Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA KLASIK

PERCOBAAN GERAK ROTASI


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Mekanika Klasik
yang diampu Dr. Robi Kurniawan, M.Si.

Disusun oleh:

Offering AB

Kelompok 2

Robertha Verta Oktaviandari

220321601018

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEPTEMBER 2023
PERCOBAAN GERAK ROTASI

A. Tujuan
Melalui percobaan gerak rotasi ini diharapkan kami dapat
menentukan kecepatan sudut, percepatan sudut, momen gaya akibat
gesekan pada poros dan momen inersia silinder. Serta kami dapat
menemukan hubungan momen gaya terhadap percepatan sudut melalui
grafik.
B. Dasar Teori
Pada dasarnya benda dapat bergerak, dalam geraknya benda dapat
bergerak sepanjang lintasan lurus atau berupa kurva yang dikenal dengan
gerak translasi (Kua, 2021). Benda dapat bergerak apabila terdapat gaya
yang mempengaruhi. Gaya 𝐹 menyebabkan benda akan mengalami
percepatan 𝑎 sepanjang garis. Sedangkan, dinamika rotasi sendiri
merupakan ilmu yang membahas mengenai gerak rotasi dengan
memperhatikan faktor penyebab benda berputar yaitu momen gaya (𝜏).
Suatu benda dapat dikatakan mengalami gerak rotasi apabila semua bagian
benda bergerak mengelilinggi poros atau sumbu putarnya (Susetyo, 2022).
Momen gaya atau torsi (𝜏) yang menyebabkan benda dapat mengalami
gerak rotasi merupakan ukuran seberapa besar gaya yang bekerja pada suatu
benda sehingga benda dapat berputar, menyebabkan benda dapat
mengalami percepatan sudut (𝛼). Hubungan antara torsi dengan percepatan
sudut analog dengan hukum Newton II tentang gerak benda yang
dipengaruhi karena adanya gaya yang menyebabkan timbul percepatan
(Rozkin, 2019).
Pada gerak translasi, benda akan bergerak dengan percepatan 𝑎
karena adanya gaya 𝐹, dengan menggunakan hukum Newton kedua maka
dapat dituliskan
𝐹 =𝑚∙𝑎 (1)
dengan 𝑚 mendefinisikan mengenai massa benda. Sama halnya pada gerak
translali, pada gerak rotasi juga mengacu pada hukum Newton kedua.
Dengan torsi dianalogikan sebagai gaya, momen inersia dianalogikan
sebagai massa, dan percepatan sudut dianalogikan sebagai percepatan.
Sehingga dari analogi-analogi itu didapatkan
𝜏 =𝐼∙𝛼 (2)
(Mekanika, 2019)
Pada saat benda mengalami gerak rotasi maka benda akan cenderung
mempertahankan posisinya. Benda memiliki sifat inersia dimana Ketika
benda berotadi maka akan terdapat besaran yang berusaha melawan rotasi
ini jika diawali dengan kondisi diam. Momen Inersia sendiri diartikan
sebagai sifat yang dimiliki oleh sebuah benda dalam mempertahankan
posisinya pada gerak rotasinya, semakin besar nilai momen inersianya maka
benda akan makin sulit berputar atau diputar. Secara matematis momen
inersia dirumuskan sebagai berikut:
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝑀𝑅 2 (3)
Dengan M merupakan massa benda dan R merupakan jari-jari benda atau
jarak benda dari sumbunya (Eduka, 2019).
Pada gerak rotasi juga terdapat besaran-besaran lainnya yaitu
kecepatan linier (𝑣), kecepatan sudut (𝜔), dan besaran yang disebutkan
sebelumnya seperti percepatan (𝑎) dan percepatan sudut (𝛼) (Ainiyah,
2018). Pada kecepatan linier secara matematis dirumuskan
ℎ 𝑣−𝑣0
𝑣̅ = = (4)
𝑡 2
karena benda pada awal kecepatannya 0 maka dapat dituliskan
𝑣 2ℎ
𝑣̅ = 2 ; 𝑣 = 2𝑣̅ = (5)
𝑡
dengan percepatan translasi
𝑣
𝑎=𝑡 (6)
Kecepatan sudut merupakan besaran vektor yang dicetuskan
frekuensi sudut pada suatu benda dan sumbu putarnya. Semakin besar
kecepatan sudut suatu benda maka benda tersebut akan mengalami
percepatan sudut kecepatan sudut juga dapat diuraikan menjadi komponen
tangensial dan normal (Josephine, 2020). Kecepatan sudut dirumuskan
sebagai berikut:
𝑣
𝜔= (7)
𝑟
Perubahan nilai 𝜔 akan menimbulkan percepatan sudut (𝛼) dan
dalam hal ini tidak ada perubahan arah karena benda tentunya hanya
berputar ke satu arah saja tidak bolak-balik secara terus-
menerus (Sakin, 2021). Untuk percepatan sudut dapat dituliskan sebagai
berikut.
𝑎
𝛼=𝑟 (8)
C. Alat dan Bahan
a. Silinder pejal berjari-jari r dan R
b. Tali atau benang
c. Beban yang divariasi
d. Stopwatch
e. Mistar
D. Gambar Set Alat

Gambar 1 set alat percobaan


E. Prosedur Percobaan
Menentukan Momen Gaya Akibat Adanya Gaya gesekan pada Sumbu
Putar Cakram tg
1. Menggantungkan pengait beban 5 g pada ujung tali alatgerakrotasi.
2. Memeriksa putaran silinder sedemikian rupa sehingga silinder berputar
dengan kecepatan sudut tetap dengan cara melepaskan beban sehingga
beban bergerak ke bawah.
3. Jika dengan menggunakan beban 5 g silinder masih tetap diam,
tambahkan beban yang tidak terlalu berat ke beban 5 g. Jika perlu
gunakan beban yang cukup ringan, misalkan penjepit kertas sebagai
beban tambahan. Menambahkan penjepit kertas sedemikian rupa
sehingga diperoleh gerak rotasi cakram dengan kecepatan sudut tetap.
Misalkan massa beban itu adalah 𝑚0.
4. Karena massa beban m0 tidak diketahui, maka mengukur berat beban
menggunakan timbangan dan catat hasil pengukuran pada hasil
pengamatan di bawah.
5. Hitung momen gaya yang diakibatkan oleh gaya gesekan menggunakan
persamaan 𝜏 = 𝜏 𝑇 = 𝑟. 𝑇 = 𝑟(𝑚0 𝑔). Mencatat hasil perhitungan pada
hasil pengamatan di bawah untuk dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh pada percobaan bagian II berikutini. Menentukan Kecepatan
Sudut dan Percepatan Sudut
6. Mengganti beban yang lebih berat dari beban yang digunakan pada
percobaan bagian pertama. Memisalkan menggunakan beban bermassa
50 gram.
7. Menggantung beban tersebut pada ujung tali dan atur posisi beban
sedemikian rupa sehingga ujung bawah beban berada pada ketinggian h
cm di atas lantai. Mengukur ketinggian h tersebut menggunakan pita
meter dan catat hasil pengukuran. Menahan beban pada ketinggian
tersebut.
8. Melepaskan beban dan segera menghidupkan stopwatch setelah beban
dilepaskan.
9. Mematikan stopwatch ketika beban menyentuh lantai.
10. Membaca waktu yang terukur pada stopwatch dan catat hasilnya pada
tabel.
11. Mengulangi langkah 6 sampai 10 di atas sebanyak n kali (misalkan
sampai 5 kali percobaan, n = 5) dan mencatat hasilnya pada kolom yang
sesuai pada tabel
12. Menambah beban 50 gram pada penggantung beban dan ulangi langkah
6 sampai 11di atas.
13. Menghitung waktu tempuh rata-rata untuk masing-masing berat beban
dengan persamaan 𝑡 = 𝑡1+𝑡2+𝑡3+⋯+𝑡𝑛 𝑛 dan mencatat hasil
perhitungan pada kolom yang sesuai pada tabel di bawah.
14. Menambah beban 50 gram pada penggantung beban dan ulangi langkah
6 sampai 11 di atas.
15. Menghitung kecepatan gerak translasi beban menggunakan persamaan
5. dan mecatat hasil perhitungan pada tabel di bawah.
16. Menghtung percepatan translasi menggunakan hasil pada langkah 15 di
atas dan persamaan 6 dan mencatat hasil perhitungan pada tabel.
17. Menghitung percepatan rotasi α menggunakan hasil pada langkah 16
diatas dan persamaan 8 dan mencatat hasil perhitungan pada tabel.
18. Menghitung besar momen gaya untuk masing-masing beban
menggunakan persamaan 𝜏 𝑇 = 𝑟 𝑇 dan melengkapi tabel di bawah.
19. Membuat grafik antara momen gaya τ dan percepatan rotasi α pada
kertas grafik di bawah. Menentukan persamaan garis untuk kurva
momen gaya vs percepatan rotasi.
20. Menentukan gradien grafik untuk mendapatkan momen inersia silinder,
misalkan nilai ini sebagai 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛.
21. Menentukan juga perpotongan grafik pada sumbu y untuk mendapatkan
nilai momen gaya akibat adanya gaya gesekan tg .
22. Mengukur jari-jari silinder R dan massa silinder M. Hitung momen
inersia silinder pejal menggunakan persamaan 3, misalkan nilaini
sebagai ITeori.
23. Membandingkan nilai momen inersia silinder hasil percobaan
𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 (langkah percobaan 20) dengan momen inersia silinder
dari perhitungan teori Iteori (langkahPercobaan22)
F. Data Percobaan
• Jari-jari Cakram baja R = 0.1 m
• Jari-jari Cakram Plexiglass r = 0,025 m
• Massa Total Cakram M = 3 kg
• Massa beban untuk gerak rotasi kecepatan tetap 𝑚0 = 0,05 kg
Tabel 1. Data Percobaan

Beban (kg) m 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25

Jarak/tinggi (m) h 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

𝒕𝟏 02,96 02,05 01,68 01,54 01,32

𝒕𝟐 02,89 02,04 01,68 01,57 01,15


Waktu (s)
𝒕𝟐 02,88 02,04 01,59 01,55 01,19

𝒕𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 02,91 02,043 01,65 01,55 01,22

Kecepatan 𝒗 = 𝟐𝒉/𝒕 0.69 0,98 1,21 1,29 1,64

Kecepatan sudut 𝝎 = 𝒗/𝒓 27,60 39,20 48,40 62,00 65,60

Percepatan 𝒂 = 𝒗/𝒕 0,24 0,48 0,73 0,83 1,34

Percepatan 𝜶 = 𝒂/𝒓 9,60 19,20 29,20 33,20 53,60


sudut

Tegangan tali T = m(g-a) 0,478 0,932 1,361 1,794 2,115

Momen gaya 𝝉 0,012 0,023 0,034 0,045 0,053

• Nst mistar = 0,001 m


• Nst stopwatch = 0,01 s
• Nst neraca = 1 g
G. Analisis Data
Untuk menganalis data percobaan gerak rotasi ini digunakan metode
deviasi rata-rata dalam menentukan ketidakpastian dari waktu rata-rata
(𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ) melalui persamaan berikut:
Σ𝑡𝑖
𝑡̅ =
𝑛
Σ(t i − 𝑡̅)2
𝑆̅𝑡 = √
𝑛(𝑛 − 1)
Dengan perhitungan ketidakpastian relatifnya
𝑆̅𝑡
𝑅𝑡 = × 100%
𝑡̅
Selanjutnya rumus matematis untuk mencari kecepatan sudut,
percepatan sudut, momen gaya dan momen inersia. Untuk mencari
kecepatan sudut menggunakan rumus
𝑣 2ℎ
𝜔= =
𝑟 𝑡𝑟
Untuk mencari percepatan sudut:
𝑎 𝑣 2ℎ
𝛼= = = 2
𝑟 𝑡𝑟 𝑡 . 𝑟
Untuk mencari momen gaya 𝑚0
𝜏 = 𝑟. 𝑇 = 𝑟(𝑚0 . 𝑔)
Untuk mencari momen gaya 𝑚𝑛
𝜏 = 𝑟. 𝑇 = 𝑟. 𝑚. (𝑔 − 𝑎)
Mencari momen inersia menerapkan rumus
1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝑀𝑅 2
2
1. Perhitungan waktu
a. Massa 0,05 kg
Percobaan 1 𝑡𝑖 (𝑠) (𝑡𝑖 − 𝑡̅) 𝑠 (𝑡𝑖 − 𝑡̅)2
1 2,96 0,050 0,0025
2 2,89 -0,020 0,0004
3 2,88 -0,030 0,0009

Σ𝑡𝑖 2,96+2,89+2,88
𝑡̅ = = = 2,910 𝑠
𝑛 3
i Σ(t −𝑡̅)2 0,00004+0,00001+0,00001
𝑆𝑡̅ = √ 𝑛(𝑛−1) =√ = 0,0252
3(3−1)
̅̅̅
𝑆𝑡 0,0252
𝑅𝑡 = × 100% = | 2,910 | × 100% = 0,8648% (4𝐴𝑃)
𝑡̅
Maka, didapatkan hasil pengukurannya
𝑡̅1 = (2,910 ± 0,0252)s
dengan ralat relatif sebesar 0,8648% (4AP)

b. Massa 0,10 kg
Percobaan 1 𝑡𝑖 (𝑠) (𝑡𝑖 − 𝑡̅) 𝑠 (𝑡𝑖 − 𝑡̅)2
1 2,05 0,007 0,000044
2 2,04 -0,003 0,000009
3 2,04 -0,003 0,000009

Σ𝑡𝑖 2,05+2,04+2,04
𝑡̅ = = = 2,043 𝑠
𝑛 3
i Σ(t −𝑡̅)2 0,000044+0,000009+0,000009
𝑆𝑡̅ = √ 𝑛(𝑛−1) =√ = 0,0032
3(3−1)
̅̅̅
𝑆𝑡 0,0032
𝑅𝑡 = × 100% = |2,0430| × 100% = 0,1542% (4𝐴𝑃)
𝑡̅
Maka, didapatkan hasil pengukurannya
𝑡̅2 = (2,043 ± 0,0032)s
dengan ralat relatif sebesar 0,1548% (4AP)

c. Massa 0,15 kg
Percobaan 1 𝑡𝑖 (𝑠) (𝑡𝑖 − 𝑡̅) 𝑠 (𝑡𝑖 − 𝑡̅)2
1 1,68 0,030 0,00090
2 1,68 -0,030 0,00090
3 1,59 -0,060 0,00360

Σ𝑡𝑖 1,68+1,68+1,59
𝑡̅ = = = 1,650 𝑠
𝑛 3
i Σ(t −𝑡̅)2 0,00090+0,00090+0,00360
𝑆𝑡̅ = √ 𝑛(𝑛−1) =√ = 0,0300
3(3−1)
̅̅̅
𝑆𝑡 0,0300
𝑅𝑡 = × 100% = | 1,650 | × 100% = 1,82% (3𝐴𝑃)
𝑡̅
Maka, didapatkan hasil pengukurannya
𝑡̅3 = (1,650 ± 0,0300)s
dengan ralat relatif sebesar 1,82% (3AP)

d. Massa 0,20 kg
Percobaan 1 𝑡𝑖 (𝑠) (𝑡𝑖 − 𝑡̅) 𝑠 (𝑡𝑖 − 𝑡̅)2
1 1,54 -0,013 0,000178
2 1,57 0,017 0,000278
3 1,55 -0,003 0,000011

Σ𝑡𝑖 1,54+1,57+1,55
𝑡̅ = = = 1,553 𝑠
𝑛 3
i Σ(t −𝑡̅)2 0,000178+0,000278+0,000011
𝑆𝑡̅ = √ 𝑛(𝑛−1) =√ = 0,0089
3(3−1)
̅̅̅
𝑆𝑡 0,0300
𝑅𝑡 = × 100% = | 1,533 | × 100% = 0,5678% (4𝐴𝑃)
𝑡̅
Maka, didapatkan hasil pengukurannya
𝑡̅4 = (1,553 ± 0,0088)s
dengan ralat relatif sebesar 0,5678% (4AP)

e. Massa 0,25 kg
Percobaan 1 𝑡𝑖 (𝑠) (𝑡𝑖 − 𝑡̅) 𝑠 (𝑡𝑖 − 𝑡̅)2
1 1,32 0,100 0,01000
2 1,15 -0.070 0,00490
3 1,19 -0,030 0,00090

Σ𝑡𝑖 1,32+1,15+1,19
𝑡̅ = = = 1,220 𝑠
𝑛 3
iΣ(t −𝑡̅)2 0,01000+0,00490+0,00090
𝑆𝑡̅ = √ 𝑛(𝑛−1) =√ = 0,0513
3(3−1)
̅̅̅
𝑆𝑡 0,0513
𝑅𝑡 = × 100% = | 1,220 | × 100% = 4,21% (3𝐴𝑃)
𝑡̅
Maka, didapatkan hasil pengukurannya
𝑡̅5 = (1,220 ± 0,0513)s
dengan ralat relatif sebesar 4,21% (3AP)

2. Menghitung kecepatan sudut, percepatan sudut, momen gaya, dan


momen inersia silinder.
𝑣 2ℎ
a. Kecepatan sudut 𝜔 = 𝑟 = 𝑡𝑟
𝑣 0,69
𝜔1 = 𝑟 = 0,025 = 27,60 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 0,98
𝜔2 = 𝑟 = 0,025 = 39,20 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 1,21
𝜔3 = 𝑟 = 0,025 = 48,40 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 1,29
𝜔4 = 𝑟 = 0,025 = 51,60 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 1,64
𝜔5 = 𝑟 = 0,025 = 65,60 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑎 𝑣 2ℎ
b. Percepatan sudut 𝛼 = = 𝑡𝑟 = 𝑡 2 .𝑟
𝑟
𝑎 0,24
𝛼1 = = 0,0250 = 9,60 𝑟𝑎𝑑2 /𝑠
𝑟
𝑎 0,48
𝛼2 = = = 19,20 𝑟𝑎𝑑2 /𝑠
𝑟 0,0250
𝑎 0,73
𝛼3 = = 0,0250 = 29,20 𝑟𝑎𝑑2 /𝑠
𝑟
𝑎 0,83
𝛼4 = = 0,0250 = 33,20 𝑟𝑎𝑑2 /𝑠
𝑟
𝑎 1,34
𝛼5 = = 0,0250 = 53,60 𝑟𝑎𝑑2 /𝑠
𝑟
c. Momen gaya pada 𝑚0
𝜏𝑚0 = 𝑟. 𝑇 = 𝑟(𝑚0 . 𝑔)
𝜏𝑚0 = 0,025 (0,025 ∙ 9,8) = 0,01 𝑁. 𝑚
d. Momen gaya pada 𝜏𝑚𝑛
𝜏 = 𝑟. 𝑇 = 𝑟. 𝑚. (𝑔 − 𝑎)
𝜏1 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 0,478 = 0,0120 𝑁. 𝑚
𝜏2 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 0,932 = 0,0230 𝑁. 𝑚
𝜏3 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 1,361 = 0,0340 𝑁. 𝑚
𝜏4 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 1,794 = 0,0450 𝑁. 𝑚
𝜏5 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 2,115 = 0,0530 𝑁. 𝑚
e. Momen Inersia Silinder
1 1
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 2 𝑀𝑅 2 = 2 . 3. (0,1)2 = 0,015 𝑘𝑔. 𝑚2
Hubungan antara momen gaya dan percepatan rotasi
Dan untuk analisis grafik hubungan antara momen gaya dengan
percepatan rotasi, menggunakan ralat kuadrat terkecil dalam menentukan
ketidakpastian pada grafik. Pada metode grafik ini percepatan sudut atau 𝛼
dimisalkan sebagai x (𝑥 = 𝛼) dan momen gaya atau 𝜏 dimisalkan sebagai y
(𝑦 = 𝜏) sehingga diperoleh tabel hubungan antara x dan y pada ralat kuadrat
terkecil adalah
Tabel 2. Tabel hubungan antara momen gaya dan percepatan rotasi
dengan menerapkan metode kuadrat terkecil.
No. 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
9,60 0,0120 92,16 0,000144 0,1152
1.
19,20 0,0230 368,64 0,000529 0,4416
2.
29,20 0,0340 852,64 0,001156 0,9928
3.
33,20 0,0450 1102,64 0,002025 1,4940
4.
53,60 0,0530 2872,96 0,002809 2,8408
5.
144,80 0,1670 5288,64 0,006663 5,8844
Σ
20967,04 0,0279 27969713,1 0,0000444 34.6262
Σ2

(Σ𝑦)(Σ𝑥 2 )−(Σ𝑥)(Σ𝑥𝑦)
𝑎̅ = = 0,005687
𝑛(Σ𝑥 2 )−(Σ𝑥)2

𝑛(Σ𝑥𝑦)−(Σ𝑥)(Σ𝑦)
𝑏̅ = 𝑛(Σ𝑥 2 )−(Σ𝑥)2 = 0,000957
1 (Σ𝑥 2 )(Σ𝑦)2 −2(Σ𝑥)(Σ𝑥𝑦)(Σ𝑦)+𝑛(Σ𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √𝑛−2 [Σ𝑦 2 − ] = 0,005236
𝑛(Σ𝑥 2 )−(Σ𝑥)2

(Σ𝑥 2 )
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦 √𝑛(Σ𝑥 2)−(Σ𝑥)2 = 0,005145
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √𝑛(Σ𝑥 2)−(Σ𝑥)2 = 0,000158
𝑆𝑎 0,005145
𝑅𝑎 = × 100% = × 100% = 90%(2𝐴𝑃)
𝑎̅ 0,005687
𝑆𝑏 0,000158
𝑅𝑏 = × 100% = 0,000957 × 100% = 17%(2𝐴𝑃)
𝑏
Jadi, hasil dari perhitungan menggunakan metode kuadrat terkecil
didaptkan nilai 𝑎̅ = 𝜏𝑔 = (0,005687 ± 0,005145) dengan ralat relatif
sebesar 90% (2AP) sedangkan 𝑏̅ = 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = (0,000957 ± 0,000158)
dengan RR sebesar 17% (2AP).
Berikut merupakan grafik hubungan antara momen gaya dan percepatan
rotasi.

Hubungan Percepatan Sudut dengan Momen Gaya


0.06
0.05 y = 0.001x + 0.0057
R² = 0.9242
Momen Gaya
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 10 20 30 40 50 60
Percepatan Sudut

H. Pembahasan
Setelah melakukan praktikum percobaan gerak rotasi, telah
dipelajari mengenai analogi antara gerak translasi dan gerak rotasi. Dalam
praktikum ini juga terdapat beberapa variabel. Untuk variabel kontrol
anatara lain tinggi benda dari awal bergerak hingga jatuh (h); Jari-jari
silinder (R dan r), massa silinder (M) serta percepatan grafitasi (g). Untuk
variabel bebasnya yaitu massa beban (m). Untuk variabel terikatnya yaitu
waktu (t), kecepatan linier (v), kecepatan sudut (𝜔), percepatan linier (a),
percepatan sudut (𝛼), tegangan tali (T) dan momen gaya (𝜏).
Percobaan ini telah dilakukan lima kali variasi data massa dan tiga
kali untuk menentukan besar waktu yang dibutuhkan pada masing masing
variasi massa. Setelah mendapatkan tiga nilai waktu, selanjutkan dihitung
rata-rata waktunya dan didapatkan data sebagai berikut
- 𝑡̅1 = (2,910 ± 0,0252)s dengan ralat relatif sebesar 0,8648% (4AP)
- 𝑡̅2 = (2,043 ± 0,0032)s dengan ralat relatif sebesar 0,1548% (4AP
- 𝑡̅3 = (1,650 ± 0,0300)s dengan ralat relatif sebesar 1,82% (3AP)
- 𝑡̅4 = (1,553 ± 0,0088)s dengan ralat relatif sebesar 0,5678% (4AP)
- 𝑡̅5 = (1,220 ± 0,0513)s dengan ralat relatif sebesar 4,21% (3AP)
Kemudian kami juga menentukan besar kecepatan sudut pada setiap
masing-masing variasi massa. Kecepatan sudut kami dapatkan dari hasil
bagi kecepatan linier dengan jari-jari. Sehingga didapatkan data akhir
sebagai berikut
𝑣 0,69
- 𝜔1 = 𝑟 = 0,025 = 27,60 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 0,98
- 𝜔2 = 𝑟 = 0,025 = 39,20 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 1,21
- 𝜔3 = 𝑟 = 0,025 = 48,40 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 1,29
- 𝜔4 = 𝑟 = 0,025 = 51,60 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 1,64
- 𝜔5 = 𝑟 = 0,025 = 65,60 𝑟𝑎𝑑/𝑠

Setelah itu, dilakukan perhitungan percepatan sudut yang didapatkan


dari hasil bagi percepatan linier dengan jari-jari dan didapatkan
𝑎 0,24
𝛼1 = = 0,0250 = 9,60 𝑟𝑎𝑑 2 /𝑠
𝑟
𝑎 0,48
- 𝛼2 = = 0,0250 = 19,20 𝑟𝑎𝑑 2 /𝑠
𝑟
𝑎 0,73
- 𝛼3 = = 0,0250 = 29,20 𝑟𝑎𝑑 2 /𝑠
𝑟
𝑎 0,83
- 𝛼4 = = 0,0250 = 33,20 𝑟𝑎𝑑 2 /𝑠
𝑟
𝑎 1,34
- 𝛼5 = = 0,0250 = 53,60 𝑟𝑎𝑑 2 /𝑠
𝑟

Dan melakukan perhitungan mengenai momen gaya serta momen inersia


sehingga didapatkan hasil analisis data sebagai berikut

- 𝜏𝑚0 = 0,01 𝑁. 𝑚
- 𝜏1 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 0,478 = 0,0120 𝑁. 𝑚
- 𝜏2 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 0,932 = 0,0230 𝑁. 𝑚
- 𝜏3 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 1,361 = 0,0340 𝑁. 𝑚
- 𝜏4 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 1,794 = 0,0450 𝑁. 𝑚
- 𝜏5 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 2,115 = 0,0530 𝑁. 𝑚

Momen Inersia Silinder 𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 0,015 𝑘𝑔. 𝑚2.


Dari hasil analisis data tersebut dapat dinyataka seiring
bertambahnya massa, nilai waktu akan semakin berkurang. Namun, hal
tersebut tidak terjadi padsa kecepatan sudut, percepatan sudut dan momen
gaya, nilainya akan semakin bertambah seiring bertambahnya massa.

Berdasarkan grafik, seharusnya grafik yang didaptkan meruapakan


grafik linier (lurus). Namun, pada hasil analisis dengan menggunakan
metode kuadrat terkecil, grafik yang didapatkan belum bisa dikatakan
sebagai grafik linier yang tepat. Dari perhitungan grafik ini didapatkan nilai
𝑎̅ = 𝜏𝑔 = (0,005687 ± 0,005145) dengan ralat relatif sebesar 90% (2AP)
sedangkan 𝑏̅ = 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = (0,000957 ± 0,000158) dengan RR sebesar
17% (2AP).
Dan apabila 𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 dibandingkan dengan 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 maka akan
mendapatkan perbandingan 𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 : 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 15,7: 1. Perbandingan ini
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini diakibatkan kesalaham dalam
penggunaan jari jari yang seharusnya dalam perhitungan menggunakan R.
Tetapi, kesalahan ini juga dipengaruhi oleh ketidaktelitiin dan kurang
memahami konsep.
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan untuk menentukan
kecepatan dan percepatan sudut dengan melakukan pengukuran pada
beberapa besaran antara lain waktu yang diperlukan beban untuk mencapai
dasar lantai. Kemudian dalam menentukan momen gaya akibat gesekan
pada poros digunakan grafik hubungan antara momen gaya akibat tegangan
tali terhadap percepatan sudut. Dan selanjutnya untuk perbandingan momen
inersia antara teori dan percobaan menghasilkan persentase perbandingan
yang cukup besar atau tidak sesuai dengan teori, hal tersebut menunjukkan
bahwa hasil dari perhitungan belum sesuai.
Pada percobaan ini juga ditemukan hubungan antara percepatan
sudut dan momen gaya semakin besar percepatan sudut yang dimiliki maka
akan semakin besar momen gaya yang dihasilkan juga karena
berbanding lurus.
J. Daftar Pustaka
Ainiyah, K. (2018). Bedah Fisika Dasar. Sleman: Deepublish.
Eduka, T. T. (2019). Super Modul Fisika Kelas X, XI, XII. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Josephine, N. E. (2020). FISIKA. Surabaya: SMAN 2 Surabaya.
Kua, M. Y., Maing, C. M., Tabun, Y. F., Jibril, A., Setiawan, J., Heriyanto,
L., ... & Dolo, F. X. (2021). Teori dan Aplikasi Fisika Dasar. Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini.
MEKANIKA, T. P. (2022). Modul Praktikum Mekanika. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Rozikin, M. K. (2019). Dinamika Rotasi. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Sakin, T. (2021). Kinematika : Gerak Melingkar. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan .
Susetyo, B. (2022). Mengenal Mekanika dan Penerapannya. CV. Mitra
Cendekia Media.
Lampiran

a. Laporan Sementara

Gambar 1. Laporan Sementara


b. Foto Praktikum + Alat dan Bahan

Gambar 2 Benang Gambar 3 Beban Gambar 4 Silinder


Pejal

Gambar 5 Mistar Gambar 6 Stopwatch

Gambar 7 Dokumentasi
c. Tugas
Menghitung persentase perbedaan kedua nilai momen inersia yang didapatkan
menggunakan persamaan:
Diketahui data 𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 0,015 dan 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 0,000957
|𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 |
= × 100%
1
(𝐼 + 𝐼 )
2 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛

|0,015 − 0,000957|
= × 100%
1
(0,015 + 0,000957)
2

= 176%

Anda mungkin juga menyukai