MAKALAH KELOMPOK
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kwarganegaraan
Dosen Pengampu : Bapak Didi Nur Jamaludin, M.Pd.
Oleh :
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Taufiq
dan Hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan
Pancasila dan Kwarganegaraan dengan judul “Indonesia dalam Globalisasi”. Sholawat serta
salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu memberikan syafa’atnya
kepada kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat syafa’atnya di akhirat nanti.
Aamiin.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis dengan segala kekurangan ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan berupa dorongan, semangat,
bimbingan, petunjuk, nasehat dan kerja sama dari berbagai pihak, yaitu :
1. Bapak Didi Nur Jamaludin, M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kwarganegaraan Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah jalur
Ekstensi Lintas Khusus STAIN Kudus
2. Rekan-rekan yang ikut berperan dalam makalah ini
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena saya pun
masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga
makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Aamiin.
Ttd.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian tentang globalisasi?
2. Bagaimana pengertian ekonomi dalam globalisasi?
3. Bagaimana peran Indonesia dalam Organisasi Internasional di era globalisasi?
4. Bagaimana peluang, hambatan, ancaman dan strategi Indonesia sebagai Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA)?
C. Tujuan Masalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian tentang globalisasi
2. Menjelaskan pengertian ekonomi dalam globalisasi
3. Menjelaskanperan Indonesia dalam Organisasi Internasional di era globalisasi
4. Menjelaskan peluang, hambatan, ancaman dan strategi Indonesia sebagai Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA)
1
BAB II
STUDY KASUS
Peluang dan Tantangan Indonesia dalam Pasar Bebas Asean, Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi regional yang
direncanakan untuk dicapai pada tahun 2015. Tujuan utama dari MEA 2015 adalah
menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang mana terjadi arus barang,
jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas.
MEA akan menjadi kesempatan yang baik untuk Indonesia karena hambatan perdagangan
akan berkurang, bahkan menjadi tidak ada. Ini akan berdampak pada peningkatan ekspor yang
pada akhirnya akan meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) di Indonesia. Di sisi lain,
muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang
diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil dan barang
elektronik. Dalam hal ini, competition risk akan muncul dengan banyaknya barang impor
yang mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia. Ini tentu saja akan mengancam industri
2
lokal dalam bersaing dengan produk luar negeri yang jauh lebih berkualitas. Ini pada akhirnya
akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.
Dalam beberapa hal, Indonesia dinilai belum siap menghadapi MEA. Itu disebabkan daya
saing ekonomi nasional dan daerah belum siap. Keterbatasan infrastuktur dalam negeri juga
menjadi masalah kursial di masa mendatang. Namun demikian, Indonesia mesti menyiapkan
diri menghadapi MEA 2015 karena pesaing negara ASEAN lainnya lebih kuat industri
keuangannya. Namun, bagaimanapun, Indonesia mesti menghadapi MEA 2015, kendati
beberapa negara ASEAN lainnya kuat industri keuangannya. Paling tidak, melakukan
sejumlah reformasi dalam segi regulasi dan kebijakan-kebijakan yang paling tidak bisa
membuat kita memiliki daya saing di antara negara-negara di ASEAN.
Pada edisi Januari 2015 ini, Warta Ekspor mengulas strategi yang harus dan sudah dilakukan
oleh Pemerintah Indonesia dalam menghadapi MEA 2015. Strategi dan persiapan yang
selama ini telah dilakukan oleh para stakeholder yang ada di Indonesia untuk menghadapi
liberalisasi yang diterapkan oleh ASEAN, terutama dalam kerangka integrasi ekonomi
dirasakan masih kurang optimal. Walaupun demikian, sudah ada langkah-langkah terbaik
yang sudah dilakukan.
3
ASEAN. Ini merupakan satu ancaman. Tetapi juga kalau lihat ancaman itu dengan positif, ini
merupakan tantangan, peluang yang besar yang perlu kita capai dan raih,” kata Rahmat Gobel
saat memberikan sambutan pada Munas Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia.
Untuk mengamankan pasar dalam negeri dari serangan produk impor, terutama barang
konsumsi, akan dioptimalkan seluruh perangkat yang ada, seperti kebijakan anti dumping,
anti subsidi, pengamanan perdagangan (safeguard), tata niaga, serta perangkat lain termasuk
bea masuk.
Sejauh ini langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia berdasarkan rencana strategis
pemerintah untuk menghadapi MEA / AEC, antara lain:
1. Penguatan daya saing ekonomi.
Tanggal 27 Mei 2011, Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3IE).
2. Program ACI (Aku Cinta Indonesia), yang merupakan salah satu gerakan “Nation
Branding” bagian dari pengembangan ekonomi kreatif.
3. Penguatan Sektor UMKM.
4. Perbaikan Infrastruktur.
Selama tahun 2010 telah berhasil mencapai peningkatan kapasitas dan kualitas
infrastruktur seperti prasarana jalan, perkeretaapian, transportasi darat, transportasi laut,
transportasi udara, komunikasi dan informatika, serta ketenagalistrikan.
5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
6. Reformasi kelembagaan dan pemerintahan.
Dalam rangka mendorong percepatan pencegahan dan pemberantasan korupsi, telah
ditetapkan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi jangka panjang 2012-
2025 dan menengah 2012-2014 sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk
pelaksanaan aksi setiap tahunnya. Upaya penindakan terhadap Tindak Pidana Korupsi
(TPK) ditingkatkan melalui koordinasi dan supervisi yang dilakukan oleh KPK kepada
Kejaksaan dan Kepolisian.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Jadi, dapat disimpulkan bahwa globalisasi adalah suatu keadaan yang mendunia
dimana hubungan sosial dan saling ketergantungan antar negara semakin besar,
batas-batas kedaulatan suatu negara dan bangsa menjadi kabur serta keputusan
kegiatan dibelahan dunia yang satu dapat mempengaruhi keputusan belahan dunia
yang lain.
Mitos yang hidup selama ini tentang globalisasi adalah bahwa proses globalisasi
akan membuat dunia seragam, menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal
atau etnis akan ditelan oleh kekuatan budaya global. Anggapan atau jalan pikiran di
atas tersebut tidak sepenuhnya benar. Kemajuan teknologi komunikasi memang telah
membuat batas-batas dan jarak menjadi hilang dan tak berguna.
5
2. Sejarah Perkembangan Globalisasi
Istilah Globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985
yang menunjuk pada politik-ekonomi, khususnya politik perdagangan bebas dan
transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah revolusi
elektronik dan disintegrasi negara-negara komunis. Disintegrasi negara-negara
komunis yang mengakhiri Perang Dingin memungkinkan kapitalisme Barat menjadi
satu-satunya kekuatan yang mengaku hegemoni global. banyak sejarawan yang
menyebut globalisasi di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya
ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan
antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu.
Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai
mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para
pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan
darat maupun jalan laut untuk berdagang.
Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia
dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain
meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika
Timur, Laut Tengah, Venesia dan Genoa. Disamping membentuk jaringan dagang,
kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad,
arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.
Ketika Perang Dingin berakhir mendapat momentum bahwa komunisme di
dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa
kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia.
Implikasinya negara-negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang
bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan
transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.
3. Ciri-ciri Globalisasi
Berikut ini ciri-ciri yang menandakan semakin berkembangnya globalisasi di dunia.
1) Perubahan dalam konsep ruang dan waktu
Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit dan
internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya,
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
6
2) Peningkatan ekonomi global
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
3) Peningkatan interaksi budaya
Meningkatnya interaksi budaya melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik dan transmisi berita dan olahraga internasional).
Hal-hal yang melintasi ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur
dan makanan.
4) Meningkatnya masalah bersama
Perkembangan globalisasi di Indonesia di berbagai bidang dapat menimbulkan
masalah yang begitu komplek bagi masyarakatnya. Misalnya, pola perilaku
hidup modern yang cenderung kebarat-kebaratan akan menimbulkan masalah di
bidang ekonomi, sosial-budaya bahkan dapat menyimpang dengan nilai-nilai
agama dan nilai-nilai Pancasila.
b. Dampak Negatif
1) Lunturnya nilai-nilai politik yang telah mendasar yang berdasarkan
kekeluargaan, musyawarah mufakat dan gotong royong
2) Penyebaran nilai-nilai politik barat yang cenderung anarkis tanpa
mementingkan kepentingan umum
7
3) Beberapa usaha kecil akan tersingkir oleh usaha yang bermodal besar
4) Akibat adanya pasar bebas, dapat mengancam produk dalam negeri yang
mayoritas kualitasnya jauh di bawah produk luar negeri
5) Membuka masuk investasi luar negeri yang juga berpotensi dapat
menguasai perekonomian dalam negeri
6) Masuknya budaya luar dengan mudah yang tidak sesuai dengan budaya
negara asal
7) Merusak moral bangsa akibat dari kurangnya penyaringan dari budaya yang
masuk
8) Menumbuhkan gaya hidup yang kurang baik, seperti konsumerisme,
pragtisme, hedonisme dan individualisme
8
B. Peran Indonesia dalam Organisasi Internasional di Era Globalisasi
Semenjak Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah turut aktif
bergabung di dalam organisasi tingkat dunia di mana organisasi tersebut mempunyai
hubungan timbal balik terhadap negara kita Indonesia. Beberapa kali Indonesia terlibat di
dalam organisasi nasional guna memenuhi salah satu tujuan negara Indonesia sendiri
yaitu membangun hubungan bertaraf internasional dengan negara atau bangsa lain guna
meningkatkan kerja sama di berbagai sektor.
1. Peran Serta Dalam Organisasi Internasional
Peran serta Indonesia di dalam organisasi juga dilakukan oleh Indonesia sebagai
bentuk partisipasi aktif dan antisipasi terhadap bahaya globalisasi dan modernisasi
yang terjadi di dunia internasional yang dapat memberikan dampak tertentu bagi
negara Indonesia. Adapun organisasi yang diikuti oleh Indonesia antara lain:
a. ASEAN (Association of South East Asian Nation)
b. GNB (Gerakan Non Blok)
c. PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa)
d. APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)
e. UNESCO (United Nations of Educational, Scientific and Cultural Organization)
9
mengembangkan industri UMKM sebagai bentuk langkah yang tepat dalam
menyikapi MEA.
Melalui tujuan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, diharapkan daerah-daerah
di Indonesia dapat menghasilkan sesuatu yang merupakan kekhasan daerahnya guna
meningkatkan daya saing masyarakat dalam era MEA khususnya dalam bidang
ekonomi melalui sektor industri rumahan maupun pariwisata. Harapannya, dengan
meningkatkan daya saing masyarakat terhadap produk-produk luar negeri yang
masuk dalam Indonesia dalam era MEA, produk-produk dalam negeri dapat bersaing
secara sehat dengan produk-produk asing yang beredar di dalam masyarakat.
10
5. Melakukan Kerja Sama dengan Negara Lain
Beberapa kali Indonesia telah sukses menjalin kerja sama dengan negara lain,
terutama dengan negara tetangga guna mengantisipasi dampak globalisasi yang dapat
muncul di berbagai aspek dan bidang.
Manfaat negara melakukan hubungan kerja sama yang baik sebagai berikut:
1. Meningkatkan peran globalisasi di Indonesia dalam berbagai bidang untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
2. Untuk membentuk hubungan yang saling menguntungkan diantara negara yang
menjalin kerja sama dengan negara Indonesia
11
C. Peluang, Hambatan, Ancaman dan Strategi Indonesia sebagai Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA)
1. Peluang
a. Jumlah populasi penduduk, luas dan letak geografis serta nilai PDB memberikan
peluang yaitu Indonesia bisa berperan penting dalam AEC (ASEAN Economic
Community)
b. Hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada
c. Pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia ketiga (4,5%)
2. Hambatan
a. Indonesia belum siap menghadapi MEA yaitu dalam hal sumber daya manusia,
daya saing ekonomi nasional masing kurang optimal, dan kurangnya kualitas
barang dan jasa
b. Terbatasnya infrastruktur dalam negari akan menjadi masalah kursial di masa
mendatang
c. Adanya jurang horizontal antara negara dengan kelas ekonomi maju dan yang
masih menengah dan maju
d. Adanya jurang vertikal antara negara yang dekoratis liberal dan masih otoriter
3. Ancaman
a. Muncul permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan, contohnya
untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil dan barang elektronik.
b. Pesaing negara ASEAN lainnya lebih kuat industri keuangannya
4. Strategi
a. Pemerintah perlu menyosialisasikan rencana aksi menghadapi tantangan regional
b. Melibatkan masyarakat dalam kerja sama antar negara
c. Penguatan daya saing ekonomi.
d. Menggalakkan program ACI (Aku Cinta Indonesia)
e. Penguatan Sektor UMKM.
f. Perbaikan Infrastruktur.
g. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
h. Reformasi kelembagaan dan pemerintahan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai Ruang Lingkup Cakupan Konsep Dasar IPS
yang telah disampaikan oleh penulis, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
Pertama, globalisasi meupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh
setiap bangsa di dunia, baik negara yang maju maupun negara berkembang. Dalam era
global, suatu masyarakat atau negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri terhadap
proses globalisasi. Jika suatu masyarakat atau negara menghindari globalisasi,
kemungkinan besar yang terjadi adalah masyarakat atau negara tersebut akan terlindas
oleh jaman dan terpuruk pada era keterbelakangan dan kebodohan.
Kedua, perubahan-perubahan yang terjadi di bidang perekonomian terjadi dalam
segala aspek baik modal, barang dan jasa. Salah satu manfaat globalisasi yang sangat
dirasakan oleh Indonesia adalah di bidang ekonomi. Sebagaimana peran Indonesia dalam
organisasi internasional salah satunya, adalah peran Indonesia terhadap ASEAN dalam
MEA. MEA memberikan peluang bisnis bagi Indonesia untuk memasarkan produknya ke
luar negeri, sedangkan salah satu dampak negatifnya adalah masuknya produk luar negeri
yang akan menjadi pesaing negara kita.
Ketiga, arus globalisasi memberikan peluang pada masyarakat Indonesia sekaligus
ancaman yang harus ditindaklanjuti oleh masyarakat Indonesia dengan strategi dan sikap
yang baik dan benar. Globalisasi juga memberikan pengaruh di berbagai aspek kehidupan
di Indonesia yaitu pada bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.
B. Saran
Kita tidak dapat menentang arus globalisasi, tetapi kita juga tidak harus sepenuhnya
mengikuti. Setelah mengetahui berbagai pengaruh globalisasi. Kita dituntut untuk
selektif, berpikir cerdas dan berperan aktif dalam menyikapi arus globalisasi di Indonesia
di berbagai bidang dan aspek seperti ekonomi, politik dan sosial budaya.
13
Daftar Pustaka
-
14