Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT MENDENGARKAN MUSIK K-pop DENGAN KREATIVITAS PADA REMAJA

Disusun oleh: AHMAD SHOFI MUBAROK 09082080

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan zaman globalisasi yang semakin pesat saat ini membawa dampak cukup besar bagi dunia. Salah satunya adalah persaingan global. Persaingan tersebut menuntut setiap individu memiliki kualitas tinggi agar mampu berperan aktif di dalamnya. Individu dituntut untuk mampu menyesuaikan diri, bergerak cepat, dan memiliki kemampuan untuk kreatif terhadap tantangan baru. Demikian beberapa dampak globalisasi yang meluas pada semua lapisan masyarakat baik orangtua, dewasa, anak anak dan terutama remaja (Widyantoro dalam Lestari, 2009). Menurut Monks, dkk (2006), masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Kesukaran yang ada bukan hanya bagi remaja itu sendiri tetapi bisa juga kesukaran bagi orangtua dan masyarakat sekitar. Pada masa ini sering terjadi

ketegangan emosi yang meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Seringnya timbul masalah pada masa ini setidaknya ada 3 kemungkinan. Kemungkinan pertama; secara fisik remaja bisa dikatakan sebagai sebaya dengan orang dewasa sedangkan segi umur remaja belum dapat dikategorikan sebagai orang dewasa. Kedua; pada masa kanak kanak sebagian besar masalah biasanya diselesaikan oleh orangtua sehingga remaja belum punya pengalaman untuk menyelesaikannya. Ketiga; para remaja merasa dirinya mandiri sehingga menolak bantuan orang lain dan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. Faktanya, banyak masalah bisa diselesaikan hanya dengan menemukan atau mencari strategi

baru dalam menjawab sebuah permasalahan yang kompleks, maka dari itu diperlukan kreativitas. Kreativitas merupakan aspek yang sangat penting dan berharga dalam setiap usaha manusia, sebab melalui kreativitas akan dapat ditemukan dan dihasilkan berbagai teori, pendekatan, dan cara baru yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Tanpa adanya kreativitas, kehidupan akan lebih merupakan suatu yang bersifat pengulangan terhadap pola pola yang sama (Sternberg dalam Rahmat, 2008). Menurut Juan Huarte (dalam Rahmat, 2008) kreativitas merupakan jenis kecerdikan tertinggi pada manusia yang tidak dimiliki makhluk lain. Jakarta (ANTARA News diakses pada 25 Oktober 2011) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengumumkan 58 nama pemenang kompetisi karya ilmiah di Jakarta, Selasa (4/10). Para pemenang tersebut terdiri atas 27 pelajar SMA, 16 mahasiswa dan 15 guru, yang menghasilkan 36 karya ilmiah di bidang ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam, demikian keterangan dari pihak penyelenggara. Kompetisi itu, yang diselenggarakan setiap tahun, terbagi atas empat kategori, yaitu Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG), Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI), dan National Young Inventor Awards (NYIA). LIPI menyaring sebanyak 89 karya ilmiah finalis dari total 1.833 proposal karya ilmiah. Proposal tersebut terdiri atas 1.045 karya LKIR, 345 karya LKIG, 227 karya PPRI, dan 216 karya NYIA. Di antara juara pertama peraih penghargaan tersebut berasal dari Jawa Barat, yaitu Muhammad Luthfi Nurfakhri dari SMAN 1 Bogor (Juara I LKIR) bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa (IPT). Judul karyanya Sensor Optis Digital Sebagai Alat Efisiensi Pemakaian Pupuk Nitrogen Pada Tanaman Padi (Oriza Sativa).

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa banyak remaja yang memiliki cukup antusias untuk maju dan berkembang. Mengembangkan potensi diri dan ilmu pengetahuan, sehingga membuat bangga bangsa ini dengan segudang

kreativitasnya. Sudah seharusnya remaja memiliki kreativitas yang mampu memacu inovasi inovasi baru yang dapat bermanfaat untuk memajukan dan mengharumkan nama bangsa. Pada kenyataannya, masih ada remaja yang bukannya meningkatkan prestasi dan kreativitas tetapi justru melakukan pengrusakan serta hal - hal yang kurang pantas. Seperti adanya tawuran antar-SMU, bullying dari senior kepada yuniornya, budaya mencontek serta plagiat karya orang lain, dan lain sebagainya. Banyak akibat buruk yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan buruk mencontek. Akibat buruk tersebut diantaranya adalah menurunnya rasa percaya diri dan kreativitas remaja dalam jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang mempunyai kebiasaan mencontek akan selalu merasa tidak percaya dengan apa yang dirinya kerjakan. Dalam menyelesaikan soal ada perasaan tidak yakin sehingga selalu ingin melihat pekerjaan orang lain dan membandingkannya. Hal ini akan berakibat remaja tersebut tidak mau lagi menyelesaikan soal dan lebih memilih melihat pekerjaan orang lain kemudian menyalinnya. Lama - kelamaan tidak akan ada ide - ide orisinil yang keluar dari pemikiran dan tidak bisa berkreasi.

(http://sopandiahmad.wordpress.com diakses pada 25 oktober 2011). Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa remaja, mereka melakukan tindakan mencontek hasil kerja orang lain karena tidak yakin terhadap diri sendiri dan malas berfikir atau karena ingin mencari solusi yang praktis untuk menyelesaikan suatu tugas. Padahal secara umum, mereka tahu mengenai tidak berharganya produk sebagus apapun jika diketahui bahwa produk tersebut adalah

hasil contekan. Selain merugikan orang lain sebagai kreatornya, karya hasil contekan bisa dituntut secara hukum dan bisa menjadi masalah. Misalnya mencontek dalam hal musik, rancangan busana, design, tulisan, dan sebagainya yang membuat pelaku tidak terbiasa menghasilkan suatu kreativitas yang orisinil. Menurut Berk (dalam Woolfolk, 2008) kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan karya yang orisinil, tetapi tetap tepat guna dan bermanfaat. Sedangkan Santrok (2009) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk berfikir mengenai sesuatu, dalam cara baru dan tidak biasa serta memikirkan solusi solusi unik terhadap masalah. Meskipun sebagian besar orang yang kreatif juga cukup cerdas (seperti diukur dengan nilai tinggi pada ujian intelegensi konvensional), dalam hal hal lain kebalikannya tidak selalu demikian. Banyak juga orang yang cerdas tetapi tidak begitu kreatif (Sternberg dalam Santrok, 2009). Munandar (dalam Hermanto, 2000) menjabarkan kreativitas dalam ciri ciri kognitif dan afektif. Ciri ciri kognitif dalam kreativitas meliputi kelancaran berfikir, keluwesan, elaborasi, dan keaslian. Sedangkan ciri afektif meliputi rasa ingin tahu, tertarik terhadap tugas yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil resiko dan tidak mudah putus asa. Sehingga menjadi orang yang kreatif merupakan hal yang menyenangkan karena dapat memaksimalkan potensi diri yang ada. Para peneliti telah meneliti berbagai proses kognitif, faktor faktor kepribadian, pola pola motivasional, dan latar belakang untuk menjelaskan kreativitas (Simonton dalam Santrok, 2009). Teresa Arnabile (dalam Santrok, 2009) mengusulkan sebuah model kreativitas tiga komponen. Pertama, individu atau kelompok harus mempunyai ketrampilan ketrampilan termasuk berbagai bakat dan kompetensi. Kedua, proses proses relevan - kreativitas yang diantaranya berbagai

kebiasaan kerja dan ciri kepribadian. Ketiga, motivasi tugas intrinsik atau keingintahuan yang mendalam terhadap tugas. Dari beberapa faktor penyebab tersebut di atas, faktor adanya motivasi atau keingintahuan yang mendalam memiliki pengaruh terhadap kreativitas, khususnya motivasi yang berasal dari dalam diri berupa minat. Remaja memiliki minat terhadap berbagai hal, diantaranya minat rekreasi, minat sosial, minat pribadi, minat pendidikan, minat pada pekerjaan, minat pada agama, dan minat pada simbol status (Hurlock dalam Muh. Awal, 2008). Minat terhadap musik merupakan salah satu dari minat rekreasi. Musik kerap menjadi tempat untuk menuangkan ungkapan seni, ekspresi dan kreativitas (Bebbi, 2011). Minat pada masa remaja mudah berubah dari satu objek ke objek yang lain. Seseorang tidak hanya memusatkan pada suatu objek saja, akan tetapi berkembang sejalan dengan pengalamannya berdasarkan pengaruh dari lingkungannya. Crow dan Crow (dalam Lestari, 2009) menyatakan bahwa minat pada diri seseorang tersusun atas beberapa aspek seperti ketertarikan, perhatian, rasa senang terhadap objek dan frekuensi remaja dalam mendengarkan musik. Ketertarikan merupakan tahap awal individu untuk memperhatikan suatu objek. Setelah perhatiannya memberikan kesan yang menyenangkan, individu akan melakukan kegiatan yang diulang ulang dengan objek minatnya. Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Kecenderungan minat yang ada pada individu akan mengarahkan timbulnya kemauan individu tersebut. Adanya minat terhadap obyek tertentu, maka akan timbul suatu perhatian secara langsung atau spontan (Walgito, 2001). Hurlock (1993) menyatakan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong individu untuk melakukan apa saja yang diinginkan. Menurut

Suryaningsih (dalam Muh. Awal, 2008) minat yang berkembang pada remaja bersifat pemilihan dan mempunyai arah serta tujuan, demikian pula dengan minat terhadap musik. Pada hakekatnya, musik adalah produk pikiran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1980) memberikan pengertian tentang musik yaitu suatu irama yang disusun berdasrkan nada nada yang disertai alat alat musik yang menghasilkan suatu lagu atau syair yang indah. Sedangkan untuk musik Korea yang menjadi minat remaja di Indonesia saat ini menganut jenis musik pop. Musik sangat berpengaruh dalam kehidupan apalagi selain didengarkan, dimainkan, dan dipentaskan juga dapt dipelajari secara ilmiah. Selain itu ditemukan pula, musik dapat menimbulkan dampak perilaku bagi pemain musik. Kegiatan mendengar dan memproduksi musik melalui bernyanyi otomatis akan melatih kemampuan memori yang implisit, seperti bagaimana cara naik sepeda, mengingat alfabet termasuk keterampilan motorik. Disamping meningkatkan kapasitas kinerja otak yang memperkuat hubungan antar neuron, pengaruh musik terhadap kinerja otak juga mempengaruhi kognisi dan perilaku. (Djohan, 2009). K-pop atau Korean pop, secara umum merupakan istilah bagi aliran musik pop yang berasal dari Korea. K-Pop berciri khas lagu2 ceria dengan tempo beat dan lirik bahasa Korea yang dicampur sedikit bahasa inggris dengan diiringi oleh tarian modern. Para penggemar K-Pop di Indonesia mulai tampak, dan lebih banyak dikuasai oleh anak muda, ini tidak terlepas dari cara perkembangan K-Pop yang begitu bisa memanfaatkan teknologi seperti internet. Selain itu, daya tarik terbesar dari K-Pop adalah lagu-lagu mereka yang bagus, penari yang tampan/cantik dan efek panggung yang luar biasa. Tempo musik mereka yang dengan cepat bisa

membaur dengan musik Asia (http://agoebanget.blogspot.com). Sehingga Indonesia tidak cukup sulit menerima irama K-Pop terutama bagi remaja. Menurut Djohan (2009) keterampilan kognisi juga dapat ditingkatkan melalui kegiatan kreatif dalam permainan musik. Karena aktivitas musik banyak melibatkan kegiatan yang mendorong terjadinya penciptaan penciptaan. Menurut pandangan psikologi, kreativitas mencakup kemampuan berfikir divergen, pemecahan masalah, menemukan solusi baru, dan membuat langkah langkah imajinatif. Pandangan bahwa komposisi musik merupakan salah satu proses pemecahan masalah adalah benar. Dalam membuat komposisi musik, terdapat proses menyeleksi dan menolak suara tertentu dan akhirnya menggabungkannya ke dalam suatu harmoni. Sheashore (Djohan, 2009) mengemukakan bahwa faktor umum yang sama sama dimiliki oleh musisi atau komponis adalah kemampuan untuk hidup, berfikir, dan beroprasi dalam suatu dunia tonal. Selain kemampuan tonal imagery, yaitu kondisi yang diperlukan untuk kerja kreatif dalam musik. Sehingga dapat dikatakan bahwa musik berpengaruh pada kreativitas. Melihat uraian di atas, dapat dikatakan bahwa musik memiliki pengaruh terhadap kemampuan berfikir seseorang. Musik K-Pop yang memiliki irama teratur dan ceria dengan tempo beat dan lirik bahasa Korea yang dicampur sedikit bahasa inggris dengan diiringi oleh tarian modern. Hal itu tentu akan membuat pikiran menjadi jernih dan mampu membuat seseorang menjadi lebih kreatif. Berlandaskan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti secara empiris apakah ada hubungan antara minat mendengarkan musik K-pop dengan kreativitas pada remaja?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

hubungan

antara

minat

mendengarkan musik K-pop dengan kreativitas pada remaja. Apabila penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara minat mendengarkan musik K-pop dengan kreativitas pada remaja, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya dalam bidang Psikologi sosial dan psikologi perkembangan mengenai kreativitas ditinjau dari minat mendengarkan musik K-pop pada remaja. 2. Manfaat Praktis Jika hasl penelitian menunjukkan bahwa minat menengarkan musik K-pop berkorelasi positif dengan kreativitas pada remaja, maka diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi remaja, orangtua, dan pendidik bahwa mendengarkan musik korea dapat mempengaruhi kreativitas dan kepada orangtua maupun orang dewasa lain untuk mengembangkan minat terhadap musik pada remaja sehingga mereka mampu melewati masa remaja dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bebbi Okatara. 2011. 6 Jam Jago Teknik Olah Vokal. Jakarta Timur: Gudang Ilmu. Depdikbud. 1980. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher. Hermanto, 2000. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kreativitas Pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. http://agoebanget.blogspot.com http://sopandiahmad.wordpress.com/2011/06/22/mencontek-menurunkan-percayadiri-dan-membunuh-kreatifitas/ diakses pada 25 Oktober 2011. http://www.antaranews.com/berita/278362/58-pemenang-raih-penghargaan-karyailmiah-lipi diakses pada 25 Oktober 2011. Hurlock, E.B. 1993. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Alih Bahasa: Istiwidayanti). Jakarta: Erlangga. Lestari Kurniawati, 2009. Minat Menonton Film Drama Romantis dengan Perilaku Seksual pada Remaja. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana. Monks, F.S. Koers, A.M.P. & Haditono, S.R. 2006. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Muh. Awal Purbani, 2008. Hubungan Antara Minat Terhadap Musik Rock Dengan Kecenderungan Perilaku Agresif pada Remaja Laki Laki. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Wangsa Manggala. Rahmat Aziz. 2008. Pengembangan Kreativitas Melalui Pembelajaran Model Synectics pada Siswa MTs Surya Buana Malang. Disertasi (tidak diterbitkan). Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negri Malang. Santrock. John W, 2009. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Salemba Humanika Woolfolk, Anita. 2009. Educational Psychology: Active Learning Edition. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai