KELOMPOK 10:
Shafira Zalsabilah Arifah (10200118091)
Alda (10200118102)
Ika Kurnia Purnama (10200118087)
Muhammad Rezky Mubarak (10200118104)
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Nasakh..........................................................................................................6
1. Pengertian Nasakh..................................................................................6
2. Syarat-syarat Nasakh..............................................................................6
3. Hikmah Nasakh......................................................................................7
4. Macam-macam Nasakh..........................................................................7
B. Muradif.........................................................................................................9
1. Pengertian Muradif.................................................................................9
2. Hukum Muradif......................................................................................9
C. Musytarak...................................................................................................10
1. Pengertian Musytarak...........................................................................10
2. Sebab-sebab
Musytarak.............................................................................................10
3. Hukum Musytarak................................................................................11
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari awal hingga akhir Al-Qur’an merupakan kesatuan yang utuh . Yang
tidak bertentangan dengan yang lainnya . Dari segi kejelasan Al-Qur’an sebagai
pedoman bagi semua orang.Dan yang kedua hanya Allah yang mengetahui maksud
kebenaran dari keseluruhan isi maksudnya.
Dalam ilmu tafsir para mufasir memberi tempat cukup tinggi terhadap
pengertian tiap ayat dalam Al-qur’an . Dengan adanya pembahasan mengenai
musytarak, muradif dan nasikh itu sangat perlu. Agar orang islam dapat mengetahui
maksud dan tafsiran antara ayat Al-Qur’an yang dahulu dengan sekarang maupun
cara penafsirannya.
B. Rumusan Masalah
4
1. Apa pengertian dari Nasakh, Muradif dan Musytarak?
2. Apa saja Syarat-syarat dan sebab-sebab Nasakh dan Musytarak?
3. Apa saja macam-macam Nasakh?
4. Apakah kaidah-kaidah yang berkaitan dengan Nasakh?
5. Apa hukum dari Muradif dan Musytarak?
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nasakh
1. Pengertian Nasakh
Dalam nasakh sebenarnya hukum lama masih berlaku seandainya tidak ada
hukum baru yang menghapusnya. Dan orang yang pertama kali membahas masalah
nasakh adalah Imam Syafi’i. Beliau memasukkan nasakh sebagai penjelasan hukum
bukan mengosongkan atau menghapus nas dari hukum.1
Ulama fiqh sepakat bahwa nasakh dapat terjadi pada sunah contohnya hadis
tentang ziarah kubur. Dalam hadis ini pertama nabi melarang ziarah kubur tetapi
kemudian dinasakh oleh hadis beliau juga yang menghapus hukum hadis pertama,
sehingga kesimpulannnya ziarah kubur itu hukumnya boleh.
1
Muhammad Abu Zahra, Ushul Fiqh, (Damaskus: Daar al-Fikr, tt.), hlm. 175.
6
2. Syarat-syarat Nasakh
4) Jika kedua nas, baik ayat yang menasakh dan yang dinasakh tidak dapat
dikompromikan.2
3. Hikmah Nasakh
Menurut Abdul Wahab Khallaf hikmah adanya nasakh antara lain:
2
Muhammad Abu Zahra, Ushul Fiqh, (Damaskus: Daar al-Fikr, tt.), hlm. 190-191.
3
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Mesir: Maktabah al-Da’wah al-Islamiyah,tt.), hlm
7
4. Macam-macam Nasakh
1) Al-quran dinasakh oleh Al-quran: contohnya ayat yang berbicara
tentang seruan membakar semangat 20 orang mukmin yang sabar akan
mengalahkan musuh sebanyak 200 orang terdapat dalam surah al-Anfal
/8:65: Artinya: hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk
berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka
akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh...Kemudian ayat di atas
dinasakh (dihapus) dengan ayat lain yang menegaskan bahwa membakar
semangat 100 orang yang sabar akan mengalahkan musuh sebanyak 200
orang terdapat dalam surat al-Anfal/8:66:Artinya: sekarang Allah telah
meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada
kelemahan. Maka jika ada di antara-mu seratus orang yang sabar, niscaya
mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika di antaramu
ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua
ribu orang, dengan seizin Allah, dan Allah beserta orang-orang yang sabar.
222-223.
4
Wahbah Zuhaili, Ushul Fqh, (Damaskus: Daar al-Fikr, 1986), Cet. Ke-1, hlm. 971.
8
mebolehkan ziarah kubur setelah masyarakat mengetahui hakikat ziarah
kubur. (HR. Muslim).
B. Muradif
1. Pengertian Muradif
Contoh:
َ َا َ اْل
ُسد dan اَلَّ اليتArtinya singa.
Dari keterangan di ats, jelaslah bagi kita bahwa dua, tiga, atau beberapa
lafaz yang mempunyai satu makna dinamakan lafaz muradif.
2. Hukum Muradif
Hukum Muradif yang dimaksudkan di sini adalah tentang timbulnya
persoalan yang dikarenakan adanya lafaz-lafaz muradif, dalam hal demikian, para
ulama mempersoalkan hukumnya, seperti misalnya apakah boleh satu lafaz diganti
dengan lafaz lain yang maknanya sama. Seperti lafaz diganti dengan lafaz .
Sehubung dengan masalah muradif ada juga para ulama yang berselisih
pendapat dalam hal-hal tertentu, seperti dalam masalah zikir. Dalam masalah zikir
itu pun bagi golongan yang membenarkan muradif, memberikan dua syarat yang
harus dipenuhi, yakni:
9
1) Boleh dipakai lafaz muradif, bila penggantian lafaz muradif tersebut
tidak mendapat halangan dari agama, baik secara jelas atau samar-
samar.
C. Musytarak
1. Pengertian Musytarak.
Lafaz musytarak ialah lafaz yang mempunyai dua arti atau lebih yang
berbeda-beda. Misalnya: lafaz “quru” mempunyai arti “suci”. Lafaz tersebut
memerlukan penjelasan yang seksama apa yang dimaksud dengannya. Lafaz
musytarak diciptakan untuk beberapa makna yang penunjukannya kepada makna
itu dengan jalan bergantian, atau tidak sekaligus.
1) Lafaz itu digunakan oleh suatu suku bangsa (qabillah) untuk makna
tertentu dan oleh suku bangsa yang lain digunakan untuk makna yang lain
lagi, kemudian sampai kepada kita dengan kedua makna tersebut tanpa ada
keterangan dari hal perbedaan yang dimaksud oleh penciptanya.
10
menurut arti istilah syar’i ialah shalat sebagaimana yang kita kenal
sekarang.
Apabila persekutuan arti lafaz musytarak pada suatu nash syar’i itu antara
makna lugawi dengan makna istilah syar’i, maka hendaklah diambil makna
menurut istilah syar’i.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
11
serta.Hukum Muradif yang dimaksudkan di sini adalah tentang timbulnya persoalan
yang dikarenakan adanya lafaz-lafaz muradif, dalam hal demikian, para ulama
mempersoalkan hukumnya, seperti misalnya apakah boleh satu lafaz diganti dengan
lafaz lain yang maknanya sama. Seperti lafaz diganti dengan lafaz .Lafaz musytarak
ialah lafaz yang mempunyai dua arti atau lebih yang berbeda-beda. Misalnya: lafaz
“quru” mempunyai arti “suci”. Lafaz tersebut memerlukan penjelasan yang
seksama apa yang dimaksud dengannya. Lafaz musytarak diciptakan untuk
beberapa makna yang penunjukannya kepada makna itu dengan jalan bergantian,
atau tidak sekaligus.
DAFTAR PUSTAKA
12
13