Anda di halaman 1dari 8

NAMA : DWI PRISTYA N.

NIM

: 1201210403

a. Pengertian Hadits Maqlub


Maqlub pada lughat ialah barang yang dibalikkan, atau diputar balikkan.
Pada uruf ahli hadist, ialah :


Hadist

yang telah terjadi padanya taqdhiem dan takhir, (yang telah

didahulukan yang kemudian,dan telah dikemudiakan yang terdahulu).



Yang tertukar padanya terhadap seorang perawi sebahagian matannya atau
seseorng perawi pada sanad nya atau seuatu sanad buat matan yang lain. 1
Hadist Maqlub adalah hadits yang masyhur diperoleh oleh seorang perawi,
lalu ditukar dengan rawi lain, atau diambil sanadnya sesuatu matan, kemudian
dileakkan kepada matan lain atau kebalikannya.
Salah satu bukti atas kemahiran dan ketelitian Imam Bukhari tentang hadist
Rasul saw adalah beliau datang kekota Baghdad. Disana para ahli hadist
berkumpul. Ada seratus hadits yang telah ditukar-tukarkan sanad dan matannya
oleh mereka. Kemudian para ahli hadits menghadiri majlis Bukhari, dan
mengajukan

hadits

tersebut

kepada

beliau.

Sesudah

mereka

selesai

mengajukan, lalu beliau menengok kepada mereka, dan mengembalikan setiap


matan kepada sanadnya, dan setiap sanad kepada matannya. Melihat itu,
merekapun bertukuk lutut untuk mengakui atas kemahiran Bukhari. 2

b. Macam-Macam Hadits Maqlub


1 Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Hadits Dirayah, hal 283-284
2 Hafidz Hasan Al-Masudi, Ilmu Musthalah Hadist,

Darussalam Surabaya 2008,hal 41-42

Hadits Maqlub terbagi menjadi dua bagian yaitu Maqlub Sanad dan Maqlub
Matan.
1. Maqlub Sanad adalah hadits maqlub yang penggantiannya terjadi pada
sanadnya. Maqlub sanad ini mempunyai dua bentuk :
Dengan cara didahulukan dan diakhirkan padda nama perawi, yaitu
asalnya Kaab bin Marrah misalnya, lalu dikatakan Marrah bin Kaab.
Haditsnya sudah terkenal dari seorang perawi dari para perawi atau

terkenal dengan sanad apapun, maka digantilah dengan yang


setara pada satu tingkatan dari perawi, yaitu seperti Hadits terkenal
dengan Salim bin Abdullah bin Umar, lalu diganti dengan nama Nafi
padahal mereka berdua adalah tabiin.
2. Maqlub Matan adalah hadits maqlub yang penggantiannya terjadi pada
matan. Maqlub sanad ini mempunyai dua bentuk :
Seorang perawi mendahulukan sebagian matan yang seharusnya
diakhirkan dari sebuah hadits dan mengakhirkan sebagian matan
yang seharusnya didahulukan.
Seorang perawi menyambung sebuah matan hadits dengan sanad

hadits lain dan dilakukan dalam rangka menguji sebagian ulama


hadits, supaya bisa diketahui dimana tingkat kekuatan hafalannya.
Sebagaimana yang dilakukan oleh ulama Baghdad terhadap Imam
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari ketika datang menemui mereka.

c. Hukum Melakukan Pembalikan Matan atau Sanad.


Hadist Maqlub termasuk salah satu dari jenis-jenis hadist dhaif. Akan
tetapi hukumnya berubah-ubah menurut sebab terjadinya pembalikan (qalb).

Jika pembalikkkan pada matan dan sanad hadist dilakukan bertujuan agar
sanad

atau

matannya

tidak

diketahui,

maka

perbuatan

ini

tidak

diperbolehkan karena tersebut sama dengan merubah hadits. Sedangkan

merubah hadits adalah perbuatan para perawi pendusta.


Jika dilakukan untuk menguji yang bertujuan untuk mengecek tingkat
kekuatan hafalan dan kelayakn seorang menjadi ahli hadits, maka hal ini
diperbolehkan. Kebolehan melakukan pembalikan ini harus memenuhi
syarat.

Yaitu

seorang

perawi

yang

melakukan

pembalikan

harus

menjelaskan matan dan sanad tersebut sebelum ia meninggalkankan


tempat.
Hadist maqlub termasuk dari jenis hadist dhaif yang tertolak, seperti
sudah maklum adanya. Itu karena hadits maqlub menyelisihi riwayat para tsiqah

(rawi terpercaya). Adapun kitab khusus tentang hadits maqlub adalah kitab
Roofiul Irtiyab fil Maqlub Minal Asma Wal Alqoob karya Al-Khatib Al-Baghdadi3.

d. Contoh-contoh Hadits Maqlub pada Matan.

Hadits Muslim dari Abu Hurairah r.a


...











Dan (yang memperoleh naungan pada hari kiamat), ialah laki-laki yang
bersedekah

dengan

suatu

sedekah

yang

disembunyikan

sehingga

tidak

mengetahui tangan kanannya, apa yang dibelanjakan oleh tangan kirinya.


(Riwayat Muslim dari Abu Hurairah). Hadits ini terbaliknya matannya yaitu katakata:









Tidak mengetahui tangan kanannya apa yang dibelanjakan oleh tangan
kirinya. Betulnya:









Tidak mengetahui tangan kirinya, apa yang dibelanjakan oleh tangan
kanannya.
Kita dapat mengetahui, bahwa kata-kata itu terbalik, ialah dengan
memperhatikan riwayat ialah tangan kanan bukan tangan kiri. 4

Dalam masalah maqlub pada matan yang terdapat dalam matan, Ibnu
Hajar Asqalani;









3 Abu Maryam Abdusshomad, diambil dari : Tafsir Musthalah Hadits oleh Dr. Mahmud Thahan.
4 Mahmud Aziz dan Mahmud Yunus, Ilmu Musthalah hadits, PT Hindakarya Agung Jakarta2007, hal 84-85

:




















:


.
:

Dan kadang-kadang terdapat maqlub dalam matan juga seperti hadits Abu
Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dibawah judul/bab :Tujuh orang
yang Allah melindungi mereka dibawah lindungan arsyNya, didalam bab
tersebut terdapat hadits . . . dan orang yang bersedekah dengan sedekah yang
ia sembunyikan (supaya diketahui orang) sehingga tangan kanan nya tak
mengetahui apa yang dibelanjakan tangan kirinya. Dan ini merupakan contoh
dimana salah seorang perawinya membalikkan hadits, yang semestinya:
Sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakn/disedahkan
tangan kanan nya.
Jadi tegasnyaa kalimat yang semestinya berbunyi :








Terbaliknya menjadi :









Inilah sebagai contoh hadits maqlub pada matan. 5

Hadits yang diriwayatkan Ahmad, Ibnu huzaimah dan Ibnu Hibban dari
Aisyah r.a dari Nabi Muhammad saw, sabdanya :



Apabila Ibnu Ummi Makhtum membaca adzan, maka makan dan

minumlah kamu, apabila Bilal membacanya, maka berhentilah kamu dari makan
dan minum.
Yang Mahsyur diketahui oleh para Muhaditsin dari Hadits Aisyah dan Ibnu
Umar adalah sebagai berikut :
5

Moh. Anwar, Ilmu musthalah Hadits, PT Al-ikhlas 1981, hal 153-154








.

Sesungguhnya Bilal beradzan Subuh diketika masih jauh malam, karena
itu makan dan minumlah kamu sehingga kamu mendengar adzan Ibnu Ummi
Makhtum.
Dalam pada itu Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban mengumpulkan antara dua
hadits ini dengan menetapkan atas dasar mereka berganti-ganti membaca
adzan.

Menurut riwayat oleh Ath-Thabarani, yaitu Nabi saw :

Apabila aku suruh kamu sesuatu perbuatan, maka kerjakanlah dia, dan
apabila aku melarang kamu mengerjakan sesuatu perbuatan, maka jauhkanlah
seberapa kuasamu.
Menurut riwayat Al-Bukhari dan Muslim, hadits itu berbunyi begini :











.
Apa yang aku larang kamu mengerjakannya, jauhkanlah dia, dan apa yang
aku suruh kamu mengerjakannya, kerjakanlah seberapa kamu sanggupi. 6
Inilah salah satu contoh hadits maqlub.
Al-Katib Al -Baghdadi telah menyusun sebuah kitab bernama Raful Irtiyaab
fil Maqlubi minal as-mai wal ansab, Didalam nya beliau sajikan hadits-hadits
yang maqlub.
Adapun sebab-sebabnya dibuat penukaran itu, banyak sekali, diantaranya,
ingin menciptakan hadits. Diantaranya tersebab kesiapan dan kesalahn perawi.
Dan ada yang karena ingin untuk menguji seseorang.
6

T.M Hasbi Ash-Shiddiqiey, pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadits, PT BulanBintang Jakarta 1981, hal 285-286.

Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a berkata :

Maka ketika itu aku bersama Nabi saw beliau duduk diatas bangku

menghadap kiblat dan memebelakangi Syam.


Hadist diatas dimaqlubkan menjadi :

Menghadap Syam dan membelakangi kiblat. 7

e. Contoh-contoh hadits maqlub pada sanad.

Sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hammad bin Amr An Nashibi


(seorang pendusta), dari Al-Amasy, dari Abu Shalih dari Abu Hurairah
secara marfu

Jika kalian bertemu dengan orang-orang musyrik disuatu jalan, maka


janganlah kalian memulai mengucapkan salam kepada mereka
Hadits ini adalah hadits yang maqlub, karena Hammad membaliknya,
dimana dia menjadikan hadits ini diriwayatkan dari Al-Amasy. Padahal sudah
diketahui bersama bahwa hadits ini diriwayatkan dari Suhail bin Shalih, dari
ayahnya, dari Abu Hurairah. Seperti inilah Imam Muslim meriwayatkan dalam
kitabnya, beliau meriwayatkannya dari Syubah, Ats-Tsauri, Jarir bin Abdul Hamid
dan Abdul Aziz Ad-Daruwardi, kesemuanya dari Suhail.
Pelaku dari perbutan ini jika ia melakukannya dengan sengaja, maka ia
dijuluki pencuri hadits. Perbuatan ini kadang-kadang dilakukan oleh perawi
yang terpercaya karena keliru, bukan karena kesengajaan sebagaimana yang
dilakukan oleh para perawi pendusta.8

H. Abdul Majid Khon, ulumul Hadits, PT Amzah Jakarta 2010, 193

Syaikh Manna Al-Qhaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits, Penerbit Maktabah Wahbah 2004, hal 157-158.

Juga termasuk kedalam maqlub sanad ialah kalau satu hadits yang rawi
dalam sanadnya ditukar dengan rawi yang lain dari hadits yang lain :

( ). . .


Dari Amer bin Khalid Al Harrany, dari Hammad An Nashiby, dari
Amasy dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah Nabi saw bersabda : Apabila kamu
bertemu dengan orang-orang musyrik disuatu jalan, maka janganlah kamu muai
memberi salam kepada mereka....... (Syarhul Baiquniyah halaman : 65).
Hadits tersebut oleh Hammad bin Amer, nama Amasy dalam sanad diatas
ditukar yang semestinya Suhail bin Abi Shalih, jadi semestinya sebagai berikut





Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Dalam hubungannya dengan maqlub sanad ini, Imam Bukhari pernah
diuji oleh sepuluh ulama di Baghdad. Tiap-tiap ulama memberi sepuluh macam
hadits yang sudah tertukar/ dibolak-balikkan sanadnya dan matannya. Yakni
sanad bagi satu matan mereka tukar dengan matan yang lain, demikian pula
matan bagi suatu sanad mereka ganti dengan sanad yang lain pula. Sehingga
jumlah hadits yang sudah saling berbalikkan itu berjumlah seratus buah. Haditshadits tersebut dapat disebut hadits maqlub. Imam Bukhari dengan cemerlang
dapat membetulkan bagaimana seharusnya sanad dan matan dari tiap-tiap
hadits yang telah diajukan kepadanya itu satu demi satu sampai seratus buah. 9

Riwayat Amar bin Khalid.

Moh. anwar, Ilmu Musthalah Hadits, Penerbit Al-Ikhlas 1981, hal 152-153

Telah meriwayatkan Amar bin Khalid, dari Hammad Annasibi, dari


Amasy, dari Abu Salih dari Abu Hurairah (Hadits Marfu), Ia berkata : Telah
bersabda Nabi saw.
Apabila kamu bertemu dengan kaum musyrik dijalan, maka janganlah kamu
memulai mengucapkan salam.









f. Kitab-kitab Hadits Maqlub

Nudhatun-Nadhar.
Taisir Musthalah Hadits.
Ulumul Hadits.
Baitsul-Hatsits.
Tadriibur-Rsawi.
Roofiul Irtiyab fil Maqlub Minal Asma Wal Al-Ansaab.

Anda mungkin juga menyukai