DI
S
U
S
U
N
OLEH :
ABDUL HADI
DOSEN PEMBIMBING :
YUSNIDAR
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. Berkat limpahan dan
rahmat-Nya. kami mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul:
JABATAN ISIM MANSHUB : MAFUL FIH
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya. Saya sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi
iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Mafúl bih (objek) 2
B. Mashdar (isim asal) 7
C. Zharaf Zaman (keterangan waktu)
10
D. Zharaf Makan (keterangan tempat)
12
E. Hal (keadaan)
14
F. Tamyiz (penjelasan kata benda)
16
G. Mustasna (pengecualian)
20
H. Ismu Laa (peniadaan)
23
I. Munada (seruan)
25
3
J. Mafúl min ajlih (objek sebagai tujuan)
27
K. Mafúl maáh (objek penyerta)
29
L. Khabar Kaana dan sejenisnya (predikat kana)
32
M. Isim Inna dan sejenisnya (Subjek Inna)
34
N. Dua mafúl zhanna dan sejenisnya
40
45
B. Saran
45
Daftar Pustaka
46
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan
para Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami
jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka
mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al
Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?”
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim,
Fi’il, dan Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim
adalah kata yang bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata
kerja. Dan Huruf adalah kata penghubung.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan
makalah ini adalah “Isim yang dibaca nasab”.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika
fi’ilnya “memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya
“menolong” maka maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
6
Dalam contoh di atas :
َكت ََب = fi’il, ا ْل َولَ ُد = fa’il, س َ الد َّْر = maf’ul bih
ض َر َب =
َ fi’il, ستَا ُذْ ُاأل = fa’il, َولَدًا = maf’ul bih
َ = fi’il, َم ِريَ ُم = fa’il, َاللَّبَن = maf’ul bih
ْش ِربَت
Setiap Maf’ul bih harus senantiasa Manshub.
2) ضمي ٌر : yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
Maf’ul bih dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Dhamir Muttashil (bersambung)
Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas,yaitu :
, وضرب َها,ُ وضربَه, َّ وضربكن, وضرب ُك ْم, وضربك َما, وضرب ِك, وضرب َك, وضربنا,ضربني
َّ وضربهن, وضرب ُه ْم, وضربه َما.
b. Dhamir Munfashil (terpisah)
Maf’ul bih dhamir Munfashil ada dua belas, yaitu :
َّ وايَّاهُن, وايَّا ُه ْم, وايَّاهما, وايَّاها,ُ وايَّاه, َّ وايَّا ُكن, وايَّا ُك ْم, وايَّاك َما, وايَّا ِك, وايَّا َك, وايَّانَا,ي
َ ايّا.
7
4. Pembagian المفعول به berdasarkan tanda nasahabnya
1) Tanda Nashob Fathah
a. Isim Mufrad
َ ْيُ َذا ِك ُر ُم َح َّم ُد اَلدَّر
س
( Muhammad sedang mengulangi pelajaran )
ُ َتَ ْق َرأُ الطَّالِب
َات ْال َج ِر ْي َدة
( Para mahasiswi sedang membaca koran )
َ َْب ْال َولَ ُد الدَّر
س َ َكت
( Anak itu telah menulis pelajaran )
ب اأْل ُ ْستَا ُذ َولَدًا
َ ض َر
َ
( Guru itu telah memukul anak )
َت َمرْ يَ ُم اللَّ ْبن
ْ َ َش ِرب
( Maryam telah minum susu )
َ أَ َك َل ُم َح َّم ٌد ْال ُخب
ْس
( Muhammad telah makan roti )
ب َعلِ ٌّي َك ْلبًا
َ ض َر
َ
( Ali telah memukul anjing )
يَ ْق َرأُ ُم َح َّم ٌد قُرْ آنًا
( Muhammad sedang membaca al-Qur’an )
َ َيَ ْفتَ ُح أَحْ َم ُد ْالب
اب
( Ahmad sedang membuka pintu )
تَحْ ِم ُل فَا ِط َمةُ ْالقَلَ َم
( Fatimah sedang membawa polpen )
b. Jama’ Taksir
ُّ يُ َعلِّ ُم اأْل ُ ْستَا ُذ
َ الطاَّل
ب
( Guru itu sedang mengajar para mahasiswa )
َيَحْ ِم ُل ْال ُجنُوْ ُد اَأْل َ ْسلِ َحة
( Para tentara sedang membawa senjata )
ب اأْل ُ ْستَا ُذ اأْل َوْ اَل َد
َ ض َر
َ
( Ustads telah memukul para anak )
8
تَحْ ِم ُل فَا ِط َمةُ اأْل َ ْقاَل َم
( Fatimah sedang membawa polpen-polpen )
َ يَ ْفتَ ُح أَحْ َم ُد اأْل َب َْو
اب
( Ahmad sedang membuka pintu )
2) Tanda Nashob Kasrah
a. Jama’ Muannats Salim
ِ ات ْالم َجاَّل
ت ُ َتَ ْشت َِريْ الطَّالِب
( Para mahasiswi sedang membeli majalah )
ِ الطاَّل بُ ْال ُكرَّا َسا
ت ُّ يَجْ َم ُع
( Para mahasiswa sedang mengumpulkan buku catatan )
ت َ يَ ْغ ِس ُل أَحْ َم ُد ال َّسي
ِ َّارا
( Ahmad sedang mencuci banyak mobil )
9
5. Contoh Maf’ul Bih dalam Al-Quran (Surat At-Takasur)
1. اَ ْله ُك ُم التَّ َكاثُ ُر Bermegah-megahan ْ
الهَـ (melalaikan : fi’il
telah melalaikan (predikat))
kamu, ُك ُم (kepadamu : maf’ul bih
(objek)
التَ َكاثُ ُر (bermegah-megahan :
fa’il (subjek)
4. َثُ َّم َكالَّ َسوْ ف Kemudian sekali- َت ْعلَ ُموْ ن (mengetahui : fi’il)
kali tidak! و (kamu (dhomir
Kelakkamu akan mustatir pada kalimat َ )تَ ْعلَ ُموْ ن:
mengetahui. fa’il)
5. َ َكالَّ لَوْ تَ ْعلَ ُموْ نSekali-kali tidak! َتَ ْعلَ ُموْ ن (mengetahui : fi’il)
ِع ْل َم Kelak kamu َت (dhomir mustatir : fa’il)
mengetahui dengan ِع ْل َم ْاليَقِي ِْن (dengan pasti : maf’ul
pasti, bih)
6. لَتَ َر ُو َّن ْال َج ِح ْي َم Niscaya kamubenar- لت ََر ُو َّن (melihat: fi’il)
benar akan َت (kamu (dhomir mustatir) :
melihat neraka fa’il )
jahim, ْ (neraka jahim : maf’ul
ال َج ِح ْي َم
10
bih.
7. ثُ َّم لَت ََر ُونَّهَا Kemudian kamubena َت (kamu (dhomir mustatir) :
ََع ْين r-benar fa’il)
akanmelihatnya deng لتر ُو َّن (melihat:
َ fi’il)
an mata kepala هَا (melihat-nya : maf’ul bih
sendiri, (menunjukkan
kepada ْال َج ِح ْي َم (neraka jahim)
َع ْينَ ْاليَقِي ِْن (hal)
8. ثُ َّم لَتُ ْسئَلُ َّن Kemudian kamu لَتُ ْسئَلُ َّن ( akan ditanya : fi’il)
ذIٍ ِيَوْ َمئ benar-benar akan ذIٍ ِيَوْ َمئ (pada hari itu : maf’ul
ditanya pada hari fih)
itutentang
kenikmatan (yang
megah di dunia itu).
Contoh dalam ayat lain (Qs. An-Nasr : 2)
َ َو َراَ ْيتَالنDan Engkau melihat ْراَي (melihat
يَ ْد َاس َ : fiil (predikat)
فِ ْي ِدي ِْن َُخلُوْ ن Manusia masuk َت (engkau : fail (subjek))
هللاِ اَ ْف َواجًا islam dengan َاس
َ الن (manusia : maf’ul bih
berbondong bondong (objek)) maf’ul bih
nya dzohir.
11
1) Masdar mim adalah masdar yang terdapat mim zaidah dsiawal
kalimatnya, seperti contoh : منقلبة, منطللق,منصرا
adapun masdar mim itu di fathah maim nya dngan mutlak, kecuali dari
fiil bina matsal wawu , kalau bina missal wawu di kasroh ain fiilnya.
2) Masdar ghoiru mim adalah masdar yang tidak terdapat mim zaidah
diawal kalimatnya, seperti contoh : ِمدًا,ً قرأًة,اجتهادا
3. Wazan-wazan Masdar
1) Wazan فَ ْع ٌل
Wazan ini menjadi masdar qiyasi dari setiap fi’il tsulasi yang
muta’addi (yang membuahkan maf’ul) secara mutlak, baik dari fi’il
madliyang ‘ain fi’ilnya dibaca kasroh atau fatha, binak shohih,
mudlo’af, mahmuz, ataupun mu’tal.[5]
Contoh :
Dibaca fathah :ضرب ضربا
Dibaca kasroh : فهم فهما
Bina’ Mudlo’af : وعدا وعد
2) Wazan فَ َع ٌل
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya fi’il madly yang mengikuti
wazan فُ ِع َل dengan dikasroh ‘ain fi’ilnya yang mmpunyai ma’na lazim
secara mutlaq.
Contoh : فرحا فرح
3) Wazan فَ ُع ْو ٌل
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya lafadz yang fi’il madlinya
mengikuti wazan فَ َع َلyang lazim secara mutlaq dari semua bina’.
Contoh :
Binak shohih : قعو ٌد قع َد Duduk
4) Wazan فِ َعا ٌل
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya lafadz yang menunjukkan arti
mencegah, keengganan (tidak patuh)
Contoh : َج َماحًا َجم َح Keras kepala
12
5) Wazan ٌفَ َعالَن
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya lafadz yang menunjukkan arti
gerak, goncang dan bolak balik (taqollub).
Contioh : َج َوالَنًا ال
َ َج Berputar
6) Wazan فُ َعا ٌل
Masdar ini menjadi masdar qiyasinya fi’il madli yang mengikuti
wazan yang menunjukkan arti penyakit/suara.
Contoh : -Yang arti penyakit : ُز َكا ًما زَ َك َم Pilek
-Yang arti suara : ُم َعا ًء َمعًا Menggoreng
7) Wazan فَ ِع ْي ٌل
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya fi’il madli yang mengikuti
wazan yang menunjukkan arti berjalan/bersuara.
Contoh : - Yang arti berjalan : َر ِح ْي َل َر َح َل Berangkat
- Yang arti suara : ص ِهي َْل
َ صهَ َل
َ Meringkik
8) Wazan ٌفُ ُع ْولَة
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya fi’il madli yang mengikuti
wazan فَ ُع َل.
Contoh : َس ْه ٌل ٌ َسهُوْ لُة َسهُ َل Mudah
9) Wazan ٌفَعاَلَة
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya fi’il madli yang mengikuti
wazan فَ ُع َل
Contoh : َج ِز ْي ٌل ٌ َج َزالَة َج ُز َل Agung
13
Contoh:
ًحض َر ال ِّرجا ُل إاَّل زَيدا
َ
artinya:
Telah hadir semua laki-laki kecuali Zaid.
ًزَيدا: Adalah mustatsna manshub dengan fathah.
14
Isim setelah وىIII سdan يرIII غselalu majrur dan di'irab sebagai
mudhafun ilaih. Sedangkan وىIII سdan يرIII غdii'rab sebagai mustatsna
sebagaimana mustatsna pada إال.
Contoh:
قام الرجل غي َر زي ٍد
Artinya:
Semua laki-laki berdiri kecuali Zaid.
غير
َ adalah mustatsna' manshub dengan fathah.
زي ٍدadalah mudhafun ilaih majrur dengan kasrah.
ما قا َم غي ُر زيد
Artinya:
Tidak ada yang berdiri kecuali zaid.
غي ُرAdalah fail marfu dengan dhammah.
15
Perlu diketahui bahwa خال-داœœœœ ع-اœœœœحاش hanya dii'rab dengan i'rab
mustatsna apabila menunjukkan makna "kecuali". Jika tidak
menunjukkan makna demikian, maka tetap dii'rab sesuai dengan
posisinya dalam kalimat.
Demikianlah ulasan kita mengenai mustatsna ini, semoga bisa
menambah wawasan dan pengetahuan kita dalam bahasa arab.
16
tujuan mahasiswa itu menulis pelajaran.
17
)نَرْ ُزقُ ُك ْم َو اِياَّهُ ْمdan (ط َع َم ْتها َ َو الَ ِه َي تَ َر َك ْتها َ تَأْ ُك ُل ِم ْن
ْ َت ا ْم َرأَةٌ النَّا َر فِي ِه َّر ٍة َح َسبَ ْتها َ الَ ِه َي ا
ِ ََد َخل
ِ ْاش اأْل َر
ض ِ )خَ َش.
BAB III
PENUTUP
18
A. KESIMPULAN
Mansubat Al-Asma’ (Isim-Isim Yang Dibaca Nashab Yang dimaksud
dengan mansubat al-asma’ adalah kalimat isim yang keadaannya beri’rab
nashab. Jadi jika ada kalimat isim yang kedudukannya menjadi salah satu dari
mansubat al-asma’ ini, maka kalimat isim tersebut pasti beri’rab nahsob.
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada
kesempatan lain.
19
Daftar Pustaka
http://sitiinurhidayah.blogspot.com/2015/12/makalah-bahasa-arab-dzonna-
dan-saudara.html
https://shorofmudah.blogspot.com/2018/04/isim-isim-dinashabkan.html
http://dodiilham.blogspot.com/2013/01/isim-isim-yang-dinashabkan.html
https://nahwusharaf.wordpress.com/terjemah-alfiyah-ibnu-malik/bab-
zhonna-dan-saudara-saudaranya/
http://bahasa-arab84.blogspot.com/2018/01/pengertian-maful-maah-dan-
contohnya.html
https://www.nahwu.top/2017/04/inna-dan-saudara-saudaranya.html
http://belajarbahasaarabuntukpemula.blogspot.com/2016/09/penjelasan-
khobar-i.html
20