Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

PERCOBAAN GAYA GESEK


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum Fisika Dasar I
Yang dibimbing oleh Dr. Nasikhuddin, S.Pd, M.Sc

Disusun oleh :
Aisha Nursani
220322601560

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN FISIKA
OKTOBER 2022
A. TUJUAN
Pada percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui konsep gaya gesek.
2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi gaya gesek.
3. Mengetahui hubungan antara massa beban dan waktu.

B. LANDASAN TEORI
Dua benda yang permukaannya saling bersentuhan dan salah satu benda
bergerak terhadap benda lain atau keduanya bergerak hingga memiliki kecepatan
relative satu sama lain akan menimbulkan gesekan diantara kedua benda tersebut.
Gesekan adalah bentuk hilangnya energi yang terjadi diantara dua permukaan
yang saling kontak dan bergerak relative. Sering juga dinyatakan gaya melawan.
Gesekan juga dipengaruhi oleh beban dan kondisi permukaan. Gaya gesek dibagi
menjadi 2, yaitu Gaya Gesek Kinetis dan Gaya Gesek Statis.
Gaya Gesek Kinetis adalah gaya gesek yang terjadi saat benda dalam keadaan
bergerak. Besar gaya gesek kinetis lebih kecil daripada besar gaya gesek statis
maksimum. Gaya gesek kinetis secara matematis dapat dituliskan dengan rumus :

Ƒₖ = µₖN
Keterangan :
µₖ = koefisien gaya gesek kinetis
N = gaya normal
Gaya Gesek Statis adalah gaya gesek yang terjadi saat benda dalam keadaan
diam. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat
sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan
sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisian gesek statis dikalikan gaya
normal. Gaya gesek statis secara matematis dapat dituliskan dengan rumus :

Ƒs = µsN
Keterangan :
µs = koefisien gaya gesek statis
N = gaya normal
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu, pertama set luncur yang berfungsi
sebagai jalur mika penggesek agar bisa berjalan dengan lurus dan sempurna. Kedua,
mika penggesek yang berfungsi sebagai media penggesek dan tempat benang yang
diberi beban ditempelkan. Ketiga, ada tali/benang yang berfungsi sebagai tempat
beban digantungkan sebelum menyentuh tanah. Keempat, katrol yang berfungsi
sebagai wadah benang yang menghubungkan antara mika penggesek dan beban agar
dapat berjalan dengan sempurna. Kelima, penyangga papan yang berfungsi sebagai
penyangga papan luncur agar tetap datar maksimal dan tidak ada kemiringan sama
sekali. Keenam, ada mistar yang berfungsi sebagai alat pengukur ketinggian antara
beban yang tergantung dengan tanah serta mengukur panjang papan luncur. Ketujuh,
ada stopwatch sebagai penghitung waktu selama mika dilepas sampai beban
menyentuh tanah. Selanjutnya ada neraca digital, yang berfungsi sebagai pengukur
massa mika penggesek dan beban beban yang digunakan. Terakhir ada beban
pemberat, yang berfungsi sebagai alat pemberat supaya mika penggesek dapat
berjalan dengan lancer dan perhitungannya dapat dilakukan dengan benar.

D. SKEMA PERCOBAAN

E. PROSEDUR
Langkah pertama melakukan percobaan gaya gesek yaitu menimbang
massa mika penggesek dan catat hasilnya. Langkah kedua yaitu mengukur dan
memotong benang dengan ukuran panjang dari ujung set luncur sampai
menggantung untuk ditambah beban nantinya lalu memasangnya di mika
penggesek dan set luncur. Langkah ketiga, mengukur batas berhentinya mika
penggesek saat beban sudah mencapai tanah. Langkah keempat, memilih massa
beban yang paling kecil tapi bisa membuat mika penggesek bergerak. Langkah
kelima, mengukur jarak antara beban sampai ke lantai lalu catat hasilnya.
Langkah keenam, Tarik mika penggesek sampai berada di ujung set luncur dan
siapkan stopwatch untuk menghitung hasilnya. Setelah itu, lepas mika
penggesek bersamaan dengan dimulainya stopwatch. Selanjutnya, catat waktu
yang ditempuh mika penggesek sampai beban jatuh ke lantai. Ulangi langkah
keempat sampai langkah terakhir dengan memvariasikan beban yang digunakan
hingga 10x pengulangan dan catat setiap hasilnya. Terakhir, hitung data x dan y
nya menggunakan rumus.

F. DATA PERCOBAAN

NO DATA PENGUKURAN DATA TERHITUNG


Massa Beban Jarak Vertikal Waktu x y
Beban ke Tempuh
Lantai
1 (50,45±0,005 (69,7±0,05) (1,52±0,005) -0,01983 0,00208971
)
2 (50,60±0,005 (69,7±0,05) (1,45±0,005) -0,01976 0,00229237
)
3 (54,98±0,005 (69,7±0,05) (1,32±0,005) -0,0181884 0,0026376
)
4 (55±0,005) (69,7±0,05) (1,26±0,005) -0,018182 0,00289419
5 (57,52±0,005 (69,7±0,05) (1,13±0,005) -0,01738 0,00350968
)
6 (59,77±0,005 (69,7±0,05) (1,06±0,005) -0,01673 0,00390567
)
7 (61,20±0,005 (69,7±0,05) (1,03±0,005) -0,01633 0,00408408
)
8 (64,85±0,005 (69,7±0,05) (0,98±0,005) -0,01542 0,00437525
)
9 (69,78±0,005 (69,7±0,05) (0,88±0,005) -0,014330 0,005226
)
10 (71,05±0,005 (69,7±0,05) (0,79±0,005) -0,014074 0,00642799
)

G. ANALISIS DATA

y= ( 1
+ )
1 2H
m1 m2 g t 2
1
; A= ; B=μk dan x=
m1
1
−m2
NST stopwatch digital: 0 , 01 s
NST timbangan: 0 , 05 gr
NST mistar; 0 , 1 cm

Gravitasi: 980 cm/ s2

Massa Balok: 70 , 82 gr
Panjang papan: 100 , 1 cm
Variabel bebas: Massa
Variabel kontrol: waktu
Variabel terikat: jarak
Persamaan yang digunakan:
1. Ralat Kuadrat Terkecil
( ∑ y ) ( ∑ x 2 ) −( ∑ x )( ∑ xy )
a=
n ( ∑ x 2 )−( ∑ x )2
n ( ∑ xy )−(∑ x)(∑ y )
b=
n ( ∑ x 2) − ( ∑ x )
2

2. Menentukan S y

√ |
( ∑ x ) ( ∑ y ) −2 ( ∑ x )( ∑ xy ) ( ∑ y ) +n ( ∑ xy )
|
2 2 2
1 2
S y= ∑y −
n ( ∑ x2 ) −( ∑ x )
2
n−2

3. Nilai Sa dan Sb

Sa =S y
√ ∑ x2
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2 2

Sb =S y
√ n
n ( ∑ x )−( ∑ x )
4. Ralat Relatif
2 2

Sa
Ra = ×100 %
a

Sb
Rb = ×100 %
b
Sajian hasil:

Kuadrat terkecil a=0,014782 cm


b=0,648422 cm
Sy S y =0,000374572 cm
Sa dan Sb Sa =0 , 00105093 cm
Sb =0,0613 cm
Ralat Relatif Ra =7 , 11% ( 3 AP )
Rb =9 , 45 % (3 AP)

H. PEMBAHASAN
Gesekan adalah bentuk hilangnya energi yang terjadi diantara dua permukaan
yang saling kontak dan bergerak relative. Sering juga dinyatakan gaya melawan.
Gesekan juga dipengaruhi oleh beban dan kondisi permukaan. Gaya gesek dibagi
menjadi 2, yaitu Gaya Gesek Kinetis dan Gaya Gesek Statis.
Kemudian, untuk mendapatkan hasil perhitungannya kami menggunakan rumus
matematis seperti berikut :
2H 1
y =¿) ¿ ² dan x = −m2

Dari data hasil percobaan terlihat bahwa semakin berat bebannya maka semakin
cepat waktu tempuhnya. Begitupun sebaliknya, semakin ringan bebannya maka
semakin lama waktu tempuhnya. Maka, dapat disimpulkan bahwa antara landasan
teori dan hasil praktikum sudah sesuai.

I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa gaya gesek
akan terjadi apabila ada sebuah benda yang saling bergesekan dengan bidang
datar atau halus. Gaya gesekan akan semakin cepat apabila terdapat tarikan yang
kuat, dalam percobaan ini tarikan dihasilkan dari beban pemberat yang dikaitkan
menggunakan katrol.
Semakin besar beban yang dikaitkan maka akan semakin cepat pula gaya
gesek terjadi. Gaya gesek dipengaruhi oleh tarikan atau dorongan yang
mengakibatkna 2 buah benda saling bergesekan.
Hubungan antara massa beban dan waktu yaitu berbanding terbalik, yang
dimana jika massa bebannya besar maka waktu yang ditempuh akan semakin
kecil. Namun, jika massa bebannya kecil maka waktu yang ditempuh akan
semakin besar.

J. DAFTAR PUSTAKA

Hardiansyah, I. W. (Universitas Islam Indonesia). Gaya Gesek Pada Kehidupan


Manusia.
Khafidh, M. (Universitas Diponegoro). Gesekan .
Kurnianto. (Universitas Negeri Semarang). Kedalaman Aus dan Koefisien Gesek.
Lubis, R. (Universitas Komputer Indonesia). Diklat Kuliah Fisika Dasar 1.
Nurhidayatulloh. (Universitas Ahmad Dahlan). Jurnal Praktikum Gaya Gesek.

K. LAMPIRAN
1. Perhitungan Lengkap
2 2
No x Y x y xy
−6
1. -0,01983 0,00208971 0,000393229 4,36689×10 -4,14389×10−5
2. -0,01976 0,00229237 0,000390458 5,25496×10−6 -4,52972×10−5
3. -0,0181884 0,0026376 0,000330818 6,95693×10−6 -4,79737×10−5
4. -0,018182 0,00289419 0,000330585 8,37634×10−6 -5,26222×10−5
5. -0,01738 0,00350968 0,000302064 1,23179×10−5 -6,09982×10−5
6. -0,01673 0,00390567 0,000279893 1,52543×10−5 -6,53419×10−5
7. -0,01633 0,00408408 0,000266669 1,66797×10−5 -6,6693×10−5
8. -0,01542 0,00437525 0,000237776 1,91428×10−5 -6,74664×10−5
9. -0,01433 0,005226 0,000205349 2,73111×10−5 -7,48886×10−5
10. -0,014074 0,00642799 0,000198077 4,13191×10−5 -9,04675×10−5
∑ -0,1702244 0,03744254 0,002934918 0,00015698 -0,000613188
−6 −8

2
0,028976346 0,001401944 8,61375×10 2,46427×10 3,75999×10−7
 Ralat kuadrat terkecil

( ∑ y ) ( ∑ x 2 ) −( ∑ x )( ∑ xy )
a=
n ( ∑ x 2 )−( ∑ x )2
( 0,03744254 ) ( 0,002934918 ) −(−0,1702244 )(−0,000613188)
a=
10 ( 0,02934918 )−(0,028976346)

0,00010989078461172−0,00010437955933872
a=
( 0,02934918 )−(0,028976346)
0,000005511225273
a=
0,000372834
a=0,014782 cm

n ( ∑ xy )−(∑ x)(∑ y )
b=
n ( ∑ x 2) − ( ∑ x )
2

10 (−0,000613188 )−(−0,1702244)(0,03744254 )
b=
10 ( 0,002934918 )−( 0,028976346)

(−0,00613188 )−(−0,006373633905976)
b=
( 0,02934918 )−(0,028976346)
0,000241753905967
b=
0,000372834
b=0,648422 cm

 Menentukan S y

√ |
( ∑ x ) ( ∑ y ) −2 ( ∑ x )( ∑ xy ) ( ∑ y ) +n ( ∑ xy )
|
2 2 2
1 2
S y= ∑y −
n ( ∑ x2 ) −( ∑ x )
2
n−2

S y=
√ 1
8
¿¿

√| |
−8
1 5,8109 ×10
S y= 0,00015698−
8 0,000372834

S y =0,000374572 cm

 Menentukan nilai Sa dan Sb

Sa =S y
√ ∑ x2
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2 2
Sa =S y
√ 0,002934918
10 ( 0,002934918 )−(0,028976346)

Sa =S y
√ 0,002934918
0,000372834

Sa =0,000374572 √ 7,87192

Sa =0 , 00105093 cm

Sa 0,00105093
Ra = ×100 %= × 100 %=7 ,11 %(3 AP)
a 0,014782

Sb =S y
√ n
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2 2

Sb =S y
√ 10
10 ( 0,002934918 )−(0,028976346)

Sb =S y
√ 10
0,000372834

Sb =0,000374572 √ 26821,58816

Sb =0,0613 cm

Sb 0,0613
Rb = ×100 %= ×100 %=9 , 45 % (3 AP)
b 0,648422

Hasil nilai b di subtisikan ke dalam persamaan b=μk dan diperoleh persamaan


( 0,648 ± 0,0613 ) sebagai kofisien kinetik dengan ketidakpastian atau estimasi
kesalahan sebesar 9,45% (3 AP). Kemudian hasil dari a dan b di subtitusikan ke
dalam persamaan y=a+bx dan diperoleh persamaan y=0,014782+ 0,648422 x
dengan ketidakpastian atau estimasi kesalahan Sa sebesar 7,11% dan Sb sebesar
9,45%. Dari persamaan tersebut, dapat dibuat grafik garis linear hubungan x
terhadap y seperti berikut:
2. Tugas
P-01 : Ungkapkan secara matematis hukum yang pertama diatas. Disebut apakah
tetapan pembanding antara gaya gesekan dengan gaya normal?

f k =μk N . Dalam persamaan tersebut menunjukkan bahwa gaya gesek berbanding


lurus dengan gaya normal. Semakin besar gaya normal maka semakin besar pula
gaya gesek yang dihasilkan. Dan tetapan pembandingnya adalah konstanta
koefisien kinetik.

P-02 : Jelaskan dan berikan contohnya, apa yang disebut dengan gaya normal.

Gaya normal merupakan gaya yang dialami suatu benda pada keadaan apapun dan
arah gayanya tegak lurus dengan bidang. Contohnya yaitu meja yang diletakkan
diatas lantai, maka gaya normalnya kearah atas tegak lurus dengan arah lantai.

P-03 : Jika permukaan papan cukup kasar, tuliskan persamaan gaya gesekan balok
dengan papan datar, jelaskan besaran besaran apa saja yang terdapat pada
persamaan yang anda tuliskan!

Dari pernyataan di atas, persamaan gaya gesek dapat ditentukan dari dua kondisi
berbeda, yaitu:

- Benda ketika diam


∑ F y =ma

N−W =ma

N−W =0 (a=0 karena benda tidak bergerak di sumbu y)

N=W

∑ F x =ma

F−f s=ma

F−μs mg=ma(a=0 karena benda diam)

F−μs mg=0

F=μs mg

- Benda ketika bergerak

∑ F y =ma

N−W =ma

N−W =0 (a=0 karena benda tidak bergerak di sumbu y)

N=W

∑ F x =ma

F−f k =ma

F−μk mg=ma

F=ma+ μk mg

F=m(a+ μ k g)

Keterangan :
N=gaya normal ¿)
W =gaya berat ( N )
F=gaya tarik atau gaya dorong ( N )
f =gaya gesek ( N )
μs =koefisien statis

μk =koefisien kinetik

m=massa benda ( Kg )
2
a= percepatan benda(m/s )
2
g=gravitasi bumi (m/s )

P-04 : Jika system balok dan beban dalam keadaan diam, bagaimanakah nilai berat
beban (mg) terhadap gaya gesekan (fk); lebih besar atau lebih kecil.

Nilai beratnya lebih kecil dari gaya gesek, kerena Ketika benda dalam keadaan
tidak bergerak atau diam berarti gaya gesek pada benda tersebut lebih besar dari
pada nilai beban.

P-05 : Bagaimanakah syarat berat beban agar system mengalami percepatan α?

Massa beban harus bervariasa agar memperoleh variasi kecepatan dan waktu
yang diperlukan untuk menghasilkan percepatan.

P-06 : Dalam keadaam system dipercepat, nyatakan persamaan gerak (Hukum II


Newton) pada masing masing balok dan beban.

- Balok

∑ F=ma

T −f k =m1 a

T =m1 +f k

- Beban

∑ F=ma

W −T =m2 a

W −ma−f k =m2 a
f k =W −m1 a−m2 a

f k =W −(m1−m2 )a

P-07 : Berdasarkan jawaban jawaban P-03, buktikan persamaan I di bawah!

∑ F=ma

T −F k −T + W 2=∑ ma

m2 g−μk N=( m1−m2 ) a

m2 g−μk W =( m1 −m2) a

m2 g−μk mg=( m1−m2 ) a

( m1 +m2 ) a=m2 g−μ k mg

P-08 : Berdasarkan model eksperimen persamaan (3), dengan analisis data metoda
kuadrat terkecil, perkirakan

a. Besaran besaran apa saja yang harus diukur dalam percobaan ini?
- Massa (g), jarak vertikal terhadap lantai (cm), waktu (s).
b. Besaran besaran mana saja yang nilainya harus divariasikan dan mana pula
yang harus dikontrol (tidak divariasikan)
- Massa beban harus divariasi dan jarak vertikal terhadap lantai yang harus
dikontrol.

P-09 : Tulisan persamaan koefisien kemiringan garis lurus dan persamaan (Sa).
Yang berdasarkan metode kuadrat terkecil, tuliskan ralat mutlaknya (Sa). Untuk itu
mempelajari kembali teori ralat!

Dari persamaan tersebut diketahui bahwa b=μk dan diperoleh persamaan


( 0,648 ± 0,0613 ) sebagai kofisien kinetis dengan ketidakpastian atau estimasi
kesalahan sebesar 9,45% (3 AP). Kemudian hasil dari a dan b di subtitusikan ke
dalam persamaan y=a+bx dan diperoleh persamaan y=0,014782+ 0,648422 x
dengan ketidakpastian atau estimasi kesalahan Sa sebesar 7,11% dan Sb sebesar
9,45%.
3. Foto Pelaksanaan
4. Laporan Sementara
5. Plagiarisme

Anda mungkin juga menyukai