Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA KLASIK

GERAK ROTASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Mekanika Klasik


Yang dibimbing oleh Dra. Chusnana Insjaf Yogihati, M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. Bela Aprinda P. (220322604275 / AM)


2. Indriani Sukma N. (220322603856 / AM)
3. Suci Fara Diba (220322604842 / AM)
4. Ulil Albab (220322600674 / AM)

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEPTEMBER 2023
GERAK ROTASI

A. TUJUAN
Dalam percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menentukan kecepatan sudut, percepatan sudut, momen gaya akibta
gesekan pada poros, dan momen inersia silinder.

B. DASAR TEORI
Gerak rotasi merupakan suatu perputaran pada semua titik oleh
benda yang bergerak saat mengitari sumbu atau poros suatu benda. Benda
tegar akan berputar pada sumbu yang diam di dalam ruang sehingga tidak
ada energi kinetik yang berkaitan denan gerak translasi (Tipler, P. 1998)
Percepatan sudut merupakan suatu laju perubahan kecepatan sudut
terhadap waktu. Percepatan sudut dapat diukur dalam satuan radian per
detik kuadrat (𝑟𝑎𝑑/𝑠 2 ) (Serway, J. 2010)
Bergerak secara translasi dapat menggunakan Hukum Newton II
dengan persamaan :
𝐹 = 𝑚. 𝑎
Gerak rotasi menggunakan persamaan yang sama namun besaran
yang berbeda, dengan menggunakan persamaan:
𝜏 = 𝐼. 𝑎
Torsi diartikan sebagai aksi memutar atau melintir dari gaya F,
apabila diberikan suatu gaya pada benda tersebut seperti obeng pada sebuah
benda yang akan memberikan torsi. Sebuah torka menyebabkan rotasi pada
suatu benda tegar. Misalnya ketika menutup sebuah pintu disini dapat dilihat
hubungan antara torka dengan percepatan sudut benda 𝑎 (Halliday, 2010)
Setiap benda tegar yang bergerak melingkar pada masing-masin titik
partikel geraknya, hal ini merupakan acuan dalam menentukan momen
inersia pada silinder pejal (Chusni et al., 2018). Dengan persamaan :
𝐼 = 𝐾. 𝑀. 𝑅 2
Kecepatan dalam gerak melingkar terdiri atas dua macam yaitu
kecepatan sudut 𝜔 dan kecepatan linier v memiliki hubungan sebagai
berikut :

𝑣 = 𝜔. 𝑟

𝑣
𝜔=
𝑟

Percepatan sudut merupakan suatu laju perubahan kecepatan sudut


terhadap waktu. Percepatan sudut dapat diukur dalam satuan radian per
detik kuadrat (𝑟𝑎𝑑/𝑠 2 ) (Serway, J. 2010). Pada percepatan sudut dapat
dinyatakan dengan persamaan :

𝑑𝜔
𝑎=
𝑑𝑡
𝑣
𝑎=
𝑡

Sehingga dari persamaan Hukum Newton II, diperoleh sebuah


persamaan :

𝛴𝐹 = 𝑚. 𝑎

𝑚. 𝑔 − 𝑇 = 𝑚. 𝑎

𝑇 = 𝑚. 𝑔 − 𝑚. 𝑎

𝑇 = 𝑚(𝑔 − 𝑎)

Momen gaya 𝜏 𝑇 pada silinder disebabkan oleh tegangan T sehingga

𝜏 = 𝑟𝑇

Ketika r tegak lurus terhadap jarak sumbu rotasi ke tegangan tali,


maka diperoleh persamaan : 𝜏 = 𝜏 𝑇 − 𝜏𝑔 = 𝐼𝑎

𝜏𝑔 terjadi akibat gaya gesekan pada sumbu cakram yang arahnya


berlawanan dengan arah gerak rotasi cakram, persamaan disederhanakan
menjadi :
𝜏 𝑇 = 𝐼𝑎 + 𝜏𝑔

Persamaan tersebut memiliki analogi dengan persamaan garis lurus


𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 dengan kurva antara momen gaya dan percepatan rotasi benda,
sehingga dapat diperoleh nilai I (Tim Praktikum Mekanika, 2022)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat gerak rotasi
2. Pengait beban
3. Beban
4. Pita meter/Mistar
5. Stopwatch digital
6. Cakram baja
7. Cakram Flexigols
8. Neraca digital
9. Gunting
10. Benang/tali

D. SKEMA PERCOBAAN
E. PROSEDUR
1. Menggantung pengait beban pada ujung tali alat gerak rotasi.
2. Memeriksa putaran silinder sedemikian hingga silinder seputar dengan
kecepatan sudut tetap dengan cara melepaskan beban sehingga beban
bergerka kebawah
3. Mencatat massa beban sebagai 𝑚0
4. Jika massa beban 𝑚0 tidak diketahui, megukur berat beban
menggunakan timbangan (neraca) dan mencatat hasil pengukuran pada
hasil pengamatan dibawah.
5. Menghitung momen gaya yang diakibatkan oleh gaya gesekan.
Mencatat hasil perhitungan pada hasil pengamatan dibawah untuk
dibandingkan dengan hasil yang diperolah pada percobaan bagian II
6. Mengganti beban yang lebih berat dari 𝑚0 .
7. Menggantung beban tersebut pada ujung tali dan mengatur posisi
beban sedemikian rupa hingga ujung bawah beban berada pada
ketinggian h (m) diatas lantai. Mengukur ketinggian h menggunakan
mistar dan mencatat hasil pengukuran pada pada table. Menahan beban
pada ketinggian tersebut.
8. Melepaskan beban dengan hidupkan stopwatch setelah beban
dilepaskan.
9. Mematikan stopwatch ketika beban menyentuh lantai.
10. Membaca waktu yang terukur pada stopwatch dan mencatat hasilnya.
11. Mengulangi Langkah 6 sampai 10 diatas sebanyak 5 kali dan mencatat
hasilnya.
12. Menambah beban pada penggantung beban dan mengulangi Langkah
6-11.
13. Menghitung waktu tempuh rata-rata untuk masing-masing berat beban
𝑡1 +𝑡2 +𝑡3 +⋯.+𝑡𝑛
dengan persamaan 𝑡̅ = dan mencatat hasil pada table.
𝑛

14. Menghitung kecepatan gerak translasi beban menggunakan persamaan


2ℎ
𝑣= dan mencatat hasil perhitungan pada table.
𝑡
15. Menghitung percepatan translasi menggunakan hasil pada Langkah 15
2𝑣
diatas dan persamaan dan mencatat hasil perhitungan.
𝑟

16. Menghitung besar momen gaya untuk masing-masing beban


menggunakan persamaan 𝜏 𝑇 = 𝑟 𝑇.
17. Membuat grafik antara momen gaya τ dan percepatan rotasi.
Menentukan persamaan garis untuk kurva momen gaya vs percepatan
rotasi.
18. Menentukan gradien grafik untuk mendapatkan momen inersia
silinder, misalkan nilai ini sebagai I percobaan.
19. Menentukan juga perpotongan grafik pada sumbu y untuk
mendapatkan niali momen gaya akibat adanya gaya gesek 𝑡𝑔 .
20. Mengukur jari-jari silinder R dan massa silinder m. menghitung
1
momen inersia silinder pejal menggunakan persamaan 𝐼 = 2 𝑚𝑅 2.

Misalkan nilai ini sebagai I teori.


21. Membandingkan nilai momen inersia silinder hasil persamaan
(Langkah 18) dengan momen inersia silinder dari perhitungan teori I
teori (Langkah 20).
22. Menghitung persentase perbedaan kedua nilai momen inersia yang
[𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 −𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 ]
dapat menggunakan persamaan 1 𝑥 100%
[𝐼 −𝐼 ]
2 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛

F. DATA PENGAMATAN
Jari-jari cakram baja R : 10 cm = 0,1 m
Jari-jari cakram Plexiglass r : 3 cm
Massa total cakram M : 3 kg
Massa beban untuk gerak : 0,05 kg
Rotasi kecepatan tetap terhadap 𝑚0

Beban (kg) m 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25


Jarak/ tinggi h 1 1 1 1 1
(m)
𝑡1 3,22 1,78 1,67 1,3 1,25
Waktu t 𝑡2 3,33 1,81 1,5 1,24 1,15
(detik) 𝑡3 3,3 1,8 1,67 1,4 1,19
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 3,28 1,8 1,61 1,31 1,2
Kecepatan 2ℎ 0,6 1,1 1,24 1,5 1,67
𝑣=
𝑡
Kecepatan 𝑣 6,09 11 12,39 15,2 16,7
𝜔=
𝑟
sudut
Percepatan 𝑣 0,18 0,6 0,77 1,15 1,4
𝑎=
𝑡
Percepatan 𝑎 1,85 6,06 7,68 11,6 13,96
𝛼=
𝑟
sudut
Tegangan tali 𝑇 0,48 0,92 1,35 1,73 2,1
= 𝑚(𝑔
− 𝑎)
Momen gaya τ 0,05 0,09 0,14 0,17 0,21

G. ANALISIS DATA
a. Perhitungan Kuadrat Terkecil
Dalam percobaan tentang gaya gesek ini menggunakan metode ralat
kuadrat terkecil dalam melakukan perhitungan data hasil pengukuran.

(∑𝑦)(∑𝑥 2 )−(∑𝑥)(∑𝑥𝑦)
𝑎= 𝑛(∑𝑥 2 )−(∑𝑥)²

𝑛∑(𝑥𝑦) − ∑𝑥∑𝑦
𝑏̅ =
𝑛∑𝑥 2 − ∑(𝑥)2

1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)² − 2∑𝑥(∑𝑥𝑦)∑𝑦 + 𝑛(∑𝑥𝑦)²


𝑆𝑦 = √ |∑𝑦 2 − |
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)²

Menentukan nilai 𝑆𝑎 dan 𝑆𝑏

∑𝑥²
𝑆𝑎 = 𝑠𝑦 √
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)²
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑠𝑦 √
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)²

Ralat relatif

𝑆𝑎
𝑅𝑎 = × 100%
𝑎
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = × 100%
𝑏

Dengan teori grafik diperoleh persamaan garis linier.

𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
Berdasarkan grafik hubungan momen gaya dengan percepatan rotasi
maka diperoleh persamaan garis linier
𝜏 𝑇 = 𝜏𝑔 + 𝐼𝛼
1. Perhitungan Inersia
Setelah melaksanakan percobaan, maka dapat membandingkan nilai
inersia antara hasil perhitungan dengan teori.
|𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 |
× 100%
1/2(𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 )

2. Hasil Perhitungan
• Ralat kuadrat terkecil
▪ nilai Sy
𝑆𝑦 = 0,00929659
▪ Nilai a
𝑎 = 0,0213
𝑆𝑎 = 0,00906739
𝑅𝑎 = 42%
Jadi nilai a adalah (0,0213 ± 0,0090) dengan ralat relatif
sebesar 42% (2AP)
▪ Nilai b
𝑏̅ = 0,0134
𝑆𝑏 = 0,00097922
𝑅𝑏 = 7,3%
Jadi nilai b adalah (0,0134 ± 0,0009) dengan ralat relatif
sebesar 7,3% (2AP)

Grafik Hubungan Momen Gaya dan Percepatan


Rotasi
0,25
0,2 y = 0,0134x + 0,0213
Momen Gaya
0,15
0,1
0,05
0
0 5 10 15
Percepatan Rotasi

Gambar 1. Grafik hubungan momen gaya dan pecepatan rotasi


• Perbandingan Inersia
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 0,015
𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 0,0134

Persentase

|0,015−0,0134|
= 1/2(0,015+0,0134) × 100%

= 11%
Jadi persentase perbandingan inersia dari percobaan dengan
teori sebesar 11%

• Kecepatan sudut
Massa Kecepatan sudut
0,05 kg 6,091371 rad/s
0,10 kg 11,00917 rad/s
0,15 kg 12,39669 rad/s
0,20 kg 15,22843 rad/s
0,25 kg 16,71309 rad/s
• Percepatan sudut
Massa Percepatan sudut
0,05 kg 1,85524 rad/s2
0,10 kg 6,06009 rad/s2
0,15 kg 7,68390 rad/s2
0,20 kg 11,59525 rad/s2
0,25 kg 13,96637 rad/s2

H. PEMBAHASAN
Gerak rotasi adalah suatu gerak yang arahnya mengalami perputaran
terhadap poros tertentu. Pada percobaan ini digunakan silinder pejal dengan
massa 3 kg dan berjari-jari 10 cm. Percobaan dilakukan dengan mengikat
sebuah tali kepada cakram lalu dikaitkan beban. Beban yang digunakan
bervariasi yaitu 0,05kg, 0,1kg, 0,15kg, 0,2kg, dan 0,25kg. waktu dicatat saat
beban berada pada ketinggian tertentu untuk mencapai tanah. Percobaan
dilakukan tiga kali untuk tiap variasi beban.
Pada sistem beban pertama diperoleh waktu benda untuk mencapai
tanah yaitu 3,28 sekon dengan ketinggian 1 m. didapatkan nilai kecepatan
sudut benda sebesar 6,0913 rad/s serta percepatan sudutnya sebesar 1,8552
rad/s2. Pada beban kedua diperoleh waktu selama 1,81 sekon untuk
mencapai tanah dari ketinggian 1 m. didapatkan nilai kecepatan sudut
sebesar 11,00917 rad/s serta percepatan sudutnya sebesar 6,060096 rad/s2.
Pada beban ketiga diperoleh waktu selama 1,61 sekon untuk mencapai tanah
dari ketinggian 1 m. didapatkan nilai kecepatan sudut sebesar 12,39669
rad/s serta percepatan sudutnya sebesar 7,683901 rad/s2. Pada beban
keempat diperoleh waktu selama 1,31 sekon untuk mencapai tanah dari
ketinggian 1 m. didapatkan nilai kecepatan sudut sebesar 15,22843 rad/s
serta percepatan sudutnya sebesar 11,59525 rad/s2. Pada beban kelima
diperoleh waktu selama 1,19 sekon untuk mencapai tanah dari ketinggian 1
m. didapatkan nilai kecepatan sudut sebesar 16,71309 rad/s serta percepatan
sudutnya sebesar 13,96637 rad/s2.
Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa semakin tambah beban
maka semakin besar nilai kecepatan sudutnya. Semakin besar kecepatan
sudutnya maka semakin besar pula percepatan sudutnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa 𝜔 dan 𝛼 berbanding lurus.
Melalui interpretasi grafik hubungan momen gaya dengan
percepatan sudut, kami dapat menentukan momen gaya yang diakibatkan
gesekan pada poros serta nilai inersia silinder pejal. Diperoleh persamaan
garis linier yaitu 𝑦 = 0,0134x + 0,0213. Dari persamaan tersebut didapatkan
nilai momen gaya akibat gesekan sebesar (0,0213 ± 0,0090) dengan ralat
relatif sebesar 42% (2AP), serta nilai inersia silinder pejal sebesar b adalah
(0,0134 ± 0,0009) dengan ralat relatif sebesar 7,3% (2AP). Dapat dilihat
bahwa grafik yang dihasilkan mendekati linier, dimana semakin besar
percepatan rotasi maka momen gaya yang dihasilkan juga semakin besar.
Besar inersia silinder pejal dapat kami bandingkan antara hasil
percobaan dengan teori. Menurut teori inersia untuk silinder pejal dapat
1
dihitung dengan persamaan 𝐼 = 2 𝑀𝑅 2 . sehingga diperoleh inersia secara

teori 0,015 kgm2. Sedangkan berdasarkan grafik diperoleh bahwa nilai


inersia silinder perjal sebesar 0,0134 kgm2. Sehingga diperoleh persentase
kesalahan hanya sebesar 11% saja. Hal ini membuktikan bahwa percobaaan
yang kami lakukan sudah sesuai dengan teori.

I. KESIMPULAN
Gerak rotasi merupakan gerak suatu benda dengan bentuk lintasan
berupa lingkaran terhadap sebuah titik pusat. Melalui percobaan ini dapat
𝑣
diketahui kecepatan sudut (ω) melalui 𝜔 = 𝑟 dengan nilai antara lain

(6,09;11;12,39; 15,2 dan 16,7) rad/s selain itu, dapat menentukan


𝑎
percepatan sudut (𝛼) melalui persamaan 𝛼 = 𝑟 dengan nilai antara lain

(1,85; 6,06; 7,68; 11,6 dan 13,96) rad/s². Percepatan sudut dan kecepatan
sudut keduanya berbanding lurus dengan variasi massa. melalui analogi
persamaan y = bx + a dengan 𝜏 𝑇 = 𝐼𝑎 + 𝜏𝑔 didapatkan momen gaya (𝜏𝑔 )
akibat gesekan pada poros sebesar nilai 𝑎 = (0,0213 ± 0,0090) dengan
ralat relatif sebesar 42% (2AP) dan nilai 𝑏 = (0,0134 ± 0,0009) dengan
ralat relatif sebesar 7,3% (2AP). Sehingga persamaan pada grafik
diperoleh y= (0,0134x + 0,0213). persentase perbandingan teori dan
percobaan adalah 11%.
saran untuk percobaan ini sehingga percobaan selanjutnya menjadi
lebih baik adalah sebagai berikut, mengecek alat-alat yang akan
digunakan praktikum, lebih teliti lagi dalam membaca hasil pengukuran,
dan mengusahakan menekan tombol start bersamaan dengan
pelepasan beban.

J. DAFTAR PUSTAKA
Chusni.M.M.et.al. (2018). Penentuan Momen Ineria Benda Silinder Pejal
dengan Integral dan Tracker. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Keilmuan.
Halliday.D.,Resnick,R.,& Walker,J. (2010).Fisika Dasar 1 Edisi 7 Jilid 1.
Jakarta:Erlangga.

Tipler, Paul A. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik, Edisi Ketiga Jilid
1. Jakarta:Erlangga.
Tim Praktikum Mekanika. (2022). Modal Praktikum Mekanika. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Serway & Jewett. (2010). Physics for Scientist and Engineers. 6th Edition.
Pomona: Thomson Brooks/Cole.

K. LAMPIRAN
a. Perhitungan
Menentukan nilai sy

1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)² − 2∑𝑥(∑𝑥𝑦)∑𝑦 + 𝑛(∑𝑥𝑦)²


𝑆𝑦 = √ |∑𝑦 2 − |
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)²

𝑆𝑦

1 (428.7184)(0,433464) − 2(41,16086)(0,65838)(6,625202) + 5(43,8933)


=√ |(0,103116) − |
5−2 5(428.7184) − (1694,216)

𝑆𝑦 = 0,00929659
Menentukan nilai a
(∑𝑦)(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)(∑𝑥𝑦)
𝑎=
𝑛(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)²
(0,65838)(428,7184) − (41,16086)(6,625202)
𝑎=
5(428.7184) − (1694,216)
𝑎 = 0,0213
Menentukan nilai Sa

∑𝑥²
𝑆𝑎 = 𝑠𝑦 √
𝑛∑𝑥 2− (∑𝑥)²

(428.7184)
𝑆𝑎 = 0,00929659√
5(428.7184) − (1694,216)

𝑆𝑎 = 0,00906739
Menentukan nilai Ra
𝑆𝑎
𝑅𝑎 = × 100%
𝑎

0,00906739
𝑅𝑎 = × 100%
0,0213

𝑅𝑎 = 42%

Menentukan nilai b

𝑛∑(𝑥𝑦) − ∑𝑥∑𝑦
𝑏̅ =
𝑛∑𝑥 2 − ∑(𝑥)2

5(43,8933) − (41,16086)(0,65838)
𝑏̅ =
5(428.7184) − (1694,216)
𝑏̅ = 0,0134
Menentukan nilai Sb

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑠𝑦 √ 2
𝑛∑𝑥 − (∑𝑥)²

5
𝑆𝑏 = 0,00929659√
5(428.7184) − (1694,216)

𝑆𝑏 = 0,00097922
Menentukan nilai Rb
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = × 100%
𝑏
0,00097922
𝑅𝑏 = × 100%
0,0134
𝑅𝑏 = 7,3%

Inersia Silinder Pejal


1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝑀𝑅 2
2
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = (3)(0,1)2 = 0,015
2
Kecepatan sudut dan percepatan sudut
Massa 1 (0,05kg)
𝜔 = 𝑣/𝑟
0,609137
𝜔= 0,1
= 6,09137 rad/s

𝛼 = 𝑎/𝑟
0,185524
𝛼= 0,1
= 1,85524 rad/s2

Massa 2 (0,1kg)

𝜔 = 𝑣/𝑟
1,100917
𝜔= 0,1
= 11,00917 rad/s

𝛼 = 𝑎/𝑟
0,60601
𝛼= 0,1
= 6,060069 rad/s2

Massa 3 (0,15kg)
𝜔 = 𝑣/𝑟
1,239669
𝜔= = 12,39669 rad/s
0,1

𝛼 = 𝑎/𝑟
0,7683901
𝛼= = 7,683901 rad/s2
0,1

Massa 4 (0,2kg)
𝜔 = 𝑣/𝑟
1,522843
𝜔= = 15,22843 rad/s
0,1

𝛼 = 𝑎/𝑟
1,159525
𝛼= = 11,59525 rad/s2
0,1

Massa 5 (0,25kg)
𝜔 = 𝑣/𝑟
1,671309
𝜔= = 16,71309 rad/s
0,1

𝛼 = 𝑎/𝑟
1,396637
𝛼= = 13,96637 rad/s2
0,1

b. Laporan Sementara
c. Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai