Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AL-MABADI’ AL-ASYROH LI `ILMI AT-TAȘAWWUFI


(Sepuluh Prinsip Untk Memahami Ilmu Tasawuf)
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teosofi
Dosen Pengampu : M. Syaikhudin, M.Pd.I

Oleh :
Kelompok 8
1. Fitrotul Hanifiyah (19680047)
2. Mochammad Fikri Azhari (19680058)
3. Sultonul Arif Assyauqi (19680051)

JURUSAN PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah tasawuf memang sudah tidak asing lagi dikalangan para cendekiawan muslim,
baik di Indonesia maupun di Negara-negara lain. Tasawuf dikenal dengan istilah
mistismenya Islam atau sufisme. Tasawuf juga populer sebagai ilmu tentang pengetahuan
secara langsung tentang Tuhan dan ajaran serta metodenya bersumber dari Al Quran dan al
Hadits, ilham orang-orang shaleh, serta kasyf (terbukanya hati) orang-orang ‘arif. 1 Tasawuf
memang sudah menjadi kajian ilmu yang sangat dikagumi oleh para cendekiawan. Karena
pesan-pesan moral mulai dari hubungan antar manusia dengan manusia lain, sampai
hubungan manusia dengan Tuhan.
Pada dasarnya setiap ilmu-ilmu yang akan di pelajari memiliki prinsip-prinsip dasar
yang dapat menjelaskan gambaran umum tentang ilmu tersebut. Hal tersebut berlaku untuk
semua jenis ilmu, baik ilmu syar’i ataupun ilmu-ilmu lainya. Oleh karena itu, para ulama
bersepakat untuk membuat beberapa kriteria ilmu yang berguna untuk menentukan apakah
jenis-jenis ilmu tersebut memang layak disebut sebagai ilmu. Kriteria tersebut dapat disebut
sebagai prinsip dasar ilmu. Prinsip dasar ilmu biasanya di sebut dengan Al-Mabadi’ Al-
Asyroh. Dengan mabadi, akan dapat diketahui mengenai disiplin ilmu tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tasawuf?
2. Apa saja prinsip-prinsip Ilmu Tasawuf?
3. Bagaimana penjelasan mengenai Ilmu Tasawuf berdasarkan prinsip-prinsip ilmu?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami tentang Ilmu Tasawuf
2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang macam-macam prinsip dari Ilmu Tasawuf
3. Mahasiswa mampu mengetahui penjelasan Ilmu Tasawuf berdasarkan prinsip-prisip ilmu

BAB II
1
Abdul Mujieb and dkk, Ensiklopedia Tasawuf Imam Al Ghazali (Bandung: Hikmah, 2010).

2
PEMBAHASAN

A. Ilmu Tasawuf
1. Pengertian
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang
memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan ma’rifat menuju keabadian,
saling mengingatkan antara manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah Swt dan
mengikuti syari’at Rasulullah Saw. Dalam mendekatkan diri dan mencapai riḍa-Nya2.
Tasawuf sendiri adalah upaya untuk membebaskan diri dari sifat-sifat kemanusiaan
demi meraih sifat-sifat malaikat dan akhlak ilahi, serta menjalani hidup pada poros
ma’rifatullah dan maḥabbatullah sembari menikmati kenikmatan spiritual3.
Pemikiran masing-masing pihak itu dilatarbelakangi oleh fenomena yang ada
pada diri para sufi. Secara etimologi, pengertian tasawuf dapat dimaknai menjadi
4
beberapa macam, yaitu:
a. Tasawuf berasal dari kata ṣafā’ yang artinya suci. Kata ṣafa‟ ini

berbentuk fi’il mabni manjhūl (kata kerja intransitif) sehingga menjadi isim

mulhaq dengan huruf ya’ nisbah yang berarti sebagai nama bagi orang-orang

yang bersih atau suci. Jadi, maksudnya adalah mereka itu menyucikan dirinya

di hadapan Tuhan melalui latihan- latihan.

b. Ada yang menisbahkan tasawuf berasal dari Bahasa Yunani, yaitu shopos.

Istilah ini disamakan maknanya dengan kata al-hikmah dalam bahasa Arab

yang berarti kebijakan

c. Tasawuf berasal dari kata ṣūf artinya kain yang terbuat dari bulu wol. Namun

kain wol yang dipakai adalah kain wol yang kasar. Memakai wol kasar pada

waktu itu adalah simbol kesederhanaan. Lawannya adalah memakai sutra.

2
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Seia, 2010).
3
Muhammad Fethullah Gülen, Kalbin Zümrüt Tepeleri, Tasawuf Untuk Kita Semua (Jakarta: Anggota IKAPI DKI
Jakarta, 2014).
4
Abu al-Wafâ at-Taftazâni, Madkhal Ilâ At-Taṣawwuf al-Islâmi (Kairo: Dar ats-Tsaqafah).

3
Kain itu dipakai oleh orang-orang mewah di kalangan pemerintahan yang

hidupnya mewah. Para penganut tasawuf ini hidupnya sederhana, tetapi

berhati mulia, menjauhi pakaian sutra, dan memakai wol kasar.

Sedangkan tasawuf secara terminologi juga memiliki beberapa pengertian

yang disampaikan oleh para pakar, di antaranya:

a. Syaikh Ma‟ruf al-Karkhi menjelaskan bahwa tasawuf adalah upaya

untuk senantiasa mengambil yang hakikat dan menjauh dari hal- hal yang

berada pada kekuasaan makhluk.5

b. Abu al-Wafa at-Taftazani menjelaskan bahwa tasawuf adalah sebuah

pandangan filosofis terhadap kehidupan yang bertujuan mengembangkan

moralitas jiwa manusia dan dapat direalisasikan melalui latihan- latihan

praktis tertentu, sehingga perasaan menjadi larut dalam hakikat

transendental. Pendekatan yang digunakan adalah ḍzauq (cita rasa) yang

menghasilkan kebahagiaan spiritual. Pengalaman yang muncul pun tidak

kuasa diekspresikan melalui bahasa biasa, karena emosional dan personal.6

B. Prinsip-Prinsip Ilmu Tasawuf

Terdapat 10 prinsip-prinsip untuk dapat memahami ilmu tasawuf atau Al-Mabadi’

Al-Asyroh Li `Ilmi At-Tașawwufi. Mabadi merupakan prinsip dasar dari sebuah ilmu. Para

ulama bersepakat membuat 10 prinsip untuk menentukan apakah hal tersebut layak

disebut sebagai ilmu. Selain itu adanya Al-Mabadi Al-‘Asyarah agar seseorang

mempunyai gambaran awal mengenai ilmu yang akan dipelajari.

5
Muhammad al-Kasinzân, Mausû’ah al-Kasinzân Fīmâ Iṣthalaha Alaih Ahl at-Taṣawwuf Wa al- ‘Irfân (Maktaba
Syamela).

6
Abu al-Wafâ at-Taftazâni.

4
Al-Mabadi Al-‘Asyarah ini disebutkan oleh Syeikh Muhammad bin ‘Ali Ash-

Shabban rahimahullah (w. 1206 H), pengarang Hasyiah Ash-Shabban ‘Ala Syarh Al-

Asymuni li Alfiyyah Ibni Malik, dalam kitab beliau Hasyiyah Ash-Shabban ‘Ala Syarh

AS-Sullam li Al-Malawi. Beliau rahimahullah menyatakan7 :

‫إن مبادئ كل علم عشرة … الحد والموضوع ثم الثمرة‬

‫ونسبة وفضله والواضع … واالسم االستمداد حكم الشارع‬

‫مسائل والبعض بالبعض اكتفى … ومن درى الجميع حاز الشرفا‬

Artinya : Sesungguhnya mabadi (pengantar dasar) dalam setiap disiplin ilmu itu ada
sepuluh, yaitu: (1) definisi, (2) ruang lingkup, (3) manfaat , (4) hubungan, (5)
fadhilahnya, (6) pencetusnya, (7) nama, (8) sumber pengambilan, (9) hukum
mempelajari, (10) masail. Mengetahui sebagiannya memadai untuk sebagian
yang lain dan siapa yang menguasai semuanya maka akan meraih kemuliaan.

Berikut merupakan 10 prinsip-prinsip untuk dapat memahami ilmu tasawuf atau


Al-Mabadi’ Al-Asyroh Li `Ilmi At-Tașawwufi, yaitu :
1) Definisi (Had) ilmu Tasawuf, "Huwa ilmun yu rafu bihi ahwalu an-nafsi
mahmuudiha wa madmuumiha wakafiiyati tathhiriha minal madmum," Artinya:
Dengan ilmu tersebut (tasawuf) akan mengetahui kondisi batin, apakah kondisi
hatinya sehat atau sakit. Bila hasil diagnosanya hati masuk kategori sakit, Tasawuf
mengajarkan terapinya.
Semua istilah keilmuan tentunya memiliki definisi masing-masing. Definisi
ini dipergunakan untuk meberikan penjelasan agar dapat dimengerti istilah keilmuan
tersebut. Ilmu tasawuf tentunya memiliki definisi. Pemaparan diatas dapat kita
ketahui bahwa ilmu tasawuf berhubungan erat dengan batin seseorang. Tasawuf
disini berperan dalam mengkondisikan batin manusia melalui keriligiusan, dengan
cara menghilangkan rasa khawatir akan urusan atau kesibukan dunia. Kemudian
lebih mendekatkan diri kepada Alloh SWT dan menyadari bahwa manusia

7
Syeikh Muhammad bin ‘Ali Ash-Shabban rahimahullah, ‘Hasyiyah Syarah Sullam Li Al-Malawi’
<https://www.galerikitabkuning.com/2014/01/hasyiyah-syarah-sullam-li-al-malawi.html> [accessed 25 February
2021].

5
diciptakan hanya untuk mengabdi dan beribadah kepada Alloh SWT.
Implementasinya ilmu tasawuf ini bisa ditemui pada majelis-majelis suluk atau lebih
dikenal dengan tarekat yang biasanya ada dipondok-pondok pesantren. Suluk atau
tarekat ini ada beberapa macam, salah satunya tarekat Naqsyabandiyah
2) Objek (Maudu) kajian Ilmu Tasawuf, “Af a'lul Qolbi wa Alhawas min haisu
tazkiyyah wa tasfiyyah”. Objek kajian ilmu tasawuf adalah: Gerak gerik hati.
Termasuk di dalamnya solusi membersihkan, menjernihkan hingga memancarkan
cahaya. Hati, elemen yang sangat penting. Hati, inilah ranah kajian Tasawuf.
Objek kajian ilmu menjadi penting untuk diketahui bila mempelajari sebuah
ilmu. Di ilmu tasawuf, hati menjadi objek kajiannya. Kembali pada definisi tentang
ilmu tasawuf yang menerangkan tasawuf berparan dalam pengkondisian batin atau
hati manusia. Oleh karena itu, objek kajian ilmu tasawuf adalah hati.
3) Buahnya (Samratuhu) dari Ilmu Tasawuf. Seorang Petani tentu tidak akan
menanam kalau pohonnya tidak menghasilkan buah. Dengan mengetahui bahwa
pohon itu bisa menghasilkan uang baik buah, batang atau umbinya, maka seorang
petani akan semangat menanamnya. Para ulama memberikan targhib. Kata targhib
diambil dari bahasa Al Quran, berasal dari kata kerja ragghaba yang artinya:
menyenangi, menyukai. Targhib berbentuk isim mashdar mengandung arti suatu
harapan untuk memperoleh kesenangan dan kebahagiaan. Buah mempelajari ilmu
Tasawuf: “Tahdibul qulub wa ma'rifatu allamil guyub dzauqon wa wujdaanan.”
Buah dari ilmu tasawuf luar biasa, yaitu: hati dibersihkan hingga mengkilap.
Dengan hati yang bening akan mengenal Allah yang gaib dengan lebih baik.
Pada pemaparan diatas buah ini lebih sederhananya disebut sebagai Tujuan
adanya keilmuan tentunya dapat memberikan hasil kepada yang mempelajarinya,
dalam ilmu tasawuf juga demikian. Hasil dari ilmu tasawuf memberikan ketenangan
hati dari manusia dari segala kekhawatiran akan urusan dunia sehingga menjadi
dekat hubungannya dengan Alloh SWT. Kemudian menjadikan seseorang yang
lebih baik penuh dengan keteladanan.

4) Keutamaan (Fadluhu). Keutamaan Tasawuf dengan ilmu yang lainnya, “annahu


asyroful ulum litaaluqi bima'rifatillah wa hubbihi,” Tasawuf adalah ilmu yang

6
paling mulia dibanding ilmu lain. Sebab Ilmu Tasawuf mempelajari Allah SWT
yang Tinggi. Dengan Tasawuf, akan mampu makrifat kepada Allah SWT dan
tumbuh kecintaan kepada Allah SWT. Sehingga Allah SWT akan memberikan
keutamaan yang besar. Maka pantas, bila dikatakan Tasawuf adalah ilmu yang
paling mulia.
Penilain akan sebuah ilmu menurut kami bersifat subyektif, tergantung
bagaimana seseorang menilainya. Ilmu tasawuf disini dipaparkan menjadi hal yang
sangat utama dari pada keilmuan yang lain. Keutamaan ini karena ilmu tasawuf
menjadikan seseorang cinta kepada Alloh SWT. Apabila seseorang cinta kepada
sang pencipta-Nya menjadikan seseorang tersebut sebaik mungkin tidak akan
mengecewakan-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, apabila seseorang sudah cinta
kepada suatu hal, contoh saja pekerjaan, seseorang akan sebaik mungkin dan hati-
hati dalam melakukannya.
5) Nisbat atau korelasi tasawuf dengan ilmu lainya, “annahu aslun laha wa sartun
fiiha”, ilmu Tasawuf menjadi asal dan syarat bagi ilmu lainnya. "Fanisbatuhu laha
karruh lil jasad" ilmu Tasawuf laksana ruh yang menggerakkan jasad. Ilmu
Tasawuf yang kita amalkan akan menghidupkan ilmu-ilmu lainnya yang kita
pelajari.
Setiap keilmuan memiliki hubungan dengan keilmuan lain. Bahkan, apabila
keilmuan satu dihubungkan dengan keilmuan lain dapat menghasilkan keilmuan
baru. Ilmu tasawuf berperan dalam memfasilitasi ilmu lain untuk dapat dipelajari
dengan maksimal. Peran ilmu tasawuf ini dikarenakan apabila kita merima atau
belajar keilmuan yang lain tidak dapat terlepas dari keadaan hati atau batin
seseorang. Apabila keadaan batin seseorang dalam kondisi yang tenang dan bersih
makan akan lebih mudahnya dan maksimal untuk diserap.
6) Peletak dasar dan penciptanya (Wadiuhu). Peletak dasarnya adalah Allah SWT,
yang mewahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Demikian pula kepada nabi-nabi
sebelumnya, karena Tasawuf bagian dari Tiga Rukun Agama (Iman, Islam dan
Ihsan). Mengenai hal ini, silakan lihat pembahasan kami sebelumnya tentang Tiga
Rukun Agama.
Bukan hanya Ilmu Tasawuf saja, tetapi ilmu yang lain seperti itu, kita juga

7
harus mengetahui dasarnya dan juga penciptaan nya. Misalnya ilmu dalam hal
pembuatan rumah, dalam pembuatan suatu rumah yang kokoh maka hal yang paling
mendasar adalah harus membuat pondasi yang kuat dari rumah tersebut, kemudian
membangun rumah diatas pondasi yang sudah dibuat tadi, dalam pembuatan rumah
terdiri dari bahan bangunan misalnya pasir, semen, batu, dan lain-lain.
7) Nama ilmunya (Ismuhu), adalah ilmu tasawuf yang diambil dari “Shafa” yang
artinya bersih. Sementara ulama ada yang berpendapat pengambilan akar kata
Tasawuf ini dari “suuf”, artinya bulu yang kasar. Karena para sufi suka memakai
baju yang sederhana.
Jadi Tasawuf berasal dari “shafa”, ilmu yang membersihkan hati. Para ulama
menyebutnya Tasawuf. Para Tabiin sudah menggunakan ilmu tasawuf,
seperti: Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Maliki sudah menggunakan ilmu
tasawuf. Ketika Malaikat Jibril datang kepada nabi saw, dia (Jibril) menyebutkan:
Iman, Islam dan Ihsan.  jadi di masa Nabi saw istilah Tasawuf belum muncul, tapi
menggunakan istilah ihsan. Kemudian oleh para ulama dimunculkanlah istilah ilmu
8
Tasawuf. sebagaimana munculnya istilah ilmu Fiqih untuk masalah syariat (Islam).
Bukan hanya dalam Ilmu Tasawuf saja kita haru mengetahui asal dari
penamaan ilmu, tetapi Ilmu yang lain juga harus diketahui. Misalnya adalah Ilmu
Biologi, Biologi berasal dari bahasa Yunan yaitu “Bios” yang artinya hidup dan
“Logos” yang berarti ilmu. Jadi dapat disimpulkan bahwa Biologi merupakan ilmu
yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya.
8) Pengambilan sumbernya (Istimdad). Sumber ilmu Tasawuf adalah dari Allah
SWT, melalui Al Quran dan Rasulullah saw (as Sunnah). Tasawuf sebagai estafet
dari nabi-nabi sebelumnya. Selanjutnya ajaran ilmu Tasawuf diambil dari para
ulama yang memiliki keistimewaan, yakni: Wali Mursyid.
Dalam Ilmu Tasawuf sumber yang dirujuk adalah dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Dalam Ilmu yang lain, misalnya dalam Ilmu Biologi maka sumber yang
dapat kita rujuk atau sebagai acuan adalah buku Biologi, Internet, atau bisa
langsung dari para guru yang mengajar, dosen, ataupun professor.

8
Syekh Muhammad Fathurrahman, M.Ag., ‘Kajian Tsawuf : Sepuluh Mabadi Ilmu Tasawuf’, 2019
<https://msyarif110.blogspot.com/2019/09/sepuluh-mabadi-ilmu-tasawuf.html>.

8
9) Hukum Syara (Hukmu  as Syariu). Mempelajari dan mengamalkan ilmu tasawuf
dalam kehidupan hukumnya Fardhu Ain. Dalam pandangan agama artinya wajib
dan tidak boleh mewakilkan kepada orang yang lain. Contohnya, seorang ayah
yang berposisi sebagai kepala keluarga dan mewakilkan kepada anak lelaki untuk
mempelajari ilmu Tasawuf, tidak dapat dilakukan seperti itu.
Tasawuf berasal dari ihsan merupakan bagian dari rukun agama. Sehingga
tidak bisa dipisahkan, maka ulama mengistilahkannya Arkanuddin. Agama kita
ditopang dengan tiga disiplin ilmu yang luar biasa, yang saling memberikan fungsi
antara satu sama lainnya. Bagaikan rukun dalam sebuah bangunan, ketika salah
satunya tiada maka akan rubuh bangunan tersebut. Ketika diambil Fikih dan
Tauhidnya dan diabaikan ilmu Tasawufnya maka akan terjadi kegersangan hati
karena hati tidak dibersihkan dan dihiasi dengan ilmu Tasawuf. Demikian pula
bertasawuf harus sesuai dengan syariat.
10) Masalah (Masaail), dalam bahasa Arab masalah adalah pembahasan, jadi apa saja
yang dibahas dan dikaji dalam ilmu Tasawuf.  Pembahasannya seputar
membersihkan hati, kemudian istilah yang dipelajari dalam ilmu Tasawuf
didalamnya ada istilah Makasib, Mawahib, dll.
Tidak hanya dalam Ilmu Tasawuf saja yang memiliki masalah atau
pembahasan, melainkan setiap Ilmu Juga ada pembahasannya. Contohnya dalam
Ilmu Perpustakaan, dalam Ilmu Perpustakaan pembahasannya mengenai hal yang
terjadi dalam perpustakaan, misalnya manajemen perpustakaan, pencarian bahan
pustaka, penataan bahan pustaka, melayani pemustaka atau pengunjung
perpustakaan dan lain-lainnya.

BAB III
PENUTUPAN

9
A. Kesimpulan
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang
memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan ma’rifat menuju keabadian, saling
mengingatkan antara manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah Swt dan mengikuti
syari’at Rasulullah Saw. Dalam mendekatkan diri dan mencapai riḍa-Nya. Abu al-Wafa at-
Taftazani menjelaskan bahwa tasawuf adalah sebuah pandangan filosofis terhadap
kehidupan yang bertujuan mengembangkan moralitas jiwa manusia dan dapat direalisasikan
melalui latihan- latihan praktis tertentu, sehingga perasaan menjadi larut dalam hakikat
transendental.
Prinsip-prinsip untuk memahami ilmu tasawuf ada 10 yaitu Had (pengertian), Maudhu
(objek), lalu Tsamrah (buah/faidah), Fadhl (kedudukan/keutamaan), Nisbah (hubungan),
Wadhi’ (perintis), Ism (nama), Istimdaad (sumber), Hukmu as Syariu (Hukum Syara ),
Masail (masalah-masalah yang dibahas).

DAFTAR PUSTAKA

10
Abdul Mujieb and dkk, Ensiklopedia Tasawuf Imam Al Ghazali (Bandung: Hikmah, 2010)

Abu al-Wafâ at-Taftazâni, Madkhal Ilâ At-Taṣawwuf al-Islâmi (Kairo: Dar ats-Tsaqafah)

Muhammad al-Kasinzân, Mausû’ah al-Kasinzân Fīmâ Iṣthalaha Alaih Ahl at-Taṣawwuf Wa al-
‘Irfân (Maktaba Syamela)

Muhammad Fethullah Gülen, Kalbin Zümrüt Tepeleri, Tasawuf Untuk Kita Semua (Jakarta:
Anggota IKAPI DKI Jakarta, 2014)

Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Seia, 2010)

Syeikh Muhammad bin ‘Ali Ash-Shabban rahimahullah, ‘Hasyiyah Syarah Sullam Li Al-
Malawi’ <https://www.galerikitabkuning.com/2014/01/hasyiyah-syarah-sullam-li-al-
malawi.html> [accessed 25 February 2021]

Syekh Muhammad Fathurrahman, M.Ag., ‘Kajian Tsawuf : Sepuluh Mabadi Ilmu Tasawuf’,
2019 <https://msyarif110.blogspot.com/2019/09/sepuluh-mabadi-ilmu-tasawuf.html>

11

Anda mungkin juga menyukai