PERUSAHAAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Pengantar Manajemen
Oleh Kelompok 6:
KELAS A2
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam konsep manajemen pada sebuah perusahaan
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang........................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................6
2.1. Definisi Etika dan Tanggung Jawab Sosial...............................................................................6
2.2. Filosofi etika dan tanggungjawab sosial.................................................................................6
2.3. Macam-Macam Etika..............................................................................................................7
2.4. Jenis-Jenis Tangggung Jawab Sosial........................................................................................9
2.5. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis..............................................................10
2.6. Etika Bisnis Yang Tidak Etis .....................................................................................................
2.7. Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial..........................................................................
2.8. Perilaku Perusahaan Terhadap Tanggung Jawab Sosial .........................................................
2.9. Contoh Kasus Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan..................................................
Sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro, sebuah bisnis yang baik harus
memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Nantinya, jika sebuah perusahaan memiliki etika dan
tanggung jawab sosial yang baik, bukan hanya lingkungan makro dan mikronya saja yang akan
menikmati keuntungan, tetapi juga perusahaan itu sendiri. Namun dewasa ini telah kita ketahui
banyak sekali gejolak sosial dalam lingkungan bisnis, yang semua itu menyangkut dengan
pelanggaran etika dan tanggung jawab bisnis. Seringkali kita melihat dan membaca berbagai
media yang mengupas permasalahan tanggung jawab sosial dan etika bisnis oleh para pelaku
bisnis (Sunarto SE., MM,Pengantar Bisnis, 2003 : 38).
Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat terhadap
organisasi tersebut. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan
persaingan oleh karena itu, diharapkan pelaku bisnis dapat menjalankan bisnis yang memenuhi
syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai suatu
system juga diharapkan dapat memiliki tanggunjawab sosial terhadap masyarakat.
Stakeholder menghendaki agar pelaku bisnis atau perusahaan dengan segala bentuk
bisnisnya berperilaku etis dan memiliki tanggungjawab terhadap komunitas, sosial, etika dan
hukum. System bisnis beropersi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis, tanggung jawab
sosial, peraturan pemerintah dan pihak Stakeholder ini menentukan tingkat keberhasilan yang
dapat diraih perusahaan.
Setelah tanggung jawab sosial dipenuhi, bisnis dijalankan seperti semula. Misalnya, ada
program penanaman 100 pohon di bukit Asri atau pembersihan lingkungan Jatibaru, itu
semua sebatas program saja, setelah menanam 100 pohon atau membersihkan lingkungan
maka sudah sampai di situ saja tanggung jawabnya. Jadi, SRE memang menghasilkan
perbedaan yang jelas antara principle dan commerce.
b. Keterlibatan Sosial dalam Kewirausahaan
Keterlibatan bisnis dalam dimensi sosial (Social Involved Entrepreneurship /SIE)
memiliki keterikatan dan kesamaan tujuan dengan masyarakat. Keterlibatan dapat
ditunjukkan dengan kerjasama yang aktif dalam menyelesaikan masalah dalam masyarakat.
Perbedaannya dengan SRE adalah bahwa SIE memiliki dasar keterlibatan yang dalam. SIE
memiliki tinjauan umum bahwa bisnis bukan semata-mata hanya tanggung jawab sosial,
tetapi lebih dalam dari itu, salah satunya yaitu persamaan rasa ingin membangun masyarakat
lebih baik lagi.
Perbedaan SRE dan SIE dapat diilustrasikan bahwa SRE hanya memberikan apa yang
dibutuhkan misalnya uang, bantuan makanan, memenuhi kebutuhan sandang, dan
pembangunan gapura pada suatu desa. Sedangkan SIE tidak hanya memberikan apa yang
dibutuhkan, tetapi juga memberikan rasa peduli, dukungan penuh, dan perhatian jangka
panjang. Jadi, SIE benar-benar terlibat dan memiliki tujuan dan keinginan untuk membangun
masyarakat seperti penjagaan lingkungan agar tetap bersih, menghapuskan diskriminasi, dan
lain-lain. Dengan ini maka SIE berlawanan dengan SRE, bahwa SIE menjalankan commerce-
nya bersinergi dengan principle.
2.5 Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab social suatu bisnis yang dapat atau telah dilakukan
oleh beberapa pengusaha khususnya di Indonesia dapat kita sebutkan disini yaitu:
a. Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila (HIP)
Kebanyakan pengusaha telah melaksanakan HIP dalam bentuk Kesempatan Kerja
Bersama (KKB). KKB merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha
dengan para pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah
buku. Dalam KKB diadakan berbagai ketentuan tentang hak-hak serta kewajiban karyawan.
Kewajiban karyawan tentu saja sudah jelas yaitu melaksanakan tugas pekerjaan yang
ditugaskannya bagi masing-masing karyawan sesuai dengan jabatannya. Sedangkan hak-hak
karyawan, meliputi: cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dasar hukum AMDAL adalah
PP No.27/ 1999 yang didukung oleh paket keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis
usaha dan/ atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dan keputusan kepala
BAPEDAL tentang pedoman penentuan dampak besar dan penting.
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup.
Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usah dan / atau kegiatan pembangunan dapat
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan dampak
negatip dan memaksimalkan dampak positip terhadap lingkungan hidup.Umumnya yang
bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan AMDAL adalah BAPEDAL
(Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).
Banyak pengusaha telah melakukan AMDAL dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya.
Wujud nyata dari amdal tercemin dalam pelaksanaan pengolahan limbah industry sedemikian
rupa sehingga limbah tersebut menjadi tidak menggangu lingkungan. Namun masih banyak
pula pengusaha yang belum menyadari akan tanggung jawabnya terhadap pengolahan limbah
industry.
c. Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penerapan prinsip K3 telah banyak dilaksanakan oleh pengusaha. Guna menjalankan
praktik K3 tentu saja memerlukan banyak peralatan pelindung bagi para pekerja dalam
menjalankan pekerjaannya baik berupa topi pengaman, masker, dan sebagainya. Biasanya
perusahaan yang telah berhasil menjalankan proses produksinya dengan prinsip K3 akan
memperoleh penghargaan yang berupa ”ZERO ACCIDENT”.
d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik Negara dan kecil
milik rakyat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya.
e. Sistem Bapak Anak- Anak angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada
pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
Sebagian besar perusahaan berusaha untuk bertanggung jawab kepada pihak yang ber
kepentingan atas mereka, pertama-tama berfokus pada 5 kelompok utama, yaitu pelanggan,
karyawan, investor, pemasok, dan komunitas lokal. Kemudian mereka dapat memilih pihak
berkepentingan lainnya yang relevan atau penting bagi organisasinya dan mencoba
memenuhi kebutuhan dan pengharapan mereka.
Di bawah ini beberapa bentuk tanggung jawab perusahaan yaitu :
Tanggung jawab terhadap pelanggan
Bisnis yang bertanggung jawab terhadap pelanggan mereka berusaha melayani
pelanggannya secara wajar dan jujur. Mereka juga mencari cara untuk menetapkan harga
secara wajar, menghargai garansi, memenuhi komitmen pengiriman pesanan dan
mempertahankan kualitas produk yang mereka jual.
Tanggung jawab terhadap karyawan
Bisnis yang bertanggung jawab secara sosial terhadap pekerjaannya
memperlakukan karyawan dengan adil, menganggap pekerja sebagai tim, dan
menghormati harga diri dan kebutuhan dasar manusiawi mereka.
Tanggung jawab terhadap investor
Untuk mempertahankan sikap mental dan tanggung jawab sosial terhadap para
investor, para manager harus mengikuti prosedur akuntansi yang pantas, memberikan
informasi yang tepat kepada pihak berkepentingan mengenai kinerja keuangan
perusahaan dan mengelola perusahaan untuk melindungi hak-hak dan investasi para
pemegang saham.
Tanggung jawab terhadap pemasok
Hubungan dengan para pemasok harus dikelola dengan hati-hati, terkadang
perusahaan besar mudah untuk memanfaatkan pemasok dengan menentukan jadwal
pengantaran yang tidak realistis dan mengurangi margin laba denagan cara menekan
harga serendah mungkin. Namun banyak perusahaan yang mengakui pentingnya
perjanjian persekutuan yang saling menguntungkan dengan pemasoknya. Sehingga antara
perusahaan dengan pemasok memiliki hubungan yang baik.
Tanggung jawab terhadap komunitas lokal atau masyarakat
Perusahaan harus peduli terhadap maasalah sosial pemeliharaan lingkungan. Hal
inin tidak berarti bahwa perusahaan boleh mengabaikan tanggung jawab kepada 2 pihak
berkepentingan terhadap bisnis lain. Tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholders
harus seimbang.
Apabila lingkungan sekitar perusahaan tercemar dan tidak sehat, perusahaan
dengan sendirinya akan terkena dampaknya. Dampak tersebut bisa beruapa turunnya
kondisi kesehatan karyawan, ketidak hadiran karyawan yang akan mempengaruhi
koperasi perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba.
2.6 Etika Bisnis Yang Tidak Etis
Merupakan suatu keputusan yang ada dalam dunia bisnis yang diambil dari dalam diri yang terdapat
dalam konteks pribadi yang tidak sejalan dengan aturan yan berlakku apalagi pada zaman sekarang ini
dunia sudah terjadi globalisasi yang dapat mempengaruhi kinerja manusia yang sudah tergantung
dengan teknologi yang semakin tidak mempertimbangkan pengambilan keputusan yang etis. Keputusan
bisnis yang tidak etis adalah keputusan yang kebalikaan dari keputusan yang etis dimana terdapat
langkah-langkah:
Analisa kasus :
Dari contoh kasus diatas merupakan bentuk kepedulian dari Perusahaantersebut terhadap
kepedulian sosial yaitu mendirikan yayasan pendidikan,olahragadan sebagainya dengan nama
Djarum Foundation.
Hal ini akan bersifatmutualisme atau saling menguntungkan karena masyarakat sebagai
pihak yangdiberikan fasilitas oleh perusahaan tentu dapat memanfaatkannya dengan baik
sehingga dapat meningkatkan perekonomian baik dalam bidang olahraga ataupun pendidikan
sedangkan dipihak perusahaan dengan berdirinya perusahaan tersebutmaka akan semakin
mengenalkan nama perusahaan tersebut dan dinilai baik olehmasyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
Sebagai seorang Pelaku bisnis harus mengetahui, mengerti, dan merapkan etika dan
tanggung jawab sosial secara baik. karena hal ini akan berakibat bukan hanya pada kelangsungan
perusahaan tersebut, tapi juga berimbas pada masyarakat.
3.2 Kesimpulan
1) Sistem bisnis yang komplek merupaka hubungan antara bisnis dengan hal-hal yang terkait,
yaitu: pemerintah, penanam modal, konsumen, para penjual, kelompok masyarakat,
organisasi buruh, para pekerja, organisasi bisnis, dunia pengetahuan.
2) Etika adalah suatu pedoman berperilaku baik dan benar (perilaku etis dan tidak etis) yang
berlaku di masyarakat.
3) Etika terdiri dari dua maca, yaitu:
Etika Deskriptif, yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam setiap hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai.
Etika Normatif, menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini.
4) Etika bisnis merupakan suatu aturan yang melandasi perilaku suatu pelaku bisnis.
5) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku bisnis adalah lingkungan bisnis,
organisasi, dan individu.
6) Etika dalam berinteraksi meliputi etika interaksi dengan konsumen, pesaing, lembaga-
lembaga keuangan, karyawan, dan investor.
7) Dalam keadaan seller’s market, artinya pasar dikuasai oleh penjual, dimana penjual yang
berkuasa, etik bisnis kurang diperhatikan. Keadaan seller’s market ditemukan pada Negara-
negara yang belum maju, barang dan jasa yang ditawarkan masih langka, sehingga para
konsumen tidak dapat melakukan pilihan, para penjual dan produsen tidak memperhatika
selera komsumen dan tidak memperhatikan servis yang memuaskan konsumen. Akibat yang
berlarut-larut dari keadaan ini maka timbulah gerakan konsumerisme.
8) Tanggung jawab sosial suatu bisnis atau Corporate Social Responsibility(CSR) adalah
komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan
kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam
kerangka mmewujudkan pembangunan berkelanjutan.
9) Beberapa bentuk tanggung jawab perusahaan yaitu, tanggung jawab terhadap pelanggan,
terhadap karyawan, terhadap investor, terhadap pemasok, dan terhadap komunitas lokal atau
masyarakat.
10) Dalam setiap bisnis pastinya akan meghadapi beberapa resiko dan tantangan tantangan yang
akan kita lalui.
Daftar Pustaka
Agustian,Bemby. 2012. Etika dalam Berbisnis. diakses dari google Indonesia:
http://bembyagus.blogspot.com/2012/04/etika-dalam-berbisnis.html. tanggal 18.04.2022. pukul
12.03WIB.
Hidayat,Rahmat. 2019. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, diakses :
(https://www.kitapunya.net/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-perusahaan.html. Tanggal
18.04.2022. pukul 12.00WIB.)
Alteza, Muniya. (2011). Pengantar Bisnis : Teori dan Aplikasi di Indonesia.Fakultas Ilmu Sosial
dan Ekonomi UNY.
Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.