Anda di halaman 1dari 22

introvert dan ekstrovert

1. Mengenal Teori Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung

Carl Gustav Jungdi (Kesswil, 26 Juli1875 - Küsnacht, 6 Juni1961) adalah psikiaterSwiss dan perintis psikologi analitik.

Pendekatan Jung terhadap psikologi yang unik dan berpengaruh luas ditekankan pada pemahaman "psyche" melalui
eksplorasi dunia mimpi, seni, mitologi, agama serta filsafat. Bagi Jung, kepribadian merupakan kombinasi yang mencakup perasaan
dan tingkah laku, baik sadar maupun tidak sadar. Meskipun ia adalah seorang psikolog teoretis dan praktis dalam sebagian besar
masa hidupnya, kebanyakan karyanya mengeksplorasi bidang lain: filsafat Timur vs Barat, Alkimia, Astrologi, Sosiologi, juga Sastra
dan Seni. Jung juga menekankan pentingya keseimbangan dan harmoni. Ia memperingatkan bahwa manusia modern terlalu
banyak mengandalkan sains dan logika dan akan mendapat manfaat dari pengitegrasian spiritualitas serta apresiasi terhadap dunia
bawah sadar.

Psikologi Analitis, Teori Carl Gustav Jung


Menurut Jung kepribadian itu terdiri dari dua alam yaitu:

1. Alam sadar (kesadaran), yang berfungsi mengadakan penyesuaian terhadap dunia luar, dan

2. Alam tak sadar (ketidak sadaran), yang berfungsi mengadakan penyesuaian terhadap dunia dalam yaitu dunia batin
sendiri

1. Struktur kesadaran

1. Fungsi jiwa

Dominasi fungsi jiwa itu menurut Jung ada empat macam tipe manusia, yaitu:

1. Tipe pemikir

2. Tipe perasa

3. Tipe pendria

4. Tipe intuitif

2. Sikap jiwa

Yang dimaksud dengan sikap jiwa ialah arah daripada energi psikis umum atau libido, yang menjelma dalam orientasi manusia
terhadap dunianya.
3. Persona
Persona oleh Jung ialah cara seseorang dengan sadar menampakan diri ke luar.

2. Struktur ketidaksadaran

1. Ketidaksadaran pribadi
Yaitu bagian daripada alam ketidaksadaran yang diperoleh individu selama sejarah hidupnya, pengalamannya pribadi.

2. Ketidaksadaran kolektif
Adalah bagian dari pada ketidaksadaran itu diperoleh oleh individu dari warisan nenek

2. Pembagian Tipe Kepribadian menurut Carl Gustav Jung

1. Introvert

Seorang introvert adalah orang yang cenderung menarik diri dari kontak sosial. Minat dan perhatiannya lebih terfokus
pada pikiran dan pengalamannya sendiri. Seorang introvert cenderung merasa mampu dalam upaya mencukupi dirinya sendiri.
Jung menguraikan perilaku introvert sebagai orang pendiam, menjauhkan diri dari kejadian-kejadian luar, tidak mau terlibat dengan
dunia objektif, tidak senang berada di tengah orang banyak, merasa kesepian dan kehilangan di tengah orang banyak. Ia
melakukan sesuatu menurut caranya sendiri, menutup diri terhadap pengaruh dunia luar. Ia orang yang tidak mudah percaya,
kadang menderita perasaan rendah diri, karena itu ia gampang cemburu dan iri hati. Ia mengahadapi dunia luar dengan suatu
system pertahanan diri yang sistematis dan teliti, tamak sebagai ilmuan, cermat, berhati-hati, menurut kata hati, sopan santun, dan
penuh curiga. Dunianya adalah suatu pelabuhan yang aman.Tempat tinggalnya (rumah) adalah yang teraman.Teman pribadinya
yang terbaik. Karena itu tidak mengherankan orang-orang introvert sering tampak sebagai orang yang cinta diri tinggi, egois,
bahkan menderita patologis. Salah satu tanda introvert pada diri seorang anak adalah reflektif, bijaksana, tenggang rasa, pemalu,
bahkan takut pada objek baru. Sedangkan ciri introvert pada orang dewasa adalah kecenderungan menilai rendah hal-hal atau
orang lain.

Kaum introvert memang tidak pandai berkomunikasi, sehingga potensi yang dimilikinya tidak terlihat segera. Meski
demikian, orang introvert dapat terbuka dan lepas ketika menemukan seseorang yang cocok dengan dirinya. Tidak seperti orang
ekstrovert yang bisa bergaul dengan siapa saja, orang introvert membutuhkan kenyamanan saat berteman. Introvert cenderung
berpikir sebelum berbicara, orang ekstrovert berpikir ketika berbicara.Introvert membutuhkan jauh lebih sedikit kegiatan sosial dan
aktivitas dibanding ekstrovert. Mereka cenderung tampak tenang atau bahkan tampak pendiam, apa adanya, dan berhati-
hati. Introvert lebih tertarik pada dan perhatian terhadap dunia dalam dirinya atau yang berkaitan dengan diri dan pikirannya
dibanding dunia luar. Mereka sangat menikmati aktivitas berpikir dan menjelajahi khayalan atau pikiran dan perasaan diri sendiri.

Introvert cenderung terbebani dengan aktivitas sosial yang terlalu banyak dan lebih menyukai aktivitas yang bersifat
santai. Kegiatan mandiri seperti membaca buku, main komputer, memecahkan teka-teki lebih mereka sukai daripada jalan-jalan.
Mereka cenderung tertutup dan tidak suka jadi pusat perhatian. Kegiatan di belakang layar mungkin favorit mereka.Terkadang
mereka bahkan menghindari situasi sosial bersama orang-orang karena mereka cepat lelah dalam situasi ini. Hal ini bukan karena
mereka benci manusia atau anti sosial. Hal ini pun terjadi walaupun introvert tersebut punya kemampuan sosial atau soft skill yang
super. Setelah beraktivitas bersama orang dalam waktu tertentu, mereka butuh waktu sendiri untuk mengisi energi dan menata
kembali pikiran mereka.

2. Ektrovert

Orang ekstrovert identik dengan berhati besar, bersemangat, hangat, dan empati. Jung berpendapat bahwa extrovert merupakan
kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada ke dalam diri sendiri. Ekstrovert menikmati situasi
sosial dan bahkan mencari mereka karena mereka menikmati berada di sekitar orang. Kemampuan mereka untuk membuat
pembicaraan kecil membuat mereka tampaknya lebih sosial mahir dari introvert.
Ekstrovert sangat menikmati kegiatan bersama orang lain dan benci kesendirian. Dalam grup mereka senang berbicara, ramah.
Mereka juga terbuka dan tidak keberataan dirinya menjadi pusat perhatian. Ekstrovert cenderung "memudar" ketika sendirian dan
dengan mudah dapat menjadi bosan tanpa orang lain di sekitar. Ketika diberi kesempatan, ekstrovert yang akan berbicara dengan
orang lain dari pada duduk sendirian dan berpikir. Bahkan, ekstrovert cenderung berpikir ketika mereka berbicara, tidak seperti
introvert yang jauh lebih mungkin untuk berpikir sebelum mereka berbicara. Ekstrovert sering berpikir baik ketika mereka berbicara .
Meskipun begitu, hal ini sering dianggap oleh introvert sebagai sebuah basa-basi belaka yang tidak diperlukan.Seorang ekstrovert
bisa dilihat sebagai seorang yang selalu penuh energi dan antusias. Mereka merupakan individu yang berorientasi terhadap aksi.
Belum kongkret apa-apa kalau belum diaksikan. Ekstrovert sangat menyukai situasi sosial dan bahkan cenderung mencarinya.
Intinya, seorang ekstrovert tertarik pada dan perhatian terhadap dunia luar. Akan tetapi, jangan disalahpahami bahwa ekstrovert itu
suka pamer ya. Sombong dan pamer itu bergantung orangnya bukan bergantung ekstro-introversi. Ekstrovert tidak keberatan jadi
pusat perhatian bukan karena mereka cari perhatian tetapi hanya tidak keberatan, itu saja. Mereka memang bersifat terbuka dan
ingin orang mengenal mereka lebih.

3. Beberapa Perbedaan Introvert dan Ektrovert

1. Perkembangan Moral dan Rohani

1. Kaum Ekstrovert

 Temperamen yang introvert (melankolis dan plegmatis) lebih mudah diajar daripada yang ekstrovert(sanguine dan
kolerik).

 Bukan berarti mereka adalah kaum pemberontak,karena untuk diajar, perlu waktu dan kesabaran sebab mereka mudah
kehilangan perhatian.
 Jika anak – anak ini dibiarkan tumbuh begitu saja, maka perhatiannya terhadap hukum dan peraturan (Allah dan
manusia) akan berkurang. Umumnya kaum kriminal dan pelanggar hukum adalah golongan ekstrovert yang ekstrim.

2. Kaum Introvert

 Lebih mudah diatur dan dididik.

 Lebih penurut dan kata hatinya mudah terganggu.

 Biasanya mereka hadir diacara- acara bersifat rohani.

 Masalah mereka yang besar adalah problema rasa bersalah. Kebutuhan mereka yang terbesar adalah keyakinan bahwa
dosa- dosa mereka telah diampuni.

 Tidak boleh memperlakukan mereka dengan keras karena mudah bagi mereka untuk mengetahui peraturan yang harus
ditaati.

2. Hasil Akademis

1. Kaum Ektrovert

 Kurang begitu menonjol disekolah.nilai angka mereka biasanya sedang- sedang saja.

 Kurang dapat mendisiplin diri sendiri.

 Memperoleh stimulasi yang kuat melalui teguran atau disiplin.

2. Kaum Introvert

 Biasanya lebih mudah menangkap pelajaran dan grade mereka agak tinggi. Namun ada juga pengaruh faktor lainnya,
seperti inteligensia dan motivasi.

 Lebih mendisiplin diri untuk belajar dengan baik.

 Kaum introvert memperoleh motivasi yang kuat melalui pujian.

3. Pilihan Pekerjaan
1. Kaum ekstrovert

 Biasanya melakukan pekerjaan lebih baik jika ada hubungannya dengan orang lain.

 Contoh pekerjaan mereka adalah salesman/saleslady,humas pertunjukan seni dan music, dan seringkali politik.

 Ada dua jenis ekstrovert : pertama,sangat social,bersahabat,dan suka jalan- jalan ; sedangakan yang kedual lebih
kasar,suka murung,dan berlaku tidak sopan.sangat sosial,bersahabat dan suka jalan-jalan

2. Kaum introvert

 Bekerja lebih baik dalam pelajaran disekolah

 Lebih suka melakukan tugas yang detail,mempunyai kesanggupan untuk berkonsentrasi,dan bekerja dengan benda-
benda dari pada orang lain.

 Biasanya mereka menjadi ahli akuntansi, peneliti,pelukis, atau seniman,tehnisi, dan lain-lain.

4. Popularitas

 Ektrovert lebih popular disekolah dan biasanya mereka dipilih sebagai para pemimpin.

 Ekstrovert lebih mudah mengadakan hubungan dengan lawan jenis sebab mereka pintar berbicara.

 Lebih mudah menjalin hubungan dengan orang yg tidak dikenal karena sikapnya periang, suka senyum, dan berbicara.

 Introvert cenderung untuk menyendiri dikamar atau hanya mempunyai satu atau dua kawan saja.

5. Kesanggupan Untuk Berkonsentrasi

1. Kaum Ekstrovert

 Ekstrovert kurang dapat berkonsentrasi karena mereka mudah terganggu.

 Ekstrovert cenderung untuk mengaalami kecelakaan,seperti kecelakaan mobil.

 Ekstrovert kurang begitu khawatir karena masa berkonsentrasi agak singkat.


2. Kaum Introvert.

 Daya konsentrasi mereka lebih tinggi dan lebih lama.

 Introvert kurang sanggup menjalani ujian tulisan yang panjang-panjang karena daya konsentrasimereka sangat pendek.

 Cepat bosan dengan bacaan –bacaan yang panjang.

6. Daya ingat

 Daya ingat ekstrovert cukup pendek,sementara kaum introvert lebih lama.

 Jika seorang dosen memberi ujian sehabis bahan kuliah diajar,maka kaum ekstrovert maka kaum ekstrovert akan
mempunyai hasil yang lebih baik dari pada kaum introvert.

 Karena daya ingat introvert lebih kuat,maka merek lebih mudah diajar karena mereka akan ingat berbagai pelajaran.

4. Kelebihan dan Kekurangan Anak Introvert dan Ekstrovert

1. Siapa bilang ekstrovert lebih baik dari introvert

Selama ini orang berpersepsi bahwa orang yang aktif, periang, suka bersosialisasi adalah orang yang
ekstrovert,sebaliknya orang yang pendiam, menarik diri dari pergaulan, pemurung, adalah orang yang introvert.Padahal pengertian
introvert dan ekstrovert tidaklah seperti itu.Introvert dan ekstrovert sebenarnya adalah perbedaan dalam hal sumber energi mental.
Orang yang naturally introvert : sumber semangatnya atau energinya berasal dari dalam diri sendiri,sedangkan orang yang naturally
ekstrovert : mendapatkan energinya dari interaksi sosial, dari sumber eksternal, semakin baik semakin banyak interaksi sosial yg
dialaminya, energinya juga semakin bertambah, org yg ekstrovert tidak dapat hidup sendiri, Disinilah sering salah pengertian:org yg
introvert bisa saja orang yang aktif, periang dan suka bersosialisasi,namun biasanya setelah sekian waktu bersosialisasi, orang
introvert perlu privacy, butuh ketenangan untuk recharge batterynya lagi.sedangkan orang yg ekstrovert bisa saja menjadi orang
yang pendiam kalau dia tidak mendapatkan lingkungan yang mendukungnya dan memberikan apa yang dia butuhkan.

Majalah American Journal of Psychiatry menyatakan bahwa, ada lebih banyak darah yang mengalir di daerah Anterior
pada otak bagian depan seorang Introvert. Bagian ini berfungsi sebagai pengolah inti, seperti merencakan sesuatu dan pemecahan
masalah.Itulah sebabnya mengapa mereka memiliki kekuatan konsentrasi yang baik, mereka cepat menangkap dan berintelegensi
tinggi. Introvert adalah pemikir yang dalam. Mereka mampu melihat suatu hal dari segi manapun, berbeda dengan seorang
Ekstrovert yang cenderung berpikir secara momentum saja.Selain itu mereka pandai dalam memilah sesuatu, baik itu hal kecil
maupun besar, hal yang berguna maupun tidak.Jika memang pemikiran Introvert sebaik itu, bagaimana dalam hal berbicara?
Apakah mereka dapat menyampaikan pesan secara detil seperti yang ada di pikirannya?
Dalam sebuah survey di kolom web LiveScience.com, reporter Rachael Rettner menulis bahwa, apabila ada dua orang
Ekstrovert dan Introvert yang dihadapkan dengan sebuah pertanyaan, maka Ekstrovert akan menjawab secara Hiperbola,
sedangkan Introvert menjawab dengan Akurat. Apabila mereka melihat seekor ulat di atas makanannya, maka seorang Ekstrovert
akan bereaksi melebih-lebihkan daripada seorang Introvert. Apabila dua orang Ekstrovert dan Introvert dihidangkan sebuah makan
siang dalam waktu yang bersamaan, maka seorang Ekstrovert akan berkata, “Makanan ini enak sekali! Belum pernah saya
merasakan yang seenak ini” lalu seorang Introvert akan menjawab, “Iya, enak.” Dari segi pemahaman dan informasi pendapat
mereka berdua jelas berbeda.Itulah sebabnya mengapa kepribadian Ekstrovert dianggap sebagai perusak survey atau membuat
sebuah survey menjadi tidak akurat.Karena Ekstrovert memberikan informasi secara berlebihan, sehingga pencatat survey lebih
mempercayakan seorang Introvert dalam hal pendataan, ucap Donna McMillan seorang peneliti sekaligus ahli psikologi di St. Olaf
College.

Di dunia seni, Introvert adalah penguasa.Ahli psikologi sekelas Mihaly Csikszentmihalyi dan Gregory Feist mengatakan bahwa,
orang-orang Introvert adalah orang dengan kreatifitas berkelas nomor satu. Faktor ini terjadi karena mereka dapat menyelam penuh
ke dalam pemikirannya. Membaur bersama intuisi dan ketenangan yang bersinergi dengan sunyi. Itulah syaratnya agar dapat
menciptakan sebuah Adikarya. Biasanya seorang Introvert gemar menulis. Karena dalam menulis mereka dapat lebih terbuka
dalam mempresentasikan pikiran ataupun membagikan pengalamannya kepada orang lain. Ada sebuah fakta menarik dalam
sebuah artikel di psychologytoday.com, yang menuliskan bahwa, orang yang Ekstrovert lebih mencari kebahagiaan dan kehidupan
yang positif. Tetapi, bukan berarti Introvert mempunyai sifat yang berkebalikan, seorang Introvert tidak pernah mengategorikan
dirinya sebagai sesuatu yang positif ataupun negatif, ia lebih cenderung menuju netral dalam kehidupannya. Seimbang, seperti Yin
dan Yang. Mereka sosok yang bersahaja. Sebagai contoh, Mahatma Gandhi, dia adalah Introvert, Ghandi bersikeras
memperjuangkan perdamaian demi kebersamaan. Ia menetralkan semua bentuk perbedaan. Selain Mahatma Ghandi, ada pula
tokoh dunia yang lainnya, yaitu Albert Einstein, Bill Gates, Michael Jordan, Julia Roberts, Nicole Kidman, dan J.K Rowling. Mereka
mampu membuktikan bahwa, dunia pun membutuhkan mereka.Jika kau senang dengan kartun dan tokoh pahlawannya, maka
hampir dari semua pahlawan itu bersifat Introvert. Saat tak dibutuhkan mereka menjadi orang biasa, namun saat keadaan genting
mereka berubah menjadi sosok yang luar biasa.

2. 10 mitos tentang Introvert

1. Introvert tidak suka bicara.

Ini tidak benar. Introvert hanyalah tidak berbicara kecuali mereka memang memiliki sesuatu untuk dikatakan. Mereka
membenci basa-basi. Tapi, jika seorang introvert sedang berbicara tentang sesuatu yang mereka minati, mereka tidak akan
berhenti bicara sampai berhari-hari.

2. Introvert pemalu.

Malu tidak ada hubungannya dengan menjadi seorang Introvert. Introvert bukan berarti takut orang. Apa yang mereka
butuhkan adalah sebuah alasan untuk berinteraksi. Mereka tidak berinteraksi demi interaksi sosial. Jika Anda ingin berbicara
dengan Introvert, berbicara saja. Tidak perlu mengkhawatirkan kesopanan.

3. Introvert kasar.
Introvert sering tidak melihat alasan perlunya untuk berbasa-basi sosial. Mereka ingin semua orang menjadi riil dan jujur.
Sayangnya, hal ini tidak diterima di kebanyakan situasi, sehingga introvert merasakan banyak tekanan untuk menyesuaikan diri,
dan bagi mereka ini melelahkan.

4. Introvert tidak menyukai orang.

Sebaliknya, introvert sangat menghargai sedikit teman yang mereka miliki. Mereka bisa menghitung teman-teman dekat
mereka dengan satu tangan. Jika Anda cukup beruntung untuk dianggap teman oleh seorang introvert, Anda mungkin telah memiliki
sekutu setia seumur hidup. Sekali Anda telah mendapatkan rasa hormat mereka, keberadaan Anda sangat diterima.

5. Introvert tidak suka pergi ke tempat umum.

Introvert hanya tidak ingin pergi keluar di depan umum UNTUK WAKTU YANG LAMA. Mereka juga ingin menghindari
komplikasi yang terlibat dalam kegiatan publik. Mereka mengambil data dan situasi dengan sangat cepat, dan sebagai hasilnya,
mereka tidak perlu berada di sana untuk waktu yang lama untuk memahami kegiatan publik yang tengah berlangsung. Lalu mereka
siap untuk pulang, mengisi ulang energi, dan memproses semua pengalamannya tadi. Faktanya, isi ulang energi adalah mutlak
penting untuk introvert.

6. Introvert selalu ingin sendirian.

Introvert sangat nyaman dengan pikiran mereka sendiri. Mereka banyak berpikir. Mereka melamun. Mereka senang
memiliki masalah untuk dikerjakan dan teka-teki untuk dipecahkan.Tapi mereka juga bisa merasa luar biasa kesepian jika mereka
tidak memiliki siapapun untuk berbagi pencapaian mereka. Mereka menginginkan hubungan yang otentik dan tulus dengan SATU
ORANG pada satu waktu.

7. Introvert aneh.

Introvert sering individualis. Mereka tidak mengikuti orang banyak. Mereka akan lebih suka dihargai karena cara-cara
unik hidup mereka. Mereka berpikir berdasarkan standar diri mereka sendiri dan karena itu, mereka sering menantang kebiasaan.
Mereka tidak membuat keputusan berdasarkan pada apa yang sedang populer atau trendi

8. Introvert culun terasing.

Introvert adalah orang-orang yang lebih sering melihat ke dalam, memberi perhatian lebih pada pikiran dan emosinya. Ini
bukan berarti bahwa mereka tidak mampu memberi perhatian pada apa yang terjadi di sekitar mereka, hanya saja dunia batin
mereka terasa jauh lebih merangsang dan bermanfaat bagi mereka.

9. Introvert tidak tahu bagaimana bersantai dan bersenang-senang.


Introvert biasanya merasa rileks di rumah atau di alam, bukan di tempat umum yang penuh kesibukan. Introvert bukan
pencari sensasi dan pecandu adrenalin. Jika ada terlalu banyak pembicaraan dan kebisingan terjadi, mereka melemah.Otak mereka
terlalu sensitif terhadap neurotransmitter yang disebut Dopamine. Introvert dan ekstrovert memiliki perbedaan jalur syaraf yang
dominan. Cari saja sendiri tentang perbedaan jalur syaraf ini.

10. Introvert bisa memperbaiki diri dan menjadi ekstrovert.

Sebuah dunia tanpa introvert akan menjadi dunia dengan sedikit ilmuwan, musisi, seniman, penyair, pembuat film,
dokter, matematikawan, penulis, dan filsuf. Meski demikian, masih ada banyak teknik yang dapat dipelajari orang ekstrovert untuk
berinteraksi dengan introvert. Introvert tidak bisa “memperbaiki diri” dan pantas dihormati untuk temperamen alami mereka dan juga
kontribusinya bagi umat manusia. Bahkan, satu penelitian (Silverman, 1986) menunjukkan bahwa peningkatan persentase introvert
di antara manusia berbanding lurus dengan IQ (rata-rata manusia).

3. Introvert Negativ? Introvert Cerdas!

Tulisan ini upaya untuk menggali penjelasan mengenai kepribadian introvert dan ekstrovert dan kaitannya dengan
kecerdasan multiple intelligence (kecerdasan majemuk).

Introvert itu Negatif?

Seperti yang dikatakan Jung bahwa seorang introvert adalah orang yang cenderung menarik diri dari kontak sosial. Sehingga
banyak dari orang awam mengatakan bahwa pribadi introvert yang dikenal mereka sebagai pribadi tertutup tersebut merupakan
pribadi yang negatif, pribadi yang sulit dan rumit bagi si pemilik pribadi tersebut maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Misalnya,
banyak dari orang tua yang memiliki anak berkepribadian introvert ini merasa kesal dengan pribadi anaknya yang tertutup, bahkan
dengan ketidakmengertian mereka bagaimana menyikapi anak tersebut, mereka seringkali menyalahkan dan mendorong paksa
anak tersebut untuk berikap layaknya anak-anak ekstrovert lainnya yang mereka anggap merupakan pribadi ideal yang seharusnya
ada pada diri anak itu. Tak sedikit juga dari mereka yang berasumsi bahwa anak introvert memiliki ketidaknormalan dalam bersikap
dan bertingkah laku. Jika anak tersebut berlarut-larut mendapat dorongan paksa dari kedua orang tuanya, untuk bertindak
sebagaimana anak-anak extrovert, dan bila ditambah dengan asupan perkataan negatif yang diberikan kedua orang tuanya atau
lingkungan sekitarnya justru akan membuat perasaan tertekan dan mengganggu psikologis anak. Dalam kondisi kurang normal ia
menjadi orang yang pesimis dan cemas, karena dunia dan manusia sekitarnya siap menghancurkannya.

Introvert itu Cerdas!

kebanyakan orang beranggapan bahwa introvert itu adalah mutlak negatif, merujuk pada teori multiple intelligence (kecerdasan
majemuk), yaitu teori yang dikembangkan oleh Dr. Howard Gardner seorang Professor ilmu Kependidikan dari Harvard University di
tahun 1983, Dr. Gardner menyatakan bahwa teori tradisional tentang kecerdasan yang hanya berdasarkan pada IQ sangat
terbatas. Dr. Gardner mengajukan ada 7 nilai kecerdasan berbeda yang harus diperhitungkan untuk melihat Potensi Anak-Anak dan
Manusia Dewasa secara luas, yakni :
1. Linguistic intelligence (kecerdasan linguistik) adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks.

2. Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika) merupakan kemampuan dalam menghitung,


mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematis.

3. Spatial intelligence (kecerdasan spasial) membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam tiga cara dimensi. Kecerdasan
ini memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan kembali, merubah, atau
memodifikasi bayangan, dan menghasilkan atau menguraikan informasi grafik.

4. Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestik-tubuh) memungkinkan seseorang untuk menggerakan objek dan
keterampilan-keterampilan fisik yang halus.

5. Musical intelligence (kecerdasan musik) jelas terlihat pada seseorang yang memiliki sensitivitas pada pola titinada,
melodi, ritme, dan nada.

6. Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal) merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan
orang lain secara efektif.

7. Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal) merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat
tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan
seseorang.

Dari teori tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap individu memiliki kecerdasan, tidak ada individu yang bodoh, hanya saja setiap
individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda.Selain itu setiap pribadi memiliki sisi positif dan negatif, tidak ada yang mutlak
positif dan tidak ada yang mutlak negatif.

Introvert memiliki kecerdasan secara intrapersonal, karena introvert merupakan kepribadian yang cerdas dalam berhubungan
dengan diri mereka sendiri, orientasi mereka kedalam diri mereka sendiri yang dipengaruhi aksi dan reaksi dunia pribadinya,
pemikiran, intuisi, emosi, dan perasaan-perasaan lainnya. Berbeda dengan seorang ekstrovert, yang memiliki kecerdasan
interpersonal, mereka cerdas dalam berhubungan dengan dunia luar atau cerdas secara sosial, mereka lebih banyak berbuat
daripada merenung dan berpikir.Ia juga adalah orang yang penuh motif-motif yang dikoordinasi oleh kejadian-kejadian eksternal.

Seperti halnya orang-orang introvert yang sering dianggap oleh masyarakat awam bahwa mereka merupakan pribadi
yang negatif, dan ini terlihat ditetapkan secara mutlak, maka saya mematahkan anggapan tersebut, bahwa orang introvert itu
cerdas! Introvert adalah pribadi normal, dan ia memiliki nilai positif, tidak mutlak negatif.

4. Introvert ?dia punya kelebihan tersendiri

Seorang introvert Menurut seorang ahli psikologi adalah sifat bawaan dasar dari seseorang yang tertutup lebih senang
menstimulasi atau berdialog dengan dirinya sendiri. Seorang introvert dapat dilihat dari kebiasaan diasejak kecil, bila anak yang lain
lebih aktif, senang beraktivitas, senang menceritakan semua kegiatannya, anak introvert lain dia lebih senang menyendiri di kamar
atau di ruangantertutup, makanyatidakheran kalau dia akan sangat mencintai kamarnya.Seorang introvert lebih menikmati kegiatan
indoor seperti membaca buku atau mengotak-atik komputer. Mereka kurang nyaman berada di lingkungan yang banyak
orang.Berbeda dengan ekstrovert yang senang mendapat energy dari lingkungan luar.
Tapi, ternyata orang introvert bukan berarti tidak bisa bergaul, mereka bisa bergaul dan menyenangkan walaupun ternyata dia lebih
nyamanbergaulsecara person to person, orang introvert tidak selamanya enggan bicara, suatu saat dia bisa berbicara hal-hal yang
bersifat pribadi kepada seseorang yang telah dia kenal terlebih dahulu secara mendalam. Teman sejatinya memang tidak banyak,
tapi dia adalah seorang pendengar yang sangat baik.Ternyata orang introvert tidak harus diubah menjadi ekstrovert, semakin dia
ditekan menjadi ekstrovert, dia akan semakin introvert. Seorang introvert mempunyai kecerdasan intrapersonal yang tajam, karena
dia senang berkontempelasi dengan dirinya sendiri atau media tulisan.

Apabila orang tua tau kelebihan anak introvert, orang tua bisa mengarahkan anaknya untuk mengekspresikan dirinya melalui
tulisan, menggambar atau melukis. Kita jangan sekali-sekali meremehkan mereka. Yang terpenting bagi orang tua yang mempunyai
anak introvert ,kita harus bisa mengarahkan dan membuatnya bahagia, orang tua harus sering bertanya dan menggali supaya dia
mau bercerita, kita harus bersabar berdialog dengannya, kita tidak boleh memaksa atau menekannya. ”galih secara pelan-pelan
dan sabar” .Semakin dewasa semakin sulit (bukan berarti tidak bisa) untuk melatih introvert menjadi lebih terbuka, tapi ketika usia
masih dini, orang tua akan lebih mudah melatih anak tersebut menjadi lebih terbuka, semenjak kecil orang tua bisa membawa
mereka untuk bergaul bersama teman sebayanya, untuk belajar bersosialisasi.
Sebenarnya semakin dia matang, orang introvert akan menyadari bahwa ketertutupan itu kurang nyaman, apalagi setelah dia
bekerja, dia akan butuh bersosialisasi dengan orang lain, dan lama kelamaan dia akan lebih terbuka secara alami. Walaupun sifat
dasar introvert tidak bisa dihilangkan, itu bukanlah suatu kekurangan, selama masih dalam kewajaranya itu tidak menutup diri
secara total. Ada kelebihan yang tidak di miliki oleh orang ekstrovert yaitu ketajaman dan keindahan dia dalam tulisan.

5. PERMASALAHAN ANAK BERTIPE KEPRIBADIAN INTOVERT

1. Faktor yang membuat seseorang terlalu introvert

Berbagai faktor yang membuat seorang menjadi terlalu introvert. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah:

1. Terlalu memandang rendah fungsinya bersosialisasi

Umumnya para individu yang terlalu introvert berkeyakinan bahwa sosialisasi tidak memberikan nilai tambah baginya.
Pada individu seperti ini berkeyakinan bahwa bersosialisasi hanya menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak/kurang berguna.
Mereka berkeyakinan bahwa dalam hidup masih banyak hal lain yang jauh lebih berguna dibandingkan hanya sebatas
membicarakan hal-hal yang tidak memberikan kontribusi apa pun bagi mereka. Mereka kurang mampu mendapatkan berbagai
kegunaan yang bisa diraih melalui sosialisasi, saling belajar misalnya.

2. Kemampuan sosial yang tidak atau kurang terasah


Ada pula para individu yang tidak bersosialisasi disebabkan karena keyakinan bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan
bersosialisasi yang cukup. Mereka yakin sekiranya bersosialisasi, mereka hanya akan menjadi pusat perhatian karena berbeda dari
yang lain. Wajar saja sekiranya saat harus bicara mereka bingung apa yang harus dibicarakan, bingung bagaimana memulainya
dan masih banyak kebingungan yang lainnya. Mereka menjadi salah tingkah bahkan muncul ketakutan saat berkomunikasi dengan
orang lain. Ketakutan tersebut muncul salah satunya disebabkan oleh kekhawatiran mereka seandainya menyinggung perasaan
lawan bicara. Kurangnya kemampuan sosial mereka bisa jadi karena kurang optimalnya proses pengajaran bersosialisasi atau
mereka semata-mata meniru orang tuanya dan tidak/belum mengetahui bahwa sebenarnya model tersebut kurang efektif atau
terdapat model lain yang lebih baik.

3. Beranggapan yang salah tentang mereka yang ekstrovert

Banyak juga individu yang menjadi introvert karena keyakinan bahwa menjadi ekstrovert seperti “tong kosong nyaring
bunyinya”. Keyakinan ini mengartikan bahwa mereka yang ektrovert hanya dapat berbicara, dangkal dan menanggapi secara reaktif
pada berbagai hal namun tidak/kurang mampu untuk berbuat mengenai hal tersebut. Wajar saja sekiranya hal ini membuat mereka
enggan menjadi ekstrovert

4. Bergaul dengan orang yang salah

Terkadang mereka yang introvert sebelumnya pernah pula mencoba mengembangkan sisi ektrovert mereka. Sayangnya, saat
mereka melakukan percobaan tersebut, mereka mendapati kelompok yang salah.Akibatnya mereka mendapatkan berbagai
pengalaman yang tidak mengenakan saat menjadi seorang yang ekstrovert.Pengalaman ini kemudian menjadi pijakan bagi mereka
untuk melakukan generalisasi bahwa semua bentuk ekstrovert adalah buruk.
Jika dipikirkan lebih lanjut, menjadi introvert ataupun ekstrovert sebenarnya memiliki kelebihannya masing-masing.Keduanya saling
melengkapi, seperti dua sisi sekeping koin. Anda tidak dapat memilih hanya mau menjadi ektrovert tanpa kemudian memiliki sisi
introvert yang menjadikan anda individu yang unik, berbeda dari yang lainnya. Saya pun yakin pula anda tidak menginginkan
menjalani hidup sesuai dengan apa yang orang lain katakan, ketika semua perkataan orang lain anda telan mentah-mentah tanpa
kemudian melakukan proses pemikiran lebih lanjut. Sebaliknya pun demikian, saya yakin anda tidak menginginkan untuk menjadi
individu yang terlalu introvert sehingga anda hanya menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran hanya untuk tenggelam pada hal yang
anda yakini sendiri.Anda mengurung diri, tidak memahami berbagai hal yang terjadi di luar dan selalu selalu menjadi orang terakhir
yang mendapatkan informasi. Memang benar anda selalu bisa mendapatkan informasi melalui berbagai cara, membaca salah
satunya. Namun untuk berbagai hal lain yang lebih urgent, misalnya mengenai peluang bisnis yang ditawarkan oleh teman anda,
tentu anda tidak bisa mendapatkannya. Jika hal ini diteruskan tentu akan membuat anda menjadi individu yang sangat terbatas
dalam berbagai hal. Setiap individu memiliki limitted perceptual range yang akibatnya tidak ada satu individu di muka bumi ini yang
dapat mengetahui semua hal. Itulah sebabnya setiap individu sebenarnya saling bergantung satu sama lain.

6. ORIENTASI INTROVERT DAN EKSTROVERT SECARA NETRAL

Hal yang pertama yang harus anda ketahui bahwa introvert dan ekstrovert bukanlah satu –satunya penggolongan kepribadian yang
ada. Contoh lain misalnya : sangunis, plegamtis, melankolis, dan koleris.

Dan yang paling penting dari hal ini adalah ini bukan pengkotak – kotakan. Melainkan hanyalah usaha untuk menyesuaikan diri kita
(sesuai tipe kepribadian diri)dalam kondisi sosial dan menyesuaikan interaksi kita terhadap orang (sesuai tipe kepribadian mereka )
supaya kita lebih mengerti mereka dan tidak menyinggung perasaan mereka.
1. Setiap individu cerdas

Extrovert dan introvert keduanya sama-sama memiliki kecerdasan, hanya saja berbeda dalam tingkatannya, orang
dengan kepribadian extrovert boleh jadi karena tingginya kecerdasan interpersonal yang ia miliki sedangkan pada orang dengan
kepribadian introvert karena tingginya kecerdasan intrapersonal yang dimiliki olehnya.

Orang-orang extrovert-pun tidak mutlak extrovert, demikian pula dengan orang-orang introvert yang juga tidak mutlak
introvert, hanya saja orang-orang extrovert memiliki kecendrungan/ dominan extrovert yang ada pada dirinya, sedangkan orang-
orang introvert memiliki kecendrungan/ dominan introvert yang ada pada dirinya, karena orang extrovert juga memiliki sisi introvert
namun intensitasnya sangat kecil dibandingkan sisi extrovert yang ia miliki, begitu pula dengan orang introvert yang juga memiliki
sisi extrovert namun jauh lebih sedikit dibandingkan sisi introvert yang mendominasinya.

2. Mengembangkan kepribadian dan kecerdasan keduanya

Pada orang extrovert dengan kecerdasan interpersonal yang mereka miliki, potensi mereka dapat dikembangkan dengan
baik, yaitu dengan mengarahkan potensinya ke arah yang tepat dan dengan media yang sesuai dengan potensi yang ia miliki,
dalam hal karier misalnya, mereka dapat menjadi guru, pekerja sosial, dll. Sedangkan pada orang introvert dengan kecerdasan
intrapersonal yang mereka miliki, maka potensi tersebut juga dapat mereka kembangkan denganbaik, misalnya menjadi, ilmuwan,
scientist ahli ilmu agama, ahli psikologi, dll.

Dan masih banyak faktor kepribadian dan kecerdasan lain yang mempengaruhi seorang individu, hanya saja
pembahasan yang saya tulis tersebut lebih spesifik mengenai hubungan kepribadian extrovert dengan kecerdasan interpersonal
dan kepribadian introvert dengan kecerdasan intrapersonal. Extrovert maupun introvert sama-sama cerdas, serta memiliki kelebihan
dan kelemahan yang menyertainya.

Sekarang pertanyaannya adalah, setelah mengetahui dimana posisi kita, yaitu cenderung berkepribadian extrovert atau
introvert kah? Pastinya kita harus mulai mencari tahu bagaimana caranya kita mampu mengembangkan potensi diri kita dengan
segala kelemahan dan kekurangan yang kita miliki, karena setiap kita adalah cerdas!

3. Ekstrovert VS introvert : bisakah diubah ?

Setiap individu pasti memiliki kepribadian ekstrovert dan introvert, hanya persentasenya saja yang berbeda. Dari kedua tipe ini,
tidak ada satupun jenis kepribadian yang lebih baik dari yang lain. Introvert akan efektif jika individu tahu cara mengarahkannya
dengan baik. Ekstrovert pun akan memberikan keuntungan jika individu bisa mengaturnya dengan tepat.Jika untuk
menghilangkan/mengefektifkan beberapa sifat dengan tujuan kebaikan mungkin bisa, tapi yang pasti menghilangkan/
mengefektifkan beberapa sifat ini sama sekali bukan berarti mengubah kepribadian.

Dunia tanpa introvert artinya dunia dengan lebih sedikit ilmuwan, musisi, artis, penyair, pembuat film, dokter, matematikawan,
penulis, dan filsuf. Menjadi seorang introvert yang lebih baik itu pasti bisa.Introvert bisa menjadi lebih baik dalam berbicara,
bersosialisasi tapi seorang introvert tetap harus membutuhkan atau meluangkan waktu untuk sendiri.dan disitulah bedanya ciri
seorang introvert.

4. Menyeimbangkan introvert dan ekstrovert

setiap individu adalah keseimbangan antara sisi introvert dan ekstrovertnya sehingga tercipta harmoni antara keduanya.
Untuk menyeimbangkan antara kedua sisi tersebut, introvert dan ekstrovert, setidaknya terdapat beberapa hal yang dapat
dilakukan, antara lain:

1. Tentukan karateristik ekstrovert yang anda inginkan

Hal yang saya maksudkan di sini adalah anda perlu memegang kendali atas ke-ektrovert-an yang anda inginkan.Menjadi ekstrovert
bukan berarti anda kehilangan kendali atas berbagai hal yang harus anda prioritaskan.Anda tetap perlu mencapai berbagai hal yang
anda inginkan sekali pun menjadi seorang yang ekstrovert.Sehingga di sinilah keahlian anda diuji dalam mengatur sebaik mungkin
berbagai sumber daya yang anda miliki ketika tengah mengembangkan sisi ekstrovert (bersosialisasi) anda.

2. Ubah orientasi dalam menjalin hubungan

Banyak individu yang beranggapan bahwa suatu hubungan perlu dinilai dari melalui kaca mata untung-rugi. Hal ini menyebabkan
tidak sedikit individu yang kemudian memiliki hubungan relatif singkat karena tidak mendapatkan apa yang diharapkan sebelumnya.
Pola pikir inilah yang sebenarnya menghambat terjadinya hubungan. Bayangkan apa yang terjadi sekiranya semua individu
berpikiran demikian. Tentunya tidak akan ada hubungan antar manusia, satu sama lain. Memang dalam suatu hubungan terkadang
anda mendapatkan tidak seperti yang anda harapkan, bahkan mungkin anda dikecewakan. Mungkin pada saat anda menjalin
hubungan, anda dibohongi oleh orang lain. Anda pun sah-sah saja jika kemudian memfokuskan perhatian pada apakah lawan
bicara berbicara jujur atau berbohong. Melakukan hal ini hanya akan membuat hubungan anda dipenuhi pada berbagai teknik
manipulasi, ketika anda tidak dapat bersandar sepenuhnya pada apa yang dikatakan lawan bicara anda.

Berbagai pengalaman yang tidak mengenakan yang terjadi pada suatu hubungan tidak membuat anda berhenti dalam menjalin
hubungan.Sebaliknya hal ini merupakan kesempatan bagi anda untuk terus mempelajari berbagai hal yang ada pada hubungan
sehingga di kemudian hari anda dapat lebih baik lagi. Jangan lupa, dalam hidup akan selalu bekerja hukum semesta (law of the
universe), yang salah satunya menyatakan bahwa anda akan mendapatkan apa yang anda taburkan. Sehingga pada mereka yang
melakukan berbagai hal yang merusak hubungan, tentu setelahnya akan mendapatkan “hadiah” sesuai dengan apa yang telah ia
lakukan. Hal yang serupa juga berlaku pada mereka yang melakukan kebaikan. Saya yakin tidak ada satupun individu yang ingin
dikecewakan dalam suatu hubungan, sehingga hal yang paling bijaksana yang dapat anda lakukan adalah dengan terus
mengintensikan hubungan yang baik.

3. Tentukan grup yang tepat bagi anda

Ketika anda berhasil menemukan kelompok yang tepat maka anda dapat menikmati hubungan yang terbina.Kelompok yang tepat
adalah kelompok yang dapat memfasilitasi anda berkenaan dengan pemikiran, hasrat, keinginan, hobi atau yang lainnya.Seperti
yang telah saya ulas pada artikel sebelumnya, menumbuhkan semangat kerja dalam 2½ menit, mind-set sangat menular.Jika anda
menemukan kelompok yang tepat, anda bisa mendapatkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat anda terus
melesat mencapai tujuan.

4. Mulailah dari kekuatan anda

Memulai suatu pembicaraan akan jauh lebih mudah sekiranya diawali dari hal yang anda kuasai. Karena saya sangat menyenangi
berbagai hal berkenaan dengan pikiran dan proses pembelajaran individu, penguasaan saya akan hal ini sangat membantu ketika
harus menjalin percakapan dengan orang lain. Sekiranya individu yang saya temui adalah seorang yang introvert, maka saya akan
memulai pembicaraan seputar hal yang saya kuasai. Ada kalanya saya mendapatkan respon positif dari lawan bicara, baik berupa
pertanyaan ataupun tanggapan.Ada juga kalanya lawan bicara saya kembali pasif setelah menanggapi seperlunya. Bagaimanapun
juga setidaknya saya telah berusaha

5. Bergabunglah dengan klub

Cara yang paling sederhana namun sangat efektif adalah dengan bergabung ke dalam suatu klub.Di kota-kota besar,
seperti Jakarta, banyak terdapat klub yang memfasilitasi berbagai hobi atau profesi.Katakanlah seperti klub olah raga, musik,
otomotif hingga berbagai klub profesi seperti Trainer’s Club Indonesia (TCI). Satu hal yang perlu diingat, ketika anda memutuskan
bergabung dengan suatu klub, pastikan hal itu benar-benar datang dari dalam diri anda dan bukan dari orang lain. Dengan demikian
anda dapat berpartisipasi secara aktif di dalamnya.

6. Kembangkan kemampuan sosial

Sejalan dengan semua strategi praktis di atas, anda pun perlu juga terus mengasah kemampuan sosial anda. Anda dapat
melakukan hal ini salah satunya dengan membaca berbagai buku ataupun artikel yang membahas seputar kemampuan sosialisasi.
Anda juga mengasah kemampuan ini dengan cara yang menyenangkan, misalnya dengan mengemukakan pendapat di radio.
Dengan melakukan hal ini, anda dapat terus melatih kemampuan anda berbicara dan orang lain tidak ada yang mengetahui
sekiranya anda gemetaran atau berkeringat

daftar pustaka

albadrln.wordpress.com/orientasi ekstrovert dan introvert secara netral (tanggal akses,11 oktober 2012 )

Chatib.Munif. Sekolah Anak-Anak Juara .2012.Bandung:PT Mizan Pustaka.

id.wikipedia.org/wiki/Carl_Gustav_Jung( tanggal akses,28 desember 2012)

Isnawati,Nurlaela. The 7 Secrets To be Better Personality .2009.Yogyakarta:Garailmu


learning-forbetterlife.blogspot.com/introvert-negatif-introvert-cerdas (tanggal akses, 28 desember )
neneng-huwaidah.blogspot.com/ekstrovert dan introvert (tanggal akses,11 oktober 2012)
rizasaputra.wordpress.com/10 mitos tentang orang introvert( tanggal akses,28 desember 2012)
siiqebo.com/introvert(tanggal akses,8 februari 2013)
Suryabrata,Sumadi.Psikolog Kepribadian.2002.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
www.anakciremai.com/makalah-psikologi-tentang-sifat-sifat.(tanggal akses, 8 februari 2013)
www.primastudy.com/introvert-extrovert(tanggal akses,28 desember 2012)
www.wikihow.com/Go-from-Introvert-to-Extrovert(tanggal akses, 8 februari 2013)

Jika kaum ekstrovert memasok energinya dengan melibatkan orang disekitarnya tidak demikian
dengan introvert, karena memang kebutuhan me time introvert Yang lebih Banyak. Introvert
merupakan karyawan Yang tangguh Karena mampu memperhatikan hal secara detail meskipun
kerap Kali Kita jarang mendengar ide cemerlang Lahir dari buah pikirannya. Penyebabnya tak lain
Karena kaum introvert cenderung lebih nyaman berkomunikasi lewat tulisan daripada
berkomunikasi Lisan. Oleh karenanya mereka lebih memilih untuk bekerja sendiri Di banding
membangun Tim. Tenaga akuntansi, perpajakan, bendahara, perancang anggaran, designer,
programmer komputer, merupakan beberapa Jeni’s pekerjaan Yang direkomendasikan bagi kaum
introvert. bagaimana dengan ekstrovert ? Ciri Ekstrovert ditandai dengan pribadi Yang senang
menjadi pusat perhatian. Mereka pada umumnya memompa energi dengan cara berinteraksi
sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya. Perubahan emosi kaum inipun dapat terlihat jelas dengan
gamblang baik ketika senang maupun sedih, ketika sakit, ketika sedang memiliki masalah pribadi
atau emosi lainnya Yang biasa terjadi Dalam kehidupan, Karena mereka tidak mampu
menutupinya. Pekerjaan sebagai kehumasan, sales produk, tenaga peliputan merupakan Jeni’s
pekerjaan Yang tepat untuk tipe kepribadian ini.

Teori Disiplin Kerja dan Aspek-aspek Work Discipline Menurut Para Ahli Universitas
Psikologi 28 November 2019 Add Comment Teori Disiplin Kerja dan Aspek-aspek Work
Discipline Menurut Para Ahli - Jepang adalah negara yang sangat terkenal dengan budaya
disiplinnya dalam bekerja. Disiplin memang menjadi poin bagi perusahaan dalam
menerima calon karyawannya sebab dengan adanya disiplin dalam bekerja atau yang
dikenal juga dengan sebutan discipline work akan sangat membantu mobilitas perusahaan.
Dalam ulasan ini universitaspsikologi.com akan menyajikan teori-teori yang berkaitan
dengan disiplin kerja ini. Bahkan dalam ilmu psikologi industri dan organisasi pasti akan
ditemukan pembahasan disiplin kerja karyawan, karena sangat pentingnya variabel satu ini.
Langsung saja disimak pada tulisan berikut ini pembaca setia Universitas Psikologi. Teori
Disiplin Kerja dan Aspek-aspek Work Discipline Menurut Para Ahli Disiplin Kerja (Work
Discipline) Baca juga: Memahami Diri Sendiri dengan Teori Konsep Diri Pengertian
Disiplin Kerja Secara etimologis disiplin berasal dari bahasa latin “disipel” yang berarti
pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan
menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Disiplin
kerja adalah suatu sikap ketaatan seseorang terhadap aturan atau ketentuan yang berlaku
dalam organisasi, yaitu : menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar keinsafan,
bukan unsur paksaan (Wursanto, dalam Masyjui, 2005). Baca Juga Pengertian Kepuasan
Kerja (Job Statisfaction) dan Aspek-aspek Job Statisfaction Menurut Para Ahli Teori Work
Readiness dan Aspek-aspek Kesiapan Kerja Menurut Para Ahli Pengertian Keterikatan
Kerja dan Aspek-aspek Work Engagement Menurut Para Ahli Disiplin yaitu suatu sikap
menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak
untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya (Sastrohadiwirja dalam Labudo, 2013). Disiplin merupakan bentuk
pengendalian diri dari karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukan tingkat
kesungguhan tim kerja di dalam sebuah organisasi, tindakan disiplin digunakan oleh
organisasi untuk memberikan sanksi terhadap pelanggaran dari aturan-aturan kerja atau
harapan-harapan sedangkan keluhan-keluhan digunakan oleh karyawan yang merassa hak-
haknya telah dilanggar oleh organisasi. Disiplin kerja pada karyawan sangat dibutuhkan
karena apa yang menjadi tujuan organisasi akan sukar dicapai bila tidak ada disiplin kerja
(Roffi, 2012). Disiplin adalah sikap dari individu atau kelompok yang mencerminkan
ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku di dalam suatu organisasi
sedangkan pengertian disiplin kerja dapat dikatakan sebagai sikap dari seseorang atau
kelompok yang taat dan patuh terhadap peraturan atau tata tertib yang berlaku dalam
melakukan tugas dan kewajibannya pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan
(Suprayitno, 2007). Disiplin bila sudah menyatu dengan dirinya, maka sikap atau
perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban,
bahkan akan sebaiknya akan membebani dirinya bila ia tidak berbuat sebagaimana
mestinya. Dengan demikian disiplin kerja seseorang dalam bekerja merupakan sikap atau
perlakuan ketaatan, ketertiban, tanggung jawab dan loyalitas karyawan terhadap segala tata
tertib yang berlaku dalam organisasi. Bila karyawan bertindak atau berbuat sesuai dengan
keinginan organisasi maka peraturan itu menjadi efektif. Disiplin kerja bila karyawan
datang tepat waktu, mempergunakan alat kantor dengan rasa tanggung jawab, hasil
pekerjaan memuaskan dan bila bekerja dengan semangat tinggi (Larterner dalam
Prihantoro, 2012). Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manejer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah sutu perilaku serta
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
peraturan-peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku (Sutrisno dalam Labudo, 2013).
Disiplin kerja adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan aturan
dari instansi baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Disiplin kerja merupakan
kebijaksanaan yang menuju kearah rasa tanggung jawab dan kewajiban bagi karyawan
untuk mentaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan perusahaan di tempat karyawan
itu bekerja (Harlei, 2010). Disiplin kerja adalah sikap pribadi karyawan dalam hal
ketertiban dan keteraturan diri yang dimiliki oleh karyawan dalam bekerja di perusahaan
tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan dirinya, orang lain, atau
lingkungannya (Aritonang dalam Prestawan, 2010). Disiplin kerja adalah suatu sikap
menghormati, menghargai, mematuhi dan mentaati peraturan-peraturan yang berlaku baik
tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk
menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar aturan-aturan, tugas, wewenang yang
diberikan kepadanya (Siswanto dalam Sopian, 2016). Berdasarkan pendapat di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap ketaatan dan kesetiaan seseorang atau
sekelompok orang terhadap peraturan tertulis atau tidak tertulis serta menerima sanksi-
sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya, hal
tersebut tercermin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan pada suatu organisasi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Ciri-ciri Disiplin Kerja Menurut Terry (dalam Masyjui,
2005) ada beberapa ciri-ciri disiplin kerja yaitu: a. Adanya hasrat yang kuat untuk
melakdanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma, etika, kaidah yang berlaku. b.
Adanya perilaku yang terkendali. c. Adanya ketaatan. Bentuk-bentuk Perilaku Disiplin
Kerja Perilaku disiplin karyawan tidak muncul dengan sendirinya, tetapi dibutuhkan untuk
dibentuk, sehing diperlukan pembentukan perilaku disiplin kerja (Grant dalam Sukirman,
2016) dalam melakukan melakukan pembentukan disiplin kerja, yaitu: a. Preventive
discipline merupakan tindakan yang diambil untuk mendorong para pekerja mengikuti atau
mematuhi norma-norma dan aturanaturan sehingga pelanggaran tidak terjadi. Tujuannya
adalah untuk mempertinggi kesadaran pekerja tentang kebijaksanan dan peraturan
pengalaman kerjanya. b. Corrective discipline merupakan suatu tindakan yang mengikuti
pelanggaran dari aturan-aturan, kondisi tersebut digunakan untuk mengecilkan pelanggaran
lebih lanjut sehingga diharapkan perilaku yang akan datang dapat mematuhi norma-norma
peraturan. c. Progresif discipline yaitu tindakan memberi hukuman berat terhadap
pelanggaran yang berulang. Contoh dari tindakan disiplin progresif yaitu teguran secara
lisan oleh atasan, teguran tertulis, skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari, diturunkan
pangkatnya dan dipecat. Menurut Helmi (dalam Agus, 2007) terdapat dua jenis disiplin
kerja berdasarkan terbentuknya yaitu disiplin diri dan disiplin kelompok. a. Disiplin Diri
Disiplin diri merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang atas prakarsa sendiri dalam
melaksanakan tugas. Disiplin diri merupakan disiplin yang dikembangkan atau dikontrol
oleh diri sendiri berwujud pada kontrol terhadap tingkah laku yang berupa ketaatan
terhadap peraturan baik yang ditetapkan sendiri maupun oleh pihak lain, sehingga disiplin
diri ditujukan pula demi pencapaian tujuan organisasi. Disiplin diri pada tiap karyawan bila
telah tumbuh dengan baik akan merupakan kebanggaan bagi setiap organisasi, karena
pengawasan yang terus menerus tidak dibutuhkan lagi. Melalui disiplin diri, karyawan-
karyawan merasa bertanggung jawab dan dapat mengatur diri sendiri untuk kepentingan
organisasi. b. Disiplin Kelompok Disiplin kelompok akan tercapai jika disiplin diri telah
tumbuh dalam diri karyawan, artinya kelompok akan menghasilkan pekerjaan yang
optimal jika masing-masing anggota kelompok dapat memberikan andil yang sesuai
dengan hak dan tanggung jawabnya. Karyawan juga dituntut untuk mampu mengatur sikap
dan perilaku yang sesuai dengan peraturan kerja sehingga hal ini menjadi sarana untuk
mempertahankan eksistensi organisasi. Disiplin kerja dapat pula terbentuk bila karyawan
benar-benar mampu mempunyai semangat kerja yang tinggi, apabila terdapat semangat
kerja diantara karyawan, dapat diharapkan tugas yang diberikan kepada mereka akan
dilakukan dengan baik dan cepat. Dengan adanya semangat kerja yang tinggi maka akan
timbul kesetiaan, kegembiraan, kerja sama, dan ketaatan atau disiplin terhadap peraturan-
peraturan perusahaan. Aspek-aspek Disiplin Kerja Menurut Natsir aspek-aspek disiplin
kerja meliputi: a. Aspek keteraturan dan ketepatan waktu kerja yaitu datang dan pulang
kerja dengan teratur dan tepat waktu. b. Aspek penggunaan pakaian kerja yaitu berpakaian
rapi dan lengkap ditempat kerja. c. Aspek penggunaan bahan dan alat perlengkapan kerja
yaitu menggunakan alat bahan dan alat perlengkapan dengan hati-hati. d. Aspek
penggunaan waktu kerja yaitu menggunakan waktu kerja yang sepenuhnya dan seefisien
mungkin. e. Aspek kepatuhan terhadap peraturan kerja yaitu tidak melakukan hal-hal yang
telah menjadi larangan perusahaan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Menurut faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja secara umum dapat dibedakan
menjadi dua yaitu: a. Faktor dari dalam diri individu meliputi kepribadian, semangat kerja,
motivasi kerja intrinsik serta kepuasan kerja. b. Faktor dari luar individu meliputi motivasi
kerja ekstrinsik, kepuasan kerja, kepemimpinan, lingkungan kerja dan tindakan indisipliner
yang diberikan. Menurut (Singodimedjo dalam Sutrisno, 2016) faktor-faktor yang
mempengaruhi disiplin kerja, yaitu: a. Besar kecilnya pemberian kompensasi b. Ada
tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat
dijadikan pegangan d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan e. Ada tidaknya
pengawasan pimpinan f. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan g. Diciptakan
kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin Sekian artikel Universitas
Psikologi tentang Teori Disiplin Kerja dan Aspek-aspek Work Discipline Menurut Para
Ahli. Semoga bermanfaat. Daftar Pustaka Labudo, Yusritha, 2013. Disiplin Kerja dan
Kompensasi Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Karyawan. Manado Masyjui, Isnan,
2005. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Kantor
Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Grobongan. Semarang Prihantoro, Agung. 2012.
Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja
dan Komitmen. Pati Rofi, Ahmad Nur, 2012. Pengaruh Disiplin Kerja dan Pengalaman
Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Departemen Produksi PT. Leo Agung Raya
Semarang. Semarang Prestawan, Anang, 2010. Hubungan antara Kepuasan Kerja dan
Disiplin Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera
Surakarta. Surakarta Sukirman, 2016. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Disiplin Kerja
Karyawan Bagian Produksi PT. Bintratex Semarang. Semarang Sopian, Irpan. 2016.
Disiplin Kerja Pegawai dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Pegawai. Provinsi
Kepulauan Riau Sutrisno, Edy, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakart: Kencana
Prenada Media Group Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang
berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru.

(Warning! Copyright 2019 by Universitas Psikologi) Sumber Artikel:


https://www.universitaspsikologi.com/2019/11/teori-disiplin-kerja-dan-aspek-work-
discipline.htmlAda berbagai tipe kepribadian untuk menggambarkan bagaimana seseorang
sebenarnya, termasuk pola pikir, perasaan, dan perilaku yang membuatnya berbeda dari
orang lain.

Sebenarnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengukur kepribadian
seseorang. Salah satunya teori Big 5, meliputi neuroticism, extraversion, openness,
agreeableness, dan conscientiousness.

Selain itu, ada tipe-tipe kepribadian seperti A, B, C, dan D. Berikut perbedaannya:

Tipe A

Karakteristik tipe A, mengacu pada agresif, kompetitif, suka bersaing, terobsesi pada
pekerjaan, dan tidak sabar.

Orang dengan tipe A benar-benar sulit bersabar, mereka cenderung frustrasi ketika
mengantre, sering menyela orang lain, dan berjalan atau berbicara dengan cepat,

Perilaku orang tipe A termasuk orang yang selalu ingin menang dalam segala hal mulai
dari pekerjaan hingga hubungan, bahkan jika kegiatan tersebut tidak kompetitif.

Tipe ini mendominasi dan cenderung mengabaikan keinginan serta kebutuhan orang lain
untuk mendukung keinginan diri sendiri.

Efek negatif dari kepribadian tipe A adalah stres, hipertensi, dan berujung pada
mengisolasi diri dari kehidupan sosial.

Tipe B

Bila dibandingkan, tipe B kontras dengan tipe A. Umumnya, kepribadian tipe B lebih
menikmati hidup, santai, tetap bekerja keras, tetapi memiliki tingkat stres lebih rendah.
Mereka juga menikmati prestasi tetapi tidak menjadi stres ketika mereka tidak tercapai.

Ketika menghadapi persaingan, mereka tidak keberatan menerima kekalahan dan


menikmati permainan atau mundur.

Tipe B memiliki tingkat imajinasi dan kreativitas lebih tinggi. Lebih toleran terhadap orang
lain, senang mengeksplorasi ide, dan konsep.

Mereka juga sering reflektif, berpikir tentang dunia luar, memiliki jadwal yang buruk, dan
dapat dapat didominasi oleh orang lain.

Tipe C
Karakter tipe C yaitu perfeksionis, terperinci, dan cenderung menganggap serius
semuanya.

Tipe ini selalu berpakaian rapi, bekerja dengan penuh semangat, konsisten, mengikuti
semua aturan, dapat diandalkan karena mereka tidak terburu-buru, bijaksana, dan sabar.

Ciri khas lain tipe C yaitu introver, tidak dapat mengekspresikan emosi, perasaan, atau
kebutuhan mereka kepada orang lain. Kenyataannya orang-orang ini sering mengabaikan
dan menyangkal perasaan.

Kekurangannya tipe C tidak tegas, lebih sering stres dan depresi dibandingkan dari tipe
kepribadian lain. Belum lagi, tipe ini sulit menolak permintaan orang lain, berujung pada
stres dan sakit.

Gangguan kesehatan yang berisiko pada tipe ini adalah rematik, asma, multiple sclerosis,
lupus dan amyotrophic lateral sclerosis. Sebagian besar merupakan gangguan autoimun.

Tipe D

Kepribadian lain ialah tipe D yang cenderung muram, menyembunyikan emosi dari orang
lain, dan pesimis.

Tipe D sering khawatir, sedih, mudah marah, menghindari situasi sosial, kurang percaya
diri, takut penolakan, sulit percaya orang lain, dan mudah putus asa.

Orang dengan tipe D sering mengalami emosi negatif. Selain ketakutan terhadap penolakan
dan penilaian, individu tipe D pun takut membebani orang lain dengan tekanan emosional
mereka, terutama orang terdekat.

Dalam segi kesehatan, tipe ini bekerja keras menahan, menutupi, dan menyembunyikan
emosi mereka. Kondisi ini sering mengarah pada komplikasi kesehatan seperti penyakit
arteri koroner, gangguan fungsi kekebalan tubuh, dan peradangan kronis.

Oleh karena kepribadian tipe D sering khawatir dan sedih, maka menjadi tantangan untuk
terlibat dalam interaksi sosial.

Menjalin hubungan dapat menjadi perjuangan berat bagi tipe ini.

Namun, ketika berhasil berhubungan dengan orang lain, biasanya mereka sulit untuk
mempertahankannya karena pengaruh negatif terus muncul.

Tipe ini dapat dianggap pesimis, suram, dan berpotensi tidak dapat didekati oleh pasangan,
teman, dan anggota keluarga.

Studi ini terutama diilhami oleh penelitian Hans Seyle dan Ho. Seyle yang dikenal sebagai
bapak stres modern pertama kali mengembangkan penelitian mengenai stres kerja yang
dikenal dengan GAS (the general adaptation syndrome). Penelitiannya ini merupakan
landasan bagi berbagai penelitian yang mengkaji secara khusus dampak stres terhadap
psikologis yang berkaitan dengan sikap, perilaku di tempat kerja, kognitif, dan kesehatan
fisik.

Friedman dan Rosenman, yang dikutip Gibson dkk, (1996) menyatakan bahwa individu
yang menunjukkan jenis kepribadian tipe A cenderung menjadi agresif dan ambisius. Sikap
permusuhannya mudah muncul, dan mereka merasakan pentingnya waktu. Mereka
umunya kurang sabar, kompetitif, dan pikirannya selalu dipenuhi masalah pekerjaan
mereka.

Penelitian lanjutan mengenai stres, kepribadian dan kesehatan jiwa terhadap sejumlah
eksekutif dari perusahaan-perusahaan perbankan, lembaga keuangan, dan asuransi di
Singapura. Studi Ho tersebut bertujuan menguji tingkat pengalaman stres, gaya mengatasi
stres, kepribadian (tipe A/tipe B), serta kesehatan jiwa.

Studi Ho ini menunjukkan bahwa, dengan mengabaikan tipe kepribadian atau industri,
berhasil diidentifikasi bahwa sebagian besar sumber stres berasal dari beban kerja yang
terlalu berat (work oveload). Lebih lanjut Ho menyatakan, jika memperhatikan tipe
kepribadian untuk tipe A sumber stres terbesarnya adalah ambiguitas peran, sedangkan
untuk tipe B sumber stres terbesarnya berasal dari hubungan antar kolega yang jelek.

MODEL PENGUJIAN

Menurut Friedman dan Rosenman (dalam Gibson, dkk, 1996) menyatakan bahwa perilaku
yang menunjukkan jenis kepribadian tipe A termasuk orang-orang yang: (a) berbicara
secara meledak-ledak dan terburu-buru, (b). Angan-angan hidupnya sangat sangat tinggi,
(c) tidak sabar, (d) memusatkan perhatian pada lebih dari satu kegiatan pada suatu waktu
tertentu, (e) sibuk sendiri, (f) tidak puas dengan penghidupan yang ada, (g) menilai
kegiatan seseorang berharga diukur dengan angka-angka, (h) berkecenderungan untuk
menantang dan bersaiang dengan orang lain, juga dalam hal-hal/keadaan yang tidak
meminta persaingan, dan (i) seringkali bersikap permusuhan walau sikap tersebut tidak
percaya.

Robbins (2007) menjelaskan karakteristik Tipe A ini adalah sebagai berikut :

1. Selalu bergerak, berjalan, dan makan dengan cepat


2. merasa tidak sabaran
3. berusaha keras untuk memikirkan atau melakukan dua hal atau lebih pada saat yang
bersamaan
4. tidak dapat menikmati waktu luang
5. terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal
yang bisa mereka peroleh

Berbeda dengan tipe A, tipe B memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Tidak pernah mengalami keterdesakan waktu atau ketidaksabaran


2. merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan pencapaian atau prestasi
mereka kecuali atas tuntutan situasi’
3. Bersenang-senang dan bersantai daripada berusaha menunjukkan keunggulan
mereka
4. bisa santai tanpa merasa bersalah

Anda mungkin juga menyukai