Anda di halaman 1dari 48

ANALISIS MANAJEMEN PEMBIAYAAN TERHADAP PENGEMBANGAN

PROGRAM GERAKAN LITARASI MADRASAH (GELEM) DI MTS


NEGERI 3 PAMEKASAN

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH:

MOH. AUFANI
NIM. 18381041098

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
NOVEMBER 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................i

A. Konteks Penelitian................................................................................................1

B. Fokus Penelitian..................................................................................................10

C. Tujuan Penelitian.................................................................................................10

D. Kegunaan Penelitian...........................................................................................10

E. Definisi Istilah.....................................................................................................11

F. Kajian Panelitian Terdahulu...............................................................................12

G. Kajian Teori.........................................................................................................16

1. Manajemen Pembiayaan Pendidikan……………………………………16

2. Gerakan Literasi Madrasah (GELEM)…………………………………..27

H. Metode Penelitian................................................................................................30

I. Daftar Rujukan....................................................................................................41

i
A. ANALISIS MANAJEMEN PEMBIAYAAN TERHADAP
PENGEMBANGAN PROGRAM GERAKAN LITARASI MADRASAH
(GELEM) DI MTS NEGERI 3 PAMEKASAN

B. Konteks Penelitian

Dalam pendidikan pembiayaan menjadi hal sangat penting dalam


meningkatkan kualitas pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembiayaan
merupakan salah satu inti dari setiap permasalahan pendidikan walapun
sebenarnya pembiayaan pendidikan itu ada bantuan dari pemerintah tapi tidak
segnifikan untuk dibuat acuan dalam penentuan kebijakan. Apalagi
pembiayaan sekolah swasta yang seluruhnya bersumber dari dana masyarakat.
Dari hal ini dapat diketahui bahwa kualitas pendidikan itu sangat
tergantung pada bagaimana manajemen pembiayaan. Manajemen pembiayaan
yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan sebuah lembaga
pendidikan untuk meningkatkan dan memajukan kualitasnya.1

Pembiayaan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara


Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Hal ini sesuai amanat
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pasal 46
ayat (1). Pembiayaan pendidikan merupakan hubungan saling keterkaitan
yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang bersifat mikro dan
makro pada satuan pendidikan. Setiap komponen memiliki fungsi yang
berbeda-beda, namun memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu: a) peningkatan
potensi SDM yang berkualitas; b) penyediaan komponen-komponen sumber-
sumber pembiayaan pendidikan; c) penetapan sistem dan mekanisme
pengalokasian dana; d) pengefektifan dan pengefisiensian penggunaan dana;
e) akuntabilitas (dapat di pertanggung jawabkan) dari aspek keberhasilan dan
mudah terukur pada setiap satuan pendidikan; f) meminimalisir terjadinya

1
Achmad Anwar Abidin,‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan Tinggi Dalam Upaya Peningkatan
Mutu (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Swasta Menengah Di Surabaya)’, Jurnal Penjaminan Mutu,
3.1 (2017), 88.
1
permasalahan-permasalahan yang terkait dengan penggunaan pembiayaan
pendidikan.2

Pengelolaan pembiayaan pendidikan merupakan salah satu kegiatan


administrasi trategis dalam menyelenggarakan pendidikan yang menuntut
prinsip tata kelola yang baik dan mengharuskan setiap lembaga pendidikan
mampu melakukan melaksanakan anggaran dengan baik dan benar, sehingga
setiap kegitan dapat di pertanggung jawabkan secara transparans.

Prinsip manajemen keuangan diantaranya yakni akuntabilitas,


transparansi, efektivitas dan efisiensi. Prinsip manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan juga diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 48 guna dijadikan acuan
ataupun pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan. Dalam undang-undang
tersebut dipaparkan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada
prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.3

Pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan


merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.
Dimana pembiayaan disini merupakan komponen produksi yang menentukan
terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama
komponen lainnya.

Durotun Nafisah mengungkapkan bahwa apapun bentuk kegiatan yang


akan dilaksanakan oleh sekolah pastinya memerlukan biaya sehingga
menunjang tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut.4

Dalam setiap program pembiayaan tidak akan bisa dilihat secara penuh
ketika program tersebut baru berjalan, kadang pembiayaan itu bisa di ketahui

2
Ari Prayoga, “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Madrasah Aliyah Darussalam Sumedang”,
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Dan Studi Social, Vol. 3, No. 2, (2019), 119-120
3
Arwildayanto, Dkk., Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Ikapijabar,
2017),9
4
Durotun Nafisah, Dkk., “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Di Madrasah Aliyah,” Economic
Education Analysis Journal, Vol. 6 No. 3, (2017), 789
2
ketika suatu program tersebut sudah berjalan sekian lama. Pembiayaan
merupakan keseluruhan baik yang bersifat uang maupun bukan uang, sebagai
ungkapan rasa tanggung jawab semua pihak terhadap upaya pencapaian tujuan
yang sudah ditentukan. Selaras dengan hal tersebut, Rusdiana
mengungkapkan bahwa “optimalnya suatu penegelolaan anggaran
sekolah/madrasah juga bagaimana pengguna pengelolaan anggaran mentaati
suatu ketentuan-ketentuan yang di tetapkan.”5

Salah satu indicator kategori negara bisa di katakan maju adalah


tingkat pendidikannya diantaranya adalah system pembiayaan pendidikan
yang bagus dan kualitas sumber daya manusianya yang memungkinkan, dari
kedua inilah kemudian yang dapat menjadikan negara tersebut maju dalam
berbagai bidang sehingga dapat bersaing secara global dengan negara lainnya.
Pendidikan yang berkualitas menjadi kebutuhan penting di era persaingan
global yang kian kompetitif. Para pengambil kebijakan di tingkat pusat
pastinya sudah menyadari akan hal tersebut. Untuk menjadikan dunia
pendidikan berkualitas, tentu sangat banyak faktor yang berkaitan dan saling
memengaruhi. Salah satu upaya pemerintah menjadikan pendidikan
berkualitas adalah melalui meningkatkan budaya literasi.

Pada tahun 2015 kementrian pendidikan memberikan perhatian penuh


terhadap reset internasional yaitu PISA (Programme for International Student
Assessment). Hal itu terjadi karena indonesia mendapat prestasi yang sangat
rendah, terbukti dari data yang terekam pada tahun 2009, 2012, dan 2015
menyimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam hal membaca berada pada
urutan masing-masing pada 57 dari 63 negara, 64 dari 65 negara, dan 64 dari
72 negara. Berdasarkan pada prestasi yang rendah tersebut maka
kemendikbud menerbitkan Peraturan Menteri nomor 23 tahun 2015 tentang
penumbuhan budi pekerti yang di dalamnya tersurat mengenai pembiasaan
budaya literasi. Permendikbud inilah kemudian melahirkan Gerakan Literasi

5
A.Rusdiana, “Manajemen Keuangan Sekolah”,(Bandung:Arsad Press,2013),25
3
Sekolah atau madrasah (GLS) yang merupakan program untuk menjadikan
lingkungan sekolah dengan warga yang literat.6

Dengan adanya program tersebut pemerintah tentu mempunyai tujuan


yang sangat jelas, selain karena pada saat ini budaya literasi sangat minim di
lakukan oleh siswa juga karena bertujuan untuk menumbuhkan budi pekerti
remaja melalui budaya literasi (membaca dan menulis). Ikhtiar pemerintah
melahirkan kebijakan tersebut tentu adalah niat yang baik. Hanya saja, ketika
sebuah kebijakan hanya sebagai formalitas dan program kerja saja, tentu tidak
akan maksimal. Pemerintah seharusnya juga mengawal sekaligus
mengevaluasi, sehingga program dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai
dengan kondisi dilapangan. Salah satunya misalnya mendorong dan
mengintervensi lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, yang memiliki ruan
tunggu untuk proaktif menyediakan bahan bacaan.

Secara umum literasi tidak lagi diartikan sebagai kegiatan baca tulis,
tetapi memiliki makna yang lebih luas yang mencakup pemahaman yang baik
terhadap berbagai aspek kehidupan mengartikan literasi atau keaksaraan
sebagai rangkaian kesatuan dari kemampuan menggunakan kecakapan
membaca, menulis, dan berhitung sesuai dengan konteks yang diperoleh dan
dikembangkan melalui proses pembelajaran dan penerapan di sekolah,
keluarga, masyarakat, dan situasi lainnya yang relevan untuk remaja dan
orang dewasa.7

Keterampilan membaca dalam konteks literasi merupakan


keterampilan yang memperoleh keragaman kepengatahuan yang kemudian
diolah secara gratis. Membaca tidak sekedar menyelami makna tersuratnamun
juga membangun makna yang tersirat. Untuk itu diperlukan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif guna di peroleh pemahaman mendalam. Pada poin
inilah keterampilan menyimak dikembangkan yakni mampu meresepsi
6
Muhammad Hilal Hidayat,“Gerakan Literasi Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan”, Vol.3, No.6 (Juni
2018), 810
7
Farinia Fianto Dkk, “Gerakan Literasi Nasional”,(Jakarta:Tim Gln Kemendikbud,2017),3
4
mamproduksi berbagai wawasan keilmuan dari pokok pembicaraan yang di
simak. Menyimak dapat berupa bacaan konvensional (lewat membaca mandiri
maupun di baca orang lain) hingga bahan digital seperti media visual, audio
maupun audio visual.

Pemerintah melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 telah


menyadar pentingnya penumbuhan karakter peserta didik melalui kebijakan
membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Namun untuk
menyukseskan rencana besar ini, tidak bisa instant dan bersifat temporary.
Yang akan dibangun itu adalah kebiasaan, maka dibutuhkan suatu pembiasaan
yang harus terus menerus dilakukan sejak usia dini dan untuk itu konsistensi
sangat diperlukan. Tentu tugas ini terasa berat untuk diterapkan kepada siswa
manakala gurunya tidak ikut terbiasa membaca buku.8

Perkembangan tingkat literasi ini memiliki hubungan yang vertikal


terhadap kualitas bangsa. Tingginya minat membaca buku seseorang
berpengaruh terhadap wawasan, mental, dan prilaku seseorang. Bangsa
Indonesia adalah bangsa dengan tingkat literasi yang masih rendah padahal
sudah 76 tahun sejak Indonesia menjadi negara merdeka. Ada banyak faktor
kenapa literasi siswa Indonesia memilki persentase yang rendah.
Permasalahan ini harus segera mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Bagaimana wacana mengenai sadar bacaan menjadi perhatian serius dalam
semua kalangan. Ketika keadaan sadar bacaan menjadi sebuah budaya di
Indonesia maka bukanlah mustahil untuk menjadi bangsa yang tidak hanya
berhasil berkembang tetapi juga sebagai bangsa yang maju.

Ada banyak kegiatan pembiasaan untuk memulai sadar terhadap


membaca diantanya gerakan literasi sekolah/madrasah, yang terpenting adalah
kemauan dari seluruh sekolah untuk mensukseskan program tersebut,
diantaranya mendekatkan buku sedekat mungkin dengan anak-anak,

8
I Made Ngurah Suragangga.”Mendidik Lewat Literasi Untuk Pendidikan Berkualitas”. Jurnal
Penjaminan Mutu.Vol.3. No.2. (Agustus 2017),158
5
kemudahan dalam mengakses buku seperti adanya gerobak baca, tersedianya
sudut baca maupun lainnya dan tentu saja adanya suplai buku seperti hibah
buku dari wali murid maupun masyarakat lainnya. Dalam mensukseskan
program literasi sekolah, tentu harus adanya keteladanan dari semua pihak,
bukan hanya guru, tetapi juga kepala sekolah, sampai penjaga sekolah.9

MTSN 3 Pamekasan merupakan lembaga yang unggul dalam segala


bidang dan berada tepat di tengah Kecamatan Pakong, Walaupun letaknya
jauh dari Kota Pamekasan, yaitu ± 24 Km, akan tetapi eksistensi MTs Negeri
3 Pamekasan yang memang salah satu lembaga pendidikan Islam terpilih
sebagai madrasah percontohan, tetap tidak terpengaruhi oleh letak geografis
yang dapat dikatakan jauh dari perkotaan. Sebagai salah satu bukti konkritnya
adalah bahwa prestasi yang telah dihasilkan dan kemampuannya berkompetisi
dalam keilmuan yang bersifat umum dan agama dengan sekolah dan madrasah
lain, terutama sekolah dan madrasah favorit di Kota Pamekasan. Salah satu
prestasi yang di raih MTSN 3 Pamekasan adalah dinobatkan sebagai
madrasah literasi nasional oleh Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur.10

Mohammad Holis, Kepala sekolah MTSN 3 Pamekasan menegaskan


bahwa keberhasilannya meraih prestasi madrasah literasi nasional merupakan
salah satu bentuk kepedulian madrasah terhadap perkembangan literasi siswa
dan juga di dukung dengan tersedianya fasilitas dan program yang berkaitan
dengan literasi salah satunya adalah program GELEM (Gerakan Litersi
Madrasah).11

Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi sejauh mana MTSN 3


Pamekasan memaksimalkan pembiayaan pada kegiatan literasi tersebut
terutama di program GELEM (Gerakan Literasi Madrsah). Manajemen dan
strategi yang baik serta dari mana saja pembiayaan yang dikeluarkan dari

9
Ibid.,
10
Https://Mtsn3pamekasan.Sch.Id/?S=Gelem Di Akses Pada Tanggal 19 Oktober 2021 Pukul 10.00
Wib.
11
Mohammad Holis, Kepala Sekolah, Mtsn 3 Pamekasan, Wawancara Langsung, (07 Oktober 2021)
6
pihak sekolah untuk menunjang terhadap tingkat efektif dan efisien dalam
proses pengembangan program GELEM (Gerakan Litersi Madrasah) ini.

Gerakan Literasi Madrasah (Gelem) merupakan salah satu dari


program Gerakan Ayo Membangun Madrasah (GERAMM), di mana peserta
didik berikut tenaga pendidik dan kependidikan digali potensinya untuk
bersama-sama maju meningkatkan sumber daya yang unggul, dengan Gelem
dapat melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai
dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan.
Pelibatan unsur eksternal dan unsur publik, yakni orang tua peserta didik,
alumni, masyarakat, dunia usaha dan industri juga menjadi komponen penting
dalam gelem.

Uniknya pada penelitian ini adalah sekalipun banyak program


GERAMM (Gerakan Ayo Membangun Madrasah) di MTSN 3 Pamekasan
akan tetapi kegiatan GELEM (Gerakan Litersi Madrasah) tersebut menjadi
salah satu kegiatan yang sangat menarik dan tingkat pengembangannya sangat
maju, para pembinanya khususnya yang menangani bidang kesiswaan mampu
mengelola dengan baik. Yang menjadi pertanyan besar ada pada
pembiayaannya. Bagaimana memaksimalkan pembiayaan secara efektif dan
efisien dengan perkembangan literasinya yang sangat baik. Karena
pembiayaan juga merupakan pengatahuan dan kemampuan untuk mengelola
perkembangannya kegiatan tersebut.

Agus, Kesiswaan MTSN 3 Pamekasan menjelaskan bahwa Gerakan


literasi madrasah (GELEM) sebuah gerakan yang memang di wajibkan
dengan sebuah regulasi yang diterbitkan oleh kementrian agama provensi
jawa timur. Di MTSN 3 Pamekasan program gelem ini masuk pada bagian
Gerakan Ayo Memebangun Madrasah (GERAM). Dengan adanya program
gelem tersebut perkembangan litersi di MTSN 3 Pamekasan semakin
meningkat di buktikan dengan di raihnya prestasi sebagai madrasah literasi
nasional oleh Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur. Jika berbicara masalah
7
pembiayaan tentu GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) ini sudah di konsep
dan ditata dengan baik untuk menunjang pengembangan program ini
kedepannya.12

Sebelum adanya regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah tentang


wajibnya program gerakan literasi madarasah disetiap lembaga MTSN 3
Pamekasan sudah terlebih dahulu melaksanakan kegiatan budaya literasi.
Dalam kegiatan tersebut siswa diwajibkan membaca buku persetiap semester
minimal lima buku tujuannya untuk meningkatkan bahan edukasi siswa dan
dapat berbicara dengan baik. Sehingga muncul program gerakan literasi
madrasah yang di terbitkan oleh pemerintah untuk setaiap lemaba dan MTSN
3 Pamekasan hanya tinggal melanjutkan program budaya litersi dengan
gerakan literasi madrasah.

Dalam program gerakan litersi madrasah MTSN 3 Pamekasan ada


bebrapa kegiatan yang dilaksanakan di antaranya Silend reading program
(SEREP) Program membaca senyap. Yang kedua free day Liberary (Setiap
hari jum’at ke perpustakaan). Yang ketiga ada Tokur pajapat (katojuen ghuru
ben mored, macah pas noles) tempat untuk menggiatkan program gerakan
literasi madrasah dengan membaca dan menulis, sehingga dengan adanya
tempat tersebut mampu untuk menuliskan sesuatu hingga menghasilan sebuah
karya.

Program Gerakan literasi madrasah MTSN 3 Pamekasan sudah banyak


menuai prestasi, tentu dengan suksesnya program tersebut MTSN 3
Pamekasan sudah memaksimalkan sedemikian rupa dari sisi manajemen
pembiayaan. Salah satu bentuk manajemen pembiayaanya pada program
(GELEM) Gerakan literasi madrasah.

Berdasarkan beberapa penjelasan terkait latar belakang masalah


tersebut di atas, maka menjadikan hal yang sangat menarik bagi peneliti untuk

12
Agus Budi Harianto, Kesiswaan Mtsn 3 Pamekasan, Wawancara Langsung, (07 Oktober 2021)
8
melakukan penelitian tentang “Analisis Manajemen Pembiayaan Terhadap
Pengembangan Program GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) di MTSN 3
Pamekasan”.

9
C. Fokus Penelitian

1. Bagaimana Perencanaan Manajemen Pembiayaan Terhadap


Pengembangan Program GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) Di
MTSN 3 Pamekasan ?
2. Bagaimana Pelaksanaan Manajemen Pembiayaan Terhadap
Pengembangan Program GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) Di
MTSN 3 Pamekasan?
3. Bagaimana Pengevaluasian Manajemen Pembiayaan Terhadap
Pengembangan Program GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) Di
MTSN 3 Pamekasan ?
D. Tujuan Penelitian

1. Untuk melihat dan mengatahui perencanaan manajemen pembiayaan


terhadap pengembangan program GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) di
MTSN 3 Pamekasan
2. Untuk melihat dan mengatahui pelaksanaan manajemen pembiayaan
terhadap pengembangan program GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) di
MTSN 3 Pamekasan
3. Untuk melihat dan mengatahui pengevaluasian manajemen pembiayaan
terhadap pengembangan program GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) di
MTSN 3 Pamekasan

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis hasil penelitian lapangan ini memberikan wawasan


mengenai analisis manajemen Pembiayaan terhadap pengembangan
program GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) di MTSN 3 Pamekasan
2. Secara praktis dapat bermanfaat bagi masyarakat umum, dapat menambah
wawasan mengenai Analisis Manajemen Pembiayaan Terhadap
Pengembangan Program GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) di MTSN

10
3 Pamekasan, bagaimana Perencanaan, pelaksanaa, dan pengevaluasian
manajemen pembiayaan terhadap penegembangan program GELEM
(Gerakan Literasi Madrasah), sehingga menjadi sumber referensi agar para
pihak yang berkepentingan dan khususnya pemerintah terkait bisa
menggunakan hasil dari penelitian ini sebagaimana mestinya.
Berdasarkan definisi istilah di atas, maka maksud dari tujuan judul
penelitian ini adalah suatu usaha dalam mengatahui pembiayaan yang ada
pada program GELEM (Gerakan Literasi Madrasah) melalui proses
manajemen pembiayaan, melalui dari perencanaan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembiayaan agar semua kegiatan yang sudah dirancang dapat
berjalan dengan baik sehingg nantinya dapat meningkatkan kualitas
pendidikan.

F. Definisi Istilah

Definisi istilah ini dimaksudkan agar memperoleh kesamaan pemahaman


antara penulis dengan pembaca terhadap istilah yang dimaksud yaitu :
1. Analisis adalah proses pemecahan suatu masalah kompleks menjadi
bagian-bagian kecil sehingga bisa lebih mudah dipahami. Dalam bidang
kimia, analisis adalah penguraian suatu zat menjadi zat-zat yang lebih
sederhana yang menjadi unsur-unsur pembentuknya.
2. Manajemen Pembiayaan Pendidikan adalah segenap kegiatan yang
berkenaan dengan perencanaan, penggunaan (pelaksanaan) dan
pertanggung jawaban dana pendidikan di lembaga pendidikan atau
sekolah.

3. Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya


menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki
budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang
hayat. Gerakan Literasi Sekolah ini merupakan upaya menyeluruh yang
melibatkan semua warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua/wali
murid, dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan
11
sehingga membutuhkan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya
yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca yang
dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca. Guru membacakan buku
dan warga sekolah membaca dalam hati.

G. Kajian Panelitian Terdahulu

Kajian terdahulu ialah penelusuran terhadap karya ilmiyah yang pernah


dilakukan oleh orang lain. Keberadaan kajian terdahulu ini bagaimana
kemudian peneliti dapat membandingkan dimana letak persamaan dan
perbedaan karya ilniyah orang lain enga karya ilmiyah yang dibuat oleh
peneliti. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis
manajemen pembiayaan terhadap pengembangan program GELEM (Gerakan
Literasi Madrasah di MTS Negeri 3 Pamekasan.
1. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Saifudin yang berjudul “analisis
manajemen pembiayaan pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia menurut perspektif ekonomi islam” dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan manajemen pembiayaan pendidikan meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penyusunan anggaran dan evaluasi. Kegiatan
perencanaan keuangan yang berupa Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS). Kegiatan pelaksanaan pembiayaan pendidikan meliputi
penerimaan dana dan pengeluaran dana, dalam melaksanakan kegiatan dan
kebutuhan sekolah, SMP Global Madani membuat usulan pencairan dana
(UPD) ke Yayasan Global Madani untuk disetujui dan dicairkan setelah
kegiatan selesai maka SMP Global Madani membuat laporan penggunaan
dana untuk diserahkan ke Yayasan Global Madani. Proses ini yang
membuat SMP global madani merasa kesulitan ketika membutuhkan dana
untuk keperluan mendesak dan menambah sarana prasarana karena harus
melewati sistematika Yayasan Global Madani.

12
Manajemen pembiayaan pendidikan di SMP global madani Bandar
lampung telah sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi islam keadilan,
kejujuran, amanah, transparansi dan akuntabilitas. Ini ditunjukan adanya
perbedaan antara golongan I dan II, guru sangat objektif kepada siswa,
manajemen tidak pernah memberikan data yang fiktif dan laporan
keuangan tersusun rapih. Tetapi dalam pembiyaan pendidikan SMP
Global Madani belum sesuai dengan perspektif ekonomi islam karena
pembiayaan penuh dibebankan kepada siswa tanpa adanya bantuan dari
pemerintah13
Persamaannya penelitian ini membahas tenteng analisis
manajemen pembiayaan baik dari perencanaan, pelaksanaan, penyusunan
anggaran dan pengevaluasian. Sedangkan perbedaannya adalah objek
sasarannya, kalua peneliti ini objeknya kualitas sumberdaya manusia.
Sedangkan punya penulis sasarannya program gerakan literasi madrsah di
MTS Negeri 3 Pamekasan.
2. Skripsi yang ditulis oleh Elisa Tarwitin yang berjudul “Implementasi
Manajemen Pembiayaan Dalam Mengembangkan Sarana Dan Prasarana
Berbasis Ict (Studi Kasus Di Sekolah Dasar Negeri 2 Pengambengan)”
dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi manajemen pembiayaan
dalam mengembangkan sarana dan prasarana berbasis ICT di Sekolah
Dasar Negeri 2 Pengambengan, kesimpulan yang diperoleh adalah:
Perencanaannya Sekolah Dasar Negeri 2 Pengambengan memperoleh 3
sumber dana. Sumber dana yang digunakan dalam penyusunan RKAS
adalah sumber dana BOS. RKAS disusun berdasarkan 8 SNP dan evaluasi
diri sekolah atau EDS. Prosentase penggunaan dana yang direncanakan
untuk sarpras ICT tahun 2017 sebesar 6,516% untuk pengadaan laptop,
proyektor dan printer. Sedangkan pada tahun 2018 sebesar 7,411% untuk
pengadaan laptop, speaker indoor kecil, proyektor, dan finger print dan
13
Ahmad Saifudin, Analisis Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia Menurut Perspektif Ekonomi Islam,(Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung,2017),119
13
pada tahun 2019 sebesar 5,274% untuk pengadaan laptop, proyektor, dan
speaker indoor kecil. Penyusunan anggaran melibatkan seluruh pihak
sekolah, baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. Waktu
penyusunan anggaran yaitu 2 kali dalam 1 tahun yaitu penyusunan RKAS
pada awal tahun anggaran dan RKASP pada tahun ajaran baru.
Pelaksanaannya Sarana dan prasarana ICT yang sudah terlaksana selama 3
tahun terakhir di Sekolah Dasar Negeri 2 Pengambengan adalah pada
tahun 2017 telah mengadakan proyektor dan printer, tahun 2018 telah
mengadakan laptop, speaker indoor kecil, proyektor dan finger print,
sedangkan pada tahun 2019 telah mengadakan laptop, proyektor, dan
speaker indoor kecil. Sarana dan prasarana ICT yang tidak terlaksana yaitu
laptop pada tahun 2017. Hal ini dikarenakan terjadinya kendala pada
waktu pembelian yang tidak cukup karena dana BOS yang terlambat cair.
Sedangkan Evaluasinya Proses pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah
dengan cara melakukan pengecekan belanja barang dan jas dengan
menyesuaikan pada RKAS, melakukan pengecekan dan penyesuaian
bukti-bukti transaksi pada RKAS yang telah disahkan, melakukan
verifikasi transaksi oleh kepala sekolah, kepala sekolah menyimpan bukti-
bukti transaksi seperti faktur dan nota pembelian.14
Persamaannya peneliti dengan penulis sama-sama membahas tentang
manajemen pembiayaan yang beerkaitan dengen perencanaan dan
pelaksanaan dan pengevaluasian sedangkan perbedaanya peneliti lebih
focus terhadap implementasi atau pelakasanaanya manajemen pembiayaan
dalam pengembangan sarana dan prasarana di sekolah dasar negeri 2
pengambengan. Sedangkan penulis lebih membahas tentang analisisnya
atau mengatahui manajemen pembiayaanya terhadap pengembangan
program GELEM (Gerakan Literasi Sekolah) di MTS Negeri 3
Pamekasan.
14
Elisa Tarwiyatin, Implementasi Manajemen Pembiayaan Dalam Mengembangkan Sarana Dan
Prasarana Berbasis Ict (Studi Kasus Di Sekolah Dasar Negeri 2 Pengambengan), (Skripsi, Uin Malik
Malang, 2021),124-125
14
3. Skrpsi yang ditulis oleh Windi Aprilianti yang berjudul “Pengaruh
Manajemen Pembiayaan Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu
Lulusan Kelas Ix Di Smp Islam Raudlatul Hikmah Pamulang” dapat
disimpulkan bahwa Hasil perhitungan statistiknya menyatakan bahwa
terdapat pengaruh dari manajemen pembiayaan pendidikan terhadap
peningkatan mutu lulusan kelas IX di SMP Islam Raudlatul Hikmah
Pamulang. Hasil uji t menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari manajemen pembiayaan pendidikan terhadap peningkatan
mutu lulusan kelas IX di SMP Islam Raudlatul Hikmah Pamulang.
Dengan hasil Thitung > Ttabel, yaitu 3,779 > 2,119, yang artinya H0
ditolak. Sedangkan hasil uji regresi linear, nilai konstanta (a) sebesar
38,833, yang artinya mutu lulusan SMP Islam Raudlatul Hikmah adalah
sebesar 39. Nilai koefisien regresi variable harga (b) bernilai positif yaitu
0,521 yang artinya jika manajemen pembiayaan meningkat sebesar 0,521,
maka mutu lulusan pun meningkat sebesar 0,521. Serta nilai RSquare
sebesar 0,472 yang artinya, sebesar 47,2% mutu lulusan SMP Islam
Raudlatul Hikmah Pamulang dipengaruhi oleh manajemen
pembiayaannya, dan sebesar 52,8% dipengaruhi oleh faktor lain.
Persamaanya dalam penelitian ini dengan penulis sama-sama membahas
tentang manajemen pembiayaan yang lingkupnya tentang akan tetapi
pebandingannya peneliti menggunakan metode kuantitatif dan juga
perbedaannya kalua dipeneliti lebih focus terhadap peningkatan mutu
lulusan kelas IX di islam raudlatul hikmah pamulung. Sedangkan punya
penulis lebih focus pada manajemen pembiayaan pendidikan pada
pengembangan program gerakan literasi sekolah di MTS Negeri 3
Pamekasan.

H. Kajian Teori

1. Manajemen pembiayaan Pendidikan.

15
a. Pengertian Manajmen Pembiayaan Pendidikan
Pengertian manajemen berasal dari kata to manage yang artinya
mengatur, yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri
dari men, money, methods, material, machines, dan market. Pengaturan
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi
manajemen itu. Jadi, manajemen merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan.15
Manaje men menurut istilah adalah proses mengoordinasikan
aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara efesiendan efektif
dengan melalui orang lain. Sebagaimana dinyatakan Ramayulis dalam
bukunya Saefullah bahwa manajemen pendidiakan islam merupakan
proses pemanfaatn semua sumber daya yang dimiliki (umat islam,
lembaga pendidikan, atau lainnya), baik perangkat keras maupun lunak.
Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasam dengan orang lain
secara efektif, efesien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan, baik didunia maupun diakhirat16
Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan
usaha yang minimal, demikian pula mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan maksimal baik bagi pimpinan maupun para pekerja serta
memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat.
Dalam sudut pandang islam manajemen diistilahkan dengan
menggunakan kaka Al-Tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi
dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam alquran seperti
firman Allah SWT
‫ض ثُ َّم يَ ْع ُر ُج اِلَ ْي ِه فِ ْي يَوْ ٍم َكانَ ِم ْقدَار ٗ ُٓه اَ ْلفَ َسنَ ٍة ِّم َّما‬ ۤ
ِ ْ‫يُ َدبِّ ُر ااْل َ ْم َر ِمنَ ال َّس َما ِء اِلَى ااْل َر‬
َ‫تَ ُع ُّدوْ ن‬

15
Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar,Pengertian Dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara,2011).1
16
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung, Cv. Pustaka Setia,2012),1
16
Artinya: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, Kemudian
(urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu
tahun menurut perhitunganmu”. (QS.As-Sajdah:5)17
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah kita ketahui bahwa Allah
SWT adalah pengatur alam (Al Mudabbir/Manager). Keteraturan alam
raya ini merupakan bukti kebesaran Allah SWT dalam mengelola alam ini.
Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan
sebagai khalifah bumi, maka manusia harus mengatur dan mengelola bumi
dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.
Pendidikan pembiayaan merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan praktek-praktek penyelengaraan sekolah, baik yang dikelola
secara konvensional maupun berbasis manajemen berbasis sekolah
(MBS). Pemikiran paling optimis mengenai posisi biaya dikaitkan dengan
mutu pendidikan menggariskan bahwa biaya merupakan fungsi mutu.
Hubungan antara pertambahan biaya pendidikan dengan peningkatan
kualitas sumber daya insani bersifat linier. Pendapat semacam ini tentu
harus dibuktikan secara empiris. Karena masih banyak faktor lain yang
dapat mempengaruhi kualitas sumber daya insani seperti kompetensi guru,
lingkungan belajar, tingkat sosial ekonomi orang tua, dan lain-lain.
b. Jenis-jenis Pembiayaan Pendidikan
Dalam Jenis pembiayaan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung
merupakan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikeluarkan oleh
sekolah, siswa atau keluarga siswa, biaya langsung ini lebih mudah
dihitung karena diketahui oleh para wajib pajak dan data di sekolah
tersedia, sementara biaya tidak langsung sulit untuk dihitung. Biaya
langsung berwujud dalam bentuk pengeluaran uang yang secara langsung
digunakan untuk membiayai penyelengaraan proses belajar mengajar.
17
Ahmad Saifudin,Analisis Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia Menurut Perspektif Ekonomi Islam,Skripsi, (Uin Raden Intan Lampung
2017),44
17
Biaya langsung berpengaruh terhadap kualitas output pendidikan dan
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan akademik lainya.18
Sedangkan biaya tidak langsung berbentuk biaya hidup yang
dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan sekolah,
biaya ini dikeluarkan tidak langsung digunakan oleh lembaga pendidikan,
melainkan dikeluarkan oleh keluarga atau orang yang menanggung biaya
peserta didik yang mengikuti pendidikan.
Biaya tidak langsung merupakan biaya hidup yang menunjang
kelancaran pendidikanya. Misalnya biaya transportasi, biaya makan, biaya
kesehatan, biaya tinggal selama masa pendidikan.19
c. Sumber Pembiayaan pendidikan.
Pada tingkat sekolah (satuan pendidikan), biaya pendidikan diperoleh
dari subsidi pemerintah pusat, pemerintah daerah, iuran siswa, dan
sumbangan masyarakat. Sejauh tercatat dalam rencana anggaran
pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS), sebagian besar biaya
pendidikan ditingkat sekolah berasal daripemerintah pusat, sedangkan
sekolah swasta berasal dari para siswa atau yayasan. Dalam dimensi
sumber-sumber pembiayaan sekolah dapat dibagi dalam 4 kategori besar,
yaitu:
1) Hasil penerimaan umum pemerintah, merupakan sumber yang
terpenting dalam pembiayaan pendidikan. Termasuk di
dalamnya adalah semua penerimaan pemerintah di semua
tingkat pemerintahan, baik pajak, bantuan luar negeri maupun
pinjaman pemerintah. Besarnya ditentukan oleh apparat
pemerintah ditingkat pusat atau daerah yang pertimbangannya
berdasarkan prioritas tertentu.

18
Ahmad Syaifuddin, “Analisis Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia Menurut Perspektif Ekonomi Islam” (Skripsi, Uin Raden Intan Lampung,
2017),8
Ibid.24
19

18
2) Penerimaan khususuntuk pendidikan seperti bantuan atau
pinjaman luar negeri yang diperuntukkan untuk pendidikan,
seperti UNICEF, Unesco, pajak khusus yang hasilnya
seluruhnya atau sebagian diberikan untuk pendidikan.
3) Uang sekolah atau iuran lainnya yaitu pembayaran orang tua
murid secara langsung kepada sekolah berdasarkan
pertimbangan tertentu.
4) Sumbangan sukarela seperti sumbangan perseorangan,
sumbangan masyarakat, dapat berupa uang tunai, barang atau
jasa serta segala usaha sekolah untuk mengumpulkan dana
yang sifatnya suka rela.20
d. Prinsip Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Prinsip manajemen keuangan diantaranya yakni akuntabilitas,
transparansi, efektivitas dan efisiensi. Prinsip manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan juga diatur dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 48 guna dijadikan
acuan ataupun pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan. Dalam
undang-undang tersebut dipaparkan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
publik.21
Terdapat sejumlah prinsip yang menjadi pegangan dalam pengelolaan
dana pendidikan dalam Islam. Prinsip ini sebagai berikut:
1) Prinsip keikhlasan. Prinsip ini antara lain terlihat pada dana
yang berasal dari wakaf sebagaimana tersebt di atas.
2) Prinsip tanggung jawab kepada Tuhan. Prinsip ini antara lain
terlihat pada dana yang berasal dari para wali murid. Mereka
mengeluarkan dana atas dasar kewajiban mendidik anak yang
20
Sri Winrsih, “Kebijakan Dan Implementasi Manajemen Pembiayaan Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Di Sekolah”, Jurnal International Conference Of Moslem Society, Vol.1 (2016),128-129
21
Arwildayanto, Dkk., Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Ikapijabar,
2017),9
19
diperintahkan oleh Tuhan, dengan cara membiayai pendidikan
anak tersebut.
3) Prinsip suka rela. Prinsip ini antara lain terlihat pada dana yang
berasal dari bantuan hibah perorangan yang tergolong mampu
dan menyukai kemajuan Islam.
4) Prinsip halal. Prinsip ini terlihat pada seluruh dana yang
digunakan untuk pendidikan yang berasal dari dana yang halal
dan sah menurut hukum Islam.
5) Prinsip kecukupan. Prinsip ini antara lain terlihat pada dana
yang dikeluarkan oleh pemerintah dari kas negara.
6) Prinsip berkelanjutan. Prinsip ini antara lain terlihat pada dana
yang berasal dari wakaf yang menegaskan bahwa sumber
(pokok) dana tersebut tidak boleh hilang atau dialihkan kepada
orang lain, yang menyebabkan hilangnya hasil dari dana pokok
tersebut.
7) Prinsip keseimbangan dan proporsional. Prinsip ini antara lain
terlihat dari pengalokasian dana untuk seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan, seperti dana untuk
membangun infrastruktur, sarana prasarana, peralatan belajar
mengajar, gaji guru, beasiswa para pelajar dan sebagainya.22
Pendidikan Pada tingkat sekolah (satuan pendidikan), biaya
pendidikan diperoleh dari subsidi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
iuran siswa dan sumbangan masyarakat. Sejauh ini tercatat dalam rencana
kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS), sebagian besar biaya pendidikan
di tingkat sekolah berasal dari pemerintah pusat, sedangkan sekolah
swasta berasal dari para siswa dan yayasan.23
e. Konsep Manajemen Pembiayaan.pengeluaran.

22
Ibid,130
23
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan, (Bandung: Pt Rosda Karya, 2003),5-6
20
Pembiayaan adalah keseluruhan pengeluaran baik yang bersifat uang
maupun bukan uang, sebagai rasa ungkapan rsa tanggung jawab semua
pihak terhadap upaya pencapaian tujuan yang sudah ditentukan.
Penghitungan alokasi pembiayaan pendidikan ditentukan oleh
komponen-komponen kegiatan pendidikan dan biaya setahun. Komponen
kegitan pendidikan meliputi pengadaan sarana danprasarana pendidikan
seperti ruang belajar, ruamg laboratorium, perpustakaan dan lain
sebagainya. Termasuk juga proses belajar mengajar, gaji guru dan gaji
lainnya. Didalam analisis pembiayaan pendidikan, kegiatan ini dirinci
sampai kegiatan terkecil untuk dapat ditentukan jumlah dan biaya satuan.24
f. Ruang Lingkup Manajemen Pembiayaan
Optimalisasi fungsi-fungsi manajemen dapat diterapkan dalam setiap
aspek pembiayaan untuk mendukung kegiatan, karena biaya merupakan
salah satu unsur yang berpengaruh dalam suatu kegiatan. Semua kegiatan
yang memberikan output yang berkualitas tidak luput dari adanya
ketersediaan biaya. Begitu pula dengan pendidikan, dimana pendidikan
yang merupakan salah satu bentuk investasi sangat berpengaruh terhadap
ketersediaan biaya.
Menurut jones dalam buku rusdiana bahwa manajemen pembiayaan
meliputi : 1). Perencanaan finansial yaitu kegiatan yang mengkoordinir
semua sumber manusia yang tersedia untuk mencapai sasaran yang
diinginkan secara sistematik tanpa efek samping yang merugikan. 2).
Pelaksanaa (implementation involves accounting) yaitu kegiatan
berdasarkan rencana yang telah dibuat. 3). Evaluasi yaitu proses penilaian
terhadap pencapain tujuan.25
Dari berbagai hasil kajian konseptual dapat dideskripsikan menjadi
bahwa manajemen pembiayaan pendidikan madrasah mencakup tiga
kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

24
Martin, Manjemen Pembiayaan Pendidikan, (Jakarta, Pt Raja Grafindo Persada,2014),7-8
25
A.Rusdiana, “Manajemen Keuangan Sekolah”,(Bandung:Arsad Press,2013),3
21
a) Perencanaan Manajemen pembiayaan Pendidikan
Pengertian perencanaan juga adalah suatu proses
intelektual yang didalamnya akan menentukan tujuan seorang
individu, organisasi, atau perusahaan, dan juga
mengembangkannya ke dalam berbagai tindakan untuk bisa
mencapai tujuan tersebut. Hal ini dikarenakan setiap sekolah
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Perencanaan sangat
ditentukan oleh cara, sifat dan proses pengambilan keputusan,
sehingga nampak terdapat banyak komponen yang ikut
memproses di dalamnya seperti tujuan pembangunan nasional
bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka
kebijaksanaan nasional dalam bidang pendidikan,masalah
strategi termasuk penanganan kebijakan secara operasional
yang akan mewarnai proses pelaksanaan dari perencanaan
pendidikan.26
Perencanaan adalah proses mempersiapkan keputusan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam organisasi.
Menurut George R.Terry perencanaan meliputi tindakan
memilih dan menghubungkan fakta fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang
dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas
yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil
yang diinginkan.27
Perencanaan sangat membatu dalam menentukan tujuan
dalam pencapaian pembiayaan di sekolah terkait dengan
opersional pendidikan. pada hakikatnya perencanaan
merupakan proses dalam memulai berbagai tujuan, batasan

26
Dedi Wandra Dkk, Perencanaan Pembiayaan Pendidikan, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol 3, No 5
(2021).3
27
George R. Terry, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta, Pt. Bumi Aksara,1992),173
22
strategi, kebijakan dan juga rencana yang sangat detail dalam
mencapainya, pencapaian organisasi untuk menerapkan
keputusan dan juga termasuk tinjauan kinerja dan juga umpan
balik dalam hal pengenalan siklus rencana baru. Pembiayaan
pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam
berlangsungnya proses pendidikan, pembiayaan sebagai faktor
pendukung. Proses pembelajaran disekolah akan berjalan
danterlaksana secara maksimal apabila tujuan akan dicapai
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sesuai dengan
perencanaan.28
Perencanaan pembiayaan pendidikan berbasis madrasah
sedikitnya mencakup dua kegiatan yakni penyusunan anggaran
dan pengembangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Madrasah (RAPBM). Kedua kegiatan tersebut diuraikan
sebagai berikut:
1) Penyusunan anggaran pembiayaan berbasis madrasah atau
sering disebut Anggaran Belanja Madrasah (ABM)
2) Pengembangan Rencana Anggaran Belanja Madrasah
(RAPBM)
Proses pengembangan RAPBM pada umumnya menempuh
langkah-langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Pada tingkat kelompok, kebutuhan biaya yang dilakukan
seleksi alokasi yang diperkirakan sangat mendesak dan
tidak bisa dikurangi, sedangkan yang dipandang tidak
mengganggu kelancaran kegiatan pendidikan khususnya
proses pembelajaran maka dapat dilakukan pengurangan
biaya sesuai dengan dana yang tersedia.

28
Dedi Wandra Dkk, Perencanaan Pembiayaan Pendidikan, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol 3, No 5
(2021).6
23
2) Pada tingkat kerjasama dengan komite madrasah
Kerjasama antara komite madrasah dengan kelompok kerja
yang telah terbentuk perlu dilakukan untuk mengadakan
rapat pengurus dan rapat anggota dalam mengembangkan
kegiatan yang harus dilakukan sehubungan dengan
pengembangan RAPBM menurut keinginan seluruh warga
lembaga sekolah dan mengapresiasi seluruh kebutuhan dari
pihak-pihak yang terkait dalam lembaga pendidikan
tersebut.29
Sosialisasi dan legalitas Setelah RAPBM dibicarakan
dengan komite madrasah selanjutnya disosialisasikan kepada
berbagai pihak. Baik sosialisasi kepada warga pendidikan
maupun kepada instansi pendidikan yang terkait dalam hal ini
Kanwil kementerian pendidikan maupun kementerian agama.
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
anggaran adalah harus menerapkan prinsip anggaran
berimbang, artinya rencana pendapatan dan pengeluaran harus
berimbang diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan
minus. Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan
sekolah akan menjadi efektif dan efisien dalam hal keuangan,
maka sentralisasi pengelolaan keuangan perlu difokuskan pada
bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk mempermudah
pertanggungjawaban keuangan.
b) Pelaksanaan Manajemen pembiayaan Pendidikan
Pelaksanaan pembiayaan pendidikan dapat dikelompokkan ke
dalam dua kegiatan yakni penerimaan dan pengeluaran atau
penggunaan yaitu
1) Penerimaan

29
Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendiddikan, (Bandung, Pt. Remaja Rosdakarya, 2006),198-
199
24
Penerimaan merupakan sumber dana yang dibutuhkan oleh
sekolah baik dari intern sekolah seperti iuran siswa maupun
bantuan dari luar seperti instansi pemerintah maupun
swasta. Penerimaan keuangan sekolah dari sumber-sumber
dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan
yang selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa
konsep teoritis maupun peraturan pemerintah. Penerimaan
keuangan sekolah tersebut bersumber dari pemerintah,
penerimaan khusus untuk pendidikan seperti bantuan atau
pinjaman luar negeri yang diperuntukkan bagi pendidikan,
uang sekolah dan sumbangan sukarela dari orang tua
maupun masyarakat.
Pola manajemen keuangan sekolah terbatas pengelolaan
dana tingkat operasional. Salah satu kebijakan keuangan
sekolah adalah adanya pencarian tambahan dana dari
partisipasi masyarakat, selanjutnya cara pengelolaannya
dipadukan sesuai dengan tatanan yang lazim yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
2) Pengeluaran
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu
dipergunakan secara efektif dan efisien. Artinya, setiap
perolehan dana dalam pengeluarannya harus didasarkan
pada kebutuhankebutuhan yang telah disesuaikan dengan
perencanaan pembiayaan pendidikan di sekolah.
Pengeluaran tersebut berhubungan dengan pembayaran
keuangan sekolah untuk pembelian beberapa sumber atau
input dari prestasi sekolah seperti tenaga administrasi, guru,
bahan-bahan, perlengkapan dan fasilitas-fasilitas sekolah.
Pembayaran merupakan pengeluaran yang dilakukan
oleh sekolah untuk memenuhi kebutuhan sekolah seperti

25
tenaga administrasi, guru, bahan-bahan, perlengkapan dan
fasilitas. Ongkos menggambarkan seluruh sumber yang
digunakan dalam proses sekolah, apakah digambarkan
dalam anggaran biaya sekolah atau tidak. Ongkos dari
sumber sekolah menyumbangkan atau tidak terlihat secara
akurat.30
c) Evaluasi Manajemen pembiayaan Pendidikan
Langkah terakhir adalah evaluasi bagaimana anggaran
dapat melayani dengan baik untuk meningkatkan efektifitas
sekolah. “Evaluasi sering menunjukkan kemungkinan adanya
perbedaan di dalam: tujuan, prioritas, dan kemungkinan
berbagai sumber daya yang tersedia”31
Evaluasi adalah pemberian perhatian dengan cara
menerapkan hasil dari temuan-temuannya yang menimbulkan
beberapa penilaian dari suatu efektivitas fungsi sosial, proses,
program atau hasil dalam bidang-bidang tertentu, dan
didefinisikan secara hati-hati berdasarkan objek-objek atau
nilai-nilai.
Menurut Williams dalam buku Management,
Controlling is monitoring progress toward goal achievement
and taking corrective action when progress isn’t being made.
Prosedur pengendalian penggunaan alokasi anggaran sifatnya
sangat normatif administratif artinya pemenuhan pengendalian
masih terbatas pada angka kuantitatif yang terdokumentasi.
Dengan demikian aspek-aspek realistis penggunaan sulit
diukur secara obyektif. Persoalan tersebut sering terjadi
disetiap sekolah. Hal tersebut disebabkan belum berjalannya

30
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung, Pt. Remaja Rosdakarya, 2003),203-204
31
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah”Tinjauan Teoritik Dan Permasalahannya, (Jakarta,
Pt. Raja Grafindo Persada, 2008),321
26
fungsi administrasi keuangan dimana aliran uang dan barang
teridentifikasi sesuai dengan peran dan fungsi.32
Kegiatan manajemen pembiayaan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi dan pertanggung
jawaban perlu dikelola secara efektif dan efisien mungkin agar
proses pelaksanaan berjalan sesuai tujuan yang telah
ditetapkan. Untuk itu perlu adanya keterpaduan antara
penerimaan keuangan dan pengeluaran keuangan.

2. Gerakan Literasi Sekolah


a. Pengertian Gerakan Litersi Sekolah

Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya


menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki
budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran
sepanjang hayat. Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca.
Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal,
nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan
peserta didik. Gerakan Literasi Sekolah ini merupakan upaya
menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah baik guru, peserta
didik, orang tua/wali murid, dan masyarakat, sebagai bagian dari
ekosistem pendidikan sehingga membutuhkan dukungan kolaboratif
berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa
pembiasaan membaca yang dilakukan dengan kegiatan 15 menit
membaca. Guru membacakan buku dan warga sekolah membaca
dalam hati.33

32
Mulyasa, E, Managemen Berebasis Sekolah, (Bandung, Pt. Remaja Rosdakarya,2003),205
33
Muhammad Hilal Hidayat, Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar, (Jurnal Pendidikan:Volume:
3 Nomor: 6 Juni 2018), 5
27
Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup.
Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan
kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta
didik memengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun
dalam kehidupan bermasyarakat.34

Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang


berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam
tulisan. Membaca merupakan merupakan keterampilanberbahasa dan
faktor yang penting dalam proses pembelajaran, karena dengan
membaca peserta didik dapat memperoleh informasi. Membaca
merupakan salah satu kegiatan dalam berliterasi. Literasi tidak dapat
dipisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta
didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang
didapatkannya di bangku sekolah35

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) tak sebatas baca buku, ini dia
cara penerapnya melalui kurikulum wajib baca yang bersumber dari
manual pendukung pelaksanaan gerakan literasi madrasah.36

Pada tahun 2015 kementrian pendidikan memberikan perhatian


penuh terhadap reset internasional yaitu PISA (Programme for
International Student Assessment). Hal itu terjadi karena indonesia
mendapat prestasi yang sangat rendah, terbukti dari data yang terekam
pada tahun 2009, 2012, dan 2015 menyimpulkan bahwa kemampuan
siswa dalam hal membaca berada pada urutan masing-masing pada 57
dari 63 negara, 64 dari 65 negara, dan 64 dari 72 negara. Berdasarkan
pada prestasi yang rendah tersebut maka kemendikbud menerbitkan
Peraturan Menteri nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi
34
Ibid, 2
35
Yulisa Wandasari, Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (Gls) Sebagai Pembentuk Pendidikan
Berkarakter, (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan, Volume 1, No. 1, Juli-
Desember 2017),329
36
Ibid.
28
pekerti yang di dalamnya tersurat mengenai pembiasaan budaya
literasi. Permendikbud inilah kemudian melahirkan Gerakan Literasi
Sekolah atau madrasah (GLS) yang merupakan program untuk
menjadikan lingkungan sekolah dengan warga yang literat.37

b. Konsep Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sat ini menjadi alternatif jitu


yang ditawarkan untuk mewujudkan upaya pendidikan literasi.
Gagasan ini dicanangkan seiring dengan dilakukannya revisi atas
kurikulum 2103.

Konsep gerakan litersi Sekolah (GLS) dijabarkan sebagai


sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan
sekolah sebagai organisasi pembalajran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan public. Melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah diharapkan mampu menumbuhkan budi
pekerti peserta didik agar mereka menjadi pembelaran sepanjang
hayat. Pencanangan gerakan litersi madrasah tentu memiliki tujuan
secara spesifik yang dapat dijelaskan sebagi berikut :

1) Menumbuhkan budaya literasi sekolah

2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agae


tumbuh menjadi ekosistem yang literat.

3) Menjadikan sekolah sebagai tman belajar yang menyenangkan dan


ramah anak agar warga sekolah mempu mengelola pengatahuan
dengan baik dan optimal.

37
Muhammad Hilal Hidayat,“Gerakan Literasi Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan”, Vol.3, No.6 (Juni
2018), 810
29
Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan
beragam buku bacaan, sumber refrensi, dan lainnya serta mewadahi
berbagai strategi membaca.38

c. Prinsip-prinsip Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan Literasi Madrasah yang digagas kementrian pendidikan


dan kebudayaan didasarkan atas pandangan Beers yang menjelasakan
bahwa praktik–praktik yang baik dalam gerakan litersi madrasah
menekankan prinsip – prinsip sebagai berikut :

1) Perkembanghan literasi beerjalan sesuai tahap perekembangan yang


dapat diprediksi.
Tahap perkembanagan anak dalam belajar membaca dan
menulis saling beririsan antara tahap perkembanagan. Memhami
tahap perkembanagan literasi peserta didik dapat membantu sekolah
untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang
tepat sesuai dengan kebutuhan perkembangan mereka.
2) Program literasi yang baik bersifat berimbanng.
Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang
menyadari bahwa setiap peserta didik menyadari bahwa setiap
peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh sebab itu,
strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan,
serta disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program literasi yang
bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahwa bacaan
kaya ragam teks, seperti karya sastra untuk anakdan remaja.
3) Program litersi terintegrasi dengan kurikulum.
Pembiasaan dan pembelajaran literasi di madrasah merupakan
tanggung jwab semua guru di semua mata pelajaran karena
pembelajran dimata pembelajran apapun membutuhkan bahasa,

38
Hendra Kuraniawan, “Literasi Dalam Pembelajaran Sejarah”,(Yogyakarta, Gava Media,2018),22
30
pengembangan profesioanal guru dalam hal literasi perlu diberikan
kepada guru semua mata pelajaran.
4) Kegiatan membaca dan menulis dapat dilakukan kapanpun
Sebagai contoh, “Menulis surat kepada presiden”
atau”membaca untuk ibu” Merupakan contoh literasi yang
bermakna.
5) Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan.

Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan


berbagai kegiatan lisan berupa diskusi tentang buku selama
pembelajran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga perlu membuka
kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berfikir
kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan
perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati
perbedaan pandangan.

6) Kegiatan literasi perlu pengembangan kesadaran terhadap


keragaman

Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan


literasi di sekolah. Bahan bacaan untuk peserta didik perlu
merefleksikan kekayaan budaya Indonesia, agar mereka dapat
terpajan pada pengalam- an multikultural.

I. Metode Penelitian

Metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dengan


menggunakan pemikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.39
Sedangkan penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu terhadap suatu
masalah dengan perlakuan tertentu (seperti memeriksa, mengusut,
menelaah, dan mempelajari secara cermat, dan sungguh sungguh) sehingga
diperoleh sesuatu (seperti mencapai kebenaran, memperoleh jawaban,

39
Cholid Narbuko Dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2015),1
31
pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagainya).40 Jadi metodologi
penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.41

1. Pendekatan dan Jenis penelitian


a. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research)
dengan metode kualitatif yang lebih menekankan pada aspek
pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat
suatu permasalahan untuk penelitian generalisasi.42 Penelitian ini
dilakukan di MTSN 3 Pamekasan wawancara dengan kepala sekolah,
Kesiswaan dan bendahara sekolah terkait pengelolaan manajemen
pembiayaan sekolah dari segi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembiayaan terhadap pengembangkan program GELEM (Gerakan
Literasi Madrsah). Didukung juga dengan penelitian pustaka (library
research) yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi
dengan bantuan material, misalnya : buku, catatan, arsip, Rencana
Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) dan refrensi lainya. Serta
mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan Manajemen
Pembiayaan Pendidikan Terhadap Pemgembangan Program GELEM
(Gerakan Literasi Madrasah) .

2. Sumber data
Data yang di pergunakan dalam penelitian ini terdiri dari
a. Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung tanpa perantara,
dari sumbernya, sumber ini dapat berupa benda-benda situs ataupun
manusia yang langsung berkaitan dengan penelitian, data-data primer
di dapatkan dengan cara menyebarkan kuesioner, melakukan

40
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2011),1
41
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014),2
42
Ibid., 7
32
wawancara atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap
sesuatu hal yang berkaitan dengan penelitian. Data ini diperoleh
melalui observasi, wawancara dengan kepala sekolah dan bendahara
keuangan di MTSN 3 Pamekasan meliputi manajemen pembiayaan
pendidikan dan data penunjang lainya yang mempunyai dampak
dengan aktivitas siswa-siswi terhadap pengembangan program gerakan
literasi madrsah.

b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil tidak secara langsung dari
sumbernya, data sekunder diambil dari berbagai dokumen-dokumen
seperti laporan, buku-buku, karya tulis Koran atau majalah ataupun
seseorang yang mendapatkan informasi dari orang lain yang berkaitan
dengan penelitian.43 Data berasal dari Gobal Madani berupa dokumen-
dokumen seperti Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS),
hasil prestasi akademik dan non akademik serta arsip-arsip yang
berhubungan dengan manajemen pembiayaan madrasah terhadap
pengembangan program gerakan literasi madrasah
3. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi

Observasi cara pengambilan data dengan menggunakan mata,


tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.44
Dalam observasi penelitian ini menggunakan jenis observasi non
partisipasi, dalam observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan yang diobservasi. Observasi ini untuk mengetahui bagaimana
43
Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori Dan Panduan Praktispenelitian
Socialbagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula, (Jakarta : Stia-Lan Press,1999), H. 77-78
44
Moh.Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), H. 154
33
kepala sekolah MTSN 3 Pamekasan memberikan pengarahan kepada
para guru atau karyawan madrasah MTSN 3 Pameksan perihal
kebijakan yang terkait dengan pembiayaan sekolah terhadap
pengembangan program gerakan literasi madrasah.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila


penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
Participant observation (observasi berperan serta) dan non participant
observation.45
a) Observasi berperan serta (Participant Observation)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa

yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.

Dengan observasiparticipant ini maka data yang diperoleh akan

lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari

setiap perilaku yang nampak.

Dalam suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya,

peneliti dapat berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana

perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya,

bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lain, hubungan

karyawan dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan

pekerjaan dan lain-lain.

45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),hlm., 145.
34
b) Observasi non participant

Peneliti dalam observasi non participant ini tidak terlibat

langsung dengan aktivitas orang yang diamati dan hanya sebagai

pengamat independen, ini yang menjadi pembeda antara participant dan

non participant.

Pada jenis observasi ini, peneliti mencatat, menganalisis dan

selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku orang-orang yang

diteliti.46

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

nonpartisipasi, yaitu peneliti hanya mengamati perilaku informan dan

lokasi yang menjadi objek penelitian, yang dalam hal ini adalah direktur

eksekutif, general manager bidang otorisasi, dan guru di MTS Negeri 3

Pamekasan.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal atau semacam


percakapan yang memerlukan kemampuan untuk merumuskan buah
pikiran atau peranannya dengan tepat.47 Obyek yang akan
diwawancarai kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, bendahara
sekolah, Kesiswaan sekolah MTSN 3 Pamekasan serta pihak yang
terlibat dalam proses pembiayaan Metode wawancara ini dipakai untuk
mengumpulkan data tentang kegiatan perencanaan manajemen
pembiayaan pendidikan sekolah, pengelolaan biaya, pelaksanaan,
pengevaluasian, dan data yang berhubungan dengan penelitian ini.

46
Ibid., hlm. 145.
47
Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), H. 115
35
Wawancara ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen
pembiayaan secara umum dan untuk mengetahui manajemen
pembiayaan terhadap pengembangan program gerakan literasi
madrasah.

Jenis wawancara ada dua yaitu terstruktur dan tidak terstruktur:

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah pedoman

wawancara yang hanya memuat garis besar yang mau ditanyakan,

wawancara disini dituntut untuk lebih berkreatifitas agar dapat

memperoleh hasil wawancara yang bagus.48

Penulis menggunakan metode ini sebagai metode pokok dalam


memperoleh data dari lokasi penelitian, terutama yang berkaitan
dengan Manajemen Pembiayaan Pendidikan yang berdampak terhadap
pengembangan program gerakan literasi madrasah.

c. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,


dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya karya
monumental dari seseoarang, dokumen yang berbentuk tulisan seperti
cerita, biografi, peraturan atau kebijakan. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode wawancara dalam penelitian
kualitatif, dimana hasil wawancara, akan lebih kredibel dapat dipercaya
dengan didukung oleh data berupa dokumen. Dokumentasi ini berupa
surat keputusan, arsip sekolah, Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) SMP MTSN 3 Pamekasan. Metode ini digunakan

48
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 190.
36
untuk memperoleh data tentang perancanaan anggaran, pelaksanaan
dana, laporan/evaluasi biaya dan data lain yang berhubungan dengan
penelitian ini. Arsip-arsip yang berkaitan tentang pembiayaan
pendidikan terhadap pengembangan program gerakan literasi
madrasah.

4. Analisis data.
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuanya dapat
diinformasikan kepada orang lain, dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami oleh
diri sendiri juga orang lain.
Pengolahan data merupakan suatu proses, cara, perbuatan mengolah
semua keterangan untuk keperluan penelitian. Beberapa kegiatan tekhnis
yang berhubungan dengan pengolahan data ini adalah sebagai berikut:

a. Reduksi data.

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak


sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci, seperti telah dikemukakan
sebelumnya, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data
yang diperoleh akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu
perlu di lakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya apa-bila diperlukan.

37
b. Model data

Model sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang


membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Sebagaimana dengan reduksi data, menciptakan dan menggunakan
model bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis, peneliti tetap
melakukan analisis. Teks naratif dapat memuat banyak kemampuan
memproses informasi dan berpengaruh pada penemuan
penyederhanaannya. Penarikan/verifikasi kesimpulan.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif


adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Temuan dapat berupa skripsi atau gambaran suatu objek
yang sebelumnya masih remang remang atau bahkan gelap, sehingga
setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat berupa hubungan
kausal atau interaktif, maupun hipotesis atau teori.49
5. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengetahui apakah data-data yang diperoleh dari penelitian
ini absah, maka peneliti berusaha mengecek secara cermat agar penelitian
ini dilakukan tidak terkesan sia-sia atau simbol semata. Untuk itu
pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Untuk menguji keabsahan temuan perlu dilakukan pengecekan
keabsaahan temuan. Oleh karena itu, peneliti harus menggunakan cara atau
tehnik-tehnik tertentu untuk dapat melakukan pengecekan keabsahan data
tersebut. Tehnik-tehnik tersebut antara lain adalah:
a. Penggunaan Bahan Refrensi

49
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Dan Penelitian, (Bandung: Pt Cipta Aditya Bakri),126
38
Seperti halnya peneliti ini akan didukung oleh refrensi berbentuk
dokumentasi sehingga data yang diperoleh semakin dipercaya.
Refrensi ini bisa diperoleh dari buku, jurnal, dan dari data elektronik
seperti internet.
Penelitian ini didukung oleh referensi berbentuk dokumentasi
sehingga data yang diperoleh semakin dipercaya. Referensi ini bisa
diperoleh dari buku, jurnal, dan dari data elektronik seperti internet.
Melalui referensi yang digunakan, peneliti bisa mencermati setiap teori
yang bisa diinterpretasikan dalam penerapan di lapangan yaitu yang
dilakukan di MTs Negeri 3 Pamekasan
b. Perpanjangan Kehadiran.
Perpanjangan kehadiran peneliti akan memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Di pihak lain
perpanjangan kehadiran juga dimaksudkan untuk membangun
kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri
pada peneliti itu sendiri.
Peneliti melakukan perpanjangan kehadiran dengan cara
peneliti tinggal di lapangan sampai apa yang diperlukan oleh peneliti
yaitu data yang valid dapat ditemukan.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 jenis triangulasi


yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Dengan triangulasi
sumber, peneliti menggali kebenaran informasi tertentu melalui
berbagai sumber memperoleh data di MTsN 3 Pamekasan. Sumbernya

39
adalah kepala madrasah, kepala tata usaha, bendahara, operator, guru,
dan siswa. Jadi, peneliti perlu melakukan pengecakan kebenaran data
dari beragam sumber dengan mencari data dari sumber yang seragam
yang masih terkait satu sama lain untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan. Dalam triangulasi sumber, peneliti bersama kepala
madrasah dengan mengajukan pertanyaan dari fokus penelitian
pertama yaitu optimalisasi pembiayaan pendidikan melalui
pengelolaan anggaran sekolah. Lalu peneliti bersama kepala tata usaha
untuk menanyakan fokus pertama. Begitu seterusnya peneliti
menanyakan satu persatu sumber sesuai fokus penelitian sehingga
mendapat data yang valid dari ketiga sumber data tersebut.

Adapun dengan triangulasi metode yaitu peneliti menggunakan


lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang
sama. Peneliti menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi
di MTsN 3 Pamekasan. Dengan triangulasi metode maka peneliti
menggunakan wawancara, dokumentasi, dan observasi yang dapat
memperoleh informasi dari data yang lengkap melalui satu sumber
yaitu kepala madrasah, misalnya wawancara tentang fokus satu yaitu
bagaimana optimalisasi pembiayaan pendidikan melalui pengelolaan
anggaran sekolah, untuk memastikan hasil wawancara, peneliti harus
melihat data hasil wawancara dan observasi terkait kelengkapan sarana
sekolah maupun semua kegiatan yang membutuhkan pembiayaan,
setelah itu mengecek dokumentasi berupa pencatatan pembiayaan
madrasah maupun pencatatan rencana anggaran madrasah.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat memperoleh berbagai


informasi yang bisa dijadikan bahan penelitian yang sesuai dengan
topik yang relevan.
6. Tahapan Penelitian

40
Tahap-tahap penelitian yang ditempuh oleh peneliti adalah dengan cara
mengkategorikan kedalaman tiga tahapan yaitu tahap pra lapangan, tahap
pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.
a. Tahap pra-lapangan.
Tahap ini terdiri dari kegiatan penyusunan ataupun merancang dalam
rencana penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan,
menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informasi,
menyiapkan perlengkapan penelitian, menjaga etika penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan
Tahap ini dilakukan oleh peneliti yang terdiri dari memahami latar
penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan penelitian, dan
mengamati sambil mengumpulkan data.
c. Tahap analisis data.
Dalam tahap ini peneliti menelaah segala data yang telah diperoleh
melalui dokumentasi, obsrvasi, dan wawancara. Mengelola data dapat
dilakukan dengan efosien, dalam tahap penelitian ini peneliti
menggunakan langkah-langkah pertama membuat catatan lapangan
maksud dari langkah ini adalah peneliti mencatat, merekam, memotret apa
yang ada di lapangan. Kedua membuat catatan penelitian, dalam langkah
ini peneliti menulis kembali semua yang diperoleh langkah pertama.
Ketiga mengelompokkan data yang sejenis.Dalam penyusunan laporan ini
peneliti menyusun data dalam bentuk kerangka da nisi hasil penelitian,
kemudian dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk karya ilmiah, yaitu
berupa hasil laporan penelitian, dan mekanisme yang digunakan dalam
penyusunan laporan disesuaikan dengan buku panduan tentang penulisan
karya ilmiah yang diatur oleh IAIN Madura.
7. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh isi dari penulisan
proposal skripsi ini, maka garis besar sistematika pembahasan proposal skripsi
ini, yaitu sebagai berikut: Bagian awal skripsi meliputi halaman formalitas

41
yaitu halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, dan daftar
lampiran. Bagian inti skripsi membuat pokok-pokok permasalahan yang
terdiri dari bab I sampai dengan bab V, yaitu:
Bab I pendahuluan, yaitu berisi tentang dasar-dasar pokok pikiran
sebagai landasan awal penelitian yang memberikan gambaran penelitian yang
dilakukan di dalamnya mencakup konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan
dan kegunaan penelitian, dan kajian penelitian terdahulu.
Bab II kajian pustaka, memuat uraian kajian teori yang relevan dan
terkait dengan tema skripsi mengenai optimalisasi manajemen pembiayaan
pada kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari beberapa sub pembahasan.
Bab III metode penelitian meliputi pendekatan dan jenis penelitian,
kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan
data, analysis data, pengecekan keabsahan data, serta tahap-tahap penelitian.
Bab IV pembahasan hasil penelitian berisi penelitian atau paparan dan
temuan serta pembahasan untuk menjawab rumusan masalah atau fokus
penelitian.
Bab V penutup didalamnya memuat kesimpulan dan saran atau
rekomendasi, Kesimpulan menyajikan secara ringkas dari keseluruhan
penelitian yang berhubungan dengan masalah penelitian sedangkan
rekomendasi kesimpulan berisi uraian menganai langkah-langkah apa yang
perlu diambil oleh peneliti terkait hasil penelitian. Kemudian pada bagian
akhir akan dilengkapi dengan daftar nujukan dan lampiran-lampiran.
8. Outline Penelitian.
Adapun Outline penulisan kualitatif yakni sebagai berikut:
Bagian Awal
Halaman Sampul
Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan

42
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Definisi Istilah
F. Kajian Terdahulu
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Tentang Manajemen Pembiyaan
B. Kajian Tentang Ekstrakurikuler
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
E. Prosedur Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Pengecekan Keabsahan Data
H. Tahap-Tahap Penelitian
BAB VI PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN, DÂN
PEMBAHASAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
B. Pembahasan

43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian Akhir
Daftar Rujukan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup

J. Daftar Rujukan

Achmad Anwar Abidin,‘Manajemen Pembiayaan Pendidikan Tinggi Dalam


Upaya Peningkatan Mutu (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi
Swasta Menengah Di Surabaya)’,Jurnal Penjaminan Mutu, 3.1
(2017)
Ari Prayoga,“Manajemen Pembiayaan Pendidikan Madrasah Aliyah
Darussalam Sumedang”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Dan
Studi Social, Vol. 3, No. 2, (2019)
Arwildayanto, Dkk., Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan
(Bandung: Ikapijabar, 2017)
Durotun Nafisah, Dkk., “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Di Madrasah
Aliyah,” Economic Education Analysis Journal, Vol. 6 No. 3, (2017)
A.Rusdiana, “Manajemen Keuangan Sekolah”,(Bandung:Arsad Press,2013)
Muhammad Hilal Hidayat,“Gerakan Literasi Sekolah Dasar, Jurnal
Pendidikan”, Vol.3, No.6 (Juni 2018)
Farinia Fianto Dkk, “Gerakan Literasi Nasional”,(Jakarta:Tim Gln
Kemendikbud,2017)
I Made Ngurah Suragangga.”Mendidik Lewat Literasi Untuk Pendidikan
Berkualitas”. Jurnal Penjaminan Mutu.Vol.3. No.2. (Agustus 2017)
Https://Mtsn3pamekasan.Sch.Id/?S=Gelem Di Akses Pada Tanggal 19
Oktober 2021 Pukul 10.00 Wib.

44
Mohammad Holis, Kepala Sekolah, Mtsn 3 Pamekasan, Wawancara
Langsung, (07 Oktober 2021)
Agus Budi Harianto, Kesiswaan Mtsn 3 Pamekasan, Wawancara Langsung,
(07 Oktober 2021)
Ahmad Saifudin, Analisis Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Menurut Perspektif
Ekonomi Islam,(Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung,2017)
Elisa Tarwiyatin, Implementasi Manajemen Pembiayaan Dalam
Mengembangkan Sarana Dan Prasarana Berbasis Ict (Studi Kasus Di
Sekolah Dasar Negeri 2 Pengambengan), (Skripsi, Uin Malik
Malang, 2021)
Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar,Pengertian Dan Masalah, (Jakarta:
Bumi Aksara,2011)
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung, Cv. Pustaka Setia,2012)
Sri Winrsih, “Kebijakan Dan Implementasi Manajemen Pembiayaan Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Sekolah”, Jurnal International
Conference Of Moslem Society, Vol.1 (2016)
Arwildayanto, Dkk., Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan
(Bandung: Ikapijabar, 2017)
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan, (Bandung: Pt Rosda Karya, 2003)
Martin, Manjemen Pembiayaan Pendidikan, (Jakarta, Pt Raja Grafindo
Persada,2014)
A.Rusdiana, “Manajemen Keuangan Sekolah”,(Bandung:Arsad Press,2013)
Dedi Wandra Dkk, Perencanaan Pembiayaan Pendidikan, Jurnal Ilmu
Pendidikan, Vol 3, No 5 (2021)
George R. Terry, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta, Pt. Bumi Aksara,1992)
Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendiddikan, (Bandung, Pt. Remaja
Rosdakarya, 2006)

45
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung, Pt. Remaja
Rosdakarya, 2003)
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah”Tinjauan Teoritik Dan
Permasalahannya, (Jakarta, Pt. Raja Grafindo Persada, 2008)
Yunisa Wardasi,“Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (Gls) Sebagai
Pembentuk Pendidikan Berkarakter”,(Jmksp) Jurnal Manajemen,
Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan, Vol.1, No. 1, (2017)
Hendra Kuraniawan, “Literasi Dalam Pembelajaran Sejarah”,(Yogyakarta,
Gava Media,2018)
Cholid Narbuko Dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Pt Bumi
Aksara, 2015)
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2011)
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2014)
Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori Dan
Panduan Praktispenelitian Socialbagi Mahasiswa Dan Peneliti
Pemula, (Jakarta : Stia-Lan Press,1999)
Moh.Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014)
Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 1996)
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Dan Penelitian, (Bandung: Pt Cipta Aditya
Bakri)

46

Anda mungkin juga menyukai