Anda di halaman 1dari 14

Konsep Ihsan dalam Al-Qur’an

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Tafsir 1

Dosen Pengampu

Nablurrahman, Lc, M.Hum.

Disusun oleh

RENA AJENG TRIANI

NIM: 1191060078

Kelompok 9

PROGRAM STUDI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Ihsan dalam
Al-Qur’an”. Solawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjunan alam
yakni Nabi Muhammad saw. juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku
umatnya yang semoga mendapatkan syafatnya di akhirat kelak.

Atas pertolongan-Nyalah dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada (1) Bapak Nablurrahman, Lc, M.Hum. selaku dosen pengampu, (2) Teman-teman
yang telah memberikan masukan dan saran mengenai materi pembahasan. Semoga Allah
SWT memberikan kebaikan yang lebih kepada semua pihak yang telah membantu penyusun
dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
penulis.

Penulis

i|Rena Ajeng
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................1
C. TUJUAN PENELITIAN.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. PENGERTIAN IHSAN...........................................................................................3
B. MENGINVENTARISIR AYAT-AYAT TENTANG KONSEP IHSAN...............3
C. BENTUK KONTEKSTUALISASI AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG
KONSEP IHSAN....................................................................................................8

PENUTUP...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

ii|Rena Ajeng
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Ihsan merupakan tingkatan tertinggi dari trilogy Iman-Islam-Ihsan. Ihsan
merupakan puncak ibadah dan akhlak yang menjadi tujuan seluruh hamba Allah.
Sebagai khilafah fil ard, kita dituntut untuk dapat memahami konsep ihsan dengan
baik dan benar. Seorang muslim yang mampu berbuat ihsan merupakan muslim yang
paling mulia dihadapan Allah.1
Allah telah menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. Manusia merupakan makhluk mulia yang dibekali akal untuk berfikir,
memilah dan memilih hal yang baik dan buruk, benar dan salah. Manusia sebagai
khilafah fil ard dituntut untuk mampu mengemban tugasnya, namun tentu
membutuhkan pedoman hidup untuk mengarahkan ke jalan yang benar dan kehidupan
yang teratur.2
Allah maha mengetahui kebutuhan hambanya, maka dari itu Allah
menurunkan pedoman bagi hambanya yaitu Al-Qur’an yang merupakan sebuah kitab
suci utama bagi umat islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan
perantara Malaikat Jibril, diriwayatkan secara muttawatir, tujuannnya agar lebih
mudah dipahami.
Tiga dasar Islam yang utama, yakni Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak dimuat
dalam Al-Qur’an. Ihsan memilki posisi penting sebagai representasi dari akhlak.
Bahkan, posisi ihsan sangat penting dalam kehidupan manusia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Ihsan?

1
Tim dakwatuna, “Ihsan, berbuat yang terbaik”,
https://www.dakwatuna.com/2008/02/06/385/ihsan/amp/ (di akses pada tanggal 30 mei 2020,
pukul 16.35)
2
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.iain-
surakarta.ac.id/212/1/tesis
%2520full.pdf&ved=2ahUKEwj2_tqV1a7qAhVx7HMBHW6PDWMQFjAGegQIAhAB&us
g=AOvVaw2sSol6SEd8Ip_iSiKGonqT&cshid=1593696784032 di akses pada tanggal 30 mei
2020, pukul 16.57

1|Rena Ajeng
2. Bagaimana tafsir dari ayat-ayat mengenai Ihsan?
3. Bagaimana kontekstualisasi ayat- ayat Al- Qur’an tentang konsep Ihsan?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui apa itu pengertian Ihsan
2. Mengetahui tafsir dari ayat-ayat yang membahas mengenai Ihsan
3. Memahami kontekstualisasi ayat- ayat Al- Qur’an tentang konsep Ihsan

2|Rena Ajeng
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ihsan
Ihsan (‫ )اإلحْ َسان‬berasal dari kata Ahsana ( ‫ )أحس َن‬yang secara bahasa artinya
berbuat baik, dan memberikan yang terbaik. Pelaku ihsan disebut dengan Muhsin,
yang jama’nya adalah Muhsinun atau Muhsinin.
Ihsan Menurut Istilah dapat ditinjau dari dua segi, yaitu: (1) Ihsan dalam
beribadah kepada Allah Ta’ala, yaitu seseorang yang melaksanakan ibadah kepada
Allah seolah-olah ia melihat Nya, sekalipun ia tidak dapat melihat Nya maka sungguh
Ia melihatmu. Maksud dari Melihat disini bukan melihat dzat-Nya melainkan ia selalu
disertai perasaan bahwa Allah selalu mengawasinya. (2) Ihsan yang berkaitan dengan
hak-hak sesama makhluk yaitu mengerahkan seluruh kemampuan untuk memberi
manfaat kepada sesama makhluk ciptaan Allah, dimulai dari tingakatan terendah
sampai yang tertinggi. Ihsan yang berkaitan dengan hak-hak sesama makhluk ini
terbagi menjadi dua, yaitu wajib dan sunnah. yang bersifat wajib misalnya berbakti
kepada orangtua, sementara yang sunnah memberikan bantuan kepada oranglain baik
berupa harta atau tenaga. Ihsan kepada makhluk tergantung kepada keikhlasan
keimanan dan sebabnya seseorang dalam melakukan ihsan.3
Maka, arti Ihsan secara umum adalah melakukan segala sesuatu dengan ikhlas,
hanya untuk Allah dengan mengerahkan seluruh kemampuan, kesungguhan dan
ketekunan dalam melaksanakan sesuatu.

B. Menginventarisir ayat-ayat tentang konsep Ihsan


Ayat-ayat yang membahas mengenai Ihsan di dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah (hadis) Sangat banyak. Beberapa diantara ayat-ayat nya adalah sebagai
berikut :

1. QS. An-Nahl:90

3
Admin, “Arti Ihsan menurut Bahasa dan istilah, tingkatan dan contohnya”,
https://www.islamdalil.com/arti-ihsan-menurut-bahasa-dan-istilah-tingkatan-dan-contohnya/
di akses pada tanggal 2 juni 2020, pukul 14.05
3|Rena Ajeng
ُ ‫ان َوإِي َتا ِء ذِي ْالقُرْ َب ٰى َو َي ْن َه ٰى َع ِن ْال َفحْ َشا ِء َو ْالمُن َكر َو ْال َب ْغي ۚ َيع‬ ْ
‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬ ِ ِ ِ ‫إِنَّ هَّللا َ َيأ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواإْل ِحْ َس‬
َ ‫َت َذ َّكر‬
‫ُون‬
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat ihsan
(kebajikan), memberipada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An-Nahl: 90)

Tafsir dari ayat di atas :


Allah swt memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berbuat
kebaikan, memberi bantuan kepada kerabat dan melarang perbuatan keji
yakni zina dan kemungkaran berupa perbuatan kekafiran dan kemaksiatan.
(dan permusuhan) menganiaya orang lain. (Dia memberi pengajaran kepada
kalian) melalui perintah dan larangan-Nya (agar kalian dapat mengambil
pelajaran). surah An-Nahl ayat 90, adalah ayat yang paling padat mengandung
anjuran melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan di dalam Alquran.4

2. QS. An-Nisa: 125


‫َو َمنْ أَحْ َسنُ دِي ًنا ِّممَّنْ أَسْ لَ َم َوجْ َه ُه هَّلِل ِ َوه َُو مُحْ سِ نٌ َوا َّت َب َع ِملَّ َة إِب َْراهِي َم َحنِي ًفا ۗ َوا َّت َخ َذ هَّللا ُ إِب َْراهِي َم َخلِياًل‬
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan Ihsan
(kebaikan), dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. (QS. An-Nisa: 125)

Tafsir dari ayat di atas:


Menurut tafsir Quraish Shihab
Orang-orang yang beribadah dengan ikhlas tercermin dalam
perilakunya yang baik. Dasar yang mempengaruhi seseorang untuk berbuat
baik (ihsan) adalah keyakinan yang benar. Beribadah yang ikhlas yaitu
memfokuskan fikiran dan hati hanya kepada Allah semata. Selain itu,
termasuk sikap beragama yang baik juga, adalah mengerjakan perbuatan-
perbuatan baik secara terus menerus, dengan mengikuti ajaran Nabi Ibrâhîm
a.s., yakni bapak para nabi. Agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim adalah
4
https://tafsirq.com/16-an-nahl/ayat-90#tafsir-jalalayn di akses pada tanggal 7 juni 2020,
pukul 10.37
4|Rena Ajeng
agama yang benar yang berasal dari Allah, ikutilah agamanya. Sesungguhnya
Allah telah memuliakan Ibrâhîm dengan menamakannya sebagai khalîl
(kesayangan).5

3. QS. Al an’am: 151


ۖ ‫ْن إِحْ ٰ َس ًنا ۖ َواَل َت ْق ُتلُ ٓو ۟ا أَ ْو ٰلَ َد ُكم مِّنْ إِ ْم ٰلَ ٍق‬ ۟ ‫قُ ْل َت َعالَ ْو ۟ا أَ ْت ُل َما َحرَّ َم َر ُّب ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم ۖ أَاَّل ُت ْشر ُك‬
ِ ‫ا ۖ َو ِب ْٱل ٰ َولِ َدي‬.ًٔ‫وا ِبهِۦ َش ْئـ‬ ِ
‫س ٱلَّتِى َحرَّ َم ٱهَّلل ُ إِاَّل‬ ۟ ُ‫ِش َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن ۖ َواَل َت ْق ُتل‬
َ ‫وا ٱل َّن ْف‬ َ ‫ُوا ْٱل َف ٰ َوح‬۟ ‫َّنحْ نُ َنرْ ُزقُ ُك ْم َوإِيَّا ُه ْم ۖ َواَل َت ْق َرب‬

َ ُ‫ِب ْٱل َح ِّق ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َوص َّٰى ُكم ِبهِۦ لَ َعلَّ ُك ْم َتعْ قِل‬
‫ون‬
(Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,
berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu
membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi
rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu
yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (QS. Al an’am:
151)

Tafsir dari ayat ini:


Menurut Zubdatut tafsir min fathil qadir / syaikh dr. Muhammad sulaiman al
asqyar, mudarris tafsir universitas islam Madinah
‫( قُ ْل َت َعالَ ْو ۟ا أَ ْت ُل َما َحرَّ َم َر ُّب ُك ْم َعلَ ْي ُك َم‬Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang
diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu) Yakni Allah akan membacakan untuk
hamba-Nya ayat-ayat yang mengandung apa-apa saja yang diharamkan untuk
hamba-Nya
۟ ‫( أاَّل ُت ْشر ُك‬janganlah kamu berbuat syirik) Yakni Allah mengharuskan
‫وا‬ ِ
dan menghimbau kepada hamba-Nya untuk tidak mempersekutukan-Nya.
ِ ‫( َۖ و ِب ْال ٰولِ َدي‬berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa) yaitu
‫ْن إِحْ ٰس ًنا‬
dianjurkan kamu untuk selalu berbuat baik kepada keduanya, dan melarang
untuk mendurhakainya.

5
https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-125#tafsir-quraish-shihab diakses pada tanggal 7 juni
2020, pukul 10.48
5|Rena Ajeng
‫( َۖ واَل َت ْق ُتلُ ٓو ۟ا أَ ْو ٰل َد ُكم مِّنْ إِمْ ٰل ٍق‬dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu
karena takut kemiskinan). Orang-orang jahiliyah dahulu membunuh anak
mereka dikarenakan takut miskin. Mereka juga membunuh anak perempuan
karena mereka menganggap bahwa anak perempuan adalah aib bagi keluarga.
۟ ‫( َواَل َت ْق َرب‬dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan
َ ‫ُوا ْال َف ٰوح‬
‫ِش‬
yang keji) Yakni perbuatan maksiat, diantaranya zina.
‫( َما َظ َه َر‬baik yang nampak) Yakni yang terang-terangan.
‫( َۖ و َما َب َط َن‬maupun yang tersembunyi) Yang dilakukan secara sembunyi
dan rahasia tidak terlihat orang.
‫س الَّتِى َحرَّ َم هللاُ إِاَّل ِب ْال َح ِّق‬ ۟ ُ‫( َۚ واَل َت ْق ُتل‬dan janganlah kamu membunuh jiwa
َ ‫وا ال َّن ْف‬
yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sebab yang
dibenarkan. Contoh yang dibenarkan yaitu membunuh untuk menegakkan
qishash, atau hukuman bagi pelaku zina yang telah menikah sebelumnya, atau
hukuman bagi orang yang murtad; sebab-sebab ini adalah sebab-sebab yang
diizinkan oleh syariat.
‫( ٰذلِ ُك ْم َوص َّٰى ُكم ِبهِۦ‬Demikian itu yang diperintahkan kepadamu) yakni Allah
memerintahkan kepada kalian yang wajib kalian lakukan.6

4. QS. Al-Isra: 23
َ ‫ك ْٱل ِك َب َر أَ َح ُد ُه َمٓا أَ ْو ِكاَل ُه َما َفاَل َتقُل لَّ ُه َمٓا أُفٍّ َواَل‬ ِ ‫ُّك أَاَّل َتعْ ُبد ُٓو ۟ا إِٓاَّل إِيَّاهُ َو ِب ْٱل ٰ َولِدَ ي‬
َ َ‫ْن إِحْ ٰ َس ًنا ۚ إِمَّا َي ْبلُغَ نَّ عِ ند‬ َ ‫ض ٰى َرب‬
َ ‫َق‬
‫َت ْن َهرْ ُه َما َوقُل لَّ ُه َما َق ْواًل َك ِريمًا‬
Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharannmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS Al-Isra: 23)

Tafsir dari ayat ini:


Menurut Tafsir al-muyassar / kementerian Saudi arabia

6
https://tafsirweb.com/2275-quran-surat-al-anam-ayat-151.html di akses pada tanggal
7 juni 2020, pukul 11.02

6|Rena Ajeng
Dan tuhanmu (Allah) telah memerintah, mengharuskan, dan
mewajibkan umat-Nya untuk mengesa kan Allah, dan dia memerintahkan
untuk berbuat baik kepada bapak-ibu, terutama di saat mereka berusia lanjut,
jangan merasa kesal terhadap sesuatu yang mereka lakukan dan terlihat
olehmu, dan jangan memperdengarkan kepada orangtua ucapan yang buruk.
Bahkan berkata (ah) sekalipun, meskipun ia merupakan tingkat terendah dari
perkataan yang buruk. Dan janganlah muncul darimu tindakan buruk kepada
mereka berdua. Akan tetapi bersikaplah lembut kepada mereka berdua. Dan
katakanlah kepada mereka perkataan yang baik, lembut lagi tulus.7

5. QS, Al-Isra: 7
۟ ُ‫ُٔوا ُوجُوهَ ُك ْم َولِيَ ْد ُخل‬
‫وا ْٱل َم ْس ِج َد‬ ۟ iُ‫سُۥٔـ‬
ٓ َ‫إِ ْن أَحْ َسنتُ ْم أَحْ َسنتُ ْم أِل َنفُ ِس ُك ْم ۖ َوإِ ْن أَ َسأْتُ ْم فَلَهَا ۚ فَإ ِ َذا َجٓا َء َو ْع ُد ٱلْ َءا ِخ َر ِة لِي‬
‫ُوا َما َعلَوْ ۟ا تَ ْتبِيرًا‬ ۟ ‫َكما َد َخلُوهُ أَ َّو َل م َّر ٍة َولِيُتَبِّر‬
َ َ
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan
apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan
orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk
ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali
pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka
kuasai.(QS Al-Isra:7)

Tafsir dari ayat ini


Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh
Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
Seandainya kalian memperbaiki amalan kalian, maka ganjaran amalan
tersebut pasti kembali pada diri kalian. Dan Sebaliknya, ketika kalian berbuat
keburukan maka balasannya juga akan kembali kepada kalian, sebab kebaikan
amalan kalian sama sekali tidak memberikan manfaat kepada Allah, dan
keburukan kalian tidak pula mendatangkan kerugian bagi Allah. Apabila
datang penghukuman untuk keburukan yang kedua, Kami akan memberikan
kekuasaan pada musuh-musuh kalian agar merendahkan, menginjak-injak
harga diri dan menyuramkan wajah kalian dengan menimpakan atas kalian

7
https://tafsirweb.com/4627-quran-surat-al-isra-ayat-23.html diakses pada tanggal 7 juni
2020, pukul 13.05
7|Rena Ajeng
ragam penghinaan dan siksa. Mereka juga pasti akan memasuki Baitul Maqdis
lalu menghancurkannya sebagaimana yang mereka lakukan pada penguasaan
mereka yang pertama, lalu menghancurkan semua negeri yang mereka kuasai
secara menyeluruh.8

C. Bentuk Kontekstualisasi ayat- ayat Al- Qur’an tentang konsep Ihsan


Pengaplikasian sikap ihsan pada kehidupan sehari-sehari sehingga terhindar
dari sifat pamer atau riya’ adalah sebagai berikut:

1. Menata niat
Sesungguhnya tiap-tiap orang akan memperoleh sesuatu dari Allah
sesuai dengan apa yang diniatkan dalam perbuatannya. Jika berniat baik, maka
ia akan memperoleh kebaikan. Dan sebaliknya. Dua kalimat ini menjelaskan
tentang contoh perbuatan yang sama namun hasilnya berbeda.
Amal itu tergantung niat, baik dan buruknya akan kembali kepada
dirinya sendiri. Perbuatan yang dilakukan dengan niat yang baik dan diterima
oleh Allah, maka Allah akan memberikan ganjaran kebaikan didunia maupun
di akhirat, seperti hal nya di dunia, ia akan menjadi umat yang kuat dalam
mempertahankan diri dari kejahatan, dan di akhirat nanti akan diberikan
kebahagiaan yakni surga yang abadi yang penuh dengan kenikmatan
didalamnya, sebagai bukti kerindhoan Allah kepada hamba-Nya. Sedangkan
kemurkaan Allah akan ditujukan kepada orang-orang yang melakukan
kejahatan.9 Maka dari itu berbuat ihsan lah kepada oranglain, karena setiap apa
yang kita amalkan, akan kembali kepada diri kita sendiri, atas izin-Nya

2. Selalu melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar


Dengan jelas Allah menegaskan bahwa umat Islam adalah sebaik-baik
umat yang senantiasa berbuat ihsan sehingga keberadaannya membawa
manfaat yang besar bagi segenap umat manusia. Dengan mengajak kepada
kebaikan dan mencegah terhadap kemunkaran (amar ma’ruf dan nahi munkar).
8
https://tafsirweb.com/4611-quran-surat-al-isra-ayat-7.html diakses pada tanggal 7 juni 2020,
pada pukul 13.32
9
Siti Maghfirotul Ainiyah, skripsi:”Konsep Ihsan dalam Al-Qur’an dan Kontekstualisasinya
di Era Imagologi” (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2018), Hal 110.
8|Rena Ajeng
Kewajiban amar ma’ruf dan nahi munkar ini termasuk kepada
perintah-perintah yang Allah sebutkan dalam firman Nya. Pada surat al-
Baqarah ayat 83, an- Nisa’ayat 36, al- Isra’ ayat 23, al- An’am ayat 151, serta
al- Ahqaf ayat 15 dijelaskan pula mengenai menyembah hanya kepada Allah,
tidak menyekutukannya dengan apapun, berbuat baik pada kedua orangtua,
kerabat, orang miskin, anak-anak yatim dan yang lainnya.
Apabila sudah tertanam jiwa keihsanan dalam diri seseorang maka hal-
hal yang telah disebutkan diatas akan dilakukan secara ikhlas dan terbiasa.
Seorang muhsin akan senantiasa taat pada perintah dan larangan Allah dengan
hati yang ikhlas disertai komitmen dan konsisten. Maka dari itu ketawaan
seseorang sangat berhubungan erat dengan merasa selalu diawasi oleh Allah
dan selalu berbuat sesuatu hanya untuk Allah.10

3. Mengakui bahwa Allah Maha Esa


Meyakini bahwa yang menciptakan Alam semesta, menghidupkan dan
mematikan, dan yang memberi rizki kepada hamba-Nya adalah Allah swt.
Seorang hamba wajib meyakini bahwa Allah Maha Esa, ketauhidan seseorang
kepada Allah itu akan kuat karena pondasi yang benar, pondasi yang dimaksud
disini adalah ibadah, akhlak, dan amal kebaikan. Seorang yang Ihsan pasti
tidak akan menyekutukan Allah dan tidak berbuat syirik. Seperti yang
terkandung dalam surat Al-An’am ayat 151, tidak mempersekutukan Allah
adalah pokok yang paling utama.

BAB III

10
Siti Maghfirotul Ainiyah, skripsi:”Konsep Ihsan dalam Al-Qur’an dan Kontekstualisasinya
di Era Imagologi” (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2018), Hal 111.
9|Rena Ajeng
PENUTUP

Dari seluruh pembahasan, dapat disimpulkan terkait dengan materi yang telah ditulis
di atas bahwa Ihsan merupakan puncak ibadah seorang hamba kepada Rabb-Nya. Ihsan
menempati tingkatan tertinggi dari trilogy Iman-Islam-Ihsan. Ihsan dapat ditinjau dari dua
segi, yaitu yang pertama Ihsan dalam beribadah kepada Allah seperti contohnya ia beribadah
hanya untuk Allah semata, meyakini bahwa Allah selalu mengawasinya dan meyakini setiap
apa yang ia kerjakan akan mendapat balasan sesuai yang diniatkan, menjauhi larangan-Nya
dan metaati perintah-Nya. Dan yang kedua Ihsan yang berkaitan dengan makhluk, seperti
contohnya berbuat baik untuk kerabat, menolong fakir miskin, dan menyayangi anak yatim.

Ayat-ayat yang membahas mengenai ihsan sangatlah banyak, namun penulis hanya
menuliskan beberapa. Diantara ayat-ayat yang ditulis di atas dapat di ambil aktualisasinya
dalam kehidupan sehari-hari seperti contohnya, seseorang yang Ihsan ia akan menata niatnya
dengan baik, karena ia meyakini bahwa setiap apa yang ia kerjakan akan kembali kepada
dirinya sendiri, menata niat dengan baik melahirkan perbuatan yang amar ma’ruf nahi
munkar, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Dengan begitu seorang yang
Ihsan akan mengakui bahwa Allah itu Maha Esa, tidak menyekutukan-Nya dan beribadah
hanya kepada-Nya

DAFTAR PUSTAKA

10|Rena Ajeng
Ainiyah, Siti Maghfirotul. 2018. Konsep Ihsan Dalam Al-Qur’an Dan Kontektualisasinya Di
Era Imagologi. Skripsi. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir, UIN Sunan Ampel, Surabaya.

https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-125#tafsir-quraish-shihab diakses pada tanggal 7 juni 2020,


pukul 10.48

https://tafsirq.com/16-an-nahl/ayat-90#tafsir-jalalayn di akses pada tanggal 7 juni 2020, pukul


10.37

https://tafsirweb.com/2275-quran-surat-al-anam-ayat-151.html di akses pada tanggal 7 juni


2020, pukul 11.02

https://tafsirweb.com/4627-quran-surat-al-isra-ayat-23.html diakses pada tanggal 7 juni 2020,


pukul 13.05

https://tafsirweb.com/4611-quran-surat-al-isra-ayat-7.html diakses pada tanggal 7 juni 2020,


pada pukul 13.32

https://www.dakwatuna.com/2008/02/06/385/ihsan/amp/ (di akses pada tanggal 30 mei 2020,


pukul 16.35)

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.iain-
surakarta.ac.id/212/1/tesis
%2520full.pdf&ved=2ahUKEwj2_tqV1a7qAhVx7HMBHW6PDWMQFjAGegQIAhAB&us
g=AOvVaw2sSol6SEd8Ip_iSiKGonqT&cshid=1593696784032 di akses pada tanggal 30 mei
2020, pukul 16.57

https://www.islamdalil.com/arti-ihsan-menurut-bahasa-dan-istilah-tingkatan-dan-contohnya/
di akses pada tanggal 2 juni 2020, pukul 14.05

11|Rena Ajeng

Anda mungkin juga menyukai