Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA

“Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara di Bidang


Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya, dan Hankam”

OLEH :

1. Astri Ilafi M.
2. Anisa Marini
3. Arvyan E.Y.P.
4. Delvia Aisyah S.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PATRIA HUSADA BLITAR 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
Rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan pada dosen pembimbing mata kuliah Pancasila yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah yang berjudul “ Implementasi Pancasila Dalam
Pembuatan Kebijakan Negara di Bidang Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya, dan Hankam” . Tidak
lupa juga kami ucapkan pada teman – teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari makalah ini tidak lepas dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah-makalah
berikutnya. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan
masyarakat atau mahasiswa yang lainnya.

Blitar, 21 September 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………….........................................….......…………. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 1
C. TUJUAN ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara di Bidang Politik…….…. 2
B. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara di Bidang Ekonomi….…. 3
C. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara d Bidang Sosial-Budaya.. 5
D. Implemantasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara di Bidang Hankam……... 6
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 7
B. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang
majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini
dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman
suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu
sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.

Pancasila, dalam konteks masyarakat bangsa yang plural dan dengan wilayah yang luas,harus
dijabarkan untuk menjadi ideologi kebangsaan yang menjadi kerangka berpikir (the mainof idea),
kerangka bertindak (the main of action), dan dasar hukum (basic law) bagi segenap elemen bangsa.
Namun, dalam kerangka pluralitas dan multikulturalisme tidak dinafikan dan dihalangi hidupnya ideologi
kelompok yang sifatnya lebih terbatas selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai
contoh, ideologi kelompok keagamaan (ormas), partai politik, dan etno nasionalisme kesukuan tetap
dibiarkan hidup sebagai khasanah kekayaan bangsa dalam payung ideologi besar Pancasila. Hal ini,
dimaksudkan untuk menghindari pemaksaan dan monopoli ideologi serta penafsiran tunggal.

Pada hakikatnya, Pancasila juga terbuka pada pemikiran ideologi lainnya. Kecuali terhadap
ideologi Komunisme yang nyata-nyata bertentangan dengan Pancasila harus tetap dilarang dan tidak
boleh hidup di bumi Indonesia. Artinya Pancasila menjadi ajimat yang ampuh bagi rejim dalam
mengambil segala bentuk keputusan, rakyat diharuskan tunduk pada legitimasiyang digunakan dengan
melalui pengatasnamaan Pancasila, inilah di kemudian waktu menjadi permasalahan yang rumit.
Implementasi nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pelaksanaan nilai Pancasila lebih penting ketimbang pembahasan-pembahasan secara teori.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi pancasila pada bidang politik?.
2. Bagaimana implementasi pancasila pada bidang ekonomi?.
3. Bagaimana implementasi pancasila pada bidang sosial-budaya?.
4. Bagaimana implementasi pancasila pada bidang hankam?.
C. Tujuan
1. Mahasiswa menjadi lebih mengetahui implementasi pancasila pada berbagai bidang.
2. Mahasiswa dapat mengamalkan butir-butir pancasila.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara di


Bidang Politik
Partrai politik di Indonesia selain sebagai pilar demokrasi yang memiliki peran
sebagai sarana artikulasi, komunikasi dan sosialisasi aspirasi yang berkembang dalam
masyarakat, sebagai arena pendidikan politik rakyat dan pembentuk kader bangsa serta
sebagai sarana penyelesaian konflik, kegiatannya harus selalu dalam kerangka acuan
Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian partai politik di Indonesia harus bertujuan
sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional yang diamanatkan Pembukaan UUD 1945.
Pedoman yang perlu dijadikan pegangan dalam kehidupan partai politik adalah:

a) Mengaktualisasikan kebersamaan dalam kemajemukan untuk mewujudkan cita-cita


dan tujuan nasional.
b) Mengaktualisasikan budaya demokrasi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan di dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
c) Penyampaian aspirasi rakyat dan segenap perilaku partai politik harus menjamin
tegaknya keselarasan dan kerukunan serta budi luhur. Penyampaian aspirasi rakyat
melalui partai politik harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
d) Pengambilan keputusan harus sejalan dengan konsep, prinsip dan nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Dalam proses pengambilan keputusan bersama tidak
boleh bertentangan dengan prinsip Pancasila : Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
e) Segenap perilaku partai politik selalu bersendi pada keputusan bersama yang
mengikat dan mengandung sanksi terhadap penyimpangan penyalahgunaan
kekuasaan dan wewenang.
f) Pengawasan bermaksud memberikan koreksi dan peringatan agar pelaksanaan
bersikap jujur, adil, transparan dan untuk kepentingan rakyat.
g) Program partai politik harus mengarah pada kokohnya Pancasila sebagai dasar
negara,utuh dan kuatnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berpemerintahan
presidensial dan bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.
B. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara di
Bidang Ekonomi
1. Perwujudan Kesejahteraan dan Keadilan Sosial
Anak kalimat, memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan keadilan sosial
Pembukaan UUD 1945, merupakan amanat bagi bangsa Indonesia dalam membangun
perekonomian nasional guna memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.. Usaha menyejahterakan dan mencerdaskan bangsa haruslah dilandasi lima
faktor yakni : (1) Bebasnya bangsa Indonesia dari segala bentuk penjajahan, termasuk penjajahan
ekonomi. (2) Secara politik dan keamanan nasional, bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
harus dilindungi dari segala bentuk gangguan dan ancaman. (3)Kecerdasan kehidupan bangsa, baik
individu maupun masyarakat harus terwujud. (4) Aktivitas bangsa untuk ikut serta menciptakan
perdamaian dan ketertiban dunia. (5)Mengimplementasikan konsep, prinsip dan nilai Pancasila,
sehingga keadilan sosial dapat terwujud secara sempurna.

2. Sistem Ekonomi Nasional

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah tujuan kebijakan politik ekonomi
nasional, yang secara populer disebut masyarakat adil dan makmur. Kebijakan politik ekonomi
nasional tersebut dijabarkan dalam Pasal 33 UUD 1945, ayat (1) Perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, ayat (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, ayat (3) Bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat; dan Pasal 34 menegaskan : Fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara.

Lima peran negara yang sangat penting dalam proses perekonomian nasional, yakni :
(1)Menguasai produksi yang penting bagi negara, (2) Menguasai seluruh kekayaan alam nasional,(3)
Memeliharan fakir miskin dan anak-anak terlantar, (4) Menyelenggarakan sistem jaminan sosial, (5)
Menyediakan fasilitas dan pelayanan umum.Semua kegiatan perekonomian nasional bermuara pada
muara tunggal, yakni kesejahteraan umum dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam
pembangunan demokrasi ekonomi terdapat enam prinsip yakni : (1) Kebersamaan, sebagai intinya;
(2) Efisiensiyang berkeadilan; (3) Berkelanjutan; (4) Berwawasan lingkungan; (5) Kemandirian;
(6)Keseimbangan antara kemajuan dan kesatuan nasional. Kemajuan yang dicapai oleh ekonomi
bangsa tidak boleh membahayakan kesatuan nasional.

3. Kelembagaan Ekonomi Nasional.


Pokok pikiran Bung Hatta yang kemudian menjadi kesepakatan nasional menyatakan
bahwa bangunan ekonomi nasional Indonesia terdiri dari berbagai pelaku ekonomi yang diwujudkan
dalam kelembagaan ekonomi dengan kedudukan dan fungsi masing-masing yakni :(1) Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang dikelola Pemerintah, (2) Koperasi yang dibentuk oleh rakyat maupun
Pemerintah (3) Swasta kecil maupun besar, dan (4) Usaha perorangan, yang semuanya tunduk pada
peraturan perundang-undangan.
Dalam mengimplementasikan demokrasi ekonomi, Pemerintah wajib menjadi motor
perekonomian Indonesia. Dalam hal ini dapat dibentuk kelembagaan ekonomi campuran Antara
BUMN dan swasta. Industri rakyat dipacu pelaksanaan dan pertumbuhannya di samping terus
memacu pekerjaan publik yang dilaksanakan Pemerintah, seperti perlistrikan, gas, air minum, kereta
api, pos dan telekomunikasi, perbankan, pertambangan, serta pengelolaan kekayaan alam lainnya.
Usaha koperasi, usaha kecil dan menengah (UKM) didorong untuk mengembangkan diri, misalnya
dibantu dengan permodalan, keahlian dan pengelolaan serta dikembangkan melalui sistem
kemitraan. Pengawasan pemerintah terhadap dunia usaha dilaksanakan melalui peraturan
pembentukan perusahaan, koordinasi, bimbingan produksi, peraturan ketenagakerjaan, serta jika
diperlukan pengendalian harga dan lain-lainnya, dengan tetap memperhatikan efisiensi dalam
perekonomian.

4. Operasionalisasi kebijakan perekonomian nasional


a) Kebijakan perekonomian nasional mengacu pada efektivitas ekonomi pasar, dengan tetap
menjaga terwujudnya prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Pada dasarnya ekonomi
kesejahteraan berkeadilan sosial adalah bentuk campuran dari pola kegiatan pasar yang
seimbang dengan peran tegas pemerintah dalam mengatur perekonomian nasional. Pemerintah
berperan untuk mengarahkan perekonomian nasional termasuk peran pasar.
b) Eratnya hubungan keterkaitan antara peran pasar dan peran pemerintah serta tanggung jawab
negara, diaktualisasikan dengan : (a) Tetap menjaga pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi dengan meningkatkan pemerataan hasil pertumbuhan. (b) Perbedaan penghasilan
perorangan tetap dimungkinkan, selama perbedaan tersebut mampu memberikan kemanfaatan
bagi yang kurang beruntung, sebagai beban tanggung jawab sosial. (c) Peran pemerintah atau
negara tidak bertentangan dengan hukum ekonomi, namun mampu secara baik mengatur
terselenggaranya kesejahteraan yang berkeadilan sosial. (d) Setiap pelaku ekonomi
baik perorangan maupun lembaga ekonomi memiliki peluang yang sama untuk memperoleh
akses terhadap kelangkaan sumber daya yang tersedia, di samping berkewajiban menanggung
beban sosial yang seimbang dengan manfaat yang diperoleh. (e) Berpihak kepada yang kurang
beruntung, tidak harus berarti merugikan bisnis masyarakat mapan, tetapi mengacu pada
pemberdayaan potensi SDM secara optimal.
c) Peran pemerintah dan negara : (a) Menyediakan pelayanan dan sarana bagi kemanfaatan publik,
seperti energi, air minum, transportasi umum, pertambangan dan industri strategis.Pembiayaan
melalui APBN, ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. (b) Menjaga APBN agar
tetap seimbang, sehingga dapat menciptakan kondisi perekonomian yang sehat bagi investasi
dan usaha. (c) Menyelenggarakan pemerataan pendapatan nasional secara adil menjaga
kestabilan ekonomi makro dan fasilitas pengembangan ekonomi mikro. Karena peran
pemerintah dalam menata kehidupan perekonomian nasional begitu besar, maka sangat
diperlukan terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa, bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN).
d) Tiga pelaku ekonomi nasional, BUMN, usaha swasta dan koperasi, didorong dan dipacu sama
kuat secara proporsional, sehingga mempunyai peluang yang sama dalam meningkatkan
kemampuan secara vertikal maupun horizontal, dengan fokus masing-masing, antara lain :
(a)BUMN, pada penciptaan barang dan jasa bagi kepentingan publik, sarana umum, industry
strategis, dan hal-hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak. (b) Usaha swasta nasional,
pada kegiatan perdagangan dan industri umum yang belum di tangani BUMN, kegiatan
investasi yang padat modal serta teknologi tinggi, termasuk kegiatan ekspor maupun impor, juga
penanganan bisnis skala global. (c) Badan-badan koperasi, pada kegiatan yang menyangkut
kepentingan bersama, sebagai penyangga ekonomi berkeadilan, menyerap sebanyak mungkin
SDM yang terus ditingkatkan mutunya, bergerak dari usaha mikro, menengah secara kooperatif,
dan berpeluang meningkat pada usaha besar sampai raksasa, melalui tabungan yang dibangun
bersama. Ketiga badan usaha tersebut, dengan semangat menyukseskan negara kesejahteraan
perlu terus meningkatkan potensi entrepreneurship masing-masing, terus meningkatkan
pencarian pemupukan modal investasi demi masa depan yang lebih gemilang.

e) Pengembangan ekonomi nasional memperhatikan lingkungan hidup dengan memelihara


kelestarian alam dan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, termasuk menjaga
kesehatan lingkungan kerja sehingga tercapai kondisi usaha yang berkualitas dan kehidupan
masyarakat yang sehat.

C. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara di


Bidang Sosial-Budaya
Implementasi konsep, prinsip dan nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya diantaranya
adalahsebagai berikut :
1) Bangsa yang berbudaya Pancasila adalah bangsa yang berpegang pada prinsip religiositas,
pengakuan bahwa manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, maka manusia hendaknya mampu menempatkan diri secara
tepat dalam hubungan dengan Tuhannya. Pertama ia harus yakin akan adanya Tuhan sebagai
kekuatan gaib, yang menjadikan alam semesta termasuk manusia, yang mengatur dan mengelolanya
sehingga terjadi keteraturan, ketertiban dan keharmonian dalam alam semesta. Kedua, sebagai akibat
dari keyakinannya itu, maka manusia wajib beriman dan bertakwa kepada-Nya, yakni mematuhi
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2) Bangsa yang berbudaya Pancasila berpandangan bahwa manusia sebagai ciptaan Tuhan dikaruniai
berbagai kemampuan dasar, dengan kapasitas rasional dan memiliki hati nurani, yang membedakan
manusia dari makhluk lain ciptaan Tuhan. Kemampuan dasar tersebut adalah cipta, rasa, karsa, karya
dan budi luhur. Di samping itu manusia juga dikarunia kebebasan untuk memanfaatkan potensi
tersebut.
3) Bangsa yang berbudaya Pancasila menghendaki berlangsungnya segala sesuatu dalam suasana yang
selaras, serasi dan seimbang. Hal ini hanya mungkin terjadi apabila setiap warga masyarakat
menyadari akan hak dan kewajibannya, menyadari akan peran, fungsi dan kedudukannya sesuai
dengan amanah Tuhan Yang Maha Esa.
4) Dalam menunjang hidup manusia, Tuhan menciptakan makhluk lain seperti makhluk jamadi,
makhluk nabati, dan makhluk hewani baik di darat, laut maupun udara, untuk dapat
dimanfaatkan oleh manusia dengan penuh kearifan. Segala makhluk tersebut perlu didudukkan
sesuai dengan peruntukannya, sesuai dengan fungsinya, peran dan kedudukannya dalam
menciptakan harmoni, dan kelestarian ciptaan-Nya. Setiap makhluk mengemban amanah dariTuhan
untuk diamalkan dengan sepatutnya.
5) Di samping kemampuan dasar tersebut di atas, manusia juga dikaruniai oleh Tuhan dengan nafsu,
akal dan kalbu yang merupakan pendorong dalam menentukan pilihan dan tindakan. Tanpa nafsu,
akal dan kalbu tersebut maka manusia sekedar sebagai makhluk nabati, yang tidak memiliki
semangat untuk maju, mencari perbaikan dan kesempurnaan dalam hidupnya. Bangsa yang
berbudaya
6) Bangsa yang berbudaya Pancasila menghargai harkat dan martabat manusia. Dengan kata lain hak
asasi manusia dijunjung tinggi. Manusia didudukkan dan ditempatkan sesuai dengan harkat dan
martabatnya. Hak-hak sipil dan politik warga masyarakat dihormati, demikian pula hak-hak
ekonomi, sosial dan budaya. Dalam masyarakat yang demokratis yang menjunjung tinggi hak asasi
warganya maka akan tercipta keadilan, kesetaraan gender, kebenaran dan keutamaan
hidup, nilai yang sangat didambakan. Dengan demikian akan tercipta masyarakat yang berbudaya
dan beradab.
7) Bangsa yang berbudaya Pancasila menuntut berlangsungnya disiplin, transparansi,kejujuran dan
tanggung jawab sosial dalam segala penyelenggaraan kehidupan. Dengan nilai-nilai tersebut akan
tercipta keteraturan, ketertiban, ketentraman, kelugasan, saling percaya mempercayai, kebersamaan,
anti kekerasan dan kondisi lainnya yang memperkuat kesatuan dan persatuan masyarakat sehingga
terhindar dari berbagai penyimpangan termasuk korupsi, kolusi dan nepotisme dalam berbagai
penyelenggaraan kehidupan, termasuk penyelenggaraan pemerintahan.
8) Bangsa yang berbudaya Pancasila mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, tanpa
mengesampingkan kepentingan pribadi dan kelompok masyarakat. Berbagai kepentingan ini perlu
diatur begitu rupa sehingga tercipta keharmonian.

D. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara di


Bidang Hankam
Implementasi konsep, prinsip dan nilai Pancasila dalam bidang keamanan dan ketahanan nasional
diantaranya sebagai berikut :
1) Sistem keamanan nasional (siskamnas) yang dikembangkan harus melibatkan seluruh potensi
bangsa. Setiap ancaman, baik militer maupun non-militer, harus dihadapi oleh seluruh komponen
bangsa secara proporsional sesuai dengan tugas, fungsi, tanggung jawab dan kewenangan masing-
masing. Siskamnas yang demikian itu biasa disebut sebagai Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat
Semesta (Sishankamrata).
2) Sishankamrata yang melibatkan seluruh warga negara harus diselenggarakan bersamaan dengan
upaya pengembangan nation and character building, yaitu menumbuh kembangkan jiwa
kebangsaan pada setiap warga negara sehingga timbul kesadaran akan hak dan kewajiban bela
negara sebagai suatu kehormatan dan kebanggaan.
3) Pengambilan keputusan nasional tertinggi merupakan fungsi, tanggung jawab dan wewenang
Presiden, dalam kondisi normal dan terutama dalam kondisi kritis, akan lebih optimal apabila
pengambilan keputusan tersebut dibantu oleh suatu institusi yang melekat pada Presiden. Institusi ini
dapat sebagai lembaga Persidangan yang dipimpin atau diketuai Presiden dan dapat diberi nama
4) Dewan Keamanan Nasional (national security council). yang keanggotaannya terdiri dari
anggota inti para Menteri (ex-officio) dibantu oleh unsur birokrasi yang dipandang perlu oleh
Presiden. Dewan keamanan nasional (Wankamnas) agar dapat berfungsi secara optimal, perlu
difasilitasi oleh Kantor di bawah Presiden, yang selalu siap dengan berbagai informasi terkini yang
berkembang seputar masalah Kamnas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nilai-nilai luhur dari sila-sila Pancasila dari dulu hingga sekarang tidak pernah
berubah, yang mewakili kepribadian bangsa Indonesia. Akan tetapi dewasa ini penerapan
atau implementasi nilai-nilai Pancasila sudah mulai luntur. Sebenarnya akan dapat
tercipta kehidupan masyarakat Indonesia yang baik apabila nilai-nilai Pancasila tersebut
diamalkan dengan baik pula. Apabila salah satu sila Pancasila diterapkan, maka nilai dari
sila yang lain akan terlaksana juga karena antar sila yang satu dengan sila yang lain
dalam Pancasila memiliki keterkaitan yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA
 sampaiujungpelangi.blogspot.com
 https://googleweblight.com/i?u=http%3A%2F%2Fwww.academia.edu%2F24338599
%2FIMPLEMENTASI_PANCASILA_DALAM_PEMBUATAN_KEBIJAKAN_NEGARA&geid=
NSTN&hl=en-US

Anda mungkin juga menyukai