Anda di halaman 1dari 15

ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Pengantar Manajemen

Oleh Kelompok 6:

AGUSMALINDA PUTRA HAREFA 1988330065


EKA AULIA 218330035
ALISHA NADINE MAHARANI 218330048
YOHANA MAY JENI LUMBANGAOL 218330062
YOLANDA PANJAITAN 218330053
SAMUEL EFRANATA SIBURIAN 218330049

KELAS A2
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam konsep manajemen pada sebuah perusahaan

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, 18 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang........................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................6
2.1. Definisi Etika dan Tanggung Jawab Sosial...............................................................................6
2.2. Filosofi etika dan tanggungjawab sosial.................................................................................6
2.3. Macam-Macam Etika..............................................................................................................7
2.4. Jenis-Jenis Tangggung Jawab Sosial........................................................................................9
2.5. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis..............................................................10
2.6. Etika Bisnis Yang Tidak Etis .....................................................................................................
2.7. Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial..........................................................................
2.8. Perilaku Perusahaan Terhadap Tanggung Jawab Sosial .........................................................
2.9. Contoh Kasus Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan..................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................12


3.1 Saran......................................................................................................................................12
3.2 Kesimpulan ............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro, sebuah bisnis yang baik harus
memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Nantinya, jika sebuah perusahaan memiliki etika dan
tanggung jawab sosial yang baik, bukan hanya lingkungan makro dan mikronya saja yang akan
menikmati keuntungan, tetapi juga perusahaan itu sendiri. Namun dewasa ini telah kita ketahui
banyak sekali gejolak sosial dalam lingkungan bisnis, yang semua itu menyangkut dengan
pelanggaran etika dan tanggung jawab bisnis. Seringkali kita melihat dan membaca berbagai
media yang mengupas permasalahan tanggung jawab sosial dan etika bisnis oleh para pelaku
bisnis (Sunarto SE., MM,Pengantar Bisnis, 2003 : 38).
Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat terhadap
organisasi tersebut. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan
persaingan oleh karena itu, diharapkan pelaku bisnis dapat menjalankan bisnis yang memenuhi
syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai suatu
system juga diharapkan dapat memiliki tanggunjawab sosial terhadap masyarakat.
Stakeholder menghendaki agar pelaku bisnis atau perusahaan dengan segala bentuk
bisnisnya berperilaku etis dan memiliki tanggungjawab terhadap komunitas, sosial, etika dan
hukum. System bisnis beropersi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis, tanggung jawab
sosial, peraturan pemerintah dan pihak Stakeholder ini menentukan tingkat keberhasilan yang
dapat diraih perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan etika dan tanggungjawab social?
2. Apa yang dimaksud dengan etika dan etika bisnis?
3. Apakah yang dimaksud dengan keputusan bisnis yang tidak etis?
4. Bagaimana bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis?
5. Resiko dan tantangan sebuah bisnis serta contoh kasus dan cara penyelesaiannya

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami konsep dari sistem bisnis yang kompleks.
2. Memahami definisi dari etika dan etika bisnis.
3. Memahami bagaimana keputusan bisnis.
4. Menjabarkan dan menjelaskan tentang bentuk-bentuk tanggung jawab sosial dari suatu
bisnis.
5. Memahami cara mengatasi masalah dalam sebuah bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Etika Dan Tanggung Jawab Sosial


Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat, akhlak,watak,
perasaan, sikap, cara berpikir. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika adalah
“ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR "etika
atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Etika
merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik
dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya.
Perkataan etika berasal dari perkataan yunani yaitu, Ethos yang berarti karakter atau sifat
individu yang baik. Pada dasarnya etika dapat didenfinisikan sebagai prinsip-prinsip moral dalam
hidup manusia yang akan menentukan tingkah laku yang benar yang harus dijalankan dan
tingkah laku yang salah yang harus dihindari
Etika adalah suatu study mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang
dilakukan seseorang. Keputusan etik adalah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar.
Etika bisnis kadang-kadang disebut pula etika manajemen ialah penerapan standar moral
kedalam kegiatan bisnis.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate socialresponsibility (CSR) adalah suatu
konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memilki suatu
tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan. (Afwan Hariri, Pengantar Bisnis, 2009 : 34)
Tanggung jawab sosial (Social Responbility) merupakan usaha suatu bisnis
menyeimbangkankan komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya yang
meliputi, bisnis lain, karyawan, investor, dan komunitas lokal.
Stakeholder Etika dalam bisnis diantaranya sebagai berikut:
a. Konsumen; konsumen berkepentingan terhadap perilaku etis perusahaan berhubungan
dengan produk.
b. Karyawan; merupakan sumber ekonomi perusahaan yang penting.
c. Investor penanam modal ; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
dinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan
d. Pemilik dan manajemen; berkepentingan menjalankan kegiatan manfaat kepada pemilik ,
manajemen serta stakeholder.
e. Pemasokbahan-bahan; pemasok berkepentingan terhadap perilaku etis berbubungan dengan
kemampuan perusahaan dalam memberikan kelancaran hubungan dengan pemasok.
f. Organisasi pekerja; berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk menjamin atau
memenuhi kewajiban untuk kehidupan para karyawan.
g. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha; pemerintah dalam mengatur
kelancaran usaha melalui berbagai kebijakan.
h. Bank penyandang dana perusahaan atau kreditur; bank maupun kreditur merupakan
sumberdana bagi kelancaran usaha perusahaan.\
i. Investor penanam modal; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
didinvestasikan dalam kegiatan perusahaan
j. Masyarakat; merupakan pihak yang mengamati kehidupan perusahaan dan adakalanya
memperngaruhi bisnis.
k. Kelompok khusus atau mitra usaha; merupakan relasi usaha yang dapat bekerjasama dalam
kegiatan operasional perusahaan.
2.2 Filosofi Etika Dan Tanggung Jawab Sosial
Tujuan etika adalah untuk memungkinkan individu membuat berbagai pilihan di antara perilaku
alternatif. Banyak praktek manajemen perusahaan yang dengan mudah mendapatkan masalah
dalam tindakan tidak etis dan ilegal, yang sampai sekarang masih dipertanyakan dan menjadi
bahan kajian antara lain (Cavanagh dalam Hunger & Whellen, 2000)
1. Kelalaian praktek manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan dan pabrik bahan kimia serta
limbah industri.
2. Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas.
3. Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.
4. Produk dan penjualan produk rusak.
5. Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial.
6. Diskriminasi dalam sex, ras, suku.
Dari sudut pandang strategi, suatu perusahaan wajib mempertimbangkan tanggungjawab
sosial di mana bisnis menjadi bagiannya. Argumen yang berkaitan dengan perilaku manajemen
perusahaan dalam etika dan tanggungjawab sosial adalah Hunger & Whellen (2000):
1. Moralitas
2. Pemurnian kepentingan diri sendiri
3. Teori investasi
4. Mempertahankan ekonomi
2.3 Macam - Macam Etika
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau
etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia
secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan
antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan
antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas
nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf:
1991: 23), sebagai berikut:
a. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta
apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya
Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai
dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau
tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan
manusia dapat bertindak secara etis.
b. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki
oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan normanorma yang dapat menuntun
agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan
kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
c. Individu
Dalam bekerja individu harus memiliki tanggung jawab moral terhadap pekerjaannya
dengan menjaga kehormatan profesinya, disini individu memiliki kode etik tertentu dalam
pekerjaannya. Antara lain :
 Untuk menjaga keselarasan dan konsistensi antara gaya menejemen strategis dan
kebijakan dalam pengembangan usaha di satu pihak dengan pengembangan sosial
ekonomi dipihak lain.
 Untuk menciptakan iklim usaha yang bergairah dan suasana persaingan yang sehat.
 Untuk mewujudkan integeritas perusahaan terhadap lingkunga, masyarakat, dan
pemerinta.
 Untuk menciptakan ketenangan, kenyamanan, dan keamanan batin bagi pemiliki
perusahaan atau investor serta bagi para karyawan.
 Untuk dapat mengangkat harkat perusahaan nasional di dunia perdagangan internasional.

2.4 Jenis Jenis Tanggung Jawab Sosial


Bisnis memiliki tanggung jawab sosial. Dari mana asalnya bahwa bisnis memiliki
tanggung jawab sosial? Di sini tidak akan dibahas soal asal muasal tanggung jawab sosial, tetapi
langsung kepada anggapan bahwa bisnis memiliki tanggung jawab sosial. Oleh karena itu,
tanggung jawab sosial harus senantiasa diperhatikan dalam berbisnis. Artinya, berbisnis bukan
hanya sekedar mencari keuntungan semata, tetapi juga memiliki nilai mulia didalamnya.
Ada salah satu perusahaan rokok terkenal di Indonesia yang memiliki program tanggung
jawab sosialnya dengan tema beasiswa. Seperti yang sudah diketahui, bahwa rokok memang
terbukti dapat mengganggu kesehatan. Namun, adanya program tanggung jawab sosial berupa
beasiswa dapat membuktikan bahwa kegiatan usaha tidak semata-mata hanya untuk mencari
keuntungan, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Dengan demikian, anggapan rokok mengganggu kesehatan bisa diredam dengan adanya
program tanggung jawab sosial. Ada dua jenis tanggung jawab sosial dalam bisnis, yaitu
tanggung jawab sosial kewirausahaan (Social Responsible Entrepreneurship) dan keterlibatan
sosial dalam kewirausahaan (Social Involved Entrepreneurship). Dua jenis tanggung jawab
sosial ini dikemukakan oleh KPMG Ethics & Integrity Consulting sebuah lembaga di negara
Belanda.
a. Tanggung Jawab Sosial Kewirausahaan
Tanggung jawab sosial yang pertama ini (Social Responsible Entrepreneurship / SRE)
merupakan aksi atau tindakan minimal terkait dengan kewajiban sosial sebuah perusahaan.
Aksi tersebut dapat direpresentasikan dalam bentuk program yang memiliki tujuan tersendiri.
SRE tidak memiliki keterlibatan lebih jauh lagi selain memenuhi tanggung jawab sosialnya.

Setelah tanggung jawab sosial dipenuhi, bisnis dijalankan seperti semula. Misalnya, ada
program penanaman 100 pohon di bukit Asri atau pembersihan lingkungan Jatibaru, itu
semua sebatas program saja, setelah menanam 100 pohon atau membersihkan lingkungan
maka sudah sampai di situ saja tanggung jawabnya. Jadi, SRE memang menghasilkan
perbedaan yang jelas antara principle dan commerce.
b. Keterlibatan Sosial dalam Kewirausahaan
Keterlibatan bisnis dalam dimensi sosial (Social Involved Entrepreneurship /SIE)
memiliki keterikatan dan kesamaan tujuan dengan masyarakat. Keterlibatan dapat
ditunjukkan dengan kerjasama yang aktif dalam menyelesaikan masalah dalam masyarakat.
Perbedaannya dengan SRE adalah bahwa SIE memiliki dasar keterlibatan yang dalam. SIE
memiliki tinjauan umum bahwa bisnis bukan semata-mata hanya tanggung jawab sosial,
tetapi lebih dalam dari itu, salah satunya yaitu persamaan rasa ingin membangun masyarakat
lebih baik lagi.

Perbedaan SRE dan SIE dapat diilustrasikan bahwa SRE hanya memberikan apa yang
dibutuhkan misalnya uang, bantuan makanan, memenuhi kebutuhan sandang, dan
pembangunan gapura pada suatu desa. Sedangkan SIE tidak hanya memberikan apa yang
dibutuhkan, tetapi juga memberikan rasa peduli, dukungan penuh, dan perhatian jangka
panjang. Jadi, SIE benar-benar terlibat dan memiliki tujuan dan keinginan untuk membangun
masyarakat seperti penjagaan lingkungan agar tetap bersih, menghapuskan diskriminasi, dan
lain-lain. Dengan ini maka SIE berlawanan dengan SRE, bahwa SIE menjalankan commerce-
nya bersinergi dengan principle.
2.5 Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab social suatu bisnis yang dapat atau telah dilakukan
oleh beberapa pengusaha khususnya di Indonesia dapat kita sebutkan disini yaitu:
a. Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila (HIP)
Kebanyakan pengusaha telah melaksanakan HIP dalam bentuk Kesempatan Kerja
Bersama (KKB). KKB merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha
dengan para pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah
buku. Dalam KKB diadakan berbagai ketentuan tentang hak-hak serta kewajiban karyawan.
Kewajiban karyawan tentu saja sudah jelas yaitu melaksanakan tugas pekerjaan yang
ditugaskannya bagi masing-masing karyawan sesuai dengan jabatannya. Sedangkan hak-hak
karyawan, meliputi: cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dasar hukum AMDAL adalah
PP No.27/ 1999 yang didukung oleh paket keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis
usaha dan/ atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dan keputusan kepala
BAPEDAL tentang pedoman penentuan dampak besar dan penting.
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup.
Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usah dan / atau kegiatan pembangunan dapat
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan dampak
negatip dan memaksimalkan dampak positip terhadap lingkungan hidup.Umumnya yang
bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan AMDAL adalah BAPEDAL
(Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).
Banyak pengusaha telah melakukan AMDAL dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya.
Wujud nyata dari amdal tercemin dalam pelaksanaan pengolahan limbah industry sedemikian
rupa sehingga limbah tersebut menjadi tidak menggangu lingkungan. Namun masih banyak
pula pengusaha yang belum menyadari akan tanggung jawabnya terhadap pengolahan limbah
industry.
c. Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penerapan prinsip K3 telah banyak dilaksanakan oleh pengusaha. Guna menjalankan
praktik K3 tentu saja memerlukan banyak peralatan pelindung bagi para pekerja dalam
menjalankan pekerjaannya baik berupa topi pengaman, masker, dan sebagainya. Biasanya
perusahaan yang telah berhasil menjalankan proses produksinya dengan prinsip K3 akan
memperoleh penghargaan yang berupa ”ZERO ACCIDENT”.
d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik Negara dan kecil
milik rakyat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya.
e. Sistem Bapak Anak- Anak angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada
pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
Sebagian besar perusahaan berusaha untuk bertanggung jawab kepada pihak yang ber
kepentingan atas mereka, pertama-tama berfokus pada 5 kelompok utama, yaitu pelanggan,
karyawan, investor, pemasok, dan komunitas lokal. Kemudian mereka dapat memilih pihak
berkepentingan lainnya yang relevan atau penting bagi organisasinya dan mencoba
memenuhi kebutuhan dan pengharapan mereka.
Di bawah ini beberapa bentuk tanggung jawab perusahaan yaitu :
 Tanggung jawab terhadap pelanggan
Bisnis yang bertanggung jawab terhadap pelanggan mereka berusaha melayani
pelanggannya secara wajar dan jujur. Mereka juga mencari cara untuk menetapkan harga
secara wajar, menghargai garansi, memenuhi komitmen pengiriman pesanan dan
mempertahankan kualitas produk yang mereka jual.
 Tanggung jawab terhadap karyawan
Bisnis yang bertanggung jawab secara sosial terhadap pekerjaannya
memperlakukan karyawan dengan adil, menganggap pekerja sebagai tim, dan
menghormati harga diri dan kebutuhan dasar manusiawi mereka.
 Tanggung jawab terhadap investor
Untuk mempertahankan sikap mental dan tanggung jawab sosial terhadap para
investor, para manager harus mengikuti prosedur akuntansi yang pantas, memberikan
informasi yang tepat kepada pihak berkepentingan mengenai kinerja keuangan
perusahaan dan mengelola perusahaan untuk melindungi hak-hak dan investasi para
pemegang saham.
 Tanggung jawab terhadap pemasok
Hubungan dengan para pemasok harus dikelola dengan hati-hati, terkadang
perusahaan besar mudah untuk memanfaatkan pemasok dengan menentukan jadwal
pengantaran yang tidak realistis dan mengurangi margin laba denagan cara menekan
harga serendah mungkin. Namun banyak perusahaan yang mengakui pentingnya
perjanjian persekutuan yang saling menguntungkan dengan pemasoknya. Sehingga antara
perusahaan dengan pemasok memiliki hubungan yang baik.
 Tanggung jawab terhadap komunitas lokal atau masyarakat
Perusahaan harus peduli terhadap maasalah sosial pemeliharaan lingkungan. Hal
inin tidak berarti bahwa perusahaan boleh mengabaikan tanggung jawab kepada 2 pihak
berkepentingan terhadap bisnis lain. Tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholders
harus seimbang.
Apabila lingkungan sekitar perusahaan tercemar dan tidak sehat, perusahaan
dengan sendirinya akan terkena dampaknya. Dampak tersebut bisa beruapa turunnya
kondisi kesehatan karyawan, ketidak hadiran karyawan yang akan mempengaruhi
koperasi perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba.
2.6 Etika Bisnis Yang Tidak Etis
Merupakan suatu keputusan yang ada dalam dunia bisnis yang diambil dari dalam diri yang terdapat
dalam konteks pribadi yang tidak sejalan dengan aturan yan berlakku apalagi pada zaman sekarang ini
dunia sudah terjadi globalisasi yang dapat mempengaruhi kinerja manusia yang sudah tergantung
dengan teknologi yang semakin tidak mempertimbangkan pengambilan keputusan yang etis. Keputusan
bisnis yang tidak etis adalah keputusan yang kebalikaan dari keputusan yang etis dimana terdapat
langkah-langkah:

 Tidak menentukan fakta-fakta


 Tidak mengidentifikasi para pemegang kepentingan
 Tidak mempertmibangkan alternatif-alternatif yang tersedia
 Tidak memperimbangkan bagaimanasebuah keputusan dapat mempengaruhi para pemegang
kepentingan
 Tidak membuat sebuah keputusan
 Tidak memantau hasil

2.7 Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial


Dalam pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk membuat keputusan
etika, apakah perilaku dalam praktik nantinya etis atau tidak etis. Zimmmerer (1996)
memberikan prinsip-prinsip umum etika yang mengarahkan perilaku, yaitu :
1. Kejujuran. Pengusaha harus memiliki prinsip penuh kepercayaan, bersikap jujur, tidak
melakukan kecurangan, tidak berbohong,tidak mencuri.
2. Integritas. Memegang prinsip kebenaran, melakukan kegiatan dengan terhormat, berani
dan penuh pendirian.
3. Memelihara janji. Pengusaha yang baik selalu memegang janji, mentaati janji, penuh
komitmen dan dapat dipercaya.
4. Kesetiaan. Hemat dan loyal kepada keluarga, perusahaan, bangsa dan negara. Mampu
memegang rahasia dan melakukan kegiatan secara tepat dalam konteks profsional.
5. Keadilan. Berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan dan kebaikan
orang lain, toleransi terhadap keberagaman.
6. Suka membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas kasihan
terhadap orang lain maupun masyarakat.
7. Hormat kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati hak dan
kebebasan orang lain.
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara yang baik,
mentaati aturan agama, negara, penuh kesadaran sosial.
9. Mengejar keunggulan. Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan
kompetensi. Mengejar keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.
10. Dapat dipertanggung jawabkan. Segala kegiatan atau aktivirtas dapat
dipertanggungjawabkan secara moral, legal formal.
Michael Bonner, et.al.,(1987) memunculkan model proses pengambilan keputusan etika
dengan memasukkan elemen sumber daya perusahaan dan lingkungan eksteren bagi penentu
perilaku etis. Beberapa elemen tersebut adalah lingkungan kerja, lingkungan pemerintah dan
legal formal, lingkungan sosial, profesional, personal dan atribut individu. Dalam aplikasi,
pengambilan keputusan etika mempergunakan rantai keputusan konsep overwhelming factor
( faktor yang menekan/situasional), yang pada situasi tertentu membenarkan tindakan
mengesampingkan salah satu atau beberapa elemen tersebut.
Disini kebijakan manajer berperan. Jika pada suatu situasimuncul faktor penekan, maka
aturan yang digunakan adalah prinsip efek ganda. Jika alternatif yang dipilih dimaksudkan untuk
memaksimumkan akibat yang baik dan meminimumkan akibat yang jelek, maka menajer
perusahaan yang membuat keputusan memiliki kecenderungan mendapat simpati, jika keputusan
tersebut dipermasalahkan secara legal formal ( Donaldson, Thomas, 1989; Bonner, et.al,. 1987:
William, 1991)
Cullen , B. John (2005:129) memberikan model alur analisis pengambilan keputusan etika
perusahaan secara lebih rinci, sebagai berikut :
1) Analisis ekonomi (economic analysis). Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui
kemampuan bisnis dalam mendatangkan profit sebagai bentuk tanggung jawab ekonomi
kepada stakeholder.
2) Analisis legal (legal analysis). Analisis legal fokus pada kesesuaian operasional
perusahaan (rules of the games) dengan legalitas formal antar Negara (host or home
country law).
3) Analisis etika organisasi (organizational ethical analysis). Analisis etika organisasi
digunakan untuk kesesuaian budaya organisasi perusahaan dengan etika yang diterapkan.
4) Analisis sensitivitas budaya (cultural sensitivity analysis). Analisis sensitivitas budaya
digunakan untuk kesesuaian etika dengan budaya local di mana perusahaan beroperasi.
5) Analisis personal (personal analysis). Dan analisis personal focus pada kesesuaian
dengan moral dan kepercyaan personal stakeholder.
Tantangan perkembangan lingkungan dan respon yang cepat dari masyarakat akan peran
serta perusahaan terhadap kehidupan social,mengharuskan perusahaan cepat aktif dalam aktifitas
tanggung jawab social. Hawken dan McDonough (1993) dalam Koratko and Hodgetts (2007)
memberikan langkah awal secara praktis dan strategis guna kepekaan terhadap tanggung jawab
social.
2.8 Perilaku Perusahaan Terhadap Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yang dapat berjalan dengan baik/survival memasuki tahap dua dan tiga dalm
respon tanggung jawab sosial. Aktivitas perusahaan sudah memasukan program tanggung jawab
sosial, proaktif memiliki keinginan mengevaluasi setiap aktivitas yang berhubungan dengan
publik ( social responsiveness ). Setiap keputusan manajer perusahaan mempertimbangkan
keinginan stakeholder ( penyesuaian inside group dan outside group ) sebagai bagian integral
dari kehidupan perusahaan.
2.9 Contoh Kasus Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab sosial seperti yang dilakukanoleh salah satu perusahaan rokok di Indonesia,PT.
Djarumyaitu mendirikansebuah foundation yang menangani masalah pendidikan, olahraga, dsb,
yaituDjarum Foundation.Ini adalah contoh nyata dari tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility) terhadap masyarakat.Hal-hal ini dilakukan perusahaan
sebenarnya juga untuk keuntungan jangka panjang dari perusahaan itu sendiri. Seperti
perusahaan akan lebih dikenaloleh masyarakat sekitar karena mereka memperkerjakan
masyarakat sekitar,dikenal karena perusahaan tersebut ramah lingkungan, dan juga dikenal
karenamemberi sumbangsih kepada masyarakat.

Analisa kasus :
Dari contoh kasus diatas merupakan bentuk kepedulian dari Perusahaantersebut terhadap
kepedulian sosial yaitu mendirikan yayasan pendidikan,olahragadan sebagainya dengan nama
Djarum Foundation.
Hal ini akan bersifatmutualisme atau saling menguntungkan karena masyarakat sebagai
pihak yangdiberikan fasilitas oleh perusahaan tentu dapat memanfaatkannya dengan baik
sehingga dapat meningkatkan perekonomian baik dalam bidang olahraga ataupun pendidikan
sedangkan dipihak perusahaan dengan berdirinya perusahaan tersebutmaka akan semakin
mengenalkan nama perusahaan tersebut dan dinilai baik olehmasyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
Sebagai seorang Pelaku bisnis harus mengetahui, mengerti, dan merapkan etika dan
tanggung jawab sosial secara baik. karena hal ini akan berakibat bukan hanya pada kelangsungan
perusahaan tersebut, tapi juga berimbas pada masyarakat.
3.2 Kesimpulan
1) Sistem bisnis yang komplek merupaka hubungan antara bisnis dengan hal-hal yang terkait,
yaitu: pemerintah, penanam modal, konsumen, para penjual, kelompok masyarakat,
organisasi buruh, para pekerja, organisasi bisnis, dunia pengetahuan.
2) Etika adalah suatu pedoman berperilaku baik dan benar (perilaku etis dan tidak etis) yang
berlaku di masyarakat.
3) Etika terdiri dari dua maca, yaitu:
 Etika Deskriptif, yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam setiap hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai.
 Etika Normatif, menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini.
4) Etika bisnis merupakan suatu aturan yang melandasi perilaku suatu pelaku bisnis.
5) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku bisnis adalah lingkungan bisnis,
organisasi, dan individu.
6) Etika dalam berinteraksi meliputi etika interaksi dengan konsumen, pesaing, lembaga-
lembaga keuangan, karyawan, dan investor.
7) Dalam keadaan seller’s market, artinya pasar dikuasai oleh penjual, dimana penjual yang
berkuasa, etik bisnis kurang diperhatikan. Keadaan seller’s market ditemukan pada Negara-
negara yang belum maju, barang dan jasa yang ditawarkan masih langka, sehingga para
konsumen tidak dapat melakukan pilihan, para penjual dan produsen tidak memperhatika
selera komsumen dan tidak memperhatikan servis yang memuaskan konsumen. Akibat yang
berlarut-larut dari keadaan ini maka timbulah gerakan konsumerisme.
8) Tanggung jawab sosial suatu bisnis atau Corporate Social Responsibility(CSR) adalah
komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan
kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam
kerangka mmewujudkan pembangunan berkelanjutan.
9) Beberapa bentuk tanggung jawab perusahaan yaitu, tanggung jawab terhadap pelanggan,
terhadap karyawan, terhadap investor, terhadap pemasok, dan terhadap komunitas lokal atau
masyarakat.
10) Dalam setiap bisnis pastinya akan meghadapi beberapa resiko dan tantangan tantangan yang
akan kita lalui.
Daftar Pustaka
Agustian,Bemby. 2012. Etika dalam Berbisnis. diakses dari google Indonesia:
http://bembyagus.blogspot.com/2012/04/etika-dalam-berbisnis.html. tanggal 18.04.2022. pukul
12.03WIB.
Hidayat,Rahmat. 2019. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, diakses :
(https://www.kitapunya.net/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-perusahaan.html. Tanggal
18.04.2022. pukul 12.00WIB.)
Alteza, Muniya. (2011). Pengantar Bisnis : Teori dan Aplikasi di Indonesia.Fakultas Ilmu Sosial
dan Ekonomi UNY.
Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai