Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

Nama : Farihah Hidayah

Nomor Induk Mahasiswa : 11210970000014

Nomor Group :7

Fakultas : Sains dan Teknologi

Jurusan : Fisika

No Percobaan :1

Nama Percobaan : Teori Rangkaian Dasar Resistor

Tanggal Percobaan : 17 Maret 2023

Kawan Kerja : Devi Shifa Adillah

Ary Prasetyo
TEORI RANGKAIAN DASAR RESISTOR

A. Tujuan

- Menentukan serta mengetahui dan mempelajari hubungan antara kuat arus (𝐼) dan
tegangan (𝑉) yang mengalir pada sebuah rangkaian listrik berdasarkan Hukum
Ohm, Hukum Kirchoff, dan Teorema Thevenin.
- Dapat menggunakan Teori Kirchoff pada analisa rangkaian resistor.
-
B. Teori Dasar

Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat


menghambat arus listrik. Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan (Ω).
Dalam beberapa rangkaian, resistor ditunjukkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Simbol resistor.

Beberapa resistor dapat dirangkai dalam bentuk kombinasi seri dan paralel. Bila
resistor dirangkai dalam kombinasi seri dan paralel maka terjadi proses pembagian arus
dan tegangan listrik.

Dalam beberapa percobaan seperti, Hukum Ohm, Hukum Kirchoff dan Teorema
Thevenin, resistor digunakan sebagai komponen utama. Setiap percobaan terdapat tujuan
yang berbeda. Pada percobaan pertama ini akan membahas tentang hukum Ohm.

 Hukum Ohm

Hukum ohm menyatakan: "Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor antara
dua titik berbanding lurus dengan beda potensial (V) di dua titik tersebut, dan
berbanding terbalik dengan hambatan atau resistansi (R) diantara mereka". Dengan kata
lain bahwa besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah hambatan (R) selalu
berbanding lurus dengan beda potensial (V) yang diterapkan kepadanya.
Pada dasarnya, bunyi hukum ohm adalah: "Besar arus listrik (I) yang mengalir
melalui sebuah penghantar atau konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial
atau tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan
hambatannya (R)". Secara matematis, hukum ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan
seperti dibawah ini:

V=IxR
C. Peralatan

1. Resistor 4,73 Ω
2. Resistor 680.000 Ω
3. Resistor 10.000.000 Ω
4. Resistor 10 Ω
5. Resistor 1.000 Ω
6. Voltmeter
7. DC Voltage
8. Am peremeter
9. Ground
10. Kabel Penghubung

D. Cara Kerja

Pada percobaan ini kita akan melakukan percobaan rangkaian resistor berdasarkan
Hukum Ohm, yaitu hubungan antara hasil tegangan pada rangkaian resistor dengan
arus yang akan dihasilkan kemudian menentukan nilai resistor (R) pada rangkaian.

Gambar 1.1 Skematik rangakaian percobaan Hukum Ohm.

a) Menyusun rangkaian seperti gambar 1.1 di atas.


b) Memvariasikan tegangan input dari 1 V sampai 10 V, lalu mencatat perubahan
arus dan tegangan pada setiap perubahan tegangan input.
E. Data Percobaan

1. Percobaan Hukum Ohm

No. VInput(v) I(mA) V1 V2 Vtotal(v)


1. 1 2,44 0,02 0 0,02
2. 2 2,47 0,04 0 0,04
3. 3 2,49 0,06 0 0,06
4. 4 2,51 0,09 0 0,09
5. 5 2,53 0,11 0 0,11
6. 6 2,55 0,13 0 0,13
7. 7 2,60 0,15 0 0,15
8. 8 2,65 0,17 0 0,17
9. 9 2,71 0,19 0 0,19
10. 10 2,76 0,21 0 0,21

R1 = Kuning, Ungu, Jingga, Perak, Emas

4 7 3 10-2 5%

= 4,73 Ω ± 5%

R2 = Biru, Abu-abu, Kuning, Emas

6 8 104 5%

= 680k Ω ± 5%

R3 = Coklat, Hitam, Hitam, Hijau, Coklat

1 0 0 105 ± 1%

= 10M Ω ± 1%

R4 = Coklat, Hitam, Hitam, Emas, Coklat

1 0 0 10-1 ± 1%

= 10 Ω ± 1%

R5 = Coklat, Hitam, Hitam, Jingga, Coklat

1 0 0 103 ± 1%

= 100.000 Ω ± 1%
F. Pengolahan Data

Menentukan hambatan resistor pada rangkaian paralel (R3,R4,R5) denganmetode least square.
2
No. X = I(A) Y = V(v) X X.Y
1. 0,00244 0,02 5,9536 x 10-6 0,0000488
2. 0,00247 0,04 6,1009 x 10-6 0,0000988
3. 0,00249 0,06 6,2001 x 10-6 0,0001494
4. 0,00251 0,09 6,3001 x 10-6 0,0002259
5. 0,00253 0,11 6,4009 x 10-6 0,0002783
6. 0,00255 0,13 6,5025 x 10-6 0,0003315
7. 0,00260 0,15 6,76 x 10-6 0,00039
8. 0,00265 0,17 7,0225 x 10-6 0,0004505
9. 0,00271 0,19 7,3441 x 10-6 0,0005149
10. 0,00276 0,21 7,6176 x 10-6 0,0005796
∑ 0,02571 1,17 66,2023 x 10-6 0,0030677
 Menghitung Nilai Koefisien Regresi a

(∑y)(∑X2)−(∑X)(∑Xy)
𝑎 =
n(∑𝑥2)−(∑𝑥)2

(1,17)(66,2023 × 10−6)−(0,02571)(0,0030677)
𝑎=
10(66,2023 × 10−6)−(0,0030677)2

𝑎 = -0,00216 = -2,16 x 10-3

 Menghitung Nilai Koefisien Regresi b

n(∑Xy)−(∑X)(∑y)
𝑏=
n(∑𝑥2)−(∑𝑥)2

10(0,0030677)−(0,02571)(1,17)
𝑏=
10(66,2023 × 10−6)−(0,0030677)2

b = 413,9211512
Nilai Rrp = Nilai b = 413,9211512 Ω

1 1 1 1 1 1 1 10+10+1
Xlit = = + + = + + =
𝑋𝑙𝑖𝑡 𝑅3 𝑅4 𝑅5 1.000 1.000 100.000 100.000

10.000
X𝑙i𝑡 = = 476,19
21

Menentukan Kesalahan Literatur berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh.


𝑋𝑏𝑎𝑟−𝑋𝑙𝑖𝑡
KL = |
𝑋𝑙𝑖𝑡
| × 100% = |413,9211512−476,19
476,19
| × 100% = 13,08%
Hubungan Kuat Arus dan Tegangan
2.8

2.7

2.6

2.5

2.4

2.3

2.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

G. Pembahasan

Pada percobaan pertama ini , yaitu rangkaian resistor berdasarkan hukum ohm.
Langkah pertama yaitu membuat rangkaian terlebih dahulu pada sirkuit yang terdapat
di laman web multisim, setelahnya ambil data 10 kali dengan tegangan input yang
berbeda yaitu 1V hingga 10V. Yang menghasilkan kuat arus mulai dari 2,44 mA
hingga 2,76 mA. Kesalahan Literatur yang ada yaitu sebesar 13,08%. Hal itu bisa
terjadi karena kurang telitinya saat perhitungan dan ketika percobaan.

Hukum Ohm adalah prinsip dasar dalam elektronika yang menjelaskan


hubungan antara arus listrik, tegangan listrik, dan resistansi dalam suatu rangkaian.
Sedangkan resistor adalah komponen elektronik yang digunakan untuk membatasi
arus listrik dan menurunkan tegangan listrik dalam suatu rangkaian.

Ketika suatu rangkaian listrik mengandung resistor, arus listrik yang mengalir
melalui resistor akan mengalami hambatan atau resistansi, yang ditentukan oleh nilai
resistansi dari resistor tersebut. Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan listrik V
yang diterapkan pada resistor adalah proporsional terhadap arus listrik I yang
mengalir melalui resistor, dengan konstanta proporsional yang disebut resistansi R:
V = IR
Artinya, semakin besar nilai resistansi suatu resistor, semakin besar pula
tegangan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan arus listrik yang sama melalui
resistor tersebut. Sebaliknya, semakin besar tegangan listrik yang diterapkan pada
resistor, semakin besar pula arus listrik yang mengalir melalui resistor tersebut jika
nilai resistansinya tetap.

Dengan demikian, hukum Ohm sangat erat hubungannya dengan resistor


karena hukum Ohm dapat digunakan untuk menghitung arus listrik atau tegangan
listrik dalam suatu rangkaian yang mengandung resistor dengan mengetahui nilai
resistansi dari resistor tersebut. Sebaliknya, jika nilai arus listrik dan tegangan listrik
dalam suatu rangkaian diketahui, maka nilai resistansi dari resistor dalam rangkaian
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan hukum Ohm
H. Kesimpulan

- Ketelitian dalam praktikum dan pembulatan angka sangat berpengaruh terhadap


perhitungan kesalahan literatur.
- Pada Hukum Ohm, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melalui resistor tersebut, semakin tinggi tegangan input yang diberikan
maka arus yang dihasilkan pun akan semakin besar.
I. Referensi

Tim Penyusun, Buku Panduan Praktikum Elektronika Dasar, Pusat Laboratorium


Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2018.
Fauziyah, Nur, Amira, Rangkaian Listrik, Politeknik Negeri Semarang, Semarang,
2016

Anda mungkin juga menyukai