Anda di halaman 1dari 23

PERCOBAAN I

GERAK LURUS

LAPORAN PRAKTIKUM

`UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Praktikum Fisika Dasar I

Yang dibina oleh Bapak M.Reyza Arief Taqwa, M.Pd

Oleh:

Lilia Fitria Rani

190321624036

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

NOVEMBER 2019
LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN GERAK LURUS

A. TUJUAN

Dalam percobaan gerak lurus ini diharapkan mahasiswa mampu


menggunakan ticker timer dengan benar. Lalu dengan menggunakan alat
ticker timer mahasiswa dapat memahami konsep satuan waktu dalam
gerak dan berdasarkan titik-titik yang dibentuk oleh ticker timer
mahasiswa diharapkan mampu mentransformasi dalam bentuk data
besaran jarak, kecepatan, percepatan, dan waktu. Selain itu, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan materi teori grafik dalam menentukan
hasil ukur eksperimen. Lalu diharapkan mahasiswa mampu membuat
grafik hubungan antara jarak dan waktu, jarak dan kuadrat waktu,
menurunkan rumus eksperimennya, serta membandingkannya dengan
rumus matematis yang sudah dipelajari di perkuliahan (teori), diharapkan
juga mahasiswa mampu membuat grafik hubungan antara kelajuan dan
waktu, menurunkan rumus eksperimennya, serta membandingkannya
dengan rumus matematis yang sudah dipelajari di perkuliahan (teori) serta
diharapkan mahasiswa mampu membuat grafik hubungan antara
percepatan dan waktu, menurunkan rumus eksperimennya, serta
membandingkannya dengan rumus matematis yang sudah dipelajari di
perkuliahan (teori). Berdasarkan grafik tersebut dipahami konsep
percepatan tetap pada gerak lurus dipercepat beraturan. Dan yang terakhir
mahasiswa diharapkan mampu menerapkan teori ralat rambat dalam
menyelesaikan hasil ukur percobaan berdasarkan grafik yang akan dibuat.

B. LATAR BELAKANG

Sebuah benda dikatakan bergerak jika posisi benda tersebut


mengalami berubahan terhadap benda lain disekelilingnya. Dengan
demikian yang dimaksud gerak adalah perubahan kedudukan atau tempat
suatu benda terhadap titik acuan atau titik asal tertentu. Jadi bila suatu
benda kedudukannya berubah setiap saat terhadap suatu titik acuan maka
benda dikatakan sedang bergerak. (Daryanto, 2003)
Gerak mempunyai ragam dan bentuk. Menurut bentuk lintasannya
gerak dapat dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya yaitu gerak lurus.
Gerak lurus adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus.
Berdasarkan kelajuan yang ditempuhnya gerak lurus dapat dibedakan
menjadi dua,yaitu:
1. Gerak lurus beraturan (GLB)
GLB adalah suatu benda yang bergerak dengan laju tetap pada
lintasan yang lurus. Syarat yang harus dipenuhi agar benda bergerak lurus
beraturan adalah:
a. Arah gerak benda tetap sehingga lintasannya lurus
b. Kelajuan benda selalu tetap tidak berubah
Pada gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam
selang waktu yang sama pula. Dengan kata lain perbandingan jarak dengan
selang waktu selalu konstan atau tetap. Jadi benda yang bergerak lurus
beraturan mempunyai kecepatan gerak yang besarnya selalu tetap.
∆ s=v . ∆ t

2. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)


GLBB adalah suatu gerak lurus yang memiliki kecepatan selalu
berubah disetiap saat dan perubahan kecepatan tersebut di setiap saat
selalu sama, tetap atau konstan. Jadi gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) dapat diartikan sebagai gerak benda dalam lintasan lurus dengan
percepatan tetap. Yang dimaksudkan dengan percepatan tetap adalah
perubahan percepatan gerak benda yang berlangsung secara tetap dari
waktu ke waktu. Mula-mula dari keadaan diam, benda mulai bergerak,
semakin lama semakin cepat dan kecepatan gerak benda tersebut berubah
secara teratur. Ingat, perubahan kecepatan bisa berarti terjadi pertambahan
kecepatan atau pengurangan kecepatan. Pengurangan kecepatan tetap kita
sebut dengan percepatan tetapi bernilai negatif. ( Mohammad Ishaq, 2007)
1 2
1. v t=v 0+ at 2. s=v 0 t+ a t 3. v t2=v 02+2 as
2
C. ALAT DAN BAHAN
Dalam percobaan ini digunakan alat dan bahan seperti Presicion
Metal Rail yang berfungsi sebagai lintasan trolley. Lalu ada trolley yang
digunakan sebagai benda yang melakukan gerak lurus di atas rel presisi,
ada katrol, ada ticker timer yang berfungsi sebagai merekam gerakan
benda melalui titik-titik pada pita, lalu pita kertas digunakan sebagai
tempat tercetaknya titik-titik yang dihasilkan ticker timer. Selain itu ada
tali/ benang ringan yang berfungsi sebagai penghubung antara trolley
dengan beban, ada penggaris panjang yang berfungsi mengukur panjang
jarak titik-titik yang dihasilkan oleh ticker timer, ada beban yang berfungsi
menarik trolley sehingga dapat bergerak, ada kabel penghubung yang
berfungsi sebagai penyalur antara ticker timer dan power supply, dan yang
terakhir ada power supply yang berfungsi menghidupkan ticker timer.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

Gambar 1. Susunan rangkaian alat percobaan

Dalam percobaan ini langkah pertama yang dilakukan yaitu menyusun


rangkaian alat percobaan seperti gambar di atas lalu mengatur kedudukan
trolley dengan kertas pita sehingga gesekan kertas pita terhadap ticker
timer sekecil mungkin. Setelah itu, mengatur getaran ticker timer agar
penggetar dapat menumbuk kertas karbon yang terletak di bawahnya
dengan baik. Lalu menghidupkan power supply sehingga ticker timer juga
ikut hidup dan melepaskan trolley sehingga pada pita kerta terjadi jejak
titik-titik. Selanjutnya mnegukur secara berturut-turut jarak antara titik ke :
a. 0-5; 0-10; 0-15; 0-20; 0-25, dan seterusnya
b. 0-5; 5-10; 10-15; 15-20; 20-25 dan seterusnya.
Lalu menghitung selisih hasil pengukuran berturut-turut pada point b dan
yang terakhir memasukkan data dan hasil pengamatan.

E. DATA PENGAMATAN

Nst mistar = 0,1 cm


f = 50 Hz
F. ANALISIS DATA

Diketahui :f =50 Hz
n n
f = → t=
t f
No n f (Hz) t (s )
1. 5 50 0,1
2. 10 50 0,2
3. 15 50 0,3
4. 20 50 0,4
5. 25 50 0,5
6. 30 50 0,6
7. 35 50 0,7
8. 40 50 0,8
9. 45 50 0,9
10. 50 50 1

Perhitungan waktu adalah sebagai berikut :


a. Pada titik 0-5 f. Pada titik 0-30
n 5 n 30
t= = =0,1 s t= = =0,6 s
f 50 f 50
b. Pada titik 0-10 g. Pada titik 0-35
n 10 n 35
t= = =0,2 s t= = =0,7 s
f 50 f 50
c. Pada titik 0-15 h. Pada titik 0-40
n 15 n 40
t= = =0,3 s t= = =0,8 s
f 50 f 50
d. Pada titik 0-20 i. Pada titik 0-45
n 20 n 45
t= = =0,4 s t= = =0,9 s
f 50 f 50
e. Pada titik 0-25 j. Pada titik 0-50
n 25 n 50
t= = =0,5 s t= = =1 s
f 50 f 50

1. Hubungan antara jarak (s) dan waktu (t)


a. Ralat Kuadrat Terkecil
No x=t y=s x2 y2 x∙ y
1. 0,1 0,40 0,01 0,16 0,04
2. 0,2 1,35 0,04 1,8225 0,27
3. 0,3 2,80 0,09 7,84 0,84
4. 0,4 4,55 0,16 20,7025 1,82
5. 0,5 6,70 0,25 44,89 3,35
6. 0,6 9,00 0,36 81 5,4
7. 0,7 11,40 0,49 129,96 7,98
8. 0,8 13,90 0,64 193,21 11,12
9. 0,9 16,00 0,81 256 14,4
10. 1 17,90 1 320,41 17,9
∑ 5,5 84 3,85 1.055,995 63,12
2
∑ 30,25 7.056 14,8225 1.115.125,44 3.984,1344

1 2
Berdasarkan rumus : s=v o t+ a t
2
Maka : y=a+bx
Dimana : y=s
a=v 0 t → v 0 =0 →a=0
1
b= a
2
x=t 2
Jadi,
a=0
b=n ¿ ¿
10 ( 63,12 ) −(5,5)(84)
¿
10 (3,85 )−(5,5)2
631,2−462
¿
38,5−30,25
169,2
¿
8,25
¿ 20,5090909

sy=
√ 1
n−2 [
Σ y 2−
( Σ x 2 ) ( Σy )2−2 ( Σx )( Σxy ) ( Σy ) +n( Σxy)2
n ( Σ x2 ) −( Σx)2 ]
( 27.165,6 ) −( 58.322,88 )+(39.841,344)
¿
√[ 1
8
1.055,995−
38,5−30,25 ]
1 8.684,064
¿
√[
8
1.055,995−
8,25 ]
1
¿
√ 8
[ 1.055,995−1.052,613818 ]

¿ √ 0,422647727
¿ 0,650113626

n
sb =s y
√ n ( Σ x )−( Σx)2
2

10
¿ 0,650113626
√ 10 ( 3,85 )−30,25
10
¿ 0,650113626
√ 38,5−30,25
¿ 0,650113626 x √ 1,212121212
¿ 0,650113626 x 1,100963765
¿ 0,715751545

sb
Ralat relatif = ×100 %
b
0,715751545
¿ ×100 %
20,5090909
¿ 3,4899233 %

¿ 3,48 % (3 AP)

Jadi, hasil pengukurannya adalah b ( 20,5 ± 0,7 ) cm/ s 2dengan ralat relatifnya
sebesar 3,48 % (3AP)

b. Ralat Grafik
Grafik Hubungan s dan t
20
18
16 f(x) = 20.51 x − 2.88
R² = 0.99
14
12
s (cm)

10
8
6
4
2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
t (s)

Linear ()

2. Hubungan antara jarak (s) dan kuadrat waktu (t 2 ¿


a. Ralat Kuadrat Terkecil

No x=t 2 y=s x2 y2 x∙ y
1. 0,01 0,40 0,0001 0,16 0,004
2. 0,04 1,35 0,0016 1,8225 0,054
3. 0,09 2,80 0,0081 7,84 0,252
4. 0,16 4,55 0,0256 20,7025 0,728
5. 0,25 6,70 0,0625 44,89 1,675
6. 0,36 9,00 0,1296 81 3,24
7. 0,49 11,40 0,2401 129,96 5,586
8. 0,64 13,90 0,4096 193,21 8,896
9. 0,81 16,00 0,6561 256 12,96
10. 1 17,90 1 320,41 17,90
Σ 3,85 84 2,5333 1.055,995 51,295
Σ2 14,8225 7.056 6,41760889 1.115.125,44 2.631,177
1 2
Berdasarkan rumus : s=v 0 t+ a t
2
Maka : y=a+bx
Dimana : y=s
a=v 0 t → v 0 =0 →a=0
1
b= a
2
x=t 2

Sehingga :
á=0
n ( Σxy )−(Σx)( Σy)
b́=
n ( Σ x2 ) −( Σx)2
10 ( 51,295 ) −( 3,85 )( 84 )
¿
10 (2,5333 )−( 14,8225 )
512,95−323,4
¿
25,333−14,8225
189,55
¿
10,5105
¿ 18,0343466


2 2 2
2 ( Σ x ) ( Σy ) −2 ( Σx )( Σxy ) ( Σy ) +n ( Σxy )
sy=
1
n−2
Σy −
[ n ( Σ x 2 ) −( Σx )
2
]
¿
√[ 1
8
1.055,995−
( 17.874,965 )−( 33.177,606 )+(26.311,77)
25,333−14,8225 ]
1 11.009,129
¿
√[ 8
1.055,995−
10,5105 ]
1
¿
√ 8
[ 1.055,995−1.047,441 ]

¿ √ 1,06925
¿ 1,034045454

n
sb =s y
√ 2
n ( Σ x )− ( Σx )
2
10
¿ 1,034045454
√ 10 ( 2,5333 )− (14,8225 )
10
¿ 1,034045454
√ 25,333−14,8225
¿ 1,034045454 √ 0,951429523
¿ 1,034045454 ×0,975412488
¿ 1 ,00862085

sb
Ralat relatif = ×100 %
b
1, 00862085
¿ × 100 %
18,0343466
¿ 5,592776 %

¿ 5,59 %(3 AP)

Jadi, hasil pengukurannya adalah b =(18,0 ±1,0) cm/s 2dengan ralat


relatifnya sebesar 5,59 % (3AP).

b. Ralat Grafik

Grafik Hubungan jarak dengan kuadrat t


20
18 f(x) = 18.03 x + 1.46
R² = 0.98
16
14
12
s(cm)

10
8
6
4
2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
𝑡^2 (s)

Linear ()
3. Hubungan antara kelajuan (v) dan waktu (t)
a. Ralat Kuadrat Terkecil

No x=t y=v x2 y2 x∙ y
1. 0,1 0,40 0,01 0,16 0,04
2. 0,2 0,95 0,04 0,9025 0,19
3. 0,3 1,40 0,09 1,96 0,42
4. 0,4 1,75 0,16 3,0625 0,7
5. 0,5 2,15 0,25 4,6225 1,075
6. 0,6 2,30 0,36 5,29 1,38
7. 0,7 2,40 0,49 5,76 1,68
8. 0,8 2,45 0,64 6,0025 1,96
9. 0,9 2,10 0,81 4,41 1,89
10. 1 1,90 1 3,61 1,90
∑ 5,5 17,8 3,85 35,78 11,235
2
∑ 30,25 316,84 14,8225 1.280,2084 126,225

Berdasarkan rumus : v t=v 0+ at


Maka : y=a+bx
Dimana : y=v t
a=v 0 → v 0=0 → a=0
b=a
x=t

Sehingga :
a=0
n ( Σxy )−( Σx ) ( Σy )
b= 2
n ( Σ x 2 )−( Σx )
10 ( 11,235 )−( 5,5 ) ( 17,8 )
¿
10 ( 3,85 )−( 30,25 )
112,35−97,9
¿
38,5−30,25
14,45
¿
8,25
¿ 1,751515152
sy=
√ 1
n−2 [
( Σ y 2 )−
( Σ x 2 ) ( Σy )2−2 ( Σx )( Σxy )( Σy ) + n ( Σxy )2
n ( Σ x 2) −( Σx )
2
]
1 1.219,834−2.199,813+1.262,25
¿
√[ 8
35,78−
38,5−30,25 ]
1 282,27325
¿
√[ 8
35,78−
8,25 ]
1
¿
√ 8
[ 35,78−34,215 ]

¿ √ 0,195625
¿ 0,44229515

n
sb =s y
√ 2
n ( Σ x )− ( Σx )
2

10
¿ 0,44229515
√ 10 3,85 )−( 30,25 )
(
¿ 0,44229515 ∙1,100963765
¿ 0,486951

sb
Ralat relatif = ×100 %
b
0,486951
¿ × 100 %
1,751515152
¿ 27,8017 %
¿ 27 % (2 AP)

Jadi, hasil pengukurannya adalah b=( 1,7 ± 0,4 ) cm/s 2 dengan ralat relatifnya
sebesar 27 % (2 AP)

b. Ralat Grafik
Grafik Hubungan v dengan t
3

2.5
f(x) = 1.75 x + 0.82
2 R² = 0.62
v (cm/s)

1.5

0.5

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
t (s)

Linear ()

4. Hubungan antara percepatan (a) dan waktu (t)


a. Ralat Kuadrat Terkecil

No x=t y=a x2 y2 x∙ y
1. 0,1 0,55 0,01 0,3025 0,055
2. 0,2 0,45 0,04 0,2025 0,09
3. 0,3 0,35 0,09 0,1225 0,105
4. 0,4 0,40 0,16 0,16 0,16
5. 0,5 0,15 0,25 0,0225 0,075
6. 0,6 0,10 0,36 0,01 0,06
7. 0,7 0,05 0,49 0,0025 0,035
8. 0,8 -0,35 0,64 0,1225 -0,28
9. 0,9 -0,20 0,81 0,04 -0,18
10. 1 0,20 1 0,04 0,20
∑ 5,5 1.7 3,85 1,025 0,32
2
∑ 30,25 2,89 14,8225 1,050625 0,1024

Berdasarkan rumus : v t=v 0+ at


Maka : y=a+bx
Dimana : y=v t
a=v 0 → v 0=0 → a=0
b=a
x=t
Sehingga :
a=0
n ( Σxy )−( Σx ) ( Σy )
b= 2
n ( Σ x 2 )−( Σx )
10 ( 0,32 ) −( 5,5 )( 1,7 )
¿
10 ( 3,85 ) −( 30,25 )
3,2−9,35
¿
38,5−30,25
6,15
¿−
8,25
¿−0,745454545

sy=
√ 1
n−2 [
Σ y 2−
( Σ x 2 ) ( Σy )2−2 ( Σx )( Σxy ) ( Σy ) +n ( Σxy )2
n ( Σ x 2 ) −( Σx )
2
]
( 11,1265 )−( 5.984 ) + ( 1,024 )
¿
√[ 1
8
1,025−
38,5−30,25 ]
1 6,1665
¿
√[ 8
1,025−
8,25 ]
1
¿
√ 8
[ 1,025−0,747454545 ]

¿ √ 0,034693181
¿ 0,18626106

n
sb =s y
√ 2
n ( Σ x )− ( Σx )
2

10
¿ 0,18626106
√ 10 ( 3,85 )−30,25
¿ 0,18626106 √ 1,212121212
¿ 0,18626106 ×1,100963765
¿ 0,205066677

sb
Ralat relatif = ×100 %
b
0,205066677
¿ ×100 %
0,745454545
¿ 27,508945 %
¿ 27 % (2 AP)

Jadi, pengukurannya adalah b=(−0,74 ± 0,20 ) cm/s 2 dengan ralat relatifnya


sebesar 27% (2AP).

b. Ralat Grafik

Grafik Hubungan a dengan t


0.6
0.5
0.4 f(x) = − 0.75 x + 0.58
R² = 0.62
0.3
a (cm/s2)

0.2
0.1
0
-0.1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
-0.2
-0.3
-0.4
t (s)

Linear ()

G. PEMBAHASAN
Pada percobaan gerak lurus ini diperoleh data nilai dari jarak (s),
kecepatan (v), dan percepatan (a) dari pengukuran jarak antar titik yang
dihasilkan oleh ticker timer. Setelah mendapatkan data nilainya,
mentransformasikan data dalam bentuk grafik, sehingga terbentuk grafik
hubungan antara besaran-besaran yang ada.
Dari percobaan ini dapat dibuat grafik hubungan s dan t serta grafik
hubungan s dan t2 yang dapat diketahui jika hasil percobaan ini sesuai
dengan teori yang ada. Berdasarkan teori yang ada, ketika :

s=v .t
Dimana,
vo + vt
v= dan v t=v 0+ at
2
Maka :
s=v .t
v o +v t
s= .t
2
v o +v 0 +at
s= .t
2
1
s=v 0 t+ a t 2
2
Sehingga jika dilihat pada hubungan s dan t serta hubungan s dan t2,
maka dapat diketahui jika nilai s dan t berbanding lurus, yang artinya
semakin tinggi nilai t yang diperoleh maka semakin tinggi juga nilai s,
begitu juga sebaliknya. Serta pada grafik hubungan s dan t dihasilkan
grafik yang cenderung linear padahal seharusnya diperoleh hasil grafik
seperti grafik persamaan kuadrat.
Pada percobaan ini dapat dibuat grafik hubungan v dan t yang dapat
diketahui jika hasil percobaan kurang sesuai dengan teori yang ada.
Berdasarkan teori yang ada yaitu :
∆v
a=
∆t
v t −v 0
a=
∆t
Sehingga :
v t=v 0+ a ∆ t
Sehingga jika dilihat pada hubungan v dan t dapat diketahui jika nilai v
berbanding lurus dengan nilai t. Namun pada hasil percobaan gerak lurus
kali ini, nilai v yang didapatkan memang sudah berbanding lurus artinya
setiap kenaikan nilai t maka nilai v juga semakin naik, tetapi pada titik 40-
45 dan 45-50 nilai v nya menurun.
Pada percobaan ini juga dapat dibuat grafik hubungan a dan t yang
dapat diketahui jika hasil percobaan kurang sesuai dengan teori yang ada
karena nilai a seharusnya konstan sedangkan nilai a yang kami peroleh
tidak konstan. Berdasarkan teori yang ada yaitu :
1
s=v 0 t+ a t 2
2
Dimana :
v t −v 0
t=
a
Maka :
v t −v 0 1 v t −v 0 2
s=v 0 ( )+ a( )
a 2 a
v 0 v t v 20 v 2t v 0 v t v 20
s= − + − +
a a 2a a 2a
v 2t v 20
s= −
2a 2a
v 2t −v 20
s=
2a
2 2
v t =v 0 +2 as
Sehingga jika dilihat pada hubungan a dan t dapat diketahui jika nilai a
yang dihasilkan setiap kenaikan t yaitu semakin kecil yang artinya gerak
lurus sini termasuk GLBB yang diperlambat tetapi pada titik ((45-50) –
(40-45)) dan ((50-55) – (45-50)) nilai a nya naik.
Pada percobaan gerak lurus ini digunakan metode ralat kuadrat
terkecil dan metode ralat grafik. Pada hubungan s dan t diperoleh nilai b =
( 20,5 ± 0,7 ) cm/s 2dengan ralat relatifnya sebesar 3,48 % (3AP). Lalu pada
hubungan s dan t2 diperoleh nilai b =(18,0 ±1,0)cm/s 2dengan ralat
relatifnya sebesar 5,59 % (3AP). Pada hubungan v dan t diperoleh nilai
b=( 1,7 ± 0,4 ) cm/s 2 dengan ralat relatifnya sebesar 27 % (2 AP). Dan pada
hubungan a dan t diperoleh nilai b=(−0,74 ± 0,20 ) cm/s 2 dengan ralat
relatifnya sebesar 27% (2AP).
Pada pecobaan gerak lurus ini terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga hasil data yang diperoleh tidak sesuai dengan tujuan percobaan
ini, misalnya kesalahan pengamat yang kurang teliti dalam mengukur jarak
antar titik, masih adanya adanya hambatan pada trolley oleh pita kertas
saat trolley tersebut bergerak. Lalu masih ada hambatan berupa gaya gesek
yang terjadi ketika trolley bergerak walaupun sudah menggunakan
precision metal rail.
H. KESIMPULAN
Pada percobaan gerak lurus ini digunakan ticker timer sebagai alat
ticker timer adalah alat yang digunakan untuk mengukur interval waktu.

1
Satu ketukan sama dengan s atau 0,1 sekon. Dengan adanya ticker
10
timer kita dapat mentransformasikan titik-titik yang dihasilkan ticker timer
menjadi besaran jarak, kecepatan, percepatan, dan waktu, dimana dalam
mengukur besaran jarak, kecepatan, dan pecepatan yaitu dengan
menghitung jarak antar titik-titik yang dihasilkan ticker timer. Dari hasil
pengukuran tersebut, maka selanjutnya mentransformasikannya dalam
bentuk grafik.
Dari percobaan ini dapat dibuat grafik hubungan s dan t serta grafik
hubungan s dan t2 yang dapat diketahui jika hasil percobaan ini sesuai
dengan teori yang ada. Berdasarkan teori yang ada, ketika :

s=v .t
Dimana,
vo + vt
v= dan v t=v 0+ at
2
Maka :
s=v .t
v o +v t
s= .t
2
v o +v 0 +at
s= .t
2
1
s=v 0 t+ a t 2
2
Pada percobaan ini dapat dibuat grafik hubungan v dan t yang dapat
diketahui jika hasil percobaan kurang sesuai dengan teori yang ada.
Berdasarkan teori yang ada yaitu :
∆v
a=
∆t
v t −v 0
a=
∆t
Sehingga :
v t=v 0+ a ∆ t
Pada percobaan ini juga dapat dibuat grafik hubungan a dan t yang
dapat diketahui jika hasil percobaan kurang sesuai dengan teori yang ada.
Berdasarkan teori yang ada yaitu :
1
s=v 0 t+ a t 2
2
Dimana :
v t −v 0
t=
a
Maka :
v t −v 0 1 v t −v 0 2
s=v 0 ( )+ a( )
a 2 a
v 0 v t v 20 v 2t v 0 v t v 20
s= − + − +
a a 2a a 2a
v 2t v 20
s= −
2a 2a
v 2t −v 20
s=
2a
v t2=v 02+2 as
Karena nilai a seharusnya konstan sedangkan nilai a yang kami peroleh
tidak konstan sehingga kami masih belum bisa memenuhi tujuan grafik
hubungan a dan t sebab hasil data percobaan yang kita dapatkan cenderung
termasuk GLBB diperlambat padahal pada tujuan dijelaskan jika dengan
grafik hubungan a dan t maka dapat dipahami konsep percepatan tetap
pada GLBB dipercepat. Hal ini disebabkan beberapa kesalahan yang
terjadi, misalnya kesalahan pengamat yang kurang teliti dalam mengukur
jarak antar titik, masih adanya adanya hambatan pada trolley oleh pita
kertas saat trolley tersebut bergerak. Lalu masih ada hambatan berupa gaya
gesek yang terjadi ketika trolley bergerak walaupun sudah menggunakan
precision metal rail.
Pada percobaan gerak lurus ini digunakan ralat grafik dan ralat
kuadrat terkecil dalam menyelesaikan pengukuran hasil percobaan.
I. DAFTAR PUSTAKA
Tim Praktikum Fisika Dasar 1. 2016. Modul Praktikum Fisika Dasar 1.
Malang: Universitas Negeri Malang
Daryanto. 2003. Fisika Teknik Cet II . Jakarta: Bina Adiaksara,
Mohammad Ishaq. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu
Serway, Raymond A, dan Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik
Edisi 6 Buku 1 (Terjemahan). Jakarta: Salemba Teknika
J. TUGAS
P-01 : Apa percepatan (acceleration) itu. Jelaskan pengertiannya!
Jawab : Percepatan (acceleration) adalah perubahan kecepatan suatu
benda per selang waktu tempuhnya dengan satuan m/s2 serta
merupakan besaran vektor.

Jika, pada saat t = t 0 dengan kecepatan v 0 dan pada saat t maka kecepatan
benda adalah v t, maka dengan mengacu pada jawaban P-01, dapat
dituliskan hubungan :

v=v 0 + a ( t−t 0 ) , dengan a= percepatan benda

P-02 : Buktikan/ Jabarkan cara memperoleh persamaan 1 diatas!

∆v
Jawab : a=
∆t
v t −v 0
a=
∆t
Sehingga :
v t=v 0+ a ∆ t
P-03 : Apakah yang dimaksud dengan kecepatan (velocity) itu?

Jawab : Kecepatan adalah perubahan posisi benda atau perpindahannya


per selang waktu tempuh dengan satuan m/s serta merupakan
besaran vektor.

Dan jika pada saat t = 0 kedudukan benda di s0, dan pada saat t benda di st
maka dengan mengacu pada jawaban pertanyaan P-03 dapat dituliskan :

1
st =s 0 + v 0 ∆ t + a(t−t 0 )2
2
P-04 : Buktikan persamaan 2 diatas!

Jawab : ∆ s=v . ∆ t
Dimana,
vo + vt
v= dan v t=v 0+ a ∆ t
2
Maka :
∆ s=v . ∆ t
v o + vt
∆ s= .∆t
2
v o + v 0+ a(t−t 0)
∆ s= . ∆t
2
2 v o +a (t−t 0)
st −s 0= .∆t
2
1
st =s 0 + v 0 ∆ t + a(t−t 0 )2.
2

P-05 : Bagaimana hubungan antara kecepatan (v) dan waktu tempuh (t)?

Jawab : Hubungan antara v dan t yaitu berbanding lurus jika dilihat dari
rumus berikut : v t=v 0+ a ∆ t yang artinya semakin tinggi nilai t
yang diperoleh maka semakin tinggi juga nilai v, begitu juga
sebaliknya.
P-06 : Bagaimana hubungan antara jarak tempuh (s) dan waktu tempuh
(t)?

Jawab : Hubungan antara v dan t yaitu berbanding lurus jika dilihat dari

1 2
rumus berikut: s=v 0 t+ a t yang artinya semakin tinggi nilai
2
t yang diperoleh maka semakin tinggi juga nilai s, begitu juga
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai