Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kami nikmat iman, Islam, sehat dan lain sebagainya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam selayaknya kita curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menyelamatkan kita dari zaman Jahiliyah yang penuh dengan
kegelapan ilmu.
Makalah ini kami susun sebagai salah satu untuk memenuhi tugas mata
kuliah materi BAHASA ARAB tentang Isim dari Segi Jumlah (Mufrad, Mutsana
Dan Jama’) yang diampu oleh Bapak Dr.Mabruri, M.Pd.I
Semoga dengan tugas makalah ini dapat membuka wawasan tentang isim
isim seperti mufrad,muannas dan jama’ serta pembelajaran lainya. Segala kritik
dan saran yang positif kami harapkan dari pembaca makalah ini.
Akhir kata terimakasih atas perhatiannya dan kami mohon maaf apabila
terdapat salah kata selama dalam penulisan makalah .
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... I
KATA PENGANTAR............................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
3. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Isim.............................................................................. 3
1. Kesimpulan.................................................................................... 14
2. Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2. Rumusan Masalah.
1. Apa yang dimaksud isim ?
2. Bagaimana isim dari segi jumlahnya?
3. Tujuan Penulisan.
Tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk menjawab semua
pertanyaan yang menjadi rumusan masalah di atas, selain itu juga untuk
menambah pengetahuan dan pemahaman kita semua tentang isim dari segi
jumlahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Isim.
Isim ( )اِإل سْمdalam ilmu nahwu diartikan sebagai berikut:
ض ًعا ِ س ُم ه َُو َكلِ َمةٌ َدلَّت َعلَى َم ْعنًى فِي نَ ْف
ْ س َها َولَ ْم تُ ْقت ََرنْ بِ َز َمن َو ْ اال
ِ
Artinya:
"isim adalah kata yang menunjukkan pada makna tersendiri dan tidak disertai
dengan status waktu".
Dari pengertian di atas, setidaknya ada 3 poin pokok yang harus kita pahami,
dan ini penting.
1. Isim merupakan kalimah (ٌ) َكلِ َمة. Karena kalimah itu ada tiga, yaitu isim (
ِ fi'il ( )الفِع ُلdan haraf ( ُ)الحرْ ف.
)اال ْس ُم, َ
2. Isim menunjukkan pada makna tersendiri. Hal ini menjadi pembeda
dengan haraf ( ُ)الحرْ ف
َ yang tidak memiliki makna tersendiri.
3. Isim tidak disertai status waktu. Hal ini menjadi pembeda dengan fi'il (
)الفِع ُلyang harus selalu ada status waktunya.
A. Mufrad (د
ُ )الم ْفر
ُ
َ
Mufrad adalah isim (kata benda) yang menunjukkan satu (tunggal).
3
4
waw ( )وpada akhirnya, ketika nasb memakai alif ( )اketika jar memakai ya (
اب ِ
ٌ َكت (sebuah buku)
َقلَ ٌم (sebuah pena)
َر ُجل (seorang laki-laki)
ٌكرة (sebuah bola)
ٌّ ِق (sekor kucing)
ط
ب
ٌ ُك ْو (sebuah gelas)
َم ْس ِج ٌد (sebuah masjid)
قِْرطَاس (selembar kertas)
B. Mutsanna ()المثني.
1. Dua hal (baik orang/benda) yang dimuat oleh mutsanna haruslah sesuai
lafadz dan maknanya.
Contoh yang sesuai:
اب ِ ِ
ٌ َكت diubah menjadi كتَابَان
Contoh yang tidak sesuai lafadznya:
َأس د
َ (dengan makna hakiki: singa dan makna majazi lelaki: pemberani)
ِ َأس َد.
diubah menjadi ان َ
2. Tambahan alif-nun atau ya-nun (yang menjadi tanda mutsanna)
memang pantas dihilangkan. Maka jika tambahan tersebut tidak layak
dihilangkan, tidak dinamakan isim mutsanna (tatsniah), tetapi disebut
mulhaq (yang dianggap sama) dengan isim mutsanna.
Contohnya:
ِ اِْثَننْي/ان
ِ َاِْثنَت tidak boleh dibuang tambahannya menjadi اثْن
ٌ
C. Jama’ ()الجمع.
Jamak adalah isim yang memuat (benda atau orang) tiga atau lebih
Jamak di bagi menjadi dua yaitu: Jamak taksir ( تكسري )مجعdan jamak
salim
1. Jamak taksir ( تكسري مجع )
Jamak taksir adalah kata isim yang memuat lebih dari dua (orang atau
benda) dan bentuk mufradnya berubah tidak beraturan sebagaimana yang
lazimnya (baku) ketika dijamakkan.
Contohnya:
اب ِ
ٌ َكت menjadi ب
ٌ ُُكت
عامِل menjadi علَماء
َ َُ
اَنْبِيَاء menjadi نيب
َقلَم menjadi اَقْاَل م
kata ٌة خُتْ َم ), ُر ُس ٌل (jamak dari kata ْو ٌل ) َر ُس dan adakalanya merubah
Kata ٌس امِل ِ
َ (bentuk mufrad) dibuat jamak salim menjadi َس ال ُم ْو َن hanya
menambahi dua huruf pada akhirnya, sementara bentuk atau bangunan
mufradnya tetap/masih utuh.
Jamak salim di bagi menjadi dua yaitu : jamak mudzakar salim dan
jamak muannats salim.
7
wawu-nun (ketika rafa) seperti: الْ ُمْؤ ِمُن ْو َن قَ ْد اَْفلَ َح. Atau ya-nun ( ketika
nasab dan jar), seperti: َ ب اِيَل الطَالِبِنْي ِ ِ
ْ ا ْذ َه, َ اَ ْكَر َماملَُد ِّرسنْي
adapun kata-kata yang dijamakkan dengan jamak mudzakkar salim
adalah:
- Isim alam (kata benda ) untuk mudzakkar áqil (mudzakkar yang
berakal) dengan syarat: sepi dari ta’ta’nits dan bukan bentuk tarkib.
Contoh : سلِم
ْ م
ِ
ُ menjadi ُم ْسل ُم ْون
ُ
- Sifat untuk mudzakkar áqil dengan syarat : sepi dari ta’marbutoh ()ة
tetapi memang layak dimasuki ta’ atau menunjukkan makna tafdhil.
Seperti: ب ِ ِ
ٌ َكات menjadi َكاتُب ْو َن
Dua syarat diatas memberi penjelasan bahwa:
- Kata nama untuk mudzakkar áqil tetapi meyandang ta’marbutoh
diakhirnya seperti:
- Yang dimaksud dengan kata yang sepi dari ta’nits seperti: . dua
contoh tersebut muannatsnya karena bisa menerima ta’.
seperti: ٌجرة
َ ( َشpohon), ٌ(مَثْرةbuah), ٌ(مَحَْزةnama lelaki), dan sebagainya.
َ َ
Ada beberapa kata yang diakhiri ta’ta’nits tetapi tidak boleh dibuat
tafdhil, seperti: ضلَي
ْ ُ(فwanita yang utama). Jadi, walaupu sifat untuk
muánnats tetapi tidak diakhiri ta’seperti: ض ِئ
ٌ ا ( َحwanita yang
ِ
maksud kata kerjanya (fiílnya). Seperti: ات
ُ ا ْكر َم َ ,ات ُ ََتْربِيdst.
ُ َت ْع ِر ْي َف,ات
Sebab ada masdar yang digunakan sebagai penguat kata kerjanya,
seperti: اما ِ
ً ا ْكر
َ اَ ْك َر َم َزيْ ٌد (zad memulyakannya dengan benar-benar
memulyakanya)
- Isim mushaghor( )مصغر mudzakkar untuk benda yang tidak berakal,
sperti: راء ض
ْ َخ (sayuran) menjadi حراء
ْ ص
َ ,ات
ُ َر َاو ض
ْ َح
َ َ
ُ(gurun) حر َوات
ْصَ menjadi, َع ْذ َراء (perawan) menjadi عذر َوات
َ dst.
َ
- Isim yang diakhiri dengan alif ta’nits maqshuroh,
seperti: ري ِ ِ
َ (ذ ْكperingatan) menjadi ات
ُ َ ذ ْكَري,ض لَي
ْ ُف (yang lebih
utama) menjadi حْبلَي
ُ , ات
ُ َلَي ض
ْ ُ(فyang hamil) menjadi ات
ُ َ ُحْبلَيdst.
Dikecualikan itu yang berwazan ( ُف ْعلَيmuánnats dari ُن ُف ْعاَل ), maka
- Isim ajam (yakni kata yang bukan dari bahasa arab) jamaknya denag
persia.
Jika ada isim atau sifat yang tidak sesuai dengan ketentuan diatas
maka tidak boleh dijamakkan muánnats salim, kecuali didengar
(َاتbermakna : ات ِ
ُ َاحب ص
َ para wanita yang memiliki)dan nama
seperti: ات
ُ َ( َعَرفtempat wukuf) dan ات اَ ْذ َر َع (sebuah kota dinegara
syam).
ت البَاِئ َع
ُ ْنَ َادي saya memanggil seorang pedagang
اب
َ َت الب
ُ َفتَ ْح saya membuka sebuah jendela
اب ِ َقرْأ saya membaca sebuah buku
َ َت الكت
ُ َ
Contoh-contoh mutsanna dalam kalimat:
11
لِاْل ُ ْستَ ِاذ ثَاَل ثَةُ اَقْاَل ٍم seorang ustadz mempunyai tiga buah pena
صلُ ْو َن ِ
َ ُاملُ ْسل َم ْو َن ي para muslim sedang shalat
ال َكاتُِب ْو َن يَكْتُُب ْو َن para penulis sedang menukis
ِ ِئ
َ نَ َاد ْيتَالبَا عنْي saya memanggil ara pedagang
ضَرامل َهْن ِد ُسوء َن
َ ح telah hadir para profesor
ُ َ
ِ ضراحل
اضُر ْو َنَ َ َ ح
َ telah hadir para audien
ات ِ
ُ ت َعلَي املَُهْند َس
ُ اَْثَنْي saya memuji para profesor
ات ِ
ُ ت املُ ْسل َم
ْ َصل
َ telah shalat para muslimat
ات ِ
ُ َت الطَالب
ْ َت َعلَ َم telah belajar para mahasiswi
ات ِ
ُ َت املًؤمنُ د َع ْو
َ saya memanggil para mukminat
ات ِ
ُ ت ال َفاط َمْ ضر َ ح
َ telah hadir para fatimah
ِ الشجر
ات ََ َ ت
َ ْت حَت
ُ جلَ ْس
َ saya duduk dibawah pepohonan
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jadi dalam pengelompokkan isim yang berdasarkan jumlahnya dibagi
kedalam tiga bagian yaitu mufrad, mutsanna dan jamak.
13
2. Saran.
Setiap guru harus mampu mengembangkan tentang isim-isim dalam ilmu
nahwu yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara
efektif di dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran ilmu nahwu dan
shorof dapat memahami tentang bahasa arab.
DAFTAR PUSTAKA
15