Disusun oleh:
Offering AB
Kelompok 2
220321601018
SEPTEMBER 2023
PERCOBAAN GERAK ROTASI
A. Tujuan
Melalui percobaan gerak rotasi ini diharapkan kami dapat
menentukan kecepatan sudut, percepatan sudut, momen gaya akibat
gesekan pada poros dan momen inersia silinder. Serta kami dapat
menemukan hubungan momen gaya terhadap percepatan sudut melalui
grafik.
B. Dasar Teori
Pada dasarnya benda dapat bergerak, dalam geraknya benda dapat
bergerak sepanjang lintasan lurus atau berupa kurva yang dikenal dengan
gerak translasi (Kua, 2021). Benda dapat bergerak apabila terdapat gaya
yang mempengaruhi. Gaya 𝐹 menyebabkan benda akan mengalami
percepatan 𝑎 sepanjang garis. Sedangkan, dinamika rotasi sendiri
merupakan ilmu yang membahas mengenai gerak rotasi dengan
memperhatikan faktor penyebab benda berputar yaitu momen gaya (𝜏).
Suatu benda dapat dikatakan mengalami gerak rotasi apabila semua bagian
benda bergerak mengelilinggi poros atau sumbu putarnya (Susetyo, 2022).
Momen gaya atau torsi (𝜏) yang menyebabkan benda dapat mengalami
gerak rotasi merupakan ukuran seberapa besar gaya yang bekerja pada suatu
benda sehingga benda dapat berputar, menyebabkan benda dapat
mengalami percepatan sudut (𝛼). Hubungan antara torsi dengan percepatan
sudut analog dengan hukum Newton II tentang gerak benda yang
dipengaruhi karena adanya gaya yang menyebabkan timbul percepatan
(Rozkin, 2019).
Pada gerak translasi, benda akan bergerak dengan percepatan 𝑎
karena adanya gaya 𝐹, dengan menggunakan hukum Newton kedua maka
dapat dituliskan
𝐹 =𝑚∙𝑎 (1)
dengan 𝑚 mendefinisikan mengenai massa benda. Sama halnya pada gerak
translali, pada gerak rotasi juga mengacu pada hukum Newton kedua.
Dengan torsi dianalogikan sebagai gaya, momen inersia dianalogikan
sebagai massa, dan percepatan sudut dianalogikan sebagai percepatan.
Sehingga dari analogi-analogi itu didapatkan
𝜏 =𝐼∙𝛼 (2)
(Mekanika, 2019)
Pada saat benda mengalami gerak rotasi maka benda akan cenderung
mempertahankan posisinya. Benda memiliki sifat inersia dimana Ketika
benda berotadi maka akan terdapat besaran yang berusaha melawan rotasi
ini jika diawali dengan kondisi diam. Momen Inersia sendiri diartikan
sebagai sifat yang dimiliki oleh sebuah benda dalam mempertahankan
posisinya pada gerak rotasinya, semakin besar nilai momen inersianya maka
benda akan makin sulit berputar atau diputar. Secara matematis momen
inersia dirumuskan sebagai berikut:
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝑀𝑅 2 (3)
Dengan M merupakan massa benda dan R merupakan jari-jari benda atau
jarak benda dari sumbunya (Eduka, 2019).
Pada gerak rotasi juga terdapat besaran-besaran lainnya yaitu
kecepatan linier (𝑣), kecepatan sudut (𝜔), dan besaran yang disebutkan
sebelumnya seperti percepatan (𝑎) dan percepatan sudut (𝛼) (Ainiyah,
2018). Pada kecepatan linier secara matematis dirumuskan
ℎ 𝑣−𝑣0
𝑣̅ = = (4)
𝑡 2
karena benda pada awal kecepatannya 0 maka dapat dituliskan
𝑣 2ℎ
𝑣̅ = 2 ; 𝑣 = 2𝑣̅ = (5)
𝑡
dengan percepatan translasi
𝑣
𝑎=𝑡 (6)
Kecepatan sudut merupakan besaran vektor yang dicetuskan
frekuensi sudut pada suatu benda dan sumbu putarnya. Semakin besar
kecepatan sudut suatu benda maka benda tersebut akan mengalami
percepatan sudut kecepatan sudut juga dapat diuraikan menjadi komponen
tangensial dan normal (Josephine, 2020). Kecepatan sudut dirumuskan
sebagai berikut:
𝑣
𝜔= (7)
𝑟
Perubahan nilai 𝜔 akan menimbulkan percepatan sudut (𝛼) dan
dalam hal ini tidak ada perubahan arah karena benda tentunya hanya
berputar ke satu arah saja tidak bolak-balik secara terus-
menerus (Sakin, 2021). Untuk percepatan sudut dapat dituliskan sebagai
berikut.
𝑎
𝛼=𝑟 (8)
C. Alat dan Bahan
a. Silinder pejal berjari-jari r dan R
b. Tali atau benang
c. Beban yang divariasi
d. Stopwatch
e. Mistar
D. Gambar Set Alat
Σ𝑡𝑖 2,96+2,89+2,88
𝑡̅ = = = 2,910 𝑠
𝑛 3
i Σ(t −𝑡̅)2 0,00004+0,00001+0,00001
𝑆𝑡̅ = √ 𝑛(𝑛−1) =√ = 0,0252
3(3−1)
̅̅̅
𝑆𝑡 0,0252
𝑅𝑡 = × 100% = | 2,910 | × 100% = 0,8648% (4𝐴𝑃)
𝑡̅
Maka, didapatkan hasil pengukurannya
𝑡̅1 = (2,910 ± 0,0252)s
dengan ralat relatif sebesar 0,8648% (4AP)
b. Massa 0,10 kg
Percobaan 1 𝑡𝑖 (𝑠) (𝑡𝑖 − 𝑡̅) 𝑠 (𝑡𝑖 − 𝑡̅)2
1 2,05 0,007 0,000044
2 2,04 -0,003 0,000009
3 2,04 -0,003 0,000009
Σ𝑡𝑖 2,05+2,04+2,04
𝑡̅ = = = 2,043 𝑠
𝑛 3
i Σ(t −𝑡̅)2 0,000044+0,000009+0,000009
𝑆𝑡̅ = √ 𝑛(𝑛−1) =√ = 0,0032
3(3−1)
̅̅̅
𝑆𝑡 0,0032
𝑅𝑡 = × 100% = |2,0430| × 100% = 0,1542% (4𝐴𝑃)
𝑡̅
Maka, didapatkan hasil pengukurannya
𝑡̅2 = (2,043 ± 0,0032)s
dengan ralat relatif sebesar 0,1548% (4AP)
c. Massa 0,15 kg
Percobaan 1 𝑡𝑖 (𝑠) (𝑡𝑖 − 𝑡̅) 𝑠 (𝑡𝑖 − 𝑡̅)2
1 1,68 0,030 0,00090
2 1,68 -0,030 0,00090
3 1,59 -0,060 0,00360
Σ𝑡𝑖 1,68+1,68+1,59
𝑡̅ = = = 1,650 𝑠
𝑛 3
i Σ(t −𝑡̅)2 0,00090+0,00090+0,00360
𝑆𝑡̅ = √ 𝑛(𝑛−1) =√ = 0,0300
3(3−1)
̅̅̅
𝑆𝑡 0,0300
𝑅𝑡 = × 100% = | 1,650 | × 100% = 1,82% (3𝐴𝑃)
𝑡̅
Maka, didapatkan hasil pengukurannya
𝑡̅3 = (1,650 ± 0,0300)s
dengan ralat relatif sebesar 1,82% (3AP)
d. Massa 0,20 kg
Percobaan 1 𝑡𝑖 (𝑠) (𝑡𝑖 − 𝑡̅) 𝑠 (𝑡𝑖 − 𝑡̅)2
1 1,54 -0,013 0,000178
2 1,57 0,017 0,000278
3 1,55 -0,003 0,000011
Σ𝑡𝑖 1,54+1,57+1,55
𝑡̅ = = = 1,553 𝑠
𝑛 3
i Σ(t −𝑡̅)2 0,000178+0,000278+0,000011
𝑆𝑡̅ = √ 𝑛(𝑛−1) =√ = 0,0089
3(3−1)
̅̅̅
𝑆𝑡 0,0300
𝑅𝑡 = × 100% = | 1,533 | × 100% = 0,5678% (4𝐴𝑃)
𝑡̅
Maka, didapatkan hasil pengukurannya
𝑡̅4 = (1,553 ± 0,0088)s
dengan ralat relatif sebesar 0,5678% (4AP)
e. Massa 0,25 kg
Percobaan 1 𝑡𝑖 (𝑠) (𝑡𝑖 − 𝑡̅) 𝑠 (𝑡𝑖 − 𝑡̅)2
1 1,32 0,100 0,01000
2 1,15 -0.070 0,00490
3 1,19 -0,030 0,00090
Σ𝑡𝑖 1,32+1,15+1,19
𝑡̅ = = = 1,220 𝑠
𝑛 3
iΣ(t −𝑡̅)2 0,01000+0,00490+0,00090
𝑆𝑡̅ = √ 𝑛(𝑛−1) =√ = 0,0513
3(3−1)
̅̅̅
𝑆𝑡 0,0513
𝑅𝑡 = × 100% = | 1,220 | × 100% = 4,21% (3𝐴𝑃)
𝑡̅
Maka, didapatkan hasil pengukurannya
𝑡̅5 = (1,220 ± 0,0513)s
dengan ralat relatif sebesar 4,21% (3AP)
(Σ𝑦)(Σ𝑥 2 )−(Σ𝑥)(Σ𝑥𝑦)
𝑎̅ = = 0,005687
𝑛(Σ𝑥 2 )−(Σ𝑥)2
𝑛(Σ𝑥𝑦)−(Σ𝑥)(Σ𝑦)
𝑏̅ = 𝑛(Σ𝑥 2 )−(Σ𝑥)2 = 0,000957
1 (Σ𝑥 2 )(Σ𝑦)2 −2(Σ𝑥)(Σ𝑥𝑦)(Σ𝑦)+𝑛(Σ𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √𝑛−2 [Σ𝑦 2 − ] = 0,005236
𝑛(Σ𝑥 2 )−(Σ𝑥)2
(Σ𝑥 2 )
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦 √𝑛(Σ𝑥 2)−(Σ𝑥)2 = 0,005145
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √𝑛(Σ𝑥 2)−(Σ𝑥)2 = 0,000158
𝑆𝑎 0,005145
𝑅𝑎 = × 100% = × 100% = 90%(2𝐴𝑃)
𝑎̅ 0,005687
𝑆𝑏 0,000158
𝑅𝑏 = × 100% = 0,000957 × 100% = 17%(2𝐴𝑃)
𝑏
Jadi, hasil dari perhitungan menggunakan metode kuadrat terkecil
didaptkan nilai 𝑎̅ = 𝜏𝑔 = (0,005687 ± 0,005145) dengan ralat relatif
sebesar 90% (2AP) sedangkan 𝑏̅ = 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = (0,000957 ± 0,000158)
dengan RR sebesar 17% (2AP).
Berikut merupakan grafik hubungan antara momen gaya dan percepatan
rotasi.
H. Pembahasan
Setelah melakukan praktikum percobaan gerak rotasi, telah
dipelajari mengenai analogi antara gerak translasi dan gerak rotasi. Dalam
praktikum ini juga terdapat beberapa variabel. Untuk variabel kontrol
anatara lain tinggi benda dari awal bergerak hingga jatuh (h); Jari-jari
silinder (R dan r), massa silinder (M) serta percepatan grafitasi (g). Untuk
variabel bebasnya yaitu massa beban (m). Untuk variabel terikatnya yaitu
waktu (t), kecepatan linier (v), kecepatan sudut (𝜔), percepatan linier (a),
percepatan sudut (𝛼), tegangan tali (T) dan momen gaya (𝜏).
Percobaan ini telah dilakukan lima kali variasi data massa dan tiga
kali untuk menentukan besar waktu yang dibutuhkan pada masing masing
variasi massa. Setelah mendapatkan tiga nilai waktu, selanjutkan dihitung
rata-rata waktunya dan didapatkan data sebagai berikut
- 𝑡̅1 = (2,910 ± 0,0252)s dengan ralat relatif sebesar 0,8648% (4AP)
- 𝑡̅2 = (2,043 ± 0,0032)s dengan ralat relatif sebesar 0,1548% (4AP
- 𝑡̅3 = (1,650 ± 0,0300)s dengan ralat relatif sebesar 1,82% (3AP)
- 𝑡̅4 = (1,553 ± 0,0088)s dengan ralat relatif sebesar 0,5678% (4AP)
- 𝑡̅5 = (1,220 ± 0,0513)s dengan ralat relatif sebesar 4,21% (3AP)
Kemudian kami juga menentukan besar kecepatan sudut pada setiap
masing-masing variasi massa. Kecepatan sudut kami dapatkan dari hasil
bagi kecepatan linier dengan jari-jari. Sehingga didapatkan data akhir
sebagai berikut
𝑣 0,69
- 𝜔1 = 𝑟 = 0,025 = 27,60 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 0,98
- 𝜔2 = 𝑟 = 0,025 = 39,20 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 1,21
- 𝜔3 = 𝑟 = 0,025 = 48,40 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 1,29
- 𝜔4 = 𝑟 = 0,025 = 51,60 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑣 1,64
- 𝜔5 = 𝑟 = 0,025 = 65,60 𝑟𝑎𝑑/𝑠
- 𝜏𝑚0 = 0,01 𝑁. 𝑚
- 𝜏1 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 0,478 = 0,0120 𝑁. 𝑚
- 𝜏2 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 0,932 = 0,0230 𝑁. 𝑚
- 𝜏3 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 1,361 = 0,0340 𝑁. 𝑚
- 𝜏4 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 1,794 = 0,0450 𝑁. 𝑚
- 𝜏5 = 𝑟. 𝑇 = 0,025 ∙ 2,115 = 0,0530 𝑁. 𝑚
a. Laporan Sementara
Gambar 7 Dokumentasi
c. Tugas
Menghitung persentase perbedaan kedua nilai momen inersia yang didapatkan
menggunakan persamaan:
Diketahui data 𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 0,015 dan 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 0,000957
|𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 |
= × 100%
1
(𝐼 + 𝐼 )
2 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
|0,015 − 0,000957|
= × 100%
1
(0,015 + 0,000957)
2
= 176%