Anda di halaman 1dari 5

AKHLAK TASAWUF

GERBANG TASAWUF
DEFINISI, HIERARKI DAN TUJUAN TASAWUF
Nama : AFRIDAYANI
Afridayani55@gmail.com

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

SISTEM INFORMASI-4

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2017

I. Pendahuluan

Artikel ini akan mengkaji tentang definisi, hierarki, serta tujuan tasawuf. Judul buku yang
dikaji adalah Gerbang Tasawuf karya Dr. Ja’far, MA. Pada saat ini sangatlah penting mempelajari
dan memiliki akhlak tasawuf. Karna pada dasarnya kebanyakan manusia hanya mengejar kehidupan
duniawi saja yang bersifat sementara tanpa memperdulikan kehidupan akhirat yang kekal. Tasawuf
sebagai ilmu keislaman yaitu hasil kebudayaan Islam sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, mempelajari
ilmu Tasawuf adalah penting.
Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara mensucikan jiwa, menjernihkan akhlak,
menjauhkan diri dari sifat tercela guna mendapat kebahagiaan yang abadi. Hal pokok dalam
tasawuf, yaitu kesucian jiwa untuk menghadap Allah SWT sebagai Zat Yang Maha Suci dalam
upaya pendekatan diri secara individual kepada-Nya, sehingga kehadiran Allah SWT senantiasa
dirasakan dalam kehidupan.
Melihat betapa pentingnya akhlak tasawuf dalam kehidupan ini. Penulis berharap agar umat
muslim tetap pada nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi dalam agama Islam, selalu mendekatkan
diri kepada Allah SWT, menjauhkan diri dari sifat-sifat tercela, selalu memiliki akhlak yang mulia,
dan menjadikan akhlak tasawuf sebagai pondasi dalam menjalankan kehidupan & mencari
kebahagiaan yang abadi.
II. Pembahasan
A. Definisi tasawuf
Menurut al-Hujwirî dalam kitab Kasyf al-Mahjûb telah dijelaskan asal-usul kata tasawuf,
yaitu sebagai berikut :
1. Kata Tasawuf berasal dari kata al-shûf (‫) ال صوف‬, yang artinya adalah wol. Karena kaum
sufi mengenakan jubah yang terbuat dari bulu domba.
2. Kata tasawuf berasal dari kata al-shaf ( ‫) الصف‬, yang artinya adalah barisan pertama.
Yang bermakna bahwa kaum sufi berada pada barisan pertama didepan Tuhan, karena
besarnya keinginan mereka terhadap Tuhan.
3. Kata Tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah (‫) اهل ا ص فة‬, golongan para sufi yang
diridai Allah karena sifat-sifat mereka seperti sifat orang-orang yang tinggal di serambi
masjid (shuffah).
4. Kata Tasawuf berasal dari kata al-shafâ (‫)ال ص فاء‬, yang artinya adalah kesucian. Para
sufi telah mensucikan akhlak mereka.1
Menurut ‘Abd al Qâdir al Jailânî pendiri tarekat Qadiriyah menyatakan bahwa seseorang
dikatakan sebagai sufi karena 3 alasan, yaitu :
1. Terjadi penjernihan terhadap hati mereka berkat cahaya makrifat.
2. Ia dinisbahkan kepada ashhâb al-shuffah, yakni para sahabat yang meninggalkan segala
sesuatu karena cinta kepada Allah dan rasul-Nya.
3. Ia memakai shûf (pakaian dari bulu), untuk sufi tingkat pemula mengenakan pakaian
dari bulu biri-biri, untuk sufi tingkat pertengahan dari bulu kambing, sedangkan untuk
sufi tingkat puncak dari bulu mir’izza (bulu halus kambing).
Beliau menambahkan bahwa kata tashawwûf terdiri atas empat huruf, yakni :
1. Ta’ (‫ = )ث‬taubah 3. Waw (‫ = )ؤ‬wîlâyah (kewalian)
2. Shad (‫ = )ص‬shafâ’ 4. Fa(‫ = )ف‬fanâ’ fi Allâh.2
Berdasarkan pendapat sejumlah sufi diatas, dapat dipahami bahwa tasawuf merupakan
disiplin ilmu yang berkaitan dengan penyucian jiwa manusia dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah Swt.
Dapat saya ambil kesimpulan bahwasanya pengertian tasawuf menurut saya adalah paham
atau ilmu untuk mengetahui bagaimana cara mensucian jiwa untuk lebih dekat kepada Allah Swt,
perlahan-lahan meninggalkan hal-hal duniawi yang hanya sementara, menjernihkan akhlak,
menjauhkan diri dari sifat tercela guna mencapai kebahagiaan yang abadi. 1

1
Ja’far, Gerbang Tasawuf (Medan: Perdana Publishing, 2012), hlm. 18.
2
Ja’far, Gerbang Tasawuf (Medan: Perdana Publishing, 2012), hlm. 19.
B. Tasawuf dalam Hierarki Ilmu-Ilmu Islam
Dalam tradisi intelektual Islam, para ulama telah membuat klasifikasi ilmu berdasarkan
sudut pandang Islam.
Ibn Khaldûn mengkategorikan tasawuf sebagai salah satu dari beragam ilmu-ilmu
syariah (‘ulûm al-naqliyyah al-wadhi’iyah) atau ilmu yang diajarkan dan
ditransformasikan.
Al-Ghazâlî mengkategorikan tasawuf sebagai (‘ilm al-hudhûrî) atau ilmu yang
dihadirkan.
Ibn al-Qayyim al-Jauziyah mengkategorikan tasawuf sebagai (‘ilm khafiyun dan ‘ilm
ladunîyun) atau ilmu makrifat dan ilmu yang didasari ilham dari Allah.
Syed Muhammad Naquib al-Attas mengkategorikan tasawuf sebagai metafisika Islam
yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu agama (the religious sciences).3
Dapat diambil kesimpulan bahwa para ulama menempatkan tasawuf sebagai bagian dari
ilmu-ilmu agama, meskipun sebagian ahli menyebutkan bahwa tasawuf dalam bentuk tasawuf
falsafi dipengaruhi oleh agama dan aliran filsafat tertentu.
Dari aspek sumber, tasawuf dikategorikan sebagai salah satu dari ilmu syariah, yakni
bersumber dari syariat al-qur’an dan hadis yang tidak melibatkan akal sebagai pemikiran yang
berperan dalam ilmu ini. Meskipun sekarang muncul sebagai sebuah disiplin ilmu namun, tasawuf
tetap menjadi sebuah ilmu syariat yang telah dipraktikan sejak zaman Nabi Muhammad Saw yang
pada saat itu tasawuf masih berupa bentuk ibadah semata.
Dari aspek tujuan, pelajar sufi (al-murîd) harus terus meningkatkan kualitas ibadahnya guna
mencapai sebuah kemantapan tauhid dan makrifat.
Dari aspek pembahasan, tasawuf membicarakan empat pokok persoalan , yaitu :
1. Pembahasan tentang mujahadah, zauq, introspeksi diri, dan tingkatan-tingkatan spiritual.
2. Penyingkapan spiritual dan hakikat-hakikat alam ghaib.
3. Keramat wali atau bagian kewalian.
4. Istilah – istilah kaum sufi yang diungkap pasca ‘mabuk’ spiritual atau diungkap secara
terbuka dan gamblang. Menurut Al-Taftâzânî dari abad ketiga sampai abad keempat
hijriah, aliran tasawuf terbagi menjadi dua yaitu :
1. Tasawuf sunni : yaitu ajaran yang memagari pengikutnya dengan Al-qur’an dan hadis.
2. Tasawuf Falsafafi : yaitun aliran yang cenderung kepada ungkapan-u2ngkapan ganjil
(syathahât), memadukan antara dua visi berbeda yaitu visi mistis dan visi rasional,
banyak menggunakan terminologin filosofis dan dipengaruhi oleh banyak ajaran
filsafat.4

3
Ja’far, Gerbang Tasawuf (Medan: Perdana Publishing, 2012), hlm. 22
4
Ja’far, Gerbang Tasawuf (Medan: Perdana Publishing, 2012), hlm. 22-24
C. Tujuan tasawuf
Ilmu tasawuf juga tidak terlapas dari tujuan hidup manusia yakni untuk lebih mendekatkan
diri kepada Allah swt. kemudian dalam Al-qur’an juga ditegaskan bahwa manusia diciptakan
dengan suatu tujuan tertentu seperti syahadah, ibadah, khalifah, dan hasanah. Hal ini juga
diperkuat dengan adanya hadis mengenai al-islam, al-iman, dan al-ihsan yang menekankan manusia
untuk dituntut tidak hanya menjalankan al-islam dan al-iman saja tetapi juga al-ihsan sebagai
hierarki yang paling tinggi.5
Jadi, Alquran dan hadis menghendaki umat Islam untuk dapat memantapkan ketauhidan dan
ibadah dalam kerangka al-ikhsan, dan mengimplementasikan tugas sebagai khalifah-Nya di muka
bumi demi kebaikan dunia maupun akhirat kelak. Menurut perumusan yang dilakukan kaum sufi,
tujuan dari tasawuf adalah untuk mencapai puncak tingkatan dalam sufi yaitu mencapai kemantapan
tauhid dan makrifat. Dua sumber ajaran Islam, Alquran dan hadis memberikan sinyal kuat bahwa
manusia berpotensi untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, bertauhid dan bermakfirat kepada-
Nya.6
Sebagaimana telah pernah diungkap, pernyataan kaum sufi menegaskan bahwa tasawuf
menghendaki pelajar sufi mampu mendekatkan diri kepada Allah dan memiliki akhlak mulia.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan, bahwasanya tujuan utama daripada pengajaran ilmu akhlak
tasawuf adalah untuk menciptakan dan memantapkan manusia kepada akhlak yang mulia dan
semakin dekat dengan Allah Swt dengan kemantapan tauhid yang kuat dan melakukan hal-hal
terpuji yang mencerminkan perilaku pendekatan kepada allah swt dan meninggalkan kehidupan
duniawi yang bersifat sementara.3

5
Ja’far, Gerbang Tasawuf (Medan: Perdana Publishing, 2012), hlm. 24
6
Ja’far, Gerbang Tasawuf (Medan: Perdana Publishing, 2012), hlm. 25-26
III. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas mengenai pembahasan tentang definisi tasawuf, bagaimana tasawuf
dalam hierarki ilmu-ilmu islam dan apa tujuan mempelajari tasawuf yang dalam hal ini berkaitan
dengan Akhlak Tasawuf.
Dari segi definisi mengenai Tasawuf, penulis mengambil kesimpulan bahwasanya Tasawuf
adalah paham atau ilmu untuk mengetahui bagaimana cara mensucian jiwa untuk lebih dekat
kepada Allah Swt, perlahan-lahan meninggalkan hal-hal duniawi yang hanya sementara,
menjernihkan akhlak, menjauhkan diri dari sifat tercela guna mencapai kebahagiaan yang abadi.
Secara Hierarki dan kedudukannya dalam ilmu – ilmu islam, tasawuf berada pada tingkatan
pembentukan akhlak dan karakter manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dari segi
tujuan tasawuf, penulis meyimpulkan bahwasanya tujuan utama daripada pengajaran ilmu akhlak
tasawuf adalah untuk menciptakan dan memantapkan manusia kepada akhlak yang mulia dan
semakin dekat dengan Allah Swt dengan kemantapan tauhid yang kuat dan melakukan hal-hal
terpuji yang mencerminkan perilaku pendekatan kepada Allah Swt dan meninggalkan kehidupan
duniawi yang bersifat sementara.

Anda mungkin juga menyukai