Anda di halaman 1dari 12

Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

ABSTRAK

Percobaan mengenai Efek Hall ini bertujuan untuk menentukan konstanta Hall dan
konsentrasi pembawa muatan pada bahan perak dan tungsten. Percobaan ini juga
dimaksudkan untuk mengamati efek Hall, serta hubungan potensial Hall V H dengan arus I
dan potensial V H dengan medan magnet Bz . Peralatan yang digunakan dalam percobaan
yaitu lempengan sampel perak (Ag) dan tungsten, sumber arus konstan 10 A dan 20A, lubang
U_CORE, sepasang lempeng kutub yang dibor, coil 250 lilitan, probe tangensial, multimeter
CA 4010 (15 A), microvoltmeter, dan teslameter. Diperoleh nilai RH rata-rata dari sampel
tungsten dengan arus 15A sebesar 2,190x10-10 m3/C dan untuk arus 20A sebesar 1,993x10-10
m3/C. Pada sampel perak diperoleh nilai RH rata-rata dengan arus 15A sebesar 1,54622x10-10
m3/C dan dengan arus 20A sebesar 1,49375x10-10 m3/C. Didapatkan pula nilai konsentrasi

pembawa muatan rata-rata pada tungsten dengan arus tetap 15A sebesar 2,851×1028 m3/C

dan arus 20A sebesar 3,135×1028 m3/C. Pada perak dengan arus 15A sebesar 4,03744×1028

m3/C dan pada arus 20A sebesar 4,189×1028 m3/C.

Kata kunci : Arus, Efek Hall,Magnet, Tegangan.


Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

I Tabel Data Awal


I.1 Tabel Data Kalibrasi Medan Magnet
Tabel 1.1 Tabel Data Kalibrasi Medan Magnet
Kalibrasi Medan Magnet
I (A ) B(T )
0.5 0.118
1.0 0.200
1.5 0.295
2.0 0.374
2.5 0.455
3.0 0.520
3.5 0.585
4.0 0.630
4.5 0.665
5.0 0.695
5.5 0.715
6.0 0.735
6.5 0.748
7.0 0.760
7.5 0.780
8.0 0.790
8.5 0.800
9.0 0.810

I.2 Tabel Data Percobaan Tungsten


Tabel 1.2 Tabel Data Percobaan Tungsten
TUNGSTEN
V (µV ) Rh n KSR R h KSR n
B(T )
I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A
0.20 6.5 7.5
0.37 11.6 15.0
0.52 17.4 20.2
0.63 20.9 24.9
0.70 23.1 28.0
0.74 24.2 30.0
0.76 25.2 -
0.79 26.0 -
0.81 27.0 34.0

I.3 Tabel Data Percobaan Silver


Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

Tabel 1.3 Tabel Data Percobaan Silver


SILVER
V ( µV ) Rh n KSR R h KSR n
B(T )
I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A
0.20 4.6 6.3
0.35 8.2 11.7
0.51 12.0 15.0
0.62 14.1 18.1
0.70 16.1 20.5
0.74 17.0 21.0
0.76 17.7 21.6
0.78 18.1 22.7
0.80 18.6 24.0

II Pengolahan Data
II.1Persamaan
Contoh pengolahan data menggunakan sampel data percobaan pertama dengan bahan
tungsten saat I =15 A dan B=0,20 T
1. Konstanta Hall R H
V H ×d
RH=
B×I
Keterangan :

R H =konstanta Hall ( Ω meter


T )
−6
V H =tegangan Hall=6,5 μV =6,5× 10 V
−4
d=ketebalan sample=0,0001 m=10 m
B=medan magnet ( T )
I =arus listrik ( A )
6,5× 10−6 V ×10− 4 m
RH=
0,20 T ×15 A
−10 Ω meter
R H =2,1667 ×10
T
3
−10 m
R H =2,1667 ×10
C
Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

2. Nilai konsentrasi pembawa muatan n


Dari persamaan
1
RH=
e×n
Sehingga :
1
n=
R H ×e
Keterangan :

R H =konstanta Hall ( )
m3
C

n=konsentrasi pembawa muatan ( m−3 )


−19
e= jumlah muatan elektron=1,602 ×10 C
1
n=
(2,1667 ×10 )
3
m
× ( 1,602× 10 C )
−10 −19
C
28 −3
n=2,8810 ×10 m
3. Kesalahan Relatif Konstata Hall R H

KSR R H =
| R Hlit −R Hhit
RHlit
×100 %
|
dengan :
−10 m3
Rh tungsten literatur=1,18 ×10
C
3
−11 m
Rh Ag literatur =9 ×10
C

KSR R H = | ( 1,18 × 10−10 )−( 2,1667 × 10−10 )


1,18 ×10−10 |
× 100 %

KSR R H =83,62%
4. Kesalahan Relatif konsentrasi pembawa muatan n

KSR n=
| nlit −nhit
nlit |
× 100 %

Keterangan :
28 −3
n tungsten literatur=5,29 ×10 m
28 −3
n Agliteratur =6,6 ×10 m
Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

KSR n=
| ( 5,29 ×1028 ) −( 2,8810 ×1028 )
5,29 ×10
28 |
×100 %

KSR R H =45,54 %
5. Konstanta Hall R H secara Grafis
Besar konstanta R H dapat juga ditentukan secara grafis dari kurva antara V H dan
Bz , dengan R H adalah slope kurva tersebut
( slope x ) d
RH=
Ix
∆V H
slope x=
Bz
slope x juga dapat dilihat dari koefisien di x pada persamaan y=a x+b .
untuk tungsten dengan I=15 A memiliki persamaan y=33.753 x−0.468 , sehingga
:
( 33.753 ) × 10−4 m
RH=
15 A
3
m
R H =0,0002 25
C
II.2Tabel Data Hasil Perhitungan
II.2.1 Tabel Data Hasil Perhitungan pada Percobaan Tungsten
Tabel 2.1 Tabel Data Hasil Perhitungan pada Percobaan Tungsten
TUNGSTEN
V (µV ) Rh n KSR R h KSR n
B(T )
I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A
2.88101E+2
0.20 6.5 7.5 2.16667E-10 1.875E-10 3.3292E+28 83.62% 58.90% 45.54% 37.07%
8
3.01886E+2
0.37 11.6 15.0 2.06774E-10 2.00535E-10 3.1128E+28 75.23% 69.94% 42.93% 41.16%
8
2.79823E+2
0.52 17.4 20.2 2.23077E-10 1.94231E-10 3.2138E+28 89.05% 64.60% 47.10% 39.25%
8
2.82243E+2
0.63 20.9 24.9 2.21164E-10 1.97619E-10 3.1587E+28 87.43% 67.47% 46.65% 40.29%
8
0.70 23.1 28.0 2.21583E-10 2.01439E-10 2.8171E+28 3.0988E+28 87.78% 70.71% 46.75% 41.42%
2.84381E+2
0.74 24.2 30.0 2.19501E-10 2.04082E-10 3.0587E+28 86.02% 72.95% 46.24% 42.18%
8
2.82385E+2
0.76 25.2 - 2.21053E-10 - - 87.33% - 46.62% -
8
0.79 26.0 - 2.19409E-10 - 2.845E+28 - 85.94% - 46.22% -
2.80899E+2
0.81 27.0 34.0 2.22222E-10 2.09877E-10 2.9742E+28 88.32% 77.86% 46.90% 43.78%
8
Rata-Rata 2.190.E-10 1.993.E-10 2.851.E+28 3.135.E+28 85.64% 68.92% 46.11% 40.73%
Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

II.2.2 Tabel Data Hasil Perhitungan pada Percobaan Silver


Tabel 2.2 Tabel Data Hasil Perhitungan pada Percobaan Silver
SILVER
V ( µV ) Rh n KSR R h KSR n B(T )
B(T )
I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A I =15 A I =20 A
0.20 4.6 6.3 1.53333E-10 1.5625E-10 4.071E+28 3.995E+28 70.37% 73.61% 38.32% 39.47%
0.35 8.2 11.7 1.5619E-10 1.67143E-10 3.997E+28 3.735E+28 73.54% 85.71% 39.45% 43.41%
0.51 12.0 15.0 1.56863E-10 1.47059E-10 3.979E+28 4.245E+28 74.29% 63.40% 39.71% 35.69%
0.62 14.1 18.1 1.51613E-10 1.45968E-10 4.117E+28 4.276E+28 68.46% 62.19% 37.62% 35.21%
0.70 16.1 20.5 1.54436E-10 1.47482E-10 4.042E+28 4.233E+28 71.60% 63.87% 38.76% 35.87%
0.74 17.0 21.0 1.54195E-10 1.42857E-10 4.048E+28 4.370E+28 71.33% 58.73% 38.66% 33.79%
0.76 17.7 21.6 1.55263E-10 1.42105E-10 4.020E+28 4.393E+28 72.51% 57.89% 39.08% 33.44%
0.78 18.1 22.7 1.54701E-10 1.45513E-10 4.035E+28 4.290E+28 71.89% 61.68% 38.86% 35.00%
0.80 18.6 24.0 1.55E-10 1.5E-10 4.027E+28 4.161E+28 72.22% 66.67% 38.98% 36.95%
4.03744E+2
Rata-Rata 1.54622E-10 1.49375E-10 4.1885E+28 71.80% 65.97% 38.83% 36.54%
8

II.2.3 Tabel Data Hasil Perhitungan Rh Secara Grafis


Tabel 2.3 Tabel Data Hasil Perhitungan Rh Secara Grafis
Tungsten Perak
15 A 20 A 15 A 20 A
0.000225 0.00006528 0.000154 0.0001379

II.3Grafik
II.3.1 Grafik Kalibrasi Medan Magnet

Grafik Kalibrasi Medan Magnet terhadap Arus


0.900
0.800
0.700
Medan Magnet (T)

0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0
Arus (A)

Gambar 2.1 Grafik Kalibrasi Medan Magnet


Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

II.3.2 Grafik Hubungan Tegangan Hall terhadap Medan Magnet pada Tungsten

Grafik Hubungan Tegangan Hall (VH) Terhadap Medan Magnet (B)


untuk Sampel Tungsten
40.0
35.0
30.0
Tegangan Hall (µV)

25.0 f(x) = 33.7526882334901 x − 0.468035879940494


20.0
f(x) = 13.0561000280014 x + 9.73429604951112
15.0
10.0
5.0
0.0
0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90
Medan Magnet (T)

I = 15 A Linear (I = 15 A)
I = 20 A Linear (I = 20 A)

Gambar 2.2 Grafik Hubungan Tegangan Hall terhadap Medan Magnet pada
Tungsten
II.3.3 Grafik Hubungan Tegangan Hall terhadap Medan Magnet pada Silver

Grafik Hubungan Tegangan Hall (VH) Terhadap


Medan Magnet (B) untuk Sampel Perak
30.0
25.0
Tegangan Hall (µV)

20.0 f(x) = 27.5804916113929 x + 1.17070230198985


15.0 R²
f(x)==0.992183100704446
23.1598907530238 x + 0.0198439328911402
10.0 R² = 0.999342363184906
5.0
0.0
0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90
Medan Magnet (T)

I = 15 A Linear (I = 15 A)
I = 20 A Linear (I = 20 A)

Gambar 2.3 Grafik Hubungan Tegangan Hall terhadap Medan Magnet pada
Silver
Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

III Analisis Data


Percobaan ke tujuh dalam Praktikum Keahlian Fisika ini adalah mengenai Efek Hall
yang bertujuan untuk menentukan konstanta Hall dan konsentrasi pembawa muatan pada
bahan perak dan tungsten. Percobaan ini juga dimaksudkan untuk mengamati efek Hall, serta
mengamati hubungan potensial Hall V H dengan arus I dan potensial V H dengan medan
magnet Bz . Efek Hall sediri merupakan suatu peristiwa pembelokan muatan ke salah satu sisi
dari konduktor yang digunakan akibat adanya medan magnet yang diberikan. Jika arus listrik
mengalir melalui konduktor dalam medan magnet, medan magnet memberikan gaya
transversal pada pembawa muatan bergerak yang cenderung mendorong mereka ke satu sisi
konduktor. Penumpukan muatan di sisi konduktor akan menyeimbangkan pengaruh magnetik
dan menghasilkan tegangan terukur antara kedua sisi konduktor. Tegangan transversal
terukur inilah yang disebut efek Hall.
Alat-alat yang digunakan pada percobaaan ini terdiri atas sumber arus untuk medan
magnet I B, sumber arus untuk sampel I x , 2 buah coil 250 lilitan yang dipasang pada U CORE
sebagai penghasil medan magnet, satu pasang lempeng kutub yang dibor sebagai tempat
penumpukan muatan, multimeter sebagai alat ukur arus listrik, mikrovoltmeter sebagai alat
ukur tegangan, probe tangensial, teslameter sebagai alat ukur medan magnet, serta sample
percobaan yang terdiri atas silver dan tungsten. Sebelum percobaan dimulai, alat-alat
percobaan yang terdiri atas sumber arus I B dan I x , mikrovoltmeter, kumparan, serta kabel
dirangkai terlebih dahulu. Kemudian menghubungkan sumber arus medan magnet I B positif
(merah) dengan lubang A pada kumparan 1 sebagai input kumparan. Kemudian 2 box yang
ada pada instrument efek Hall disambungkan agar arus dapat mengalir dari box a ke box b,
kedua box ini dapat disambungkan dengan menghubungkan titik E pada kumparan sebelah
kiri ke titik E pada kumparan sebelah kanan. Kemudian menghubungkan kumparan dengan
multimeter untuk mengukur arus yang mengalir di dalam kumparan. Selanjutnya
menghubungkan ground multimeter dengan ground sumber arus. Setelah itu, sumber arus
dihubungkan dengan lempengan tiap sampel. Lempengan sampel diletakkan di antara 2 buah
kutub, lalu sumber arus dihubungkan dengan lempengan sampel sebagai input, kemudian
lempengan sampel dihubungkan dengan mikrovoltmeter untuk mengukur tegangan Hall yang
terjadi. Setelah semua hal tersebut dilakukan, selanjutnya adalah mengkalibrasi medan
magnet dan kemudian memasangan tangesial B probe yang telah terhubung pada teslameter
diantara 2 buah lempeng kutub. Medan magnet yang terbaca pada teslameter tersebut dicacat
dari mulai pemberian arus 0,5 A hingga 9A untuk setiap kenaikan 0,5A. Selanjutnya untuk
Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

pengambilan data, pada percobaan ini dilakukan dengan mengamati tegangan Hall yang
terukur dengan memberikan variasi arus I x dan medan magnet I B.
Untuk pengkalibrasian medan magnet, dilakukan dengan mengukur arus I B dan medan
magnet (B) dalam keadaan tanpa sampel. Arus yang mengalir pada kumparan divariasikan
dari rentang 0,5 A hingga 9A untuk setiap kenaikan 0,5A. Kalibrasi medan magnet ini
dilakukan dengan mengamati perubahan medan magnet sebagai fungsi arus yang melalui
kumparan untuk mengetahui hubungan antara pemberian arus kumparan terhadap nilai medan
magnet yang dihasilkan. Dari kalibrasi medan magnet, diperoleh data perubahan medan
magnet terhadap pemberian arus setiap kenaikan 0,5 A. dari data tersebut dapat dibuat suatu
grafik yang menyatakan hubungan arus dan medan magnet, dari grafik pada Gambar 2.1
diketahui bahwa medan magnet dan arus memiliki hubungan yang berbanding lurus, artinya
semakin besar arus yang diberikan pada rangkaian dan semakin banyak jumlah lilitan
kumparan, maka medan magnetnya pun akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan
persamaan medan magnet ¿ dan teori yang dinyatakan dalam Hukum Ampere, bahwa medan
magnet yang dihasilkan suatu kumparan berarus listrik bergantung pada besar kuat arus
listrik, banyaknya kumparan dan jari-jari lingkaran kawat, semakin besar arus listrik yang
diberikan, semakin kecil jari-jari lingkaran kawat maka semakin besar gaya medan magnet
pada kawat melingkar.
Pada percobaan dengan sampel tungsten diperoleh besar tegangan Hall V H yang
berbanding lurus dengan nilai medan magnet untuk kedua variasi arus (15 A dan 20 A). Hal
ini dapat dilihat pada grafik hubungan tegangan Hall terhadap medan magnet yang tertera di
Gambar 2.2. Saat medan magnet sebesar 0,20 T, tegangan Hall kedua variasi arus adalah
6,5 V dan 7,5V . Hingga pada medan magnet terakhir yang timbul yaitu 0,81 T, tegangan Hall
kedua variasi arus menjadi 27 V dan 34 V. Namun pada saat B=1,76 T dan 0,79T , tidak
muncul tegangan Hall. Konstanta Hall R H rata-rata yang diperoleh adalah sebesar
−10 −10
2,19 ×10 untuk I =15 A dan 1,993× 10 untuk I =20 A . Konstanta Hall ini cenderung
meningkat seiring naiknya tegangan, ketidaktepatan hasil hanya terjadi pada saat tegangan
Hall tidak muncul. Hubungan yang berbanding lurus ini sudah sesuai dengan teori, di mana
semakin besar sumber arus yang diberikan pada kumparan maka akan menimbulkan medan
magnet yang semakin besar pula. Besar medan magnet tersebut akan mempengaruhi gaya
Lorentz pada pembawa muatan yang sedang bergerak dan pada akhirnya mempengaruhi
besar tegangan Hall yang timbul. Kesesuaian teori ini juga sudah sesuai dengan rumus bahwa
medan magnet yang dihasilkan berbanding lurus dengan tegangan Hall. Meskipun hasil
Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

perhitungan dan grafik sudah menunjukkan hasil yang mendekati teori, namun konstanta Hall
pada percobaan tungsten ini memiliki kesalahan relatif yang sangat besar, yaitu dengan rata-
rata 85,64 %untuk I =15 A dan 68,92 %untuk I =20 A . Untuk konstanta pembawa muatan (n)
rata-rata yang dihasilkan adalah 2,851 ×1028 untuk I =15 A dan 3,135 ×1028 untuk I =20 A ..
Hasil ini pun terbilang sangat jauh dari konsentrasi pembawa muatan literatur yaitu
5,29 ×10 m . Sehingga KSR n nya pun besar, yaitu dengan rata-rata 46,11 % untuk
28 −3

I =15 A dan 40,73% untuk I =20 A .


Pada percobaan dengan sampel Perak (Ag) juga diperoleh nilai tegangan Hall V H yang
berbanding lurus dengan nilai medan magnet untuk kedua variasi arus (15 A dan 20 A).
Dimana semakin besar medan magnetnya, maka tegangan Hall-nya akan semakin meningkat.
Hal ini dapat dilihat pada grafik hubungan tegangan Hall terhadap medan magnet yang tertera
di Gambar 2.3 yang sudah sesuai dengan teori dan persamaan tegangan Hall. Pada saat
medan magnet sebesar 0,20 T, tegangan Hall kedua variasi arus (15 A dan 20 A) adalah 4,5
V dan 6,3 V. Hingga pada saat medan magnet mencapai 0,80 T, tegangan Hall menjadi
18,6 V dan 24 V. Untuk konstanta RH rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 1,54622x10-
10
untuk I =15 A dan 1,4938x10-10 untuk I =20 A . Dimana konstanta Hall ini cenderung
meningkat. Dari grafik yang terbentuk, dapat terlihat bahwa terdapat hubungan yang
berbanding lurus antara tegangan Hall dengan medan magnet. Sama seperti pada percobaan
Tungsten, grafik yang dihasilkan percobaan perak juga sudah esuai dengan teori. Meskipun
hasil perhitungan dan grafik sudah menunjukkan hasil yang mendekati teori, namun
konstanta Hall pada percobaan tungsten ini memiliki kesalahan relatif yang sangat besar,
yaitu KSR rata-rata untuk I =15 A adalah 71,80% dan untuk I =20 A adalah 65,97%. Untuk
konstanta pembawa muatan (n) rata-rata yang dihasilkan adalah 4,0374 ×1028 untuk
I =15 A dan 4,189 × 1028 untuk I =20 A . Hasil ini tidak sesuai dengan konstanta pembawa
muatan literatur dari perak, yaitu 6,6 ×10 28 m−3. Sehingga KSR n nya pun besar, yaitu dengan
rata-rata 38,83% untuk I =15 A dan 36,54% untuk I =20 A .
Selain menggunakan persamaan, konstanta Hall juga dapat dihitung secara grafis, yaitu
dengan memanfaatkan slope x yang dihasilkan dari persamaan y=ax+ b pada grafik. Namun,
hasil perhitungan secara grafis juga menunjukkan hasil yang sangat jauh dari literature.
Kemudian konsentrasi pembawa muatan dinyatakan oleh besarnya kostanta Hall dan
pembawa muatan elektron. Dimana semakin besar konstanta Hall, maka konsentrasi
pembawa muatan akan semakin kecil, sehingga keduanya memiliki hubungan yang
berbanding terbalik. Sedangkan hasil dari percobaan yang dilakukan tidak menunjukkan
Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

hubungan tersebut, melainkan cenderung fluktuatif. Konsentrasi pembawa muatan serta nilai
konstanta Hall yang fluktuatif ini bisa menjadi salah satu penyebab besarnya nilai KSR.
Selain itu, KSR yang besar juga bisa disebabkan oleh proses kalibrasi yang tidak memenuhi
standar, penempatan sampel uji yang tidak tepat, kabel penghubung probe yang tidak
tersambung dengan baik sehingga arus yang mengalir kurang optimal, kesalahan pengamatan
dan pengambilan data. Selain itu, bisa juga diakibatkan karena nilai yang terbaca pada alat
ukur tidak stabil sehingga nilai yang dicatat tidak akurat.
Selain mengetahui konstanta Hall dan konsentrasi pembawa muatan, percobaan efek Hall
ini juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah pembawa muatan dalam sebuah bahan
konduktor adalah hole atau electron. Sebuah plat sample dengan lebar d, ketika pembawa
arusnya adalah elektron maka muatan akan bergerak dari arus negatif, yaitu dari arah bawah
ke atas, sedangkan, jika pembawa arusnya adalah hole, maka muatan akan bergerak dari arah
berlawanan sehingga potensial tertinggi pada plat untuk kedua kondisi tersebut berlawanan
arah. Berdasarkan salah satu percobaan yang telah dilakukan oleh (Pakpahan, et al., 2015),
percobaan efek Hall pada tungsten memberikan hasil tegangan Hall positif, menunjukkan
bahwa mekanisme sifat konduksi bahan diakibatkan oleh pembawa muatan positif.
Sedangkan percobaan pada perak menunjukkan hal sebaliknya, yaitu diperoleh nilai tegangan
Hall negative sehingga mekanisme konduksi bahan diakibatkan oleh pembawa muatan
negative.
Syifa Arinal Haq ǀ 140310190001 ǀ A

IV Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan nilai konstanta Hall dan
konsentrasi pembawa muatan pada bahan tungsten dan silver dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus yang ada, dan diperoleh :
a. Untuk tungsten:
 Konstanta Hall dengan arus tetap 15 A rata-rata sebesar 2,19 ×10−10
 Konstanta Hall dengan arus tetap 20 A rata-rata sebesar 1,993 ×10−10
 Konsentrasi pembawa muatan dengan arus tetap 15 A rata-rata sebesar 2,851 ×1028
 Konsentrasi pembawa muatan dengan arus tetap 20A rata-rata sebesar 3,135 ×1028
b. Untuk silver:
 Konstanta Hall dengan arus tetap 15 A rata-rata sebesar 1,54622× 10−10
 Konstanta Hall dengan arus tetap 20 A rata-rata sebesar 1,4938 ×10−10
 Konsentrasi pembawa muatan dengan arus tetap 15 A rata-rata sebesar
28
4,0374 ×10
 Konsentrasi pembawa muatan dengan arus tetap 20A rata-rata sebesar 4,189 × 1028

Anda mungkin juga menyukai