Anda di halaman 1dari 11

HADITS MUDALLAS

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Pada Mata Kuliah Ulumul Hadits

Dosen Pengampu

Dr. Dadah Sa’adah, M. Ag

Disusun oleh

RENA AJENG TRIANI

NIM: 1191060078

PROGRAM STUDI ILMU HADITS


FAKULTAS USHULUDDIN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun dalam penyusunan
makalah ini materi yang di bahas adalah “Hadits Mudallas”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada Dosen pembimbing yang
bersangkutan.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
menambah wawasan dalam mempelajari Ulumul Hadits serta dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................

Daftar Isi ...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................


B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................
D. Metode Penelitian......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................

A. Definisi Hadits Mudallas ..........................................................................................


B. Pembagian Hadits Mudallas dan contohnya..............................................................

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ...................................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................


BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Hadits merupakan salah satu dasar pengambilan hukum islam setelah Al-
Qur’an. Sebab, Hadits mempunyai posisi sebagai penjelas terhadap makna yang di
kandung oleh Al-Qur’an tersebut. Apalagi banyak terdapat ayat-ayat yang masih
global dan tidak jelas maknanya sehingga seringkali seorang mufassir memaknai
Hadits untuk mempermudah pemahamannya.

Seiring dengan perkembangan Ulumul Hadits, maka terdapat beberapa


kalangan yang serius sebagai pemerhati Hadits. Hal ini tidak lain bertujuan untuk
mengklasifikasikan Hadits dari aspek kualitas Hadits, baik ditinjau dari segi Matan
Hadits maupun Sanad Hadits. Sehingga dapat ditemukan Hadits-Hadits yang layak
sebagai Hujjah dan Hadits yang tidak layak sebagai Hujjah.

Posisi Hadits sebagai sumber hukum tidak lain karena adanya kesesuaian
antara Hadits dengan Al-Qur’an yang ditransmisikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Bisa juga dikatakan bahwa Hadits merupakan wahyu Tuhan yang tidak
dikodifikasikan dalam bentuk Kitab sebab lebih banyak hasil dari proses berpikirnya
Nabi dan hasil karya Nabi. Akan tetapi bukan berarti Hadits adalah Al-Qur’an

Dengan alasan itu maka selayaknya Hadits mendapat perhatian yang khusus
bagi tokoh cendikiawan Muslim selain studi Al-Qur’an. Agar khazanah ajaran islam
benar-benar mengakar dengan melakukan kontektualisasi terhadap realitas dimana
Hadits itu hadir. Dalam memahami Hadits Nabi, realitas mempunyai posisi yang
sangat penting, agar Hadits mampu mengakomodir segala realitas yang kompleks dan
beragam. Dengan itu maka Hadits Nabi tidak akan pernah mati dan terus hidup
sampai penutup zaman.

Banyak orang yang belum mengetahui pembagian Hadits menjadi shohih,


hasan dan dhoif. Di makalah ini penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai hadits
dhoif, terutama mengenai Hadits mudallas yang jarang diketahui. Sehingga di
harapkan dari penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang Hadits mudallas
secara rinci.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Hadits Mudallas
2. Pembagian Hadits Mudallas dan contohnya

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu Hadits Mudallas
2. Untuk mengetahui pembagian Hadits Mudallas dan contohnya

D. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, metode yang di gunakan untuk pengumpulan
data adalah penelitian kepustakaan dengan teknik mengumpulkan berbagai buku yang
membahas topik permasalahan seputar Hadits Mudallas dan dengan melakukan
pencarian sumber data dari jurnal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Mudallas
َ َ‫) َدل‬, yang artinya sama dengan kata
Mudallas berasal dari kata dasar dalasa ( ‫س‬

“azh-zhulmah” (ُ‫)الظ ْل َمة‬


ُّ , yaitu gelap; juga memiliki arti sama dengan kata ikhtilath
(ُ‫)االختِالَط‬
ْ , artinya “campur baur”1 atau kitman ( ُ‫ان‬L‫) ِك ْت َم‬, artinya “menyembunyikan
barang dagangan”2. Sedangkan menurut istilah adalah :

َ ‫ل َوجْ ٍه يُوْ هَ ُم اَنَّهُ الَ َءي‬Lَ ‫ي َء‬


‫ْب فِي ِه‬ َ ‫ه َُو َمار ُِو‬

Artinya : “Hadits yang diriwayatkan menurut suatu tata cara tertentu yang di
perkirakan, bahwa Hadits itu tidak ada aibnya”
Dengan kata lain, Hadits Mudallas adalah Hadits yang kelemahan sanadnya
ditutup-tutupi, agar Hadits tersebut tidak terlihat cacat.
Sebuah Hadits dihukumi Mudallas, jika keadaan perawinya sebagai berikut :
1. Masih satu generasi dengan perawi yang ditutupi.
2. Pernah mendengar Hadits dari perawi yang ditutupi secara langsung.
3. Pola penyampaian Haditsnya menggunakan kode-kode yang biasa dipakai dalam
Hadits mu’an’an3 dan muannan4
Oleh sebab itu, motif penghilangan perawi dalam Hadits Mudallas adalah :
1. Untuk menutupi kelemahan-kelemahan yang ada pada salah satu perawi; gurunya.
2. Untuk menutupi kejanggalan dan kecacatan yang ada dalam Hadits nya.
3. Untuk memunculkan kesan bahwa Hadits yang diriwayatkannya itu tidak
memiliki aib.
Hadits mudallas dapat diketahui melalui hal-hal sebagai berikut:
1. Informasi langsung dari mudallis (perawi yang melakukan tadlis) sendiri, seperti
yang dilakukan oleh Ibnu ‘Uyainah.5

1
K.H M.Ma’shum Zein M.A, Ilmu Memahami Hadits Nabi (Yogyakarta, pustaka pesantren, 2013), hal.141
2
Al-Fairuz Abadi, al-Qamus al-Muhith, juz II (Mesir: Maktabah al-Maimuniyah, t.t), hlm. 229.
3
Hadits yang dalam sanadnya terdapat redaksi “an” dari seseorang, contoh:
‫حدثنا قتيبة بن سعي حدثنا عبد العزيز الدرواردى عن العالء عن ابيه عن ابي هريرة قال قال رسول هللا‬
4
Hadits yang dalam sanadnya terdapat redaksi “anna”, contoh, sebuah hadits yang diriwayatkan Imam malik
dari Ibnu Shihab: ‫أ ن سعيد بن مسيب قا ل‬
5
Sufyan bin ‘Uyainah adalah Syaikhul Islam Sufyan bin ‘Uyainah bin Maimun Abu Muhammad al-Kufi
2. Petunjuk para ahli atas ke-mudallas-an sebuah hadits.6
Dalam masalah hadits mudallas, karenanya, ditemukan beberapa istilah yaitu:
a. Mudallis ( ْ‫) ُم َد لِّس‬, yaitu: perawi yang melakukan tadlis.
b. Hadits mudallas ( ْ‫ْث ُم َد لَّس‬
ٌ ‫) َح ِد ي‬, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang
mudallis.
c. Tadlis ( ْ‫ )تَ ْد لِيْس‬yaitu perbuatan menyembunyikan atau menutup-nutupi.

B. Pembagian Hadits Mudallas dan contohnya


1. Tadlis isnad

Seorang rawi meriwayatkan dari seseorang yang dia telah mendengar darinya
suatu hadits yang belum ia dengar darinya, tanpa ada keterangan bahwa dia benar-
benar telah mendengar dari seseorang tersebut.7

Maksudnya adalah seorang rawi meriwayatkan dari seorang guru yang dia
telah mendengar darinya sebagian hadits, akan tetapi hadits yang dia samarkan ini
belum dia dengar dari guru tersebut, dia mendengarnya dari guru lain, kemudian
dia menggugurkan guru lain tersebut, dan dia meriwayatkan hadits tersebut
darinya (guru pertama) dengan ungkapan yang bersifat tidak pasti, seperti “Dia
berkata” atau “Dari”, agar oranglain menyangka bahwa dia telah mendengar
hadits tersebut darinya (guru pertama). Agar tidak dikatakan pendusta dia tidak
menyatakan bahwa ia telah mendengar hadits tersebut darinya (guru pertama),
seperti mengatakan “Aku telah mendengar” atau “Dia menceritakan kepadaku”.
Rawi yang digugurkan oleh seorang mudallis bisa satu atau bahkan lebih.

Contoh Al-isnad:

‫صلَّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه‬


َ ‫س ْب ِن َمالِ ٍك أَنَّ النَّبِ َّي‬
ِ َ‫ي عَنْ أَن‬ ُّ ‫ ع َِن‬Uَ‫س ْفيَا ِن بْنُ ُعيَ ْينَة‬
ِّ ‫الز ْه ِر‬ ُ ْ‫عَن‬
‫ق َوتَ ْم ٍر‬
ٍ ‫س ِو ْي‬
َ ِ‫ت ُحيَ ٍّي ب‬ َ ‫سلَّ َم أَ ْولَ َم َعلَى‬
ِ ‫صفِيَّةَ بِ ْن‬ َ ‫َو‬
“Dari Sufyan bin Uyainah, dari Az-Zuhri,dari sahabat anas bin malik,
sesungguhnya Nabi SAW membuat walimah atas pernikahan beliau dengan
Shafiyah dengan memasak gandum dan kurma.” (HR.Tirmidzi no.1015)

2. Tadlis At-Taswiyah

6
Dr. Mahmud Ath-Thahhan, musthalah al-hadits, (Jakarta, ummul qura, 2017), hlm.84
7
Syarah Alfiah Al-‘Iraqi, 1/180
Yaitu periwayat menggugurkan syekh yang dhoif diantara dua orang
syekh siqah yang saling bertemu.
Seorang rawi meriwayatkan hadits dari guru yang tsiqah, guru tersebut
meriwayatkan dari rawi dhoif, dari rawi tsiqah, dan dua guru yang tsiqah
telah bertemu satu sama lain, kemudian dating seorang mudallis yang telah
mendengar dari guru tsiqah yang pertama, lantas menggugurkan rawi dhoif
yang ada pada sanad, dan menjadikan sanad tersebut dari gurunya yang
tsiqah dari tsiqah yang kedua, dengan lafal yang bersifat tidak pasti, lalu
menyamakan rawi-rawi sanad tersebut menjadi tsiqah.
Jenis ini adalah seburuk-buruknya henis tadlis, sebab tsiqah yang pertama
bisa jadi bukan orang terkenal dengan tadlis, kemudian setelah pencarian
yang detail, orang yang melihat sanad tersebut mendapatinya telah
meriwayatkan dari lain yang tsiqah, lalu menshahihkannya. Dalam hal ini
jelas ada penipuan yang sangat menipu.
Contoh At-Taswiyah:
َ‫ب ْب ِن ع َِطيَّة‬ٍ ‫س ِّي عَنْ ُم َح َّم ِد ْب ِن َو ْه‬ ُ ‫ي عَنْ أَبِ ْي أُ َميَّةَ الطَّ ْر‬
ِ ‫س ْو‬ ِّ ‫عَنْ الطَّ َحا ِو‬
‫ش ِّي‬ِ ‫ب ا ْل ُج َر‬ ٍ ‫سا ٍن ْب ِن ع َِطيَّةَ عَنْ أَبِ ْي ُمنِ ْي‬ ِ ‫سلِ ٍم َح َّدثَنَا ْاألَ ْوز‬
َّ ‫ عَنْ َح‬،‫َاع ُّي‬ ْ ‫ح َّدثَنَا ا ْل َولِ ْي ُد بْنُ ُم‬،
َ
‫ف َحتَّى يُ ْعبَ َد‬ ِ ‫س ْي‬َّ ‫ بُ ِع ْثتُ بِال‬: ‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬،‫َع ِن ا ْب ِن ُع َم َر قَا َل‬
َ‫ص َغا ُر َعلَى َمنْ َخالَف‬ ِّ ‫ َو ُج ِع َل‬،‫ َو ُج ِع َل ِر ْزقِ ْي ت َْحتَ ِظ ِّل ُر ْم ِح ْي‬،ُ‫ش ِر ْيكَ لَه‬
َّ ‫الذلَّةُ َوال‬ َ ‫هللاُ اَل‬
‫شبَّهَ بِقَ ْو ٍم فَ ُه َو ِم ْن ُه ْم‬ ْ ‫أَ ْم ِر‬
َ َ‫ َو َمنْ ت‬،‫ي‬
"Dari At-Thajawi, dari Abu Umayyah At-Tharsusi, dari Muhammad bin
Wahab bin Athiyah, Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Al-Auza'i
menceritakan kepada kami, dari Hassan bin Athiyah, dari Abu Munib Al-
Jurasyi, dari Ibnu Umar berkata, Rosulullah SAW bersabda, ""Aku diutus
(menjelang hari kiamat) dengan pedang sehingga Allah disembah tanpa ada
sekutu bagi-Nya, rizkiku ditempatkan di bawah bayang-bayang tombakku.
Kehinaan dan kerendahan dijadikan bagi orang yang menyelisihi
perintahku. Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti ia termasuk
golongan mereka".

3. Tadlis Syuyukh
Yaitu periwayat menerima hadis dari syekh kemudian memberi nama
syekh tersebut dengan nama julukan atau nama bangsa yang tidak dikenal
supaya tidak dikenal.
Contoh Tadlis Syuyukh :
‫ َح َّدثَنَا أَ ْح َم ُد‬،ُ‫ي ا ْل َحافِظ‬ ٍّ ‫ أَ ْخبَ َرنَا أَبُ ْو أَ ْح َم َد بْنُ َع ِد‬،‫س ْع ٍد ا ْل َمالِينِ ُّي‬
َ ‫أَ ْخبَ َرنَا أَبُ ْو‬
‫ أَ ْخبَ َرنَا أَبُو‬،‫ َح َّدثَنَا َعلِ ُّي بْنُ ا ْل َج ْع ِد‬،‫الص ْوفِ ُّي‬
ُّ ‫س ِن ْب ِن َع ْب ِد ا ْل َجبَّا ِر‬ َ ‫بْنُ ا ْل َح‬
‫ عَنْ أَبِي‬،‫وب ْب ِن ُم َح َّم ِد ْب ِن طَ ْحاَل َء‬ َّ ‫ ال‬:‫ أَظُنُّهُ قَا َل‬،َ‫س َحاق‬
َ ُ‫ عَنْ يَ ْعق‬،‫ش ْيبَانِ ُّي‬ ْ ِ‫إ‬
‫هّٰللا‬
‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫سو َل هللا‬ ُ ‫ أَنَّ َر‬: َ‫شة‬
َ ِ‫ عَنْ عَائ‬،َ‫ عَنْ َع ْم َرة‬،‫الر َجا ِل‬، ِّ
‫ فَأ َ َك َل ا ْل ُغاَل ُم فَأ َ ْكثَ َر‬،‫ فَأ َ ْلقَى بَيْنَ يَ َد ْي ِه تَ ْم ًرا‬،‫ي ُغاَل ًما‬ ْ َ‫أَ َرا َد أَنْ ي‬،
َ ‫شتَ ِر‬
ُ ‫ إِنَّ َك ْث َرةَ اأْل َ ْك ِل‬: ‫سلَّ َم‬ ‫هّٰللا‬
‫شؤْ ٌم‬ َ ‫صلَّى ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫فَقَا َل َر‬

"Abu Sa'd Al-Malini menceritakan kepada kami, Abu Ahmad bin 'Adi Al-
Hafidz menceritakan kepada kami, Ahmad bin Hasan bin Abdul Jabbar As-Shufi
menceritakan kepada kami, Ali bin Ja'd menceritakan kepada kami, Abu Ishaq
menceritakan kepada kami, aku mengira dia berkata : As-Sya'bani, dari Ya'qub
bin Muhammad bin Thalkha', dari Abu Rijal, dari 'Amrah, dari Siti Aisyah,
sesungguhnya Rosulullah SAW ingin membeli ghulam (pelayan yang masih anak-
anak), Beliau memberikan kurma di hadapannya, ia pun memakan banyak, lalu
Rosulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya banyak makan adalah (tanda)
kesialan".
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian dari BAB II dapat disimpulkan bahwa Hadits Mudallas
adalah Hadits yang kelemahan sanadnya ditutup-tutupi, agar Hadits tersebut tidak
terlihat cacat. Hadits Mudallas digolongkan kepada hadits dhoif.
Dalam masalah hadits mudallas, ditemukan beberapa istilah yaitu:
1. Mudallis yaitu: perawi yang melakukan tadlis.
2. Hadits mudallas yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang mudallis.
3. Tadlis yaitu perbuatan menyembunyikan atau menutup-nutupi.
Hadits mudallas terbagi menjadi dua pokok bagian yaitu Tadlis Al-Isnad dan
Tadlis Asy-syuyukh, sedangkan Tadlis At-Taswiyah masih termasuk bagian dari
Tadlis Al-Isnad.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan terkait pembahasan Hadits Mudallas yang
tergolong kedalam hadits dhoif ini adalah
1. Bagi pembaca diharapkan bisa mengetahui lebih dalam mengenai macam-macam
hadits dhoif terutama hadits mudallas yang jarang diketahui banyak orang
2. Untuk lebih memahami mengenai hadits mudallas, diharapkan pembaca mencari
lebih banyak informasi dari sumber lain.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.referensimakalah.com/2012/08/pengertian-hadis-mudallas.html

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=NfCUDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=hadits+mudallas&ots=bxD-
rFcHh4&sig=rRk_975ZONly5IrcCMwwfSUG2Ts&redir_esc=y#v=onepage&q=hadits
%20mudallas&f=false

https://alsofwa.com/179-hadits-hadits-mudallas/

Thahhan,Mahmud. 2017. Dasar-dasar ilmu hadits. Jakarta:Ummul Qura

Zein,M,Ma’shum. 2013. Ilmu memahami hadits nabi. Yogyakarta:Pustaka Pesantren

Anda mungkin juga menyukai