Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

“PERCOBAAN GERAK LURUS”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum Fisika Dasar I
Yang dibimbing oleh Dr. Nasikhudin, S.Pd, M.Sc

Disusun oleh :
Aisha Nursani
220322601560

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN FISIKA
SEPTEMBER 2022
A. TUJUAN
1) Mengetahui prinsip kinematika satu dimensi yaitu GLB dan GLBB.
2) Mengetahui perbedaan GLB dan GLBB.
3) Mengetahui Perbedaan antara kecepatan dan percepatan.
4) Mengatahui konsep perpindahan.
5) Mengetahui cara membaca grafik jarak terhadap waktu, kecepatan terhadap
waktu, dan perpindahan terhadap waktu serta jarak terhadap waktu kuadarat.
6) Mengatahui menggunakan rumus percobaan dan membandingkan rumus
tersebut dengan teori terkait.

B. LANDASAN TEORI
Gerak didefiniskan sebagai perubahan posisi suatu benda terhadap acuan
tertentu. Perubahan letak benda didapatkan dari membandingkan letak akhir
benda berada dan letak awal benda berada.
Gerak benda dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Gerak Lurus Beraturan
Benda mengalami gerak lurus jika lintasannya garis lurus dan kecepatannya
konstan disetiap saat serta bergerak lurus menempuh jarak dan selang waktu
yang sama.
Rumus untuk gerak lurus beraturan, yaitu :

perpindahan ∆ x
v⃗ ¿ = m/s
waktu ∆t

Grafik hubungan kecepatan (v) dengan waktu (t) pada gerak lurus
beraturan digambarkan seperti berikut ;

Gambar 1.1 Grafik hubungan v-t pada GLB

Hubungan v-t pada gerak lurus beraturan merupakan garis lurus yang
sejajar dengan sumbu t (waktu). Jarak tempuh adalah luasan yang dibatasi
grafik dengan sumbu (t) dalam selang waktu tertentu.
Pada grafik hubungan jarak yang ditempuh (s) dengan waktu (t), dapat
digambarkan dalam grafik :

Gambar 1.2 Grafik hubungan v-t pada GLB


Dari grafik diperoleh sebuah garis horizontal ke atas, artinya jarak yang
ditempuh (x) sebanding lurus dengan waktu tempuh(t). makin besar
waktunya semakin besar juga jarak yang ditempuh.
Untuk kedudukan awal x=x o pada saat t o= 0, maka grafiknya :

Gambar 1.3 Grafik hubungan v-t pada GLB jika x o


berimpitan dengan titik acuan
Sehingga dari grafik dapat diperoleh persamaan matematisnya sebagai berikut :

x=x o + v . t
Keterangan :
x = jarak yang ditempuh (m)
x o= jarak mula mula (m)
v = kecepatan pada saat GLB (m/s)
t = waktu yang diperlukan untuk GLB (s)

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Gerak Lurus yaitu
precision metal rail yang berfungsi sebagai lintasan jalan trolley dari ticker timer
ke katrol. Yang kedua trolley sebagai media penyambung antara pita kertas dan
benang yang membawa beban. Ketiga ada katrol yang fungsinya sebagai wadah
benang yang menyambungkan antara trolley dan beban. Keempat ada ticker
timer yang fungsinya sebagai penanda titik titik pada pita kertas selama melaju
di precision metal rail. Kelima ada pita kertas yang fungsinya sebagai media
penanda titik titik dari ticker timer. Keenam ada tali/benang ringan sebagai
media beban digantingkan. Ketujuh ada penggaris panjang yang berfungsi
sebagai alat pengukur jarak antara titik satu dengan lainnya yang tercetak di pita
kertas. Selanjutnya beban yang berfungsi sebagai pemberat agar trolley bisa
berjalan maju kea rah katrol dan titik titik terbentuk dengan sempurna. Lalu
kabel penghubung untuk menghubungkan power suplly dengan rangkaian
alatnya dan terakhir power suplly untuk sumber energi trolley agar bisa berjalan
dengan sempurna.

D. SKEMA PERCOBAAN

E. PROSEDUR
Langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan,
lalu mencolokkan kabel power supply ke stop kontak. Langkah kedua, memilih
beban yang akan digunakan dalam percobaan dan menyusun rangkaian alat
percobaan. Selanjutnya, mengukur dan memotong pita kertas dengan panjang
antara balok ke lantai dilebihkan sedikit lalu memasukkannya kedalam ticker
timer dan menempelkannya ke mika bening. Jika semua sudah terangkai, Tarik
mika sampai ke ujung dekat ticker timer lalu nyalakan power supply dan tombol
ticker timer sampai ticker timer mulai berbunyi. Setelah itu, lepaskan mika tadi
dan amati titik titik yang tercetak di pita kertas. Langkah terakhir menghitung
jarak antara titik satu dengan lainnya sampai ke 50 titik.

F. DATA PERCOBAAN

Titik Titik S Tititk Titik V Titik Titik α


0-5 (2,2±0,05) 0-5 (2,2±0,05) (5-10) – (0-5) (1,7±0,05)
0-10 (6,1±0,05) 5-10 (3,9±0,05) (10-15) – (5-10) (2,8±0,05)
0-15 (12,8±0,05) 10-15 (6,7±0,05) (15-20) – (10-15) (2±0,05)
0-20 (21,5±0,05) 15-20 (8,7±0,05) (20-25) – (15-20) (1,5±0,05)
0-25 (31,7±0,05) 20-25 (10,2±0,05 (25-30) – (20-25) (2,8±0,05)
)
0-30 (44,7±0,05) 25-30 (13±0,05) (30-35) – (25-30) (1,2±0,05)
0-35 (58,9±0,05) 30-35 (14,2±0,05 (35-40) – (30-35) (2±0,05)
)
0-40 (75,1±0,05) 35-40 (16,2±0,05 (40-45) – (35-40) (-0,1±0,05)
)
0-45 (91,2±0,05) 40-45 (16,1±0,05 (45-50) – (40-45) (-2,8±0,05)
)
0-50 (104,5±0,05) 45-50 (13,3±0,05 (50-55) – (45-50)
)

G. ANALISIS DATA
1 2
s=v 0 t+ a t
2
Frekuensi Ticker Timer = 50 Hz/s
5
Waktu tiap 5 titik bernilai = =0 , 1 s
50 Hz
NST mistar = 0,1 cm
NST Timbangan = 0,05 kg
Persamaan yang digunakan:
1. Ralat Kuadrat Terkecil
( ∑ y ) ( ∑ x 2 ) −( ∑ x )( ∑ xy )
a=
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2 2

n ( ∑ xy )−(∑ x)(∑ y )
b=
n ( ∑ x 2) − ( ∑ x )
2

2. Menentukan S y

√ |
( ∑ x ) ( ∑ y ) −2 ( ∑ x )( ∑ xy ) ( ∑ y ) +n ( ∑ xy )
|
2 2 2
1 2
S y= ∑y −
n ( ∑ x2 ) −( ∑ x )
2
n−2

3. Nilai Sa dan Sb

2
∑x
Sa =S y
n ( ∑ x 2 )−( ∑ x )
2

Sb =S y
√ n
n ( ∑ x )−( ∑ x )
4. Ralat Relatif
2 2

Sa
Ra = ×100 %
a

Sb
Rb = ×100 %
b

Sajian Hasil:
a=4 , 06 cm
b=106,0107 cm
S y =3,017 cm
Hubungan jarak dan waktu kuadrat Sa =2,1141 cm
Sb =2,943 cm
Ra =5 ,2 % (2 AP)
Rb =2 ,8 % (2 AP)
a=2 , 05 cm
b=15 , 3 cm
S y =1,91154cm
Hubungan kecepatan dan waktu Sa =1,57992 cm
Sb =2,943 cm
Ra =7 , 7 % (2 AP)
Rb =2 ,8 % (2 AP)

a=3 , 28 cm
b=−3,945 cm
S y =1,27213 cm
Hubungan percepatan dan waktu Sa =1,05144 cm
Sb =1,335 cm
Ra =3 ,2 % (2 AP)
Rb =4 % (1 AP)
H. PEMBAHASAN
GLB atau kepanjangan dari Gerak Lurus Beraturan adalah gerak lurus
yang kecepatannya konstan atau selalu tetap setiap saatnya, karena tidak
memiliki percepatan, sehingga jarak yg di tempuh dalam GLB ini adalah
kecepatan dikali waktu ( s = v.t ), sedangkan untuk mencari kecepatannya ( v =
s/t ) dan untuk mencari waktu yang di butuhkan ( t = s/v).
Kemudian, untuk mendapatkan hasil perhitungannya kami menggunakan
rumus matematis seperti berikut :

perpindahan ∆x
𝑣Ԧ= = m/s
waktu ∆t

Pada saat melakukan praktikum, kami melakukannya sudah baik namun


harus ada beberapa pengulangan karena titik yang terbentuk di kertas pita
berkali kali tidak terlihat dan kurang dari 50 titik. Tapi dari banyaknya
pengulangan tersebut, kami mampu mendapatkan data percobaan yang terbaik.
Dari data hasil percobaan terlihat bahwa semakin lama waktunya maka
semakin besar percepatannya. Maka dapat disimpulkan bahwa antara landasan
teori dan hasil praktikum, sesuai.

I. KESIMPULAN
Setelah menganalisis data, panjang titik-titik yang timbul pada pita kertas
menunjukkan jarak yang ditempuh dalam selang waktu tertentu. Jarak (s) dan
waktu (t) memperlihatkan adanya hubungan berbanding lurus dengan salah satu
persamaan yaitu: s=v ∙t , dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin jauh jarak
yang ditempuh semakin besar pula selang waktu yang dibutuhkan. Terlihat
bahwa dalam analisis terdapat hubungan antara jarak (s) terhadap waktu kuadrat
2
(t ) yang menunjukkan bahwa hal ini berbanding lurus dengan persamaan
1 2
s=v 0 t a t , dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin jauh jarak yang ditempuh
2
semakin besar pula selang kuadrat waktu yang diperlukan.

J. DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2016). Fisika Dasar I . Indonesia: Kampus Ganesha.


Drs. Tarsisius Sarkin, M. P. (2019). Modul Belajar Mandiri. Indonesia: PT Gramedia.
Haryati, S. (2021). Teori dan Aplikasi Fisika Dasar. Indonesia: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
K.Wardani, I. T. (2013). TINJAUAN ULANG MATERI AJAR GERAK LURUS.
Surabaya.
Prihatini, S. (2017). IDENTIFIKASI FAKTOR PERPINDAHAN TERHADAP WAKTU
YANG BERPENGARUH PADA KINEMATIKA GERAK LURUS BERATURAN
DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN. Bandung.

K. LAMPIRAN
1. Perhitungan Lengkap
 Hubungan Jarak dan Waktu

 Hubungan Jarak dan Waktu Kuadrat

No x(t ¿¿ 2)¿ y(s) 2


x
2
y xy
1 0,01 2,2 0,0001 4,84 0,022
2 0,04 6,1 0,0016 37,21 0,244
3 0,09 12,8 0,0081 163,84 1,152
4 0,16 21,5 0,0256 462,25 3,44
5 0,25 31,7 0,0625 1004,89 7,925
6 0,36 44,7 0,1296 1998,09 16,092
7 0,49 58,9 0,2401 3469,21 28,861
8 0,64 75,1 0,4096 5640,01 48,064
9 0,81 91,2 0,6561 8317,44 73,872
10 1 104,5 1 10.920 104,5
∑ 3,85 448,7 2,5333 32.018 284,172
2
∑ 14,8225 201.332 6,41760889 1.025.154.245 80753,72558

 Ralat Kuadrat Terkecil


2
(∑ y )(∑ x )−(∑ x )(∑ xy)
a=
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2 2

(448 ,7)(2,5333)−(3 , 85)(284,172)


a=
10 ( 2,5333 ) −(14,8225)
42,62951
a=
( 25,333 )−( 14,8225 )
42,62951
a=
10,5105
a=4 , 06 cm

n ( ∑ xy )−(∑ x)(∑ y )
b=
n ( ∑ x 2) − ( ∑ x )
2

n ( ∑ xy )−(∑ x)(∑ y )
b=
n ( ∑ x 2) − ( ∑ x )
2

10 ( 284,172 ) −(3 , 85)(448 ,7)


b=
10 ( 2,5333 )−(14,8225)

( 28,4172 )−( 17,27495 )


b=
( 25,333 )−(14,8225)
1114,225
b=
10,5105
b=106,0107 cm

 Menentukan S y

√ | ( ∑ x ) ( ∑ y ) −2 ( ∑ x )( ∑ xy ) ( ∑ y ) +n ( ∑ xy )
|
2 2 2
1 2
S y= ∑y −
n ( ∑ x2 ) −( ∑ x )
2
n−2

S y=
√| 1
8
32.018−
( 2,5333 ) (201.332)−2 ( 3 , 85 ) ( 284,172 )( 448 ,7 ) +10(80753,72558)
10 ( 2,5333 )−(14,8225) |
S y=
√| 1
8
32.018−
335760
10,5105 |
S y =3,017 cm
 Nilai Sa dan Sb

Sa =S y
√ ∑ x2
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2 2

Sa =S y
√ 2,5333
10 ( 2,5333 )−( 14,8225 )

Sa =S y
√ 2,5333
( 25,333 )−(14,8225)

Sa =3,017 √ 0,491

Sa =2,1141 cm

Sa 2,1141
Ra = ×100 %= × 100 %=5 ,2 % (2 AP)
a 4 , 06

Sb =S y
√ n
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2 2

Sb =S y
√ 10
10 ( 2,5333 )−( 14,8225 )

Sb =S y
√ 10
( 25,333 )−(14,8225)

Sb =3,017 √ 0,95143

Sb =2,943 cm

Sb 2,943
Rb = ×100 %= × 100 %=2 ,8 % (2 AP)
b 106,0107
Hasil dari a dan b di subtitusikan ke dalam persamaan y=a+bx dan
diperoleh persamaan y=4 , 06+106,0107 x dengan ketidakpastian atau
estimasi kesalahan Sa sebesar 5,2% dan Sb sebesar 2,8%. Dari persamaan
tersebut, dapat dibuat grafik garis linear hubungan s dan t 2 seperti berikut:
Grafik hubungan s terhadap t^2
120 104.5
100 91.2
f(x) = 106.010656010656 x + 4.05589743589744
75.1
80
58.9
60
y(s)

44.7
40 31.7
21.5
20 6.112.8
2.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
x(t)

 Hubungan Kecepatan dan Waktu

No x(t) y(v) x
2 2
y xy
1 0,1 2,2 0,01 4,84 0,22
2 0,2 3,9 0,04 15,21 0,78
3 0,3 6,7 0,09 44,89 2,01
4 0,4 8,7 0,16 75,69 3,48
5 0,5 10,2 0,25 104,04 5,1
6 0,6 13 0,36 169 7,8
7 0,7 14,2 0,49 201,64 9,94
8 0,8 16,2 0,64 262,44 12,96
9 0,9 16,1 0,81 259,21 14,49
10 1 13,3 1 176,89 13,3
∑ 5,5 104,5 3,85 1313,85 70,08
2
∑ 1726201,82
30,25 10920,25 14,8225 4911,2064
3

 Ralat Kuadrat Terkecil


2
(∑ y )(∑ x )−(∑ x )(∑ xy)
a=
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2 2

(104 ,5)(3 , 85)−(5 ,5)(70 , 08)


a=
10 ( 3 , 85 )−(30 ,25)
16,885
a=
( 38 ,5 )−( 30 , 25 )
16,885
a=
8 ,25
a=2 , 05 cm

n ( ∑ xy )−(∑ x)(∑ y )
b=
n ( ∑ x 2) − ( ∑ x )
2

10 ( 70 , 08 ) −(5 , 5)(104 , 5)
b=
10 ( 3 , 85 )−(30 ,25)

(700 ,8 )−( 574.75 )


b=
( 38 , 5 )−(30 , 25)
126 ,05
b=
8 ,25
b=15 , 3 cm

 Menentukan S y

√ |
( ∑ x ) ( ∑ y ) −2 ( ∑ x )( ∑ xy ) ( ∑ y ) +n ( ∑ xy )
|
2 2 2
1 2
S y= ∑y −
n ( ∑ x2 ) −( ∑ x )
2
n−2

S y=
√| 1
8
1313 ,85−
10 ( 3 ,85 )−(30 ,25) |
( 3 , 85 )( 10920 , 25 ) −2 ( 5 , 5 ) ( 70 , 08 ) (104 ,5 )+ 10(4911,2064 )

S y=
√| 1
8
1313 ,85−
10598 ,1
8 ,25 |
S y =1,91154cm

 Nilai Sa dan Sb

Sa =S y
√ ∑ x2
n ( ∑ x 2 )−( ∑ x )
2

Sa =S y
√ 3 , 85
10 ( 3 ,85 )−( 30 , 25 )

Sa =S y
√ 3 , 85
( 38 ,5 )−(30 ,25)

Sa =1,91154 √ 0,68313
Sa =1,57992 cm

Sa 1,57992
Ra = ×100 %= ×100 %=7 ,7 % (2 AP)
a 2 ,05

Sb =S y
√ n
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2 2

Sb =S y
√ 10
10 ( 3 ,85 )−( 30 , 25 )

Sb =S y
√ 10
( 38 ,5 )−(30 ,25)

Sb =1,91154 √ 1,101

Sb =2,006 m

Sb 2,006
Rb = ×100 %= × 100 %=1 ,31 % (3 AP)
b 15 , 3
Hasil dari a dan b disubtitusikan ke dalam persamaan y=a+bx dan
diperoleh persamaan y=2, 05+15 , 3 x dengan ketidakpastian atau estimasi
kesalahan Sa sebesar 7,2% dan Sb sebesar 1,31%. Dari persamaan tersebut,
dapat dibuat grafik garis linear hubungan v dan t seperti berikut:

Grafik hubungan v terhadap t


18 16.2 16.1
16 f(x) = 15.2787878787879 x + 2.04666666666667
14.2
13 13.3
14
12 10.2
10 8.7
y(v)

8 6.7
6 3.9
4 2.2
2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
x(t)

 Hubungan Percepatan dan Waktu

No x(t) y(a) x
2
y
2
xy
1 0,1 1,7 0,01 2,89 0,17
2 0,2 2,8 0,04 7,84 0,56
3 0,3 2 0,09 4 0,6
4 0,4 1,5 0,16 2,25 0,6
5 0,5 2,8 0,25 7,84 1,4
6 0,6 1,2 0,36 1,44 0,72
7 0,7 2 0,49 4 1,4
8 0,8 -0,1 0,64 0,01 -0,08
9 0,9 -2,8 0,81 7,84 -2,52
10 1 0 1 0 0
∑ 5,5 11,1 3,85 38,11 2,85
2
∑ 30,25 123,21 14,8225 1452,3721 8,1225

 Ralat Kuadrat Terkecil

(∑ y )(∑ x 2)−(∑ x )(∑ xy)


a=
n ( ∑ x 2 )−( ∑ x )2

(11, 1)(3 ,85)−(5 , 5)(2 ,85)


a=
10 ( 3 , 85 )−(30 , 25)
27 , 06
a=
( 38 ,5 )−( 30 , 25 )
27 , 08
a=
8 , 25
a=3 , 28 cm

n ( ∑ xy )−(∑ x)(∑ y )
b=
n ( ∑ x 2) − ( ∑ x )
2

10 ( 2 , 85 ) −(5 , 5)(11,1)
b=
10 ( 3 , 85 )−(30 , 25)

( 28 , 5 )−( 61 , 05 )
b=
( 38 ,5 )−(30 , 25)
−32, 55
b=
8 ,25
b=−3,945 cm
 Menentukan S y

√ |
( ∑ x ) ( ∑ y ) −2 ( ∑ x )( ∑ xy ) ( ∑ y ) +n ( ∑ xy )
|
2 2 2
1 2
S y= ∑y −
n ( ∑ x2 ) −( ∑ x )
2
n−2

S y=
√| 1
8
38 ,11−
( 3 , 85 ) (123 , 21 )−2 ( 5 , 5 ) ( 2 ,85 )( 11, 1 ) +10(8,1225)
10 ( 3 ,85 )−(30 ,25) |
S y=
√| 1
8
38 ,11−
207,5985
8 , 25 |
S y =1,27213 cm

 Nilai Sa dan Sb

Sa =S y
√ ∑ x2
n ( ∑ x 2 )−( ∑ x )
2

Sa =S y
√ 3 , 85
10 ( 3 ,85 )−( 30 , 25 )

Sa =S y
√ 3 , 85
( 38 ,5 )−(30 ,25)

Sa =1,27213 √ 0,68313

Sa =1,05144 cm

Sa 1,05144
Ra = ×100 %= × 100 %=3 , 2% (2 AP)
a 3 , 28

Sb =S y
√ n
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2 2

Sb =S y
√ 10
10 ( 3 ,85 )−( 30 , 25 )

Sb =S y
√ 10
( 38 ,5 )−(30 ,25)

Sb =1,27213 √ 1,10096

Sb =1,335 cm
Sb 1,335
Rb = ×100 %= × 100 %=4 % (1 AP)
b −3,945
Hasil dari a dan b disubtitusikan ke dalam persamaan y=a+bx dan
diperoleh persamaan y=3 ,28+(−3,945) x dengan ketidakpastian atau
estimasi kesalahan Sa sebesar 3,2% dan Sb sebesar 4 %. Dari persamaan
tersebut, dapat dibuat grafik garis linear hubungan a dan t seperti berikut:

Grafik hubungan a terhadap t


4
2.8 2.8
3
1.7 f(x) = − 2
4.5 x + 3.48333333333333 2
2 1.5 1.2
1
-0.1
y(a)

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
-1
-2 -2.8
-3
-4
x(t)

2. Tugas
P-01: Apa percepatan (acceleration) itu? Jelaskan pengertiannya!
Percepatan adalah perubahan kecepatan yang dibagi oleh selang waktu,
atau Ketika kecepatan benda berubah dengan waktu, maka benda itu disebut
percepatan. Percepatan dapat dituluskan:

∆ v v xf −v xi
a= =
∆t t f −t i

P-02: Buktikan/jabarkan cara memperoleh persamaan 1 di atas!


∆v
a=
∆t
v t −v 0
a=
t−t 0

a ( t−t 0 ) =v t −v 0

v t=v 0 +a ( t−t 0 )
P-03: Apa yang dimaksud kecepatan (velocity) itu?
Kecepatan didefinisikan sebagai perpindahan benda yang dibagi oleh
selang waktu. Kecepatan dapat ditulis:
∆x
v=
∆t
P-04: Buktikan persamaan 2 diatas!
v
v=v 0 +
2
at
v=v 0 + v 0
2
1
v=v 0 + at
2
x t =x0 + v t

( 1
x t =x0 + v 0+ at t
2 )
1
x t =x0 + v 0 ∆ t+ a(t−t 0)
2
P-05: Bagaimana hubungan antara kecepatan ( v ) dan waktu temptuh (t )?
Kecepatan dan waktu memiliki hubungan berbanding terbalik. Pada saat
kecepatan semakin besar, maka waktu yang ditempuh semakin pendek.
P-06: Bagaimana hubungan antara jarak tempuh (x) dan waktu tempuh (t)?
Berbanding lurus. Jika jarak yang ditempuh semakin jauh/besar, maka
waktu yang dibutuhkan pun semakin besar pula.

3. Foto Pelaksanaan
4. Laporan Sementara
5. Plagiarisme

Anda mungkin juga menyukai