Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

DASAR MODUL 01
GAYA GESEK PADA BIDANG MIRING

Kelompok : 4
Tanggal Praktikum : Kamis, 14 Maret 2024

Disusun oleh :
Muhammad Rifki Abdillah
(23/520103/TK/57314)

Nabilah Holiza (23/521132/TK/57473)


Firmansyah Rifai (23/523316/TK/57867)
Azzam Al Irsyad Zen (23/521993/TK/57596)

Asisten Praktikum :
Billie Adrian (20/460205/TK/50794)

LABORATORIUM ENERGI TERBARUKAN


DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
1. Tujuan

Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa dapat


membandingkan nilai gaya gesek kinetis yang diperoleh dari perhitungan
dengan nilai yang diperoleh dari eksperimen. Selain itu diharapkan juga dapat
menghitung besarnya gaya gesek kinetis.

2. Dasar Teori
2.1. Hukum Newton Ke-II
Hasil eksperimen Newton menunjukkan bahwa gaya yang diberikan
pada benda akan menyebabkan benda tersebut mengalami perubahan
kecepatan.

Ketika gaya tersebut searah dengan gerak benda, kecepatannya


bertambah dan ketika gaya tersebut berlawanan dengan gerak benda,
kecepatannya berkurang.

Sehingga Hukum II Newton berbunyi: Sebuah benda dengan massa


m mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan (a) yang
arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F
dan berbanding terbalik terhadap massa (m).
Perumusan hukum newton II :

∑f=m∙a

∑ f = Gaya total (net force) yang bekerja pada benda (N)


m = Massa benda (kg)
a = Percepatan benda (m/s²)
2.2. Gaya Gesek

Gesekan atau gaya gesek merupakan suatu gaya yang terjadi akibat
dua permukaan benda bersinggungan. Jika pada sebuah benda bekerja gaya
tertentu sehingga benda bergerak, maka arah gaya gesek berlawanan dengan
arah gerak benda. Gaya gesek disimbolkan dengan huruf f (friction).

Gaya gesek (friction force) adalah gaya yang bekerja antara dua
permukaan benda yang saling bersentuhan atau bersinggungan. Arah gaya
gesek berlawanan arah dengan kecenderungan arah gerak benda. Gaya
gesek disimbolkan dengan huruf f dan satuannya adalah Newton.

Menurut Hukum I Newton, pada benda yang diam, resultan gaya


yang bekerja pada benda sama dengan nol. Berdasarkan hukum ini, ketika
kalian mendorong sebuah benda yang terletak di atas lantai tetapi benda
tersebut masih diam, tentunya ada gaya lain yang melawan gaya dorong
kalian berikan. Gaya tersebut adalah gaya gesek antara permukaan bawah
benda dengan lantai. Gaya gesek ini bekerja pada benda yang diam,
sehingga disebut gaya gesek statis (fs). Jadi gaya gesek statis adalah gaya
gesek yang bekerja pada benda yang diam.

Perumusan gaya gesek statis :

fgs = μs∙N
fgs = Gaya gesek statis (N)

μs = Koefisien gesek statis

N = Gaya normal (N)

Ketika kalian menendang bola di atas tanah, bola akan menggelinding


dengan kecepatan tertentu. Tetapi, semakin lama kecepatan bola semakin
berkurang dan akhirnya berhenti. Bola dapat bergerak diakibatkan gaya dari
tendangan. Namun, saat sedang bergerak, ada gaya yang menghambat gerak
bola dan mengurangi kecepatannya. Gaya yang menyebabkan kecepatan
bola semakin berkurang disebut gaya gesek kinetis. Jadi gaya gesek kinetis
adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang bergerak.Perumusan gaya
gesek kinetik :

fgk = μk∙N
fgk = Gaya gesek kinetik (N)

μk = Koefisien gesek kinetik

N = Gaya normal (N)

2.3. Komponen Gaya

Komponen gaya adalah garis gaya yang diuraikan terhadap sumbu x dan
y dari gaya sebenarnya F karena membentuk sudut atau bayangan garis
dari F terhadap masing-masing sumbu. Komponen gaya y adalah bayangan
garis dari F yang terdapat pada sumbu y. Kompone gaya x adalah bayangan
garis dari F yang terdapat pada sumbu x.

2.4. Perhitungan Gaya Gesek Pada Bidang Miring

Misalnya, ada mobil dengan massa m yang bergerak naik pada sebuah
jalan tanjakan. Tanjakan ini memiliki kemiringan dengan simbol α.
Pengemudi memberi gaya mobil sebesar F, gaya yang melawan gerak mobil
adalah gaya gesek (fk) dan gaya w sin α. Uraian komponen gaya yang bekerja
pada mobil dapat lebih jelas dilihat pada gambar di bawah

Gambar 1.1 Diagram gaya pada bidang miring


Berdasarkan gambar di atas, akan terjadi persamaan berikut.

m ∙ a = fx - m g sin α – fgk

0 = fx - m g sin α – fgk

fgk = fx - m g sin α

2.5. Pengaruh Kemiringan Terhadap Resultan Gaya

Benda pada Bidang Miring Kasar Tanpa Gaya Luar

Sebuah benda terletak pada bidang miring kasar tanpa gaya luar
dengan garis-garis gaya yang bekerja diperlihatkan pada gambar di atas.
Karena bidang miring kasar, maka dalam arah sumbu-X bekerja dua gaya
yaitu w sin α dan gaya gesek f. Pada kondisi ini, ada dua kemungkinan
gerak benda yaitu benda diam atau benda bergerak ke bawah.

2.6. Aplikasi Bidang Miring dalam Kehidupan Sehari-Hari


Prinsip bidang miring ternyata banyak diterapkan dalam kegiatan
sehari-hari kita, lho. Contohnya pada pembuatan tangga yang bertingkat-
tingkat atau berkelok-kelok, pembuatan jalan yang meliuk-liuk di daerah
pegunungan, penggunaan papan yang dimiringkan saat ingin menaikkan
atau menurunkan beban yang berat, dsb. Selain itu, prinsip bidang miring
juga banyak diterapkan di berbagai alat dapur dan perkakas, seperti pisau,
kapak, paku, alat pahat kayu, cutter, ulir pada sekrup, ujung pada
obeng, dsb. Wah, nggak nyangka ya, ternyata barang-barang di sekitar kita
banyak yang menggunakan prinsip bidang miring!

3. Set-Up Eksperimen
3.1. Alat yang digunakan :

1. Bidang miring (incline plane)

2. Balok peluncur 1 (kasar)

3. Balok peluncur 2 (kaca)

4. Penggaris Busur

5. Neraca pegas 3,0 N

6. Timbangan

3.2. Langkah – Langkah Percobaan


pertama-tama membaca modul praktikum agar memahami
maksud dan tujuan serta memahami teori dasar praktikum, kemudian
menyiapkan alat praktikum dengan sebaik mungkin. Sebelum memulai
eksperimen, kita harus menimbang terlebih dahulu balok 1 dan balok 2
menggunakan timbangan. Jika sudah, letakkan balok pada bagian bawah
papan luncur lalu tarik menggunakan neraca pegas, diusahakan menarik
balok tersebut dengan kecepatan konstan lalu catat gaya yang berada di
dalam neraca pegas tersebut. Lakukanlah terus perhitungan gaya gesek
balok berdasarkan sudut 5°, 15°, 30°, 45°, hingga 60° yang telah diberikan.
Lakukanlah percobaan tersebut hingga 3 kali untuk menghindari
error(galat). Lakukan langkah yang sama hingga data terpenuhi.

4. Hasil Percobaan
Balok 1 (kasar)
Massa timbangan = 10 gram = 0,001 kg
G teoritis = 9,8 m/s2
W(neraca pegas) = 3,0 N
Sudut W W W sin α Gaya Gaya Gesek Gaya Δ
α cos α sin α (teoritis Tarik (ekperimen) Gesek Gaya
(N) (N) ) (N) (N) (teoritis) Gesek
(N) (N) (N)
5° 2,99 0,26 0,08 1,2 0,94 1,15 0,21
1,2 0,94 0,21
1,1 0,84 0.31
15° 2,9 0,78 0,02 1,3 0,52 1,21 0,69
1,2 0,42 0,79
1,2 0,42 0,79
30° 2,6 1,5 0,05 1,9 0,40 1,83 1,43
1,9 0,40 1,43
1,9 0,40 1,43
45° 2,12 2,12 0,07 2,1 0,02 2,03 2,01
2,1 0,02 2,01
2,1 0,02 2,01
60° 1,5 2,6 0,08 1,8 0,80 1,79 0,99
1,9 0,70 1,09
1,9 0,70 1,09
Tabel 1.1. Data hasil ekperimen balok kasar

Balok 2 (kaca)
Massa timbangan = 412 gram = 0,412 kg
G teoritis = 9,8 m/s2
W(neraca pegas) = 3,0 N

Sudut W cos W sin W sin α Gaya Gaya Gesek Gaya Δ


α α α (teoritis) Tari (ekperimen) Gesek Gaya
(N) (N) (N) k (N) (teoritis) Gesek
(N) (N) (N)
5° 2.99 0,26 0,35 0,6 0,34 0,29 0,09
0,6 0,34 0,09
0,6 0,34 0,09
15° 2,9 0,78 1,05 0,9 0,12 0,15 0,026
0,9 0,12 0,026
0,9 0,12 0,026
30° 2,6 1,5 2,02 1,2 0,30 0,82 0,52
1,2 0,30 0,52
1,2 0,30 0,52
45° 2,12 2,12 2,86 1,5 0,62 1,34 0,74
1,5 0,62 0,74
1,5 0,62 0,74
60° 1,5 2,6 3,50 1,8 0,80 1,70 0,9
1,8 0,80 0,9
1,8 0,80 0,9
Tabel 2.2. Data hasil ekperimen balok kaca

5. Analisis Data dan Pembahasan


5.1. Analisa Data

Tabel Gaya Gesek Terhadap Gaya Normal


2.5
2
y kasar
Gaya Gesek

1.5 Linear (y kasar)


1 y halus
0.5 Linear (y halus)
0
1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2
Gaya Normal

Grafik 1.1. Grafik gaya gesek terhadapt gaya normal

Menurut grafik tersebut, kemiringan pada balok kasar adalah 0,66


sedangkan untuk balok kaca adalah 0,36. Nilai kemiringan dalam grafik
tidak sebanding dengan koefisien gesek kinetik pada balok.

Tingkatkan kemiringan bidang miring hingga benda uji mulai bergerak.


Catat sudut kemiringan saat itu. Hitung koefisien gaya gesek statis dari
sudut kemiringan yang diperlukan untuk gerakan pertama.

Kemiringan yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan beban pada


permukaan kontak antara benda uji dan bidang miring. Peningkatan beban
ini dapat mempengaruhi karakteristik gesekan antara permukaan dan
menghasilkan gaya gesek yang berbeda dari yang diharapkan secara
teoritis.

Ketidakpastian dalam pengukuran eksperimental sering kali tidak


dipertimbangkan dalam perhitungan teoritis. Ketidakpastian ini bisa
disebabkan oleh akurasi peralatan pengukuran, kesalahan dalam
pengamatan, atau variasi alami dalam data.

Gaya berat memiliki dampak yang lebih besar terhadap gaya gesek
daripada gaya normal. Ini karena gaya berat menarik benda ke arah bawah,
sehingga semakin besar gaya berat, semakin besar pula gaya gesek yang
dihasilkan saat benda bergerak di permukaan. Sementara itu, gaya normal
tidak secara langsung memengaruhi gaya gesek karena merupakan gaya
yang tegak lurus terhadap permukaan.

Dengan mempelajari gaya gesek pada bidang miring, insinyur sipil


dapat menentukan kemiringan yang aman untuk lereng berdasarkan
berbagai faktor seperti jenis tanah, kondisi geologi, beban hidrostatik, dan
aktivitas manusia di sekitar area tersebut. Mereka menggunakan metode
analisis seperti analisis stabilitas lereng dan perhitungan faktor keamanan
untuk memastikan bahwa struktur tersebut dapat menahan gaya gesek
yang mungkin terjadi.

5.2. Kendala Saat Praktikum


Kendala yang dialami praktikan :

1. Penguasaan alat praktikum yang bahkan kita masih belum tau fungsi
sebenarnya itu untuk apa

2. Ketidaktelitian dalam membaca modul sehingga salah dalam melakukan


perhitungan

6. Kesimpulan

Nilai gaya gesek kinetis yang diperoleh dari perhitungan akan sebanding
atau relatif mendekati nilai yang diperoleh dari eksperimen.

Dengan menggunakan metode perhitungan yang tepat, kita akan dapat


menghitung besarnya gaya gesek kinetis dengan akurat dan sesuai dengan
prinsip dasar fisika yang relevan.

Dengan menggunakan perhitungan gaya gesek, kita dapat menentukan


koefisien gesek dari benda yang digunakan dalam eksperimen. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa koefisien gesek pada balok kasar lebih
tinggi daripada koefisien pada balok kaca. Hal ini mengindikasikan
kesesuaian eksperimen yang dilakukan dengan hasil yang diharapkan.

7. Daftar Pustaka

1. Nikita Rosa. (2022, Mar.06). Hukum Newton I, II, dan III: Bunyi, Rumus,
dan Contoh Soalnya [online]. Tersedia :

Hukum Newton I, II, dan III: Bunyi, Rumus, dan Contoh Soalnya (detik.com)

2. Siti Haliza. (2023, Des.08). Mengenal Apa Itu Gaya Gesek, Jenis &
Rumus [online]. Tersedia :
https://blog.maukuliah.id/gaya-gesek/

3. Aisyah Nestria. (2020, Feb.09). Diagram Benda Bebas, Diagram Gaya, &
Komponen Gaya ǀ Pengertian, Perbedaan, dan Contoh Gambar| Fisika
Kelas 8 [online]. Tersedia :

https://www.aisyahnestria.com/2020/02/diagram-benda-bebas-diagram-gaya.html

4. Karinasetya. [2024, Feb.19]. Gaya Pada Bidang Miring, Rumus dan


Contoh Soal [online]. Tersedia :

https://caraharian.com/gaya-pada-bidang-miring.html/2

5. Halliday, Resnick dan Walker, Fisika Dasar. Edisi ke-7. Indonesia :


penerbit Airlangga, 2005

6. Supervisor Blog Mipa. (2017, Jul.14). Hukum Newton Pada Gerak Benda
di Bidang Miring Kasar [online]. Tersedia :

https://www.fisikabc.com/2017/07/gerak-benda-pada-bidang-miring-
kasar-1.html

7. Hanni Ammariah. (2022, Aug.02). Hukum Newton Pada Gerak Benda di


Bidang Miring Kasar [online]. Tersedia :

8. Lampiran
Nabilah Holiza (23/521132/TK/57473) Terampil dalam membaca pengukuran,
(90) mencatat dan merumuskan.

Firmansyah Rifai (23/523316/TK/57867) Sejujurnya saya sudah membagi tugas dia


(75) untuk melakukan sesuatu tetapi dia selalu
bilang “saya tidak memngerti”.
Azzam Al Irsyad Zen Terampil mencatat dan menggunakan alat
(23/521993/TK/57596) eksperimen.
(85)

Anda mungkin juga menyukai