Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH

AKHLAK TASAWUF

JUDUL MAKALAH

DEFINISI TASAWUF

DOSEN PENGAMPU:Dr.Ja'far M.A

Oleh kelompok 1

NUR ALVI ANNISA(0703193095)

CHAIRINA (070319

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINTEK

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-NYA yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
mmakalahAkhlak Tasawuf mengenai memahami definisi tasawuf ini dengan lancar, shalawat
serta salam kami panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang menjauhkan kita
dari jalan kegelapan.

Makalah yang berjudul “Definisi Tasawuf” disusun untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok Mata Kuliah Akhlak Tasawuf jurusan Matematika, Fakultas Saintek, Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara.

Dengan ini penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan,


karena kesempurnaan semata hanya milik ALLAH SWT, untuk itu segala kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami nantikan.
 
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha – usaha membersihkan diri,
berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan makrifat menuju keabadian,
saling mengingatkan antar manusia, serta berpegang teguh kepada janji Allah dan mengikuti
syariat Rasulullah dalam mendekatkan diri dan mencapai keridaan – Nya. Untuk memahami
makna tasawuf secara mendalam kita perlu mengetahui konsep dasar dalam ilmu tasawuf.
Oleh karena itu, penulis menulis makalah untuk bisa memahami makna tasawuf secara
mendalam.

B.Rumusan Masalah

     1.            Bagaimana pengertian tasawuf?

     2.            Bagaimana konsep dalam tasawuf?

     3.            Bagaimana dasar – dasar ilmu tasawuf?

C.Tujuan Penulisan

1.            Untuk mengetahui pengertian tasawuf

2.            Untuk mengetahui konsep dalam tasawuf.

    3.            Untuk mengetahui dasar – dasar ilmu tasawuf.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tasawuf

Tasawuf berdasarkan asal usul katanya memiliki beberapa arti diantaranya :

                        1. Kata tasawwuf (‫ )التصوف‬adalah bahasa Arab dari kata suf yang artinya bulu


domba. Orang sufi biasanya memakai pakaian dari bulu domba yang kasar sebagai lambang
kesederhanaan dan kesucian. Dalam sejarah disebutkan, bahwa orang yang pertama kali
menggunakan kata sufi adalah seorang zahid yang bernama Abu Hasyim Al Kufi di Irak
(wafat 150 H).

                        2.  Ahl Al – Suffah (‫ )اهل الصفة‬yaitu orang – orang yang ikut hijrah dengan
Nabi, dari Mekah ke Madinah karena kehilangan harta, mereka berada dalam keadaan miskin
dan tak memiliki apa – apa. Mereka tinggal di serambi Masjid Nabi dan tidur diatas batu
dengan memakai pelana sebagai bantal.

                        3. Shafi (‫افي‬II‫ )ص‬yaitu suci. Orang – orang sufi adalah orang – orang yang
menyucikan dirinya dari hal – hal yang bersifat keduniawian dan mereka lakukan melalui
latihan yang berat dan lama. Dengan demikian, mereka adalah orang – orang yang disucikan.

                        4. Sophia(‫)صوفى‬, berasal dari bahasa Yunan, yang artinya hikmah atau filsafat.


Jalan yang ditempuh oleh orang – orang sufi memiliki kesamaan dengan cara yang dtempuh
oleh para filosof. Mereka sama – sama mencari kebenaran yang berawal dari keraguan dan
ketidakpuasan.

                        5. Saf (‫وف‬II‫ )ص‬pertama. Sebagaimana halnya orang yang sholat pada saf


pertama mendapat kemuliaan dan pahala yang utama, demikian pula orang – orang sufi
dimuliakan Allah dan mendapat pahala, karena dalam sholat jamaah mereka mengambil saf
yang pertama.
Pengertian tasawuf berdasarkan istilah, telah banyak dirumuskan oleh ahli, yang satu
sama lain berbeda sesuai dengan seleranya masing – masing, diantaranya :

                        1. Menurut Al Jurairi , tasawuf adalah memasuki segala budi (akhlak) yang


bersifat sunni dan keluar dari budi pekerti yang rendah.

                        2. Menurut Al Junaidi, tasawuf adalah bahwa yang Hak adalah yang


mematikanmu dan Hak – lah yang menghidupkanmu, dalam ungkapan lain, Al Junaidi
mengatakan bawha tasawuf adalah beserta Allah tanpa adanya penghubung.

                        3. Menurut Abu Hamzah, tanda sufi yang benar adalah berfakir setelah dia
kaya, merendahkan diri setelah dia bermegah – megah, menyembunyikan diri setelah dia
terkenal, dan tanda sufi palsu adalah kaya setelah dia fakir, bermegah – megah setelah dia
hina dan tersohor setelah dia bersembunyi.

                        4. Amir bin Usman Al Makki, tasawuf adalah seorang hamba yang setiap
waktunya mengambil waktu yang utama.

                        5.  Muhammad Ali Al Qassab, tasawuf adalah akhlak yang mulia yang timbul
pada masa yang mulia dari seorang yang mulia yang ditengah – tengah kaumnya yang mulia.

                        6. Menurut Syamnun, tasawuf adalah engkau memiliki sesuatu dan tidak di


miliki sesuatu.

                        7.  Ma’ruf Al Karakhi, tasawuf adalah mengambil hakikat dan berputus asa


pada apa yang ada di tangan makhluk.

                        8.  Al Junaedi, tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan


diri, berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan ma’rifat menuju
keabadian, saling mengingatkan antara manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah dan
mengikuti syari’at Rasulullah dalam mendekatkan diri dan mencapai keridaan – Nya.

Di Barat, tasawuf lebih dikenal dengan nama Islamic Mysticism (mistisme Islam).


Sebutan ini, yang juga diterima oleh kalangan sarjana muslim, sering menyesatkan, sebab
perkataan mystic (mistik) selalu dihubungkan dengan amalan – amalan ilmu hitam seperti
ilmu Sihir dan Nujum. Padahal tasawuf yang sejati tidak ada hubungannya dengan hal – hal
seperti itu. penamaan ‘mistisme Islam’ kepada tasawuf dapat diterima kalau perkataan itu
dipahami sesuatu dengan pengertiannya yang benar.
Secara etimologi, kata ‘mistik’ atau ‘mystic’ berasal dari bahasa Yunani myein, dan
ada kaitannya dengan ‘mysteri’, bermakna ‘menutup mata’ atau ‘terlindung di dalam
rahasia’. Dalam pengertian yang benar tersirat adanya suasana kekudusan dan kekhusukan
dalam upaya menangkap rahasia Yang Maha Agung melalui disiplin spiritual yang keras dan
sungguh – sungguh. Apabila tasawuf dapat disebut ‘mistisisme Islam’ tentulah ia boleh diberi
makna sebagai ajaran kerohanian penuh suasana kekudusan dan kekhusukan berkenaan
‘menutup mata’ atau ‘sesuatu yang terlindung dalam rahasia’.

B. Dasar – dasar ilmu Tasawuf

Diantara ajaran – ajaran di luar Islam yang diklaim sebagai sumber tasawuf Islam itu
adalah sebagai berikut :

Al – Taftazani menolak pendapat yang mengatakan bahwa sufisme Islam bersumber


dari ajaran – ajaran di luar Islam. Menurutnya, ajaran – ajaran di luar Islam tersebut baru
muncul pada masa yang agak akhir (pada akhir – akhir abad ketiga Hijriyah atau abad
kesembilan Masehi) setelah masa yang kedua dan ketiga awal asketisme (zuhud) cukup
mapan dan berpotensi menyangga munculnya angkatan tasawuf berikutnya. Namun al
Taftazani mengakui bahwa dengan lewatnya waktu, dengan berlangsungnya pertemuan
antara berbagai bangsa dan kontaknya berbagai kebudayaan, adalah wajar jika telah
menyebabkan masuknya pengaruh Kristen atau lainnya kedalam tasawuf Islam

 1. Ajaran Kristen dengan faham menjauhi dunia dan hidup mengasingkan diri dalam biara –
biara

2. Filsafat mistik pytagoras yang berpendapat bahwa roh manusia bersifat kekal dan berada di
dunia sebagai orang asing.

 3. Filsafat emanasi Plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini memancar dari Dzat Tuhan.
Roh berasal dari Tuhan, tetapi dengan masuknya ke dalam materi, roh menjadi kotor. Untuk
kembali ke tempat asalnya, roh harus terlebih dahulu dibersihkan. Penyucian roh adalah
dengan meninggalkan dunia dan mendekati Tuhan sedekat mungkin, bahkan kalau bisa
bersatu dengan Tuhan.

 4. Ajaran Budha dengan Nirwananya. Untuk mencapai Nirwana, orang harus meninggalkan
dunia dan memasuki hidup kontemplasi. Faham fana’ yang ada dalam sufisme hampir sama
dengan nirwana.
5. Ajaran Hinduisme yang mendorong manusia untuk meninggalkan dunia dan mendekati
Tuhan untuk mencapai persatuan antaa Atman dan Brahman. R. Hartman menambahkan
bahwa sufisme Islam yang pertama adalah bercorak India.

Masuknya unsur – unsur ajaran di luar Islam tersebut juga diakui oleh Nurcholish
Madjid. Menurutnya, hal ini bisa terjadi karena adanya kontak antara kaum muslimin dengan
bangsa – bangsa taklukannya di Syiria dan Persia yang dalam beberapa hal, khususnya di
bidang filsafat, lebih duulu maju daripada kaum muslimin sendiri. Namun, Nurcholish
Madjid menandaskan bahwa sufisme Islam memiliki dasar kuat yang tertuang dalam al
Qur’an dan Sunnah.

Jadi, dapat disimpullkan bahwa tasawuf itu bersumber dari ajaran Islam sendiri.
Permunculan itu dapat berupa aplikasi dari ayat – ayat al – Qur’an sendiri atau dari pola
hidup dan perilaku Nabi serta para sahabatnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa baik tanpa
atau dengan pengaruh dari luar Islam, sufisme dapat muncul dan berkembang dalam Islam.[5]

Tasawuf, pada awal pembentukannya, adalah akhlak atau keagamaan, sedangkan


moral keagamaan ini banyak diatur dalam al Qur’an dan As Sunnah. sumber pertamanya
adalah ajaran – ajaran Islam sebab tasawuf di timba dari Al Qur’an As Sunnah dan amalan
serta ucapan para sahabat. Amalan serta ucapan para sahabat itu tentu saja tidak keluar dari
ruang lingkup Al Qur’an dan As Sunnah, karena itu, dua sumber utama tasawuf adalah Al
Qur’an dan As Sunnah.

C. Asal Usul Tasawuf

Menurut Harun Nasution, tasawuf muncul dalam Islam sesudah umat Islam
mempunyai kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani dan agama Hindu dan Buddha. Itu
sebabnya muncul anggapan bahwa aliran tasawuf lahir atas pengaruh dari luar. Namun bila
ditelusuri, justru banyak ayat dan hadits serta perilaku Rasulullah SAW yang sama dengan
nila-nilai yang ada dalam tasawuf. Contohnya anjuran berbuat baik dan senantiasa
mensucikan diri. Orang yang menjalankan nilai-nilai tersebut secara istiqomah dalam
hidupnya disebut sufi.

Istilah sufi atau tasawuf biasanya dikaitkan dengan kata-kata Arab yang mengandung
arti suci. Di antaranya: 1) Shafa, artinya suci. Jadi sufi di sini merujuk pada orang yang
menyucikan diri melalui ibadah dan amal-amal shalih, terutama shalat dan puasa sunnah; 2)
Shaf, artinya baris. Yang dimaksud shaf di sini ialah baris pertama dalam salat di masjid.
Biasanya baris pertama ditempati orang-orang yang cepat datang ke masjid, yang membaca
ayat-ayat al-Qur’an dan berdzikir sebelum waktu shalat. Orang-orang seperti ini adalah yang
berusaha membersihkan diri agar lebih dekat pada Allah; 3) Ahlu al-Suffah, yaitu para
sahabat yang hijrah bersama Nabi Muhammad SAW ke Madinah dengan meninggalkan harta
kekayaannya di Mekkah. Di Madinah mereka hidup sebagai orang miskin, tinggal di Masjid
Nabi dan tidur di atas bangku batu dengan memakai suffah, (pelana) sebagai bantal; 4)
Sophos, artinya hikmah atau kebenaran. Biasanya mereka yang tahu hikmah atau kebenaran
yang hakikiyah adalah mereka yang dekat pada sumber kebenaran (Allah); 5) Suf, artinya
kain wol. Dalam sejarah tasawuf, kalau seseorang ingin memasuki jalan tasawuf, ia
meninggalkan pakaian mewah yang biasa dipakainya dan diganti dengan kain wol kasar yang
ditenun secara sederhana dari bulu domba. Pakaian ini melambangkan kesederhanaan serta
kemiskinan dan kejauhan dari dunia.

D. Istilah-istilah dalam tasawuf

Di dalam dunia Tasawuf muncul sejumlah istilah-istilah yang sangat populer, dan
menjadi terminologi tersendiri dalam disiplin pengetahuan. Dari istilah-istilah tersebut
sebenarnya merupakan sarana untuk memudahkan para pemeluk dunia Sufi untuk memahami
lebih dalam. Istilah-istilah dalam dunia Sufi, semuanya didasarkan pada Al-Qur’an dan
Hadist Nabi. Karena dibutuhkan sejumlah ensiklopedia Tasawuf untuk memahami sejumlah
terminologinya, sebagaimana di bawah ini, yaitu:
Ma’rifatullah, Al-Waqt, Maqam, Haal, Qabdh dan Basth, Haibah dan Uns, Tawajud – Wajd –
Wujud, Jam’ dan Farq, Fana’ dan Baqa’, Ghaibah dan Hudhur, Shahw dan Sukr, Dzauq dan
Syurb, Mahw dan Itsbat, Sitr dan Tajalli, Muhadharah, Mukasyafah dan Musyahadah,
Lawaih, Lawami’ dan Thawali’, Buwadah dan Hujum, Talwin dan Tamkin, Qurb dan Bu’d,
Syari’at dan Hakikat, Nafas, Al-Khawathir, Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin dan Haqqul Yaqin,
Warid, Syahid, Nafsu, Ruh, Sirr, dan yang lainnya.
Kemudian istilah-istilah yang masuk kategori Maqomat (tahapan) dalam Tasawuf, antara
lain:
Taubat, Mujahadah, Khalwat, Uzlah, Taqwa, Wara’, Zuhud, Diam, Khauf, Raja’, Huzn,
Lapar dan Meninggalkan Syahwat, Khusyu’ dan Tawadhu’, Jihadun Nafs, Dengki,
Pergunjingan, Qana’ah, Tawakkal, Syukur, Yakin, Sabar, Muraqabah, Ridha, Ubudiyah,
Istiqamah, Ikhlas, Kejujuran, Malu, Kebebasan, Dzikir, Futuwwah, Firasat, Akhlaq,
Kedermawaan, Ghirah, Kewalian, Doa, Kefakiran, Tasawuf, Adab, Persahabatn, Tauhid,
Keluar dari Dunia, Cinta, Rindu, Mursyid, Sama’, Murid, Murad, Karomah, Mimpi,
Thareqat, Hakikat, Salik, Abid, Arif, danseterusnya.

Seluruh istilah tersebut biasanya menjadi tema-tema dalam kitab-kitab Tasawuf,


karena perilaku para Sufi tidak lepas dari substansi dibalik istilah-sitilah itu semua, dan
nantinya di balik istilah tersebut selain bermuatan substansi, juga mengandung “rambu-
rambu” jalan ruhani itu sendiri.

E. Fungsi dan Peranan tasawuf dalam kehidupan modern

Hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah melalui penyucian diri dan
amaliyah-amaliyah Islam.
fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang shalih dan
berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah
tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana,
jujur, istiqamah dan tawadhu.
Semua itu bila dilihat pada diri Rasulullah SAW, yang pada dasarnya sudah
menjelma dalam kehidupan sehari-harinya. Apalagi di masa remaja Nabi Muhammad SAW
dikenal sebagai manusia yang digelari al-Amin, Shiddiq, Fathanah, Tabligh, Sabar, Tawakal,
Zuhud, dan termasuk berbuat baik terhadap musuh dan lawan yang tak berbahaya atau yang
bisa diajak kembali pada jalan yang benar. Perilaklu hidup Rasulullah SAW yang ada dalam
sejarah kehidupannya merupakan bentuk praktis dari cara hidup seorang sufi.
Jadi, tujuan terpenting dari tasawuf adalah lahirnya akhlak yang baik dan menjadi orang yang
bermanfaat bagi orang lain.
Dalam kehidupan modern, tasawuf menjadi obat yang mengatasi krisis kerohanian
manusia modern yang telah lepas dari pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal lagi siapa
dirinya, arti dan tujuan dari hidupnya. Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini
membuat penderitaan batin. Maka lewat spiritualitas Islam lading kering jadi tersirami air
sejuk dan memberikan penyegaran serta mengarahkan hidup lebih baik dan jelas arah
tujuannya.

F. Contoh prilaku orang yang bertasawuf


1. Mahabbah
Berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan yang berarti mecintai sesuatu secara
mendalam. Mahabbah adalah lawan dari al-bagd yaitu cinta lawan dari benci. Al-mahabbah
dapat berarti al-wadiud, yakni yang sangat penyayang.

Kata mahabbah digunakan untuk menunjukkan suatu paham aliran tasawuf yaitu, kecintaan
yang mendalam secara rohaniah kepada Allah.

2. Makrifat
Berarti mengetahui Allah dari dekat. Dalam istilah Barat makrifat berarti gnosis yaitu
pengetahuan dengan hati nurani. Untuk menjelaskan paham makrifat ada tiga macam
pengetahuan untuk mengetahui tuhan, yaitu :

- Dengan perantara syahadat


- Dengan logika
- Dengan perantara hati sanubari

Anda mungkin juga menyukai