SOLENOIDA”
Modul L6 – Medan Magnet Solenoida
Rizky Dwi Cahyo Fadillah / 22526017
Asisten: Diah Retnowati Kusuma Ningrum
Tanggal praktikum: 29 Maret 2023
Jurusan Rekayasa Tekstil – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Abstrak— Pada percobaan kali ini membahas mengenai medan magnet solenoida berdasarkan Biot Savart La,
Lorentz Force dan hukum Ampere, mengukur dan mengamati medan magnet yang dihasilkan oleh berbagai
jarak dari dua solenoid dan mengamati arus listri yang dihasilkan oleh medan magnet solenoida. percobaan
kali ini kita akan menggunakan medium kumparan yang terbuat dari kabel panjang yang di lilitkan.
Praktikum ini bertujuan agar setiap mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari masalah-masalah yang
terjadi didalam solenoida setelah mendapatkan aliran listrik.
Kata kumci— medan magnet, permeabilitas, arus listrik, solenoida.
I. PENDAHULUAN
Pada praktikum kali ini kita akan dikenalkan mengenai gaya yang ditimbulkan di suatu kumparan
yang diberi arus listrik. Gaya yang dimaksud kali ini biasa kita kenal dengan nama gaya lorentz. Dengan
pemahaman yang terdapat pada hukum gaya lorentz, kita akan dapat mengetahui hubungan yang
ditimbulkan antara kemagnetan dan kelistrikan. Tujuan praktikum ini dilakukan untuk
mengimplementasikan hubungan antara arus listrik dengan medan magnet berdasarkan Hukum Biot
Savart, gaya lorentz, dan hukum ampere, dan mengamati pengaruh arus listrik pada solenoida kedua.
Pada praktikum L6 ini merupakan percobaan analitik yang dilakukan untuk menganalisa
distribusi medan magnet pada solenoida dan dapat menggunakan hukum Biot Savart yang
diformulasikan dengan menentukan medan magnet di sekitar panjang solenoida yang terbatas. Setiap
penelitian membutuhkan variabel. Pada percobaanini variabel bebas adalah jari - jari solenoida dan
banyaknyakumparan. Sedangkan variabel terikat adalah medan magnet yang dihasilkan. (Sudharma,
2016)
Solenoida itu sendiri yaitu salah satu dari jenis kumparan yang terbuat dari kabel panjang yang
dililitkan secara rapat dan dapat diasumsikan bahwa panjangnya jauh lebih besar daripada diameternya.
Dalam kasus solenoida ideal, panjang kumparan adalah tak hingga dan dibangun dengan kabel yang
saling berhimpit dalam lilitannya, dan medan magnet di dalamnya adalah seragam dna paralel terhadap
sumbu solenoida. Kuat medan magnet untuk solenoida ideal adalah:
𝐵 = η 𝑖𝑛
Keterangan :
𝐵 = Kuat medan magnet
𝜂0=permeabilitas ruang kosong
In= jumlah lilitan
Medan magnet dalam solenoida jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan medan magnet pada
kawat arus. Jika arah arus sesuai dengan arah putaran jarum jam, berarti ujung solenoida yang dituju
menjadi kutub utara. Jika arah arus berlawanan arah dengan putaran jarum jam berarti ujung solenoida
yang dituju menjadi kutub selatan. Cara menimbulkan medan magnet pada solenoida adalah dengan
mengaliri arus listrik yang disebut elektromagnetik yaitu memperbanyak jumlah lilitan pada kumparan
dan memperbesar kuat arus yang mengalir pada kumparan. (Arum, 2018)
Medan magnet, dalam ilmu fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakkan
muatan listrik atau arus listrik yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak
lainnya. Sebuah medan magnet adalah medan vektor; yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang
vektor yang dapat berubah menurutwaktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah jarum
kompas yang diletakkan didalam medan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan dan sangat berdekatan dengan magnet. Bahkan
banyak barang - barang disekitar kita memiliki sifat magnet. Contohnya dariberbagai bidang seperti
bidang kedokteran, permesinan, alattransportasi, komunikasi, dan hardware komputer.
Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan akibat adanya arus listrik dalam suatu medan
magnet. Jadi, kita memiliki suatu benda konduktor yang berada di dalam medan magnet, kemudian kita
aliri benda tersebut dengan arus listrik, maka akan timbul suatu gaya yang mampu menggerakkan benda
tersebut. Arah dari gaya lorentz selalutegak lurus dengan arah arus listrik (I) dan arah medan magnet
(B). Arus listrik mengalir dari salah satu ujung kawat menuju ujung kawat lainnya. Sedangkan
magnetnya mengarah dari magnet berkutub utara di sebelah kanan menuju magnet berkutub selatan di
sebelah kiri. Oleh karena itu, gaya lorentz yang timbul akan mengarah keatas dan membengkokkan
kawat ke arah atas pula. (Zubaidah, 2015).
Mengulangi percobaan hingga tiga kali pada setiap variasi jarak dan
tegangan trafo antara 5volt,6volyt,dan 7volt
Merapikan kembali semua alat dan bahan percobaan seperti semula
B. Gambar Alat
I H
H (Tesla)
(mA) H (Tesla) (mA) (mA) (Tesla)
1. 15 0,76
2 x 10−6 2,7x 10−6 3 x 10−6
0,45 0,66
3. 15 0,65 0,81
2,4x 10−6 2,7x 10−6 3x 10−6
0,46
4. 20 0,31 0,34
1,1 x 10−6 1,3 x 10−6 1,5x 10−6
0,07
5.
20 0,14 1,1 x 10−6 0,31 1,4 x 10−6 0,35 1,5 x 10−6
0,45 0 0
Σ =1,35 Σ = 0,0002
𝚺𝑰 1,35
𝑰̅= = = 𝟎, 𝟒𝟓 𝒎𝐴 = 4,5.10−4 𝑨
𝒏 3
d= 20cm
𝚺𝑰 1,35
𝑰̅= = = 1,2.10−4 𝑨
𝒏 3
d= 25cm
Σ = 0,2 Σ = 0,0012
𝚺𝑰 0,2
̅𝑰= = = 0,6.10−4 𝑨
𝒏 3
b) Untuk V= 6 volt
d= 15cm
0,01 0,0001
0,66
0 0
0,65
Σ = 1,97 Σ = 0,0002
𝚺𝑰 1,97
̅𝑰= = = 𝟔, 𝟓. 10−4 𝑨
𝒏 3
d= 20cm
0,30 0 0
Σ = 0,92 Σ =0,0002
𝚺𝑰 0,92
̅𝑰 = = = 𝟑. 10−4 𝑨
𝒏 3
d= 25cm
0,16 0 0
0,16 0 0
Σ = 0,49 Σ =0
𝚺𝑰 0,49
̅𝑰= = = 𝟏, 𝟔. 10−4 𝑨
𝒏 3
c) Untuk V= 7 volt
d= 15cm
I(A) 𝜹𝑰(𝑰 − 𝑰) 𝜹𝑰(𝑰 − 𝑰)𝟐
Σ =2,37 Σ =0,0014
𝚺𝑰 2,37
̅𝑰= = = 𝟕, 𝟗. 10−4 𝑨
𝒏 3
d= 20 cm
Σ = 0,93 Σ =0,0074
𝚺𝑰 0,93
𝑰̅= = = 𝟑, 𝟏. 10−4 𝑨
𝒏 3
d= 25cm
Σ =0,63 Σ = 0,0002
𝚺𝑰 0,63
̅𝑰= = = 𝟐, 𝟏. 10−4 𝑨
𝒏 3
|𝜹𝑰(𝑰 − ̅𝑰)|𝟐 0,0002
𝚫̅̅𝑰 = √ = √ = 𝟎, 𝟏. 10−4𝑨
𝒏−𝟏 2
H(Tesla) ̅) ̅ )𝟐
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
2 x 10−6
-026 x 10−6 0,06x10-12
2,4 x 10−6 0,14 x 10−6 0,01x10-12
2,4 x 10−6 0,14 x 10−6 0,01x10-12
Σ = 6.8x10-6 Σ =0,08x10-12
𝚺𝑯 6.8𝑥10−6
̅ =
𝑯 = = 𝟐, 𝟐𝟔𝒙𝟏𝟎−𝟔 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏 3
̅ )|𝟐
|𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯 |0,08𝑥10−12 |
̅=√
𝚫̅𝑯 = √ = 𝟎, 𝟐𝒙𝟏𝟎−𝟔 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏−𝟏 2
d= 20cm
H(Tesla) ̅) ̅ )𝟐
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
1,1 x 10−6 0 0
1,1 x 10−6 0 0
1,1 x 10−6 0 0
Σ = 3,3 x10-6 Σ =0
𝚺𝑯 3,3 𝑥10−6
̅ =
𝑯 = = 𝟏, 𝟏 𝒙𝟏𝟎−𝟔 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏 3
̅ )|𝟐
|𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯 |0|2
̅ =√
𝚫̅𝑯 = √ = 𝟎 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏−𝟏 2
H(Tesla) ̅) ̅ )𝟐
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
0,5 x 10−6 −𝟏𝟐
-0,06 x10-6 0,0036 𝑥 𝟏𝟎
0,5 x 10−6 -0,06 x10-6 −𝟏𝟐
0,0036 x 𝟏𝟎
0,7 x 10−6 0,14 x10-6 −𝟏𝟐
0,0196 x 𝟏𝟎
Σ = 1,7x10-6 Σ =00268 x 𝟏𝟎
−𝟏𝟐
𝚺𝑯 1,7𝑥10−6
̅ =
𝑯 = = 𝟎, 𝟓𝟔𝒙𝟏𝟎−𝟔 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏 3
̅ )|𝟐
|𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯 00268 x 𝟏𝟎−𝟏𝟐 −𝟔
̅=√
𝚫̅𝑯 = √ = 𝟎, 𝟏𝟏 x 𝟏𝟎 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏−𝟏 2
H(Tesla) ̅) ̅ )𝟐
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
2,7 x 10−6 −12
0,1 x 10−6 0,01 x 10
2,4 x 10−6 −12
-0,2 x 10−6 0,04 x 10
2,7 x 10−6 −12
0,1 x 10−6 0,01 x 10
Σ = 7,8x10-6 Σ = 0,06 x 10
−12
𝚺𝑯 7,8𝑥10−6
̅ =
𝑯 = = 𝟐, 𝟔𝒙𝟏𝟎−𝟔 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏 3
̅ )|𝟐
|𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯 0,06 x 10−12 −6
̅=√
𝚫̅𝑯 = √ = 𝟎, 𝟏𝟕 𝒙 10 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏−𝟏 2
d= 20cm
H(Tesla) ̅) ̅ )𝟐
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
̅ )|𝟐
|𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯 0,0068 𝑥 10−12
̅=√
𝚫̅𝑯 = √ = 𝟎, 𝟎𝟓𝒙𝟏𝟎−𝟓 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏−𝟏 2
d= 25cm
H(Tesla) ̅) ̅ )𝟐
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
0,8 x 10−6 -0,03 x 10−6 0,0009 x 10−12
0,9 x 10−6 0,07 x 10−6 0,0049 x 10−12
0,8 x 10−6 0,07 x 10−6 0,0049 x 10−12
̅ )|𝟐
|𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯 0,0107 x 10−6
̅=√
𝚫̅𝑯 = √ = 𝟎, 𝟎𝟕𝟑 x 10−5 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏−𝟏 2
c) Untuk V= 7 volt
d= 15cm
H(Tesla) ̅) ̅ )𝟐
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
3x10-6 0 0
3x10-6 0 0
3x10-6 0 0
Σ = 9x10-6 Σ =0
𝚺𝑯 9𝑥10−6
̅ =
𝑯 = = 𝟑𝒙𝟏𝟎−𝟔 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏 3
̅ )|𝟐
|𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯 |0𝑥10−2 |2
̅ =√
𝚫̅𝑯 = √ = 𝟎 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏−𝟏 2
Jadi = 𝐻̅± ∆𝐻̅= (3 ± 0 )0,0107 x 10−6 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
d= 20cm
H(Tesla) ̅) ̅ )𝟐
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
Σ = 4,7x10-6 Σ =0,0268x10-12
𝚺𝑯 4,7𝑥10−6
̅ =
𝑯 = = 𝟏, 𝟓𝟔𝒙𝟏𝟎−𝟔 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏 3
̅ )|𝟐
|𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯 0,0268x 10−12
̅=√
𝚫̅𝑯 = √ = 𝟎, 𝟏𝟏𝒙𝟏𝟎−𝟔 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏−𝟏 2
d= 25cm
H(Tesla) ̅) ̅ )𝟐
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯
Σ = 3,1x10-6 Σ =0,0267x10-12
𝚺𝑯 3,1𝑥10−6
̅ =
𝑯 = = 𝟏, 𝟎𝟑𝒙𝟏𝟎−𝟔 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏 3
̅ )|𝟐
|𝜹𝑯(𝑯 − 𝑯 0,0267 x 10−12
̅=√
𝚫̅𝑯 = √ = 𝟎, 𝟏𝟏 𝒙 10−6 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝒏−𝟏 2
̅ ± ∆𝐵
Jadi, 𝐵 ̅ = (𝟐, 𝟒𝟖 ± 𝟎, 𝟐𝟐) 10−6 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
d= 20cm
̅ = (4𝜋𝑥10−7 )𝑥(𝟏, 𝟏𝒙𝟏𝟎−𝟔 ) = 𝟏, 𝟑𝟓𝒙𝟏𝟎−𝟏𝟐 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝑩=𝝁𝑯
̅ ± ∆𝐵
Jadi, 𝐵 ̅ = (1,35 ± 𝟎) 10−12 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
d=25
̅ = (4𝜋𝑥10−7 )𝑥(𝟎, 𝟓𝟔𝑥10−6 ) = 0,70𝒙𝟏𝟎−𝟏𝟐 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝑩=𝝁𝑯
̅ ± ∆𝐵
Jadi, 𝐵 ̅ = (0,70 ± 𝟎, 𝟏𝟑)10−12 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
d= 15cm
̅ = (4𝜋𝑥10−7 )𝑥(𝟐, 𝟔𝒙𝟏𝟎−𝟔 ) = 𝟑, 𝟐𝟔𝒙𝟏𝟎−𝟏𝟐 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝑩=𝝁𝑯
̅ ± ∆𝐵
Jadi, 𝐵 ̅ = (𝟑, 𝟐𝟔 ± 𝟎)10−12 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
d= 20cm
̅ = (4𝜋𝑥10−7 )𝑥(𝟏, 𝟑𝟔𝒙𝟏𝟎−𝟔 ) = 𝟏, 𝟕𝟎𝒙𝟏𝟎−𝟏𝟐 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝑩=𝝁𝑯
̅ ± ∆𝐵
Jadi, 𝐵 ̅ = (𝟏, 𝟕𝟎 ± 𝟎, 𝟎𝟔)10−12 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
d= 25cm
̅ = (4𝜋𝑥10−7 )𝑥(𝟎, 𝟖𝟑𝒙𝟏𝟎−𝟔 ) = 𝟏, 𝟎𝟒𝒙𝟏𝟎−𝟏𝟐 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝑩=𝝁𝑯
̅ ± ∆𝐵
Jadi, 𝐵 ̅ = (𝟑, 𝟕𝟕 ± 𝟎)10−12 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
d= 20cm
̅ = (4𝜋𝑥10−7 )𝑥(𝟏, 𝟓𝟔𝒙𝟏𝟎−𝟔 ) = 𝟏, 𝟗𝟔𝒙𝟏𝟎−𝟏𝟐 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝑩=𝝁𝑯
̅ ± ∆𝐵
Jadi, 𝐵 ̅ = (𝟏, 𝟗𝟔 ± 𝟎, 𝟏𝟑)10−12 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
d= 25cm
̅ = (4𝜋𝑥10−7 )𝑥(𝟏, 𝟎𝟑𝒙𝟏𝟎−𝟔 ) = 𝟏, 𝟐𝟗𝒙𝟏𝟎−𝟏𝟐 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
𝑩=𝝁𝑯
̅ ± ∆𝐵
Jadi, 𝐵 ̅ = (𝟏, 𝟐𝟗 ± 𝟎, 𝟏𝟑)10−12 𝑻𝒆𝒔𝒍𝒂
d =20 cm
𝑭 = 𝑩 ̅𝑰 𝑳 = 𝟏, 𝟑𝟖𝒙𝟏𝟎−𝟏𝟐 . 1,2 . 15,5 = 0,25𝑥10−16 𝑵𝒆𝒘𝒕𝒐𝒏
d =20 cm
𝑭 = 𝑩 ̅𝑰 𝑳 = 1,70𝑥10−12. 3 . 15,5 = 0,79𝑥10−16 𝑵𝒆𝒘𝒕𝒐𝒏
d =25 cm
̅ |𝟐 |∆𝑩|𝟐 + |𝑩𝑳|𝟐|∆̅𝑰|𝟐 = Dianggap 0 𝑵𝒆𝒘𝒕𝒐𝒏 karena terlalu kecil Jadi F±∆𝑭 = ±Newton
∆𝑭 = √|𝑰𝑳
d =25 cm
𝑭 = 𝑩 ̅𝑰 𝑳 = 1,29𝑥10−12 .2,1 . 15,5 = 0,41𝑥10−12 𝑵𝒆𝒘𝒕𝒐𝒏
∆𝑭 = √|𝑰𝑳̅|𝟐 |∆𝑩|𝟐 + |𝑩𝑳|𝟐 |∆𝑰̅|𝟐 = Dianggap 0 𝑵𝒆𝒘𝒕𝒐𝒏 karena terlalu kecil
H vs D
2.5
1.5
0.5
0
15 20 25
H #REF!
B vs d
45000
40000
35000
30000
25000
20000 B
15000
10000
5000
0
15 20 25
V. PEMBAHASAN
Dalam praktikm ini praktikan mencari data dengan cara menghitung arus serta kuat medan
magnet pada solenoid yang lainnya dengan jarak tertentu. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa
medan magnet dengan arus listrik memiliki hubungan berbanding lurus, maksudnya setiap ada
penambahan nilai yang terjadi pada medan magnet, maka akan terjadi pula penambahan nilai yang
erjadi pada arus listrik. Begitu pula sebaliknya.
Dari data yang diperoleh terdapat hubungan antara jumlah lilitan dan besar tegangan yang
tidak menunjukan reaksi apa-apa. Akan tetapi berdasarkan teori yang ada hubungan antara jumlah
lilitan dengan besar medan magnet menunjukan berbanding lurus. Yang mana setiap penambahan
panjang yang terjadi maka akan menambah juga nilai medan magnet yang diperoleh. Hal ini disebutkan
dengan bunyi Hukum Gaya Lorentz.
1. Kekeliruan saat merangkai kabel jumper dan saat mengukur jari-jari dan tinggi solenoida
2. Alat yang digunakan saat mengukur arus dan medan magnet (Multimeter dan Magnet
Field Tester) mengalami kerusakan.
Berdasarkan prinsip Gaya Lorentz, gaya magnet yang dialami penghantar berarus dalam
magnet dipengaruhi oleh 15, 20, 25 cm,
H vs d 5 Volt 6 Volt 7 Volt 15, 20, 25 cm,
B vs d 5 volt 6 volt7 volt kuat arus dalam penghantar,panjang penghantar, dan kuat medan magnet.
Hasil dari perhitungan data pada menentukan rerata nilai kuat arus dan ketidakpastiannya (𝐼̅̅± ∆̅̅𝐼̅̅)
diperoleh hasil dari V = 5 V dengan d = 15 cm yaitu (4,5 ± 0,1)10−4 𝐴,
untuk d = 20 cm yaitu (𝟏, 𝟐 ±𝟎, 𝟒) 10−4𝐴,
untuk d = 25 cm yaitu (0,6 ± 0,2) 𝐴
Dari keseluruhan data yang diperoleh berdasarkan pengukuran dapat disimpulkan bahwa suatu
kuat medan magnet dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kuat arus listrik dengan banyaknya
jumlah lilitan kawat pada solenoida. Dari kedua faktor tersebut memiliki hubungan yang
sebanding, dimana jumlah lilitan dan kuat arus diperbesar maka nilai kuat medan magnet yang
dihasilkan akan semakin besar. Begitu pula dengan tetapan permeabilitas juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu kuat medan magnet dengan kerapatan fluks. Dimana tetapan permeabilitas
memiliki hubungan berbanding lurus dengan kerapatan fluks dan berbanding kebalik dengan kuat
medan magnet.
DAFTAR PUSTAKA
[4] Halliday, David, Robert Resnick. 1999. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
[5] Tim Laboratorium Terpadu UII, Modul Praktikum Fisika Dasar Teknik Industri, 2020.
[6] M. Dody, Laporan Praktikum Fisika II Percobaan Magnet Dalam Solenoida, 2018.