Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RINA WULANDARI

PRODI : PGMI
NIM : 2021.520.126.045
JOURNAL REVIEW
Judul artikel Kebermaknaan Hidup Individu Dengan Gangguan Skizotipal Yang
Memiliki Konsep Diri Indigo
Penulis Eka Indah Fitrianti dan Yohanes Kartika Herdiyanto
Sumber Pustaka Abidin, Z. (2007). Analisis eksistensial sebuah pendekatan alternative
untuk psikologi dan psikiatri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Anonim. (2011, November 19). Indigo [television broadcast].
Jakarta: Trans TV.
Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi: psikologi untuk menemukan makna
hidup dan meraih hidup bermakna. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Corey, G. (2005). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi.
Bandung: PT RefikaAditama.
Detikhealth. (2013). Anak indigo rata-rata punya iq tinggi. Diakses 1
November 2013, dari
http://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detil_berita/462-anak- indigo-
ratarata-punya-iq-tinggi.

Fajarina, T. (2012). Kisah-kisah mistis keajaiban anak indigo.


Yogyakarta: IN AzNa Books.
Fenomena anak indigo (2005). Diakses pada 7 November 2013, dari
http://annunaki.me/2009/12/02/fenomena-anak-indigo/.
Frankl, V.E. (2004). Mencari makna hidup, man’s search for meaning.
(L.H. Dharma, Terjemahan). Bandung: Nuansa.

Halgin & Whitbourne. (2011). Psikologi abnormal: perspektif klinis pada


gangguan psikologis. Jakarta: Salemba Humanika.

Hawka, Z.F. (2012). Mister iindra keenam pada anak. Jogjakarta:


Laksana.
Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-
ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Herdiansyah, Haris (2015). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu
psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.

Maslim, Rusdi (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas


PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT Nuh Jaya
Moleong, L.J. (2004). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Puguh, O. (2012). Buku lengkap tentang anak indigo. Jogjakarta: Flash


Books.

Rusli, S.W. (2013). Tentang manusia indigo. Diakses pada 9 November


2013, dari
http://www.kilasinfo.com//2013/10/tentang-manusia-
indigo.html.
Sarwono, Sarlito W. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.

Soecipto, N.A., dkk. (2011). Rahasia besar anak indigo. Yogyakarta: IM


AzNa Books.
Suhalim, T. (2011, November 12). Indigo [television broadcast].
Jakarta: Tranz TV.
Sunartini. (2009, Mei), Deteksi gangguan perkembangan otak dan
pengembangan potensi anak dengan kemampuan dan kebutuhan
khusus. Paper dipresentasikan di depan Rapat Terbuka Majelis
Guru Besar Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Strauss, A. & Corbin, J. (2009). Dasar-dasar penelitian kualitatif tata
langkah dan teknik-teknik teoritisasi data.
(M.Shodiq&I.Muttaqien, Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Yin, Robert K. (1996). Studi kasus: desain dan metode. Jakarta:


Rajawali Pers

Rumusan masalah Apakah keterkaitan antara aspek-aspek yang ada pada partisipan tunggal
dalam satu kasus, yakni antara kebermaknaan hidup, konsep diri indigo,
dan gangguan kejiwaan atau abnormalitas (gangguan pikiran yang terjadi
pada individu dengan gangguan skizotipal?
Tujuan Penelitian Manusia indigo juga diyakini memiliki tujuan hidup yang berbeda dari
manusia biasa pada umumnya. Hal tersebut mengarah pada teori Frankl
yang menyatakan bahwa tujuan hidup adalah bagian dari kebermaknaan
hidup (Bastaman, 2007). Maka dari itu, peneliti menilai bahwa keunikan
kebermaknaan hidup manusia indigo beserta keterkaitannya dengan
konsep diri dan gangguan pemikiran pada penderita gangguan skizotipal
merupakan hal yang penting untuk diteliti lebih dalam.

Metode penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Penelitian melibatkan satu orang responden disertai dengan
dukungan dari para informan. Penggalian data dilakukan dengan teknik
observasi, wawancara, dan penggunaan dokumen yang relevan.
Hasil penelitian/ Hasil penelitian mampu menjelaskan kebermaknaan hidup responden
dalam aspek penilaian kebermaknaan hidup, faktor-faktor yang
kesimpulan
mempengaruhi kebermaknaan hidup, faktor-faktor pembentukan makna,
serta proses perubahan bentuk kebermaknaan hidup. Temuan lainnya
yakni mengenai konsep diri dan abnormalitas responden yang kemudian
mengarah pada hasil yang menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara
kebermaknaan hidup, konsep diri, dan abnormalitas.

Komentar/evaluasi Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah responden yang


masih sangat minim, maka dari itu sangat dianjurkan untuk adanya
penelitian lebih lanut dengan jumlah responden yang lebih banyak
dengan karakteristik yang serupa. Saran untuk peneliti selanjutnya
adalah mengenai penemuan peneliti yang dalam penelitian ini
mendapatkan asumsi teori perihal individu dengan gangguan kejiwaan
tertentu (dalam kasus ini gangguan skizotipal) yang cenderung
didominasi oleh imajinasi makna sebagai bentuk kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai