GERAK LURUS
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
190321624036
NOVEMBER 2019
LAPORAN PRAKTIKUM
A. TUJUAN
B. LATAR BELAKANG
D. PROSEDUR PERCOBAAN
E. DATA PENGAMATAN
Diketahui :f =50 Hz
n n
f = → t=
t f
No n f (Hz) t (s )
1. 5 50 0,1
2. 10 50 0,2
3. 15 50 0,3
4. 20 50 0,4
5. 25 50 0,5
6. 30 50 0,6
7. 35 50 0,7
8. 40 50 0,8
9. 45 50 0,9
10. 50 50 1
1 2
Berdasarkan rumus : s=v o t+ a t
2
Maka : y=a+bx
Dimana : y=s
a=v 0 t → v 0 =0 →a=0
1
b= a
2
x=t 2
Jadi,
a=0
b=n ¿ ¿
10 ( 63,12 ) −(5,5)(84)
¿
10 (3,85 )−(5,5)2
631,2−462
¿
38,5−30,25
169,2
¿
8,25
¿ 20,5090909
sy=
√ 1
n−2 [
Σ y 2−
( Σ x 2 ) ( Σy )2−2 ( Σx )( Σxy ) ( Σy ) +n( Σxy)2
n ( Σ x2 ) −( Σx)2 ]
( 27.165,6 ) −( 58.322,88 )+(39.841,344)
¿
√[ 1
8
1.055,995−
38,5−30,25 ]
1 8.684,064
¿
√[
8
1.055,995−
8,25 ]
1
¿
√ 8
[ 1.055,995−1.052,613818 ]
¿ √ 0,422647727
¿ 0,650113626
n
sb =s y
√ n ( Σ x )−( Σx)2
2
10
¿ 0,650113626
√ 10 ( 3,85 )−30,25
10
¿ 0,650113626
√ 38,5−30,25
¿ 0,650113626 x √ 1,212121212
¿ 0,650113626 x 1,100963765
¿ 0,715751545
sb
Ralat relatif = ×100 %
b
0,715751545
¿ ×100 %
20,5090909
¿ 3,4899233 %
¿ 3,48 % (3 AP)
Jadi, hasil pengukurannya adalah b ( 20,5 ± 0,7 ) cm/ s 2dengan ralat relatifnya
sebesar 3,48 % (3AP)
b. Ralat Grafik
Grafik Hubungan s dan t
20
18
16 f(x) = 20.51 x − 2.88
R² = 0.99
14
12
s (cm)
10
8
6
4
2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
t (s)
Linear ()
No x=t 2 y=s x2 y2 x∙ y
1. 0,01 0,40 0,0001 0,16 0,004
2. 0,04 1,35 0,0016 1,8225 0,054
3. 0,09 2,80 0,0081 7,84 0,252
4. 0,16 4,55 0,0256 20,7025 0,728
5. 0,25 6,70 0,0625 44,89 1,675
6. 0,36 9,00 0,1296 81 3,24
7. 0,49 11,40 0,2401 129,96 5,586
8. 0,64 13,90 0,4096 193,21 8,896
9. 0,81 16,00 0,6561 256 12,96
10. 1 17,90 1 320,41 17,90
Σ 3,85 84 2,5333 1.055,995 51,295
Σ2 14,8225 7.056 6,41760889 1.115.125,44 2.631,177
1 2
Berdasarkan rumus : s=v 0 t+ a t
2
Maka : y=a+bx
Dimana : y=s
a=v 0 t → v 0 =0 →a=0
1
b= a
2
x=t 2
Sehingga :
á=0
n ( Σxy )−(Σx)( Σy)
b́=
n ( Σ x2 ) −( Σx)2
10 ( 51,295 ) −( 3,85 )( 84 )
¿
10 (2,5333 )−( 14,8225 )
512,95−323,4
¿
25,333−14,8225
189,55
¿
10,5105
¿ 18,0343466
√
2 2 2
2 ( Σ x ) ( Σy ) −2 ( Σx )( Σxy ) ( Σy ) +n ( Σxy )
sy=
1
n−2
Σy −
[ n ( Σ x 2 ) −( Σx )
2
]
¿
√[ 1
8
1.055,995−
( 17.874,965 )−( 33.177,606 )+(26.311,77)
25,333−14,8225 ]
1 11.009,129
¿
√[ 8
1.055,995−
10,5105 ]
1
¿
√ 8
[ 1.055,995−1.047,441 ]
¿ √ 1,06925
¿ 1,034045454
n
sb =s y
√ 2
n ( Σ x )− ( Σx )
2
10
¿ 1,034045454
√ 10 ( 2,5333 )− (14,8225 )
10
¿ 1,034045454
√ 25,333−14,8225
¿ 1,034045454 √ 0,951429523
¿ 1,034045454 ×0,975412488
¿ 1 ,00862085
sb
Ralat relatif = ×100 %
b
1, 00862085
¿ × 100 %
18,0343466
¿ 5,592776 %
b. Ralat Grafik
10
8
6
4
2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
𝑡^2 (s)
Linear ()
3. Hubungan antara kelajuan (v) dan waktu (t)
a. Ralat Kuadrat Terkecil
No x=t y=v x2 y2 x∙ y
1. 0,1 0,40 0,01 0,16 0,04
2. 0,2 0,95 0,04 0,9025 0,19
3. 0,3 1,40 0,09 1,96 0,42
4. 0,4 1,75 0,16 3,0625 0,7
5. 0,5 2,15 0,25 4,6225 1,075
6. 0,6 2,30 0,36 5,29 1,38
7. 0,7 2,40 0,49 5,76 1,68
8. 0,8 2,45 0,64 6,0025 1,96
9. 0,9 2,10 0,81 4,41 1,89
10. 1 1,90 1 3,61 1,90
∑ 5,5 17,8 3,85 35,78 11,235
2
∑ 30,25 316,84 14,8225 1.280,2084 126,225
Sehingga :
a=0
n ( Σxy )−( Σx ) ( Σy )
b= 2
n ( Σ x 2 )−( Σx )
10 ( 11,235 )−( 5,5 ) ( 17,8 )
¿
10 ( 3,85 )−( 30,25 )
112,35−97,9
¿
38,5−30,25
14,45
¿
8,25
¿ 1,751515152
sy=
√ 1
n−2 [
( Σ y 2 )−
( Σ x 2 ) ( Σy )2−2 ( Σx )( Σxy )( Σy ) + n ( Σxy )2
n ( Σ x 2) −( Σx )
2
]
1 1.219,834−2.199,813+1.262,25
¿
√[ 8
35,78−
38,5−30,25 ]
1 282,27325
¿
√[ 8
35,78−
8,25 ]
1
¿
√ 8
[ 35,78−34,215 ]
¿ √ 0,195625
¿ 0,44229515
n
sb =s y
√ 2
n ( Σ x )− ( Σx )
2
10
¿ 0,44229515
√ 10 3,85 )−( 30,25 )
(
¿ 0,44229515 ∙1,100963765
¿ 0,486951
sb
Ralat relatif = ×100 %
b
0,486951
¿ × 100 %
1,751515152
¿ 27,8017 %
¿ 27 % (2 AP)
Jadi, hasil pengukurannya adalah b=( 1,7 ± 0,4 ) cm/s 2 dengan ralat relatifnya
sebesar 27 % (2 AP)
b. Ralat Grafik
Grafik Hubungan v dengan t
3
2.5
f(x) = 1.75 x + 0.82
2 R² = 0.62
v (cm/s)
1.5
0.5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
t (s)
Linear ()
No x=t y=a x2 y2 x∙ y
1. 0,1 0,55 0,01 0,3025 0,055
2. 0,2 0,45 0,04 0,2025 0,09
3. 0,3 0,35 0,09 0,1225 0,105
4. 0,4 0,40 0,16 0,16 0,16
5. 0,5 0,15 0,25 0,0225 0,075
6. 0,6 0,10 0,36 0,01 0,06
7. 0,7 0,05 0,49 0,0025 0,035
8. 0,8 -0,35 0,64 0,1225 -0,28
9. 0,9 -0,20 0,81 0,04 -0,18
10. 1 0,20 1 0,04 0,20
∑ 5,5 1.7 3,85 1,025 0,32
2
∑ 30,25 2,89 14,8225 1,050625 0,1024
sy=
√ 1
n−2 [
Σ y 2−
( Σ x 2 ) ( Σy )2−2 ( Σx )( Σxy ) ( Σy ) +n ( Σxy )2
n ( Σ x 2 ) −( Σx )
2
]
( 11,1265 )−( 5.984 ) + ( 1,024 )
¿
√[ 1
8
1,025−
38,5−30,25 ]
1 6,1665
¿
√[ 8
1,025−
8,25 ]
1
¿
√ 8
[ 1,025−0,747454545 ]
¿ √ 0,034693181
¿ 0,18626106
n
sb =s y
√ 2
n ( Σ x )− ( Σx )
2
10
¿ 0,18626106
√ 10 ( 3,85 )−30,25
¿ 0,18626106 √ 1,212121212
¿ 0,18626106 ×1,100963765
¿ 0,205066677
sb
Ralat relatif = ×100 %
b
0,205066677
¿ ×100 %
0,745454545
¿ 27,508945 %
¿ 27 % (2 AP)
b. Ralat Grafik
0.2
0.1
0
-0.1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
-0.2
-0.3
-0.4
t (s)
Linear ()
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan gerak lurus ini diperoleh data nilai dari jarak (s),
kecepatan (v), dan percepatan (a) dari pengukuran jarak antar titik yang
dihasilkan oleh ticker timer. Setelah mendapatkan data nilainya,
mentransformasikan data dalam bentuk grafik, sehingga terbentuk grafik
hubungan antara besaran-besaran yang ada.
Dari percobaan ini dapat dibuat grafik hubungan s dan t serta grafik
hubungan s dan t2 yang dapat diketahui jika hasil percobaan ini sesuai
dengan teori yang ada. Berdasarkan teori yang ada, ketika :
s=v .t
Dimana,
vo + vt
v= dan v t=v 0+ at
2
Maka :
s=v .t
v o +v t
s= .t
2
v o +v 0 +at
s= .t
2
1
s=v 0 t+ a t 2
2
Sehingga jika dilihat pada hubungan s dan t serta hubungan s dan t2,
maka dapat diketahui jika nilai s dan t berbanding lurus, yang artinya
semakin tinggi nilai t yang diperoleh maka semakin tinggi juga nilai s,
begitu juga sebaliknya. Serta pada grafik hubungan s dan t dihasilkan
grafik yang cenderung linear padahal seharusnya diperoleh hasil grafik
seperti grafik persamaan kuadrat.
Pada percobaan ini dapat dibuat grafik hubungan v dan t yang dapat
diketahui jika hasil percobaan kurang sesuai dengan teori yang ada.
Berdasarkan teori yang ada yaitu :
∆v
a=
∆t
v t −v 0
a=
∆t
Sehingga :
v t=v 0+ a ∆ t
Sehingga jika dilihat pada hubungan v dan t dapat diketahui jika nilai v
berbanding lurus dengan nilai t. Namun pada hasil percobaan gerak lurus
kali ini, nilai v yang didapatkan memang sudah berbanding lurus artinya
setiap kenaikan nilai t maka nilai v juga semakin naik, tetapi pada titik 40-
45 dan 45-50 nilai v nya menurun.
Pada percobaan ini juga dapat dibuat grafik hubungan a dan t yang
dapat diketahui jika hasil percobaan kurang sesuai dengan teori yang ada
karena nilai a seharusnya konstan sedangkan nilai a yang kami peroleh
tidak konstan. Berdasarkan teori yang ada yaitu :
1
s=v 0 t+ a t 2
2
Dimana :
v t −v 0
t=
a
Maka :
v t −v 0 1 v t −v 0 2
s=v 0 ( )+ a( )
a 2 a
v 0 v t v 20 v 2t v 0 v t v 20
s= − + − +
a a 2a a 2a
v 2t v 20
s= −
2a 2a
v 2t −v 20
s=
2a
2 2
v t =v 0 +2 as
Sehingga jika dilihat pada hubungan a dan t dapat diketahui jika nilai a
yang dihasilkan setiap kenaikan t yaitu semakin kecil yang artinya gerak
lurus sini termasuk GLBB yang diperlambat tetapi pada titik ((45-50) –
(40-45)) dan ((50-55) – (45-50)) nilai a nya naik.
Pada percobaan gerak lurus ini digunakan metode ralat kuadrat
terkecil dan metode ralat grafik. Pada hubungan s dan t diperoleh nilai b =
( 20,5 ± 0,7 ) cm/s 2dengan ralat relatifnya sebesar 3,48 % (3AP). Lalu pada
hubungan s dan t2 diperoleh nilai b =(18,0 ±1,0)cm/s 2dengan ralat
relatifnya sebesar 5,59 % (3AP). Pada hubungan v dan t diperoleh nilai
b=( 1,7 ± 0,4 ) cm/s 2 dengan ralat relatifnya sebesar 27 % (2 AP). Dan pada
hubungan a dan t diperoleh nilai b=(−0,74 ± 0,20 ) cm/s 2 dengan ralat
relatifnya sebesar 27% (2AP).
Pada pecobaan gerak lurus ini terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
sehingga hasil data yang diperoleh tidak sesuai dengan tujuan percobaan
ini, misalnya kesalahan pengamat yang kurang teliti dalam mengukur jarak
antar titik, masih adanya adanya hambatan pada trolley oleh pita kertas
saat trolley tersebut bergerak. Lalu masih ada hambatan berupa gaya gesek
yang terjadi ketika trolley bergerak walaupun sudah menggunakan
precision metal rail.
H. KESIMPULAN
Pada percobaan gerak lurus ini digunakan ticker timer sebagai alat
ticker timer adalah alat yang digunakan untuk mengukur interval waktu.
1
Satu ketukan sama dengan s atau 0,1 sekon. Dengan adanya ticker
10
timer kita dapat mentransformasikan titik-titik yang dihasilkan ticker timer
menjadi besaran jarak, kecepatan, percepatan, dan waktu, dimana dalam
mengukur besaran jarak, kecepatan, dan pecepatan yaitu dengan
menghitung jarak antar titik-titik yang dihasilkan ticker timer. Dari hasil
pengukuran tersebut, maka selanjutnya mentransformasikannya dalam
bentuk grafik.
Dari percobaan ini dapat dibuat grafik hubungan s dan t serta grafik
hubungan s dan t2 yang dapat diketahui jika hasil percobaan ini sesuai
dengan teori yang ada. Berdasarkan teori yang ada, ketika :
s=v .t
Dimana,
vo + vt
v= dan v t=v 0+ at
2
Maka :
s=v .t
v o +v t
s= .t
2
v o +v 0 +at
s= .t
2
1
s=v 0 t+ a t 2
2
Pada percobaan ini dapat dibuat grafik hubungan v dan t yang dapat
diketahui jika hasil percobaan kurang sesuai dengan teori yang ada.
Berdasarkan teori yang ada yaitu :
∆v
a=
∆t
v t −v 0
a=
∆t
Sehingga :
v t=v 0+ a ∆ t
Pada percobaan ini juga dapat dibuat grafik hubungan a dan t yang
dapat diketahui jika hasil percobaan kurang sesuai dengan teori yang ada.
Berdasarkan teori yang ada yaitu :
1
s=v 0 t+ a t 2
2
Dimana :
v t −v 0
t=
a
Maka :
v t −v 0 1 v t −v 0 2
s=v 0 ( )+ a( )
a 2 a
v 0 v t v 20 v 2t v 0 v t v 20
s= − + − +
a a 2a a 2a
v 2t v 20
s= −
2a 2a
v 2t −v 20
s=
2a
v t2=v 02+2 as
Karena nilai a seharusnya konstan sedangkan nilai a yang kami peroleh
tidak konstan sehingga kami masih belum bisa memenuhi tujuan grafik
hubungan a dan t sebab hasil data percobaan yang kita dapatkan cenderung
termasuk GLBB diperlambat padahal pada tujuan dijelaskan jika dengan
grafik hubungan a dan t maka dapat dipahami konsep percepatan tetap
pada GLBB dipercepat. Hal ini disebabkan beberapa kesalahan yang
terjadi, misalnya kesalahan pengamat yang kurang teliti dalam mengukur
jarak antar titik, masih adanya adanya hambatan pada trolley oleh pita
kertas saat trolley tersebut bergerak. Lalu masih ada hambatan berupa gaya
gesek yang terjadi ketika trolley bergerak walaupun sudah menggunakan
precision metal rail.
Pada percobaan gerak lurus ini digunakan ralat grafik dan ralat
kuadrat terkecil dalam menyelesaikan pengukuran hasil percobaan.
I. DAFTAR PUSTAKA
Tim Praktikum Fisika Dasar 1. 2016. Modul Praktikum Fisika Dasar 1.
Malang: Universitas Negeri Malang
Daryanto. 2003. Fisika Teknik Cet II . Jakarta: Bina Adiaksara,
Mohammad Ishaq. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu
Serway, Raymond A, dan Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik
Edisi 6 Buku 1 (Terjemahan). Jakarta: Salemba Teknika
J. TUGAS
P-01 : Apa percepatan (acceleration) itu. Jelaskan pengertiannya!
Jawab : Percepatan (acceleration) adalah perubahan kecepatan suatu
benda per selang waktu tempuhnya dengan satuan m/s2 serta
merupakan besaran vektor.
Jika, pada saat t = t 0 dengan kecepatan v 0 dan pada saat t maka kecepatan
benda adalah v t, maka dengan mengacu pada jawaban P-01, dapat
dituliskan hubungan :
∆v
Jawab : a=
∆t
v t −v 0
a=
∆t
Sehingga :
v t=v 0+ a ∆ t
P-03 : Apakah yang dimaksud dengan kecepatan (velocity) itu?
Dan jika pada saat t = 0 kedudukan benda di s0, dan pada saat t benda di st
maka dengan mengacu pada jawaban pertanyaan P-03 dapat dituliskan :
1
st =s 0 + v 0 ∆ t + a(t−t 0 )2
2
P-04 : Buktikan persamaan 2 diatas!
Jawab : ∆ s=v . ∆ t
Dimana,
vo + vt
v= dan v t=v 0+ a ∆ t
2
Maka :
∆ s=v . ∆ t
v o + vt
∆ s= .∆t
2
v o + v 0+ a(t−t 0)
∆ s= . ∆t
2
2 v o +a (t−t 0)
st −s 0= .∆t
2
1
st =s 0 + v 0 ∆ t + a(t−t 0 )2.
2
P-05 : Bagaimana hubungan antara kecepatan (v) dan waktu tempuh (t)?
Jawab : Hubungan antara v dan t yaitu berbanding lurus jika dilihat dari
rumus berikut : v t=v 0+ a ∆ t yang artinya semakin tinggi nilai t
yang diperoleh maka semakin tinggi juga nilai v, begitu juga
sebaliknya.
P-06 : Bagaimana hubungan antara jarak tempuh (s) dan waktu tempuh
(t)?
Jawab : Hubungan antara v dan t yaitu berbanding lurus jika dilihat dari
1 2
rumus berikut: s=v 0 t+ a t yang artinya semakin tinggi nilai
2
t yang diperoleh maka semakin tinggi juga nilai s, begitu juga
sebaliknya.