Anda di halaman 1dari 4

METODE PENAFSIRAN AL-QURAN

NAMA TUGAS

: MUSLIKHAH : MERANGKUM

METODE PENAFSIRAN AL-QURAN


Pengertian Metode penafsiran Al-Quran Metode Penafsiran Al-Quran adalah cara yang sistematis untuk memperoleh pemahaman yang benar tentang maksud Allah dalam Al-quran. Baik didasarkan kepada penggunaan sumber-sumber penafsirannya. Sistem penjelasannya, keluasan penjelasanya, maupun yang didasarkan kepada sasaran dan sistematika ayat yang ditafsirkannya. Macam macam Metode Penafsiran Al-Quran 1. Metode Penafsiran ditinjau dari sumber penafsirannya. Metode ini terbagi menjadi tiga macam metode penafsirannya, yaitu: metode tafsir bi al-matsur/bi alriwayah/bi al-manqul, tafsur bi al-ray/bi al-maqul, dan tafsir bi al-izdiwaj (campuran). 2. Metode penafsiran Al-Quran ditinjau dari cara penjelasannya. Metode ini terbagi menjadi dua macam metode penafsiran, yaitu metode deskriptif (al-bayaniy) dan metode tafsir perbandingan (komperatif, al-muqarin). 3. Metode penafsiran Al-Quran diinjau dari keluasan penjelasannya. Metode ini terbagi menjadi dua macam metode penafsiran, yaitu metode tafsir global (al-ijmaliy) dan detail (al-ithnabiy). 4. Metode penafsiran ditinjau dari aspek sasaran dan sistematika ayat-ayat yang ditafsirkan. Untuk mempermudah pembahasan diatas macam-macam metode penafsiran akan mengikuti pola yang dikemukakan al-farmawiy atau Al-almaiy, yang membagi metode penafsiran Al-Quran (berdasarkan pendekatannya) kepada empat bagian, yaitu metode analisis (al-tahiliy), metode global (al-ijmaliy), metode perbandingan (al-muqarin), dan metode tematik (al-mawdhuiy). 1. Metode Tafsir Analisis (al-tahiliy al-manhaj al-tahliliy) Kata tahliliy berakar dari kata hala, terdiri dari huruf ha dan lam, yang berarti membuka sesuatu (Ahmad bin Faris, 1990:20). Sedangkan kata tahliliy sendiri termasuk bentuk infinitif (al-masdhar) dari kata hallala, yan gsecara sematik berarti mrngurai, mnganalisis, menjelaskan, menjelaskan bagianbagiannya serta fungsinya masing-masing(Ibrahim Musthafa: 695). Al-Fahmawi mendefinisikan metode tahliliy mendefinisikan metode tahliliy ini yaitu tafsir yang mengkaji ayat-ayat alquran dari segi maknanya bedasarkan urutan ayat atau surat dalam mushaf sesuai dengan keahlian dan kecendrungan mufasir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut.

Tafsir bi al-Matsur Tafsir bi al-Matsur menurut sebagian pendapat adalah corak tafsir Alquran yang dalam oprasional penafsirannya mengutip dari ayat-ayat Alquran sendiri dan apa-apa yang dikutip dari hadist Nabi, Penfdapat sahabat dan tabiin (Muhammad bin M Abu Syuhbah, 1440:43-44). Tafsir bi al-Ray Kata al-Ray secara etimologis, berarti keyakinan, qiyas dan ijtihad. Jadi, tafsir bi al-Ray adalah penafsiran yang dilakukan dengan cara ijtihad, yakni rasio yang dijadikan titik tolak penafsiran, setelah mufasir terlebih dahulu memehami bahasa Arab dan aspek-aspek dilalah Pembuktiannya), dan mufasir juga menggunakan syait-syair Arab Jahili sebagai pendukung, disamping memperhatikann asbab alnuzul, nasikh dan mansukh, qiraat dan lain-lain (al-Dzahabiy, ibid:255). Tafsir Fiqh (al-Tafsir al-Fiqhiy/Tafsir al-Ahkam) Tafsir al-Fiqhiy (al-Tafsir al-Fiqhiy) atau tafsir al-ahkam adalah corak tafsir yang berorientasi kepada hukum islam (fiqh). Tafsir Tasawuf (al-Tafsir al-Shufiy) Al-Tafsir al-Shufiy adalah corak penafsiran Alquran yang beraliran tasawuf. Sebagai halnya dalam pembagian tasawuf, maka corak tafsir shufiy ini dibagi n=menjadi dua bagian, yaitu tafsir al-Shufiy alNazhariy dan tafsir al-Shufiy al-Amaliy/al-Faidhiy/al-Isyariy (al-Farmawi:29). 1. al-Tafsir al-Shufiy al-Nazhariy (teoritis) al-Tafsir al-Shufiy al-Nazhariy adalah tafsir yang disusun oleh ulama-ulama yang dalam menafsirkan Alquran berpegang pada teori-teori tasawuf yang mereka anut dan kembangkan. 2. al-Tafsir al-Shufiy al-Isyariy (praktis) al-Tafsir al-Shufiy al-Isyariy adalah tafsir yang berusaha mewakilkan ayat-ayat Alquran berdasarkan isyarat-isyarat (simbol-simbol) tersembunyi yang menurut para sufi, hanya diketahui oleh mereka ketika melakukan suluk. Tafsir Filsafat (al-Tafsir al-Falsafiy) Al-Tafsir al-falsafiy atau al-tafsir al-rumaziy atau al-tafsir al-aqliy adalah tafsir Alquran yang beraliran filsafat, yang pada umumnya difokuskan kepada bidang filsafat dan menyesuaikan paham filsafat melalui petunjuk yang berupa rumus-rumus. Tafsir Ilmu Pengetahuan (al-Tafsir al-ilmy) Tafsir ilmiy adalah mennafsirkan ayat-ayat Alquran berdasarkan pendekatan ilmiah atau menggali kandungan Alquran berdasarkan teori-teori ilmu pengetahuan (Ibid:474).

2.

Metode Tafsir Global (Tafsir al-Manhaj al-Ijmaliy) Ijmal, secara etimologis berarti global, sehingga al-tafsir al-ijmaliy diartikan tafsir global. Secara terminologis, tafsir global sebagaimana dikemukakan al-Fatmawi adalah penafsiran Alquran berdasarkan urutan-urutan ayat secara ayat per ayat dengan suatu uraian yang ringkas dan dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat, baik yang awam maupun kaum intelek (al-Famawi:25).

3.

Metode Tafsir Perbandingan (Tafsir al-Manhaj al-Muqarin) Kata muqarin secara etimologis, merupakan bentuk isim al-fail dari kata qurana, berarti membandingkan antara dua hal.dengan demikian, tafsir muqarin secara etimologis berarti tafsir perbandingan. Secara terminologis, tafsir muqarin, sebagaimana dikemukakan al-Farmawi adalah menafsiekan sekelompok ayat Alquran atau sesuatu surat tertentu dengan cara membandingkan antara ayat dengan ayat, atau antara ayat dengan hadist, atau antara pendapat ulama tafsir dengan menonjolkan aspek-aspek perbedaan tertentu dari object yang dibandingkan itu (al-Farmawi:45). Metode Tafsir Tematik (tafsir al-manhaj al-Mawdhuiy) Kata mawdhuiy dinisbahkan kepada kata al-mawdhu; berarti topik atau materi suatu pembicaraan atau pembahasan. Secara sistematik, tafsir mawdhuiy berarti penafsiran Alquran menurut tema atau topik tertentu. Dalam bahasa indonesia diterjemahkan tafsir tematik. Tafsir tematik ini memiliki dua bentuk. Pertama, penafsiran menyangkut satu surat dalam Alquran secara menyeluruh dan utuh, dengan menjelaskan tujuannya yang bersifat umum dan khusus, menjelaskan korelasi antara persoalan-persoalan yang beragam dalam surat tersebut sehingga satu surat tersebut dengan berbagai masalahnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Kedua, penafsiran yang bermula dari menghimpun ayat-ayat Alquran yang membahas satu masalah tertentu dari berbagai ayat dan surat Alquran yang diurut sesuai dengan urutan nuzulnya, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat tersebut untuk menarik petunjuk Alquran secara utuh tentang masalah yang dibahas (al-Farmawi:52).

4.

Anda mungkin juga menyukai