Anda di halaman 1dari 2

Prinsip Permainan dan Hiburan

Setiap individu atau peserta didik sangat membutuhkan permainan dan hiburan
apalagi setelah terjadi proses belajar mengajar. Bila selama dalam kelas siswa diliputi
suasana hening, sepi, dan serius, akan membuat peserta didik cepat lelah, bosan, butuh
istirahat, rekreasi, dan semacamnya. Maka guru disarankan agar memberikan kesempatan
kepada anak didik bermain, menghibur diri, bergerak, berlari-lari, dan sejenisnya untuk
mengendorkan otaknya.

Permainan berasal dari kata “main” yang artinya perbuatan untuk menyenangkan hati.
Sedangkan dalam konteks bahasa, permainan berarti suatu aktifitas untuk memperoleh suatu
ketrampilan berbahasa tertentu dengan cara yang menggembirakan. Dari pemaknaan tersebut
dapat dipahami, bahwa permainan bahasa mempunyai tujuan ganda, disamping untuk
memperoleh kegembiraan, juga untuk melatih ketrampilan berbahasa tertentu.
Permainan bahasa termasuk sarana pengajaran baru dalam pengajaran bahasa Arab, dan
perlu diingat bahwa permainan bahasa tidak dimaksudkan untuk mengukur atau mengevaluasi
hasil belajar siswa, akan tetapi digunakan sebagai langkah pendekatan dalam pembelajarannya.
Dalam permainan bahasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru,
diantaranya:

1. Guru harus mampu menentukan batasan yang jelas yang memungkinkannya memilih
permainan bahasa yang sesuai.
2. 2. Guru harus mampu mengkondisikan kelas sehingga tidak menimbulkan suasana pembelajaran
yang menyimpang.
3. 3. Guru harus memperhatikan tujuan bahasa, tata bahasa dan model bahasa yang diselaraskan
dengan materi yang akan diajarkan.
4. Permainan bahasa harus disesuaikan dengan tingkatan pengajaran, kemampuan berfikir siswa
dan alokasi waktu yang tersedia.
5. 5. Jika permainan bahasa membutuhkan persiapan yang khusus, maka sebaiknya persiapan itu
selesai sebelum permainan dilaksanakan.
6. 6. Sebelum permainan dimulai, guru hendaknya yakin bahwa siswa telah memahami tata cara
pelaksanaan permainan.[1]
7. 7. Tujuan permainan bahasa tidak terbatas menghillangkan kejenuhan dan kelelahan dalam
pengajaran bahasa, akan tetapi untuk menyempurnakan materi bahasa yang diajarkan.[2]

Anda mungkin juga menyukai