Anda di halaman 1dari 14

Makalah Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

“Makharijul Huruf”

Dosen Pengampu : Mualimin.Mpd.I

Disusun Oleh : Kelompok 2

Saidah Terawati : PA.07.221.0100


Musholin : PA.07.221.0075
Agustina Wati : PA.07.221.0061

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)


YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah

“Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an” dengan pembahasan “Makharijul Huruf” tepat waktu.

Tujuan dari makalah ini agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca agar

lebih memahami mengenai baca tulis Al-Qur’an sehingga diharapkan dapat menerapkannya

dalam di dunia pendidikan. Dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun

menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak

kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik

yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini

bermanfaat bagi para pembaca.

Bungo,Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Makharijul Huruf ...........................................................................................2


B. Pengertian Harakat ..........................................................................................................2
C. Tempat-Tempat Keluarnya Huruf dan Cara Pelafalannya ..............................................6
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai kitab yang berisi firman-firman Allah SWT. Sebagai umat islam
sudah seharusnya kita menjaga kitab yang menjadi pedoman umat islam. Al-Qur’an
merupakan kalamullah maka dalam segi pembacaannya mempunyai tatacara
membacanya dalam arti kata kita mengetahui ilmunya agar tidak terjadi salah arti dalam
membaca Al-Qur’an serta bacaannya haruslah tartil. Atas dasar tersebut para ulama
menciptakan sebuah disiplin ilmu dalam membaca Al-Qur’an yaitu Ilmu Tajwid.
Ilmu Tajwid didalamnya menerangkan hukum-hukum bacaan yang terdapat dalam
Al-Qur’an. Dalam ilmu tajwid juga dibahas mengenai makhorijulhuruf agar dalam segi
pembacaannya ada perbedaan dalam semua huruf hijaiyah. Huruf hijaiyah mempunyai
sifatul huruf dan sifat itulah yang membedakan masing-masing huruf Hijaiyah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Makharijul Huruf ?
2. Apa Pengertian Harakat?
3. Dimana Tempat-Tempat keluarnya huruf dan cara pelafalannya ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Makharijul Huruf.
2. Untuk mengetahui Pengertian Harakat.
3. Untuk mengetahui Tempat-Tempat Keluarnya huruf dan cara pelafalannya..

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Makhorijul Huruf
Makhorijul huruf adalah tempat keluarnya huruf,yakni terdengarnya huruf
dengan jelas yang ditentukan oleh bunyi pengucapannya. Perbedaan makhraj menjadi
pembeda bunyi satu huruf dari huruf yang lain. 1 Tujuan makhorijul huruf ada dua
yaitu Pertama, dengan menguasai makhorijul huruf, kita terhindar kesalahan
pengucapan huruf. Kedua, dengan menguasai makhorijul huruf, kita bisa
membedakan bunyi huruf yang satu dengan huruf yang lain.2
B. Harakat
1. Pengertian Harakat
Yang dimaksud dengan harakat adalah semacam simbol (tanda baca) yang
ditulis di atas atau di bawah huruf Arab guna memperjelas gerakan pengucapan
huruf tersebut dan menandainya apakah ia berbunyi a atau u atau i.
Sebelum simbol/harakat ini ditulis maka huruf-huruf itu masih sebatas nama
huruf saja dan belum bisa dibaca sampai diketahui harakatnya, misalnya huruf
alif dan ba masih sebatas huruf dan belum bisa dibaca a, i, u, ba, bi, bu sampai ada
tanda baca/harakat di atas/bawahnya.3
Harakat dipakai untuk mempermudah cara membaca huruf Arab bagi orang
awam, pemula atau pelajar dan biasanya dituliskan pada buku-buku pendidikan,
buku anak-anak, dan kitab suci al-Quran, walaupun dalam penulisan sehari-hari
tidak menggunakan harakat, karena pada umumnya orang Arab sudah paham dan
mengerti akan tulisan yang mereka baca, tetapi kadang juga digunakan sebagai
penekanan dari suatu kata terutama pada kata-kata yang kurang umum digunakan
agar menghindari kesalahaan pembacaan.
2. Macam-Macam harakat
a. Harakat Fathah
Harakat fathah (‫ )فتحة‬adalah harakat yang berbentuk layaknya garis
horizontal kecil ( َ ) yang berada di atas suatu huruf Arab, Harakat fathah
berbunyi dasar “a”. Secara harfiah, fathah itu sendiri berarti membuka,

1
Muhammad Isham Muflim al-Qudhat, Panduan Lengkap Ilmu Tajwid, (Jakarta Selatan : Turos
Khazanah Pustaka Islam, 2015) hlm.39
2
Raisya Maula ibnu rusyid, Tahsin Tajwid, Tahfiz, (Yogyakarta, laksana , 2019) hlm. 55

3
Abdurrauf, Modul 1 Pengenalan, Penulisan dan Tandayu Baca Huruf Arab, hlm.26

2
layaknya membuka mulut saat mengucapkan fonem /a/. Ketika suatu huruf
diberi harakat fathah, maka huruf tersebut akan berbunyi /-a/, contonya huruf
lam (‫ )ل‬diberi harakat fathah menjadi /la/ (‫) َل‬.
b. Kasrah
Kasrah (‫ )كسرة‬adalah harakat yang berbentuk layaknya garis horizontal
kecil ( ِ ) yang diletakkan di bawah suatu huruf arab, harakat kasrah berbunyi
dasar “i”. Secara harfiah, kasrah bermakna melanggar. Ketika suatu huruf
diberi harakat kasrah, maka huruf tersebut akan berbunyi /-i/, contonya huruf
lam (‫ )ل‬diberi harakat kasrah menjadi /li/ ( ‫) ِل‬. Sebuah huruf yang berharakat
kasrah jika bertemu dengan huruf ya (‫ ) ي‬maka akan melambangkan fonem /-i/
yang dibaca panjang. Contohnya pada kata /lii/ ( ‫)لي‬
c. Dammah
Dammah (‫ )ضمة‬adalah harakat yang berbentuk layaknya huruf waw (‫)و‬
kecil yang diletakkan di atas suatu huruf arab ( ُ ), harakat dammah berbunyi
dasar “u”. Ketika suatu huruf diberi harakat dammah, maka huruf tersebut
akan berbunyi /-u/, contonya huruf lam (‫ )ل‬diberi harakat dammah menjadi
/lu/ (‫) ُل‬. Sebuah huruf yang berharakat dammah jika bertemu dengan huruf
waw (‫ ) و‬maka akan melambangkan fonem /-u/ yang dibaca panjang.
Contohnya pada kata /luu/ (‫)لـُو‬.
d. Alif Khanjariah
Fathah juga ditulis layaknya garis vertikal seperti huruf alif kecil ( ٰ )
yang disebut dengan mad fathah atau alif khanjariah yang melambangkan
fonem /a/ yang dibaca agak panjang. Sebuah huruf berharakat fathah jika
diikuti oleh Alif (‫ )ا‬juga melambangkan fonem /-a/ yang dibaca panjang.
Contohnya pada kata /laa/ (َ‫)ال‬
e. Tanwin
Tanwin (bahasa Arab: ‫التنــوين‬, "at tanwiin") adalah tanda baca yang
berbunyi “an”, “in” atau “un” harakat tanwin ada tiga macam yaitu fathah
dengan dua baris diatas huruf, tanwin kasrah dengan dua baris di bawah huruf
dan tanwin dhammah dengan dua dhammah di atas huruf.
f. Sukun
Sukun (‫ )سکون‬adalah harakat yang sukun yang diberi tanda seperti bulat
diatas huruf arab (‫)ه‬. Harakat sukun tidak dibaca artinya hurufnya mati.
misalkan pada kata mad ( ‫ )مـ َ ْد‬yang terdiri dari huruf mim yang berharakat

3
fathah (‫ ) َم‬sehingga menghasilkan bunyi /ma/, dan diikuti dengan huruf dal
yang berharakat sukun (‫ ) ْد‬yang menghasilkan konsonan /d/ sehingga
menjadi /mad/.
Harakat sukun juga bisa menghasilkan bunyi diftong, seperti /au/ dan
/ai/, contohnya pada kata (‫ )نـَوْ ُم‬yang berbunyi /naum(u)/ yang berarti tidur, dan
juga pada kata (‫ )لَـ ـيْن‬yang berbunyi /lain/ yang berati lentur, santai atau
lembut.4
g. Tasydid
Tasydid ( ‫ )تشــديد‬atau syaddah ( ‫ )شــدة‬adalah harakat yang berbentuk
layaknya huruf w atau seperti kepala dari huruf sin (‫ )س‬yang diletakkan di atas
huruf arab ( ّ ) . Harakat tasydid melambangkan penekanan pada suatu
konsonan yang dituliskan dengan simbol konsonan ganda, sebagai contoh
pada kata ( ٌ‫ )شـَـ َّدة‬yang berbunyi /syaddah/ yang terdiri dari huruf syin yang
berharakat fathah ( ‫ )ش‬sehingga menghasilkan bunyi /sya/, diikuti dengan
huruf dal yang berharakat tasydid fathah ( ‫ ) َّد‬yang menghasilhan bunyi /dda/,
diikuti pula dengan ta marbuta ( ٌ‫ )ة‬di akhir kata yang menghasilkan bunyi /h/,
sehingga menjadi /syaddah/.
h. Waqaf
Waqaf artinya berhenti pada suatu kata ketika membaca al-Qur’an baik
di akhir ayat maupun ditengah ayat. Berhenti saat membaca al-Qur’an tidak
boleh tergantung pada kemauan pembaca, namun ia membutuhkan
pengetahuan khusus agar bacaan menjadi bagus dan agar pemberhentian itu
tidak menyalahi makna kalimat.5
Berikut adalah tanda-tanda waqaf yang terdapat dalam al-Qur’an :
1. Tanda mim ( ‫ ) مـ‬disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu menghentikan
bacaan tepat pada tanda tersebut. Waqaf Lazim disebut juga waqaf
"Tāmm" (sempurna) karena waqaf terjadi setelah kalimat sempurna dan
tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( ‫) م‬,
memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, tetapi sangat jauh berbeda
dengan fungsi dan maksudnya.
2. Tanda tha' ( ‫ ) ﻁ‬adalah tanda Waqaf Mutlak dan haruslah berhenti.

4
Raisya Maula Ibnu Rusyid, Tahsin, Tajwid, Tahfidhz untuk Pemula¸(Laksana : Yogyakarta, 2019), hlm.
48-53
5
Luthfi Yansyah, Aku Pintar Tajwid, (Jakarta Timur : IKAPI, 2014) hlm. 36

4
3. Tanda jim ( ‫ ) ﺝ‬adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini
walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4. Tanda dzal ( ‫ ) ﻇ‬bermaksud lebih baik tidak berhenti;
5. Tanda qaf ( ‫ ) ﻕ‬merupakan singkatan dari "Qīla ‘alaihil-waqf" yang
bermakna "telah dinyatakan boleh berhenti pada waqaf sebelumnya", maka
dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwakafkan;
6. Tanda lā ( ‫ ) ﻻ‬bermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul
kadangkala pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di
pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di
penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak;
7. tanda kaf ( ‫ ) ﻙ‬merupakan singkatan dari "Kadzālik" yang bermakna
"serupa". Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan wakaf
yang sebelumnya muncul.6

6
Zaki Zamani, Tuntunan Belajar Tajwid, ( Tim Medpress : Yogyakarta, 2015), hlm. 83-84

5
C. Tempat-Tempat Keluarnya Huruf dan Cara Pelafalannya

Dalam melafadzkan bacaan Al-Quran seseorang harus memperhatikan bunyi

lafadnya. Tapi tahukan kamu bahwa tempat keluarnya huruf hijaiyah itu beragam?

Dalam ilmu tajwid memang terdapat perbedaan tempat keluarnya kuruf. Tempat

keluarnya huruf hijaiyah itu ada 17 tempat, dan bila diringkas ada 5 tempat, yaitu;

Al-Jauf (lubang /rongga mulut)

Al-Halqu (tenggorokan / kerongkongan)

Al-Lisanu (lidah)

Asy-Syafatain (dua bibir)

6
Al-Khoisyum (janur hidung)7

Penjelasan dari masing-masing makhorijul huruf tersebut adalah sebagai berikut :

makharijul huruf

Al-Jauf (‫)الجوف‬, artinya rongga mulut dan rongga tenggorokan

Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada rongga mulut dan rongga

tenggorokan. Bunyi huruf yang keluar dari rongga mulut dan rongga tenggorokan ada tiga

macam, yaitu ; alif ( ‫) ا‬, wawu mati ( ْ‫ ) و‬dan ya’ mati ( ْ‫ ) ي‬dengan penjelasan sebagai berikut:

 Alif dan sebelumnya ada huruf yang difathah Contoh : ‫َمااَل َغ َوى‬

 Waw mati dan sebelumnya ada huruf yang didhommah Contoh :‫قُوْ لُوْ ا‬

 Ya’ mati dan sebelumnya ada huruf yang dikasrah Contoh :‫َحا ِم ِدي َـْن‬

Al-Halqu (‫)الحلق‬, artinya tenggorokan / kerongkongan

Yaitu tempat keluar bunyi huruf hijaiyah yang terletak pada kerongkongan /

tenggorokan. Dan berdasarkan perbedaan teknis pelafalannya, huruf-huruf halqiyah (huruf-

huruf yang keluar dari tenggorokan) dibagi menjadi tiga bagian yaitu ;

 Aqshal halqiy (pangkal tenggorokan), yaitu huruf hamzah ( ‫) ء‬dan ha’ ( ‫) ه‬

 Wasthul halqiy (pertengahan tenggorokan), yaitu huruf ha’ ( ‫ ) ح‬dan ’ain ( ‫) ع‬

 Adnal halqiy (ujung tenggorokan), yaitu huruf ghoin ( ‫ ) غ‬dan kho’ ( ‫) خ‬8

Al-Lisan (‫)اللسان‬, artinya lidah

Bunyi huruf hijaiyah dengan tempat keluarnya dari lidah ada 18 huruf, yaitu :

Berdasarkan delapan belas huruf itu dapat dikelompokkan menjadi 10 makhraj, yaitu sebagai

berikut :

 Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang, yaitu huruf Qof (‫)ق‬.
Maksudnya bunyi huruf qof ini keluar dari pangkal lidah dekat dengan kerongkongan
yang dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian belakang.

 Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian tengah, yaitu huruf Kaf (
‫)ك‬. Maksudnya bunyi huruf kaf ini keluar dari pangkal lidah di depan makhraj huruf
7
Zaki Zamani, Tuntunan Belajar Tajwid, (Yogyakarta : Medpress Digital, 2014) hlm. 25
8
Samsul Amin, Ilmu Tajwid, (Jakarta : el-Ameen, 2014) hlm. 14-16

7
qof, yang dihimpitkan ke langit-langit bagian mulut bagian tengah. “Dua huruf
tersebut ( ‫ ) ق‬dan ( ‫) ك‬, lazimnya disebut huruf LAHAWIYAH ( ‫) لهويّة‬, artinya huruf-
huruf sebangsa anak mulut atau sebangsa telak lidah.”

 Tengah-tengah lidah, yaitu huruf Jim ( ‫) ج‬, Syin ( ‫ ) ش‬dan Ya’ ( ‫) ي‬. Maksudnya bunyi
huruf-huruf tersebut keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta menepati langit-langit
mulut yang tepat di atasnya. “Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf SYAJARIYAH (
‫) شجريّة‬, artinya huruf-huruf sebangsa tengah lidah.”

 Pangkat tepi lidah, yaitu huruf Dlod ( ‫) ض‬. Maksudnya bunyi huruf Dlod ( ‫ ) ض‬keluar
dari tepi lidah (boleh tepi lidah kanan atau kiri) hingga sambung dengan makhrojnya
huruf lam, serta menepati graham. “Huruf Dlod ( ‫ ) ض‬ini lazimnya disebut huruf
JAMBIYAH (‫)حنبيّة‬, artinya huruf sebangsa tepi lidah.”

 Ujung tepi lidah, yaitu huruf Lam (‫)ل‬. Maksudnya bunyi huruf Lam (‫ )ل‬keluar dari
tepi lidah (sebelah kiri/kanan) hingga penghabisan ujung lidah, serta menepati dengan
langit-langit mulut atas.

 Ujung lidah, yaitu huruf Nun (‫)ن‬. Maksudnya bunyi huruf Nun (‫ )ن‬keluar dari ujung
lidah (setelah makhrojnya Lam (‫)ل‬, lebih masuk sedikit ke dasar lidah dari pada Lam (
‫))ل‬, serta menepati dengan langit-langit mulut atas.

 Ujung lidah tepat, yaitu huruf Ro’ (‫)ر‬. Maksudnya bunyi huruf Ro’ (‫ )ر‬keluar dari
ujung lidah tepat (setelah makhrojnya Nun dan lebih masuk ke dasar lidah dari pda
Nun), serta menepati dengan langit-langit mulut atas. “Tiga huruf tersebut di atas
(Lam, Nun dan Ro’), lazimnya disebut huruf DZALQIYAH (‫)ذلقية‬, artinya huruf-huruf
sebangsa ujung lidah.”

 Kulit gusi atas, yaitu Dal (‫)د‬, Ta’ (‫ )ت‬dan Tho’ (‫)ط‬. Maksudnya bunyi huruf-huruf
tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepat i dengan pangkal dua gigi seri yang
atas. “Tiga huruf tersebut lazimnya disebut NATH’IYAH (‫)نطغية‬, artinya huruf-huruf
sebangsa kulit gusi atas.”

 Runcing lidah, yaitu huruf Shod (‫)ص‬, Sin (‫ )س‬dan Za’ (‫)ز‬. Maksudnya bunyi huruf-
huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepati ujung dua gigi seri yang bawah.
“Tiga huruf tersebut lazimnya disebut huruf ASALIYAH (‫)أسلية‬, artinya huruf-huruf
sebangsa runcing lidah.”

 Gusi, yaitu huruf Dho’ (‫)ظ‬, Tsa’ (‫ )ث‬dan Dzal (‫)ذ‬. Maksudnya huruf-huruf tersebut
keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas. “Tiga
huruf ini lazimnya disebut huruf LITSAWIYAH (‫)لثوية‬, artinyahuruf sebangsa gusi.”

8
Al-Syafatain, artinya dua bibir

Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada kedua bibir.Yang termasuk

huruf-huruf syafatain ialah wawu (‫)و‬, fa’ (‫)ف‬, mim (‫ )م‬dan ba’ (‫ )ب‬dengan perincian sebagai

berikut :

 Fa’ (‫ )ف‬keluar dari dalamnya bibir yang bawah, serta menepati dengan ujung dua gigi
seri yang atas.

 Wawu, Ba, Mim (‫ م‬, ‫ ب‬, ‫ )و‬keluar dari antara dua bibir (antara bibir atas dan bawah).
Hanya saja untuk Wawu bibir membuka, sedangkan untuk Ba dan Mim bibir
membungkam.

“Empat huruf tersebut di atas lazimnya disebut huruf SYAFAWIYAH, artinya huruf-

huruf sebangsa bibir.”

Al-Khaisyum, artinya pangkal hidung

Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada janur hidung. Dan jika kita

menutup hidung ketika membunyikan huruf tersebut, maka tidak dapat terdengar. Adapun

huruf-hurufnya yaitu huruf-huruf ghunnah mim dan nun dengan ketentuan sebagai berikut:

 ّ
Nun bertasydid (‫)ن‬

 Mim bertasydid (‫) ّم‬

 Nun sukun yang dibaca idghom bigunnah, iqlab dan ikhfa’ haqiqiy

 Mim sukun yang bertemu dengan mim (‫ )م‬atau ba (‫)ب‬9

BAB III

9
Zaki Zimani, Tajwid Pemula, (Yogyakarta : Medpress, 2014) hlm. 25-33

9
PENUTUP

A. Kesimpulan

Makhorijul huruf adalah tempat keluarnya huruf,yakni terdengarnya huruf dengan

jelas yang ditentukan oleh bunyi pengucapannya. Perbedaan makhraj menjadi pembeda

bunyi satu huruf dari huruf yang lain.

Sedangkan harakat adalah semacam simbol (tanda baca) yang ditulis di atas atau di

bawah huruf Arab guna memperjelas gerakan pengucapan huruf tersebut dan

menandainya apakah ia berbunyi a atau u atau i.

Tempat keluarnya huruf hijaiyah itu ada 17 tempat, dan bila diringkas ada 5 tempat,

yaitu;

Al-Jauf (lubang /rongga mulut)

Al-Halqu (tenggorokan / kerongkongan)

Al-Lisanu (lidah)

Asy-Syafatain (dua bibir)

Al-Khoisyum (janur hidung)

B. Saran

Berdasarkan pemaparan materi diatas bahwa penting sekali sebagai seorang

pendidik maupun peserta didik mengetahui pengertian dan cara baca makharujul

huruf agar dapat membantu proses lembaga pendidikan terutama pendidikan Islam

sehingga tercapai tujuan pendidikan Dunia dan Akhirat

Daftar Pustaka

10
Muhammad Isham Muflim al-Qudhat, Panduan Lengkap Ilmu Tajwid, (Jakarta Selatan : Turos
Khazanah Pustaka Islam, 2015) hlm.39
Raisya Maula ibnu rusyid, Tahsin Tajwid, Tahfiz, (Yogyakarta, laksana , 2019) hlm. 55

Abdurrauf, Modul 1 Pengenalan, Penulisan dan Tanda Baca Huruf Arab, hlm.26

Luthfi Yansyah, Aku Pintar Tajwid, (Jakarta Timur : IKAPI, 2014) hlm. 36

Zaki Zamani, Tuntunan Belajar Tajwid, ( Tim Medpress : Yogyakarta, 2015), hlm. 83-84

Samsul Amin, Ilmu Tajwid, (Jakarta : el-Ameen, 2014) hlm. 14-16

11

Anda mungkin juga menyukai