a. Tahanan pentanahan
langkah berikut:
a. Ukuran lokasi gardu induk yaitu 112 m x 41 m atau 4592 m2 berbentuk empat
persegi panjang.
Dengan asumsi bahwa peralatan ditanahkan langsung tanpa impedansi dan arus
gangguan tanah simetri If ≈ 3I0, maka Ukuran konduktor dihitung dengan Persamaan
3xE x 3
3I0 =
3R f ( R1 R2 R0 ) j ( X 1 X 2 X 0 )
3.x150.000. 3
3I0 =
3.(0) (4 4 10) j (10 10 40)
|3 | = 12442.53
= 4147.509
Untuk gangguan sisi 20 kVm, impedansi gangguan ekivalen 150 kV harus
transformasinya adalah :
20
1= 150 + 20
150
2
20
Z1 = (4 + j10) + 0,034 + j1,014
150
= 0,105111 + j1.191778
Z0 = 0,034 + j1,014
Maka
3xE x 3
3I0 =
3R f ( R1 R2 R0 ) j ( X 1 X 2 X 0 )
3I0 = 3 x 20000 x 3
3(0) (0.15111 0.15111 0.034) j (1.191778 1.191778 1.014)
│3I0│= 29725.45 A
= 9908.485
konduktor pembumian.
Dengan menggunakan Tabel A1 lampiran 1, untuk lama waktu gangguan 0.1
detik, faktor dekremen Df =1.25, maka arus gangguan asymmetri (rms) adalah 1.25 x
29725.45 = 37156.82 A. Nilai arus ini akan digunakan untuk menentukan diameter
copper clad steel wire sesuai yang terpasang pada GI Maros dengan konduktivitas 30
% sebagai konduktor grid, dengan temperatur keliling 400 C dan batas temperatur
maksimum 7000 C.
Jadi luas penampang dari konduktor dihitung dengan menggunakan Persamaan pada
! 10"
=3 #$ %
# −#
&' (1 + ) , + #+ -.
+
Karena luas penampang koduktor 142,8 mm2 tidak ada maka dipilih luas
penampang konduktor 150 mm2, dengan demikian luas penampang yang terpasang
3000 Ω-m dan tahanan jenis tanah 100 Ω-m, faktor refleksi K dihitung dengan
menggunakan persamaan :
s
K= (4.3)
s
100 3000
= = - 0,93548
100 3000
Dari Gambar 4.2 untuk K = - 0,93548 dan hs = 0,1 m diperoleh faktor reduksi Cs
= 0,58389 Faktor reduksi dapat juga dihitung secara pendekatan dengan menggunakan
0,091
s
Cs = 1 - (4.4)
2hs 0,09
100
0,091
=1- 3000
= 0.58389
2(0,70) 0,09
Dengan Cs = 0.58389
345 = 282.1918
345 = 154.8623
385 = 1000 + 6 $ ! 65
Dengan Cs = 0.58389
385 = 895.3911
387 = 1000 + 6 $ ! 67
Dengan Cs = 0.58389
387 = 491.3763
Dari data pada tabel tabel 4.2, panjang total keseluruhan konduktor adalah 2215
1 1 1
9: = ! ; + 1+ A
<# √20 1 + ℎ?20/
9: = 100 B11C7 + 1+ G
C C C
√1 D "7E1 CF .5?1 /"7E1
9: = 100 0.0071476
9: = 0.71476 ohm
Arus grid maksimum IG ditentukan persamaan sebelumnya dalam bab II, Untuk
Ig
Sf =
3I 0
Ig
Sf
3I 0
I g Sf * 3 Io
I g 22396 .55 A
IG = Df.Ig
IG = 1.25 x 22396.55
grid maksimum pada sisi 150 kV (12442,53 Amp), namun belitan trafo 20 kV dengan
hubungan bintang ditanahkan merupakan sumber lokal arus gangguan dan tidak
memberi konstribusi terhadap kenaikan potensial tanah (GPR, Ground Potential Rise).
Jadi, arus grid maksimum didasarkan pad harga arus gangguan sisi 150 kV (12442,53
Amp).
diizinkan.
GPR = IG.Rg
Harga ini jauh lebih besar dari 895.3911 volt, batas aman seperti yang diperoleh
pada langkah ke tiga. Oleh sebab itu dibutuhkan evaluasi rancangan lebih lanjut.
1 D2 ( D 2h ) 2 h K ii 8
Km = ln . ln
2 16.h.d 8.D.d 4.d K h (2n 1
dengan :
,HH =
C
1I /J
dengan
,HH = 0.635405
dan
h
Kh = 1
ho
h = 0.7 m
ho = 1.0 m
0 .7
Kh = 1
1 .0
Kh =1.30384
Km = 0.754187
Ki = 0,644 + 0,148 n
di mana
n = 18 batang
Ki = 0,644 + 0,148.18
= 2,864
Tegangan mesh Em dihitung sebagai berikut :
K m K i I G
Em =
LM
100 x0.754187x2.684 x 27996
Em =
2215
Em = 193.29 Volt
Menghitung Tegangan langkah
1 1
KS =
1 1
1 0.5n 2
2.h D h D
KS =
1 1
1
2.0.7 7 0.7 7
1
1 0.5152
= 0.31417
Sehingga diperoleh:
.I G .K s .K i
El=
0.75.LC . 0.85.LR
= 243.027 Volt
* Langkah ke 9
Hasil perhitungan diperoleh tegangan mesh lebih rendah dari tegangan sentuh
* Langkah ke 10
diizinkan yang sudah diperoleh sebelumnya dalam langkah ke 3 pada 243.027 volt
methods)
! = 2MN9
! = 2 M 28 0.7129
! = 2MN9
! = 2 M 28 0.5025
Electrode methods)
! = 2MN9
! = 2 M 28 0.7129
! = 2MN9
! = 2 M 28 0.5025
Hasil perhitungan menggunakan metode tiga titik dan metode empat titik
nilainya sama, hal ini disebabkan oleh jarak antara elektroda yang terpasang
Pada saat terjadi gangguan pada peralatan gardu induk maka arus
dinetralkan masuk ke dalam tanah. Besarnya arus mengalir dalam tanah tersebut
(b)
(c)
program ETAP. Untuk gambar (a) menunjukkan bentuk grid dan posisi elektroda
batang sistem pembumian, (b) visualisasi dari gambar (a) untuk dua dimensi
tampak dari depan dan gambar (c) visualisasi dari gambar (a) untuk tiga dimensi.
Simulasi ini dilakukan untuk menguji hasil analitik dan hasil pengukuran,
namun demikian dalam simulasi ini tidak memperlihatkan nilai arus gangguan
pengujian sebesar 29.725 kA, sehingga diperoleh hasil seperti pada gambar 4.5.
1309.2 volt untuk berat badan 70 kg, sedangkan yang sentuh yang diijinkan
sebesar 2060.3 volt. Begitu juga untuk tegangan langkah hasil simulasi sebesar
852.5 volt dan tegangan yang diijinkan sebesar 6751.6 volt untuk berat badan 70
demikian maka sistem pembumian gardu induk Maros menuhi syarat yang ada
yaitu tegangan langkah hasil perhitungan dengan simulasi ETAP lebih kecil dari
tegangan langkah yang ditoleransi, demikian juga dengan tegangan sentuh lebih
sebesar 1309.2 volt untuk berat badan 50 kg, sedangkan yang sentuh yang
diijinkan sebesar 1522.2 volt. Begitu juga untuk tegangan langkah hasil simulasi
sebesar 852.5 volt dan tegangan yang diijinkan sebesar 4988.5 volt untuk berat
badan 50 kg. Dengan demikian maka sistem pembumian gardu induk Maros
menuhi syarat yang ada yaitu tegangan langkah hasil perhitungan dengan
simulasi ETAP lebih kecil dari tegangan langkah yang ditoleransi, demikian juga
dengan tegangan sentuh lebih kecil dari tegangan sentuh yang ditoleransi.
Begitupun dengan tahanan pembumian lebih kecil atau sama dengan dari 1 ohm
(≤ 1Ω.)
pengukuran di lokasi gardu induk 150 kV Maros seperti terlihat pada tabel 4.5
berikut.
Pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai yang diukur seperti
mendekati nilai hasil analitik. Dengan demikian maka hasil analitik yang telah