Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis kami
yang berjudul : “Efek Rumah Kaca terhadap Lingkungan “ dengan baik dan lancar.
Terselisaikannya karya tulis ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Bambang Ermawan, selaku kepala SMA Negeri 1 Kalidawir yang
telah memberikan izin kepada kami untuk membuat karya tulis ini.
2. Ibu Windy Wahyuningsih, S.Pd, selaku guru Bahasa Indonesia yang telah
membimbing kami, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan
baik.
3. Teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan karya tulis ini
dengan baik.

Upaya kami ini bagai setetes air ditengah samudra dunia pendidikan nasional.
Namun, kami selalu mengharap apa yang kami perbuat dapat turut serta
menyukseskan tujuan pendidikan nasional demi kemajuan bangsa.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan
karya tulis ini.
Akhir kata semoga hasil karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya
dan bagi penyusun khususnya.

Gumawang, ...........

Penyusun

Penyusun

Abstrak

Efek Rumah kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Pada kenyataanya, di
lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang
dikelilingi gelas kaca. Panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca
tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya
dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas
yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas
kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di
pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk
menghangatkan rumah kaca.
Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi
selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang
seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan
meningkat pula. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari efek
rumah kaca.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apa pengertian dari efek rumah
kaca? Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca? Apa yang menjadi penyebab
terjadinya efek rumah kaca? dan apa akibat dari efek rumah kaca terhadap
lingkungan?
Sedangkan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah efek
rumah kaca ini telah terjadi, dan penyebab terjadinya efek rumah kaca terhadap
lingkungan.
Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa efek rumah kaca
menyebabkan kenaikan suhu bumi, sehingga mempengaruhi iklim secara global.
Namun, efek rumah kaca juga berdampak positif, seperti tetap berlangsungnya
kegiatan pertanian pada musim dingin oleh orang-orang Eropa.
Sebagai saran, Penggunaan emisi gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros
bahan bakar sebaiknya lebih diefisienkan, mengganti bahan bakar minyak dengan
tenaga tata surya yang ramah lingkungan dan penghijauan kembali hutan-hutan yang
sudah ditebang untuk mengurangi kadar karbondioksida.

Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini,mungkin kita menduga udara yang akhir-akhir ini di bumi
semakin hari semakin panas kita rasakan. Suhu pun tidak stabil. Cuaca yang tidak
menentu membuat kehidupan di muka bumi ini terancam. Pembangunan gedung-
gedung besar dan tinggi serta pembabatan hutan secara liar merupakan salah satu
penyebab semakin panasnya suhu bumi, karena tidak seimbangnya kadar karbon
dioksida di udara dengan polusi yang ditimbulkan oleh msin-mesin industri, asap
kendaraan bermotor, dan lain-lain. Hal tersebut bukanlah suatu masalah yang mesti
kita risaukan. Mana mungkin tindakan dari satu atau dua orang makhluk hidup bisa
mengganggu kondisi planet bumi yang maha besar ini. Mungkin itu semua yang ada
dipikiran kita.
Sejak revolusi industri tahun 1750, industrialisasi di dunia – khususnya di Eropa
terus meningkat. Ini menyebabkan kadar gas yang berbahaya semakin tajam.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang lupa akan kelestarian
lingkungannya, namun seiring dengan itu usaha-usaha perbaikan lingkungan pun
juga gencar dilaksanakan.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan secara umum diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh
manakah efek rumah kaca ini telah terjadi? Dan penyebab pastinya apa? Semua ini
masih merupakan tanda tanya bagi manusia karena sampai sekarang manusia belum
mendapatkan penyabab pasti dari efek rumah kaca ini dan manusia juga mau mencari
kebenaran mengenai efek rumah kaca yang akan dialami oleh manusia itu sendiri,
makhluk hidup maupun lingkungan disekitarnya. Jika efek rumah kaca ini terjadi
maka akibat yang ditimbulkan bukan hanya dialami oleh manusia saja, tetapi juga
semua makhluk hidup disekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi
menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami
manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi kayu karena
kekurangan air atau dan sebagainya. Oleh karena itu, melalui penelitian ini
diharapkan agar manusia dapat lebih mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan
terjadinya efek rumah kaca seperti mengadakan kegiatan rumah kaca, pembakaran
zat-zat yang dapat menyababkan suhu di permukaan bumi meningkat, dll.

C. Batasan Masalah

Makalah ini menjelaskan tentang efek rumah kaca terhadap lingkungan antara lain
pengertian dari efek rumah kaca, bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca, apa
yang menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca, apa akibat dari efek rumah kaca
terhadap lingkungan dan apakah usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek
rumah kaca.

D. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari efek rumah kaca?
2. Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca?
3. Apa yang menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca?
4. Apa akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan?
5. Apakah usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca?

E. Metode Penelitian
Pada penyusunan karya tulis ini, penyusun menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Metode study kepustakaan adalah dengan membaca berbagai sumber yang
relevan dan mencari masalah tersebut lewat internet.
2. Metode dokumentasi adalah melalui metode yang berisi laporan-laporan,
catatan-catatan dan arsip-aesip maupun data lain yang menunjang.

Bab II
Landasan Teori

A. Pengertian Efek Rumah Kaca

Efek merupakan suatu resiko yang ada positif dan negatifnya yang diterima setelah
melakukan suatu hal.
Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Panas matahari
masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang
pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa
sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat
dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap
di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca (green house) di pertanian,
ruangan kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan/menstabilkan
suhu dalam rumah kaca.
Rumah kaca dalam arti harfiah yaitu adanya gedung-gedung bertingkat di kota besar
yang dindingnya menggunakan kaca sehingga memantulkan panas matahari kembali
ke atmosfer bumi.
Sartain menyatakan yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini
yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes.
Pihak NASA telah mengemukakan bahwa efek dari rumah kaca sebenarnya bukanlah
dari pemanasan global ini karena pemanasan global mampu diredam dengan
memperbanyak penanaman pohon di sekitar area yang terjadi efek rumah kaca .
Tetapi efek sebenarnya adalah " serangan meteor yang akan menghujam bumi " .
Karena menurut NASA sekitar jutaan meteor menghujam bumi setiap tahunnya, dan
semuanya terbakar habis di atmosfer. Namun setelah penelitian selama 10 tahun ,
kadar lapisan atmosfer bumi terus menurun secara drastis, dan diperkirakan 6 - 10
tahun ke depan bumi akan terbuka lebar oleh serangan-serangan batu meteor-meteor
yang tidak akan mampu lagi ditahan oleh atmosfer bumi karena atmosfer bumi terus
menipis.

Istilah Efek Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di
daerah iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam
rumah kaca. Yang terjadi dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca
dan dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai
gelombang panas yang berupa sinar infra merah. Namun gelombang panas itu
terperangkap di dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin di
luarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah
gambaran sederhana terjadinya efek rumah kaca (ERK).
Pengalaman petani di atas kemudian dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi
dan atmosfir. Lapisan atmosfer terdiri dari, berturut-turut: troposfer, stratosfer,
mesosfer dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfer) adalah yang yang terpenting
dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke
permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha,
beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Sedangkan lainnya
dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan
partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfer. Di dalam troposfer ini, 14 %
diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang
sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14%
radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfer oleh
molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap
sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar
inframerah.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang
antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas
inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfer dan oleh karenanya, suhu udara
di troposfer dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah efek rumah kaca. Gas
yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca.
Seandainya tidak ada efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 C
terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya efek rumah kaca, suhu rata-
rata bumi 330 C lebih tinggi, yaitu 150C. Jadi, efek rumah kaca membuat suhu bumi
sesuai untuk kehidupan manusia.
Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas
lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi
menjadi naik. Dibandingkan tahun 50-an misalnya, kini suhu bumi telah naik sekitar
0,20 C lebih.
Efek rumah kaca pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan
proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang
disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan benda langit
beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus,Titan) memiliki efek rumah kaca,
(dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia).
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda, yaitu : efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10
energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34%
dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas,
23% menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk
perfotosintesis.
Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah
menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman dalam
bentuk radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari
permukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di
atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi.
Dalam skala yang lebih kecil, hal yang sama juga terjadi di dalam rumah kaca.
Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca. Pantulan
dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar inframerah dan
tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca menjadi hangat
walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang disebut efek rumah
kaca atau ”green house effect”. Sedangkan gas-gas yang berfungsi bagaikan pada
rumah kaca disebut gas rumah kaca atau ”green house gases”.

1. Gas rumah kaca


Gas-gas rumah kaca (Green House Gases) adalah beberapa jenis gas yang
terperangkap di atmosfer dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang mampu
meneruskan radiasi gelombang panjang matahari, namun menahan radiasi inframerah
yang diemisikan oleh permukaan bumi.
Gas-gas yang dimaksud antara lain adalah Karbon diokasida (CO2), Metan (CH4),
Nitrous Oksida (N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan
Sulfur heksaflorida (SF6).
Sumber gas-gas rumah kaca tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan
akibat aktifitas manusia. Gas rumah kaca yang terjadi secara alami adalah CO2,
methane. Sedangkan gas yang dihasilkan akibat aktifitas manusia antaralain CO2
(Proses pembakaran bahan bakar fosil), NO2 (aktifitas pertanian dan industri), CFC,
HFC, PFC (proses industri dan konsumen). dan kebakaran hutan, industri peternakan,
pembangkit listrik, dan transportasi merupakan penyumbang terbesar emisi
karbon,yang menyebabkan pemanasan global.
Menurut Forest Destruction, Climate Change and Palm Oil Expansion in Indonesia
2008, Indonesia menduduki urutan ketiga dunia sebagai penyumbang emisi gas
rumah kaca dunia, setelah Cina dan Amerika Serikat Penyebabnya diperkirakan
hilangnya 2 juta hektare lahan hutan di Indonesia setiap tahun, baik karena kebakaran
maupun penebangan liar, khususnya hutan di lahan gambut di Kalimantan.
Aktivitas penebangan dan kebakaran hutan di Asia Tenggara diperkirakan
menyumbang 2 miliar ton karbon dioksida (CO2) ke udara. Nilai ini setara dengan 8
% emisi global yang berasal dari bahan bakar fosil. Dan sekitar 90 persen emisi CO2
dari hutan gambut di Asia Tenggara disumbangkan oleh Indonesia. Kementerian
Negara Lingkungan Hidup menyatakan, sepanjang 2003-2008, total sumber emisi
karbon dioksida di Indonesia setara dengan 638,975 gigaton.
Selubung gas rumah kaca tepatnya terdapat di lapisan troposfer pada ketinggian 7-16
km diatas permukaan bumi.

2. Pemanasan global

Pemanasan global adalah terjadinya kecenderungan meningkatnya suhu udara


dipermukaan bumi dan lapisan atmosphere bawah dari waktu ke waktu, akibat
terjadinya efek rumah kaca (green house effect).
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada dekade sekarang ini telah terjadi
kenaikan rata-rata suhu udara antara 0.3-0.6oC.
Bila emisi gas-gas rumah kaca terus meningkat dengan laju peningkatan seperti
sekarang maka diperkirakan pada tahun 2030 rata-rata kenaikan suhu udara akan
berkisar antara 3 sampai 5oC dan menyebabkan perubahan iklim global.

3. Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim


Secara umum iklim sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik
parameternya, seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi
pada suatu tempat di muka bumi. Untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat,
menurut ukuran internasional diperlukan nilai rata-rata parameternya selama kurang
lebih 30 tahun. Iklim muncul akibat dari pemerataan energi bumi yang tidak tetap
dengan adanya perputaran atau revolusi bumi mengelilingi matahari selama kurang
lebih 365 hari serta rotasi bumi selama 24 jam. Hal tersebut menyebabkan radiasi
matahari yang diterima berubah tergantung lokasi dan posisi geografi suatu daerah.
Daerah yang berada di posisi sekitar 23,5 Lintang Utara – 23,5 Lintang Selatan,
merupakan daerah tropis yang konsentrasi energi suryanya surplus dari radiasi
matahari yang diterima setiap tahunnya (MenLH, 2003).
Ketika suhu di bumi semakin panas, sehingga lebih dari kondisi normal, inilah efek
rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer
terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka
terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim
dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara
global.

4. Konsentrasi gas rumah kaca – Pemanasan Global – Perubahan Iklim

· Adanya gas-gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan efek rumah kaca di


bumi.
· Konsentrasi gas-gas rumah kaca yang tidak seimbang di atmosfir
mengakibatkan. pemanasan global dan perubahan iklim
Dampak peningkatan konsentrasi gas rumah kaca :
– Peningkatan radiasi gelombang panjang.
– Mempengaruhi variasi dan kecenderungan suhu udara.
– Mempengaruhi variasi dan kecenderungan curah hujan, yang mengakibatkan:
banjir, kekeringan.

B. Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

Proses terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas matahari.
Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke
angkasa dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan gas-gas
lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan. Pada malam
hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara di atasnya. Energi
yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai radiasi inframerah,
gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar radiasi inframerah ini
akan tertahan oleh karbondioksida dan uap air di atmosfer. Hanya sebagian kecil
akan lepas ke angkasa luar. Akibat keseluruhannya adalah bahwa permukaan bumi
dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbon dioksida, dan semacamnya. Efek
penghangatan ini dikenal sebagai efek rumah kaca.

C. Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2)
dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar
organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel
lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh
awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan
bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke
permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan
adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu
jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida ,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa
organik seperti gas metana dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut
memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

D. Akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim


yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan
ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon
dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung
es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah
kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara
kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata
bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang
akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun
2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin
banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer.
Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

E. Usaha Mengurangi Efek Rumah Kaca

Banyak hal mudah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek rumah kaca yang
menyebabkan pemanasan global. Caranya, kita bisa mematikan lampu dan peralatan
elektronik saat tidak digunakan. Selain hemat energi dan uang untuk bayar listrik,
juga mengurangi polusi karena penggunaan bahan bakar. Rajin-rajin memanggil
tukang servis AC. Carpooling atau berangkat bareng teman atau keluarga ke sekolah,
tempat les, atau mal. Selain mengurangi kemacetan, kita juga menghemat energi.
Saat mencetak tugas, usahakan memakai dua sisi kertas. Plastik adalah bahan yang
sulit untuk diuraikan. Jika dibakar, plastik akan menjadi zat racun atau polusi.
Pemakaian kantong plastik saat belanja harus dikurangi. Seluruh plastik itu hanya
menjadi sampah. Coba pakai tas karton atau tas kanvas.
Selain itu, hal yang bisa kita lakukan sebagai orang biasa untuk berkontribusi positif
dalam pengurangan efek rumah kaca. Sebenarnya mudah, tapi tidak mudah untuk
dilakukan. Untuk kita yang dirumah kita bisa melakukan :
1. Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda
standby menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya, Anda terus
berkontribusi pada pemanasan global.
2. Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi.
3. Saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, jemur dan biarkan
pakaian kering secara alami.
4. Matikan keran saat sedang menggosok gigi.
5. Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman.
6. Segera perbaiki keran yang bocor. Karena keran yang bocor dapat
menumpahkan air bersih hingga 13 liter air per hari.
7. Jika mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam
merupakan cara yang paling boros air.
8. Gunakan kembali amplop bekas.
9. Jangan gunakan produk ’sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas atau
pisau, garpu dan cangkir plastik.
10. Gunakan baterai isi ulang.
11. Pilih kalkulator bertena

Bab III
Penutup

A. Kesimpulan

1. Efek rumah kaca menyebabkan kenaikan suhu bumi. Sehingga


mempengaruhi iklim secara global.
2. Namun demikian, efek rumah kaca juga berdampak positif, seperti tetap
berlangsungnya kegiatan pertanian pada musim dingin oleh orang-orang Eropa.
3. Efek rumah kaca menimbulkan dampak-dampak negatif lainnya yang
menyebabkan kerugian pada manusia dan makhluk hidup lainnya.

B. Saran

1. Penggunaan emisi gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros bahan bakar
sebaiknya lebih diefisienkan.
2. Mengganti bahan bakar minyak dengan tenaga tata surya yang ramah
lingkungan.
3. Penghijauan kembali hutan-hutan yang sudah ditebang untuk mengurangi
kadar karbon dioksida.
4. Penganekaragaman bahan bakar minyak, gas, tenaga listrik, bahkan tenaga
tata surya.
5. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia sebaiknya melakukan
pemeliharaan kendaraan emisi gas karbon dioksida atau dengan kata lain
melaksanakan program Langit Biru untuk mengurangi kadar polusi udara yang sudah
di ambang batas, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
6. Efek rumah kaca yang tidak terkendali dapat menyebabkan perubahan
ekologi yang sulit ditebak, seperti perubahan suhu dan pola hutan yang mengurangi
produktivitas pertanian.
7. Kerugian Indonesia di bidang pertanian karena perubahan iklim yang
disebabkan oleh dampak efek rumah kaca diperkirakan sangat besar. ANGLAS
(Asian Least Gost Greenhouse Gas Abatement Strategy) memaparkan bahwa efek
rumah kaca mengakibatkan antara lain: naiknya permukaan air laut, krisis air bersih,
meningkatnya frekuensi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, rusaknya
infrastruktur daerah tepi pantai, dan menurunnya produksi pertanian.

Daftar Pustaka

http://1.bp.blogspot.com/nj1zat33A5g/SqYgVrg61PI/AAAAAAAAACw/5eVJPurdu
c0/s1600-h/efek-rumah-kaca.jpg
http://bp.blogspot.com/.../y68dNGb2L3E/s320/erk.jpg
http://climatechange.menih.go.id/index2.php?option=content&do_pdf=i&id=15
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Efek
http://hackersixtaz.blogspot.com/2009/09/efek-rumah-kaca-disebabkan-karena.html
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/efek-rumah-kaca-green-house-effect/
http://nagasundani.blogsome.com/2005/05/09/efek-rumah-kaca-buruk-
jika/trackback/
http://putraprabu.files.wordpress.com/2008/10/efek-r
http://risars.file.wordpress.com/2008/11/greenhouseeffect.jpg

Anda mungkin juga menyukai