Anda di halaman 1dari 11

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Qowaidul Imla’

Dosen Pengampu : Ahmad Jazuli S.S, M.A.

Disusun Oleh :

1. Almira Rahma Siwi (B0519006)


2. Dina Rochmaningsih (B0519012)
3. Diva Kristya A (B0519013)
4. Firman Bagus Saputra (B0519018)
5. Hafidh Khairi Misbahuddin (B0519019)
6. Nafiatul Amaliyah (B0519043)
7. Naufal Pradysha (B0519044)
8. Putri Widya Pangesti (B0519047)
9. Rizki Novendra (B0519052)
10. Selvi Eva Fitriana (B0519056)
11. Zufar Alfaruqi (B0519064)

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
melimpahkan berkah, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Memahami tulisan dan macam-macam tulisan arab. Makalah ini dibuat berdasarkan
tugas mata kuliah Qowaidul Imla’ yang diampu oleh Dosen Ahmad Jazuli.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bekerja sama dalam
pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Kami menyadari akan kekurangan-kekurangan dalam pembuatan laporan ini yang harus
dibenahi, oleh karna itu kami mengharapkan masukan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna sempurnanya makalah ini di masa mendatang. Akhir kata kami mohon maaf atas segala
kesalahan dan kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 6 September 2019

Tim Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menulis bahasa arab memang diperlukan ketelitian, maka dari itu salah satu
metode yang digunakan adalah qowa’idul imla’. Qowa’id adalah tata bahasa untuk
menyusun kalimat di dalam bahasa arab. Imla’ berarti menyampaikan atau
mendiktekan kepada orang lain dengan suara keras agar dia memindahkan secara baik
dari segi bahasa dan mempelajarinya.

Dalam qowa’idul imla’ kita mempelajari tentang cara memahami tulisan-


tulisan arab dan macam-macam tulisan arab.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara memahami tulisan arab?


2. Apa saja macam-macam tulisan arab?

B. Tujuan
1. Untuk memahami tulisan-tulisan arab.
2. Untuk mengetahui macam-macam tulisan arab.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pemahaman (Pengertian) Penulisan dan Kegunaanya.

‫َب يَ ْكتُبُ َكتْبًا‬


َ ‫ َكت‬dengan difathah (huruf kaf) – yaitu mashdar yang diqiyashkan, dan ‫ ِكتَابًا‬dengan
dikasrah (huruf kaf) dengan menyelisihi qiyas. Begitu pula dengan kata ً‫ ِكت َا َبة‬dan ً‫ ِكتْبَة‬dengan
dikasrah (huruf kaf keduanya) –
Dari Ibnu Sayyidihi (Anak Tuannya) : kata ُ‫ ا ْكتَتَبَه‬seperti lafadl ُ‫ َكتَبَه‬, atau lafadl ُ‫ َكتَبَه‬ketika dia
menulisnya.
Dan lafadl ‫( اكتتبه‬dituliskannya) : ketika dia meminta menuliskannya.
Dan ‫( استكتبه الشيء‬meminta menulis sesuatu) : maksudnya meminta dia untuk menulis
untuknya.

Di dalam al Quran Allah SWT berfirman di dalam surat al-Furqan ayat 5 :


‫يل‬ ِ َ‫ي ت ُ ْملَ ٰى َعلَ ْي ِه بُ ْك َرةً َوأ‬
ً ‫ص‬ َ ‫( ا ْكتَت َ َب َها فَ ِه‬dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu
kepadanya setiap pagi dan petang)
‫اإلملء = اإلكتاب‬, maka ketika kamu mengatakan ‫ ا َ ْك ِت ْب ِني هذه القصيدة‬maknanya ‫أ َ ْم ِل َها َعلَي‬
Imam Bithlusy menyebutkan tentang golongan golongan penulis dan kewajiban-kewajiban
mereka sesuai perkerjaan mereka . beliau mengatakan:
Golongan penulis sebagaimana yang disebut oleh Ibnu Muqollah ada 5
a. Penulis khat (katib khat)
Dia adalah penjual alat tulis menulis atau pabrik kertas dan yang diterbitkan/ditulis
b. Penulis lafadl (katib lafdl)
Dia adalah penulis surat (yakni penulis berbagai macam surat)
c. Penulis akad (perjanjian) (katib ‘aqd)
Penulis hitungan yang ditulis untuk pekerja.
d. Penulis hokum (katib hukmi)
Dia adalah orang yang menulis untuk hakim dan sejenisnya yang terdiri dari orang-orang
yang berkecimpung dalam teori hokum.
e. Penulis Pengumuman/Keputusan (katib Tadbir)
Dia adalah sekretaris Raja (presiden) atau sekretaris menteri negaranya.

Setiap dari Kelima penulis tersebut butuh kemampuan terhadap ilmu berbicara sehingga
mengetahui tentang I’rab, selamat dari lahn (kesalahan), mengetahui singkatan dan
kepanjangan, pemotongan dan penyambung, mudzakar dan muannats, dan dia mengetahui
tentang huruf-huruf hijaiyah karena kesalahan di dalam huruf hijaiyyah seperti kesalahan
dalam percakapan. Kitabah atau penulisan adalah hasil karya tangan atau produksi yang bisa
diketahui dengan belajar dan praktek. Dia dibutuhkan oleh setiap orang yang sibuk dengan
ilmu disegala aspek dan segala cabang ilmu. Maka benarnya suatu tulisan atau kitabah itu
merupakan syarat untuk benarnya suatu isi atau kandungan dari suatu tulisan. Tidak adaa
perbedaan dalam hal itu baik antara ilmu teori maupun ilmu praktek dan tidakpula ada
perbedaan antara apakah ilmu syariat, ilmu sastra, bahasa, atau sosiologi, dan alin sebagainya.

Para ulama mencakupkan dengan menulis risalah yang singkat tentang kaidah-kaidah
penulisan, baik risalah tersebut terpisah atau digabungkan dengan ilmu nahwu. Maka didalam
kitab sastranya adabul katib yang dikarang ibnu kutaibah kita menemukan dalam kitab
taqwiimu alyad pada bab iqomatul hija bahwa bab tersebut mengandung berbagai macam tema
yang sampai pada penulisan atau tentang kaidah-kaidah imla’.

Menurut syekh syamsudin al-akfafi al-anshori beliau mengatakan tentang ilmu sastra. Sastra
adalah ilmu yang mengetahui tentang berbagai macam pemahaman perkara yang terdapat
dhamir-dhamir dengan petunjuk-petunjuk lafadz dan penulisan. Adapun tema—temanya
adalah lafadz dan penulisan dari arah petunjuk keduanya. Dan maksud dari perkataan ini
terkumpul dari 10 ilmu yaitu: ilmu bahasa, ilmu tasrif, ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu
badi’,ilmu ‘arud, ilmu qowafy, ilmu nahwu, ilmu qowaninul kitabah, dan ilmu qowaninul
qira’ah. Itu semua karena teori tentang sastra, baik berada dalam lafadz-lafadz atau penulisan.

Kemudian beliau mengatakan dalam penjelasan pentingnya atau peran dari ilmu kitabah
adalah ilmu yang berguna untuk mengetahui berbagai macam bentuk huruf yang tunggal dan
peletakan-peletakannya, serta tatacara untuk menyusunnya dalam lafadz dan apa yang ditulis
dari huruf-huruf itu didalam lembaran-lembaran, dan bagaimana cara atau jalan untuk menulis
dan apa yang tidak ditulis serta mengganti apa yang harus diganti dan dengan apa harus
mengganti dan tentang berbagai macam tema-tema dari penulisan. Adapun manfaat ilmu
tersebut cukup jelas, yaitu ilmu ini adalah ilmu tentang aturan-aturan membaca itu selalu ada
untuk tujuan yang satu, yaitu petunjuk tulisan yang baik secara lafadz.

2. MACAM-MACAM TULISAN ARAB )‫(كتابة\خط‬

Kata kitabah (‫ )كتابة‬dalam bahasa Arab berasal dari isim mashdar dari kata kataba-yaktubu-
kitabatan (ً‫ ِكتَا َبة‬- ُ‫ َي ْكتُب‬-‫َب‬
َ ‫ ) َكت‬yang berarti tulisan. Dalam bahasa Arab, terdapat 3 macam tulisan.
Yang pertama disebut dengan tulisan mushaf atau dalam bahasa Arabnya dikenal dengan
sebutan Kitabah Al-Mushaf, yang kedua adalah tulisan ‘Arudl atau dalam bahasa Arab disebut
dengan Al-Kitabah Al-‘Arudliyah, dan yang ketiga adalah tulisan imla’ atau Al-Kitabah Al-
Qiyasiyah/Al-Qiyasiyah. Berikut ini akan dijelaskan satu-persatu dari macam-macam tulisan
Arab tersebut:
1. Tulisan Mushaf (Kitabah Al-Mushaf)
Al-Qur’an ialah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara malaikat Jibril sebagai mukjizat dan dihitung ibadah jika membacanya. Sedangkan
Mushaf ialah apapun yang ada tulisan al-Qur’annya, walaupun berupa kertas, papan, daun, dll,
yang ditujukan untuk dibaca. Sebenarnya, al-Qur’an dan mushaf itu sama. Hanya saja, al-
Qur’an itu identik dengan bacaan, sedangkan mushaf cenderung dengan tulisan atau kertasnya.
Mushaf Utsmani merupakan mushaf yang dicatat dan disempurnakan pada zaman Khalifah
‘Usman ibn ‘Affan yang digunakan kaedahnya hingga hari ini. Jadi, Mushaf Ustmani
disandarkan pada nama khalifah Ustman bin Affan. Menurut jumhur ulama, mushaf ini
berjumlah 6 buah.
Tulisan Mushaf (Kitabah Al-Mushaf) merupakan jenis tulisan Arab yang terdapat pada
mushaf atau biasa dikenal dengan sebutan Rasm Ustmani. Rasm atau bentuk tulisan dalam
Mushaf Ustmani berlainan pada beberapa tempat daripada tulisan biasa bahasa Arab. Satu
kalimah (Bahasa Arab dari “kata”) yg ditulis, boleh dibaca dengan beberapa wajah (untuk
mencakupi perbedaan Qiraat bacaan).
Contoh: pada surat al-Fatihah ayat ke-4, ketika dibaca = “maaliki” atau “maliki” Ditulis
dengan “mim+ lam + kaf” (‫) َم ِل ِك‬, bukan (‫“ ) َما ِل ِك‬mim + alif + lam + kaf”. Mushaf Ustmani
sekarang kata “maliki” ditulis dengan meletakkan alif kecil di atas huruf mim. Sehingga,
Qiraat yg baca “maaliki” akan menggunakan alif kecil itu, dan Qiraat yg baca “maliki” akan
tidak memperdulikan alif kecil itu.
Para penulis wahyu waktu itu menulis dengan khat Jazm, Begitu juga pada tulisan mushaf
rasm ustmani yg pertama. Seni khat telah berkembang, maka al-Quran yg ada pada kita
sekarang menggunakan khat Naskhi.

2.Tulisan ‘Arudl (Al-Kitabah Al-‘Arudiyah)


Tulisan ‘Arudl merupakan jenis tulisan Arab yang mempunyai rumus/qoidah tertentu yang
berbeda dengan rumus/qoidah pada tulisan Imla’. Tulisan ‘Arudl mempunyai aturan bahwa
setiap kata yang diucapkan harus ditulis, dengan demikian maka perlu adanya penambahan
huruf yang tidak ditulis pada tulisan Imla’, dan juga perlu ada pembuangan pada sebagian
huruf yang ditulis pada tulisan Imla’.
Di antara huruf yang ditulis secara khath ‘Arudhi walaupun tidak ada dalam khath Imlâi
adalah:
a. Alif pada kata “Lâkin” (‫)لكن‬, apabila ditulis secara khat ‘Arudhi maka menjadi ‫الكن‬.
b. Alif pada kata-kata (‫ َهذا‬,‫هذه‬dan ‫ )هؤالء‬ditulis secara khat ‘Arudhi menjadi (‫هاذا‬, ‫)هاءالء هاذهي‬
c. Tanwin dalam khath Imla’ baik fathatain ( ًً), kasrahtain (ً) dan dhammahtain (ً) ditulis
secara khath ‘Arudh menjadi nun sukun, seperti penulisan kata ‫ َر ُجل‬menjadi ‫َر ُجلُ ْن‬
d. Huruf yang ada di ujung bait yang dibaca panjang (musyba’) jika yang dipanjangkan
adalah harakat fathah ( ًَ), maka khath ‘Arudhi-nya ditulis dengan huruf alif (‫)ا‬, seperti kata
َ ‫ أَ َع‬menjadi ‫أَ َعابَا‬. Jika yang dipanjangkan adalah harakat kasrah (ً),
‫اب‬ ِ maka khath ‘Arudhi-nya
ditulis dengan huruf ya (‫ )ي‬seperti kata ‫ ِب ِه‬menjadi ‫ ِب ِهي‬dan jika yang dipanjangkan adalah
harakat dhammah, maka khath ‘Arudhi-nya ditulis dengan huruf wawu (‫)و‬, seperti kata ُ‫َله‬
menjadi ‫لَ ُهو‬
e. Huruf yang ber-tasydid dalam khath ‘Arûdhi dibagi menjadi dua huruf, yang pertama
ْ dan yang kedua berharakat, seperti kata ‫ قَطـع‬menjadi ‫قططع‬, kata ‫ َعد‬menjadi َ‫ َعدَد‬, dan
sukun (ً)
termasuk dalam kategori ini adalah alif lam syamsiyah (‫ )ال‬seperti huruf sîn (‫ )س‬pada kata
‫ السّماء‬menjadi ‫السسماء‬
f. Wawu yang dibaca panjang pada nama-nama seperti ‫ داود‬dan‫ طاوس‬ditulis secara khath
‘arûdhî menjadi ‫ داوود‬dan‫طاووس‬
Dan di antara huruf yang tidak ditulis dalam khath ‘arûdhi walaupun ada dalam khath imla’
adalah:
a. Hamzah washal yang terdapat di tengah kalimat, seperti (‫)واذكر‬ditulis dengan khath
‘arûdhî (‫)وذكر‬
b. Alif pada alif lâm qamariyah seperti (‫ )والقمر‬ditulis dengan khath ‘arûdh (‫)ولقمر‬
c. Alif pada alif lam syamsiyah seperti (‫ )النجم‬ditulis dengan khath ‘arûdhî(‫)اننجم‬
Huruf-huruf mad baik alif, ya atau wawu apabila bertemu dengan huruf mati seperti:
1) alif pada kata ‫ على األخلق‬ditulis dengan khath ‘arûdhî menjadi ‫علل اخلق‬,
2) ya pada kata ‫ عنقي المجد‬ditulis secara khath ‘arûdhî menjadi ‫عانقل مجد‬
3) wawu pada kata ‫ خطوا الملك‬ditulis dengan khath ‘arûdhî menjadi ‫ملك خطل‬
Dan termasuk ke dalam kategori ini adalah alif Maqshuroh dan ya’ manqush yang keduanya
tidak bertanwin dan menghadapi huruf mati seperti
1) ‫ فتى القوم‬ditulis dengan khath ‘arûdhî menjadi ‫ فتل قوم‬dan
2) ‫ بالي المجد‬ditulis dengan khath ‘arûdhî menjadi ‫بالل مجد‬

3. Tulisan Imla’ (Al-Kitabah Al-Qiyasiyah/Al-Qiyasiyah)


Imla’ adalah kajian tentang teori tulis-menulis dan melafalkan huruf hijaiyah secara benar
dalam bentuk tunggal, kata, atau kalimat dan teori-teori tentang tanda baca sekaligus
aplikasinya dalam teks.
Jadi imla’ merupakan ilmu yang mencakup dua hal, yaitu kemampuan menulis huruf-huruf
hijaiyah dan kemampuan mengucapkan/melafalkan huruf-huruf hijaiyah secara benar. Selain
itu, dengan kata lain Imla’ juga memiliki arti talqin yaitu menyampaikan atau mendiktekan
kepada orang lain dengan suara keras agar dia memindahkan secara baik dan benar dari segi
bahasa dan mempelajarinya.
Seseorang akan dapat membaca sebuah teks dengan benar bila dapat membedakan bentuk
tulisan (huruf) nya. Sebaliknya seorang penulis akan mampu menulis dengan benar bila ia
mampu membaca atau mendengarkan bacaan dengan tepat dan benar. Dengan kata lain, salah
membaca akan memberikan ekses salah dalam menulis dan sebaliknya. Dalam Imla’ hasil
tujuan akan dipengaruhi oleh kualitas bacaan (guru) dan pendengaran (murid). Kualitas
pendengaran dan bacaan yang bagus mengantarkan pada hasil Imla’ yang bagus.
Bukan hanya itu, akan tetapi tekanan dan intonasi serta panjang pendek ucapan sebuah kata
juga akan sangat berpengaruh terhadap hasil imla’ yang dilakukan oleh murid, di samping juga
jauh dari keinginan guru selaku Mumli’. Karena salah satu karasteritik bahasa Arab yang tidak
dimiliki oleh bahasa lain adalah makna sangat dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk ucapan
panjang dan pendek yang jika tidak proporsional akan berakibat perubahan makna suatu kata.
Contoh ‫ مات‬dan ‫ متى‬. Kata pertama bermaknamati, sedangkan kata kedua berarti kapan (kata
Tanya). Dengan demikian adalah sebuah kesalahan fatal jika pemanjangan suku kata
dilakukan tidak pada tempatnya. Di samping merusak maksud bahasa, hal itu sekaligus
menjauhkan dari pesan kalimat yang dimaksud oleh penulis tulisan.
Adapun tujuan Imla’ adalah sebagai berikut:
a. Memberikan latihan kepada peserta didik tentang penulisan huruf-huruf hijaiyah dan
kalimat-kalimat dengan memperhatikan lebih seksama kalimat-kalimat yang banyak terjadi
kesalahan dalam penulisan.
b. Karena imla’ merupakan salah satu cabang dari cabang-cabang bahasa, dan tugas utama
dari bahasa yaitu pemahaman, sehingga dapat dipastikan bahwa salah satu tujuan imla’ adalah
memberikan peserta didik sebuah pemahaman.
c. Memperbaiki tulisan dan memperjelas tulisan tersebut
d. Melatih beberapa indra yang berkaitan dengan imla’ yaitu: telinga, tangan dan mata.
e. Memperluas pengalaman, bekal ilmu bahasa
f. Melatih penulisan secara cepat, jelas dan benar sehingga membiasakan peserta didik untuk
mendengarkan dengan baik
g. Membiasakan peseta didik hidup teratur, cermat dan kritis.

Macam-macam Imla’ ada 4, diantaranya adalah:


a. Al-Imla’ al-Manqul: peserta didik menulis bagian dari buku atau apa yang tertulis di
papan tulis setelah dibaca, dipahami serta dieja kalimat-kalimatnya.
b. Al-Imla’ al-Mandzur: pemaparan beberapa kalimat kepada peserta didik dengan cara
membaca dan memahaminya kemudian ditutup dan diejakan.
c. Al-Imla’ al-Istima’i yaitu peserta didik mendengarkan potongan kata setelah pembahasan
kalimat.
d. Al-Imla’ al-Ikhtibari (Latihan) dengan tujuan sebagai neraca timbangan seberapa besar
kemampuan peserta didik.
Metodologi Pembelajaran Imla’ adalah sebagai berikut:
a) Pembukaan untuk potongan tema yang akan di ajarkan
b) Mempresentasikan potongan tema dalam tulisan atau dalam kartu atau bisa juga di papan
tulis.
c) Guru membaca terlebih dahulu potongan tema sebagai contoh.
d) Murid membaca potongan tema tersebut.
e) Memberi contoh pendiktean kalimat yang sulit dalam potongan tema.
f) Menanyakan arti potongan tema untuk dipahami.
g) Menyalinnya dan murid juga harus memperhatikan hal yang di salinnya.

h) Guru membacakan dua kali agar tidak terjadi kesalahan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimulan

Dari seluruh penjelasan di atas tentang “Cara Memahami Tulisan Arab dan Macam-
Macamnya” dapat disimpulkan bahwa kita memerlukan teori dan praktek agar dapat
memahami tulisan arab dengan baik dan dapat mengetahui macam-macam tulisan arab.

Anda mungkin juga menyukai