Hadis Mu’adz bin Jabal, bahwasannya Nabi SAW bersabda kepadanya: Hai Mu’adz
sesungghnya aku mencintaimu, maka katakanlah pada setelah shalat: Ya Allah Tolonglah aku
untuk dzikir kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan baik dalam ibadah kepada-Mu. (HR. Abu
Dawud)
Hadis di atas musalsal pada perkataan setiap perawi ketika menyampaikan periwayatannya dengan
ungkapan: Sesungguhnya aku mencintaimu, maka katakan di setiap selesai shalat. Setiap perawi
yang menyampaikan perawi hadis ini selalu memulai dengan kata-kata tersebut sebagaimana yang
dilakukan Rasulallah terhadap Mu’adz.
Contoh musalsal fi’lî (perbuatan):
خلق هللا االرض يوم السبت: شبك بيدي ابو القاسم صلي هللا عليه وسالم وقال:حديث ابي هريرة قال
Hadis Abu Hurairah dia berkata: Abu Al-Qasim (Nabi SAW) memasukkan jari-jari tangannya
kepada jari-jari tanganku (jari jemari) bersabda: “Allah menciptakan bumi pada hari Sabtu.”
(HR. Al-Hakim)
Setiap perawi yang menyampaikan periwayatan selalu jari jemari terhadap orang yang menerima
hadis tersebut sebagaimana yang dilakukan Rasulallah SAW.
Contoh musalsal qawlî dan fi’lî ( perkataan dan perbuatan):
,رهcc اليجد العبد حالوة االيمان حتي يؤمن بالقدر خيره وش: قال رسول هللا صلي هللا عليه وسالم:حديث انس بن مالك رضي هللا عنه قال
حلوه ومره, وقبض رسول هللا صلي هللا عليه وسالم علي لحيته وقال أمنت بالقدر خيره وشره,حلوه ومره
Hadis Anas bin Malik RA Berkata: Rasulallah SAW bersabda: Seorang hamba tidak mendapatkan
manisnya iman sehingga beriman kepada ketentusn Allah (Qadar) baik dan buruk, manis dan
pahitnya.” Rasulallah sambil memegang jenggot bersabda: “ Aku beriman pada ketentuan Allah
(qadar) baik dan buruk, manis dan pahitnya.” (HR. Al-Hakim secara musalsal)
Hadis di atas musalsal qawlî dan fi’lî ( musalsal perkataan dan sekaligus perbuatan) yaitu
perkataan: “Aku beriman pada ketentuan Allah (qadar) baik dan buruk, manis dan pahitnya”
dan perbuatan memegang jenggot. Semua perawi ketika menyampaikan periwayatan juga
melakukan hal itu sebagaimana Rasulallah SAW.
2) Musalsal bi shifât ar-ruwâh ( Musalsal sifat Periwayat)
Musalsal ini dibagi menjadi perkataan (qawlî) dan perbuatan (fi’lî).
Contoh musalsal sifat perawi dalam bentuk perkataan:
أن الصحابة سالوا الرسول هللا صلي هللا عليه وسالم عن أحب االعمال الي هللا عزوجل ليعملوه فقرأ عليهم سورة الصف
Bahwasannya sahabat bertanya kepada Rasulallah SAW tentang amal yang disukai Allah SWT
agar diamalkan, maka Nabi membacakan mereka Surah Shaff.
Hadis ini musalsal pada membaca Surah Shaff. Setiap periwayat membacakan Surah Shaff ketika
menyampaikan periwayatan kepada muridnya atau yang menerima hadisnya.