Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

HUKUM MAD

DOSEN PENGAMPU : NESI ANTI ANDINI, M.PD.

DISUSUN OLEH :
1. TEGAR RACA SIWI (1986232075)
2. TRIA SEPTIANA (1986232043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
NURUL HUDA TANAH MERAH
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala


limpahan rahmat dankarunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT serta tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yangmembantu dalam pembuatan makalah
ini. Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih dari jauh
dari sempurna. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai.
Dan dengan kerendahan hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan dan saran untuk penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Belitang, Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Tujuan ..................................................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
I.3. Latar Belakang ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Mad ...................................................................................... 2
II.2. Huruf-huruf Mad .................................................................................... 3
II.3. Panjang Bacaan Mad .............................................................................. 3
II.4. Pembagian Mad ...................................................................................... 4

BAB III PENUTUP


III.1. Kesimpulan ............................................................................................. 18
III.2. Saran ....................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Al-Qur‟an sebagai petunjuk hal-hal yang baik maupun hal-hal yang
buruk serta sebagai  pemberi peringatan bagi orang-orang yang
mendustkannya. Qur‟an adalah firman-firman Allah SWT yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al-Qur‟an merupakan
kitab suci umat Islam yang berisi pedoman hidup bagi umat Islam dalam
menjalani hidupnya.
Al-Qur‟an merupakan “Kalam Allah‟, maka dalam membacanya pun
mempunyai tata caranya sendiri. Al-qur’an dipelajari untuk memahami makna
atau pesan di balik teks, cara membaca al-qur’an dengan baik dan benar bisa
dipelajari dengan ilmu tajwid hukum bacaan mad

I.2. Rumusan Masalah


1. Pengertian Mad
2. Huruf-huruf mad
3. Panjang Bacaan Mad
4. Pembagian Mad

I.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui Pengertian Mad
2. Dapat mengetahui Huruf-huruf mad
3. Dapat mengetahui Panjang Bacaan Mad
4. Dapat mengetahui Pembagian Mad
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Mad


Arti mad menurut bahasa adalah tambahan. Sedangkan menurut istilah
adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad.1

‫الزيا َ َدةُ َو ْال َم ُّد‬


ِّ
Memanjangkan dan menambahkan

‫ف ْال َم ِّد‬
ِ ْ‫ف ِم ْن َحر‬ ِ ‫إِطَالَةُ الص َّْو‬
ٍ ْ‫ت بِ َحر‬
Memanjangkan suara dengan salah satu huruf dari huruf-hhuruf mad
(ashli)
Huruf Madd seperti yang dimaksudkan dalam definisi diatas yaitu (alif)
‫ا‬, (wawu) ‫و‬, (ya’) ‫ي‬. Ketiga huruf ini merupakan huruf-huruf dasar bagi
pembicaraan lebih lanjut tentang hukum madd.2
Menurut Muhammad Mahmud dalam kitab Hidayatul Mustafid
dinyatakan bahwa mad dalam arti bahasa adalah ‫ط‬ ُّ ‫( اَ ْل َم‬memanjangkan) atau
ُ‫( اَل ِّزيَا َدة‬tambah). Sedangkan menurut arti istilah adalah:
ِ ‫ف ِمنَ ا ْل ُح ُر ْو‬
‫ف ْال َم ِّد‬ ٍ ‫ت بِ َح ْر‬ َّ ‫اَ ْل َم ُّد ُه َو اِطَالَةُ ال‬
ِ ‫ص ْو‬
“Mad adalah memanjangkan suara dengan suatu huruf diantara huruf-
huruf mad”.
Menurut imam Asy-Syathibi, Mad adalah memanjangkan bunyi huruf
atau huruf layyin ketika ia bertemu hamzah atau huruf mati. Lebih lanjut
Asy-syathibi mendefinisikan Mad dengan menisbatkan huruf mad dalam
suatu kata.3

1
Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Dauroh Al-Qur’an, Markaz Al-Qur’an, Kalisari Pasar
Rebo, 2011, hlm. 75.
2
Acep lim Abdurahim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Diponegoro, Bandung, 2003,
hlm.135
3
Muhammad Mahmud, Hidayatul Mustafid fi Ahkamit Tajwid,
(Semarang: Toha Putra, tt), hlm. 4.
Pengertian pertama Asy-Syathibi mirip dengan pengertian yang
dikemukakan oleh Muhammad Mahmud diatas. Dan pada pengertian kedua
ini menunjukkan adanya perbedaan dengan pengertian yang lazim
digunakan, sebab huruf yang di isbatkan sebenarnya bukan mad tetapi
dianggap mad. Misalnya : َ‫ت‬VV‫س‬
ْ ‫ َد َر‬pada Q.S Al-An’am, ayat 105 dibaca
panjang dengan َ‫َارسْت‬
َ ‫د‬

II.2. Huruf-huruf Mad


Huruf mad yang dipanjangkan ada tiga macam, yaitu:
1. Huruf ‫ و‬mati yang jatuh setelah huruf yang bertanda baca dhammah.
Contoh :
‫ َعلِ ُم ْوا‬, ‫ َذ َك ُر ْوا‬. ‫ ظَلَ ُم ْوا‬, ‫َج َعلُ ْوا‬
2. Huruf ‫ ي‬mati yang jatuh setelah huruf yang bertanda baca kasrah.
Contoh
‫ فِ ْي َها‬, َ‫ َحافِ ِظيْن‬, ‫ اَ ْل َحلِ ْي ُم‬, ‫اَ ْل َخبِ ْي ُر‬
3. Huruf ‫ ا‬mati yang jatuh setelah huruf yang bertanda baca fathah. Contoh
ُ‫ اَل َّز َكاة‬, ‫صيَا ُم‬
ِّ ‫ اَل‬, ُ‫صاَل ة‬
َّ ‫اَل‬
Maka apabila ada huruf-huruf hijaiyah disertai huruf mad tersebut, harus
dibaca panjang. Sedangkan panjangnya sesuai ketentuan yang berlaku.4

II.3. Panjang Bacaan Mad


Panjang bacaan mad terdapat tiga bagian yaitu:
َ َ‫ )اَ ْلق‬yaitu cara membaca huruf mad sepanjang
1. Panjang yang pendek ( ‫ص ُر‬
1 alif (dua ketukan/harakat)
2. Panjang yang tengah-tengah (ُ‫ط‬V‫س‬
ُّ ‫ )اَلتَّ َو‬yaitu cara membaca huruf mad
sepanjang 1 ½ alif (3 ketukan/harakat)
ُّ ‫ )اَل‬yaitu cara membaca huruf mad sepanjang
3. Panjang yang panjang ( ‫ط ْو ُل‬
2 ½ alif (5 ketukan/harakat) atau 3 alif (6 ketukan)

4
Wakid Yusuf, "Ilmu tajwid (18) | Hukum Bacaan Mad dan Qashar"
https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/04/02/ilmu-tajwid-18-hukum-bacaan-mad-dan-qashar/
(diakses pada 1 Desember 2019, pukul 09.23).
II.4. Pembagian Mad
ْ َ‫ ) َم ْد ا‬dan Mad
Bacaan mad dibagi menjadi 2 bagian yaitu Mad Asli (‫صلِى‬
Far’i (‫) َم ْد فَ ْر ِعى‬
Mad asli menurut bahasa adalah mad yang masih asli, yakni panjang
bacaannya tetap satu alif (2 ketukan).
Sedangkan menurut pengertian istilah adalah:
ِ ‫ال َم ُّد الطَّبِ ْي ِعي اَّل ِذي اَل تَقُ ْو ُم َذاتُ َح ْر‬
‫ف ْال َم ِّد اِاَّل بِ ِه‬
Maksud dari pengertian tersebut adalah bahwa panjang bacaan mad
tidak melebihi panjang semula, yakni satu alif karena tidak dimasuki
hamzah atau sukun. Dalam kondisi demikian, maka mad asli disebut juga
Mad Thabi’i ( ُّ‫ )اَ ْل َم ُّد الطَّبِ ْي ِعي‬Yaitu mad yang sesuai dengan watak aslinya yang
selamat dari tambahan hamzah dan sukun, sehingga tidak menambah
panjang bacaaan semula.5
Setiap ada alif yang jatuh setelah huruf berharakat fathah, ya’ yang jatuh
setelah huruf berharakat kasrah, wawu jatuh setelah huruf berharakat
dhomah, maka wajib dibaca mad thabi’i artinya dibaca dengan panjang
bacaannya satu alif.
Contoh:
1. ‫صا َر‬
َ
ShooroAlif mati setelah fathah
2. ‫َو َما ُه ْم‬
WamaahumAlif mati setelah fathah
3. ‫تَ ِز ْي ُد‬
TaziiduYa’ mati setelah kasrah
4. ‫فِ ْي َها‬
FiihaYa’ mati setelah kasrah
5. ‫ُك ْونُ ْوا‬
KuunuuWawu mati setelah dhomah
6. ‫ُوجُوْ ِه ِه ْم‬
WujuuhihimWawu mati setelah dhomah

5
Ibid.
Mad asli atau Mad Thabi’i ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
ْ َ‫ ) َم ْد أ‬yaitu mad asli yang huruf madnya
َ ‫صلِى‬
1. Mad Asli Zhahiry (‫ظا ِه ِرى‬
jelas berikut bacaaanya. Contohnya sebagaimana diatas.
ْ َ‫ ) َم ْد أ‬yaitu mad asli yang huruf madnya
2. Mad Asli Muqaddar (‫صلِى ُمقَد َّْر‬
tidak jelas, namun bacaannya sepanjang mad asli. Mad model kedua ini
dalam Mushaf Utsmani ditandai dengan adanya fathah tegak, kasrah
tegak dan dhammah terbalik.
Contoh:
a. ‫ش َر‬ َ ۟‫ٰي َمع‬
َ ‫ش َريَا َم ْع‬
b. ‫يُحْ يٖىيُحْ يِ ْى‬
c. ْ‫يَ ُؤدُهٗيَ ُؤ ْ ُدهُ و‬
Sedangkan yang dimaksud Mad Far’i adalah mad cabang. Dalam arti
istilah adalah :”Mad yang melebihi mad asli karena ada hamzah dan sukun“.
Pada pengertian diatas, ditunjukkan bahwa Mad Far’i harus dibaca lebih
dari satu alif. Ketentuan ini berlaku karena setelah huruf mad didepanya
terdapat hamzah atau sukun, sehingga cara membacanya melebihi
semestinya. Dalam pengertian itu pula disebutkan bahwa panjang bacaannya
yang menyebabkan perselisihan: berapakah panjang yang sebenarnya dan
harus bertemu apa, hamzah atau sukun.6

Perselisihan ini mengakibatkan pembagian Mad Far’i sebanyak 13


macam yaitu:
1. Mad Wajib Muttashil (‫) المدالواجب المتّصل‬
Mad Wajib artinya wajib dibaca panjang, sedangkan Muttashil artinya
bersambung. Jadi mad wajib muttashil adalah wajib dibaca panjang.
Karena ada huruf mad dalam satu kalimat dengan hamzah. Pengertian
itu diperjelas oleh Mahmud Muhammad dalam batasan:
ِ ‫ُه َواَنْ يَ ُك ْونَ ال َم ُّد َو ْال َه ْم َزةُ فِى َكلِ َم ٍة َو‬
‫اح َد ٍة‬
“Antara mad dan hamzah terdiri atas satu kalimat”

6
Ibid., 5.
Ukuran panjang bacaan mad wajib muttashil adalah 2 ½ alif (5 ketukan).
Panjang pendek ketukan tersebut disesuaikan dengan irama bacaan yang
dialunkan. Karenanya, diharapkan dalam bacaannya tidak melebihi
ketentuan yang sudah disepakati oleh ulama ahli Qurra’.
a. ‫ اُولۤئِــــ َك‬Ula–ika Setelah huruf mad terdapat hamzah
b. ‫ َجآ َء‬Ja–a Setelah huruf mad terdapat hamzah
c. ‫ ِجي۟ ٓ َء‬Ji–a Setelah huruf mad terdapat hamzah
Contoh yang lain: ‫ سُوْ ۤ َء‬. ‫ ِسي۟ ٓ َء‬. ‫ بَاۤ َء‬. ‫اَلسَّـــــــ َماۤ ُء‬

2. Mad Jaiz Munfashil ( ‫) المد الجائز المنفصل‬


Mad Jaiz artinya boleh dibaca panjang dan boleh tidak dari ketentuan
mad asli, sedangkan munfashil artinya terpisah. Jadi yang dimaksud
dengan Mad Jaiz Munfashil adalah kebolehan membaca panjang karena
ada huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat. Pengertian ini
selanjutnya diungkapkan oleh Muhammad Mahmud sebagi berikut:
‫هُ َو َما َكانَ َحرْ فُ ْال َمـ ِّد فِى َكلِ َم ٍة َو ْالهَ ْم َزةُ فِى َكلِ َم ٍة اُ ْخ َرى‬
“Disebut Mad Jaiz Munfashil karena huruf mad berada disatu kalimat
sedang hamzah berada di kalimat lain”.
Dari pengertian yang diterangkan diatas bahwa cara membaca Mad Jaiz
Munfashil tidak wajib dibaca panjang seperti Mad Wajib Muttashil,
karenanya terdapat 5 macam cara membacanya yaitu:
a. Imam Nawawi dan Imam Hamzah membacanya 3 alif (6 ketukan)
b. Imam Ashim seorang guru dari Imam Hafas dan syu’bah
membacanya 2 ½ alif (5 ketukan). Bacaan inilah yang banyak dianut
ahli Qurra’.
c. Imam Ibnu Amer dan Imam Kisa’i membacanya 2 alif (4 ketukan)
d. Imam Qolun dan Imam Dury membacanya 1 ½ alif (3 ketukan)
e. Imam Ibnu Katsir dan Imam Susy membacanya 1 alif (2 ketukan).
Contoh:
1) ‫ ِز َل‬VV‫ بِ َم ۤا اُ ْن‬Bima–unzila Huruf mad bertemu hamzah dalam dua
kalimat.
2) َ ‫ا‬VVV‫ فِ ْیۤ اُ ِّمه‬Fi–ummiha Huruf mad bertemu hamzah dalam dua
kalimat
ۤ ِ‫ َواتَّبِ ُع ْون‬Wattabi’uuni–ahdikum Huruf mad bertemu hamzah
3) ‫ی اَ ْه ِد ُك ْم‬
dalam dua kalimat
4) ‫ َوا ْبتَ ُغواۤاِلَ ْي ِه‬Wabtaghu–ilaihi Huruf mad bertemu hamzah dalam dua
kalimat
5) ‫ اَل ۤاِلٰی‬la–ilaa Huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat.
َ ُ‫ قُ ْوۤ اَ ْنف‬. ‫ال‬
Contoh lain: ‫س ُك ْم‬ ٍ ‫ فِ ْیۤ اَ ْم َو‬. ‫س َراۤئِ ْي َل‬ ۤ ْ ِ‫ بَن‬. ‫يَاۤاَيُّ َها‬
ْ ِ‫ی ا‬
Mad jaiz munfashil dilakukan apabila huruf mad thabi’i (‫ )يــوا‬yang
terdapat pada sebuah kata bertemu atau diikuti oleh hamzah ‫ ء‬yang
terdapat pada kata lain berikutnya. Kadar mad atau panjang bunyinya
ada tiga macam, yaitu:
1) Satu alif (dua harakat) ketika membaca cepat.
2) Dua alif (empat harakat) ketika membaca sedang.
3) Dua setengah alif (lima harakat) ketika membaca tartil.7

Contoh : ‫هُإِنَّآ أَ ْن َز ْلنا‬


3. Mad ‘Aridh lis Sukun ( ‫سكون‬
ّ ‫) المد العارض لل‬
Mad artinya panjang, sedangkan Aridh lis Sukun artinya baru karena
dimatikan (diwakafkan). Jadi yang dimaksud dengan Mad Aridh lis
Sukun adalah bacaan panjang karena terdapat pertemuan antara huruf
mad dengan huruf yang dimatikan (sukun) setelah diwakafkan.
Pengertian itu diperjelas oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut:
ِّ‫ف ْال َم ِّد الطَّبِ ْي ِعي‬ ِ ‫ف ْال َم ْوقُ ْو‬
ِ ‫ف َعلَ ْي ِه اَ َح ُد ُح ُر ْو‬ ٰ ٰ‫ُه َو ْال َو ْقفُ عَل‬
َ ‫یا ِخ ِر ْال َكلِ َم ِة َو َكانَ قَ ْب َل ْا‬
ِ ‫لح ْر‬
“Berhenti di akhir kalimat dan sebelum huruf yang di hentikan itu
terdapat huruf Mad Thabi’i”
Para ulama Qurra’ belum sepakat sepenuhnya mengenai panjang bacaan
Mad Aridh lis Sukun ini. Sebagian ada yang membaca qashar dengan 1
alif, sebagian ada yang membaca tawasuth yakni dengan 2 alif, dan ada

7
Abdul Khair, Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid, Rineka Cipta, Jakarta, 2012, hlm. 84-85.
yang membacanya thulun dengan 3 alif. Dan pendapat terakhir inilah
yang paling banyak digunakan oleh Ahlul Qurra’. Contoh :
a. َ‫ تَ ْعلَ ُمــوْ ن‬Ta’lamu—n Huruf mad bertemu huruf yang mati karena
waqaf.
b. ‫ اَ ْل ُم ْس ـتَقِ ْي ُم‬Mustaqi—m Huruf mad bertemu huruf yang mati karena
waqaf.
c. ْ‫ َوا ْنهَار‬Wanha—r Huruf mad bertemu huruf yang mati karena waqaf.
d. ُ‫ نَ ْستَ ِعيْن‬Nasta’i—n Huruf mad bertemu huruf yang mati karena waqaf.
Contoh lainnya:
َّ ‫ ال‬, َ‫الظَّالِ ُم ْون‬
ْ َ‫ ي‬, ُ‫ َعد ٌُّو ُمبِيْن‬, َ‫ضالُّيْن‬
َ‫ش ُك ُر ْون‬

4. Mad Badal (‫) المد البدل‬


Badal dalam arti bahasa adalah pengganti. Sedangkan menurut istilah
adalah:
‫ُه َو اَنْ يَ ْجتَ َم َع ال َم ُّد َو ْال َه ْم َزةُ ِفى َكلِ َم ٍة ل ِكنْ تَتَقَ َّد َم ْال َه ْمزَ ةُ َعلَى ْالَم ِّد‬
“Huruf mad dan hamzah berkumpul dalam satu kalimat akan tetapi yang
hamzah tersebut lebih dulu daripada mad”.
Ulama’ sepakat, panjang bacaan mad badal adalah 1 alif, sebagaimana
mad Thabi’i. Dikatakan mad badal karena mad tersebut sebagai Badal
(pengganti) dari huruf hamzah yang dibuang. Mad badal semula
merupakan hamzah, kemudian diganti dengan bacaan ini. Alasan
penggantian itu karena ada dua hamzah dalam satu kalimat yang
pertama hidup sedang yang kedua mati, maka hamzah yang mati diganti
mad, agar membacanya tidak terlalu berat.
Contoh:
a. ‫ ٰا َمنَ ُوا أَ ْا َمنُ ْوا‬A-manu- Huruf sebagai pengganti hamzah.
b. ‫ إِ ْيتَاۤ ُء إِ ْإتَا ُء‬I-ta–u Huruf sebagai pengganti hamzah.
c. ‫ أُ ْوتِيَأ ُ ْاوتِ َى‬U-tiya Huruf sebagai pengganti hamzah.
d. ‫ ٰا ُخ ُذ أَ ْا ُخ ُذ‬A-khudzu Huruf sebagai pengganti hamzah.

5. Mad ‘Iwadh ( ‫) المد العواض‬


Iwadh artinya pengganti, sedang yang dimaksud mad iwadh adalah:
ِ ْ‫هُ َو ال َو ْقفُ َعلَى التَّ ْن ِوي ِْن ال َم ْنصُو‬
‫ب فِى اٰ ِخ ِر ال َكلِ َم ِة‬
“Mad yang terjadi karena wakaf (berhenti) pada lafad yang ditanwin,
dibaca nashab di akhir kalimat”
Pada pengertian tersebut, tampak bahwa mad iwadh semula berupa
kalimat yang dibaca nasab, kemudian diwakafkan sehingga tanwinnya
diganti dengan tanda baca biasa (bukan tanwin). Setelah diganti, maka
cara membacanya menjadi lebih panjang. Dan untuk panjang bacaannya
sekitar 1 alif (2 ketukan).8
Contoh :
a. ‫ًار ِح ْي ًمــــا َغفُوْ رًا َر ِح ْي َما‬
َ ‫ َغفُوْ ر‬Ghafuurrahiima Setelah mad ada tanwin
diwakafkan.
b. ‫ص ْي َرا‬
ِ َ‫ب‬:: ‫ص ْيرًا‬
ِ َ‫ ب‬Bashiraa Setelah mad ada tanwin diwakafkan.
c. ‫ ُمبِ ْينًا ُمبِ ْينَا‬Mubiinaa Setelah mad ada tanwin diwakafkan.
ِ ‫َز ْي ًزا ع‬
d. ‫َز ْي َزا‬ ِ ‫ ‘ع‬Aziiza Setelah mad ada tanwin diwakafkan

6. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ( ‫) المد الالزم المثقّل الكلمى‬


Mad lazim artinya kelaziman untuk memanjangkan. Sedang Mutsaqqal
berarti berat, dan kilmi berarti satu kalimat. Jadi yang dimaksud Mad
Lazim Mutsaqqal adalah bacaan mad yang harus dipanjangkan, karena
ada tasydid dalam satu kalimat. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan
Muhammad Mahmud sebagai berikut:
َ ‫ف ْال َم ِّد َح ْرفٌ ُم‬
‫ش َّد ٌد فِى َكلِ َم ٍة َوا ِح َد ٍة‬ ِ ‫ُه َو اَنْ يَ ُك ْونَ بَ ْع َد َح ْر‬
“Mad yang terjadi karena setelah huruf mad terdapat huruf yang
ditasydid dalam satu kalimat”
Tasydid merupakan huruf dobel (ganda) yang satu hidup yang satu mati,
dan yang mati itu sama dengan sukun. Karena itu, jika ada huruf mad
yang bertemu sukun (dalam hal ini tasydid), maka sudah kelaziman
untuk dibaca panjang dengan syarat antara huruf mad dan huruf yang
ditasydid itu masih dalam satu kalimat.

8
Wakid Yusuf, "Ilmu tajwid (18) | Hukum Bacaan Mad dan Qashar"
https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/04/02/ilmu-tajwid-18-hukum-bacaan-mad-dan-qashar/
(diakses pada 1 Desember 2019, pukul 09.23).
Adapun panjang bacaan ini semua ulama Qurra sepakat 3 alif (6
ketukan)‫ز‬
Contoh:
a. ‫ اَت َُح ۤا ُّج ْوۤ ِّن ْى‬Atuha—jju—nni Huruf mad bertemu huruf yang ditasydid.
b. َ‫ضٓالِّيْن‬
َّ ‫ اَل‬Adh-dha—lli—nHuruf mad bertemu huruf yang ditasydid.
c. ُ‫اخة‬
َّ ٓ‫ص‬
َّ ‫ اَل‬Ash Sha—khkhahHuruf mad bertemu huruf yang ditasydid.
d. ُ‫ اَلطَّٓا َّمة‬Ath Tha—mmahHuruf mad bertemu huruf yang ditasydid
Sebagian ulama Qurra’ menyebut mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ini
dengan sebutan Mad Lazim Muthawwal Kilmi.

7. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ( ‫) المد الالزم المخفّف الكلمى‬


Mad Lazim artinya kelaziman untuk dipanjangkan, sedangkan
mukhaffaf artinya diringankan, dan kilmi artinya satu kalimat. Jadi yang
dimaksud Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi adalah bacaan mad yang terjadi
ketika huruf-huruf mad bertemu dengan huruf yang mati dalam satu
kalimat. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan oleh Muhammad
Mahmud sebagai berikut:
َ ٌ‫ف ْال َم ِّد َح ْرف‬
ٌ‫سا ِكن‬ ِ ‫ُه َواَنْ يَ ُك ْونَ بَ ْع َد َح ْر‬
“Mad yang terjadi karena setelah huruf mad ada huruf yang mati
(disukun)”
Sekalipun cara membacanya agak ringan dibanding dengan Mad Lazim
Mutsaqqal Kilmi, namun dalam panjang bacaanya sama, yaitu 3 alif (6
ketukan). Karena itu, perbedaaan kedua mad tersebut adalah: jika mad
lazim mutsaqqal setelah mad terdapat huruf yang di tasydid, sedangkan
mad lazim mukhaffaf setelah huruf mad terdapat huruf yang disukun.
Adapun persamaannya adalah: sama-sama dibaca panjang 3 alif serta
sama-sama dalam satu kalimat.
Contoh Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi :
a. ْ‫ َمحْ يَاۤي‬Mahya—Setelah mad ada huruf yang disukun
b. َ‫ آَاْل ٓن‬A—l ‘a—na Setelah mad ada huruf yang disukun
8. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi ( ‫) المد الالزم المثقّل الحرفى‬
Mad Lazim artinya kelaziman membaca panjang, Mutsaqqal artinya
berat dan Harfi berarti dalam huruf. Jadi yang dimaksud dengan Mad
Lazim Mutsaqqal Harfi adalah bacaan mad yang terjadi pada huruf
tertentu di permulaan surah tertentu. pengertian itu selanjutnya
dirumuskan Muhammad Mahmud sebagai berikut:
ٌ‫سا ِكن‬ ُ ِ‫سطُ َها َح ْرفُ َم ِّد َوالثَّال‬
َ ‫ث‬ ٍ ‫س َو ِر ِه َجا ُؤهُ ثَاَل ثَةُ أَ ْح ُر‬
َ ‫ف اَ ْو‬ ِ ِ‫ُه َو اَنْ يُ ْو َج َد َح ْرفٌ فِى فَ َوات‬
ُّ ‫ح ال‬
“Mad yang ditemukan pada huruf permulaan surah dimana huruf itu
mempunyai 3 bagian huruf, huruf kedua merupakan huruf mad,
sedangkan huruf yang terakhir merupakan huruf yang disukun”.
Dari pengertian diatas, dapat ditentukan syarat-syarat Mad Lazim
Mutsaqqal Harfi yaitu:
a. Terjadi pada huruf di permulaan surah.
b. Huruf yang dimaksud bersifat 3 bagian huruf. Misalnya huruf ‫صا ْد‬
َ ,
maka bagian huruf itu adalah ‫ د‬, ‫ ا‬, ‫ ص‬dimana huruf tengah mad,
sedangkan huruf terakhir mati.
c. Cara membacanya sepanjang 3 alif (6 ketukan).

Di dalam Al-Qur’an, huruf-huruf yang digunakan pada permulaan surah


ُّ ‫ *) فَـ َواتِ ُح‬adalah sebagai
yang disebut dengan Fawatihus Suwar ( ‫السـ َو ِر‬
berikut:
1) Q.S. Al-Baqarah : ّٓ‫ٓالــم‬
ّٓ ٓ‫ال‬
2) Q.S. Aali-Imran : ‫ــم‬
ٓ ٓ‫الٓـ ّم‬
3) Q.S. Al-A’raf : ‫ص‬
ٓ ٓ‫ال‬
4) Q.S. Yunus : ‫ــر‬
ٓ ٓ‫ال‬
5) Q.S. Yusuf : ‫ــر‬
6) Q.S. Ar-Ra’d : ‫ٓالــ ّمٓ ٰر‬
7) Q.S. Hud : ٓ‫ٓالـر‬
8) Q.S. Ibrahim : ٓ‫ٓالـر‬
ٓ ٓ‫ال‬
9) Q.S. Al-Hijr : ‫ـر‬
ٓ ٓ‫ٓكهٰ ٰيع‬
10) Q.S. Maryam : ‫ص‬
11) Q.S. Thaha : ‫ط ٰه‬
ٰ
12) Q.S. Asy-Syuara’ : ٓ‫سـ ّم‬
ٓ ‫ط‬
ٰ
ٓ ‫ط‬
13) Q.S. An-Naml : ‫س‬ ٰ
14) Q.S. Al-Qashash : ٓ‫سـ ّم‬
ٓ ‫ط‬
ٰ
15) Q.S. Al-Ankabut : ‫الٓـ ّ ٓم‬
16) Q.S. Ar-Rum : ‫الٓـ ّ ٓم‬
17) Q.S. Luqman : ّٓ‫ٓالـم‬
18) Q.S. As-Sajadah : ‫الٓـ ّ ٓم‬
ٓ ‫ٰيـ‬
19) Q.S. YaaSiin : ‫س‬
ٓ
20) Q.S. Shaad : ‫ص‬
ٓ ‫ح‬
21) Q.S. Al-Mu’min : ‫ــم‬ ٰ
ٓ ‫ح‬
22) Q.S. Fushshilat : ‫ــم‬ ٰ
ٓ ‫س‬
23) Q.S. Asy-Syura’ : ‫ق‬ ٓ ‫ع‬
ٓ ٓ‫حــم‬
ٰ
ٓ ‫ح‬
24) Q.S. Az-Zhukhruf : ‫ـم‬ ٰ
25) Q.S. Ad-Dukhan : ٓ‫حــم‬
ٰ
26) Q.S. Al-Jatsiyah : ٓ‫حـم‬
ٰ
27) Q.S. Al-Ahqaf : ٓ‫حـم‬
ٰ
ٓ
28) Q.S. Qaaf : ‫ق‬
ٓ
29) Q.S. Qalam : ‫ن‬

Kesemua huruf pada permulaan surah tersebut tidak harus dibaca Mad
Lazim Mutsaqqal Harfi, tetapi ada juga yang dibaca Mad Lazim
Mukhaffaf Harfi, yang akan dibahas pada nomor berikutnya. Lebih
jelasnya, huruf-huruf di atas yang mempunyai tanda baca panjang (~)
merupakan tanda dari Mad Lazim Mutsaqqal Harfi.
Dari Huruf-huruf yang mengawali sebagian surah dalam Al-Qur’an di
atas, maka dapat dipastikan bahwa huruf-huruf Mad Lazim Mutsaqqal
Harfi dalam al-Qur’an sebanyak 8 huruf yang terkumpul dalam kalimat :
‫سلُ ُك ْم‬ َ َ‫نَق‬
َ ‫ص َع‬
Sebagian ulama Qurra’ menyebut mad ini dengan Mad Lazim
Musyabba’ Harfi atau Mad Lazim Muthawwal Harfi.
Contoh:
ٓ ‫ كٓ ٰهيٰ ٓع‬Ka—f ha-ya-‘ai—n sha—d Mad bertemu huruf sebangsa 3
a. ‫ص‬
dalam satu kalimat.
ٓ Nu—n Mad bertemu huruf sebangsa 3 dalam satu kalimat.
b. ‫ن‬
ٓ Sha—d Mad bertemu huruf sebangsa 3 dalam satu kalimat.
c. ‫ص‬
ٓ ‫س‬
d. ‫ق‬ ٓ ‫ع‬
ٓ ٓ‫حــم‬
ٰ Ha-mi—m ‘ai—n si—n qa—f Mad bertemu huruf sebangsa
3 dalam satu kalimat

9. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi ( ‫) المد الالزم المخفّف الحرفى‬


Mad Lazim artinya kelaziman untuk dipanjangkan, sedangkan
mukhaffaf artinya diringankan, harfi berarti yang bersifat huruf. Jadi
yang dimaksud dengan Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah Mad yang
biasa terjadi pada huruf permulaan surah yang hurufnya bersifat dua
bagian. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan oleh Muhammad
Mahmud sebagai berikut:
‫لح ْرفُ فِ ْي ِه َعلَى َح ْرفَ ْي ِن‬
َ ‫ه َُو َما َكانَ ْا‬
“Mad bertemu dengan huruf yang bersifat dua bagian”
Dari pengertian di atas, maka dapat ditentukan syarat-syarat Mad Lazim
Mukhaffaf Harfi yaitu:9
a. Terjadi pada huruf dipermulaan surah.
b. Huruf yang dimaksud bersifat 2 bagian, misalnya huruf ‫ ها‬yang
terdiri dari: ‫ ا‬dan ‫هـ‬
c. Panjangnya 1 alif (2 harakat), beranjak dari huruf-huruf yang
mengawali surah di atas, maka huruf Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
ada 5 macam yaitu terkumpul dalam lafadz : َ‫َح ٌّي طَهُر‬
Contoh:
1) ‫ط ٰه‬
ٰ Tha-ha-Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat.
ٓ ‫ح‬
2) ‫ـم‬ ٰ Ha-mi—mMad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat.

9
Ibid.
3) ‫ ٓالــ ّ ٓم ٰر‬Alif la—mmi—m ra–Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam
satu kalimat.
Didalam Mushaf Utsmani, Mad ini ditandai dengan tanda baca ( ‫) ا‬
pada huruf yang mengawali surah.

10. Mad Layyin ( ‫) المد اللين‬


Mad Layyin adalah mad yang terjadi pada huruf wawu dan ya’ yang
jatuh setelah tanda baca fathah, dengan syarat cara membacanya tetap
diwashalkan (terus), tidak boleh diwakafkan (berhenti), sebab jika
berhenti maka menjadi qalqalah kubra.
Sedang panjang bacaan Mad Layyin adalah 1 alif (2 harakat) jika
ditengah-tengah kalimat, dan 2 alif atau 3 alif diakhir kalimat:
a. ٌ‫ َب ْيت‬Bai-tun Huruf layyin jatuh setelah fathah.
b. ٌ‫ َخ ْوف‬Khau-fun Huruf layyin jatuh setelah fathah.
c. ‫ب‬
ٌ ‫ َر ْي‬Rai-bun Huruf layyin jatuh setelah fathah.
d. ‫ب‬ٌ ‫ َغ ْي‬Ghai-bun Huruf layyin jatuh setelah fathah.

11. Mad Shilah ( ‫) المد الصلة‬


Mad Shilah artinya bacaan mad yang tersambung. Atau dengan kata lain
Mad Shilah adalah huruf mad tambahan yang diperkirakan setelah huruf
ha’ dhamir, yang dikira-kirakan dengan harakat dhammah atau kasrah.
Pengertian ini selanjutnya dipertegas oleh Muhammad Mahmud sebagai
berikut:
َ ‫ض ِم ْي ِر َوقُد َِّر بِ َح َر َكتَ ْي ِن َحا َل‬
ْ ‫ض ِّم ِه َو َك‬
‫س ِر ِه‬ َّ ‫ه َُو َح ْرفُ َم ٍّد َزائِ ٍد ُمقَ َّد ٌر بَ ْع َد ْال َها ِء ال‬
“Mad shilah adalah huruf mad tambahan yang dikira-kirakan setelah ha’
dhamir dan dikira-kirakan dengan harakat dhammah dan kasrah”.
Yang dimaksud dengan ha’ dhamir dalam pengertian ini adalah ha’
ٰ
sebagai kata ganti, misalnya: ‫ىـــــــه‬ , ٖ‫ ىـــــــه‬,ُ‫ىـــــــه‬
Mad Shilah dibagi dua macam yaitu :

ِ َ‫صلَةُ الق‬
a. Mad Shilah Qashir ( ُ‫ص ْي َرة‬ ِّ ‫) ال َم ُّد ال‬
Mad Shilah Qashir adalah apabila ada dhamir jatuh setelah huruf
hidup dan tidak bersambung dengan kalimat sesudahnya yang diberi
al-Ta’rif
( ‫) اَ ْلــ تَ ْع ِر ْيف‬
Cara membaca Mad Shilah Qoshir adalah 1 alif dan ada yang
membacanya 2 alif.
Contoh:
1) َ‫ إِنَّهٗ َكان‬Innahu–ka-na Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak
sambung hamzah.
َّ ‫ َولَهٗ َما فِى ال‬Walahu–ma-fissama-wa-ti Dhamir jatuh setelah
ِ ‫سمٰ ٰوا‬
2) ‫ت‬
huruf hidup dan tidak sambung hamzah.
3) ‫ اَ ْخلَدَهٗ َكاَّل‬Akhladahu–kalla- Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan
tidak sambung hamzah.
4) ٖ‫ َر ُس ـوْ لِه‬Rasu-lihi– Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak
sambung hamzah.
Namun jika dhamir tersebut disambung dengan huruf
didepannya yang ada al Ta’rif, maka dhamir tersebut tidak dapat
dibaca Mad Shillah Qashir tetapi dibaca qashar (pendek).
Contoh:
a) ُ‫ ٰم ٰوات‬V‫الس‬
َّ ُ‫ لَه‬Lahussama-wa-tu Dhamir bersambung dengan al
Ta’rif
b) ْ‫ ‘ َعلَّ َمهُ ْالبَيَان‬Allamahul baya-an ;;Dhamir bersambung dengan
al Ta’rif
c) ‫سنٰى‬ ْ َ‫ لَهُ ْاأل‬Lahul asma–ul husnaa
ُ ‫س َما ُء ْا‬
ْ ‫لح‬
Dhamir bersambung dengan al Ta’rif
Tidak hanya itu saja huruf ha’ dibaca pendek, tetapi jika huruf
ha’ dhamir tersebut jatuh setelah huruf mati, maka tetap dibaca
pendek.
Contoh:
a) ُ‫ د ََخ ْلتُ ُم ْوه‬Dakhaltumu-hu Sebelum dhamir terdapat huruf yang
mati.
b) ُ‫ه‬V‫ َو ُر ْو ٌح ِّم ْن‬Waru–hun minhu Sebelum dhamir terdapat huruf
yang mati.
ْ Vُ‫ اَ ْوت ُْخف‬Au tukhfu-hu Sebelum dhamir terdapat huruf yang
c) ُ‫وه‬V
mati.
d) ُ‫ فَ ُكلُ ْوه‬Fakulu-hu Sebelum dhamir terdapat huruf yang mati

b. Mad Shilah Thawil ( ُ‫صلَةُ الطَّ ِو ْيلَة‬


ِّ ‫) ال َم ُّد ال‬

Mad Shilah Thawil adalah mad shilah yang bertemu dengan hamzah
Qotho’ (hamzah yang bisa dijadikan permulaan atau ditengah-tengah
kalimat), sehingga mad ini hampir sama dengan Mad Jaiz Munfashil.
Mayoritas ulama’ Qurra’ membacanya 2 ½ alif (5 ketukan) namun
diantara mereka ada yang membaca qashar dengan alif.
Contoh:
1) ٌ‫ َكــانَ لَ ٗه ٓ إِ ْخــ َوة‬Ka-nalahu—ikhwatun Setelah dhamir ada hamzah
qotho’.
2) ٌ‫ َما َع ْنـــهُ اٰلِهَـــة‬Ma-‘anhu a—lihatun Setelah dhamir ada hamzah
qotho’.
3) ‫ أُ ْش ـ ُد ْدبِهٖٓ اَ ْز ِري‬: Usydud bihi— azri- Setelah dhamir ada hamzah
qotho’.
4) ‫ بِهٖٓ اَ ْز َواجًا‬Bihi—azwa-jan Setelah dhamir ada hamzah qotho’

12. Mad Farq ( ‫) المد الفرق‬


Mad Farqu artinya mad pembeda, atau dengan kata lain mad farqu
adalah mad yang berfungsi pembeda antara istifham (kata tanya) dengan
khabar (berita). Sehingga jika tidak ada mad ini, maka orang menyangka
bahwa hamzah khabar, padahal sebenarnya hamzah tersebut yang
berfungsi untuk istifham (kata tanya).
Panjang bacaan Mad farqu adalah 3 alif (6 harakat). Di dalam al-Qur’an,
bacaan Mad farqu ini hanya ada 4 tempat yaitu:
ّ ‫ ٓا‬A—dzakaraini Mad sebagai istifham.
a. Al An’am: 143 ‫الذٓ َك َري ِْن‬
ّ ‫ ٓا‬A—dzakaraini : Mad sebagai istifham.
b. Al An’am: 144 ‫الذٓ َك َري ِْن‬
c. Yunus: 59 ُ‫ ٓاهللا‬A—llah Mad sebagai istifham.
d. An Naml: 59 ُ‫ ٓاهللا‬A—llah Mad sebagai istifham.

13. Mad Tamkin ( ‫) المد التمكين‬


Yaitu mad yang terdapat pada huruf ya bertasyid bertemu dengan ya
mati.10

Contoh: ‫َوإ َذا ُحيِّيتُ ْم‬


Mad Tamkin adalah mad karena ada dua ya’ yang satu mati sedang yang
lain hidup, bertanda baca kasrah dan tasydid. Ya’ yang berkasrah dan
bertasydid itu lebih dahulu daripada ya’ yang mati.
Untuk panjang bacaan mad ini adalah 1 alif (2 harakat).
a. ‫ ُحيِّ ْيتُ ْم‬Huyyi-tum Sebelum ya’ ada ya’ kasrah dan tasydid.
b. َ‫ اَلنَّبِيِّيْن‬An nabiyyi-na Sebelum ya’ ada ya’ kasrah dan tasydid.

10
Abdul Aziz Abdur Rauf, Op Cit, hlm.76
BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Mad menurut bahasa artinya panjang. Sedangkan menurut ilmu tajwid
mad adalah memanjangkan bunyi huruf hijaiyah karena adanya sebab-sebab
tertentu. Yaitu huruf yang berharakat fathah dan bertemu dengan huruf alif,
huruf yang berharakat dhammah dan bertemu dengan huruf wawu sukun,
dan huruf berharakat kasrah dan bertemu dengan huruf ya’ sukun.
Ilmu Tajwid membahas tentang hukum-hukum bacaan yang terdapat
dalam Al-Qur‟an. Ilmu tajwid terbagi kedalam empat kelompok besar
diantaranya Iqlab, Ikhfa, Idgham dan Izhar. Selain itu adapula Hukum
Mad.Hukum mad terdiri dari 15 diantaranya mad thabi’i,mad wajib
muttashil,mad jai’z munfashil,mad lazim mutsaqqal kilmi,mad lazim
muthawwal,mad lazim mukhafafa kilmi,mad layin,mad ‘aridl lissukun,mad
shilah qashirah,mad shilah thawilah,mad ‘wadl,mad badal,mad lazim harfi
musyabba’,mad lazim harfi mukhaffaf,mad tamkien,mad farq.

III.2. Saran
Sebagai umat islam kita harus memperhatikan hukum dan tata cara
membaca Al-Qur’an yang baik dan benar mengetahui hukum bacaan mad.
Sehingga mankna ada arti yang terkandung di dalam al-qur’an sesuai
dengan wahyu yang telah Allah turunkan kepada baginda Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA

http://blogepemula.blogspot.com/2013/11/contoh-makalah-hukum-hukum-
bacaan-mad.html

http://icakgenjah.blogspot.com/2016/12/makalah-dirosah-al-quran-tentang-
mad.html

https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2017/02/makalah-hukum-
bacaan-mad-dan-waqaf.html

https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/04/02/ilmu-tajwid-18-hukum-bacaan-
mad-dan-qashar/

https://www.academia.edu/38931940/Makalah_Tajwid_Hukum_Bacaan_Madd_d
an_Waqaf_

Anda mungkin juga menyukai