Anda di halaman 1dari 15

Nama : Nabillah Fa’diyyah Zahra

NPM : 140310190063

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Maret 2022

Modul : Polymer Electrolyte Membrane (PEM) Elektroliser (M-3)

Abstrak

Dalam percobaan modul ke-tiga berjudul “ PEM Elektroliser” ini bertujuan untuk menentukan
tegangan dekomposisi air, menentukan laju produksi hidrogen ada berbagai jenis elektroliser,
menentukan efisiensi energi dan efesiensi Faraday, serta mengamati berbagai pengaruh
lingkungan terhadap efisiensi elektroliser. Kebutuhan masyarakat terhadap penggunaan listrik
setiap tahun semakin meningkat. Hampir semuanya menggunakan bahan bakar fosil. Namun
bahan bakar fosil ini merupakan SDA yang tidak dapat diperbaharui. Maka dari itu perlu
adanya energi alternatif yang terbarukan serta ramah lingkungan. Salah satunya adalah
penggunaan hidrogen. Hidrogen merupakan salah satu unsur yang banyak ditemukan di alam.
Metode untuk konversi energi air ke hydrogen murni adalah dengan PEM electrolyzer Pada
percobaan digunakan beberapa peralatan yaitu PEM Electrolyzer, sumber daya variabel, dua
buah multimeter, tangki air, tangki hidrogen, stopwatch, serta kabel penghubung. Pada
percobaan ini dilakukan dua variasi percobaan dimana percobaan pertama adalah menentukan
tegangan dekomposisi air, dan percobaan kedua yang dilakukan adalah untuk menentukan
efisiensi Faraday dan efisiensi energi elektroliser. Hasil akhir yang didapat dari percobaan ini
yaitu berdasarkan sampel diperoleh saat volume 5 ml, efisiensi energi yang diperoleh sebesar
0,001178 dan efisiensi Faraday sebesar 0,77, ketika tegangan 2 volt, yang cenderung menurun
seiring dengan bertambahnya tegangan, arus, waktu dan volume.

Kata kunci : Efisiensi energy elektroliser,tegangan,suhu,Elektrolisis, PEM Elektroliser,


Efisiensi Faraday, Hidrogen,
I. Tabel Data Awal
1.1 Tabel Data Percobaan Tegangan Dekomposisi Air
Tabel 1.1 Data Awal Percobaan Menentukan Tegangan Dekomposisi Air

V (volt) I (A) Gelembung


1.8 0 X
1.9 0.01 X
2 0.05 √
2.1 0.06 √
2.2 0.08 √
2.3 0.1 √
2.4 0.12 √
2.5 0.14 √
2.6 0.15 √
2.7 0.16 √
2.8 0.17 √
2.9 0.18 √
3 0.19 √
3.1 0.2 √
3.2 0.21 √
3.3 0.22 √
3.4 0.23 √
3.5 0.24 √
3.6 0.25 √
3.7 0.26 √
3.8 0.26 √
3.9 0.28 √
4 0.29 √
4.1 0.3 √
4.2 0.31 √
4.3 0.33 √

1.2 Tabel Data Percobaan Efisiensi Energi dan Efisiensi Elektroliser


Tabel 1.2 Data Awal Percobaan Menentukan Efisiensi Energi dan Efisiensi
Faraday
Vol Laju Vhit
V (volt) I (A) t (s) η faraday η energi
(mL) (m3/t) (mL)
2 0.04 631 5
2.3 0.16 463 10
2.5 0.23 399 15
2.8 0.42 354 20
3 0.51 280 25
Dengan :

R (J/mol.K) 8.314
T (K) 298
F (C/mol) 96485.33
P (Pa) 100000
ΔHF
285.5
(KJ/mol)

II. Pengolahan data (persamaan, tabel data hasil perhitungan, grafik)


2.2 Persamaan
A. Rumus yang Digunakan

 Menentukan Laju Produksi Hidrogen (Q)


𝑉𝑜𝑙
𝑄=
𝑡
Keterangan :
𝑄 = 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 (𝑚3 / 𝑠)
𝑉 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑎𝑠 ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 (𝑚3 )
𝑡 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠)
 Menentukan Volume Hitung Hidrogen
𝑅𝐼𝑇𝑡
𝑉ℎ𝑖𝑡 =
𝐹𝑃𝑧
Dengan :
V = volume gashidrogen yangdihasilkan secara teoritis,dalamm 3
R = konstanta gas umum = 8,314 J/ol.K
P = tekanan ruang dalam Pa (1Pa= 1N/m2)
F = konstanta Faraday = 96485 C/m
T = temperature ruang dalamK
I = arus dalam A
t = waktu dalam detik
z = jumlah elektron untuk membebaskan satu molekul:
z(H2) = 2 (2elektron diperlukan untuk membebaskan satu molekul
hidrogen)
z(02) = 4

 Menentukan Efisiensi Faraday


𝑉𝑜𝑙
𝜂𝑓𝑎𝑟𝑎𝑑𝑎𝑦 =
𝑉𝑜𝑙ℎ𝑖𝑡
 Jumlah mol
𝑝𝑉 = 𝑛𝑅𝑇
𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ∶
𝑃 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = 1 𝑎𝑡𝑚
𝑉 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑛 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙
𝑅 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑔𝑎𝑠 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 0,08206 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝐾𝑚𝑜𝑙
𝑇 = 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 = 298 𝐾

 Menentukan Efisiensi Energi


𝑛∆𝐻𝐹
𝜂𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 =
𝑉𝐼𝑡

B. Perhitungan

Efisiensi Energi dan Efisiensi Faraday


Contoh pengolahan data pada volume 5 ml dan tegangan 2 volt

 Menentukan Laju Produksi Hidrogen (Q)


𝑉𝑜𝑙 5 𝑚𝐿
𝑄= = = 0.00792393 𝑚𝐿/𝑠
𝑡 631

Satuan volume dikonversi terlebih dahulu dari mL ke 𝑚3 , dengan 1𝑚𝐿 =


1 × 10−6 𝑚3. Sehingga :

𝑉𝑜𝑙 5𝑥10−6
𝑄= = = 7.92393 𝑥10−9 𝑚3 /𝑠
𝑡 631

 Menentukan Volume Hitung Hidrogen

𝑅𝐼𝑇𝑡
Vhit =
𝐹𝑃𝑧
8,314 𝑥 0,04 𝑥 298 𝑥 631 𝑥 106
=
96485,33 𝑥 100000 𝑥 1
= 6,48 mL

 Menentukan Efisiensi Faraday

𝑉𝑜𝑙 5 𝑚𝐿
𝜂𝑓𝑎𝑟𝑎𝑑𝑎𝑦 = = = 0.77
𝑉𝑜𝑙ℎ𝑖𝑡 6.48 𝑚𝐿

 Menghitung Jumlah Mol

𝑝𝑉
𝑛=
𝑅𝑇
1 𝑎𝑡𝑚 × 5 × 10−6 𝐿
𝑛=
0,08206 𝐿/𝐾. 𝑚𝑜𝑙 × 298𝐾
5 × 10−6 𝐿
𝑛=
24,4 𝐿/𝑚𝑜𝑙
𝑛 = 0.000208 𝑚𝑜𝑙

 Menentukan Efisiensi Energi

𝑛∆𝐻𝐹
𝜂𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 =
𝑉𝐼𝑡
(0.000208)(285.5)
𝜂𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 =
(2)(0.04)(631)
𝜂𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = 0.001178

2.3 Tabel Data Hasil Perhitungan


2.3.1 Tabel Data Percobaan Tegangan Dekomposisi Air
Tabel 2.1 Tabel Data Percobaan Tegangan Dekomposisi Air

𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡) 𝐼 (𝐴) 𝐺𝑒𝑙𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔


1.8 0 X
1.9 0.01 X
2 0.05 √
2.1 0.06 √
2.2 0.08 √
2.3 0.1 √
2.4 0.12 √
2.5 0.14 √
2.6 0.15 √
2.7 0.16 √
2.8 0.17 √
2.9 0.18 √
3 0.19 √
3.1 0.2 √
3.2 0.21 √
3.3 0.22 √
3.4 0.23 √
3.5 0.24 √
3.6 0.25 √
3.7 0.26 √
3.8 0.26 √
3.9 0.28 √
4 0.29 √
4.1 0.3 √
4.2 0.31 √
4.3 0.33 √

2.3.2 Tabel Data Percobaan Efisiensi Energi dan Efisiensi Elektroliser


Tabel 2.2 Tabel Nilai Konstanta Gas Umum, temperature, Konstanta
Faraday, Tekanan Ruang, dan Entalpi Pembentukan
𝑅 (𝐽/𝑚𝑜𝑙𝐾) 8.314
𝑇 (𝐾) 298
𝐹 (𝐶/𝑚𝑜𝑙) 96485.33
𝑃 (𝑃𝑎) 100000
𝛥𝐻𝐹 (𝐾𝐽/𝑚𝑜𝑙) 285.5

2.3.3 Tabel Data Percobaan Efisiensi Energi dan Efisiensi Elektroliser


Tabel 2.3 Tabel Data Percobaan Efisiensi Energi dan Efisiensi Elektroliser

V (volt) I (A) t (s) Vol (mL) Laju(mL/s) Vhit (mL) η faraday η energi Vol (m3) Laju(m3/t)
2 0.04 631 5 0.00792393 6.48 0.77 0.001178272 0.000005 7.92393E-09
2.3 0.16 463 10 0.021598272 19.02 0.53 0.000698178 0.00001 2.15983E-08
2.5 0.23 399 15 0.037593985 23.56 0.64 0.00077776 0.000015 3.7594E-08
2.8 0.42 354 20 0.056497175 38.18 0.52 0.000571497 0.00002 5.64972E-08
3 0.51 280 25 0.089285714 36.67 0.68 0.000694201 0.000025 8.92857E-08
2.4 Grafik

2.4.1 Kurva Karakteristik I-V

Kurva Karakteristik I-V Elektroliser


0.35

0.3

0.25
Arus (ampere)

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Tegangan (volt)

Gambar 2.1 Grafik karakteristik elektroliser hubungan arus terhadap tegangan

2.4.2 Grafik Hubungan Volume Hydrogen yang Dihasilkan terhadap Waktu

Grafik Hubungan Volume terhadap Waktu


45
40
35
Volume (mL)

30
25
20
15
10
5
0
0 100 200 300 400 500 600 700
Waktu (s)

Vol Volhit Linear (Vol)

Gambar 2.2 Grafik Hubungan Volume terhadap Waktu


III. Analisa Data

Pada percobaan ke-tiga dalam praktikum keahlian fisika adalah mengenai PEM
Electrolyzer yang bertujuan untuk menentukan tegangan dekomposisi air, menentukan laju
produksi hydrogen pada berbagai jenis elektroliser, menentukan efisiensi energi dan
efisiensi faraday serta mengamati berbagai pengaruh lingkungan terhadap efisiensi
elektroliser. Percobaan ini didasari oleh hukum elektrolisis faraday dan elektrolisis air atau
water splitting untuk mendapatkan hydrogen. Hydrogen merupakan sumber energi yang
berlimpah. Hydrogen ini disimpan dalam air (H2O), hidrokarbon (seperti metana,CH4), dan
bahan organik lainnya. Salah satu tantangan menggunakan hydrogen sebagai bahan bakar
adalah mengekstraknya secara efisien dari senyawa-senyawa tersebut. Salah satu metode
yang menguntungkan untuk konversi energi terbarukan (air) ke hydrogen murni adalah
dengan PEM electrolyzer. PEM electrolyzer akan memisahkan air murni menjadi oksigen
dan hydrogen dengan adanya tegangan dekomposisi. PEM electrolyzer bekerja berdasarkan
proses reduksi oksidasi yang terjadi pada elektroda. Ketika tegangan DC diberikan pada
elektroda, air akan teroksidasi dan anoda membentuk oksigen (O2), proton (H+) dan
electron bebas (e). Proton-proton ini bergerak melalui membran konduksi proton ke sisi
katoda. Elektron keluar dari anoda melalui sirkuit daya eksternal, yang menyediakan gaya
penggerak (tegangan sel) untuk reaksi. Di sisi katoda, proton dan elektron bergabung
kembali untuk menghasilkan hydrogen. Untuk memisahkan air menjadi hydrogen dan
oksigen, pada percobaan ini digunakan peralatan yang terdiri atas PEM electrolyzer,
sumber daya variable, tangki air, tangki hydrogen, stopwatch, dan kabel penghubung.
Dilakukan dua variasi percobaan dimana percobaan pertama adalah menentukan tegangan
dekomposisi air, dan percobaan kedua adalah untuk menentukan efisiensi Faraday dan
efisiensi energi elektoliser.
Adapun alat-alat yang digunakan pada sistem PEM elektroliser ini adalah PEM
elektroliser itu sendiri yang berfungsi sebagai alat elektrolisis air yang bekerja berdasarkan
proses reduksi-oksidasi yang terjadi pada elektroda, sumber daya variabel sebagai sumber
tegangan dan arus, tangki air sebagai wadah menampung air, tangki hidrogen sebagai
wadah penampung H2 hasil elektrolisis, stopwatch sebagai alat ukur waktu percobaan, dan
kabel penghubung sebagai penghubung antar komponen percobaan. Percobaan ini
dilakukan 2 kali percobaan, yaitu menghitung tegangan dekomposisi air serta menentukan
efiensi Faraday dan efisiensi energi dari PEM elektroliser.
Percobaan pertama, yaitu tegangan dekomposisi air diawali dengan menyusun
rangkaian seperti pada gambar 3.4 di modul. Lalu mengisi tangki air dan tangki hidrogen
dengan air deionisasi/aquades. Selanjutnya memberikan tegangan dari 1,8-4,3 volt dengan
interval 0,1 volt. Nilai tegangan dan arus yang terukur pada daya variabel dicatat serta
mengamati ada tidaknya gelembung yang keluar dari elektroliser. Dari data hasil percobaan
dapat diketahui nilai tegangan dekomposisi air yang bernilai 2 volt yang ditentukan dari
kemunculan atau adanya gelembung pada PEM. Menurut teori tegangan dekomposisi,
tegangan dapat memecah hidrogen dari senyawa air menjadi hidrogen murni. Berdasarkan
literatur atau menurut perhitungan teoritis, besarnya tegangan dekomposisi air adalah 1,23
volt. Namun pada percobaan ini terjadi ketidaktepaan/ketidaksesuaian antara nilai tegangan
dekomposisi air hasil percobaan dengan literarurnya. Hal ini dapat disebabkan karena nilai
yang terbaca di daya variabel untuk nilai tegangan pertamanya adalah 1,8 volt. Air
terdeionisasi digunakan karena pada prinsipnya elektrolisis dalam proses pemisahan garam
dan arus listrik tidak boleh terdapat pengotor atau garam ionic lainnya. Kemudian memberi
tegangan dari 0-2V dengan interval 0.1 V. nilai tegangan dan arus yang terukur dicatat
beserta gelembung yang keluar dari electrolyzer. Gelembung-gelembung yang dihasilkan
menandakan sudah terbentuknya gas hydrogen. Tegangan awal yang teramati saat adanya
gelembung yaitu pada nilai 2 V. Dapat dikatakan bahwa pada tegangan tersebut terjadi
dekomposisi air sehingga disebut tegangan dekomposisi. Berdasarkan teori, dekomposisi
elektrokimia air dimungkinkan ketika gaya gerak listrik sel (EMF) sama dengan atau lebih
besar dari 1,23 𝑉. Dan ini telah sama dengan hasil perhitungan yang menghasilkan
tegangan dekomposisi air sebesar 1.23 V. Namun, pada saat air membelah, beberapa
entropi dihasilkan. Dengan demikian, dapat digunakan entalpi ∆𝐻 sebagai pengganti ∆𝐺
untuk perhitungan tegangan. Sehingga, tegangan minimum yang diperlukan (𝑉𝑇𝑁 ) untuk
elektrolisis air adalah sebesar 1,48 𝑉. Namun hasil ini tetap tidak sesuai dengan nilai
tegangan dekomposisi air yang dihasilkan percobaan. Hal ini dapat disebabkan oleh nilai
yang terbaca pada daya variabel untuk nilai tegangan pertamanya adalah 1,8 volt. Untuk
kurva karakteristik I-V pada Gambar 2.1 menunjukkan grafik yang linier atau berbanding
lurus. Dimana semakin besarnya tegangan, maka nilai arusnya juga semakin besar,
sehingga semakin banyak gelembung yang terbentuk. Hal ini sudah sesuai dengan hukum
Ohm, bahwa tegangan berbanding lurus atau sebanding dengan arus. Jadi,pada grafik
(Gambar 2.1) dapat dilihat bahwa menunjukkan grafik yang linier atau berbanding lurus.
Dimana semakin naik atau semakin besarnya tegangan, maka nilai arusnya juga semakin
naik/besar. Hal ini sudah sesuai dengan teori dari hukum Ohm, bahwa tegangan berbanding
lurus atau sebanding dengan arus. Maka percobaan ini dapat dikatakan akurat.
Percobaan kedua, yaitu efisiensi energi dan efisiensi Faraday elektroliser PEM diawalai
dengan melakukan penyusunan rangkaian seperti pada gambar 3.4 di modul. Lalu
memberikan tegangan 2 volt dari power supply ke elektroliser. Setelah itu mencatat hasil
arus dan tegangan yang ditunjukkan pada daya variabel, serta mencatat waktu yang
ditunjukkan pada stopwatch hingga gas yang dihasilkan 5 mL. Selanjutnya mengulangi
percobaan dengan V=(2,3;2,5;2,8;3) volt hingga gas yang dihasilkan mencapai
volume=(10;15;20;25) mL. Dari data hasil percobaan dapat diketahui laju pembentukan
gelembung (Q), volume teoritis (Volhit), efisiensi Farday, dan efisiensi energi, serta dapat
menentukan hubungan volume terhadap waktu.
Untuk menentukan efisiensi energi dan efisiensi Faraday, percobaan dilakukan dengan
menyusun rangkaian seperti pada gambar modul percobaan. Kemudian memberi tegangan
2V dari power supply ke electrolyzer. Kemudian hasil arus dan tegangan yang dihasilkan,
kemudian waktu serta gas yang dihasilkan untuk volume gas 5 ml dicatat. Percobaan ini
diulangi dengan variasi tegangan yang lain, yaitu 2.3 V, 2.5 V, 2.8 V, dan 3 V hingga gas
yang dihasilkan mencapai 10 ml, 15 ml, 20 ml, dan 25 ml. Dapat dilihat dari data pada tabel
bahwa seiring bertambahnya tegangan pada elektroliser, waktu yang dibutuhkan untuk
membentuk hydrogen semakin lama semakin berkurang, yaitu dari 631 sekon hingga
menjadi 280 sekon. Dari volume gas hydrogen dan waktu pembentukan gas hydrogen,
diperoleh laju produksi hydrogen yang semakin bertambah seiring dengan bertembahnya
nilai volume gas. Semakin besar nilai tegangan yang diberikan, semakin besar pula laju
reaksinya, dikarenakan nilai tegangan yang besar dapat memperbesar arus yang
dihantarkan oleh ion-ion bebas yang ada di dalam larutan. Semakin besar arus listrik maka
semakin banyak ion-ion yang terlibat dalam penghantaran arus listrik yang membuat laju
reaksi semakin besar.
Selain diperoleh dari percobaan, volume gas hydrogen juga dapat diperoleh dari hasil
perhitungan menggunakan hubungan antara arus yang mengalir dengan volume hydrogen
yang dihasilkan berdasarkan Hukum 1 elektrolisis Faraday. Dari hasil perhitungan ini, nilai
yang dihasilkan tidak sama dengan nilai yang diperoleh dari percobaan, meskipun tetap
memenuhi hubungan yang berbanding lurus dengan arus. Perbandingan antara volume gas
yang dikembangkan secara eksperimental (hydrogen atau oksigen) dan volume nilai gas
yang dihitung secara teoritis inilah yang dinamakan efisiensi Faraday. Nilai efisiensi
Faraday ini selalu di bawah 1, yaitu ada pada rentang 0.52 sampai 0.77 karena nilai volume
gas hydrogen hasil percobaan yang selalu lebih kecil dari volume gas hydrogen hasil
perhitungan. Hal tersebut juga dapat disebabkan oleh disebabkan adanya arus kontaminan
yang tidak berperan dalam pembentukan hydrogen. Arus kontaminan ini dapat timbul
karena air yang digunakan tidak murni H2O melainkan adanya campuran senyawa lain,
dapat berupa senyawa dari udara yang masuk atau perawatan sistem yang kurang baik
sehingga menimbulkan senyawa lain tercampur ke dalamnya. Namun, jika jumlah electron
untuk membebaskan satu molekul adalah 2, nilai volume hitung akan lebih kecil dari
volume hasil percobaan, sehingga efisiensi Faraday akan di atas 1, hal ini tidak sesuai teori
karena tidak ada efisiensi yang di atas 100%.
Kemudian diperoleh nilai efisiensi energi yang nilainya fluktuatif namun berada pada
rentang 0.000139 sampai 0.001178. Terlihat bahwa nilai terbaik juga didapat saat
tengangan kecil sebab daya yang dihasilkan pun kecil sedangkan efisiensi energi
berbanding terbalik dengan daya. Efisiensi energi cenderung menurun saat terjadi kenaikan
arus maupun voltase, karena arus dan voltase berbanding terbalik dengan efisiensi energi.
Untuk hubungan volume hydrogen baik berdasarkan percobaan maupun hasil perhitungan
terhadap waktu, terlihat bahwa hubungannya berbanding terbalik. Semakin besar tegangan
yang diberikan, maka electrolyzer akan semakin cepat menghasilkan hydrogen. Hal ini
sudah sesuai dengan teori laju pembentukan, dimana laju pembentukan yang besar
disebabkan oleh volume air yang meningkat (Q berbanding lurus dengan volume) dan
waktu yang dibutuhkannya semakin kecil (Q berbanding terbalik dengan t).
Dari tegangan yang semakin meningkat menyebebakan volume air yang semakin
meningkat namun waktu yang dibutuhkan semakin mengecil. Dapat dikatakan bahwa
volume dan waktu berbanding terbalik yang terlihat pada grafik hubungan volume terhadap
waktu (Gambar 2.2). Semakin besar tegangan yang diberikan, maka akan semakim cepat
pula elektroliser untuk menghasilkan hidrogen. Hal ini sudah sesuai dengan teori laju
pembentukan, dimana laju pembentukan yang besar disebabkan oleh volume air yang
meningkat (berbanding lurus antara Q dengan volume) dan waktu yang dibutuhkannya
mengecil (berbanding terbalik). Namun pada grafik volume hitungan terhap waktu terdapat
ketidaktepatan hasil pada saat t=354. Hal ini dapat disebabkan penentukan waktu pada saat
tegangan 2,8 volt yang salah terbaca.
Dapat dilihat juga dari data hasil percobaan bahwa semakin naiknya tegangan dari
(2;2,3;2,5;2,8;3) volt, menyebabkan laju pembentukan gelembung (Q) semakin meningkat
pula dengan hasil Q=(0,0079;0,0216;0,0376;0,0565;0,0893) mL/s dan volume hitungan
yang semakin meningkat pula dengan hasil Volhit=(6,48;19,02;23,56;38,18;36,67) mL.
Volume gas yang dihasilkan dalam suatu sel elektrolisis pada gas sama ini (hidrogen)
bergantung pada temperatur dan waku.
Serta menghasilkan efisiensi Faraday sebesar (0,77;0,53;0,64;0,52;0,68) dan efisiensi
energi sebesar 90,00118;0,00070;0,00078;0,00057;0,00069) yang keduanya menurun saat
tegangannya naik. Efisiensi Faraday yang dihasilkan ini lebih rendah dari 1 yang
disebabkan adanya arus kontaminan atau arus yang tidak berkontribusi reaksi redoks
sehingga tidak berperan dalam pembentukan hidrogen. Arus kontaminan tersebut dapat
timbul karena air yang digunakan tidak murni H2O melainkan adanya campuran senyawa
lain, dapat berupa senyawa dari udara yang masuk atau perawatan sistem yang kurang baik
sehingga menimbulkan senyawa lain lalu tercampur.
Jadi, data yang sudah didapatkan dan diolah divisualisasikan dalam bentuk grafik.
Terdapat dua grafik untuk tiap variasi percobaan. Grafik yang pertama yaitu grafik
karakteristik hubungan arus terhadap tegangan elektroliser, pada kurva dapat terlihat bahwa
hubungan arus dan tegangan yaitu berbanding lurus, di mana nilai arus yang terlihat
semakin besar seiring dengan peningkatan tegangan. Hal ini sesuai dengan tegangannya
maka semakin besar pula nilai arusnya. Hal ini sesuai dengan Hukum I Ohm yaitu V =
I.R, yaitu ketika sistem diberi tegangan yang semakin besar maka akan menghasilkan arus
yang lebih besar pula. Grafik kedua yaitu grafik hubungan volume hidrogen yang
dihasilkan terhadap waktu. Dari grafik ini dapat terlihat bahwa hubungannya berbanding
terbalik. sehingga nilainya berbanding lurus. Untuk nilai Vhitung yang didapatkan juga
semakin besar hal ini dikarenakan Vhitung berpengaruh pada nilai arus yang diberikan juga
semakin besar. Sementara itu, nilai efisiensi Faraday nilai yang diperoleh dari perbandingan
antara Vhasil dengan Vhitung nilainya fluktuatif dan juga pada nilai efisiensi energi. Hal
ini dikarenakan volume hidrogen yang diberikan juga fluktuatif. Percobaan yang dilakukan
ini dapat dikatakan sudah cukup baik karena sesuai dengan teori yang ada
IV. Tugas Praktikum

1) Buat kurva karakteristik V-I dari pengukuran (1) di atas. Dari kurva tersebut tentukan
tegangakn dekomposisi air.
Jawab: Kurva V-I terlampir pada Gambar 2.1 Tegangan dekomposisi air yang diperoleh
adalah 2 volt yang terlihat dari pembentukan atau munculnya gelembung pada PEM.
2) Bandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil referensi, berikat pembahsan terhadap
hasil yang diperoleh.
Jawab: Menurut teori tegangan dekomposisi, tegangan dapat memecah hidrogen dari
senyawa air menjadi hidrogen murni. Berdasarkan literatur atau menurut perhitungan
teoritis, besarnya tegangan dekomposisi air adalah 1,23 volt. Namun pada percobaan ini
terjadi ketidaktepaan/ketidaksesuaian antara nilai tegangan dekomposisi air hasil
percobaan dengan literarurnya. Hal ini dapat disebabkan karena nilai yang terbaca di
daya variabel untuk nilai tegangan pertamanya adalah 1,8 volt.
3) Buat kurva volume hidrogen yang dihasilkan terhadap waktu untuk setiap nilai tegangan
yang diberikan, hitung laju hidrogen masing-masing.
Jawab: Kurva Vol-t terlampir pada Tabel 2.3 Dengan laju hidrogen yang diperoleh
adalah :
 V=2 volt  Q=0,0079 mL/s
 V=2,3 volt  Q=0,0216 mL/s
 V=2,5 volt  Q=0,0376 mL/s
 V=2,8 volt  Q=0,0565 mL/s
 V=3 volt  Q=0,0893 mL/s
4) Hitung efisiensi energi dan efisiensi Faraday elektroliser dari setiap data yang diperoleh.
Jawab:
Efisiensi Faraday:
 V=2 volt  𝜂=0,77
 V=2,3 volt  𝜂=0,53
 V=2,5 volt  𝜂=0,64
 V=2,8 volt  𝜂=0,52
 V=3 volt  𝜂=0,68
Efisiensi energi:
 V=2 volt  𝜂=0,00118
 V=2,3 volt  𝜂=0,00070
 V=2,5 volt  𝜂=0,00078
 V=2,8 volt  𝜂=0,00057
 V=3 volt  𝜂=0,00069

V. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :


4.1 Tegangan dekomposisi air dapat ditentukan berdasarkan kemunculan
gelembung hydrogen selama proses elektrolisis. Pada percobaan ini,
gelembung mulai terbentuk di PEM Elektroliser pada tegangan 2 volt.
4.2 Laju produksi hydrogen dipengaruhi oleh volume gas hydrogen yang dihasilkan
serta waktu pembentukan gelembung yang juga tergantung dari besar tegangan
yang diberikan, di mana laju produksinya berbanding lurus dengan tegangan.
Nilai yang didapat pada percobaan ini yaitu pada saat tegangan yang diberikan
2 volt yaitu 7.9239 × 10−9 𝑚3 /𝑠, lalu pada 2.3 volt yaitu 2.1598 ×
10−8 𝑚3 /𝑠 t dan terus meningkat seiring tertambahan tegangan.
4.3 Efisiensi energi yang diperoleh yaitu 0.001178 ketika tegangan 2 volt dan
efisiensi faraday 0.77, Efisiensi energi dan faraday elektroliser bergantung pada
tegangan yang diberikan, arus yang terukur serta waktu yang didapat, semakin
tinggi tegangan, arus dan waktu maka efisiensi energi yang dihasilkan semakin
rendah.
4.4 Lingkungan dapat berpengaruh terhadap efisiensi elektroliser, diantaranya
yaitu temperature lingkungan, tekanan, serta ketelitian praktikan. Dengan suhu
ruang 298 K ini berpengaruh pada volume hitungan yang selanjutnya juga
berpengaruh untuk efisiensi elektroliser.

Anda mungkin juga menyukai