Anda di halaman 1dari 14

TASAWUF

Kholifatus Zahroh
Mahasiswa program Magister manajemen pendidikan islam
IAIN MADURA
Semester I
2022
Kholiefzahroh99@gmail.com

Abstrak

Tasawuf merupakan pusaka keagamaan terpenting bagi kaum muslimin yang bisa
mengantarkannya untuk lebih dekat dengan Sang Kholik. Oleh karenanya, tasawuf
dan Islam tidak dapat dipisahkan. Meski pada awalnya terdapat perdebatan mengenai
asal usul tasawuf yang oleh para orientalis banyak disebutkan berasal dari luar Islam.
Akan tetapi, kemudian sebagian orientalis meninjau kembali pendapat mereka, salah
satunya yaitu R.A. Nicholson yang akhirnya merujuk tasawuf pada sumber Islam.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan melacak sejarah perkembangan
tasawuf tersebut, supaya tidak ada lagi perdebatan yang bisa memecah belah dan
menggoyahkan keyakinan terkait sumber pertama lahirnya tasawuf.

Kata Kunci : Tasawuf, sejarah, Ilmu.

Abstrac

Sufism is the most important religious heritage for Muslims that can bring them closer
to the Creator. Therefore, Sufism and Islam cannot be separated. Although at first
there was a debate about the origin of Sufism which many orientalists said came from
outside Islam. However, later some orientalists revisited their opinion, one of which
was R.A. Nicholson who finally referred Sufism to Islamic sources. The purpose of
this study is to find out and trace the history of the development of Sufism, so that
there are no more debates that can divide and shake beliefs regarding the first source
of Sufism.
Key word : Sufism, Historis, Knowlage.

Pendahuluan
Indonesia dikenal sebagai negara penganut agama islam terbanyak di dunia. Hal ini
dibuktikan dengan jumlah penduduk muslim sebesar 85 % dari total penduduk indonesia.
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin megajarkan kepada umatnya untuk selalu berbuat
kebaikan. Namun, pada kenyataannya banyak sekali kejahatan yang dilakukan manusia
seperti pencurian, pembunuhan, penganiyaan, dan sebagainya. Hal ini bertentangan dengan
ajaran islam sesungguhnya.
Faktor terbesar yang mempengaruhi perilaku tersebut adalah kurang kedekatan batin
antara mahluk dan penciptanya. Akibatnya hati menjadi kotor dan selalu ingin berbuat
kerusakan di muka bumi. Ilmu yang mempelajari tentang bagaimana hendak membersihkan
atau memurnikan roh (hati) atau nafsu.Agar dari dorongan hati yang bersih itu, dapat
membersihkan pula anggota lahir darpada melakukan kemungkaran dan kesalahan. Oleh
karena itu, ilmu tasawuf adalah ilmu mengenai cara-cara membesihkan lahir dan batin dari
dosa dan kesalahan.
Hakekat dari tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam ajaran Islam,
Tuhan memang dekat sekali dengan manusia. Dekatnya Tuhan kepada manusia disebutkan
Alquran dan Hadits. "Jika hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka Aku dekat dan
mengabulkan seruan orang yang memanggil jika Aku dipanggil." Gambaran serupa ini tidak
memerlukan pengaruh dari luar agar seorang muslim dapat merasakan kedekatan Tuhan itu.
Dengan khusuk dan banyak beribadah ia akan merasakan kedekatan Tuhan, lalu melihat
Tuhan dengan mata hatinya dan akhirnya mengalami persatuan Ruhnya dengan Ruh Tuhan;
dan inilah hakikat tasawuf. Dengan demikian, untuk memperdalam ilmu tasawuf, maka perlu
dipelajari tentang pembagian tasawuf, tokoh-tokoh dan pemikirannya.1

Pembahasan

Pengertian Tasawuf

Secara etimologi Tasawuf (Tasawuf) atau Sufisme berasal dari bahasa arab: ‫وف‬77‫ تص‬yang
berarti ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq,
membangun dhahir dan batin, untuk memperoleh kebahagian yang abadi.10 Ada beberapa
pendapat perihal etimologi dari kata tasawuf. Menurut Imam al-Ghozali, akar kata tasawuf
berasal dari shuuf yang bermakna kain wol yang kasar. Istilah ini digunakan sebagai simbol
kerendahan hati para sufi. Mereka serahkan kehidupannya untuk beribadah dan mendekatkan

1
Almylifemuhcin, Tasawuf Dan Tokoh Tokohnya, Maret 31, 2016.
Http://Blogspotuchintea.Blogspot.Com/2016/03/Pembagian-Tasawuf-Dan-Tokoh-Tokohnya.Html?M=1
diri kepada Allah sehingga dalam dirinya terpatri sifat Qona‘ah yang mendorongnya tidak
lagi berhasrat untuk hidup mewah dan larut dalam permainan duniawi.2

Pengertian tasawuf dapat dimaknai menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

1. Tasawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan ahl ash-shafah yang berarti
sekelompok orang di masa Rasulullah yang hanyak berdiam di serambi-serambi masjid dan
mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah. Mereka adalah orang-orang
yang ikut pindah dengan Rasulullah dari Mekah ke Madinah, kehilangan harta, berada dalam
keadaan miskin, dan tidak mempunyai apa-apa. Mereka tinggal di masjid Rasulullah dan
duduk di atas bangku hatu dengan memakai pelana sebagai bantal. Pelana disebut shuffah dan
kata sofa dalam bahasa-bahasa di Eropa berasal dari kata ini."

2. Tasawuf berasal dari kata shaja yang artinya suci. Kata shafa' ini berbentuk fi'd mami
majhal sehingga menjadi in mudhag dengan huruf ya'abah yang berarti sebagai nama bagi
orang-orang yang bersih atau suci. Jadi, maksudnya adalah mereka itu menyucikan dirinya di
hadapan Tuhan melalui latihan yang berat dan lama.

3. Tasawuf berasal dari kata shaff. Makna shaff ini dinisbahkan kepada orang-orang yang
ketika shalat selalu berada di shaf (barisan) terdepan Sebagaimana halnya shalat di shaf
pertama mendapat kemuliaan dan pahala, maka orang-orang penganut tasawuf ini dimuliakan
dan diberi pahala oleh Allah

4. Ada yang menishahkan tasawuf berasal dari Bahasa Yunani, yaitu shopou Istilah ini
disamakan maknanya dengan kata hilah yang berarti kebijak sanaan. Pendapat ini
dikemukakan oleh Mirkas, kemudian diikuti oleh Jurji Zaidan dalam kitabnya, Adab Al-
Lughah Al-Arabiyah. Disebutkan bahwa para filsuf Yunani dahulu telah memasukkan
pemikirannya yang mengandung kebijaksanaan di dalam buku-buku filsafat. Ia berpendapat
hahwa istilah tasawuf tidak ditemukan sebelum masa penerjemahan kitab-kitab yang
berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Pendapat ini kemudian didukung juga oleh
Nouldik, yang mengatakan bahwa dalam penerjemahan dari bahasa Yunani ke bahasa Arab
terjadi proses asimilasi. Misalnya, orang Arab mentransliterasikan huruf sin menjadi huruf
shad seperti dalam kata tasaneuf menjadi tashaneuf."

2
Miftahul Ulum, “PENDEKATAN STUDI ISLAM Sejarah Awal Perkenalan Islam Dengan Tasawuf”, Al-Mada:
Jurnal Agama Sosisal Dan Budaya Vol. 3 No 2 2020 ( Juli 2020) Https://Doi.Org/10.31538/Almada.V3i2.632
5. Tasawuf berasal dari kata shif. Artinya ialah kain yang terbuat dari bulu wol. Namun, kain
wol yang dipakai adalah wol kasar, bukan wol halus sebagaimana kain wol sekarang.
Memakai wol kasar pada waktu itu adalah simbol kesederhanaan. Lawannya adalah memakai
sutra. Kain itu dipakai oleh orang-orang mewah di kalangan pemerintahan yang hidupnya
mewah. Para penganut tasawuf ini hidupnya sederhana, tetapi berhati mulia, menjauhi
pakaian sutra, dan memakai wol kasar. Inilah lima teori tentang asal-usul kata tasawuf. Dari
lima nori ini, teori yang paling banyak disetujui, yaitu bahwa kata tasawuf berasal dari kata
shaf yang artinya kain yang terbuat dari bulu wol.3

Secara terminologi, Di kutip dalam buku ilmu tasawuf karya samsul arifin. Para ahli berbeda
pendapat dalam merumuskan pengertian tasawuf. Berikut ini pendapat mereka :

Ma'ruf Al-Karkhi (w. 200 H) "Tasawuf menekankan hal-hal yang hakiki dan
mengabaikan segala apa yang ada pada makhluk. Barangsiapa yang belum bersungguh-
sungguh dengan kefakiran, berarti belum bersungguh-sungguh dalam bertasawuf.""

Abu Hamzah, "Tanda sufi yang benar adalah berpikir setelah ia kaya, merendahkan
diri setelah in bermegah-megah, dan menyembunyikan diri setelah in terkenal. Sementara itu,
tanda sufi yang palsu adalah kaya setelah inI berpikir, bermegah-megah setelah ia
merendahkan diri, dan tersohor setelah ia bersembunyi."

Syaikh Ahmad bin Muhammad Zain bin Musthafa Al-Fathani "Para sufi memakai
pakaian yang terbuat dari bulu. Mereka tidak mau menyerupai kebanyakan orang yang selalu
bermegah-megah dengan pakaian yang serba indah. Mereka merasa cukup dengan berpakaian
seperti itu, karena sekadar menutup aurat."

Syaikh Abu Muhammad Sahl bin Abdullah At-Tustari "Sufi ialah orang yang bersih
dari kotoran, penuh pemikiran, dan hanya memusatkan semata-mata pada Allah. Baginya,
antara harta benda dan tanah liat bernilai sama."

Ibnu Khaldun, "Tasawuf semacam ilmu syariat yang timbul kemudian di dalam
agama. Asalnya adalah tekun beribadah, memutuskan pertalian terhadap segala sesuatu
kecuali Allah, hanya menghadap-Nya, dan menolak perhiasan dunia. Selain itu, membenci
perkara yang selalu memperdaya orang banyak, sekaligus menjauhi kelezatan harta, dan
kemegahannya. Tambahan pula, tasawuf juga berarti menyendiri menuju jalan Tuhan dalam
khalwat dan ibadah,"
3
Samsul munir, ilmu tasawuf, (Jakarta : AMZAH, 2012), 3-4.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan tasawuf ialah usaha melatih jiwa
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, yang dapat mem bebaskan manusia dari pengaruh
kehidupan duniawi untuk bertaqarrub kepada Tuhan sehingga jiwanya menjadi bersih,
mencerminkan akhlak mulia dalam kehidupannya, dan menemukan kebahagiaan spiritualitas.

Jadi ilmu tasawuf adalah Tasawuf merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
cara-cara membersihkan hati dari be rbgai macam penyakit hati. Mengisinya dengan sifatsifat
terpuji melalui mujahadah dan riyadhoh. Sehingga mersakan dekat dengan Allah dan dalam
hatinya merasakan kehadiran Allahj dalam dirinya, bahkan dapat melihat Allah dengan mata
hatinya, sehingga dapat tampil sebagai sosok pribadi yang berbudi ,luhur dan berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi

Asal Usul Istilah Tasawuf

Banyak pendapat yang pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf, apakah ia
berasal dari luar atau dari dalam agama Islam sendiri. Adapun kaum orientalis, mereka
berpendapat bahwa tasawuf Islam lahir dari kompilasi sumber-sumber asing di luar Islam,
baik kristen, india, maupun yang lain. Salah satu orientalis yang fanatis yakni Prof. Duboir
yang mengembalikan tasawuf Islam di masa pertumbuhannya pada tradisi mistis Kristen dan
India.

Mengutip pendapat Muhammad Afif Anshori, Nicholson menjelaskan bahwa bersikap


fanatis dengan kebudayaannya dan memandang bahwa tasawuf Islam terpengaruh oleh tradisi
mistisme kristen, terutama dalam hal kezuhudan (asketisme). Bahkan ia mengatakan gerakan
zuhud terinspirasi oleh idealisme Kristen. Namun, pendapatnya itu tidak di dukung oleh bukti
dan dalil sehingga tidak berapa lama kemudian ia menarik kembali pendapatnya. Dan pada
akhirnya ia pun mengakui bahsawanya tasawuf Islam meskipun dalam pertumbuhan dan
perkembangannya terpengaruh oleh kebudayaan umat-umat lain, akan tetapi tetap
mempunyai keterkaitan secara internal dengan ajaran-ajaran Islam sendiri. Banyak perbedaan
pendapat mengenai kapan munculnya istilah sufi pertama kali. Menurut Abdul Qosim Abdul
Karim bin Hawazin bin Abdul Malik bin Talha bin Muhammad al Qusyairi (tokoh sufi dari
Iran 376-465 H), istilah Tasawuf telah dikenal sebelum tahun 200 H. Tetapi ajaran pokok
yang selanjutnya merupakan inti tasawuf itu baru muncul secara lengkap pada abad ke 3
Hijriyah, Pada abad kedua Hijriyah itu belum dikenal adanya orangorang yang disebut sufi.
Sementara itu dari data yang terungkap orang pertama yang mendapat gelar sufi adalah Abu
Hasyim al-Kufi (wafat 150H/761M).4

Menurut Muchlis Sholihin istilah tasawuf pertama kali diperkenalkan oleh seorang
tokoh bernama Abu Hisyam, seorang zahid dari Syiria (wafat pada tahun 780). Ia mendirikan
lembaga kaum Sufi yang dinamakan taqiyah (sejenis padepokan sufi). 5 Bertolak dari hal itu,
Dr. Hamka sebagaimana dikutip dari Mustafa Zahri mengatakan bahwa timbulnya tasawuf
dalam Islam bersamaan dengan kelahiran agama Islam itu sendiri, bertumbuh di dalam jiwa
pendiri Islam itu sendiri yaitu Muhammad SAW disauk airnya dari Al-Qur‘an itu sendiri.6

Latar belakang Tasawuf

Ada beberapa versi munculnya ilmu tasawuf. Ada yang percaya bahwa tasawuf sudah
ada sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul. Ada pula yang meyakini tasawuf muncul
setelah kerasulan Nabi.

Tasawuf muncul sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul Sebagian


pendapat mengatakan bahwa paham tasawuf merupakan paham yang sudah berkembang
sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah. Ini berasal dari orang-orang dari daerah Irak
dan Iran yang baru masuk Islam (sekitar abad ke-8 M). Meski sudah masuk Islam, hidupnya
tetap memelihara kesahajaan dan menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan
keduniaan.

Tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad SAW Sebagian pendapat lagi
mengatakan bahwa asal usul ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad SAW.
Berasal dari kata "beranda" (suffa), dan pelakunya disebut dengan ahl al-suffa, seperti telah
disebutkan diatas. Mereka dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang berasal dari
pengetahuan Nabi Muhammad.

Tasawuf muncul setelah zaman Nabi Muhammad SAW. Pendapat lain menyebutkan
tasawuf muncul ketika pertikaian antar umat Islam pada zaman Khalifah Utsman bin Affan
dan Ali bin Abi Thalib, khususnya karena faktor politik. Pertikaian antar umat Islam karena
karena faktor politik dan perebutan kekuasaan ini terus berlangsung dimasa khalifah-khalifah
4
Muhammad Afif Anshori, Kontestasi Tasawuf Sunnî Dan Tasawuf Falsafî Di Nusantara, Teosofi: Jurnal Tasawuf
Dan Pemikiran Islam 4, no. 2 (17 September 2015): 309–27, https://doi.org/10.15642/teosofi.2014.4.2.309-327
5
Sholihin M. Muchlis, Ilmu Akhlaq dan Tasawwuf (Pamekasan: STAIN Pamekasan Press, 2009), 124
6
Miftahul Ulum, Metodologi Studi Islam (Spiritualitas Dalam Pendidikan Islam Dalam Pandangan Syed
Muhammad Naquib Al-Attas), Al Iman: Jurnal Keislaman Dan Kemasyarakatan 4, no. 1 (22 Maret 2020),1–21,
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/3805
sesudah Utsman dan Ali. Munculah masyarakat yang bereaksi terhadap hal ini. Mereka
menganggap bahwa politik dan kekuasaan merupakan wilayah yang kotor dan busuk. Mereka
melakukan gerakan ‘uzlah, yaitu menarik diri dari hingar-bingar masalah duniawi. Lalu
munculah gerakan tasawuf yang di pelopori oleh Hasan Al-Bashiri pada abad kedua
Hijriyah.7

Jenis- Jenis Tasawuf

Secara umum para ahli tasawuf membagi tasawuf menjadi 3 (Tiga) macam :
tasawuf akhlaki, tasawuf amali dan tasawuf falsafi. Ketiga jenis tasawuf tersebut pada
prinsipnya mempunyai tujuan yang sama yaitu sama-sama ingin “mendekatkan diri kepada
Allah” dengan cara membersihkan diri dari perbuatan tercela dan menghiasinya dengan
perbuatan terpuji. Namun ketiga jenis tasawuf tersebut mempunyai perbedaan dalam
penerapan “pendekatan” yang di gunakan.8

A. Tasawuf Akhlaqi

Tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku, akhlaq
atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq. Dengan metode-metode tertentu yang telah
dirumuskan, tasawuf seperti ini berupaya untuk menghindari akhlaq mazmunah dan
mewujudkan akhlaq mahmudah. Tasawuf seperi ini dikembangkan oleh ulama’ lama sufi.

Taswuf Akhlaki ialah ajaran tasawuf yang berhubungan dengan pendidikan mental
dan pembinaan serta pengembangan moral agar seseorang berbudi luhur atau berakhlak
mulia. Dari pengertian tersebut, maka menurut pandangan orang-orang sufi yang menganut
aliran tasawuf akhlaki sebagai berikut :

a. Bahwa satu-satunya cara untuk bisa mengantar seseorang agar bisa dekat dengan
Allah SWT. hanyalah dengan jalan “mensucikan jiwa”.
b. Bahwa untuk mencapai kesucian jiwa tersebut diperlukan “latihan mental” yaitu al-
riyadhah yang ketat. Riyadhah tersebut wujudnya adalah “mengontrol” sikap dan
tingkah laku secara ketat agar terbentuk pribadi yang berahklak mulia.

7
Anugerah ayu, “Tasawuf Adalah Ilmu Penting dalam Islam, Kenali Sejarah dan Prinsipnya”, 06 Des 2020,
https://m.liputan6.com/hot/read/4424520/tasawuf-adalah-ilmu-penting-dalam-islam-kenali-sejarah-dan-
prinsipnya.
8
Asmaran AS, Pengantar Ilmu Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1994), 46.
c. Bahwa latihan mental tersebut bertujuan untuk mengontrol dan mengendalikan nafsu,
seperti godaan-godaan yang sifatnya duniawi.
d. Bahwa pengendalian nafsu di perlukan, sebab nafsu diabggap sebagai penghalang
atau tabir antara manusia dengan Tuhan.
e. Bahwa untuk membuka tabir tersebut agar manusia dapat dekat dengan Allah SWT.
Maka para sufi membuat suatu sistematika pendekatan takhalli (mengosongkan)
dan tahalli (mengisi).

B. Tasawuf Amali

 Tasawuf amaliy adalah tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara


mendekatkan diri kepada Allah. Dan pengertian ini, tasawuf amaliy berkonotasi thariqah,
dimana dalam thariqah dibedakan antara kemampuan sufi yang satu daripada yang lain.
            Tasawuf amali yaitu ajaran tasawuf yang mementingkan pengalaman-pengalaman
ibadah baik secara lahiriah maupun batiniah. Tasawuf amali di anggap oleh sebahagian
sufi sebagai bagian dan lanjutan dari taswuf akhlaki. Menurut sufi yang menganutnya
bahwa untuk dekat dengan Allah SWT. Maka seseorang harus menggunakan
pendekatan amaliah dalam bentuk memperbanyak aktifitas, amalan lahir dan batin.
C. Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang didasarkan kepada gabungan teori-teori tasawuf
dan filsafat atau yang bermakana mistik metafisis, karakter umum dari tasawuf ini
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Al-Taftazani bahwa tasawuf seperti ini: tidak
dapat dikatagorikan sebagai tasawuf dalam arti sesungguhnya, karena teori-teorinya selalu
dikemukakan dalam bahasa filsafat, juga tidak dapat dikatakan sebagai filsafat dalam artian
yang sebenarnya karena teori-teorinya juga didasarkan pada rasa. Hamka menegaskan juga
bahwa tasawuf jenis tidak sepenuhnya dapat dikatakan tasawuf dan begitu juga sebaliknya.
Tasawuf seperti ini dikembangkan oleh ahli-ahli sufi sekaligus filosof. Oleh karena itu,
mereka gemar terhadap ide-ide spekulatif. Dari kegemaran berfilsafat itu, mereka mampu
menampilkan argumen-argumen yang kaya dan luas tentang ide-ide ketuhanan.
Tasawuf falsafi merupakan ajaran tasawuf yang memadukan antara visi mistis
dengan  visi rasional. Tasawuf falsafi berbeda dengan tasawuf akhlaki dan amali. Sebab
tasawuf falsafi menggunakan term filsafat dalam  mengungkap ajarannya. Terminologi
tersebut berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang  mempengaruhi tokoh-tokoh sufi.
Dengan adanya term-term filsafat dalam tasawuf ini menyebabkan bercampurnya ajaran
filsafat dan ajaran-ajaran dari luar  Islam seperti Yunani, India, Persia, Kristen dalam ajaran
tasawuf Islam. Tetapi perlu diketahui  bahwa orisinalitas  tasawuf tetap ada dan tidak hilang.
Sebab para sufi tersebut  menjaga kemandirian ajarannya9

Maqamat dan ahwal

Maqamat merupakan salah satu konsep yang digagas oleh Sufi yang berkembang
paling awal dalam sejarah tasawuf Islam. Kata maqamat sendiri merupakan bentuk jamak
dari kata maqam, yang secara literal berarti tempat berdiri, stasiun, tempat, lokasi, posisi atau
tingkatan. Dalam al-Qur’an kata ini maqam yang mempunyai arti tempat disebutkan beberapa
kali, baik dengan kandungan makna abstrak maupun konkrit. Sedangkan kata ahwal
merupakan bentuk jamak dari kata hal, yang secara literal dapat diartikan dengan keadaan.
Adapaun secara lebih luas ahwal dapat diartikan sebagai keadaan mental (mental states) yang
dialami oleh para sufi di sela-sela perjalanan spiritualnya.10

Sufi lainya yaitu Abu Nasr as-Sarraj seorang sufi dari Nisyapur, mempunyai
pandangan yang lebih sistematik dan komprehensif mengenai konsep maqam. Menurutnya,
maqam adalah kedudukan atau tingkatan seorang hamba di hadapan Allah yang diperoleh
melalui serangkaian ibadah, kesungguhan melawan hawa nasfu dan penyakit-penyakit hati
(mujahadah), latihan-latihan spritual (riyadah), dan mengarahkan segenap jiwa raga
sematamata kepada Allah SWT serta memutuskan pandangan dari selain Allah SWT.
Perjuangan menapaki maqamat ini setidaknya terlukiskan dalam sebuah hadits Nabi SAW
yang menyatakan bahwa ruh-ruh itu ibarat pasukan yang dimobilisir (mujannadah).
Kesungguhan hamba dalam melewati maqamat ini yang kemudian akan menentukan
derajatnya di hadapan Allah SWT. Sedangkan ahwal bagi as-Sarraj adalah apa-apa yang
bersemayam di dalam hati dengan sebab dzikir yang tulus. As-Sarraj juga mengatakan bahwa
pendapatnya sama dengan yang dikatakan oleh al-Junaid bahwa ahwal terletak di kalbu dan
tidak kekal, artinya bisa ada dan bisa tidak ada. Senada dengan perkataan al-Qusyairi di atas,
al-Sarraj menyatakan bahwa ahwal merupakan anugerah dari Allah SWT, tidak diperoleh
melalui ibadah, riyadah dan mujahadah sebagaimana yang terjadi pada maqam11

9
Almylifemuhcin, Tasawuf Dan Tokoh Tokohnya, (31Maret 2016),
Http://Blogspotuchintea.Blogspot.Com/2016/03/Pembagian-Tasawuf-Dan-Tokoh-Tokohnya.Html?M=1
10
Imam Taufiq, Tasawuf Krisis, (Yogyakarta: Pusataka Pelajar, 2001), 130
11
Ibnu Farhan, “KONSEP MAQAMAT DAN AHWAL DALAM PERSPEKTIF PARA SUFI”, YAQZHAN Vol. 2, No. 2,
Desember 2016.
Sistematika maqamat yang disusun oleh Ibnu ‘Athaillah ini tercantum dalam salah
satu kitabnya at-Tanwir fi isqath at-Tadbir, 29 yaitu:

1. At-Taubat (taubat) Taubat merupakan maqam pertama dan paling utama


yang harus ditempuh oleh seorang sufi dalam menapakai jalan menuju
Allah SWT. Kebanyakan sufi menjadikan tobat sebagai perhentian awal di
jalan menuju Allah SWT. Mengenai taubat ini banyak para sufi yang
mempunyai definisi yang bermacam-macam. Al-Junaid mendefinisikan
taubat sebagai upaya untuk tidak mengulangi dosa pada masa sekarang.
2. Az-Zuhd (zuhud) Zuhud merupakan maqam yang penting yang harus
dilewati oleh para sufi dalam perjalanannya menuju Allah SWT. Imam Ali
bahwa zuhud adalah hendaklah seseorang tidak terpengaruh dan iri hati
terhadap orang-orang yang serakah teerhadap keduniawian, baik dari orang
mu’min maupun orang kafir. Sedangkan al-Junaid menyatakan bahwa
zuhud adalah bersifat dermawan sehingga tidak ada yang dimilikinya dan
tidak bersifat serakah12
3. As-Sabr (Sabar) Maqam selanjutnya adalah sabar, yang didefiniskan oleh
alKalabadzi sebagai harapan seorang hamba mengenai kebahagiaan kepada
Allah SWT. Sabar merupakan jalan untuk mencapai kebahagiaan.
4. As-Syukr (syukur) Al-Mahasibi berkata bahwa syukur adalah kelebihan-
kelebihan yang diberikan Allah SWT kepada seseorang karena rasa
terimakasihnya kepada Allah SWT.
5. Al-Khauf & Ar-Raja (rasa takut & rasa berharap) Al-Khauf atau rasa takut
merupakan salah satu maqam penting dalam tasawuf. Ketika seorang
merasa takut kepada Allah SWT, ia akan selalu melaksanakan semua
kewajiban dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu Sufi bernama Ruwaym
berkata bahwa takut adalah ketika seseorang merasa takut kepada Allah
SWT, karena kebesaran dan kekuasaan-Nya, dan takut kepada dirinya
karena merasa takut terhadap sesuatu yang akan menimpa dirinya.39
Sedangkan raja adalah maqam dimana orang hanya berharap atas segala
kebutuhanya kepada Allah SWT.
6. At-Tawakkal (berserah diri) Al-Junaid menyatakan bahwa hakikat tawakal
adalah merasa bahwa ada dan tidak adanya sesuatu itu semata-mata

12
Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik Dalam Islam, (terj), (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986), 30.
merupakan kehendak dan kekuasaan Allah SWT, dan karena Allah SWT
sesuatu menjadi ada.
7. Al-Hubb (Cinta) Dalam beberapa sistematika, maqam cinta ada
menyebutnya sebagai hal bukan bagian dari maqamat. Namun Ibnu
‘Athaillah memasukan maqam cinta ke dalam sistematika maqamat. Dalam
maqam cinta ini, seorang pecinta akan tenggelam dalam cintanya dan
menyerahkan segala pilihan kepada kekasihnya. Pilihan sang kekasih
adalah pilihannya. Dengan demikian pada maqam cinta ini seseorang akan
selalu menerima segala aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT dan
menjauhi apa yang dibenci oleh Allah SWT.
8. Ar-Ridha, Syekh Zunnun al Misri berkata bahwa ridha adalah keadaan hati
seseorang yang selalu merasa bahagia dengan apa-apa yang telah ditetapkan
oleh Allah SWT atas dirinya. Sedangkan bagi Ibnu ‘Athaillah, maqam ridha
adalah sikap sesorang dalam menampik sikap ikut campur terhadap
kehendak Allah SWT. Pasalnya, orang yang ridha telah merasa cukup
dengan pengaturan Allah SWT untuknya. Bagaimana mungkin ia akan ikut
mengatur bersama-Nya, sementara ia telah meridhai pengaturanNya.
Maqam ini adalah maqam yang paling tinggi dalam sistematika maqamat
menurut prespektif Ibnu ‘Athaillah.

Berkenaan tentang konsep ahwal, ada beberapa nama-nama mengenai ahwal yang dirasakan
oleh para sufi ketika ia berada pada jalan menuju Allah SWT. Berikut ahwal yang sering
dijumpai dari perjalanan para sufi adalah sebagai berikut:

1. Al-Muhasabah & al-Muroqobah (waspada & mawas diri) Waspada dapat


diartikan menyakini bahwa Allah SWT mengetahui segala pikiran, perbuatan dan
rahasia dalam hati. Dengan demikian bahwa orang yang merasakan waspada akan
selalu memperhatikan segala tingkah lakunya karena sadar bahwa Allah SWT
selalu mengawasinya. Sedangkan mawas diri adalah meneliti dengan cermat
segala perbuatan yang dilakukan sehari-hari apakah sudah sesuai atau tidak
dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Dengan demikian seorang dalam
keadaan ini akan selalu mendorong untuk memperbaiki segala prilakunya.
2. Al-‘Isyq (rindu) Merasakan kerinduan merupakan wujud adanya cinta yang kuat
kepada Allah SWT sehingga seorang sufi selalu berusaha untuk selalu bersama
Allah SWT dengan berbagai media ibadah. Dalam hati seorang sufi rasa rindu
untuk bertemu Allah SWT tampaknya sangatlah kuat. Oleh karena itu dalam
beberapa kasus sufi sering ditemukan bahwa betapa mereka rindu akan adanya
kematian yang menghalangi pertemuan antara dirinya dan Allah SWT.
3. Al-Uns (intim) Dalam pandangan kaum sufi, sifat al-uns (intim) adalah sifat
merasa selalu berteman, dan tak pernah merasa sepi. Ungkapan berikut ini
melukiskan sifat al-uns: Ada orang yang merasa sepi dalam keramaian. Ia adalah
orang yang selalu memikirkan kekasihnya sebab sedang dimabuk cinta, seperti
hal-nya sepasang pemuda dan pemudi. Ada pula orang yang merasa bising dalam
kesepian. Ia adalah orang yang selalu memikirkan atau merencanakan tugas
pekerjaanya semata-mata. Adapun engkau, selalu merasa berteman dengan Allah
artinya engkau selalu berada dalam pemeliharaan-Nya

Penutup

Secara etimologi Tasawuf (Tasawuf) atau Sufisme berasal dari bahasa arab: ‫تصوف‬
yang berarti ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq,
membangun dhahir dan batin, untuk memperoleh kebahagian yang abadi. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan tasawuf ialah usaha melatih jiwa yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh, yang dapat mem bebaskan manusia dari pengaruh kehidupan
duniawi untuk bertaqarrub kepada Tuhan sehingga jiwanya menjadi bersih, mencerminkan
akhlak mulia dalam kehidupannya, dan menemukan kebahagiaan spiritualitas.

Jadi ilmu tasawuf adalah Tasawuf merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
cara-cara membersihkan hati dari be rbgai macam penyakit hati. Mengisinya dengan sifatsifat
terpuji melalui mujahadah dan riyadhoh. Sehingga mersakan dekat dengan Allah dan dalam
hatinya merasakan kehadiran Allahj dalam dirinya, bahkan dapat melihat Allah dengan mata
hatinya, sehingga dapat tampil sebagai sosok pribadi yang berbudi ,luhur dan berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi.

Banyak pendapat yang pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf, apakah ia
berasal dari luar atau dari dalam agama Islam sendiri. Adapun kaum orientalis, mereka
berpendapat bahwa tasawuf Islam lahir dari kompilasi sumber-sumber asing di luar Islam,
baik kristen, india, maupun yang lain. Salah satu orientalis yang fanatis yakni Prof. Duboir
yang mengembalikan tasawuf Islam di masa pertumbuhannya pada tradisi mistis Kristen dan
India.
Ada beberapa versi munculnya ilmu tasawuf. Ada yang percaya bahwa tasawuf sudah
ada sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul. Ada pula yang meyakini tasawuf muncul
setelah kerasulan Nabi.

Secara umum para ahli tasawuf membagi tasawuf menjadi 3 (Tiga) macam :
tasawuf akhlaki, tasawuf amali dan tasawuf falsafi.

Maqamat merupakan salah satu konsep yang digagas oleh Sufi yang berkembang
paling awal dalam sejarah tasawuf Islam. Kata maqamat sendiri merupakan bentuk jamak
dari kata maqam, yang secara literal berarti tempat berdiri, stasiun, tempat, lokasi, posisi atau
tingkatan. Dalam al-Qur’an kata ini maqam yang mempunyai arti tempat disebutkan beberapa
kali, baik dengan kandungan makna abstrak maupun konkrit. Sedangkan kata ahwal
merupakan bentuk jamak dari kata hal, yang secara literal dapat diartikan dengan keadaan.
Adapaun secara lebih luas ahwal dapat diartikan sebagai keadaan mental (mental states) yang
dialami oleh para sufi di sela-sela perjalanan spiritualnya

Daftar Pustaka

Farhan Ibnu, “KONSEP MAQAMAT DAN AHWAL DALAM PERSPEKTIF PARA SUFI”,
YAQZHAN Vol. 2, No. 2, Desember 2016.
Schimmel Annemarie, Dimensi Mistik Dalam Islam, (terj), (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986)
Almylifemuhcin, Tasawuf Dan Tokoh Tokohnya, (31Maret 2016),
Http://Blogspotuchintea.Blogspot.Com/2016/03/Pembagian-Tasawuf-Dan-Tokoh-
Tokohnya.Html?M=1
Imam Taufiq, Tasawuf Krisis, (Yogyakarta: Pusataka Pelajar, 2001)
Anugerah ayu, “Tasawuf Adalah Ilmu Penting dalam Islam, Kenali Sejarah dan Prinsipnya”,
06 Des 2020, https://m.liputan6.com/hot/read/4424520/tasawuf-adalah-ilmu-penting-
dalam-islam-kenali-sejarah-dan-prinsipnya.

Asmaran AS, Pengantar Ilmu Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1994),

Muhammad Afif Anshori, Kontestasi Tasawuf Sunnî Dan Tasawuf Falsafî Di Nusantara,
Teosofi: Jurnal Tasawuf Dan Pemikiran Islam 4, no. 2 (17 September 2015): 309–27,
https://doi.org/10.15642/teosofi.2014.4.2.309-327
Sholihin M. Muchlis, Ilmu Akhlaq dan Tasawwuf (Pamekasan: STAIN Pamekasan Press,
2009), 124
Miftahul Ulum, Metodologi Studi Islam (Spiritualitas Dalam Pendidikan Islam Dalam
Pandangan Syed Muhammad Naquib Al-Attas), Al Iman: Jurnal Keislaman Dan
Kemasyarakatan 4, no. 1 (22 Maret 2020),1–21,
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/3805
Samsul munir, ilmu tasawuf, (Jakarta : AMZAH, 2012),
Http://Blogspotuchintea.Blogspot.Com/2016/03/Pembagian-Tasawuf-Dan-Tokoh-
Tokohnya.Html?M=1
Miftahul Ulum, “PENDEKATAN STUDI ISLAM Sejarah Awal Perkenalan Islam Dengan
Tasawuf”, Al-Mada: Jurnal Agama Sosisal Dan Budaya Vol. 3 No 2 2020 ( Juli 2020)
Https://Doi.Org/10.31538/Almada.V3i2.632

Anda mungkin juga menyukai