A.
PENELITIAN KUALITATIF
kualitatif
merupakan
pendekatan
ini
cenderung
sehingga
sering
menerapkan
disebut
juga
filsafat
sebagai
tenjadi
secara
alami,
mencatat,
menganalisis,
dari
proses
tersebut.
Kesimpulan
atau
(Mudir)
dalam
pembinaan
santri,
peneliti
tapi
dimulai
dari
lapangan
berdasarkan
C.
ini dikemukakan
kapan sebaiknya
pendekatan
ini
cocok
diteliti
dengan
pendekatan
diperoleh.
Misalnya
untuk
mencari
gaya
Mendeskripsikan
suatu
proses
kegiatan
kekurangan
dan
kelemahan
sehingga
dapat
ditentukan
upaya penyempurnaannya.
Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala
dan
peristiwa
yang
terjadi
di
lapangan
secara alami.
Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep
dan prinsip institusi/lembaga berdasarkan data
dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif)
hubungan
sekolah
dan
masyarakat,
upaya
pola
hubungan(interaksi),
program
dan
karena manusia tidak dapat dibebaskan dari pengaruhpengaruh lingkungan di sekitarnya. Kehidupan sosial
yang kondisinya komplek, variatif, dan dinamis kuranglah
tepat kalau kompleksitasnya disederhanakan ke dalam
hubungan linier antar variabel boleh jadi kemanfaatannya
kurang maksimal, dan kemungkinan justru informasi yang
didapat mengalami distorsi.
2. Memiliki sifat deskriptif analitik.
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara,
dokumentasi, analisis, catatan lapangan, disusun peneliti
di lokasi penelitian, bukan dalam bentuk angka-angka.
Peneliti melakukan analisis data dengan memperbanyak
informasi, mencari hubungannya, membandingkan, dan
menemukan hasil atas dasar data sebenarnya (bukan
dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa
pemaparan yang berkenaan dengan situasi yang diteliti
dan disajikan dalam bentuk uraian narasi. Pemaparan data
tersebut umumnya adalah menjawab dari pertanyaan
dalam rumusan masalah yang ditetapkan.
3. Tekanan pada proses bukan hasil.
Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
kualitatif
berkaitan
dengan
pertanyaan
untuk
Pertanyaan
menuntut
gambaran
keadaan
teori
yang
telah
ada.
Penelitian
kualitatif
kualitatif
adalah
penelitian
yang
tidak
II.
1.
Perencanaan Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan ini diawali dengan
Masalah Penelitian
Pilihan kebijaksanaan
Apapun jenis penelitian yang akan dilaksanakan baik
berubah
total,
sehingga
peneliti
harus
mengubah
3.
ahli
yang
menerapkan
penelitian
kualitatif
pendidik
dan
kependidikan,
manajemen,
pembiayaan,
sistem
evaluasi,
pandangan
hidup
Rumusan Masalah
Dalam
penelitian
kualitatif
perumusan
masalah
yaitu
rumusan
masalah
utama
dan
beberapa
Tujuan Penelitian
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkap fakta,
Biasanya
kegiatan
penelitian
ini
meliputi
Desain penelitian
desain
tersebut,
setiap
penambahan
keputusan
yang
berlainan.
Peneliti
kualitatif
sama
penelitian
kualitatif
pada
umumnya
tidak
Penggunaan Teori
peneliti
dalam
menerapkan
penelitiannya
seperti
etnografi
mengkualifikasi
kritis,
penggunaan
menurut
teori
Lather
sebagai
(1986)
berikut:
Instrument penelitian
luas,
sehingga
mampu
bertanya,
menganalisis,
Data penelitian
Menurut Lofland sebagaimana dikutip Moleong,
gabungan
yang
berasal
dari
kegiatan
melihat,
menggambarkan
profil
dan
karya-
instansi
pemerintah
memiliki
oleh
data
orang lain.
yang
Foto atau
penting,
sehingga
gambar
perlu
data
pada
penelitian
kualitatif
bersifat
triangulasi1.
1
Karenanya
dalam
penelitian
kualitatif
tidak
Generalisasi
pada
pendekatan
ini
dinamakan
transferability.
Sumber data pada penelitian ini berasal dari subyek
penelitian (sampel) yang dilakukan secara purposive dan
snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan).
Penelitian
kualitatif
menggunakan
lingkungan
alamiah
di
tempat
kejadian.
Peneliti
mengamati,
peran
pimpinan
pesantren
(mudir) dalam
ini
Tips
dari
Cresswel
agar
peneliti
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
partisipan.
Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai
observer
Mengumpulkan data lapangan dengan lebih banyak
berperan sebagai partisipan ketimbang observer
Mengumpulkan data lapangan dengan lebih banyak
sebagai observer ketimbang partisipan
Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai
outsider (orang luar) terlebih dahulu, kemudian mulai
masuk ke dalam setting penelitian sebagai insider
(orang dalam)
Wawancara
Melaksanakan wawancara tidak terstruktur dan
terbuka, sambil mencatat hal-hal penting.
Melaksanakan wawancara tidak terstruktur dan
terbuka, sambil merekamnya dengan audio-tape, lalu
mentranskripnya.
Melaksanakan wawancara semu struktur, sambil
merekamnya dengan audio-tape, lalu mentranskripnya.
Melaksanakan wawancara FG, sambil merekamnya
dengan audio-tape, lalu mentranskripnya.
Melaksanakan jenis wawancara yang berbeda
sekaligus: melalui email, facebook, dengan berhadaphadapan langsung, wawancara FG, wawancara FG
online, dan wawancara telepon.
Dokumentasi
Mendokumentasikan buku harian selama penelitian
Meminta buku harian atau diary dari partisipan selama
penelitian
Mengumpulkan surat pribadi dari partisipan
Menganilis dokumen public (seperti memo resmi,
catatan-catan resmi, atau arsip-arsip lainnya)
Menganalisis autobiografi atau biografi
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
10.
menjadi
satuan
yang
datapat
dikelolah,
apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain2[3].
Menurut Seiddel dalam Burhan Bungin mengatakan
bahwa analisis data kualitatif prosesnya sebagai berikut3[4]:
1. proses mencatat yang menghasilakan catatan lapangan, dengan
hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
2.
Mengumpulkan,
memilah-milah,
mengklasifikasikan,
dibalik
data
yang
melalui
pengakuan
subyek
yang
semuanya
mengahasilkan
data
yang
menganalisis,
menafsirkan
dan
menarik
tersebut,
peneliti
harus
menganalisis
sehingga
ini, biasanya
adalah
reduksi
data,
penyusunan
satuan,
6
7
informasi
yang
tersusun
yang
memberi
Pada
tahap
ini
peneliti
berupaya
data.
Pada
bagian
ini
peneliti
mengutarakan
kesimpulan
bisa
dilakukan
dengan
jalan
kadang
setelah
dilakukan
penyajian
data
juga
metode
analisis
tema-tema
budaya;
ketiga,
c)
d)
e)
f)
g)
Analisis semiotik
Analisis kontruksi sosial media massa
Hermeneutic
Analisis wacana dan penafsiran teks
Analisis wacana kritis
Analisis struktural
Domain analysis
Taxonomi analysis
Componential analysis
Discovering cultural theme analysis
Constant comparative analysis
Grounded analysis
Ethnology
3.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
PROSES PENELITIAN
1. Tahap Pra-lapangan
Beberapa kegiatan dilakukan sebelum peneliti memasuki
lapangan. Masing-masing adalah: (1) Penyusunan rancangan
awal penelitian, (2) Pengurusan ijin penelitian, (3) Penjajakan
lapangan
dan
penyempurnaan
rancangan
penelitian,(4)
pelaksanaan
penelitian,
ternyata
(transferability),
(3)
derajat
kebergantungan
analisis
interaktif
yang
digambarkannya
sangat
merujuk
kepada
"suara
dari
lapangan"
untuk
mendapatkan konfirmabilitas.
Analisis selama pengumpulan data (analysis during
data collection) dimaksudkan untuk menentukan pusat
perhatian (focusing), mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
analitik dan hipotesis awal, serta memberikan dasar bagi
analisis pasca pengumpulan data (analysis after data
collection). Dengan demikian analisis data dilakukan secara
berulang-ulang (cyclical).
adalah
mengembangkan
suatu
bangunan
itu
peneliti
memandang
penting
untuk
lihat lampiran.
Catatan Lapangan
.
Perbedaan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif
terhadap catatan lapangan terletak pada sumber data yang akan
digunakan. Metode penelitian kuantitatif bersifat kuantitatif
dari hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan
menggunakan instrumen. Sedangkan pada metode penelitian
kualitatif, bersifat deskripitif kualitatif dari dokumen pribadi,
catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden. Maka dalam
bahasan ini akan lebih berfokus pada penelitian kuanlitatif.
a. Jenis-jenis Catatan Lapangan
1) Jotted Notes
Merupakan catatan yang dibuat di tempat penelitian. Catatan
ini ringkas dan hanya berisi kata-kata yang dapat
mengingatkan memori di tempat kejadian.
2) Catatan pengamatan langsung (Direct Observation Notes)
Merupakan catatan yang dibuat langsung setelah peneliti
meninggalkan tempat kejadian. Catatan ini disusun secara
kronologis berdasarkan tempat, waktu, dan urutan kejadian.
3) Catatan interpretasi peneliti (Researcher Inference Notes)
Moleong
(2001:155)
menambahkan
bahwa
catatan
pengamatan merupakan catatan tentang siapa, apa, bilamana,
di mana, dan bagaiamana suatau kegiatan manusia. Hal itu
menceritakan siapa mengatakan atau melakukan apa
dalam kondisi tertentu.
Setiap catatan pengamatan merupakan suatu kesatuan yang
menunjukkan adanya satu datum atau sesuatu yang sangat
berkaitan atau menjelaskan peristiwa atau situasi yang ada
pada catatan pengamatan lainnya. Jika catatan pengamatan itu
merupakan kutipan, sebaiknya dikutip secara tepat.
2.
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisi tentang gambaran umum untuk
memberikan wawasan tentang arah penelitian yang dilakukan.
Dengan membaca pendahuluan ini, pembaca dapat mengetahui
konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian.
A. Konteks Penelitian
Konteks penelitian diawali dengan ungkapan kegalauan
peneliti terhadap fenomena sosial atau peristiwa yang diteliti,
ungkapan pernyataan permasalahan, pernyataan pentingnya
penelitian dan dapat juga ungkapan hasil-hasil penelitian yang
relevan. Selain itu peneliti juga harus mengemukakan katakata kunci penelitian yang berupa konsep-konsep yang hendak
diteliti sejalan dengan trori-teori yang relevan, dan didukung
oleh bukti-bukti empiris (hasil penelitian terdahulu yang
relevan)
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada hakikatnya merupakan istilah lain dari
Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbanganpertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan
fokus penelitian yang dipilih. Pemilihan lokasi ini, diharapkan
menemukan hal-hal yang bermakna dan baru atau sesuai
dengan fenomena sosial atau peristiwa dalam penelitian. Jadi
mengmukakan lokasi penelitian adalah menyebutkan tempat
penelitian misalnya desa, komunitas atau lembaga tertentu dan
menjelaskan alasan dipilihnya lokasi tersebut.
D. Tahapan Penelitian
Bagian ini menguraikan proses aktivitas pelaksanaan
penelitian, mulai dari studi pendahuluan, pengembagan
rancangan, pelaksanaan penelitian, hingga penulisan laporan.
E. Data dan Sumber Data
Bagian ini menjelaskan tentang data apa saja yang
dikumpulkan, jenis data, siapa yang dijadikan sumber data
penelitian, dan karakteistik sumber data penelitian yang
dimaksud.
F. Teknik Pengumpulan Data
Uraian mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian kuallitatif antara lain meliputi: tes,
wawancara, angket, observasi, catatan lapangan, dokumentasi,
dan teknik lainnya. Teknik yang akan digunakan tergantung
kebutuhan dan kesesuaian jenis data penelitian. Setiap
penggunaan teknik pengumpulan data harus disertai dengan
istrumen, disampaikan pula alasan penggunaan teknik dan
tahapan pengumpulan data.
oleh
keragaman/hitergenitas
peneliti,
data,
disesuaikan
serta
hasil
dengan
analisis
data
4.
BAB
IV
TEMUAN
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Bagian ini mendeskripsikan tentang lokasi penelitian
terutama yang berkenaan atau terkait dengan topik penelitian.
Deskripsi ini bermaksud menginformasikan tentang lokasi
penelitian secara umum, dan data atau peristiwa penting yang
erat hubungannya dengan topik peneliti.
B. Temuan Penelitian
Temuan penelitian merupakan deskripsi data yang langsung
berkaitan dengan upaya menjawab fokus penelitian. Peneliti
mengungkapkan
data
serinci
mungkin
terkaid
fokus
dan
dimensi-dimensi,
posisi
temuan
dengan
memverifikasi
cara
dan
mengumpulkan,
mensintesiskan
mengevaluasi,
bukti-bukti
untuk
yang
menjadi
obyek
penelitian
berkaitan
c.
di Beberapa Pesantren .
Studi Lapangan tentang
Pendidikan
pada
Masyarakat terpencil.
d.
Penelitian Kausal Komperatif
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
sebab akibat terjadinya suatu fenomena.
Contoh:
-Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas dan efisiensi perusahaan.
e.
Penelitian Penjajagan (Eksploratif)
Penelitian ini merupakan penelitian yang masih terbuka dan
masih mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat. Penelitian ini
biasanya belum memiliki hipotesis dan kerangka pemikiran.
Untuk mengalirkan daya pikir peneliti, biasanya digunakan
Simpulan,
Pembahasan &
Rekomendasi
Fenomena
Kajian Teori
Konsep
Teoritik
Kajian Hasil
Penelitian
yg Relevan
TEORI BARU
masalah
dengan
mengungkapkan
semua
lingkup
kajian.
Kajian
yang
terlalu
luas
sebagai
fungsi
tujuan.
Teori
sebagai
alat
dan
tenaga
kependidikan,
siswa,
kurikulum,
secara
kuantitatif
tersebut
seringkali
utama
dalam
penelitian.
Kemampuan
peneliti
dalam
validitas,
reliabilitas,
maupun
siginifikansi
pada
data,
padat
secara
konseptual,
dan
Memungkinkan
peneliti
Memungkinkan
terjadinya
klarifikasi
dan
upaya
Menghindarkan
peneliti
dari
kecenderungan
kemungkinan-kemungkinan
jawaban,
yang
dugaan-dugaan
dan
kesimpulan
yang
dikembangkan.
Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
Membuka
pemahaman
terhadap
data
dengan
memaksanya
untuk
mengevaluasi
dan
dan
Corbin
juga
menyarankan
dilakukannya
(a)
memperoleh
kualitas
mendokumentasikan analisis
menyimpan
data
dan
data
yang
yang dilakukan,
analisis
yang
baik,
(b)
serta (c)
berkaitan
dalam
umum
yang
kronologis
mengenai
peneliti
perlu
memproduksi
transkrip
dari
tersebut
peneliti
melakukan
koding.
Proses
yang
ada
mempermudah pencarian;
dalam
transkrip
untuk
analisis
(tacit
knowledge);
(4)
mempersepsi
adalah
berkembang
kesimpulan
tersebut
harus
sementara.
terus
Dugaan
yang
dipertajam,
diuji
tempat
yang
biasa
dilihat
untuk
tema
dan
sub-sub
tema
yang
pilihan
yang
dapat
dipertimbangkan
untuk
sejalan
dengan
upaya
menjawab
pertanyaan penelitian
Patton (1990) menjelaskan, proses analisis dapat melibatkan
konsep yang muncul dari kata-kata responden sendiri
(indigenous concepts) maupun konsep yang dipilih peneliti
untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis (sensitizing
concepts). Kata-kata kunci dapat diambil dari istilah yang
diapakai responden sendiri, yang oleh peneliti dianggap benarbenar tepat dan dapat mewakili fenomena yang dijelaskan.
Sementara itu, konsep yang diambil peneliti umumnya adalah
konsep-konsep yang telah dikenal dan digunakan dalam
literatur atau disiplin ilmu terkait. Misal, penggunaan istilah
viktimisasi yang sebelumnya digunakan untuk melabel
fenomena di mana penduduk yang tidak berdosa menjadi
korban kebrutalan polisi. Conroy (1987) menemukan, istilah
viktimisasi ternyata dapat sangat membantu untuk menjelaskan
perlu
pula
mempertimbangkan
apakah
akan
dapat
mengelompokkan
jawaban-jawaban
dari
berdampingan
menentukan
mana
dalam
yang
suatu
akan
penelitian.
dipilih,
Patton
Dalam
(1990)
Tahapan Interpretasi
Meskipun dalam penelitian kualitatif istilah analisis dan
interpretasi sering digunakan bergantian, Kvale (1996)
mencoba membedakan keduanya. Menurutnya, interpretasi
mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensif
sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai
apa yang sedang diteliti dan menginterpretasi data melalui
perspektif tersebut. Proses interpretasi memerlukan distansi
(upaya mengambil jarak) dari data, dicapai melalui langkahlangkah metodis dan teoritis yang jelas, serta melalui
dan
Komunitas Validasi
(self- Subyek yang diwawancara
understanding)
Pemahaman biasa yang kritis Publik umum
(critical
common-sense
understanding)
Pemahaman teoritis
Komunitas peneliti
memformulasikan
dalam
bentuk
lebih
padat
dilihat
dari
sudut
pandang
peneliti,
melainkan
yang
berbeda.
Interpretasi
mengacu
pada
umum
harus
divalidasi
dalam
rangka
menceritakan
tentang
peristiwa/aksi,
yang
Pendekatan
ini
kini
terus
menjadi
2.
3.
4.
5.
tematis),
sifat
dari
penuturan
ceritanya
6.
7.
Mempertimbangkan
-
jenis cerita.
Model penuturan
naratifnya
cerita
membentuk
yang
cerita
peneliti
tersebut
dalam analisisnya.
Menurut Chase (2005) mengemukakan strategi
analisis untuk menguraikan batasan pada narasi,
yaitu:
1)
2)
-
dengan
partisipan
(subyek
penelitian).
Narasinya disusun berdasarkan penafsiran
yang
pemaknaannya
peneliti
dan
partisipan)
dan
menulis
dan
mencatat
pengalaman
yang ditulis
kehidupan
adalah
narasi
yang
pribadi
sebab/efeknya
tengtang
terhadap
satu
peristiwa
atau
dan
beberapa
individu.
Prosedur penelitian
Prosedur untuk melakukan riset narasi menggunakan
pendekatan yang diambil oleh Clandinin dan Connelly (2000)
sebagai Panduan prosedural umum, dapat dilihat bahwa
metode studi narasi ternyata tidak mengikuti pendekatan yang
lockscape, melainkan lebih mempresentasikan pengumpulan
baerbagai topic informal. Riessman menambahkan informasi
yang berguna tentang proses pengumpulan data dan strategi
analisis data.
1. Memastikan bahwa masalah penelitian atau pertanyaan
sudah cocok untuk penelitian narasi. Penelitian Narasi
sangat tepat untuk menangkap cerita rinci dari seorang
individu tunggal atau kehidupan sejumlah kecil individu.
hidup
yang
ingin
diceritakan,
dan
mempelajari
sumber-
dalam
pengumpulan
data
dan
Seperti
mengilustrasikanberagam
cara
yang
para
mereka.
5. Menganalisis cerita dari para partisipan. Peneliti dapat
mengambil peran aktif, dan menyusun kembali "restory"
cerita tersebut ke dalam kerangka yang bermakna.
Restorying adalah proses reorganisasi cerita menjadi
beberapa jenis kerangka umum. Kerangka
tersusun
sebagai
berikut:
ini mungkin
mengumpulkan
cerita,
cerita
dengan
strategi
analisis,
misalnya
kekacauan
dan
kontradiksi.
Proses
(drama)
oleh
sang
partisipan
untuk
dengan
para
partisipan
secara
aktif
2.
yang memiliki pola budaya yang sama. Kelompok itu bisa saja
merupakan kelompok kecil, tetapi secara umum mempunyai
pola tindakan, kepercayaan, dan bahasa bersama yang
berkembang dari waktu ke waktu (Creswell, 2014:125).
Pendekatan Etnografi adalah prosedur penelitian kualitatif
untuk mendeskripsikan, menganalisa, dan menginterpretasi
pola yang sama pada suatu kelompok memiliki kesamaan pada
nilai, perilaku, keyakinan, dan penggunaan bahasa dalam
berkomunikasi. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan,
peneliti harus melakukan pengamatan dari dalam kehidupan
kelompok tersebut, sehingga peneliti harus menggunakan
pendekatan penelitian partisipatoris. Peneliti harus terlibat
secara langsung dalam kehidupan kelompok tersebut pada
waktu yang cukup lama.
Riset etnografi dikenal secara luas dalam penelitian
antropologi kebudayaan komparatif mulai abad ke-20.
Awalnya peneliti mengambil ilmu-ilmu pengetahuan alam
sebagai model riset, kemudian peneliti mengadopsi bidang
pengakuan,
riwayat
hidup,
auto-etnografi,
tersebut
(misalnya,
kehidupan
keluarga,
system status).
Enografi Kritis adalah tipe penelitian etnografis dimana
peneliti menyokong keterlibatan diri terhadap kelompok
yang dimarjinalkan dalam masyarakat. Peneliti kritis
secara politis memikirkan individu yang diteliti, melalui
penelitiannya menyuarakan ketidaksetaraan dan dominasi.
Misalnya peneliti Enografi Kritis mengkaji sekolah yang
menyediakan hak istimewa pada tipe siswa tertentu atau
praktik-praktik bimbingan yang melayani kebutuhan
kelompok yang tidak terwakili. Komponen utama dari
etnografi
kritis
meliputi
orientasi
muatan
nilai,
yang
menyuarakan
lebih,
menentang
keprihatinan
terhadap
status
quo
dan
kekuasaan
dan
pada
pengembangan
deskripsi
yang
kelompok.
Etnografi
bukan
studi
tentang
peneliti
harus
melakukan
penelitian
kemudian
menyintesis
data
tersebut,
jika
perlu
mendeskripsikan
bagaimana
bahasa,
kepercayaan,
seperti
kekuasaan,
perlu
mengekspose
isu
seperti
kekuasaan,
kritis,
ketidakadilan
bagiannya,
misalnya
dalam
mengamanatkan
masyarakat
menggunakan
atau
penelitian
sebuah
beberapa
ini
untuk
spesifik
untuk
digali
seperti
ketidaksetaraan,
menyusun
deskripsi
yang
detail
tentang
yang
secara
sistematis
digunakan
untuk
4.
yang diamati.
Ujung tombak penelitian ini dalam mengumpulkan
data adalah dengan wawancara yang penelitinya
secara
konstan
membandingkan
data
yang
kesenjangan
dan
untuk
menjabarkan
kategori
terbuka,
memilih
satu
sistematis
milik
Strauss
dan
Corbin,
dan
ditemukan
dalam
tulisan
konstruktivis
milik
dan
aksi.
Charmaz
dalam
Creswell,
individu
mengalami
proses
dan
mengidentifikasi
4.
sampai 60 wawancara.
Dalam pengkodean terbuka, peneliti membentuk
kategori tentang fenomena yang dikaji melalui informasi
yang sesuai bagiannya. Peneliti mendasarkan kategori
pada semua data yang dikumpulkan, seperti wawancara,
observasi dan catatan peneliti. Peneliti mengidentifikasi
5.
sebab-akibat,
membuat
spesifikasi
8.
fenomena sentral.
Hasil proses pengumpulan data dan analisis adalah
sebuah teori, sebuah teori tingkat substantif, ditulis oleh
peneliti yang dekat kepada masalah spesifik atau
populasi orang. Theori muncul dengan bantuan proses
pencatatan, sebuah proises dimana peneliti menuliskan
idenya tentang teori yang berkembang secara gradual
melalui proses pengkodean terbuka, axial dan selektif.
4.
3.
bahwa
objek.
kesadaran
Realitas
selalu
tentang
ini
diarahkan
sebuah
objek,
5.
pengalaman individual.
Peneliti fenomenologi tidak lupa memasukkan sebagian
pembahasan tentang asumsi-asumsi filosofis tentang
fenomenologi di samping metode dalam penelitian ini.
Moustakas sebagaimana dikutip Creswell menghabiskan lebih dari 100 halaman untuk asumsi filosofis
sebelum beralih pada metode.
Ciri-ciri Fenomenologi
1. Menekankan pada fenomena
fenomenologi
transendental
hermeneutik
atau
dan
fenomenologi
psikologi.
Fenomenologi
untuk
melaksanakan
penelitian
fenomenologi
1)
2)
3)
5)
dengan partisipan.
Partisipan diberi pertanyaan dua pertanyaan luas dan
umum. Misalnya, apa yang telah Anda alami dalam
terma fenomena ini?apa konteks atau situasi yang secara
tipikal memengaruhi dan berdampak pada pengalaman
Anda? Pertanyaan open-ended mungkin bisa juga
ditanyakan, tetapi dua pertanyaan tersebut, khususnya,
fokus pada perhatian untuk memperoleh data yang akan
menuntun pada deskripsi secara berjaring dan struktural
terhadap pengalaman. Pertanyaan tersebut menyediakan
sebuah pemahaman yang kaya atas pengalaman umum
partisipan.
6)
8)
Dari
deskripsi
kemudian
tekstural
menuliskan
dan
deskripsi
struktural,
gabungan
peneliti
yang
kasus
yang
dapat
dibatasi
atau
sedang
berlangsung
sehingga
mereka
dapat
kasus
majemuk
untuk
dianalisis
dan
samping
diorganisasikan
itu,
tema
menjadi
atau
masalah
kronologi
oleh
itu
dapat
peneliti,
2)
yang
mempunyai
kesulitan)
karena
kasus
2.
3.
4.
5.
Daftar Pustaka
[1]Lexy