MATA KULIAH
AKHLAK TASAWUF
JUDUL MAKALAH
DEFINISI TASAWUF
Oleh kelompok 1
CHAIRINA (070319
FAKULTAS SAINTEK
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-NYA yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
mmakalahAkhlak Tasawuf mengenai memahami definisi tasawuf ini dengan lancar, shalawat
serta salam kami panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang menjauhkan kita
dari jalan kegelapan.
Makalah yang berjudul “Definisi Tasawuf” disusun untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok Mata Kuliah Akhlak Tasawuf jurusan Matematika, Fakultas Saintek, Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara.
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha – usaha membersihkan diri,
berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan makrifat menuju keabadian,
saling mengingatkan antar manusia, serta berpegang teguh kepada janji Allah dan mengikuti
syariat Rasulullah dalam mendekatkan diri dan mencapai keridaan – Nya. Untuk memahami
makna tasawuf secara mendalam kita perlu mengetahui konsep dasar dalam ilmu tasawuf.
Oleh karena itu, penulis menulis makalah untuk bisa memahami makna tasawuf secara
mendalam.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf
2. Ahl Al – Suffah ( )اهل الصفةyaitu orang – orang yang ikut hijrah dengan
Nabi, dari Mekah ke Madinah karena kehilangan harta, mereka berada dalam keadaan miskin
dan tak memiliki apa – apa. Mereka tinggal di serambi Masjid Nabi dan tidur diatas batu
dengan memakai pelana sebagai bantal.
3. Shafi (افيII )صyaitu suci. Orang – orang sufi adalah orang – orang yang
menyucikan dirinya dari hal – hal yang bersifat keduniawian dan mereka lakukan melalui
latihan yang berat dan lama. Dengan demikian, mereka adalah orang – orang yang disucikan.
3. Menurut Abu Hamzah, tanda sufi yang benar adalah berfakir setelah dia
kaya, merendahkan diri setelah dia bermegah – megah, menyembunyikan diri setelah dia
terkenal, dan tanda sufi palsu adalah kaya setelah dia fakir, bermegah – megah setelah dia
hina dan tersohor setelah dia bersembunyi.
4. Amir bin Usman Al Makki, tasawuf adalah seorang hamba yang setiap
waktunya mengambil waktu yang utama.
5. Muhammad Ali Al Qassab, tasawuf adalah akhlak yang mulia yang timbul
pada masa yang mulia dari seorang yang mulia yang ditengah – tengah kaumnya yang mulia.
Diantara ajaran – ajaran di luar Islam yang diklaim sebagai sumber tasawuf Islam itu
adalah sebagai berikut :
1. Ajaran Kristen dengan faham menjauhi dunia dan hidup mengasingkan diri dalam biara –
biara
2. Filsafat mistik pytagoras yang berpendapat bahwa roh manusia bersifat kekal dan berada di
dunia sebagai orang asing.
3. Filsafat emanasi Plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini memancar dari Dzat Tuhan.
Roh berasal dari Tuhan, tetapi dengan masuknya ke dalam materi, roh menjadi kotor. Untuk
kembali ke tempat asalnya, roh harus terlebih dahulu dibersihkan. Penyucian roh adalah
dengan meninggalkan dunia dan mendekati Tuhan sedekat mungkin, bahkan kalau bisa
bersatu dengan Tuhan.
4. Ajaran Budha dengan Nirwananya. Untuk mencapai Nirwana, orang harus meninggalkan
dunia dan memasuki hidup kontemplasi. Faham fana’ yang ada dalam sufisme hampir sama
dengan nirwana.
5. Ajaran Hinduisme yang mendorong manusia untuk meninggalkan dunia dan mendekati
Tuhan untuk mencapai persatuan antaa Atman dan Brahman. R. Hartman menambahkan
bahwa sufisme Islam yang pertama adalah bercorak India.
Masuknya unsur – unsur ajaran di luar Islam tersebut juga diakui oleh Nurcholish
Madjid. Menurutnya, hal ini bisa terjadi karena adanya kontak antara kaum muslimin dengan
bangsa – bangsa taklukannya di Syiria dan Persia yang dalam beberapa hal, khususnya di
bidang filsafat, lebih duulu maju daripada kaum muslimin sendiri. Namun, Nurcholish
Madjid menandaskan bahwa sufisme Islam memiliki dasar kuat yang tertuang dalam al
Qur’an dan Sunnah.
Jadi, dapat disimpullkan bahwa tasawuf itu bersumber dari ajaran Islam sendiri.
Permunculan itu dapat berupa aplikasi dari ayat – ayat al – Qur’an sendiri atau dari pola
hidup dan perilaku Nabi serta para sahabatnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa baik tanpa
atau dengan pengaruh dari luar Islam, sufisme dapat muncul dan berkembang dalam Islam.[5]
Menurut Harun Nasution, tasawuf muncul dalam Islam sesudah umat Islam
mempunyai kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani dan agama Hindu dan Buddha. Itu
sebabnya muncul anggapan bahwa aliran tasawuf lahir atas pengaruh dari luar. Namun bila
ditelusuri, justru banyak ayat dan hadits serta perilaku Rasulullah SAW yang sama dengan
nila-nilai yang ada dalam tasawuf. Contohnya anjuran berbuat baik dan senantiasa
mensucikan diri. Orang yang menjalankan nilai-nilai tersebut secara istiqomah dalam
hidupnya disebut sufi.
Istilah sufi atau tasawuf biasanya dikaitkan dengan kata-kata Arab yang mengandung
arti suci. Di antaranya: 1) Shafa, artinya suci. Jadi sufi di sini merujuk pada orang yang
menyucikan diri melalui ibadah dan amal-amal shalih, terutama shalat dan puasa sunnah; 2)
Shaf, artinya baris. Yang dimaksud shaf di sini ialah baris pertama dalam salat di masjid.
Biasanya baris pertama ditempati orang-orang yang cepat datang ke masjid, yang membaca
ayat-ayat al-Qur’an dan berdzikir sebelum waktu shalat. Orang-orang seperti ini adalah yang
berusaha membersihkan diri agar lebih dekat pada Allah; 3) Ahlu al-Suffah, yaitu para
sahabat yang hijrah bersama Nabi Muhammad SAW ke Madinah dengan meninggalkan harta
kekayaannya di Mekkah. Di Madinah mereka hidup sebagai orang miskin, tinggal di Masjid
Nabi dan tidur di atas bangku batu dengan memakai suffah, (pelana) sebagai bantal; 4)
Sophos, artinya hikmah atau kebenaran. Biasanya mereka yang tahu hikmah atau kebenaran
yang hakikiyah adalah mereka yang dekat pada sumber kebenaran (Allah); 5) Suf, artinya
kain wol. Dalam sejarah tasawuf, kalau seseorang ingin memasuki jalan tasawuf, ia
meninggalkan pakaian mewah yang biasa dipakainya dan diganti dengan kain wol kasar yang
ditenun secara sederhana dari bulu domba. Pakaian ini melambangkan kesederhanaan serta
kemiskinan dan kejauhan dari dunia.
Di dalam dunia Tasawuf muncul sejumlah istilah-istilah yang sangat populer, dan
menjadi terminologi tersendiri dalam disiplin pengetahuan. Dari istilah-istilah tersebut
sebenarnya merupakan sarana untuk memudahkan para pemeluk dunia Sufi untuk memahami
lebih dalam. Istilah-istilah dalam dunia Sufi, semuanya didasarkan pada Al-Qur’an dan
Hadist Nabi. Karena dibutuhkan sejumlah ensiklopedia Tasawuf untuk memahami sejumlah
terminologinya, sebagaimana di bawah ini, yaitu:
Ma’rifatullah, Al-Waqt, Maqam, Haal, Qabdh dan Basth, Haibah dan Uns, Tawajud – Wajd –
Wujud, Jam’ dan Farq, Fana’ dan Baqa’, Ghaibah dan Hudhur, Shahw dan Sukr, Dzauq dan
Syurb, Mahw dan Itsbat, Sitr dan Tajalli, Muhadharah, Mukasyafah dan Musyahadah,
Lawaih, Lawami’ dan Thawali’, Buwadah dan Hujum, Talwin dan Tamkin, Qurb dan Bu’d,
Syari’at dan Hakikat, Nafas, Al-Khawathir, Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin dan Haqqul Yaqin,
Warid, Syahid, Nafsu, Ruh, Sirr, dan yang lainnya.
Kemudian istilah-istilah yang masuk kategori Maqomat (tahapan) dalam Tasawuf, antara
lain:
Taubat, Mujahadah, Khalwat, Uzlah, Taqwa, Wara’, Zuhud, Diam, Khauf, Raja’, Huzn,
Lapar dan Meninggalkan Syahwat, Khusyu’ dan Tawadhu’, Jihadun Nafs, Dengki,
Pergunjingan, Qana’ah, Tawakkal, Syukur, Yakin, Sabar, Muraqabah, Ridha, Ubudiyah,
Istiqamah, Ikhlas, Kejujuran, Malu, Kebebasan, Dzikir, Futuwwah, Firasat, Akhlaq,
Kedermawaan, Ghirah, Kewalian, Doa, Kefakiran, Tasawuf, Adab, Persahabatn, Tauhid,
Keluar dari Dunia, Cinta, Rindu, Mursyid, Sama’, Murid, Murad, Karomah, Mimpi,
Thareqat, Hakikat, Salik, Abid, Arif, danseterusnya.
Hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah melalui penyucian diri dan
amaliyah-amaliyah Islam.
fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang shalih dan
berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah
tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana,
jujur, istiqamah dan tawadhu.
Semua itu bila dilihat pada diri Rasulullah SAW, yang pada dasarnya sudah
menjelma dalam kehidupan sehari-harinya. Apalagi di masa remaja Nabi Muhammad SAW
dikenal sebagai manusia yang digelari al-Amin, Shiddiq, Fathanah, Tabligh, Sabar, Tawakal,
Zuhud, dan termasuk berbuat baik terhadap musuh dan lawan yang tak berbahaya atau yang
bisa diajak kembali pada jalan yang benar. Perilaklu hidup Rasulullah SAW yang ada dalam
sejarah kehidupannya merupakan bentuk praktis dari cara hidup seorang sufi.
Jadi, tujuan terpenting dari tasawuf adalah lahirnya akhlak yang baik dan menjadi orang yang
bermanfaat bagi orang lain.
Dalam kehidupan modern, tasawuf menjadi obat yang mengatasi krisis kerohanian
manusia modern yang telah lepas dari pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal lagi siapa
dirinya, arti dan tujuan dari hidupnya. Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini
membuat penderitaan batin. Maka lewat spiritualitas Islam lading kering jadi tersirami air
sejuk dan memberikan penyegaran serta mengarahkan hidup lebih baik dan jelas arah
tujuannya.
Kata mahabbah digunakan untuk menunjukkan suatu paham aliran tasawuf yaitu, kecintaan
yang mendalam secara rohaniah kepada Allah.
2. Makrifat
Berarti mengetahui Allah dari dekat. Dalam istilah Barat makrifat berarti gnosis yaitu
pengetahuan dengan hati nurani. Untuk menjelaskan paham makrifat ada tiga macam
pengetahuan untuk mengetahui tuhan, yaitu :