Kholifatus Zahroh
Institude Agama Negeri Islam Madura
Email : kholiefZahroh99@gmail.com
Abtrak
Tulisan ini akan membahas aspek aksiologis pada konsep Manajemen Pendidikan
Islam. pembahassan mengenai aksiologis Manajemen Pendidikan Islam akan dibahas
Apa kegunaan dan manfaat Manajemen Pendidikan tersebut? Meliputi tujuan yang
ingin dicapai. Dalam hal ini mengapa Manajemen Pendidikan Islam diperlukan ? Apa
manfaatnya ? Pengertian manajemen dari segi bahasa bahwa kata manajemen berasal
dari bahasa Inggris yang merupakan terjemahan langsung dari kata “management”
yang berarti: pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam
kamus Inggris Indonesia, bahwa kata “Management” berasal dari akar kata to
manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan
memperlakukan.
Kata kunci : Aksiologi, manajemen, pendidikan, Islam.
Abtrac
his paper will discuss the axiological aspects of the concept of Islamic Education
Management. The discussion on the axiology of Islamic Education Management will
be discussed. What are the uses and benefits of the Educational Management?
Includes goals to be achieved. In this case why is Islamic Education Management
needed? What are the benefits? Understanding management in terms of language that
the word management comes from English which is a direct translation of the word
"management" which means: management, management, or leadership. Meanwhile,
in the English-Indonesian dictionary, the word "Management" comes from the root
word to manage which means to manage, regulate, implement, manage, and treat.
Pendahuluan
Perlu kita akui bersama bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang dianugerahi
akal, melalui akal tersebut manusia bisa berpikir tentang banyak hal baik dalam segi cakupan
materi ataupun immateri. Semuanya tidak luput menjadi hal yang dipikirkan. serta serta
dengan berpikir pula manusia bisa mengidentifikasi dan mengidentifikasikan semua objek
materi yang ada di sekitarnya. Di sana manusia mampu menghimpun semua kebutuhannya,
mengenal dan memahami betul akan identitas kemanusiaannya sampai pada tahap mengenal
Tuhan sebagai sang pencipta atas kehadirannya.
Dengan dianugerahi akal tersebut lantas tidak sekedar cukup bangga sehingga
berdiam membatasi diri dengan objek lain yang ada di sekitarnya. kreativitas dalam
mengolah mempertajam dan mengidentifikasi kadar kapasitasnya sebagai anugerah adalah
jalan untuk menumpas bahan realitas yang tak bertepi. Melalui akal pula seseorang bisa
mengasumsi bahwa memahami dan mengenali diri pribadi manusia berarti ia memahami
alam semesta. Mencermati setiap kualitas eksistensi sekitar menjadi ilmu pengetahuan, ilmu
pengetahuan yang menjadi asas akan adanya pengenalan khusus terhadap suatu objek tertentu
hingga menghasilkan suatu definisi yang merupakan kesimpulan logis dari yang nampak.
Padahal kita butuh penjelasan yang kompleks dan totalitas mengenai pembahasan ini
mengenai pembahasan nilai. Terlebih lagi bila kita mengingat bahwa semua aktivitas sehari-
hari secara pasti terdapat nilai yang bisa kita ambil. Terutama kita secara sadar telah berada di
ruang lingkup pendidikan yang di mana kita dituntut untuk perlu memahami akan suatu
aksiologi atau nilai dalam ilmu Manajemen pendidikan Islam.
Atas dasar demikian dampaknya di sini kita membutuhkan pemahaman yang lebih
jelas mengenai persoalan aksiologi mulai dari yang mendasar yakni pengertian dan lain-lain
sampai dengan pengaplikasian aksiologi dalam ilmu pengetahuan manajemen pendidikan
Islam.
Pembahasan
Pengertian Aksiologi
Secara simplikasi term Aksiologi memiliki makna menunjukkan kata sifat, artinya
bersifat Aksiologi. Menurut etimologi axiologi adalah berasal dari bahasa yunani kuno yakni
aksios dan logos, aksios arinya nilai sedangkan logos memiliki arti teori, sehingga aksiologi
diartikan teori yang mempelajari nilai yang merupakan cabang dari filsafat.1
Sedangkan dalam buku loren, suriasumantri menjelaskan bahwa aksiologi ialah teori
nilai yang ada kaitannya untuk sebuah manfaat dari pengetahuan yang di dapat. Dalam
perspektif Lorens Bagus terminologi Aksiologi ditegaskan berasal dari kata yunani, yakni
axios yang berarti layak, pantas dan logos yang bermakna ilmu, studi mengenai dari akar kata
ini terfokus menjadi tiga definitif yang signifikan. Pertama, Aksiologi diartikan sebagai
1
Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007), 36
analisis nilai-nilai. Dalam artian melelui analisis ini bertujuan membatasi arti, ciri-ciri asal
tipe kriteria dan status epistemiologi dari nilai-nilai tersebut. Kedua Aksiologi memiliki arti
sebagai suatu studi yang menyangkut segala yang bernilai atau studi yang menyangkut teori
umum tentang nilai sementara. dalam pengertian yang Ketiga Aksiologi merupakan studi
filosofis mengetahui mengenai hakikat nilai-nilai2
Aksiologi diartikan sebagai analisis nilai-nilai. Dalam artian melelui analisis ini
bertujuan membatasi arti, ciri-ciri asal tipe kriteria dan status epistemiologi dari nilai-nilai
tersebut. Kedua Aksiologi memiliki arti sebagai suatu studi yang menyangkut segala yang
bernilai atau studi yang menyangkut teori umum tentang nilai sementara dalam pengertian
yang Ketiga Aksiologi merupakan studi filosofis mengetahui mengenai hakikat nilai-nilai.
Tidak jauh berbeda dengan pengertian dalam kamus ilmiah populer yang menegaskan
Aksiologi lebih sarkastik dan universal. Dimana Aksiologi bermakna penyelidikan terhadap
nilai-nilai atau martabat dan tindakan manusia (cabang dari filsafat).3
Dari semua pandangan tersebut setidaknya kita telah mampu mendeskripsikan dan
mengambil benang merah mengenai term Aksiologi. Bahwa Aksiologi merupakan salah satu
cabang filsafat yang memiliki fokus kajian dalam menganalisis hakikat nilai atau segala hal
yang bersangkut paut dengan nilai.
2
Lorens Bagus, Kamus Filsafat. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 33
3
Didin Sirojudin Dan Hilyah Ashoumi, Aksiologi Ilmu Pengetahuan Manajemen Pendidikan Islam, , Al-Idaroh:
Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Islam, Vol.4, No. 2 September 2020, 184.
4
Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, terj. Soejono Soemargono, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,2004),319
Pengertian manajemen pendidikan Islam sebagaimana disebutkan di atas, menurut
penulis perlu dilengkapi sebagai berikut: “Bahwa manajemen pendidikan Islam itu adalah
suatu proses ( Planning, Organizing, actuating, dan controling) pemanfaatan yang Islami
seluruh potensi yang ada ( manusia atau bukan manusia, diri sendiri dan orang lain ) secara
totalitas dalam aktivitas (upaya, lembaga, serta produk) pendidikan Islam, dimulai dari niat
secara Islami dan untuk mencapai tujuan yang Islami.5
Awal mulanya tema manajemen hanya populer dalam dunia perusahaan atau bisnis.
Kemudian tema ini digunakan dalam profesi lainnya, termasuk oleh pendidikan dengan
beberapa modifikasi dan spesifikasi tertentu lantaran terdapat perbedaan objek, Made Pidarta
menegaskan: Manajemen sekolah sangat berbeda dengan manajemen bisnis dan merupakan
bagian dari manajemen Negara.
Namun, manajemen sekolah tidak persis sama dengan manajemen Negara. Kalau
manajemen Negara mengejar kesuksesan program baik rutin maupun pembangunan, maka
manajemen sekolah mengejar kesuskesan perkembangan anak manusia melalui pelayanan-
pelayanan pendidikan yang memadai. Dengan demikian, manajemen bisnis maupun
manajemen Negara tidak dapat diterapkan begitu saja dalam dunia pendidikan.
Ternyata baik dalam dunia bisnis, Negara, maupun pendidikan, manajemen memiliki
peran penting untuk mengantarkan kemajuan organisasi. Menurut nanang fatah, teori
manajemen mempunyai peran atau membantu menjelaskan perilaku organisasi yang
berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan kepuasan ( satisfaction) Sehingga dalam hal ini
kalau dikaitkan dengan pendidikan Islam, maka manajemen ini mempunyai peran atau
membantu menjelaskan perilaku lembaga pendidikan Islam yang berkaitan dengan motivasi,
produktivitas dan kepuasan dalam mengatur lembaga pendidikan Islam. Sedangkan Proses
atau fungsi manajemen sekolah atau lembaga pendidikan pada dasarnya tidak berbeda dengan
fungsi-fungsi manajemen pada umumnya, kalaupun ada perbedaan itu tidak terletak pada
substansinya, tetapi pada praktek pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut karena dipenga ruhi oleh
jenis, tipe, dan karateristik organisasi serta manajer dan anggota (karyawan organisasi)
5
Septuri, Konsep Manajemen Pendidikan Islam: Sebuah Analisis Aspek Ontologi. Epistemologi, dan Aksiologi
Konsep Manajemen Pendidikan Islam, 2016, https://dx.doi.org/10.24042/alidarah.v6i1.790
Oleh karenanya bila dikaitkan dengan pendidikan Islam, maka manajemen pendidikan
secara umum dengan pendidikan Islam hampir sama orientasinya hanya yang membedakan
kalau dalam pendidikan Islam lebih menekankan nilai-nilai ajaran Islam.6
Atas dasar Pendefinisian tersebut dapat dipahami bahwa nilai dalam ilmu
pengetahuan manajemen pendidikan islam memiliki dua kecenderungan yakni, nilai secara
teoritis ilmu pengetahuan dan nilai secara praktis.
Pertama nilai secara teoritis, Di satu sisi manajemen pendidikan islam sebagai ilmu
pengetahuan mampu menghadirkan kaidah-kaidah tertentu yang membentuk keindahan teori.
Teori pembelajaran yang membuat pola-pola perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan upaya penilaian yang bersifat khusus dan sistematis ilmu pengetahuan yang
berasaskan pada teori etika estetika dan moral karakter Islam. seperti halnya konsep etika
islam (Akhlak) yang digagas oleh ibnu miskawai, yang dijadikan landasan umum dalam
adanya tarbiyah al akhlak dalam pendidikan islam, selanjutnya ketiga unsur tersebut (etika,
estetika dan moral) dielaborasi ke dalam konsep sistem dan metodologi dalam pembelajaran
manajemen pendidikan islam yang kemudian menuntutnya untuk diimplementasikan dalam
wujud praktis.
Sementara kedua, nilai secara praktis dalam artian tindakan yang bersifat subjektif.
melibatkan peran subjek dalam mengkostruk hadirnya satu pendidikan islam seperti halnya
yang kita ketahui bahwa dalam pendidikan sendiri pada umumnya deterministik menguji dan
mengintegrasikan semua nilai, mulai dari tindakan moral, nilai ekspresi keindahan, estetika
dan nilai sosial politik dalam kehidupan manusia dan termasuk mengeja wanita akan menjadi
kepribadian anak. Atau dapat pula secara sederhana kita katakan bahwa tujuan pendidikan
adalah internallisasi nilai-nilai budaya islam ke dalam jiwa anak didik, Meskipun demikian,
6
Yafrudin, Manajemen Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu, (Sumatra Barat : MITRA CENDEKIA MEDIA,
2022), 8-9.
7
Sri Suminar, Tinjauan Filsafat (Ontologi, Epitimologi, dan Aksiologi dalam Manajemen pembelajaran Berbasis
Teori Sibernetik), Jurnal Edukasi. Vol.6, No.3, Juni,2012, 2.
akan tetapi nilai-nilai kebenaran keindahan, kebaikan dan religiusitas di sini berlaku dalam
ruang lingkup pendidik, peserta didik dan lingkungan sekitar.8
Dapat kita garis bawahi bahwa pada tahapan praktis ini, nilai-nilai yang nampak telah
berubah hasil, dampak dan konsekuensi yang sesuai dengan perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan dan penilaian telah diekspektasikan sehingga pada akhirnya akan membentuk
mentalitas sikap dan kesadaran dalam perilaku, baik itu subjek yang berperan sebagai
pendidik yang membuat sistem manajemen tersebut ataupun peserta didik yang berperan
sebagai objek yang terikat sistem kontrol manajemen pendidikan islam tersebut.
8
Didin Sirojudin Dan Hilyah Ashoumi, Aksiologi Ilmu Pengetahuan Manajemen Pendidikan Islam, , Al-Idaroh:
Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Islam, Vol.4, No. 2 September 2020, 192.
9
Ibid, 193.
Nilai-nilai di dalam rumah tangga/ keluarga, tetangga, kota, negara adalah nilai-nilai yang tak
mungkin diabaikan dunia pendidikan bahkan sebaliknya harus mendapat perhatian.10
Dasar Aksiologis Pendidikan adalah Kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai
ilmu yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi
pendidikan sebagai proses pembudayaan manusia secara beradab. Aksiologi mencoba
merumuskan suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis. Ia bertanya seperti apa itu baik
(what is good?). Tatkala yang baik teridentifikasi, maka memungkinkan seseorang untuk
berbicara tentang moralitas, yakni memakai kata-kata atau konsep-konsep semacam
"seharusnya" atau "sepatutnya" (ought/should). Demikianlah aksiologi terdiri dari analisis
tentang kepercayaan, keputusan, dan konsep-konsep moral dalam rangka menciptakan atau
menemukan suatu teori nilai. Penerapan aksiologi sebagai nilai-nilai dalam dunia pendidikan
dapat dikemukakan sebagai berikut:
Penutup
Aksiologi diartikan sebagai analisis nilai-nilai. Dalam artian melelui analisis ini
bertujuan membatasi arti, ciri-ciri asal tipe kriteria dan status epistemiologi dari nilai-nilai
tersebut. Kedua Aksiologi memiliki arti sebagai suatu studi yang menyangkut segala yang
bernilai atau studi yang menyangkut teori umum tentang nilai sementara dalam pengertian
yang Ketiga Aksiologi merupakan studi filosofis mengetahui mengenai hakikat nilai-nilai.
Penerapan Aksiologi Dalam Sitem Pendidikan Nasional. Yaitu Pertama, Aliran filsafat
progressivisme, Kedua, Aliran essensialisme , Ketiga, Aliran perenialisme,
Daftar Pustaka
Bagus Lorens, Kamus Filsafat. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002)
Sirojudin Didin Dan Hilyah Ashoumi, Aksiologi Ilmu Pengetahuan Manajemen Pendidikan
Islam, , Al-Idaroh: Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Islam, Vol.4, No. 2
September 2020,
Kattsoff. Louis O, Pengantar Filsafat, terj. Soejono Soemargono, (Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya,2004)
Yafrudin, Manajemen Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu, (Sumatra Barat : MITRA
CENDEKIA MEDIA, 2022)
Suminar sri, Tinjauan Filsafat (Ontologi, Epitimologi, dan Aksiologi dalam Manajemen
pembelajaran Berbasis Teori Sibernetik), Jurnal Edukasi. Vol.6, No.3, Juni,2012.
Khaidir, teori filsafat manajemen pendidikan islam, (Aceh : Yayaan penerbit muhammad
Zaini, 2021)