kecil
Industri kecil mempunyai strategi yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif
untuk bersaing dengan usaha-usaha lain. Menurut Sjaifudin (1995:66- 75) strategi yang
dapat digunakan untuk pengembangan industri kecil meliputi :
a. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial
Berkembangnya beberapa model penguatan finansial bagi usahawan kecil akhir-
akhir ini menunjukan telah semakin terwujud dengan membantu pengembangan usaha
kecil melalui “penyertaan modal sementara”.
b. Pengembangan Pemasaran
Era pasar bebas dimana dunia menjadi tanpa batas terdapat penyatuan pasar
domestik dengan pasar internasional. Hal ini merupakan peluang, tantangan dan
sekaligus ancaman bagi usaha kecil. Terdapat tiga cara strategi pengembangan
pemasaran, yaitu :
i. Meningkatkan akses usaha kecil kepada pasar
Caranya dengan menciptakan pola hubungan produksi subkontrak dan
promosi. Pola keterkaitan subkontrak ini memberi manfaat positif bagi usaha
kecil karena secara ekonomis usaha-usaha kecil mejadi subkontraktor
memperoleh jaminan pasar dan kontinuitas produksi. Pola ini memecahkan
masalah kelangkaan bahan baku juga modal.
ii. Proteksi pasar
Bentuk proteksi dalam hal ini melalui konsumsi. Sekitar 10% dari total
anggaran pemerintah digunakan untuk mengkonsumsi produk-produk buatan
usaha kecil.
iii. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Langkah ini sangat strategis mengingat kendala utama usaha kecil untuk
berkembang selama ini adalah pasar. Strategi yang ditawarkan antara lain
penghapusan proteksi industri kecil mendorong terciptanya iklim persaingan
dalam konteks ini adalah fungsi kontrol yang sangat dibutuhkan.
c. Strategi pengaturan dan perijinan
Diharapkan dapat terjadi melalui perbaikan sistem pendidikan formal,
peningkatan keterkaitan dunia pendidikan dengan pasar kerja melalui sistem
pemagangan (link and match) serta pemberian insentif bagi pertumbuhan pusatpusat
penelitian dan pengembangan untuk pengembangan sumber daya manusia dan
teknologi.
d. Strategi pengaturan dan perijinan
Pengaturan dan perijinan secara formal dikeluarkan oleh pemerintah untuk
mengatur dan memantau perkembangan usahan kecil. Terdapat empat jenis yang
harus dipenuhi untuk mendirikan usaha kecil yaitu ijin tempat usaha (kelayakan
usaha, lokasi serta dampak terhadap kesehatan dan lingkungan), ijin usaha industri,
ijin perdagangan, dan tanda daftar perusahaan.
Pengembangan industri kecil dan menengah diperlukan untuk menopang stabilitas
ekonomi bangsa. Sedangkan menurut Sigit (1987:100) kegiatan pengembangan
industri kecil yang harus didukung oleh pemasaran yang baik, dimana kegiatan
pemasaran tersebut dapat digolongkan dalam 4 kegiatan, meliputi:
 Produk (product) yaitu pembuatan produk harus sesuai dengan selera dan
kebutuhan konsumen.
 Harga (price) yaitu menetukan harga dengan sebaik-baiknya dana terjangkau
oleh konsumen atau pembeli.
 Tempat (place) yaitu kegiatan penyaluran atau membawa ke tempat
konsumen.
 Promosi (promotion) yaitu pemberitahuan kepada konsumen atau pembeli
tentang adanya barang atau harga tertentu di tempat tertentu.
Penerapan strategi yang meliputi peningkatan kemampuan finansial,
pengembangan pemasaran, pengembangan sumber daya manusia, dan pengaturan
perijinan, maka diharapkan upaya pemerintah daerah dalam pengembangan industri kecil
akan dapat berjalan efektif dan efisien.
2.5 Peran Industri Kecil Dalam Perekonomian
Tidak dapat dipungkiri bahwa industri kecil dan menengah memegang peranan penting
dalam memajukan perekonomian suatu Negara. Demikian halnya dengan Indonesia, sejak
diterpa badai krisis financial pada tahun 1996 silam, masih banyak usaha kecil menengah
yang hingga saat ini masih mampu bertahan. Meskipun mereka sempat goyang oleh dampak
yang ditimbulkan, namun dengan semangat dan jiwa yang kuat maka mereka secara
perlahan-lahan mampu bangkit dari keterpurukan. Hal inilah yang membedakan antara usaha-
usaha kecil dan usaha besar, meskipun penghasilan yang diperoleh lebih besar namun resiko
yang ditimbulkan akan lebih besar juga. Terdapat tiga alasan Indonesia harus mendorong
industriindustri kecil agar dapat terus berkembang. Pertama, karena industri kecil cenderung
memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif.
Kedua, seringkali mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan
teknologi. Hal ini merupakan bagian dari dinamika usahanya yang terus menyesuaikan
perkembangan zaman. Ketiga, usaha kecil ternyata memiliki keunggulan dalam hal
fleksibilitas dibandingkan dengan perubahan besar.
Di Indonesia, industri kecil memiliki peranan penting dalam menyerap tenaga kerja,
meningkatkan jumlah unit usaha, dan meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Perkembangan suatu usaha dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor internal
maupun eksternal. Untuk faktor eksternal, ada satu permasalahan yang sering dihadapi oleh
para pemilik usaha yaitu permodalan. Dalam hal ini peran industri kecil dalam kegiatan
ekonomi masyarakat yaitu sebagai berikut:
a. Memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja.
b. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal, memegang peranan
utama dalam pengadaan produk dan jasa bagi masyarakat, dan secara langsung
menunjang kegiatan usaha yang berskala lebih besar.
c. Industri kecil relative tidak memiliki utang dalam jumlah besar.
d. Industri kecil memberikan sumbangan kepada PDB nasional.
e. Dapat menumbuhkan usaha di daerah, yang mampu menyerap tenaga kerja.
f. Akhir-akhir ini peran industri kecil diharapkan sebagai salah satu sumber peningkatan
ekspor non migas.
Upaya meningkatkan penjualan, para pemilik industri perlu memperhatikan aspek
pemasaran. Pemasaran produk secara langsung ataupun lewat perantara sebaiknya
dioptimalkan. Upaya sebagian kecil pemilik industri yang sudah mempromosikan produknya
lewat jaringan internet perlu diikuti pemilik industri kecil yang lain. Dalam hal ini para
pemilik industri dapat bekerja sama dalam paguyuban untuk mengusahakan bantuan dari
pemerintah ataupun lembagalembaga swasta yang concern terhadap perkembangan industri
kecil agar memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas, pelatihan teknologi informasi (TI)
ataupun pendampingan. Dengan demikian diharapkan cakupan promosi lebih luas dan efektif
sehingga usaha tersebut dapat lebih berkembang.
2.6 Partisipasi Masyarakat
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat menurut Mardikanto (2014:200)
mengindentifikasi beragam bentuk kegiatan partisipasi yang dilakukan oleh setiap warga
masyarakat dapat berupa:
a. Menjadi anggota kelompok-kelompok masyarakat.
b. Melibatkan diri pada kegiatan diskusi kelompok.
c. Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan organisasi untuk mengerakkan partisipasi
masyarakat yang lain.
d. Menggerakkan sumber daya masyarakat.
e. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan.
f. Memanfaatkan hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan masyarakatnya.
Diatas telah dikemukakan bahwa, kata kunci dari pengertian partisipasi masyarakat
dalam pembangunan adalah kesukarelaan (anggota) masyarakat untuk terlibat dan melibatkan
diri dalam kegiatan pembangunan. Berkaitan dengan tingkat kesukarelaan masyarakat untuk
berpartisipasi Dusseldrop (2012:203) membedakan adanya beberapa jenjang kesukarelaan
sebagai berikut:
a. Partisipasi spontan, yaitu keikutsertaan yang tumbuh karena motivasi intrinsik berupa
pemahaman, penghayatan dan keyakinannya sendiri.
b. Partisipasi terinduksi, yaitu peran serta yang tumbuh karena terinduksi oleh adanya
motivasi ekstrinsik (berupa bujukan, pengaruh, dorongan) dari luar; meskipun yang
bersangkutan tetap memiliki kebebasan penuh untuk berpartisipasi.
c. Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peran serta yang tumbuh karena adanya
motivasi ekstrinsik sebagaimana layaknya warga masyarakat pada umumnya atau
peran serta yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan, nilainilai atau norma yang
dianut oleh masyarakat setempat. Jika tidak berperan serta khawatir akan tersisih atau
dikucilkan masyarakatnya.
d. Partisipasi tertekan oleh alasan sosial-ekonomi, yaitu peran serta yang dilakukan
karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita kerugian/tidak memperoleh
bagian manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan.
e. Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peran serta yang dilakukan karena takut
menerima hukuman dari peraturan/ketentuan-ketentuan yang sudah diberlakukan.
Bentuk partisipasi yang ditunjukkan masyarakat, juga berkaitan dengan kemauan politik
(political will) penguasa untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kelurahan Dinoyo


Dinoyo merupakan sebuah Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Lowokwaru
Kota Malang Provinsi Jawa Timur. Kelurahan Dinoyo berdasarkan catatan historis
diperkirakan dahulu merupakan pusat dari kerajaan Kanjuruhan dengan salah satu rajanya
yang terkenal yaitu Raja Gajayana. Di daerah ini ditemukan 2 prasasti yang berkenaan
dengan kerajaan Kanjuruhan. Kelurahan Dinoyo merupakan pusat pendidikan perguruan
tinggi di Kota Malang. Dua perguruan tinggi negeri besar di Kota Malang antara lain
Universitas Brawijaya dan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim berlokasi di
Kelurahan ini. Selain itu, Kelurahan Dinoyo merupakan sentra industri dan kampong wisata
keramik yang cukup dikenal. Pusat Keramik ini terletak di sepanjang Jl MT Haryono
Kelurahan Dinoyo.
Tidak hanya kampung wisata keramik, di Kelurahan Dinoyo juga memiliki potensi
wilayah lain yang berpengaruh terhadap kondisi masyarakat seperti kampung sidorukun.
Kampung sidorukun berada di pinggir bantaran sungai brantas dengan kondisi saluran
drainase yang dulunya buruk sekarang berubah menjadi kampung wisata dengan saluran
drainase sangat baik. Saluran drainase yang baik ini sekarang dimanfatkan oleh warga untuk
penangkaran ikan. Selain itu Kampung sidorukun sekarang ini menjadi kawasan yang asri
sehingga menarik perhatian masyarakat untuk dikunjungi.
3.2 Gambaran Umum Kampung Keramik Dinoyo
Di tengah kota Malang, terdapat sebuah kampung yang mayoritas penduduknya
berpenghasilan utama dari kerajinan keramik. Lembaga Penyelenggara Perusahaan-
Perusahaan Industri Departemen Perindustrian (LEPPIN) pada tahun 1953 mendirikan pabrik
keramik Dinoyo di Kota Malang dan diresmikan wakil Presiden Moh. Hatta. Dahulu
masyarakat sana hanya memproduksi gerabah, lalu memproduksi keramik yang sekarang
mendominan ketimbang gerabah jumlah produksinya.
Seiring berputarnya waktu, pabrik keramik mengalami goncangan dan akhirnya ditutup.
Penyebab tutupnya pabrik tersebut masih belum diketahui. Akibat penutupan itu, industri
keramik dinoyo diteruskan oleh masyarakat sekitar dengan merintis indsutri keramik sekala
rumah tangga, lalu berkembang menjadi sentra industri di Kota Malang. Kondisi tersebut
memberi dampak positif baik ekonomi, sosial dan budaya kepada masyarakat sekitar
Kelurahan Dinoyo khususnya pengrajin.
Hal tersebut, membuat Pemerintah Kota Malang menjadikan sentra industri tersebut
sebagai salah satu tujuan wisata yang dikemas dengan konsep Kampung Keramik Dinoyo.
Pengembangan kampung wisata keramik dinoyo bertujuan untuk memberikan edukasi
sejarah keramik nusantara khususnya keramik dinoyo kepada wisatawan serta berinteraksi
langsung dengan pengrajin keramik.
Wilayah kerja Kelurahan Dinoyo dibagi menjadi tiga lingkungan antara lain Lingkungan
Dinoyo, Lingkungan Gajahyana, dan Lingkungan Kanjuruhan. Luas wilayah Kelurahan
Dinoyo adalah 142,8 ha. 1 Kelurahan Dinoyo yang berada di Kota Malang apabila dilihat dari
Topografinya merupakan dataran sedang yang dulunya masih dalam kondisi sejuk, namun
semenjak perkembangan Kota Malang Kelurahan Dinoyo menjadi cukup panas di siang hari.
Jarak Kelurahan Dinoyo dengan Kantor Kecamatan Lowok waru yaitu 3 km, sedangkan jarak
dengan pusat kantor balai Kota Malang yaitu 4 km. Sedangkan untuk batas wilayah dengan
Kelurahan lainnya sebagai berikut ini:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Jatimulyo
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sumbersari
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Merjosari
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Ketawanggede
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah atau tujuan penelitian yang telah dirumuskan pada bab I
penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena penelitian ini bersifat
deskriptif kualitatif. Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang temuannya diperoleh berdasarkan paradigma,
strategi dan implementasi model secara kualitatif. Secara umum penelitian kualitatif
dijelaskan sebagai berikut (a) Data disajikan sebagai data verbal atau sebagai suatu yang
dapat ditransposisikan sebagai data verbal, (b) diorentasikan pada pemahaman makna baik itu
merujuk pada ciri, hubungan sistematis, konsepsi, nilai, kaidah, dan abstraksi formulasi
pemahaman atau salah satunya, (c) mengutamanakan hubungan secara langsung antara
peneliti dengan dunia yang diteliti, dan (d) mengutamakan peran peneliti sebagai instrument
kunci.
4.2 Data dan Sumber Data Penelitian
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah melalui dua sumber yaitu secara
primer dan sekunder.
a. Data Primer
Data primer dalah data yang diperoleh peneliti berasal dari pihak yang terkait dalam
hal ini adalah ketua paguyuban dan beberapa anggota paguyuban yang lainnya, kususnya
pada bagian teknologi keramik. Data ini peneliti lakukan dengan observasi, wawancara
baik formal dan tidak formal, dengan melalui beberapa kegiatan warga peneliti bisa
langsung melakukan wawancara yang tidak terkondisikan dengan jadwal dan tempat yang
ditentukan. Secara Primer peneliti memperoleh data dari pihak yang terlibat. Secara
langsung seperti dalam penetian ini yang menjadi data primer adalah ketua paguyupan
keramik Dinoyo Malang.
b. Data Skunder.
Data yang kedua adalah diperoleh melalui sumber data skunder, sumber data ini dapat
diperoleh melalui arsip-arsip, rekaman, dokumen , peristiwa-peristiwa dan program dalam
pengelolaan paguyuban keramik dalam mengembangkan inovasi produk, dimana kedua
sumber data tersebut akan mendukung dalam penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti.
4.3 Teknik Analisa Data
Setelah mendapatkan beberapa data maka proses selanjutnya adalah Teknik Analisis
Data, dalam teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis data kualitatif. Analisis
penelitian kualitatif menurut Miles dan Hubermen dapat disimpulkan mampu menjawab
permasalahan penelitian kualitatif. Hal ini didasarkan pada tahapan-tahapan penelitian yang
tersusun secara sistematis dan runtut, alamiah (tanpa memanipulasi data), logis, aktual dan
dapat dipertanggungjawabkan. Di samping itu, kesimpulan yang diambil pada penelitian
kualitatif menggunakan analisis data Miles dan Hubermen dapat dipertanggungjawabkan
karena telah melalui tahapan verifikasi data.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Potensi dan Permasalahan Industri Masyarakat Kampung Keramik Dinoyo


5.1.1 Potensi Industri Masyarakat Kampung Keramik Dinoyo
Secara mayoritas di wilayah Dinoyo memiliki usaha keramik, kerajinan yang diolah
dan dipasarkan sendiri baik melalui toko maupun melalui pameran-pameran yang sering
diadakan, secara tidak langsung membuat masyarakat Dinoyo lebih berkembang
perekonomiannya melalui kerajinan keramik. Dari penjualan keramik tersebut, rata-rata
omset yang didapat sebanyak Rp.7.500.000 / bulan (sebelum terjadinya pandemi Covid-19).
Jenis keramik dapat dilihat melalui beberapa sudut pandang, beberapa yakni
berdasarkan kegunaan, motig, bahan pembuatan, dan lain-lain. Berikut ini merupakan jenis
keramik yang paling diminati oleh konsumen:
1. Keramik vas bunga – 25%
2. Keramik souvenir – 35%
3. Keramik guci – 10%
4. Keramik lampu set – 10%
5. Keramik aroma teraphy burner – 20%
Konsumen produk keramik meliputi :
1. Pemesan – 40%
2. Pengecer – 40%
3. Pembeli langsung – 20%
Semua produk-produk yang terjual merupakan ide kreatif para pengrajin keramik,
dengan beberapa inovasi yang dikembangkan dan sesuai kebutuhan konsumen. Para
pengrajin membuat keramik sesuai dengan pesanan dari pembeli, menyesuaikan dengan
kebutuhan pembeli baik dari ukuran, bentuk, corak, hingga harga yang bervariasi sesuai
permintaan pembeli.
5.1.2 Masalah Industri Masyarakat Kampung Keramik Dinoyo
5.2 Strategi Pemerintah Dalam Pengembangan Industri Masyarakat Kampung
Keramik Dinoyo
Sebagai kota industri, Kota Malang memiliki pola pertumbuhan industri yang unik,
dimana sebagian besar industrinya disokong oleh sektor industri kecil dan mikro. Hanya
terdapat beberapa industri manufaktur besar yang terdapat di Kota Malang sebagian disusun
atas industri manufaktur padat karya. Salah satu industri unggulan Kota Malang adalah
industri keramik dan gerabah yang berada di Kelurahan Dinoyo.
Perkembangan industri keramik di Kelurahan Dinoyo tidak terlepas dari keuletan
pengrajin yang terus berinovasi terhadap produk-produk keramik yang dihasilkan. Para
pengrajin yang berkacamata dari perkembangan keramik Cina, kemudian mengembangkan
keramik semi porselen. Ciri khas dari produk keramik dinoyo terletak pada warna dan desain
natural yang mencirikan negara tropis. Bentuk dan fungsinya pun bervariasi seperti wadah
aromaterapi, vas bunga, guci hias, sovenir dan lain-lain. Produk-produk keramik Dinoyo
banyak dipasarkan di Kota-Kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Denpasar, hingga Medan.
Disamping itu, pengrajin juga sering mengikuti acara pemeran produk UMKM yang
diselenggarakan oleh pemerintah baik skala regional, provinsi, nasional maupun
internasional.
Kondisi tersebut memberikan dampak positif baik ekonomi, sosial dan budaya kepada
masyarakat sekitar Kelurahan Dinoyo khususnya pengrajin. Hal tersebut, membuat
Pemerintah Kota Malang menjadikan sentra industri tersebut sebagai salah satu tujuan wisata
yang dikemas dengan konsep Kampung Keramik Dinoyo. Pengembangan kampung wisata
keramik dinoyo bertujuan untuk memberikan edukasi sejarah keramik nusantara khususnya
keramik dinoyo kepada wisatawan serta berinteraksi langsung dengan pengrajin keramik.
Dalam mempopulerkan Kampung Keramik Dinoyo, Pemerintah Kota Malang dalam hal
ini dinas pariwisata yang bekerjasama dengan paguyuban pengusaha keramik membuat
Program Festival Keramik Dinoyo yang diselenggarakan setiap tahun. Tujuan dari program
tersebut adalah untuk menarik masyarakat umum khsusunya wisatawan baik lokal maupun
mancanegara untuk berkunjung ke “Kampung Wisata Keramik Dinoyo”. Cara tersebut
ternyata sangat efektif, terbukti setiap tahunnya pengunjung festival tersebut terus mengalami
peningkatan. Peningkatan jumlah pengunjung festival keramik di Kota Malang berdampak
pada tingginya permintaan konsumen, baik konsumen domestrik ataupun mancanegara
terhadap produk-produk keramik yang ada disentra usaha keramik Dinoyo dan berdampak
pada popularitas produk keramik Dinoyo.
5.3 Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Industri Masyarakat Kampung Keramik
Dinoyo
Industri keramik Dinoyo sangat ramai, dimana hampir setiap rumah memiliki usaha
keramik, dan warga pun banyak yang bekerja sebagai pengrajin keramik. Industri keramik
Dinoyo pada saat ini telah terwadahi dengan terbentuknya paguyuban keramik Dinoyo sejak
tahun 1998 dan diketuai oleh Bapak H. Syamsul Arifin, seorang tokoh masyarakat dan
seniman di bidang perkeramikan. Dengan kiprah beliau, terbentuklah sebuah tempat wisata
keramik Dinoyo Malang, sebagai daya tarik wisata yang berkunjung ke Dinoyo.
Produk keramik dibuat dari beberapa desain dan corak. Oleh karena itu, produk harus
memiliki daya tarik dan bentuk yang indah sehingga menghasilkan berbagai variasi produk.
Meskipun banyak pengusaha yang memproduksi keramik dari bahan yang sama, agar tidak
terjadi persaingan antar produk maka setiap pembuat harus memiliki kreasi yang berbeda-
beda. Seperti bahan yang digunakan boleh sama, namun produk yang dihasilkan harus
berbeda. Hal ini merupakan salah satu perasan dari paguyuban dalam mengembangkan
inovasi produk.
5.3.1 Program Kerja Paguyuban Kampung Keramik Dinoyo Malang
Dalam masa bakti 2012-2018 program kegiatan paguyuban keramik yang
dilaksanakan meliputi:
1. Mengadakan pertemuan secara incidental
2. Mengikuti pelatihan yang diadakan oleh instansi terkait
3. Mengikuti pameran yang diadakan oleh instansi terkait
4. Mengajukan permohonan bantuan pelatihan, pendampingan, peralatan produksi, dan
penataan kawasan.
Sebagian besar kegiatan yang sudah terlaksana meliputi:
1. Pertemuan
Belum adanya pertemuan secara rutin akan tetapi pertemuan dilaksanakan secara
kondisional
2. Pelatihan
 Pelatihan manajemen IKM
 Pelatihan teknologi produksi keramik
 Pelatihan pengembangan desain produk keramik
3. Pameran
 Festival keramik Dinoyo
 Pameran di HUT Kota Malang dan Surabaya Jatim Ekspo
4. Bantuan peralatan
 Saringan getar 5 unit ditempatkan di IKM
 Digital printing untuk produk MUG 1 unit ditempatkan di IKM
 Alat pengukur panas termo cople 1 unit ditempatkan di IKM
 Tengku pengering 2 unit ditempatkan di IKM atau anggota
 Ball Mill 2 (dua) unit digunakan untuk kelompok, saringan 3 (tiga) unit digunakan
untuk kelompok, genset 1 (satu) unit digunakan untuk kelompok
 Tengku pembakaran 7 (tujuh) unit, pot mill 7 (tujuh) unit, meja putar elektrik 7
(tujuh) unit.
5. Penataan kawasan
 Pembuatan gapura jalan keramik
 Taman Kampoeng wisata kerami
 Renovasi sekretarat dan ruang produksi
5.3.2 Upaya Paguyuban dalam Pengembangan Industri Kampung Keramik Dinoyo
Dalam upaya pengembangan industri Kampung Keramik Dinoyo, terdapat beberapa
hal yang dilakukan oleh paguyuban. Inovasi dalam industri kerajinan keramik sangat penting
sebab produk harus selalu berkembang, oleh karena itu agar produk tetap berkembang maka
diperlukan sebuah inovasi, dibawah ini merupakan beberapa upaya dari paguyuban dalam
meningkatkan pengembangan industri Kampung Keramik Dinoyo.
a. Pelatihan
Meningkatkan inovasi sebuah produk tidak hanya dengan otodidak, akan tetapi perlu
dilakukan pelatihan untuk mengembangkannya. Hal tersebut penting sekali dalam proses
pengembangan potensi dan inovasi. Dalam pengembangannya, industri Kampung
Keramik Dinoyo melakukan pelatihan-pelatihan yang diadakan dengan Dinas Industri.
Dengan wadah paguyuban yang ada, pelatihan ini sering diadakan dan banyak yang
mengikuti. Pelatihan ini mengulas tentang teknik-teknik pembuatan dan desain kerajinan.
Pelatihan yang dilaksanakan untuk mengembangkan beberapa teknik desain, tujuan
dari pelatihan adalah untuk membuat invoasi dalam produksi.
b. Workshop
Workshop menjadi salah satu upaya paguyuban dalam meningkatkan inovasi industri
Kampung Keramik Dinoyo. Workshop yang dilakukan yakni dengan mengundang pelatih
dari luar Kota Malang sebagai pematerinya.
Workshop sebagai salah satu kegiatan dalam mengembangkan inovasi, dengan
pengetahuan workshop, para pengrajin dapat melatih dan mengembangkan ilmunya,
sehingga pengembangan produknya akan terus berkembang.
c. Kerja sama
Paguyuban melakukan kerja sama dengan pihak luar yakni dengan CSR Pertamina.
Tujuan kerja sama ini adalah untuk memajukan produk keramik dan peningkatan volume
penjualan. Upaya peningkatan inovasi ini dilakukan dengan pelatihan dan pemberian
fasilitas dalam peningkatan inovasi tersebut. Sejak tahun 2014, PT. Pertamina Terminal
BBM Malang bekerja sama degan ETU Politeknik Negeri Malang untuk pendampingan
dan pelatihan usaha terhadap kelompok pengrajin.
Beberapa sumbangan yang diberikan dari tahun ke tahun sebagai bahan
pengembangan, baik dalam bentuk fisik maupun sumber daya manusia yang akan
mengolah dan mengembangkan keramik melalui desain usaha keramik, sangat
bermanfaat dalam pengembangan pembuatan keramik, fasilitas yang diberikan sangat
mendukung proses produksi.
Kerjasama yang dilaksanakan sangat banyak memberikan manfaat dalam pengelolaan
keramik, sehingga para pengrajin keramik kecil bisa menggunakan beberapa alat untuk
produksi. Selain itu, kampung Dinoyo menjadi berkesan dengan hasil keramiik yang bisa
dilihat dari kampung wisata Keramik.
d. Studi Keramik
Kreatifitas dan inovasi harus berbeda satu sama lainnya agar tidak menimbulkan
produk yang sama, walau berasal dari bahan yang sama, harus diupayakan agar
pengusaha keramik bisa berinovasi dan kreatif dalam menciptakan produk yang berbeda.
Beberapa kesempatan yang diberikan ketua paguyuban sebagai peluang dalam
mengembangkan inovasi produk, dengan mengasah kreatifitas diri agar berbeda dengan
yang lain. Maka dengan studi keramik, secara tidak langsung akan timbul wacana inovasi
dari pengrajin-pengrajin keramik.
5.3.3 Implikasi Paguyuban Terhadap Kampung Keramik Dinoyo
a. Mendidik Generasi Keramik
Implikasi positif dari peran paguyuban dalam meningkatkan inovasi produk jelas
memiliki dampak yang baik dari para pengusaha industri keramik dan kampung Dinoyo.
Peran paguyuban sangat bermanfaat sekali dalam menjalankan perkembangan industri
keramik, dengan adanya peran paguyuban dapat mewadahi dan mengajak pengusaha
keramik untuk mengembangkan produk dengan beberapa latihan, workshop dan lain-lain.
Kemajuan keramik sangat didukung oleh Dinas Perindustrian, salah satu penanaman
ke generasi muda adalah dengan menfasilitasi belajar keramik, untuk membuat
pembelajaran keramik maka diperlukan lahan yang luas, selain untuk proses produksi
juga untuk pembelajaran.
Produk dan kerajinan keramik harus dilestarikan dikampung Dinoyo Malang, sebab
kerajinan keramik adalah salah satu seni yang dimiliki oleh warga Dinoyo yang sifatnya
turun temurun, sehingga keramik menjadi icon kerajinan kota Malang, dalam
melestarikan nilai-nilai dan kerajinan keramik maka perlu adanya generasi yang
mewariskan agar industri keramik terus berkembang dan sesuai dengan zamannya,
disinilah diperlukan peranan paguyuban keramik dalam mengambil sikap untuk mendidik
generasi yang akan datang agar memiliki jiwa seni keramik untuk meneruskan kerajinan
keramik Dinoyo
b. Pengembangan Kreatifitas
Dengan pelatihan yang telah diadakan sedikit banyak akan memberi bekal
keterampilan dan inovatif yang akan mengembangkan model desain dan pola yang
diciptakannya. Setelah mengikuti beberapa pelatihan berdampak pada kemajuan
berkreatifitas dalam membuat sebuah produk, pengembangan tersebut dapat dilihat dari
beberapa produk yang telah dibuat oleh pengusaha, hasil dari karya mereka bisa dilihat
melalui toko yang di pasang produk-produk buatannya.
c. Penggunaan Teknologi
Inovasi sangat berdampak pada segala perubahan yang baik, baik dari teknologi,
tenaga kerja bahkan ke pemasaran, dimana konsumen akan bisa memilih barang yang
bagus baik desain dan coraknya, oleh karena itulah pentingnya inovasi dalam produk agar
nilai pemasarannya bisa meningkat dan berkembang, melalui beberapa produk kebutuhan
dan fasilitas-fasilitas lainnya maka keramik bisa dibuat berbagai macam yang dibutuhkan,
baik kebutuhan rumah tangga, souvenir dan lainnya. Dengan adanya teknologi yang
digunakan untuk membuat inovasi dalam keramik, akan menciptakan berbagai bentuk
jenis produk unggulan yang selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan
selera masyarakat.
d. Desain Kampung Keramik
Peranan paguyuban secara tidak langsung adalah memajukan industri kerajinan
keramik Dinoyo Malang, dengan beberapa desain dan setrategi yang diupayahkan
paguyuban dibentuk saling bekerja sama dan saling menukar ide dalam perkembangan
usaha. Hal ini terlihat dari desain - desain kampung keramik yang bisa dilihat dengan
nuansa perkeramikan dengan bukti salah satunya adalah terbentuknya kampung wisata
keramik.
e. Pengadaan Alat Pembakaran
Selain program-program dalam mendesain kampung keramik sekaligus kampung wisata
keramik, peranan paguyuban dalam mengembangkan kampung keramik tidak sebatas itu
saja. Beberapa pengrajin keramik masih ada yang belum memiliki alat pembakaran
keramik, yang mana menyebabkan mereka melakukan pembakaran dengan meminjam
alat bakar atau mesin pembakaran milik pengusaha lain, hal ini tentunya kurang efektif
dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, paguyuban memperjuangkan pengrajin –
pengrajin tersebut agar bisa memilikinya yakni dengan mengajukan kepada Dinas
Perindustrian, dan akhirnya Dinas Perindustrian memberikan alat pembakaran keramik
dengan menggunakan bahan bakar gas.

Dampak dari peran paguyuban ini sangat besar, dimana Dinoyo sebagai kota seni
keramik akan menjadi ramai dan para pedagangnya akan memiliki beberapa hasil produksi
yang berkembang, begitu juga beberapa bantuan yang diterima oleh pengusaha keramik
Dinoyo akan lebih mempermudahnya dalam bekerja, ilmu, pendampingan dan alat-alat
produksi telah diterima dari beberapa pelatihan.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

 Dasar hukum Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman adalah Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C ayat (1), Pasal 28H ayat (1), ayat
(2), dan ayat (4), Pasal 33 ayat (3), serta Pasal 34 ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Diana Putri Wijayanti, Murtanti Jani Rahayu, Rizon Pamardhi Utomo.2015.
KETERCAPAIAN PERWUJUDAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN LAYAK
HUNI. Universitas Sebelas Maret.
 Salma Muvidayanti. 2019. KARAKTERISTIK DAN FAKTOR PENYEBAB
PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN TANJUNG MAS KOTA
SEMARANG. JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN
2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN
 G Anastasia. 2016. Permukiman Kumuh. Universitas Negeri Medan

Anda mungkin juga menyukai