Anda di halaman 1dari 18

AIR BERSIH DAN SANITASI LAYAK

Pengaruh Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak terhadap Kondisi


Masyarakat di Indonesia
Disusun oleh:
Kelompok 10 Bagian Planet
Athia Shakeena, 180410190067
Nabillah Fa’diyyah Zahra, 140310190063
Naufal Rafifansa Dwiputra, 210410190018
Sheila Putri Larasati, 120310190031

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur para penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat-Nya Makalah PPKN yang berjudul “Hubungan Air
Bersih dan Sanitasi Layak terhadap Kondisi Lingkungan” dapat diselesaikan tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas mata kuliah TPB PPKN.
Dalam Makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dr. Nena Hilmia, S.Pt., M.Si selaku dosen TPB PPKN kelas 124 di Fakultas
Peternakan yang telah memberikan kesempatan kepada para penulis untuk
menyususun makalah ini.
2. Orang Tua para penulis yang telah memberikan dorongan serta motivasi
dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
3. Sumber yang telah penulis pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.
4. Mahasiswa kelas 124 Fakuktas Peternakan yang telah mendukung
penyusunan makalah TPB PPKN ini sehingga dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Para penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, para penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Para penulis berharap semoga gagasan pada makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Jatinangor, 15 September 2019

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………….. ii
BAB I Pendahuluan………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang………………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………… 2
C. Maksud dan Tujuan…………………………………………..... 2
BAB II Tinjauan Pustaka………………………………………………..... 3
A. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila……………………………. 3
B. Air Bersih dan Sanitasi Layak…………………………………. 4
BAB III Pembahasan……………………………………………………… 6
A. Hubungan Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak dengan SDGs.. 6
B. Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak di Indonesia…………….. 6
C. Dampak Ketidakmerataan Akses Air Bersih di Masyarakat…… 7
D. Langkah Pemerintah untuk Meningkatkan Akses Air Bersih dan
Sanitasi Layak…………………………………………………….. 9
E. Langkah Masyarakat untuk Meningkatkan Akses Air Bersih dan
Sanitasi Layak…………………………………………………….. 11
BAB IV Kesimpulan dan Saran…………………………………………... 13
A. Kesimpulan……………………………………………………. 13
B. Saran…………………………………………………………... 13
Daftar Pustaka……………………………………………………………. 14
Lampiran…………………………………………………………………. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air bersih dan juga sanitasi secara khusus dibahas pada tujuan enam
SDGs, pada 2030 diharapkan setiap negara telah mampu mewujudkan 100%
akses sanitasi pada penduduknya. Indonesia meletakkan target pencapaian
lebih awal, yaitu akhir tahun 2019 sebagaimana amanat RPJMN 2015 – 2016.
Namun, melihat kondisi di kehidupan nyata, air bersih di Indonesia
masih menjadi masalah dari sisi pasokan dan akses untuk mendapatkannya.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat dengan sangat cepat menyebabkan
penggunaan air makin tinggi, Selain itu, kesadaran masyarakat untuk
mengadakan perilaku hidup bersih dan sehat juga masih rendah.
Hal tersebut menjadi masalah serius yang dapat mengancam kualitas
dan kuantitas sumber daya air di Indonesia. Maka dari itu, perlu adanya
kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi krisis ini.
Pemerintah memiliki kewajiban untuk membangun fasilitas penyedia air
bersih yang layak sehingga kebutuhan air di masyarakat dapat terpenuhi.
Kemudian, masyarakat pun berkewajiban membantu pemerintah
untuk menyelesaikan pembangunan fasilitas penyedia air bersih agar selesai
dengan cepat serta menjaga fasilitas tersebut agar dapat bertahan lama.
Oleh karena itu, sudah seharusnya seluruh masyarakat Indonesia dapat
mengakses air bersih dan sanitasi layak karena itu sesuai dengan Pancasila
sila ke-5 yaitu Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini tidak
akan terjadi jika kita tidak bekerja sama untuk mencapai tujuan ini. Maka
karena maraknya peristiwa tersebut, penulis melihat adanya permasalahan
yang bisa diangkat sebagai tema makalah ini. Tema yang akan diangkat
berdasarkan penjelasan penulis diatas adalah “ Pengaruh Akses Air Bersih
dan Sanitasi Layak terhadap Kondisi Masyarakat di Indonesia”.

1
B. Identifikasi Masalah
1. Apa hubungan air bersih dan sanitasi layak dengan SDGs?
2. Bagaimana akses air bersih dan sanitasi layak di Indonesia?
3. Apa dampak dari ketidakmerataan akses air bersih di masyarakat?
4. Bagaimana langkah pemerintah untuk meningkatkan akses air
bersih dan sanitasi layak?
5. Bagaimana langkah masyarakat untuk meningkatkan akses air
bersih dan sanitasi layak?

C. Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan penulisan makalah TPB PPKN ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh akses air bersih dan sanitasi layak terhadap
kondisi masyarakat di Indonesia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

Implementasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu


pelaksanaan penerapan. Sedangkan pengertian umum adalah suatu tindakan atau
pelaksana rencana yang telah disusun secara cermat dan rinci (matang). Menurut
Wheelen dan Hunger implementasi adalah suatu proses untuk menempatkan dan
menerapkan informasi dalam operasi. Secara Etimologi, kata “Pancasila” berasal
dari bahasa Sansekerta India (Kasta Brahmana), yaitu kata “Panca” yang artinya
Lima, dan “Sila” yang artinya Dasar. Sehingga arti Pancasila secara harfiah adalah
Lima Dasar.
Pancasila lahir sebagai produk kebudayaan Indonesia dan bukan penarikan
dari negara lain. Fungsi dan Peranan Pancasila meliputi :
1) Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia;
2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
3) Pancasila sebagai dasar negara RI;
4) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia;
5) Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia;
6) Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia;
7) Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia;
8) Pancasila sebagai moral pembangunan;
9) Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa pancasila harus
diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Pelaksanaan implementasi
pancasila dapat dilakukan dengan cara memahami pendekatan-pendekatan yaitu
pendekatan historis, filosofis, kultural, dan doktrin.
Terdapat poin-poin implementasi nilai-nilai pancasila di tiap sila-sila
pancasila,salah satu contohnya yaitu:
• Sila ke-1 : menyatakan kepercayaan dan ketakwaan kepada tuhan YME.
• Sila ke-2 : mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkatnya.
• Sila ke-3 : kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

3
• Sila ke-4 : setiap rakyat indonesia memiliki hak , kedudukan dan kewajiban.
• Sila ke-5 : mengembangkan perbuatan yang luhur.
Oleh karena itu masyarakat dan mahasiswa dianjurkan untuk
mengimplementasikan nilai-nilai pancasila di kehidupan berbangsa dan
bermasyarakat ini, karena dapat mewujudkan perdamaian dalam menjalani
kehidupan karena menaati tuhan, bertoleransi antar manusia, bersatu dalam
membangun bangsa yang adil dalam segala hal.

B. Air Bersih Dan Sanitasi Layak

Sanitasi menurut KBBI adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu
keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat;
lingkungan cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan
fisik, yaitu tanah, air, dan udara.
Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa air bersih dan sanitasi layak
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Permasalahan yang
sering terjadi di Indonesia salah satunya yaitu kurangnya sumber air bersih dan
sanitasi yang layak. Sanitasi dan air yang bersih atau layak bisa mengurangi
penyebab timbulnya masalah kesehatan dan penyakit, hidup menjadi lebih
produktif, dan mengurangi polusi air (Akper 2012). Oleh karena itu diperlukan
langkah untuk meningkatkan cakupan akses air bersih dan sanitasi yang layak.
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan air layak
sekarang ini yaitu dengan program “Hibah Air Minum Perkotaan” Berkenaan
dengan hal tersebut, Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian PUPR
melaksankan Lokakarya Peminatan Program Hibah Air Minum Perkotaan Tahun
2019 di Jakarta, pada 1 November 2019, yang bertujuan untuk menjaring
komitmen dan dukungan pemerintah daerah. Basuki mengatakan banyak dampak
positif adanya Program Hibah Air Minum Perkotaan ini, salah satunya telah
meningkatkan kapasitas PDAM sebagai operator penyediaan air minum dan air
layak, baik dari sisi keruangan daerah, teknologi, aset, maupun sumber daya
manusia. Pemerintah juga berupaya untuk menyediakan air bersih khususnya untuk
masyarakat berpenghasilan rendah dengan cara menjaga ketersediaan kualitas air

4
layak dan bersih yang cukup dengan mendorong penyediaan infrastruktur dasar
pemukiman di daerah perkotaan.
Bukan hanya pemerintah peran masyarakat juga berperan penting dalam
meningkatkan kemampuan untuk menjaga ketersediaan air layak dan juga
meningkatkan sanitasi yang layak. Salah satu langkahnya yaitu tertuang di
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.3 tahun 2014 tentang Sanitasi
Total Berbasis. Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku
masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (pasal 2). Adapun bentuk
penyelenggaraannya tertuang dalam (pasal 3 ayat 2) yaitu :
a. Stop Buang Air Besar Sembarangan;
b. Cuci Tangan Pakai Sabun;
c. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga;
d. Pengamanan Sampah Rumah Tangga; dan
e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga.
Oleh karena itu dalam menyikapi permasalahan tentang air bersih dan
sanitasi layak di daerah pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan oleh berbagai
faktor seperti padatnya penduduk dan kurangnya infrastruktur,diperlukan
kesadaran masyarakat dan pemerintah akan seriusnya permasalahan air bersih dan
sanitasi ini membuat masyarakat melakukan berbagai upaya guna menanggulangi
hal tersebut. Dalam arti subjektif akan mempu meningkatakan kualitas sumber daya
manusia, produktivitas, dan tentunya kesehatan manusia.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hubungan Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak dengan SDGs


Sustainable Development Goals atau SDGs adalah agenda internasional
yang disusun oleh PBB. Agenda ini melibatkan 194 negara, civil society,
pemerintah, dan sebagainya dengan tujuan dapat mengatasi berbagai macam aspek
masalah yang ada di dunia ini seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, pendidikan,
akses air dan sanitasi layak, dan lain-lain. Ketersediaan air bersih dan sanitasi yang
belum merata adalah permasalahan yang harus segera diselesaikan, karena sangat
berpengaruh terhadap kehidupan. Oleh karena itu, PBB berharap pada tahun 2030,
akses air bersih dan sanitasi layak sudah dapat digunakan di seluruh dunia dan
tentunya juga ini membantu dalam pembangunan berkelanjutan.

B. Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak di Indonesia


Di Indonesia sendiri akses air bersih masih belum merata. Pertumbuhan
penduduk yang tinggi salah satu penyebab masalah ketersediaan air bersih belum
juga teratasi, karena setiap meningkatnya pertumbuhan penduduk, maka
kebutuhan akan air bersih juga meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS)
mengatakan bahwa ketersediaan air bersih Indonesia masih di angka 72,55 persen,
masih jauh dari target SDGs yaitu 100 persen. Selain itu, yang menjadi hambatan
terhadap sulitnya mendapatkan akses air bersih adalah perilaku masyarakat itu
sendiri seperti membuang sampah sembarangan, karena hal tersebut memengaruhi
pengoptimalan penggunaan sumber air seperti sungai dan danau.

6
Gambar 3.1 Grafik akses sumber air minum layak di Indonesia
Walaupun belum mencapai target, sejak tahun 2012 persentase akan akses
air bersih di Indonesia terus meningkat. Namun, bagi masyarakat yang masih
kesulitan terhadap akses air bersih, hal ini tentu sangat menyulitkan mereka dalam
melakukan kehidupan sehari-hari, sehingga membuat mereka melakukan hal-hal
jorok, misalnya buang air besar dan kecil sembarangan,yang nantinya akan mereka
gunakan untuk mandi, minum, mencuci pakaian, dan sebagainya. Perilaku-perilaku
tersebut bisa berdampak terhadap kondisi lingkungan dan juga kesehatan
masyarakat. Kondisi lingkungan sekitar menjadi kumuh, kotor, dan berbau,
sedangkan masyarakat sekitar bisa terkena berbagai macam penyakit seperti diare,
gatal-gatal, kolera, dan lain-lain.

C. Dampak Ketidakmerataan Akses Air Bersih di Masyarakat


Air bersih termasuk kebutuhan primer, namun masih banyak sekali
masyarakat yang belum merasakan air bersih, padahal air bersih merupakan hal
sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik, sekitar 72 juta masyarakat di Indonesia belum bisa merasakan manfaat
dari air bersih. Oleh karena itu, Masyarakat berpenghasilan rendah menggunakan
air yang tidak layak seperti air sungai, air kali, dan lain-lain sebagai ganti dari air
bersih. Maka, tidak jarang terkena penyakit bagi masyarakat seperti diare dan
pneumonia.

7
Gambar 3.2 masyarakat NTT menyuling uap panas bumi untuk mendapatkan air
bersih
Selain itu, dampak lain dari kekurangan air bersih di Indonesia adalah
kelangkaan absolut. Maksudnya adalah jumlah sumber daya air bersih tidak dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.
Berikut ini data Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS) RPJM yang
dikeluarkan oleh Bappenas pada tahun 2019 mengenai proyeksi ketersediaan air
akan mencapai kelangkaan absolut pada tahun 2040.

8
Gambar 3.3 Data Proyeksi Ketersediaan Air

Kelangkaan absolut ini tidak memperhatikan seberapa banyak mencari


sumber tambahan, tidak akan bisa dipenuhi atau didapat. Kekurangan air ini akan
menyebabkan kekeringan, haus, gagal panen dan kelaparan.

D. Langkah Pemerintah Untuk Meningkatkan Akses Air Bersih dan


Sanitasi Layak
Pemerintah sangat berusaha agar akses air bersih dan sanitasi merata
sehingga dapat digunakan di seluruh daerah Indonesia, khususnya untuk
masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah
menyusun berbagai cara yang diuraikan dalam berbagai kebijakan dan kegiatan.
Sebagai contoh, Untuk merealisasikan air bersih dan sanitasi layak, Pemerintah di
beberapa daerah sudah menetapkan berbagai strategi, yaitu:
1. Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan
perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi;

9
2. Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui penerapan
manajemen aset baik di perencanaan, penganggaran, dan investasi;
3. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga mengusung “Program Hibah Air
Minum”. Program ini memiliki tujuan Program ini telah memberikan dampak
positif sejak dilakukan pada tahun 2010-2018 dengan akses air bersih bertambah
sebanyak 1,2 juta SR dengan jumlah penerima 6,1 juta jiwa di 232 Kota/Kabupaten.

Gambar 3.4 Penjelesan mengenai Program Hibah Air Minum Pedesaan


Mekanisme dari program ini yaitu pemasangan jaringan perpipaan hingga
ke sambungan rumah (SR) masyarakat berpenghasilan rendah yang dibiayai oleh
Pemerintah Daerah, kemudian diverifikasi, setelah diverifikasi Pemerintah Pusat
nantinya akan mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah.
Dengan program ini, masyarakat memiliki keuntungan, dimana biaya pemasangan
sambungan lebih murah dari pemasangan regular bahkan bebas biaya. Namun
untuk mendapatkan Program Hibah Air Minum perlu memenuhi beberapa kriteria,
sebagai berikut:
1. Memiliki Perda Penyertaan Modal Pemerintah (PMP);
2. Kesiapan anggaran APBD tahun berjalan untuk alokasi Penyertaan Modal
Pemerintah (PMP) pada DPA tahun di mana program berjalan;

10
3. PDAM masih memiliki idle capacity;
4. Mempunyai daftar calon penerima hibah sesuai dengan kriteria MBR yang telah
ditentukan;
5. Telah memiliki Unit Produksi dan Jaringan Distribusi untuk melayani
Sambungan Rumah bagi MBR yang diusulkan;
6. Kesiapan dalam menyelesaikan pemasangan SR.

E. Langkah Masyarakat Untuk Meningkatkan Akses Air Bersih dan


Sanitasi Layak
Tidak hanya Pemerintah, masyarakat pun bisa ikut membantu dalam
meningkatkan akses air bersih dan sanitasi layak, salah satunya yaitu dengan
memahami pentingnya kesadaran akan sanitasi. Sanitasi adalah usaha dalam
menjaga kebersihan dan tempat buang air yang layak. Bila kita tidak paham akan
pentingnya sanitasi, hal ini akan memberikan dampak terhadap lingkungan dan
kesehatan. Lingkungan akan menjadi tercemar karena kita tidak peduli betapa
pentingnya menjaga kebersihan, dengan begitu kualitas kesehatan masyarakat juga
akan menurun, timbul berbagai macam penyakit, dan yang paling berbahaya adalah
penyebaran penyakit menular. Dalam menjaga kebersihan, measyarakat bisa
melakukannya dengan berbagai cara, seperti:
1. Mencuci tangan menggunakan sabun;
2. Selalu menjaga kebersihan kamar mandi;
3. Pengelolaan air minum dan makanan Rumah Tangga
4. Buang sampah pada tempatnya; dan
5. Membuat sampah khusus pembuangan limbah cair.
Sudah sepatutnya seluruh masyarakat Indonesia dapat mengakses air bersih
dan sanitasi layak karena itu sesuai dengan Pancasila sila ke-5 yaitu Keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini tidak akan terjadi jika kita tidak bekerja sama
untuk mencapai tujuan ini. Oleh sebab itu, perlunya usaha pemerintah dan
masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan ketersediaan akses air bersih dan
sanitasi layak agar pada tahun yang akan datang seluruh golongan masyarakat dapat
mengakses air bersih dan sanitasi yang layak.

11
Gambar 3.5 Krisis Air Bersih di Jakarta

Gambar 3.6 Masyarakat miskin di Jakarta belum menikmati air bersih yang
dikelola Palyja dan Aetra.

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan upaya akses air bersih dan sanitasi layak di Indonesia,
kesimpulan yang dapat diambil ialah akses air bersih dan sanitasi layak di Indonesia
masih membutuhkan pemerataan demi mencapai agenda SDG yang disusun oleh
PBB. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerapkan beberapa strategi
yang berdampak positif pada bertambahnya jumlah penerima air bersih di
kota/kabupaten. Namun, usaha ini tidak hanya mampu dilakukan oleh pemerintah.
Masyarakat pun bisa ikut membantu peningkatan akses air bersih dan sanitasi layak
dengan cara meningkatkan kesadaran kebersihan.

B. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis yang dapat mendukung upaya
akses air bersih dan sanitasi layak di Indonesia sesuai program SDGs yaitu sebagai
berikut :
1. Pemerintah harus menerapkan strategi pemerataan air bersih dan sanitasi
layak dengan lebih giat sehingga seluruh masyarakat Indonesia dapat
mendapatkan air bersih dan sanitasi layak.
2. Masyarakat juga harus menjalankan dan mendukung program pemerintah
ini dengan cara menjaga kebersihan dan melakukan pengelolaan air dengan
baik.

13
DAFTAR PUSTAKA
Gerintya, Scholastica (2018). Bagaimana Mutu dan Akses Air Bersih di Indonesia?.
Dikutip 13 September 2019 dari https://tirto.id/bagaimana-mutu-dan-akses-
air-bersih-di-indonesia-cGrk
Istianur, Ilyas (2018). Kementerian PUPR Alokasikan Rp 850 Miliar untuk Hibah
Air Minum. Dikutip 13 September 2019 dari
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3683309/2019-kementerian-pupr-
alokasikan-rp-850-miliar-untuk-hibah-air-minum
Marianti (2019). Sanitasi, Langkah Awal Kesehatan Diri. Dikutip 13 September
2019 dari https://www.alodokter.com/sanitasi-langkah-awal-kesehatan-diri
Rohmani, Dzikrur (2019). Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat, Solusi Krisis
Air Bersih. Dikutip 15 September 2019 dari
https://www.its.ac.id/news/2019/03/22/kolaborasi-pemerintah-dan-
masyarakat-solusi-krisis-air-bersih/

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai